Mulyawan Agus BukuIlmuPerundang-Undangan
Mulyawan Agus BukuIlmuPerundang-Undangan
net/publication/368753644
CITATIONS READS
0 71
2 authors, including:
Agus Mulyawan
Universitas Palangka Raya
11 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Kebijakan Tatanan Hidup Baru Di Tengah Pandemi Covid-19 Di Kota Palangka Raya Perspektif Hukum View project
All content following this page was uploaded by Agus Mulyawan on 24 February 2023.
Ilmu Perundang-undangan
jarahnya adalah terjemahan dari istilah Be-
landa “wetgeving” yang bermakna pembuat
an peraturan misalnya wet yakni UU. Istilah
ini adalah paduan antara kata wet (UU) dan
Ilmu
geven (yang bearti memberi atau membuat).
Wetgever ialah pihak pembuatnya sendiri
yakni DPR dan Pemerintah yang biasa disebut
sebagai legislatif dan eksekutif. Wetgeving (law making) berarti
Perundang-
ISBN: 978-623-7069-94-2
LD
L
Lembaga
Literasi
Dayak
LD
L
Lembaga
Literasi
Dayak
ISBN: 978-623-7069-94-8
LD
L
Lembaga
Literasi
Dayak
Diterbitkan oleh:
Penerbit Lembaga Literasi Dayak
Daftar Isi v
vi Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
DAFTAR PUSTAKA....................................................
BIOGRAFI SINGKAT.................................................
Daftar Isi ix
x Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Kata Pengantar xi
l Sistem Hukum
Sistem hukum mempunyai dua macam makna, yaitu da-
lam makna sempit di mana perangkat peraturan hukum
itu sendiri, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, baik
berasal dari pemerintah seperti UUD, UU, Perpu, Perda
dan SK, serta aturan yang hidup sebagai kebiasaan dan
adat di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan sistem hu-
kum dalam makna luas adalah selain peraturan hukum itu
sendiri juga termasuk kelembagaan hukum dan lain-lain
budaya hukum.
Bab 1 1
Sistem Hukum, Perundang-Undangan Dan Peraturan Perundang-Undangan
2 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 1 3
Sistem Hukum, Perundang-Undangan Dan Peraturan Perundang-Undangan
4 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
A. Dasar Hukum
John Locke menganggap bahwa negara merupakan per-
wujudan kebersamaan, namun selalu memberikan pem-
batasan terhadap kebebasan individu. Peranan negara
adalah memberikan perlindungan dan menjaga tata tertib
masyarakat. Disinilah fungsi negara mencegah tindakan
kesewenang-wenangan dari individu yang mengancam
keselamatan individu lainnya. Hal ini menyangkut tujuan
bernegara yang berkaitan dengan masalah demokrasi da-
lam bernegara.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kebebasan individu tidak
dapat sebebas mungkin, dimana individu ingin bergabung
dalam suatu masyarakat dengan individu lainnya yang te-
lah siap bersatu, saling membantu dalam masalah hidup,
kebebasan, dan hak milik.
Untuk mencegah dan menghindari terjadinya tindak
kesewenang-wenangan itu, diperlukan tiga sarana, yaitu:
l Undang-Undang yang pasti, tetap atau tidak berubah
dan disetujui oleh masyarakat umum;
l Adanya badan pengadilan yang lepsa bebas dari kuasa
negara dan diketahui masyarakat umum;
l Adanya keadilan yang terlakasan di dalam masya
rakat.
Bab 2 5
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
6 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 7
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
8 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 9
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
10 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 11
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
12 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 13
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
14 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 15
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
16 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 17
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
18 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 19
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
20 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 21
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
22 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 23
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
24 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 25
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
26 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 27
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
28 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 2 29
Substansi Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia
30 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Fungsionalisasi Departemen-departemen
Pada umumnya fungsi utama departemen yaitu:
1. Fungsi pengaturan, merupakan fungsi utama semua
depatemen dan termasuk fungsi yang paling sukar
tapi sangat penting;
2. Fungsi perizinan, tujuannya adalah menjamin keadil
an, pemerataan dan pengamanan. Setiap perizinan
harus jelas mekanisme dan prosedurnya serta pejabat
atau unit organisasi mana yang diberi wewenang un-
tuk mengeluarkan izin tersebut.
3. Fungsi pelaksanaan sendiri tugas pokok, karena sifat-
nya maka pejabat-pejabat instantsi tertentu diberi tu-
gas dan tanggung jawab untuk melaksanakan sendiri
tugas pokoknya seperti pemungutan pajak, bea cukai,
imigrasi, dan pemasyarakatan.
4. Fungsi pengelolaan pemilikan negara yang dipercaya-
kan kepada Departemen yang bersangkutan, dimana
milik negara yang ditulis dalam beberapa dokumen dan
disebut di media massa adalah yang berbentuk BUMN.
Jumlah yang besar adalah sarana fisik pendidikan dan
rumah sakit milik negara yang dikelola berdasarakan
ICW (Undang-Undang Pembendaharaan Negara) dan
semua karyawannya berstatus pegawai negeri sipil.
5. Fungsi pengawasan pelaksanaan tugas pokok, di mana
pengawasan fungsional melekat, akan tetapi fungsi
utama departemen adalah untuk mengawasi dan
mengevaluasi apakah pelaksanaan tugas pokoknya
berjalan seperti yang direncanakan.
Bab 3 31
Rancangan Peraturan Hukum (Legal Drafting) dan Perundangan –
Undangan (Legislature)
Legal Drafting
Ialah pembuatan konsep setiap dokumen yang mempu-
nyai akibat (legal effect), baik di bidang hukum publik mau-
pun hukum privat. Adapun legislative drafting termasuk
sebagai salah satu bagian dalam kelompok legal drafting
yang khusus untuk kegiatan perundang-undangan. Sesuai
dengan prinsip fungsionalisasi, maka prakarsa perumusan
suatu peraturan perundang-undangan harus diambil oleh
departemen yang secara fungsional bertugas di bidang itu,
seperti Departemen P&K di bidang pendidikan dan lain-
nya. Departemen yang bersangkutanlah yang mengetahui
tingkat hierarki peraturan perundang-undangan mana
yang diperlukan, apakah itu Peraturan Dirjen, Peraturan
Menteri, Keppres, Peraturan Pemerintah atau Rancangan
Undang-Undang.
Pada pokoknya prakarsa dan perumusan suatu ren-
cana peraturan perundang-undangan adalah tugas Menteri
yang fungsional membidangi substansi rencana peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan. Yang dapat
mengeluarkan Peraturan Menteri sesuai dengan UUD 1945
adalah Menteri yang dipimpin oleh Departemen, karena
32 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 3 33
Rancangan Peraturan Hukum (Legal Drafting) dan Perundangan –
Undangan (Legislature)
34 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 3 35
Rancangan Peraturan Hukum (Legal Drafting) dan Perundangan –
Undangan (Legislature)
36 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 4 37
Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan Peraturan Daerah
38 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 39
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
40 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 41
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
42 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 43
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
44 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 45
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
46 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 47
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
48 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 49
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
50 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 51
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
52 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 53
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
54 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 5 55
Pandangan Umum tentang Otonomi Daerah dan
Pembentukan Peraturan Daerah
56 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 57
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
58 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 59
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
60 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 61
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
62 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 63
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
64 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 65
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
66 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 67
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
68 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
l Ketentuan Umum
Ketentuan umum berisi definisi yang dipakai dalam kebi-
jakan daerah. Definisi yang dipakai harus lebih khusus un-
tuk memperjelas suatu pengertian dan tidak menimbulkan
pengertian ganda. Hal-hal yang perlu didefinisikan ada-
lah partisipasi masyarakat, warga/masyarakat, kebijakan
daerah dan kebijakan publik.
Bab 6 69
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
70 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 71
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
72 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 73
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
74 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 75
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
76 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 6 77
Pembentukan Peraturan Daerah Yang Aspiratif
78 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 79
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
80 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 81
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
82 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 83
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
84 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 85
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
86 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 87
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
88 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 89
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
90 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 91
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
92 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 93
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
94 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 95
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
96 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 97
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
98 Ilmu Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 99
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 7 101
Fungsi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah
Bab 8 103
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 105
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 107
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 109
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 111
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 113
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 115
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 117
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Bab 8 119
Pembentukan Peraturan Daerah Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Lain-Lain
Keputusan Presiden RI Nomor 44 Tahun 1999 diatur
Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan
dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan
Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan
Presiden.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pera-
turan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-un-
dangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedo-
man Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tata Tertib
DPRD.
Sambutan Menteri Hukum dan HAM RI, Seminar Pelatihan
Perancangan Peraturan Daerah. 30 April 2008. Jakarta.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pemben-
tukan Peraturan Perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerin-
tah Daerah.