A. PENDAHULUAN
Metode Total Plate Count (TPC) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam satu sample atau sediaan, metode ini
biasanya juga disebut degan metode ALT (Angka Lempeng Total). TPC memberikan
gambaran tentang kualitas dan hygiene suatu bahan secara keseluruan, akan tetapi metode
ini memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengidentifikasi sumber kontaminasi
bakteri. Prinsip dari metode ini adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih
hidup pada medium, kemudian mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung, selanjutnya akan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop (Nunik & Junianto, 2012).
Metode TPC merupakan metode yang paling sensitif dalam menentukan jumlah
mikroorganisme karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut : (Lud, 2010).
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang
terbentuk berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan mikroba yang
spesifik
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, metode TPC juga mempunyai
kekurangankekurangan seperti :
1. Hasil perhitungan percobaan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang
sebenarnya karena beberapa sel yang terdekat kemungkinan membentuk satu sel
koloni
2. Faktor persiapan medium dan inkubasi yang tidak sama dapat menghasilkan
jumlah mikroba yang berbeda.
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak, jelas dan tidak menyebar
4. Diperlukan waktu untuk beberapa tahap persiapan dan inkubasi yang lama
sehingga koloni mikroba dapat tumbuh dan dihitung.
Metode TPC (hitung cawan) dibedakan menjadi dua cara, yakni metode tuang (pour
plate) dan metode permukaan (surface/spread plate). Kedua metode tersebut dapat
dibedakan dari tahap awal penggunaan media agar dan tidak menggunakan media agar ,
yaitu pada metode tuang sample tahapan awal yang dilakukan adalah pengenceran
sample yang kemudian dimasukkan kedalam cawan petri. Sedangkan metode permukaan
terlebih dahulu harus membuat medium, kemudian menuang sample pada cawan petri
dan membiarkan membeku (Lud, 2010).
Pola pertumbuhan mikroba umumnya ditunjukkan dengan kurva pertumbuhan. Kurva
pertumbuhan merepresentasikan keseluruhan siklus pertumbuhan bakteri, termasuk fase
lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian (Madigan dkk, 2012).
B. TUJUAN
Menghitung pertumbuhan mikroorganisme dengan tenknik penghitungan mikroba
menggunakan metode TPC (Total Plate Count) dan juga dengan menentukan fase-fase
pertumbuhannya
C. PROSEDUR KERJA
1. Diambil sebanyak 1 ml dengan 4 kali pengulangan, lalu diamati dengan
mikroskop dengan mikrometer. Pada uji petik diberi jeda selama 120 menit
sebanyak 12 kali kemudian jika terbukti terjadi, maka dalam 24 jam akan
didapatkan sampling
2. Dihitung individu dari jam ke 1-12 dan buat dalam bentuk tabel
3. Dibuat tabel dari hasil tabel tersebut lalu dikonversikan pada bentuk grafik
4. Ditentukan zonasi jam keberapa fase lag, fase eksponensial, fase stasioner, dan
fase kematian
Tabel Pertumbuhan
No Jam Jumlah
1 1 Jam 30
2 2 Jam 31
3 3 Jam 34
4 4 Jam 49
5 5 Jam 57
6 6 Jam 68
7 7 Jam 71
8 8 Jam 73
9 9 Jam 65
10 10 Jam 58
11 11 Jam 48
12 12 Jam 34
71 73
70 68
65
60 58
57
50 49 48
jumlah
40
34 34
30 30 31
20
10
0
jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 5 jam 6 jam 7 jam 8 jam 9 jam 10 jam 11 jam 12
Berdasarkan grafik fase pertumbuhan diatas, pada jam ke-1 sampai jam ke-3
termasuk dalam fase lag. Lalu pada jam ke-3 sampai jam ke-6 merupakan fase
eksponensial karena terjadi pertumbuhan secara pesat dan setiap sel populasi membelah
menjadi dua, pada jam ke 6- sampai jam ke-8 merupakan fase stationer karena
pertumbuhan mulai stabil, pada jam ke-8 sampai jam ke-12 meruupakan fase kematian
karena terjadi angka kematian yang lebih besar daripada angka pertumbuhan.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa, bakteri dapat
dihitung dengan menggunakan metode TPC (Total Plate Count) sesuai dengan
pengencerannya, tetapi pengenceran yang paling optimal ialah pengenceran yang ke 3x
karena koloninya terdapat dalam rentang 25-250.
Fase pertumbuhannya terbagi menjadi beberapa fase yaitu; fase lag, fase
eksponensial, fase stasioner, dan fase kematian.
Bakteri ini dihitung dengan menggunakan metode ALT (Angka Lempeng Total)
sesuai dengan pengencerannya, tetapi pengenceran yang paling optimal ialah
pengenceran yang ke 3x karena koloninya terdapat dalam rentang 25-250.
F. DAFTAR PUSTAKA
Nunik, P., dan Junianto., 2012. Karakteristik Bakteri Caviar Nilem Dalam
Perendaman Campuran Larutan Asam Asetat Dengan Larutan Garam. Jurnal Perikanan
dan Kelautan, Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 171-175
Waluyo Lud., 2010. Tehnik Dasar Mikrobiologi. Malang: Universitas
Muhammadiyah
D. P. Madigan, M. T., Martinko, J. M., Stahl, D., dan Clark., 2012. Brock Biology of
Microorganisms (13th Edition). New York: Pearson