Anda di halaman 1dari 8

SAINS ATMOSFER DAN

KEPLANETAN

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
DAFTAR ISI

BAB 1...........................................................................................................................................................2
BUMI DAN AWAL MULA KEHIDUPAN..........................................................................................................2
A). Awal Mula Pembentukan Bumi..........................................................................................................2
B). Keragaman Makhluk Hidup di Bumi...................................................................................................3
C). Hotspot Biodiversitas.........................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................4
TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA, GALAKSI, DAN TATA SURYA.........................................................4
A). Teori Pembentukan Alam Semesta....................................................................................................4
Teori Big Bang......................................................................................................................................4
Teori keadaan tetap.............................................................................................................................4
Teori osilasi..........................................................................................................................................4
Teori nebula.........................................................................................................................................5
B). Teori Pembentukan Galaksi................................................................................................................5
Galaksi Dengan Bentuk Elips................................................................................................................5
Galaksi Dengan Bentuk Spiral..............................................................................................................5
Galaksi Dengan Bentuk Tidak Beraturan..............................................................................................6
C). Teori Pembentukan Tata Surya..........................................................................................................6

1
BAB 1
BUMI DAN AWAL MULA KEHIDUPAN
Bumi tidak akan terlepas dari sejarah tentang asal usul kehidupan. Saat Bumi baru saja
terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu, maka belum ada satupun bentuk kehidupan yang muncul,
bahkan saat itu Bumi bukan tempat yang nyaman bagi kehidupan. Setelah melalui evolusi yang
panjang, maka kehidupan di Bumi mulai terbentuk sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Hal ini dapat
diketahui dari struktur batuan kuno yang dikenal sebagai stromatolit. Stromatolit dihasilkan oleh
mikroba yang membentuk selaput mikroba yang dapat memerangkap lumpur. Sampai saat ini
stromatolit masih terus dihasilkan oleh mikroba dan memiliki kemiripan dengan stromatolit
kuno.

Hingga saat ini Bumi menjadi satu-satunya planet layak huni di alam semesta ini. Berbagai
teori diungkapkan oleh ilmuwan tentang awal terbentuknya kehidupan di Bumi. Salah satunya
adalah teori Abiogenesis modern yang dicetuskan oleh Oparin, J.B.S Haldane, Harold Urey, dan
Stanley Miller. Teori tersebut menyatakan bahwa  gas penyusun atmosfer purba dapat
membentuk asam amino dan basa nitrogen yang identik dengan penyusun asam nukleat pada
makhluk hidup. Adanya tegangan listrik tinggi, radiasi UV, dan kondisi alam semesta saat itu
menyebabkan terjadinya reaksi kimia yang membentuk bentuk awal kehidupan. Molekul yang
dihasilkan secara Abiotik disebut protobion yang tidak dapat melakukan reproduksi namun dapat
mempertahankan lingkungan kimia internalnya dari pengaruh lingkungan luar.

A). Awal Mula Pembentukan Bumi

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu melalui akresi dari nebula
matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen
dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini. Sebagian besar
permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan sering bertabrakan dengan benda
angkasa lain. Sebuah tabrakan besar diduga menyebabkan kemiringan sumbu Bumi dan
menghasilkan Bulan. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk kerak padat dan
memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan pertama muncul antara 2,8
dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu,
nan memperkaya oksigen di atmosfer. Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan
mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai lahir sekitar 580 juta
tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami diversifikasi filum besar-besaran
yang sangat cepat. (Gradstein, Ogg, & Smith, 2004)

Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak terbentuk. Organisme terus
berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah seiring perubahan Bumi. Proses tektonik
lempeng memainkan peran penting dalam pembentukan lautan dan benua di Bumi, termasuk
kehidupan di dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan kondisi abiotik
lainnya di planet ini, seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi oksigen, dan penciptaan
tanah.

2
B). Keragaman Makhluk Hidup di Bumi

Milyaran tahun setelah kehidupan pertama terbentuk, maka  makhlu hidup di Bumi telah
bekembang dengan pesatnya, baik jumlah maupun jenisnya. Makhluk hidup di Bumi berevolusi
mengikuti perubahan kondisi geologis Bumi. Hingga saat ini terdapat 17 negara yang dinyatakan
sebagai Megadiversitas yaitu Australia, Kongo, Madagaskar, Afrika Selatan, Indoneia, India,
China, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Brazil, Kolombia, Ekuador, Meksiko, Peru, Amerika
dan Venezuela. Suatu Negara dianggap sebagai negara Megadiversitas jika memiliki luas area
kurang dari 10% luas bumi namun menopang kehidupan 70% spesies bumi.

Para ilmuwan juga belum mampu memastikan seberapa besar keragaman makhluk hidup
di bumi ini. Pada tahun 2016, diperkirakan terdapat 2 milyar hingga 10 milyar spesies makhluk
hidup yang ada di bumi. Namun, hanya 1,6 milyar saja yang sudah dideskripsikan dan 80% lebih
sisanya belum dideskripsikan. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi para Biolog dalam
mengungkap kekayaan Sumber Daya Hayati dunia. Semakin tuanya umur bumi dan ledakan
populasi manusia yang sangat besar  menyebabkan beberapa spesies terancam kelangsungan
hidupnya.

C). Hotspot Biodiversitas

Hotspot biodiversitas adalah suatu area yang memiliki keragaman biodivesitas tinggi
namun memiliki potensi terancam kepunahan yang tinggi. Hingga saat ini terdapat 36 hotspot
biodiversitas di bumi yang memegang peranan penting dalam mempertahankan keberlansungan
kehidupan beberapa spesies bumi dan bahkan kehidupan bumi pada umumnya.

Indonesia merupakan negara yang masuk dalam salah satu hotspot biodiversitas dunia.
Tak mengherankan lagi, pembangunan tak berkelanjutan dan industrialisasi lahan hijau yang
sedang gencar terjadi di Indonesia menjadi acaman besar bagi kelangsungan hidup flora fauna.
Sebut saja kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera tahun 2015 yang menyebabkan
kerusakaan jutaan hektar hutan di Indonesia dan menimbulkan kerugian ekonomi hingga 196
Triliun rupiah. Hilangnya lahan hutan tersebut jelas menyebabkan hilangnya habitat ratusan flora
dan fauna yang mungkin saja hanya dijumpai di Indonesia. Kemudian kasus alih fungsi hutan
menjadi lahan sawit yang mengambil paksa habitat orang utan, ular, dan satwa hutan lainnya.
Tidak hanya itu alih fungsi hutan menjadi lahan sawit juga menyebabkan hilangnya cadangan air
tanah dan penurunan produksi oksigen oleh flora hutan sehingga akan mengubah iklim dalam
jangka panjang.

Lebih jauh, biodiversitas ekosistem laut Indonesia juga terancam oleh beberapa kasus
seperti kasus tumpahan minyak Montara di Laut Timor pasca ledakan saat pengeoran minyak
2009 silam dan yang terbaru adalah kasus karamnya kapal pesiar Caledonian Sky yang merusak
lebih dari 20 Ha terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat yang setara dengan kerugian
ekonomi sebesar 800 – 1200 milyar $ USA.

3
1

BAB 2
TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA, GALAKSI, DAN
TATA SURYA

Alam semesta adalah ruang tanpa batas yang di dalamnya terdiri dari semua materi,
termasuk tenaga dan radiasi. Alam semesta tidak dapat diukur. Artinya batas-batasnya tidak bisa
diketahui secara jelas. Materi-materi seperti galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor,
asteroid, komet, dan bulan, hanya sebagian kecil materi di alam semesta. Semua yang ada
merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Faktor tersebut disebabkan karena ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta
masih sangat terbatas. Hal yang belum terungkap itu menghasilkan asumsi dan teori evolusi alam
semesta yang dikemukakan oleh para ahli.

A). Teori Pembentukan Alam Semesta

Para ahli astronomi telah merumuskan berbagai teori untuk menjelaskan berbagai
kejadian alam semesta. Terdapat beberapa teori yang dirumuskan.

Teori Big Bang


Teori pembentukan alam semesta yang terbaik dan banyak didukung para ahli sampai
sekarang adalah Teori Big Bang. Teori ini meyakini bahwa terbentuknya alam semesta berasal
dari dentuman yang dahsyat. Teori Big Bang dikemukakan oleh Abbe Lemaitre pada tahun
1920-an. Teori ini meyakini bahwa alam semesta berasal dari gumpalan atom yang sangat besar.
Suhu gumpalan atom ini diperkirakan berkisar antara 10 milyar sampai 1 triliun derajat Celcius.
Gumpalan atom tersebut meledak 15 milyar tahun yang lalu. Sisa-sisa ledakan inilah yang
menyebar dan menjadi awan hidrogen. Awan ini membentuk bintang-bintang yang kemudian
membuat bintang berpusat membentuk galaksi.

Teori keadaan tetap


Teori keadaan tetap dirumuskan oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle pada tahun 1948.
Menurut mereka, alam semesta ini tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Tidak ada
galaksi yang diawali dari ledakan bola kosmik dan yang semisalnya. Alam semesta terdiri dari
galaksi yang datang saling menggantikan. Galaksi yang tergantikan akan menjauhi galaksi
lainnya dalam ekspansinya. Baca juga: Mengenal Galaksi Andromeda, Galaksi yang Akan
Menabrak Bumi

1
(Abel, Atmospheric and Planetary Science”2022)

4
Teori osilasi
Teori osilasi memiliki keyakinan yang sama dengan teori keadaan tetap. Namun, teori
meyakini adanya ledakan besar. Teori ini meyakini nanti akan ada gravitasi yang menyedot
kembali semua galaksi yang telah ekspansi. Hal ini akan menyebabkan alam semesta menyempit
dan memadat, kemudian meledak seperti teori Big Bang. Hal ini akan terus berulang dan
diyakini bahwa alam semesta tidak memiliki akhir.

Teori nebula
Setelah adanya teleskop, William Herschel menemukan adanya nebula yang awalnya
dianggap sebagai kumpulan gas yang gagal menjadi bintang. Namun, kemudian dia menemukan
bintang dengan halo yang terang di sekitarnya. Halo adalah berkas cahaya yang terang yang
muncul di sekitar bintang. Herschel mengambil kesimpulan bahwa bintang itu terbentuk dari
nebula, sedangkan halo merupakan sisa dari nebula. Teori nebula semakin mantap setelah Pierre
Laplace menyatakan bahwa awan gas dan debu yang berputar secara perlahan akan menjadi padu
akibat gravitasi. Putaran ini akan semakin cepat. Materi yang di tengah akan menjadi matahari,
sedangkan materi yang terlepas akan membentuk sejumlah cincin yang kelak akan menjadi
planet.

B). Teori Pembentukan Galaksi

Ada dua kategori besar dalam teori pembentukan galaksi yaitu “top down” dan “bottom up”.
Teori “top down” adalah teori pembentukan galaksi yang berasal dari benda langit yang
memiliki unsur protogalaxy (partikel benda langit), kemudian benda langit itu berkelompok dan
membentuk galaksi. Sedangkan teori “bottom up” adalah pembentukan galaksi yang terjadi
karena sejumlah bintang saling berdekatan dan menggabungkan diri menjadi satu.

Secara historis galaksi dikelompokkan berdasarkan bentuk terlihatnya atau biasa disebut
morfologi visualnya. Bentuk yang umum adalah galaksi eliptis, yang memiliki profil cahaya
berbentuk elips. Galaksi spiral adalah galaksi berbentuk cakram dengan lengan galaksi yang
melengkunng dan berisi debu. Galaksi dengan bentuk yang tak beraturan atau tidak biasa disebut
galaksi tak beraturan dan biasanya disebabkan karena gangguan oleh tarikan gravitasi galaksi
tetangga. Interaksi yang demikian antara galaksi-galaksi yang berdekatan dapat menyebabkan
penggabungan, yang terkadang meningkatkan jumlah pembentukan bintang hingga
menghasilkan galaksi dengan pembentukan bintang yang cepat. (Hoover, 2003)

Pada umumnya, bentuk galaksi yang ada di ruang angkasa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
elips, spiral, dan tidak beraturan.

Galaksi Dengan Bentuk Elips

Bentuk dari galaksi elips seperti bundar sampai bola pepat. Sedangkan struktur galaksi
jenis elips jika dilihat bentuknya tidak begitu jelas. Hal yang terkandung di dalam galaksi jenis

5
elips adalah materi antar bintang dan anggotanya terdiri dari bintang –bintang tua. Contoh
galaksi jenis elips yaitu galaksi M87 (galaksi raksasa di rasi Virgo) dan galaksi Messiers 5.

Galaksi Dengan Bentuk Spiral

Galaksi dengan bentuk spiral adalah jenis galaksi yang paling sering didengar oleh
banyak orang. Keindahan yang ada pada galaksi  jenis ini sangatlah luar biasa. Galaksi tipe spiral
mempunyai beberapa bagian yaitu halo (bagian lengan galaksi) dan bulge (bagian pusat galaksi
yang menonjol). Anggota yang dimiliki dari galaksi spiral hanyalah bintang-bintang muda dan
tua. Contoh dari galaksi bentuk spiral yaitu

Galaksi Dengan Bentuk Tidak Beraturan

Galaksi dengan bentuk tidak beraturan memiliki banyak materi antarbintang yang terdiri dari
gas dan debu. Anggota dari galaksi dengan bentuk tidak beraturan sama seperti galaksi spiral
yang anggotanya berupa bintang-bintang tua dan muda. Contoh galaksi tidak beraturan yaitu
Awan Magellan Besar Dan Awan Magellan Kecil.

C). Teori Pembentukan Tata Surya

Pembentukan dan evolusi tata surya dimulai pada 4,6 miliar tahun lalu ketika sebagian kecil
awan molekul raksasa mengalami peluruhan gravitasi. Sebagian besar materi hasil peluruhan
tersebut berkumpul di tengah, membentuk Matahari, sedangkan sisanya memipih menjadi
cakram protoplanet yang kemudian membentuk planet, satelit alami, asteroid, dan benda kecil
Tata Surya. (Bouvier & Wadhwa, 2010)

Model ini dikenal sebagai hipotesis nebula, pertama kali dikembangkan pada abad ke-18 oleh
Emanuel Swedenborg, Immanuel Kant, dan Pierre-Simon de Laplace. Perkembangan selanjutnya
dari hipotesis ini bertautan dengan berbagai disiplin sains termasuk di dalamnya astronomi,
fisika, geologi, dan ilmu keplanetan. Sejak permulaan zaman angkasa pada tahun 1950-an dan
penemuan planet luar tata surya (eksoplanet), model ini telah ditantang dan disempurnakan untuk
memperhitungkan pengamatan baru.

6
2

DAFTAR PUSTAKA

(Audrey Bouvier, Meenakshi Wadhwa, 2010)


(Newman, 2007)

(P. Goldreich, 1973)

2
(Abel, “ Atmospheric and Planetary Scinece”
2022)

Anda mungkin juga menyukai