Perencanaan di awal proyek yang matang dan dilakukan secara profesional akan menghasilkan sebuah pedoman dan rencana pelaksanaan proyek konstruksi yang baik. Hal ini menjadi tolak ukur untuk menentukan kesuksesan sebuah proyek. Oleh karena itu, dibutuhkan peran konsultan perencana yang profesional sehingga keberhasilan pengerjaan dalam suatu proyek bisa dicapai. Tugas Konsultan Perencana Penyesuaian dalam sebuah kondisi lapangan atas permintaan klien atau pemilik proyek. Bertanggung jawab atas perhitungan dan desain konstruksi jika terjadi kerusakan konstruksi. Pembuatan gambar rancangan atau kerja konstruksi yang telah terperinci (DED). Dapat melakukan sebuah penyesuaian terhadap konstruksi jika terjadi kesalahan selama pelaksanaan pekerjaan di bidang yang tidak dapat dilakukan. Membuat rencana kerja dan persyaratan. Dalam sebuah kondisi untuk implementasi bangunan (RKS) yakni untuk panduan bagi pelaksana proyek. Dapat membuat adanya sebuah rencana biaya proyek (FAOA). Memproyeksikan keinginan atau ide, pemilik proyek tersebut yakni dalam perencanaan bangunan. Wewenang Konsultan Perencana Retensi desain jika klien melakukan pekerjaan yang tidak direncanakan. Dapat menentukan jenis dan warna terhadap bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan dalam sebuah konstruksi. Supaya tugas dari konsultan perencana bisa berjalan dengan lancar biasanya konsultan perencana membuat jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor untuk membahas hal-hal yang mungkin perlu mendapat pemecahan dari perencana misalnya pembuatan gambar shop drawing atau saat aproval material sebagai pedoman pelaksanaan proyek. Jenis-jenis Konsultan Perencana Konsultan arsitektur. Konsultan struktural. Konsultan estimasi biaya atau estimator. Konsultan untuk listrik mekanik atau MEP. B. Dokumen Teknis Perencanaan Dokumen Teknis Perencanaan merupakan dokumen yang berisi syarat-syarat teknis perencanaan. Seringnya disebut rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) merupakan dokumen yang berisikan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh perencana/perancang sebagai panduan/prosedur yang harus diikuti oleh pelaksana/penyedia/peserta tender, yaitu: pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, jenis pekerjaan, serta segala sistem yang diperlukan untuk melaksanakan proyek pekerjaan. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) berupa instruksi kepada penyedia jasa dengan ketentuan sebagai berikut: RKS berisi instruksi atau pedoman yang diperlukan oleh penyedia jasa untuk menyiapkan dokumen penawarannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. RKS berisi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kontrak, termasuk hak, kewajiban, dan risiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak. Oleh sebab itu, penyedia jasa harus mempelajari dengan seksama untuk menghindari salah tafsir. RKS berisikan mengenai data proyek dengan memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas instruksi kepada penyedia jasa sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan dikerjakan. C. Dokumen biaya perencanaan Untuk mengetahui berapa besar rencana biaya yang diperlukan untuk menyelesiakan kegiatan pembangunan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, maka diperlukan adanya dokumen biaya perencanaan. Dokumen biaya perencanaan seringnya disebut sebagai rencana anggaran biaya (RAB). Dalam pembuatan RAB, ada beberapa item rincian pekerjaan yang dimasukkan ke dalam tabel, baik pengadaan barang maupun jasa. Berikut di bawah ini komponen rincian yang harus ada dalam RAB : Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan sub jenis pekerjaan Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan untuk pengukuran suatu item barang/objek Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua bagian, harga jasa atau harga jasa berikut materialnya Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja Total material bahan bangunan Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau perkalian volume dengan total upah