Penjelasan
Jurumiyyah
(2)
Muhammad bin Muhammad bin Dawud As-Shanhaji
Ibnu Ajurrum rahimahullaah
(672 – 723 H)
2
﷽
MUQADDIMAH
ِ ﺼ َﻼةُ واﻟ ﱠﺴ َﻼم ﻋﻠَﻰ رﺳﻮِل ِ ِ
.ﷲ ْ ُ َ َ ُ َ َواﻟ ﱠ،ﺑ ْﺴ ِﻢ ﷲ
Amma ba’du, ini adalah bagian kedua dari
Penjelasan Jurumiyyah, dan berisi: pembahasan tentang
fi’il, dan pembagian fi’il menjadi: madhi, mudhari’ dan
amr, kemudian: yang mu’rab dan yang mabni dari fi’il-
fi’il tersebut, serta i’rab (rafa’, nashab dan jazm) dari
fi’il-fi’il yang mu’rab.
3
4
PELAJARAN KESEPULUH
:ـﺤ ُﻮ
ْ َ ﻧ، َوأ َْﻣ ٌﺮ،ٌﻀﺎ ِرع ٍ َﻣ:ٌﺎل ﺛََﻼﺛَﺔ
َ َوُﻣ،ﺎض ُ ْاﻷَﻓْـ َﻌ-[٣٨]
.بْ ﺿ ِﺮ
ْ َوا،ب ُ ﻀ ِﺮ
ْ َ َوﻳ،ب
َ ﺿ َﺮ
َ
[38]- Fi’il ada tiga: madhi, mudhari’, dan amr;
seperti: بَ ﺿ َﺮ
َ (dia telah memukul), ب ُ ﻀ ِﺮ
ْ َ( ﻳdia
ْ ﺿ ِﺮ
sedang/akan memukul), dan ب ْ ( اpukullah).
Pada PELAJARAN KEDUA telah dijelaskan
tentang pengertian fi’il dan pembagiannya. Maka di sini
akan kembali dibahas dengan tambahan pembahasan
tentang hukum dari masing-masing fi’il.
5
Muqaddar seperti pada:
- َﺳ َﻌﻰfat-hah-nya muqaddarah atas alif karena
ta’adzdzur.
- ت
ُ َﺷ َﻜْﺮfat-hah-nya muqaddarah atas ra’ dan َﺷ َﻜُﺮْوا
fat-hah-nya muqaddarah atas ra’. Ada juga yang
berpendapat: bahwa ت ُ َﺷ َﻜ ْﺮmabni atas sukun dan َﺷ َﻜُﺮْوا
mabni atas dhammah. Dan pendapat inilah yang kita
gunakan.
6
ْ اﺿ ِﺮ
-ب ْ mabni atas sukun.
- اﺿ ِﺮﺑـُ ْﻮا
ْ mabni atas pembuangan nun.
-ض
َ ْارmabni atas pembuangan huruf ‘illah.
Maka:
1. Untuk fi’il mudhari’ shahih akhir; seperti:ﺐ ُ ﻳـَْﻠ َﻌ
(bermain), ﺢ ِ ِ
ُ ( ﻳَـْﻨ َﺠberhasil/lulus), ( ﻳُ َﺴﺎﻓُﺮbersafar), ﻳَﻌ ُﺪ
(berjanji/menjanjikan), dan ﺄل ُ ( ﻳَ ْﺴbertanya): bentuk
ِ ِ
jazm-nya adalah: ﺐ ْ ﻳَـ ْﻠ َﻌ, ﻳَـْﻨ َﺠ ْﺢ, ﻳُ َﺴﺎﻓ ْﺮ, ﻳَﻌ ْﺪ, dan ﻳَ ْﺴﺄَ ْل.
ِ ِ
ْ اﻟْ َﻌ, اﻧْـ َﺠ ْﺢ, َﺳﺎﻓْﺮ, ﻋ ْﺪ, dan ا ْﺳﺄَ ْل.
Sehingga fi’il amr-nya: ﺐ
Semuanya mabni atas sukun.
2. Untuk fi’il mudhari’ mu’tall akhir; seperti: ﻳَ ْﺴ َﻌﻰ,
ِ ﻳـ ْﻘ: bentuk jazm-nya adalah: ﻳﺴﻊ, ﻳ ْﺪع, dan
ﻳَ ْﺪ ُﻋ ْﻮ, dan ﻀﻲ
ْ َ ََْ ُ َ
ِ ﻳَـ ْﻘ. Sehingga fi’il amr-nya: ا ْﺳ َﻊ, ع
ﺾ ِ ْاﻗ. Semuanya
ُ ْادdan ﺾ
mabni atas pembuangan huruf ‘illah.
3. Untuk af’alul khamsah (fi’il-fi’il yang lima);
ِ ﻀ ِﺮﺑ ِ ْ َﺗ, ﻀ ِﺮﺑـﻮ َن
seperti: ﺎنَ ْ َﻳ, ﻀ ِﺮﺑَﺎن ْ ُ ْ َﻳ, ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮ َن َ ْ ِﻀ ِﺮﺑ
ْ َﺗ, ﲔ ْ َﺗ: bentuk jazm-
nya adalah: ﻀ ِﺮﺑَﺎ
ْ َﻳ, ﻀ ِﺮﺑَﺎ
ْ َﺗ, ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا ْ َﺗ, ﻀ ِﺮﺑِـ ْﻲ
ْ َﻳ, ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا ْ َﺗ. Dan yang
digunakan dalam fi’il amr hanyalah yang menunjukkan
orang kedua; yaitu: ﻀ ِﺮﺑَﺎ ْ َﺗ, ﻀ ِﺮﺑِـﻲ
ْ َﺗ, ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮاْ ْ َﺗ. Sehingga fi’il amr-
nya: ﺿ ِﺮﺑَﺎ
ْ ا, ﺿ ِﺮﺑـُ ْﻮا
ْ ا, ِ ِ
ﺿﺮﺑـ ْﻲْا. Semuanya mabni atas
pembuangan nun.
7
Silahkan dilihat kembali PELAJARAN
KEDELAPAN tentang tanda jazm.
8
* Fi’il mudhari’ bisa mu’rab dan bisa juga mabni.
- Mu’rab: jika tidak bersambung dengan nun taukid
tsaqilah (bertasydid) atau khafifah (tidak bertasydid)
dan tidak bersambung dengan nun niswah
(menunjukkan bahwa pelakunya orang kedua atau
ketiga, lebih dari satu dan mu-annatas).
- Mabni: jika bersambung dengan nun taukid
tsaqilah atau khafifah, atau bersambung dengan nun
niswah.
Jika bersambung dengan nun taukid: maka mabni
atas fat-hah. Seperti:
- Z X W V U T S R Q P O... [
“...Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan
kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia
akan menjadi orang yang hina.” (QS. Yusuf: 32)
- Z...~ } | { z y [ “Dan
ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh,...” (QS. Al-Baqarah: 233)
9
Maka { adalah: ﺿ ُﻊ ِ ﻳـﺮbersambung dengan nun
ُْ
niswah َنsehingga mabni atas sukun.
* Hukum fi’il mudhari’ yang mu’rab adalah marfu’
selama tidak kemasukkan pe-nashab atau pen-jazm.
Jika kemasukkan pe-nashab maka menjadi manshub
dan jika kemasukkan pen-jazm maka menjadi majzum.
Contoh:
- ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ
َ ( ﻳَـ ْﻔ َﻬ ُﻢ ُﻣـMuhammad memahami), maka ﻳَـ ْﻔ َﻬ ُﻢ:
fi’il mudhari’ yang marfu’ karena tidak kemasukkan
pe-nashab atau pen-jazm, tanda rafa’-nya adalah
dhammah.
- ﺎم َزﻳْ ٌﺪ ٰﻫ ِﺬﻩِ اﻟﻠﱠْﻴـﻠَ َﺔ
َ َ( ﻟَ ْﻦ ﻳـَﻨZaid tidak akan tidur malam ini),
maka ﺎم َ َ ﻳَـﻨ: fi’il mudhari’ yang manshub karena
kemasukkan pe-nashab ﻟَ ْﻦ, tanda nashab-nya adalah fat-
hah.
ِ ( ﻟَـﻢ ﻳـﺠﺰع إِﺑـﺮIbrahim tidak berkeluh kesah) maka
- اﻫْﻴ ُﻢَْ ْ َ ْ َ ْ
ﻳَـ ْﺠَﺰ ْع: fi’il mudhari’ yang majzum karena kemasukkan
pen-jazm ﻟَـ ْﻢ, tanda jazm-nya adalah sukun.
10
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KESEPULUH
11
ﺎح. ِ ِ
ﺼﺒَ َ -٣ﻟَـ ْﻢ َ ......ﻋﻠ ﱞﻲ اﻟْﻤ ْ
ﺎت ...إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻤ ْﺪ َر َﺳ ِﺔ ِ
-٤اﻟﻄﱠﺎﻟـﺒَ ُ
-٥ﻟَـ ......اﻟﻨﱠ ِﺼْﻴ َﺤ َﺔ.
-٦اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن ......إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ
-٧ﻟَـ ْﻢ ُ ......ﻣـ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ َد ْر َﺳﻪُ
-٨ﻟَ ْﻦ ......اﻟْ َﻜ ْﺴ َﻼ ُن
12
PELAJARAN KESEBELAS
- Z Ô Ó Ò Ñ Ð Ï Î Í Ì [ “dan Yang
sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku
pada hari Kiamat.” (QS. Asy-Syu’araa’: 82). Maka Ï
adalah manshub karena kemasukkan أَ ْنdan tanda
nashabnya adalah: fat-hah.
- Z... Ã Â Á À ¿ ¾ [ “Dia (Ya’qub) berkata,
“Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf)
13
sangat menyedihkanku...” (QS. Yusuf: 13). Maka Â
adalah manshub karena kemasukkan أَ ْنdan tanda
nashabnya adalah: pembuangan nun, karenaÂ
(aslinya: ) ﺗَ ْﺬ َﻫﺒُـ ْﻮ َنtermasuk af’al khamsah.
14
(Saya akan bersungguh-sungguh dalam pelajaran-
pelajaranku).
Maka engkau katakan:
إِذَ ْن ﺗَـْﻨ َﺠ َﺢ
(Kalau begitu; engkau akan berhasil).
Maka ﺢ ِ
َ ﺗَـْﻨ َﺠadalah manshub karena kemasukkan إذَ ْن
dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
Keempat: َﻛﻲ, menunjukkan ta’liil (alasan), dan
ْ
biasa diartikan dengan: agar. Contoh:
- Z ...n m l k j i h ... [ “...agar harta itu
jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu...” (QS. Al-Hasyr: 7). Maka j adalah
manshub karena kemasukkan َﻛﻲdan tanda nashabnya
ْ
adalah: fat-hah.
- Z... ½ ¼ » º ¹ [ “Agar kamu tidak
bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu,...”
(QS. Al-Hadid: 23). Maka º adalah manshub karena
kemasukkan َﻛ ْﻲ dan tanda nashabnya adalah:
pembuangan nun, karena º (aslinya: ) ﺗَﺎْ َﺳ ْﻮ َنtermasuk
af’al khamsah.
Kelima: َﻻ ُم َﻛﻲ, yakni: ﻟِـyang maknanya seperti َﻛﻲ
ْ ْ
(menunjukkan ta’liil (alasan), dan biasa diartikan
dengan: agar). Contoh:
15
- Z.../ . - , + * ) ( ' [ “Agar Allah
memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas
dosamu yang lalu dan yang akan datang...” (QS. Al-
Fath: 2). Maka ﻳَـ ْﻐ ِﻔَﺮadalah manshub karena kemasukkan
)َﻻ ُم َﻛ ْﻲ( ﻟِـdan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
16
1. Ghaayah; yakni: apa yang sebelum ﺣ ﱠﱴ َ
selesai/berhenti karena terjadinya apa yang setelah ﺣ ﱠﱴ
َ.
Contoh:
- Z V U T S R Q P O N M[
“Mereka menjawab: “Kami tidak akan
meninggalkannya (dan) tetap menyembahnya (patung
anak sapi) sampai Musa kembali kepada kami.”.” (QS.
Thaha: 91). Maka ﻳَـْﺮِﺟ َﻊadalah manshub karena
kemasukkan ﺣ ﱠﱴ
َ dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
2. Ta’liil; yakni: apa yang sebelum ﺣ ﱠﱴ
َ merupakan
sebab/alasan untuk terjadinya apa yang setelah ﺣ ﱠﱴَ.
Contoh:
- ﺢ ِ
َ ( ذَاﻛْﺮ َﺣ ﱠﱴ ﺗَـْﻨ َﺠulang-ulanglah (pelajaranmu) agar
engkau berhasil). Maka ﺠ َﺢ َ ﺗَـْﻨadalah manshub karena
kemasukkan ﺣ ﱠﱴ
َ dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
ِ اﻟْـﺠﻮاب ﺑِﺎﻟْ َﻔ, biasa disebut dengan fa’
Kedelapan: ﺎء ُ ََ
sababiyyah; yakni: apa yang sebelum ﻓَـmerupakan
sebab/alasan untuk terjadinya apa yang setelah ﻓَـ. Dan ﻓَـ
menashabkan fi’il jika berfungsi sebagai jawaban dari
dua perkara:
1. Nafi (meniadakan). Contoh:
17
- Z ...~ } | { ... [ “...Mereka tidak
dibinasakan hingga mereka mati...” (QS. Fathir: 36).
Maka ﻳَـ ُﻤ ْﻮﺗُـ ْﻮاadalah manshub karena kemasukkan ﻓَـdan
tanda nashabnya adalah: pembuangan nun, karena ﻳَـ ُﻤ ْﻮﺗُـ ْﻮا
termasuk af’al khamshah, aslinya adalah ﻳَـ ُﻤ ْﻮﺗُـ ْﻮ َن.
2. Thalab, dan thalab ini ada delapan:
(1)- Perintah, seperti: ﺢ ِ
َ ( َذاﻛ ْﺮ ﻓَـﺘَـْﻨ َﺠulang-ulanglah
(pelajaranmu) agar engkau berhasil).
ِ ٰ
(2)- Do’a, seperti: ﺨْﻴـَﺮ ْ ( اﻟﻠّ ُﻬ ﱠﻢ ْاﻫﺪﻧـِ ْﻲ ﻓَﺄYa Allah,
َ َﻋ َﻤ َﻞ اﻟْـ
berilah petunjuk kepadaku agar aku bisa beramal
kebaikan).
(3)- Larangan, seperti: Z.. ]\ [ Z Y X W .. [
“...dan janganlah melampaui batas, yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpamu...” (QS. Thaha: 81).
(4)-Pertanyaan, seperti: Z... C B A @ ? > .. [
“...Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan
memberikan pertolongan kepada kami...” (QS. Al-
A’raf: 53)
18
(7)- Angan-angan, seperti: ُﱠق ِﻣْﻨﻪ
َ ﺼﺪ ِ ﻟَﻴ
َ َﺖ ﻟـ ْﻲ َﻣ ًﺎﻻ ﻓَﺄَﺗ
َْ
(seandainya aku punya harta agar aku bisa bersedekah
dari (harta) itu)
(8)- Harapan, seperti: ( ﻟَ َﻌ ﱠﻞ ﷲَ ﻳَ ْﺸ ِﻔـْﻴـﻨِـﻲ ﻓَـﺄ َُزْوَرَكsemoga
ْ
Allah menyembuhkanku agar aku bisa
mengunjungimu)
Kesembilan: اب ﺑِﺎﻟْ َﻮا ِو
ُ ـﺠ َﻮ
َ ْاﻟ, biasa disebut dengan
wawu ma’iyyah; yakni: apa yang sebelum َوterjadi
bersamaan dengan apa yang setelah َو. Dan َو
menahsabkan fi’il jika berfungsi sebagai jawaban dari
dua perkara:
1. Nafi (meniadakan). Contoh:
19
(3)- Larangan, seperti: ﻚ ِ ( َﻻ ﺗَـ ْﻠﻌﺐ وﻳjanganlah
َ ُﻀْﻴ َﻊ أ ََﻣﻠ ََ ْ َ
engkau bermain-main bersamaan dengan itu akan
lenyap harapanmu).
(4)-Pertanyaan, seperti: ﻚ ِ ِ ﻫﻞ ﺗَﺄْﺗِـﻲ إِﻟَـﻰ اﻟْـﺒ ـﻴ
َ ﺖ َوأ َُﻋﻠّ َﻤ َْ ْ َْ
(apakah engkau mau datang ke rumah bersamaan
dengan itu aku mengajarimu)
Contoh: ب ِ
َ ﺼ َﺤ ﱠﻦ اﻟْ َﻌﺎﺻ َﻲ أ َْو ﻳَـﺘُـ ْﻮ
َ ْ( َﻷَﻧsaya akan menasehati
orang yang bermaksiat itu kecuali dia bertaubat)
20
(2)- Bermakna ( إِﻟَـﻰsampai).
21
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KESEBELAS
22
PELAJARAN KEDUA BELAS
23
- Z ...L K J I H G F E D [
“Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan
orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama
mereka)...” (QS. Al-Bayyinah: 1)
- Z ... c b a ... [ “...Katakanlah (kepada mereka),
“Kamu belum beriman...” (QS. Al-Hujurat: 14)
Kedua: ﻟَ ﱠﻤﺎ, dan maknanya seperti ﻟَـ ْﻢ. Contoh:
َ ُﺣ ِﺴ ْﻦ إِﻟَْﻴ
- ﻚ ْ ( أَﻟَ ﱠﻤﺎ أbukankah aku telah berbuat baik
kepadamu)
24
Kelima: Lam dalam perintah dan do’a. Dan do’a
sebenarnya semakna dengan perintah, hanya saja do’a
berasal dari orang yang lebih rendah kedudukannya:
disampaikan kepada yang lebih tinggi.
Lam ini dibaca ( ﻟِـdikasrah) jika di awal jumlah
(kalimat) -atau di tengah jumlah tapi sebelumnya
sukun-, dan disukunkan ﻟْـjika di tengah dan sebelumnya
berharakat.
* Contoh dalam perintah: ﺖ ِ
ْ ﺼ ُﻤ
ْ َﻓَـ ْﻠﻴَـ ُﻘ ْﻞ َﺧْﻴـًﺮا أ َْو ﻟ ـﻴ
(hendaklah dia berkata yang baik atau diam)
* Contoh dalam do’a: Z ... ;: 9 8 ...[
“...Biarlah Rabb-mu mematikan kami saja...” (QS. Az-
Zukhruf: 77)
Keenam: َﻻdalam larangan dan do’a. Dan do’a
sebenarnya semakna dengan larangan, hanya saja do’a
berasal dari orang yang lebih rendah kedudukannya:
disampaikan kepada yang lebih tinggi.
* Contoh dalam larangan:
- Z ...¬ « ª ... [ “...Wahai Musa! Jangan
takut!...” (QS. An-Naml: 10)
- Z ...¨ § ¦ ¥ ¤ £[ “Wahai orang-
orang yang beriman! Janganlah kamu katakan,
Ra’ina...” (QS. Al-Baqarah: 104)
25
- Z ...& % $ # " ! [ “Wahai Ahli
Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu,...” (QS. An-Nisa’: 171)
* Contoh dalam do’a:
- Z ...½ ¼ » º ¹ ¸ ¶ ... [ “...Wahai Rabb
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami melakukan kesalahan...” (QS. Al-Baqarah:
286)
- Z ...É È Ç Æ Å Ä Ã Â Á À ¿ ... [
“...Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami
dengan beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami...” (QS.
Al-Baqarah: 286)
- Z ...Ò Ñ Ð Ï Î Í Ì Ë ... [ “...Wahai Rabb
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa
yang tidak sanggup kami memikulnya...” (QS. Al-
Baqarah: 286)
BAGIAN KEDUA: Alat-alat yang menjazmkan dua
fi’il, dan ada 12 (dua belas) [dan makna dari masing-
masing alat bisa dilihat dalam contoh yang ada]:
Pertama: إِ ْن, contoh: ﺠ ْﺢ ِ
َ ( إِ ْن ﺗُ َﺬاﻛ ْﺮ ﺗَـْﻨjika engkau
mengulang-ulang (pelajaranmu); maka engkau akan
berhasil).
Kedua: َﻣﺎ, contoh:
26
- Z j i h g f e d c b a ... [
“...Dan apa pun harta yang kamu infakkan; niscaya
kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu
tidak akan dizhalimi (dirugikan).” (QS. Al-Baqarah:
272)
- ﺠَﺰ ﺑِِﻪ
ْ ﺼﻨَ ْﻊ ﺗُـ
ْ َ( َﻣﺎ ﺗapapun yang engkau lakukan; maka
engkau akan dibalas karenanya)
- ُ( َﻣﺎ ﺗَـ ْﻘَﺮأْ ﺗَ ْﺴﺘَ ِﻔ ْﺪ ِﻣْﻨﻪapapun yang engkau baca; maka
engkau akan mengambil faedahnya)
Ketiga: َﻣ ْﻦ, contoh:
- Z ] \ [ Z Y X W [ “Maka
barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-
Zalzalah: 7)
- ً( َﻣ ْﻬ َﻤﺎ ﺗَـ ْﻘَﺮأْ ﻳَ ِﺰْد َك َﻣ ْﻌ ِﺮﻓَﺔapa pun yang engkau baca; maka
akan menambahkanmu pengetahuan)
Kelima: إِ ْذ َﻣﺎ, contoh: ( إِ ْذ َﻣﺎ ﺗَـ ُﻘ ْﻢ أَﻗُ ْﻢkalau engkau
berdiri; maka aku akan berdiri)
27
Keenam: ي أَ ﱡ, contoh: ُﺻ ِﺤْﻴ ٍﺢ ﺗَـ ْﻘَﺮأْ ﺗَ ْﺴﺘَ ِﻔ ْﺪ ِﻣْﻨﻪ ٍ ِ أَ ﱠ
َ ي َﺣﺪﻳْﺚ
(hadits shahih apa pun yang engkau baca; maka engkau
akan mengambil faedah darinya)
Ketujuh: َﻣ َﱴ, contoh: ( َﻣ َﱴ ﺗَـ ُﻘ ْﻢ ﻳَـ ُﻘ ْﻢ َزﻳْ ٌﺪkapanpun
engkau berdiri; maka Zaid (juga) akan berdiri)
28
(Dan merasa cukuplah atas kekayaan yang Rabb-mu
cukupkan bagimu
Dan jika kelaparan menimpamu; maka tetaplah
engkau bersabar)
29
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KEDUA BELAS
30
2. Letakkanlah alat jazm -yang menjazmkan dua
fi’il- pada kalimat-kalimat berikut:
31
32