Anda di halaman 1dari 9

Topik: Demokrasi, Agama dan Masyankat Madani, M.

Dawam Rahaijo

Demokrasi, Agama dan


Masyarakat Madani
M. Dawam Raharjo

As a worldwide actual issue, nowadays, the consept of civil society has been
popular in a lot of countries, especially in Asia, in Latin America Military regihries,
and in Europe. In Indonesia, the discussion of the subject has moved into substansial
area involving the form of civil society that can be established. There are least
three models of the concept: firstly, civil society is only an interim form, because it
may be destructed," and in tiirn be demobilished by the power. Secondly, because
the state is merely a manifestation of the civil society and the function of the state
•only to serve greedly persons, the state will be destroyed by the proletar revolution.
Thirdly, civil society will be used by the hegemony holder, at the same will be used
by the hegemony holder, but at the same time it will ethically function to educate
people. Nevertheless, whatever the models, it should be an ethical society that
progressively achieve a great civilization.

Berbagal pemlkiran yang dilontarkan


akhir-akhir ini di seputar civil society,
rebak di Rusia pada dasawarsa '80-an. Kon
sep masyarakat sipil sendiri di Indonesia
—^yang dl Indonesia telah dlteijemah- adalah sebuah istilah asing atau baru, yang
kan menjadi "masyarakat sipil" atau "ma ditanggapi dengan penuh kecurigaan, ka-
syarakat madani" itu—, sebenarnya meru- rena pengertian "sipil" itu dikesankan
pakan imbas dari perkembangan pemlkiran berkaitan dan tandingan dari "millter",yang
yang terjadi di dunia Barat, khususnya di dalam masyarakat hadir dalam bentuk dwi-
negara-negara Industri maju di Eropa Ba fungsi ABRl.
rat dan Amerika Serikat, dalam perhatian Dalam masyarakat Barat, civilsociety
mereka terhadap perkembangan ekonomi, sebenarnya adalah konsep lama yang dilu-
politik dan sosial-budaya dl bekas Uni So pakan.la mulai bangkit atau diungkap lagi
viet dan Eropa "Hmur. Namun di kawasan dalam kaitannya dengan perkembangan
bekas Blok Sosialis yang sedang diianda masyarakat di Eropa Timur di bawah rezim
badai liberalisasi dan demokratisasi itu, ber sosialis. Para sarjana di Barat mula-mula
bagal kalangan akademisi juganiulai terta- rpelihat konsep itudalam gejala pergerakan
rik untuk membicarakan konsep lama ini. Serikat Buruh Solldaritas yang bangkit me-
Dl Indonesia, —dalam kaitannya dengan lawan negara. Dalam sistem sosialis, keha-
konsep masyarakat sipil ini—, kita lebih diran dan peranan negara sangat kuat. Di
banyak berbicara mengenai demokratisasi mana negara sangat kuat dan mendominasi
politik atau liberalisasi ekonomi, semacam kehidupan individu dan masyarakat, maka
glasnots dan peresfro/ka seperti yang me- sulitdibayangkan adanya apa yang disebut

UMSIA ND. 39/XXn/niff999 25


Topik: Demokrasi, Agamadan Masyarakat Madani, M. Dawam Rahaijo

civil society. Tetapi dalam realltas, serikat merlntah yang totaliterituagaknya memang
buruh ternyata cukup kuat dan berperan tidak mampu menemu-kenaii tumbuhnya
sebagal masyarakat sipil berhadapan de- masyarakat sipll sebagalmana yang dapat
ngan negara. Dan akhimya, serikat buruh dilihat dl negara-negara demokrasi-liberal.
itu ternyata mampu menumbangkan rezim Serikat buruh, yang diharapkan mendukung
yang begitu kuat. Setelah pemerintahan pemerlntah itu, ternyata justru berkembang
tumbang, Lech Walensa, pemimpin Serikat menjadi rnasyarakat sipil. Dalam kasus Po
BuruhSolidaritas itu, bahkan diangkat men- landia, kesadaran sipil itu tumbuh dari ma
jadi Kepala Negara yang baru. syarakat Katholik yang kuat. Gereja Ka
Dalam teori perjuangan kelas Marx, bu tholik ternyata juga mampu mengartikulasi-
ruh dan para penganggurakan melakukan kan kepentingan dan aspirasi rakyat, dan
pemberontakan melawan domlnasi kaum karena itu menjadi sebuah lembaga dalam
borjuls. Tetapi dalam'kasus Polandia, rezim masyarakat sipll.
sosialis justru mendapat perlawanan dari Di Polandia, kita bisa menengok ke-
kelas buruh. Padahal, rezim sosialis me- pada gereja dan umat beragama. Tetapi
merintah atas nama kelas buruh dan kaum bagalmana jlka kita melihat di negara- ne
borjuis dianggap tidak ada. gara lain, misalnya di Unl Soviet, Cekos-
Menarik untuk diamati bahwa Polan lovakia atau RRC? Apakah peranan Gereja
dia adalah sebuah negara yang mayoritas Yunani Ortodokssama kuatnyadengan Ge
penduduknya beragama Katholik yang taat. reja Katholikdi Polandia? Ternyata proses
Tidak kebetulan bahwa Sri Paus yang liberallsasi ekonomi dan demokratisasi po-
sekarang menduduki tahta Vatican, adalah lltik yang terjadi di Rusia itu cukup kuat
seorang rohanlawan yang berasal dari Po juga. Jika yang menggerakkan adalah ma
landia. Rupanya, di negara yang sikap pe- syarakat sipil, bagaimana bentuk dan struk-
merlntahnya sangat kuat anti-agama itu, tur masyarakat sipil Itu? Masyarakat Sipil
agama Katholikternyata mampu bertahan. dl RRC mungkin lemah atau tidak tampak.
Di baiik organisasi dan gerakan buruh, ber- Karena Itulah maka proses demokratisasi
diri kekuatan sosial gereja. Lebih dari Itu, politik di situ mengalami kegagalan, seti-
fondasi serikat buruh itu adalah umat ber dak-tidaknya jauh ketlnggalan dibanding
agama yang telah tumbuh menjadi kekuat dengan proses liberalisasi ekonomlnya.
an rakyat {people's power). Dalam kasus Dalam kasus Polandia, agama menja
Polandia, sullt kita berbicara mengenai ke- di Ibu dari atau paling tidak memangku
sadaran kelas {class counsciuosness) pa- kelahiran masyarakat sipil. Dl negara-ne
da kaum buruh, karena dalam sistem Itu gara lain, kedudukan dan peranan agama
tidak dikenal kelas kapitalis. Yang lebih kurang nampak. Dalam kasus negara so
nampak adalah kesadaran agama yang ter sialis lain, agama justru mengalami marji-
nyata mampu mengatasi kesadaran kelas. nalisasi. Namun, masyarakat sipil mung
Gerakan kemasyarakatan {social mo- kin pula tumbuh. Pertanyaannya adalah,
vement) adalah bagian yang esenslal dan apakah kehadiran agama membuat perbe-
merupakan pertanda kehadiran masyarakat daan dalam derajat kekuatan suatu masya
sipll. Karena Itu kita bisa menarik kesim- rakat sipll?
pulan, dalam sistem komunispun, sebuah
masyarakat sipll bisa tumbuh, walaupun Arkeologi Konsep
ia tumbuh sebagai kekuatan reaksi atau Secara harfiah, civil society itu sendiri
anti-tesis terhadap dominasi negara. Pe- adalah terjemahan dari istilah Latin, civilis

26 UMSIA ND. 39/XXni/in/J99P


Topik: Demokrasi, Agama dan MasyarakatMadani, M. Dawam Rahaijo

societas, mula-mula dipakai oleh Cicero sep yang dikemukakan oleh Rousseau, se
(106-43 S.M), ~ seorang orator dan pu- orang filsuf sosial Francis abad ke-18. Da
jangga Roma yang pengertiannya lam perjanjian kemasyarakatan tersebut
mengacu kepada gejala budaya perorangan anggota masyarakat telah menerima sua
dan masyarakat. Masyarakat sipl! disebut- tu pola perhubungan dan pergaulan bersa
nya sebagal sebuah masyarakat politik (po ma. Masyarakat seperti ini membedakan
litical society) yang memlliki kode hukum diri dari keadaan aiami dari suatu masya
sebagal dasar pengaturan hidup. Adanya rakat.
hukum yang mengatur pergaulan antar Dalam konsep Locke dan Rousseau
indivldu menandai keberadaban suatu jenis belum dikenal pembedaan antara masya
masyarakat tersendirl. Masyarakat seperti rakat sipil dan negara. Karena negara, leblh
Itu, dl zaman dahulu adalah masyarakat khusus lagi, pemerintah, adalah merupakan
yang tinggal dl kota. Dalam kehidupan kota bagian dan salah satu bentuk masyarakat
penghuninya telah menundukkan hidupnya sipil. Bahkan keduanya beranggapan bah
dl bawah satu dan lain bentuk hukum sipll wa masyarakat sipil adalah pemerintahan
(civil/aw) sebagal dasar dan yang menga sipil, yang membedakan diridari masyara
tur kehidupan bersama. Bahkan bisa pula kat alami atau keadaan alami.
dikatakan bahwa proses pembentukan Pembedaan antara masyarakat sipll
masyarakat sipll Itulahyang sesungguhnya .dan negara timbul dari pandangan Hegel
membentuk masyarakat kota. (1770-1831), pemikir Jerman yang banyak
Di zaman modem, Istllah itu diambll menarik perhatlan, yang ditentang dan se-
dan dihldupkan lagi oleh John Locke (1632- kaligusdiikuti oleh Marx. Sama halnya de
1704) dan Rousseau (1712-1778) untuk ngan Locke dan Rousseau, Hegel melihat
mengungkapkan pemikirannya mengenai masyarakat sipilsebagai wilayah kehidup
masyarakat dan politik. Locke umpamanya, an orang-orang yang telah meninggalkan
mendeflnislkan masyarakat sipll sebagal kesatuan keluarga dan masuk ke dalam
"masyarakat politik" (politicalsociety). Pe- kehidupan ekonomi yang kompetitif. Ini
ngertlan tentang gejala tersebut dihadapkan adalah arena, dimana kebutuhan-kebutuhan
dengan pengertlan tentang gejala "otorltas tertentu atau khusus dan berbagai kepen-
patemal" (paternal authority) atau "keadalan tingan perorangan bersaing, yang menye-
alaml" (state of nature) suatu kelompok babkan perpecahan-perpecahan, sehingga
manusia. Girl dari suatu masyarakat sipll, masyarakat sipil itu mengandung potensi
selain terdapatnya tata kehidupan politik besar untuk menghancurkan dirinya. Tapi
yang terikat pada hukum, juga adanya ke di sini, masyarakat sipil, tidak sebagaima-
hidupan ekonomi yang didasarkan pada na halnya pandangan dua pemikir Inggris
sistem uang sebagal alat tukar, terjadinya dan Francis yang terdahulu, bukanlah ma
kegiatan tukar menukar atau perdagangan syarakat politik. Yang dipandang sebagai
dalam suatu pasar bebas, demiklan pula masyarakatpolitik adalah negara. Oleh He
terjadinya perkembangan teknologi yang gel, masyarakat sipil dihadapkan dengan
dipakai untuk mensejahterakan dan me- negara. Agaknya, dari teori Hegel inilah
muliakan hidup sebagai ciri dari suatu ma dikenal dikotomi antara negara dan ma
syarakat yang telah beradab. syarakat (state and society).
Masyarakat politik itu sendiri, adalah Pengertlan tentang masyarakat siplldi
merupakan hasil dari suatu perjanjian ke- atas dibalik oleh Hegel dari pandangan
masyarakatan (social contract), suatu kon- Locke dan Rousseau. Baginya, masyarakat

UMSIAM). i9pOmimii999 27
Topik; Demokrasi,Agama dan Masyarakat Madani, M. DawamRahaqo

sipil itu bukan satu-satunya yang dibentuk antara masyarakat sipil dengan negara di
dalam perjanjian kemasyarakatan {social Iain pihak sebagai berikut:
contract). Dengan perkataan Iain, masya Para pemikir di atas mendasarkan diri
rakat sipil adaiah satu bagian saja dari pada teori State of Nature dari John Locke
tatanan politik {political ordei) secara kese- dan Social Contract dan Rousseau. Beda-
luruhan. Bagian dari tatanari politik yang nya, kedua pemikir Itu mendefinisikan ma
lain adaiah negara {state). Di sini, yang syarakat sipil sebagai masyarakat ekono
dimaksud dengan masyarakat sipil adaiah mi maupun politik, sementara itu Hegel,
perkumpulan merdeka antara orang seo- Marx dan Gramsci, menganggap masya
rang yang membentuk apa yang disebutnya rakat sipil semata-mata sebagai masyara
burgerlische Gesellschaft aiau masyarakat kat ekonomi, sementara itu mereka memi-
borjuls {bourgeois society). sahkan masyarakat politik secara sendiri
Hegel dan para pengikutnya membe- sebagai negara.
dakan masyarakat sipil dari dan berhadap- Barangkall gambar diatas bisa pula di-
an dengan negara. Yang pertama adaiah konfigurasikan secara vertikal, dimana
bentuk perkumpulan yang bersifat spontan negara berada di atas, kehidupan alami di
dan berdasarkan kebiasaan dalam masya bawah, sedangkan masyarakat sipil berada
rakat, tetapi tidak bergantung pada hukum. ditengah-tengah sebagai berikut:
Sedangkan yang kedua adaiah lembaga
hukum dan politik yang mengayomi ma Negara
syarakat secara keseluruhan. {State)
Dari berbagai pandangan di atas, kita
bisa pula membedakan antara gejala ma
syarakat sipil dan masyarakat {society) itu
sendiri. Yang pertama adaiah perkumpul-
an-perkumpulan yang mengandung aspek Masyarakat Sipil
politik. Sedangkan masyarakat merangkum {CivilSociety)
keseluruhan perkumpulan, balk yang terar-
tikulasi secara legal-politis maupun yang
tidak, tetapi diayomi, dalam arti diakui keha-
dirannya dan dilindungi oleh negara. Bahkan
prinsip non-inten/ensi yang meminimalkan Kehidupan Alami
peranan negara dalam kehidupan ekonomi, {State of Nature)
misalnya laissez faire, sebagaimana dika-
takan oleh pemikir Marxis Itali, Gramsci, Untuk lebih jelasnya, masyarakat sipil
memeriukan legalitas dari atau diciptakan adaiah suatu ruang {realm) partisipasi ma
oleh negara sendiri. syarakat dalam perkumpulan-perkumpulan
Dengan teorl Hegel, yang juga mem- sukarela {voluntary associations), media
punyai banyak pengikut, antara lain Marx, massa, perkumpulan profesi, serikat buruh
walaupun la juga memelintir teorl Hegel dan tani, gereja atau perkumpulan-perkum
yang diikutinya itu, maka kita bisa meng- pulan keagamaan yang sering juga disebut
gambarkah hasil perjanjian kemasyara organisasi massa di Indonesia.
katan itu dari kehidupan alami, dalam ben Para filsuf sosial di atas berbeda da
tuk dikotomis, antara masyarakat sipil de lam menilai ruang-ruang kegiatan di atas.
ngan kehidupan alami di satu pihak dan Locke, Rousseau dan Adam Smith cen-

28 UMSIA m. 39/XXniiniH999
Topik: Demokrasi, Agama dan Masyarakat Madani, M. Dawam Rahaijo

derung untuk mengidealisasikan masyara dupan umatmanusia. Sungguhpunbegitu,


kat sipil sebagai hasil perkembangan ma masyarakat sipil mempunyai beberapa ciri
syarakat pada tahap yang leblh majuyang negatif seperti, setiap orang memburu ke-
memiliki kekuatan yang memancar dari da- pentingan dIri sendiri, serakah, hubungan
iam dirinya, berupa rasionalitas yang akan antar orang yang tidak hangat, karena se
menuntun anggota masyarakat ke arah tiap orang berusaha menjaga keamanan
kebaikan umum. Tetapi Hegel mempunyai pribadi. Masyarakat sipilsemacam Ini cen
pandangan yang sebaliknya. Masyarakat derung untuk bergerak ke arah tata kema-
sipil mengandung potensi konfiik di antara syarakatan yang mengikuti prinsip-prinsip-
kepentingan-kepentingan individu yang nya sendiri secara mandiri, dan menjauh
berbeda dan bahkan berbenturan. Bagi He dari nilai-nilal etis yang dituntut oieh hukum
gel, hanya melalui negara saja, kepenting dan perkurrpulan politik.
an-kepentingan umat manusia yang uni Memandang buruk masyarakat sipil,
versal bisa terpelihara dan dicapai. Dengan sebagai masyarakat borjuis tidak berarti
begitu maka Hegel mengidealisasikan ne Marx mengidealisasikan negara. Bagi
gara, sebagai penumbuhan segaia nilai ke Marx, negara tak lain adalah badan pelak-
baikan. sana kepentlngan kaum borjuis. Adaiah
Melalui pandangan ahll hukum Soepo- suatu Ironi, kata Marx, bahwa negara yang
mo, anggota Badan Penyelidik Usaha- dildealisasikan sebagai wadah nilai-nilal uni
usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKl), versal, moral dan cita-cita kemasyarakat-
kita di Indonesia cenderung mengikuti kon- an, ternyata hanya melayani kepentingan
sep Negara-ldeal dari Hegel. Dikombinasi- manusia secara parsial, yakni individu- in
kan dengan konsep integraiistik Mullerdan dividu yang mengejar kepentingan diri sen
monisme Spinosa, kita memandang negara diri secara serakah dan terpisah dari kepen
sebagai penumbuhan niiai-niiai Ideal yang tingan umum. Oleh sebab itu, maka menu-
terangkum daiam Pancasila. Sebaliknya, rut Marx, negara harus dihapuskan, atau
kitajuga cenderung untuk mencurigai ma ,akan diruntuhkan oleh kelas buruh. Ketika
syarakat sipil. Karena itu maka para pe- negara pada akhimya akan lenyap dengan
mimpin yang berkuasa seialu cenderung sendirinya {withering away of the state),
untuk mengintegrasikan masyarakat sipil maka yang tinggai hanyalah suatu masya
• ke daiam negara, seperti "Manunggaling rakat tanpa kelas. Visi ini berlawanan de
Kawulo Ian Gust!'. ngan visi Hegei, karena di masa depan ma
Marx, tampak mengikuti pandangan syarakat sipillah yang akan runtuh dari da-
Hegel, daiam melihat masyarakat sipilse lam, jika negara telah mampu mengayomi
bagai masyarakat borjuis. Bagi Marx, ma seluruh kepentingan masyarakat.
syarakat borjuis mencermlnkan sistem ke- Namun Gramsci, pemula komunisme-
pemilikan modern yang bermuatan niiai ma- Eropa berkebangsaan Itali itu, punya pan
teriaiisme yang kasar, dimana setiap or- dangan yang berbeda, dengan Marx mau
ang mementingkan diri sendiri {egoism) dan pun Hegel. Baginya, masyarakat sipil itu
dimana setiap orang berjuang melawan bukan semata-mata mewadahl kepentingan
yang lain. Daiam masyarakat borjuis, ke- individu, tetapi di dalamnya juga terdapat
dudukan individu paling diutamakan. Sebe- organisasi-organisasi yang berusaha me
narnya, balk Marx maupun Hegel meman layani kepentingan orang banyak. Masya
dang masyarakat sipilsebagai tahap yang rakat sipil juga memiliki potensi untuk bisa
jauh iebih maju daiam perkembangan kehi- mengatur dirinya sendiri secara rasional

\JMSL4 AO. 39p(xnimi1999 29


Topik: Demokrasi, Agama dan Masyarakat Madani, M. Dawam Rahaijo

dan mengandung unsur kebebasan.


Masyarakat Madani
GramscI, berbeda dengan Marx yang
lebih menekankan adanya saling keterkait- Dalam proses terbentuknya masyara
an antara masyarakat sipil dan negara. kat sipil dan negara modern di Eropa Barat
Memang, masyarakat sipil bisa menjadi dan Amerika Utara, negara telah dising-
benteng dari hegemoni kelas borjuls dan kirkan dari arena poiitik dan kenegaraan.
akhlmya menjadi pendukung negara. Tetapi Tentang peranan negara itu sendiri banyak
negara juga memlliki fungsi etis, misalnya timbui kontroversi. Satu versi pandangan
dalam mendidik masyarakat dan menga- mengajukan prinsip non-intervensi dan
rahkan perkembangan ekonomi untuk Iaissezfaire6\ bidang ekonomi, paling tidak
kepentingan masyarakat. Dalam peranan negara yang minimal. Versi yang
penglihatannya, negara bisa memiliki lain menghendaki peranan negara yang
berbagal unsur masyarakat sipil. aktif, dalam memelihara kepentingan- ke
Dengan demikian kita sebenarnya me pentingan yang universal {universal inter
miliki tiga visi mengenai masyarakat sipil ests), mendidik masyarakat, mengarahkan
dan negara. Pertama," kehadiran masyara perkembangan ekonomi, meiindungi hak-
kat sipil hanya bersifat sementara dalam hak asasi manusia, membela kepentingan
perkembangan masyarakat. Karena kecen- keiompok yang iemah atau bahkan aktif
derungannya untuk rusak dari dalam, ma- memberdayakan masyarakat, khususnya
ka pada akhirnya masyarakat sipil akan di kalangan marjinai dalam melakukan par-
ditelan oleh negara, - yakni sebuah negara tisipasi umum.
ideal yang merupakan taraf perkembang Dinegara-negara sedang berkembang
an masyarakat yang tertinggi. Kedua, ka umumnya, pandangan yang dominan adalah
rena negara hanya cerminan saja dari ma sikap Hegelian terhadap negara. DI satu
syarakat sipil dan berfungsi melayani indi- pihak memandang negara sebagai perwa-
vldu yang serakah, maka negara akan di- dahan segala sesuatu yang ideal dan diiain
runtuhkan atau runtuh dengan sendirinya pihak kurang percaya kepada masyarakat
dalam suatu revolusi proletar. Jika negara sipii. Kecenderungan ini, terutama bercer-
lenyap, maka yang tinggal hanya masya min dari pengaiaman Indonesia, dilatar bela-
rakat, yakni suatu masyarakat tanpa kelas. kangi oleh sejarah kolonialnya.
Dan ketlga, vIsi yang melihat bahwa ma Di masa kolonial, khususnya menje-
syarakat sipil tidak saja bisa menjadi ben lang Perang Dunia Kedua, kaum cende-
teng kelas yang memegang hegemoni, da kiawan memainkan peranan penting, balk
lam hal Ini kelas borjuasi, tetapi bisa pula dalam proses pembentukan masyarakat
menjalankan fungsi etis daiam mendidik maupun dalam upaya meruntuhkan negara
masyarakat dan mengarahkan perkem kolonial. Di masa kolonial, proses ter
bangan ekonomi yang meiayani kepenting bentuknya masyarakat sipil berjalan sa-
an masyarakat. Di lain pihak, masyarakat ngat lambat. Tapl, jika kita meiihat ma
sipil sendiri juga terdiri dari organisasi-or- syarakat sipil dari sudut Lockean, Rousse-
ganisasi yang melayani kepentingan umum, auan dan Smithian, yakni sebagai masya
atau memiliki rasionaiitas dan mampu rakat ekonomi dan masyarakat poiitik se-
mengatur dirinya sendiri secara bebas. Bisa kaligus, maka masyarakat sipil yang ber-
terjadi keduanya saling mendukung, dalam corak poiitik iebih cepat berkembang. Di
arti buruk maupun balk dari segi kepen masa kolonial Hindia Belanda, telah tumbuh
tingan umum. berbagal jenis perhimpunan sukarela {vo-

30 UMSIAM). 39pOaTlfmh999
Topik: Demokrasi, Agama dan Masyarakat Madani, M. Dawam Rahaijo

luntary associations), balk yang bercorak Rasyidi, adalah nomokrasi, yakni sebuah
budaya, politik, ekonomi dan keagamaan. negara dan masyarakat yang mengacu ke-
Pada umumnya berdirinya organisasi-orga- padanorma-norma hukum. •---
nisasi Itu, khususnya menjelang Perang Dalam negara integralistik, nilai-nilai
Dunia II, dipeiopori oleh kaum cendekiawan. keagamaan dapat dan bebas untuk diper
Boleh dikatakan, kaum cendekiawan juangkan. Tetapi wujud hasilnya adalah se
bersama-sama dengan ulama, -- yang se- buah hukum nasional. Hanya dalam bi-
ring disebut juga cendekiawan tradisional dang-bidang tertentu saja, misalnya dalam
memegang peranan sentral dan mewar- hukum keluarga, agama Islam diizinkan
nai pembentukan negara. Mereka terpecah untuk diberlakukan secara otonom di ka-
pandangannya, dalam mellhat kedudukan langan umatnya. Tetapi hukum Islam itupun
dan peranan agama dalam negara. Disatu tampil sebagai bagian dari hukum nasional.
pihak, terdapat pendapat yang menghen- Akibatnya, timbul kecenderungan untuk
daki pemisahan agama dan negara. Dan menguasai negara atau memperjuangkan
di lain pihak,- terutama kelompok Islam nilai-nilai yang dianutoleh suatu kelompok
menentang sekularisme, mengingat kuat- agama melalui negara. Misalnya umat Is
nya unsur keagamaan dalam masyarakat, lam memperjuangkan hukum larangan riba
khususnya kaum Muslim, yang pada wak- menjadi bagian dari ULI Perbankan atau
tu itu mencakup lebih dari 90% penduduk. hukum halal-haram ke dalam UU Pangan.
Konsep negara integralistik yang di- Peranan agama yang kuat seperti di
ajukan oleh Soepomo dan dasar negara Indonesia, sangat mendukung cita Nega-
Pancasila, adalah sebuah modus kompro- ra-ldealis. Disini, negara dipandang seba
mi atau mungkin juga sintesa. Dalam mo gai wadah dan sekaligus perwujudan nilai-
dus itu, agama tidak disisihkan peranannya. nilai iuhur yang bersumber pada agama.
Tetapi agama, khususnya agama tertentu, Itulah yang menjelaskan mengapa di Indo
dicegah untuk mewarnai hukum dan ins- nesia, demokrasi diberi predlkat Pancasila.
titusi politik. Sebab, jlka suatu agama di- Karena demokrasi yang dikehendaki ber-
nyatakan sebagai dasar negara, maka co- laku di Indonesia adalah demokrasi untuk
rak negara akan ditentukan oleh kelompok merealisasikan nilai-nilai iuhur Pancasila.
yang memiliki otorltas keagamaan, yang Tapi cita ini cenderung juga menelan
tak lain adalah ulama. atau menenggelamkan keberadaan dan
Dalam konsep negara Integralistik, pe peranan masyarakat sipil. Setidak-tidak-
ranan agama-agama diakui dan dilindungi, nya, Negara-ldeal ini cenderung untuk
bahkan diakui untuk dijadikan acuan dan mengintegrasikan masyarakat sipil dengan
sumber dalam mencari sistem nilai bag! negara, tetapi berakhir dengan lenyapnya,
negara. Tetapi nilai-nilai itu oleh perorangan atau paling tidak marjinalisasi masyarakat
maupun organisasi-organisasi keagamaan sipil.
harus diperjuangkan dalam suatu proses Dalam kaitan ini, pandangan Gramsci
yang demokratis. perlu diperhatikan. la mellhat kehadlran
Misi organisasi-organisasi keagamaan masyarakat sipil bisa bermanfaat atau me-
adalah menciptakan suatu masyarakat etis. rugikan negara, dengan perkataan'lain, bisa
Khusus di lingkungan Islam, corak masya mendukung atau melawan negara'. Bertitik
rakat yang diatur oleh hukum {rule of la\A^ tolak dari pandangan ini, maka perkem-
sangat ditekankan.Cita "Negara Islam" atau bangan masyarakat secara positif bisa di-
."Masyarakat Islam", menurut Mohammad lakukan, baik melalui negara maupun ma-

UMSIA ND. 3P/XXn0Ilf999 31


Topik: Demokrasi, Agama danMasyarakat Madani, M. Dawam Rahaijo

syarakat sipil. Inl mengharuskan kehadiran annya, masyarakat sipil terlebih dahulu la-
masyarakat sipil maupun negara. hir sebelum terbentuknya negara RI. Per-
Tradisi dalam gerakan Islam di Indo kembangan selanjutnya mengemukakan
nesia sebenarnya lebih mengacu kepada peranan negara secara menonjol sebagai
suatu pembentukan masyarakat. Islam agen perubahan. Negara mengalami proses
mengacu kepada integrasi umat atau ma idealisasi. Tetapl seperti dikatakan Grams-
syarakat (Q.s. Ali Imran: 103). Acuan ke ci, negara juga mempunyai peranan dalam
arah integrasi umat ini dipegang terutama pembinaan masyarakat. DI Indonesia, ne
oleh Nahdhatui Uiama (NU). Muhammadi- gara, secara tidak langsung ikut memben-
yah lebih mengacu kepada penciptaan tuk masyarakat sipil. Setidak-tidaknya, me-
masyarakat etis yang progresif menuju ke lalul negara telah mengangkat Individu-indi-
arah keunggulan (Q.s. al Baqarah: 104 dan vidu untuk memasuki masyarakat ekonomi
110). Tap! dalam pandangan NU maupun yang kompetitif. Sementaraitu, tradisigerak
Muhammadiyah, peranan negara diper- an kemasyarakatan, agaknya tidak hilang
lukan. begitu saja, bahkan mengalami revitalisasl.
Dalam perspektif Islam, civil society Organisasi-organisasi kemasyarakatan, me-
lebihmengacu kepada penciptaan peradab- rasa tidak cukup puas dengan peranan ne
an. Kata al din, - yang umumnya diterje- gara. Hal ini ikut menjelaskan gejala lahir-
mahkan sebagai agama berkaitan nya LSM sebagai kekuatan pengimbang
dengan makna altamaddun, atau peradab- dan kekuatan yang memberdayakan ma-
an. Keduanya menyatu ke dalam penger- syarakat-masyarakat marjinal.
tian almadinah yang arti harfiyahnya ada- Di samping tampak menguatnya pe
lah kota. Dengan demiklan, maka civil so ranan negara, kitamelihatpula perkembang-
ciety diterjemahkan sebagai "masyarakat an masyarakat sipil. Tapi kita juga melihat
madani", yang mengandung tiga hal, yakni gejala ketiga, yakni pengintegrasian agama
agama, peradaban dan perkotaan. Di sini, ke dalam negara, sebagai dampak dari pe-
agama merupakan sumber, peradaban ada- laksanaan cita negara integralistik. Ten-
lah prosesnya, dan masyarakat kota ada- densi ini datang dari kedua belah pihak. Di
lah hasilnya. satu pihak, agama tidak mau dan ingin
Sungguhpun begitu, di kalangan umat menghindari konfrontasi dengan negara,
Islam, bisa terjadi perbedaan interpretasi dan jika bisa, memanfaatkan sumberdaya
mengenai masyarakat madani ini. Perbeda negara. Di lain pihak, negara tidak meng-
an tersebut timbul dari perbedaan interpre hendaki timbulnya masyarakat sipil yang
tasi tentang apa yang dimaksud dengan bisa merongrong legitimasi negara.
masyarakat unggul {al khairal ummah). la Namun kecenderungan untuk meman
bisa diartikan sebagai masyarakat sipil, faatkan negara ini bisa menimbulkan per-
bisa pula negara. Tetapl jika kita kemball saingan di antara agama-agama yang bisa
kepada pengertian masyarakat madani, menjadi potensi konflik. Apabila konflik ber-
yang merupakan pemikiran baru di zaman kembang, maka agama, sebagai salah satu
modern ini, maka masyarakat madani men- jenis kepentingan golongan, bisa menga
cakup masyarakat sipil maupun negara. lami proses seperti yang diramalkan Hegel.
Masalahnya adalah mana yang dianggap Oleh sebab itu dialog antar agama meru
primer dan mana yang sekunder. pakan kunci,sebagai pengganti persaingan
Hinggasekarang ini, negara dipandang dan konflik.
sebagai primer, walaupun dalam kenyata- Agama-agama-bisa setuju dalam

32 UMSIANO. 39[xxmimh999
Topik: Demokrasi, Agama danMasyarakat Madani, M. Dawam Rahaijo

menginterpretasikan civil society sebagal membentuk nilai-niiai ideal itu ke dalam wa-
masyarakat madani, yakni sebuah masya dah negara.
rakat etis dan masyarakat yang berbudaya. Namun, kecenderungan Ideallstik dan
Dalam dialog tersebut. agama-agama perlu integraiistik bisa memarginalkan peranan
menemu-kenall apa yang disebut Hegel se agama. Marginalisasi agama berarti penge-
bagal "kepentingan-kepentingan universal" ringan sumber-sumber nilai. Karena itu ni-
umat manusia, dan memperjuangkannya lai-nilai keagamaan perlu dikembangkan de-
secara bersama-sama. Jika pada tingkat ngan memperkuat masyarakat sipil, seba
masyarakat sipil, masalah ini dipecahkan, gai benteng {bastion) kepentingan-kepen
maka negara tidak perlu melakukan inter- tingan dan aspirasi masyarakat, termasuk
vensi yang dampaknya bisa memarjlnali- masyarakat agama, yang kedudukannya
sasikan masyarakat sipil. cukup dominan dalam masyarakat Indo
nesia.
Penutup Tetapi pertarungan kepentingan-kepen
Agama di Indonesia, mengambil pe- tingan sempit kelompok-kelompok agama
ranan panting dalam membentuk masya bisa mengundang intervensi negara yang
rakat sipil, khususnya sebagai masyarakat bisa berdampak marjinalisasi masyarakat
politik. Perkembangan masyarakat sipil ini sipil dan agama itu sendiri. Karena itu ma
ternyata lebih cepat dari pada perkem syarakat sipil perlu terus menerus meme-
bangan masyarakat ekonoml. Sebagal dam lihara rasionalitasnya dan kemampuannya
paknya, peranan negara iebih rnenonjol dan untuk bisa mengatur diri sendiri secara
justru mengambil peran sebagai agen per- mandiri. Mengingat pentingnya agama-aga
ubahan sosial yang berdampak terbentuk- ma, para pemeluk agama-agama perlu me
nya masyarakat sipil, dari art! mencakup lakukan dialog untuk menemukan kepen
masyarakat politik maupun ekonoml. tingan-kepentingan universal umat manusia
Kecenderungan yang dominan di Indo dan sekaiigus memelihara dan mengem-
nesia adalah idealisasi negara, sebagai wa- bangkan fungsi masyarakat sipil.
dah nilai-niiai tertinggl. Perjuangan organi- Guna menghilangkan kesalah pahaman
sasl-organisasi keamanan ikut mendorong berbagai pihak tentang masyarakat sipil,
terbentuknya Negara-ldeai, atau Negara-- mtsalnya diartikan sebagai lawan dari pe-
Integralistik sebagai korhpromi dari konfllk merintahan militeratau sebagai masyarakat
antara sekularisme dan teokrasi. Dalam borjuis, maka yang dimaksud sebagai ma
Negara-ldeai tersebut, agama dicegah un- syarakat sipil di sini adalah masyarakat ma
tuk dominan dalam mewamai corak negara, dani, yakni sebuah masyarakat etis yang
tetapi diberi kesempatan untuk masuk dan progresif menuju kepada terbentuknya per-
adaban yang unggul. •
•••

UMSIAND. 39lXXn/init999 33

Anda mungkin juga menyukai