Anda di halaman 1dari 32

Ahmad Hendrix

Penjelasan
Jurumiyyah
(2)
Muhammad bin Muhammad bin Dawud As-Shanhaji
Ibnu Ajurrum rahimahullaah
(672 – 723 H)
2

MUQADDIMAH
ِ ‫ﺼ َﻼةُ واﻟ ﱠﺴ َﻼم ﻋﻠَﻰ رﺳﻮِل‬ ِ ِ
.‫ﷲ‬ ْ ُ َ َ ُ َ ‫ َواﻟ ﱠ‬،‫ﺑ ْﺴ ِﻢ ﷲ‬
Amma ba’du, ini adalah bagian kedua dari
Penjelasan Jurumiyyah, dan berisi: pembahasan tentang
fi’il, dan pembagian fi’il menjadi: madhi, mudhari’ dan
amr, kemudian: yang mu’rab dan yang mabni dari fi’il-
fi’il tersebut, serta i’rab (rafa’, nashab dan jazm) dari
fi’il-fi’il yang mu’rab.

.‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬ ِِ ٍ ‫وﺻﻠﱠﻰ ﷲ ﻋﻠَﻰ ﻧَﺒِـﻴِﻨﺎ ﻣ‬


َ ‫ـﺤ ﱠﻤﺪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟﻪ َو‬
َ ُ َّ َ ُ َ َ

3
4
PELAJARAN KESEPULUH

‫ﺎب ْاﻷَﻓْـ َﻌ ِﺎل‬


ُ َ‫ﺑ‬
Bab: Fi’il

:‫ـﺤ ُﻮ‬
ْ َ‫ ﻧ‬،‫ َوأ َْﻣ ٌﺮ‬،ٌ‫ﻀﺎ ِرع‬ ٍ ‫ َﻣ‬:ٌ‫ﺎل ﺛََﻼﺛَﺔ‬
َ ‫ َوُﻣ‬،‫ﺎض‬ ُ ‫ ْاﻷَﻓْـ َﻌ‬-[٣٨]
.‫ب‬ْ ‫ﺿ ِﺮ‬
ْ ‫ َوا‬،‫ب‬ ُ ‫ﻀ ِﺮ‬
ْ َ‫ َوﻳ‬،‫ب‬
َ ‫ﺿ َﺮ‬
َ
[38]- Fi’il ada tiga: madhi, mudhari’, dan amr;
seperti: ‫ب‬َ ‫ﺿ َﺮ‬
َ (dia telah memukul), ‫ب‬ ُ ‫ﻀ ِﺮ‬
ْ َ‫( ﻳ‬dia
ْ ‫ﺿ ِﺮ‬
sedang/akan memukul), dan ‫ب‬ ْ ‫( ا‬pukullah).
Pada PELAJARAN KEDUA telah dijelaskan
tentang pengertian fi’il dan pembagiannya. Maka di sini
akan kembali dibahas dengan tambahan pembahasan
tentang hukum dari masing-masing fi’il.

.‫ح ْاﻵ ِﺧ ِﺮ أَﺑَ ًﺪا‬ ِ


ُ ‫ َﻣ ْﻔﺘُـ ْﻮ‬:‫ ﻓَﺎﻟ َْﻤﺎﺿ ْﻲ‬-[٣٩]
[39]- Madhi: selalu fat-hah bagian akhirnya.
Hukum fi’il madhi adalah mabni atas fat-hah. Dan
fat-hah di sini bisa zhahir (tampak) dan bisa juga
muqaddar (tidak ditampakkan).
Zhahir seperti pada: ‫ب‬ ِ ِ
َ ‫ﺿَﺮ‬
َ , ‫ﺼَﺮ‬
َ َ‫ﻧ‬, ‫ َﺧَﺮ َج‬, ‫ﺐ‬
َ ‫ َذ َﻫ‬, ‫ َرﺿ َﻲ‬, ‫ َﺷﻘ َﻲ‬,
‫ َﺳُﺮَو‬, dan lain-lain.

5
Muqaddar seperti pada:
- ‫ َﺳ َﻌﻰ‬fat-hah-nya muqaddarah atas alif karena
ta’adzdzur.
- ‫ت‬
ُ ‫ َﺷ َﻜْﺮ‬fat-hah-nya muqaddarah atas ra’ dan ‫َﺷ َﻜُﺮْوا‬
fat-hah-nya muqaddarah atas ra’. Ada juga yang
berpendapat: bahwa ‫ت‬ ُ ‫ َﺷ َﻜ ْﺮ‬mabni atas sukun dan ‫َﺷ َﻜُﺮْوا‬
mabni atas dhammah. Dan pendapat inilah yang kita
gunakan.

.‫ـﺠ ُﺰْوٌم أَﺑَ ًﺪا‬


ْ ‫ َﻣ‬: ‫ َو ْاﻷ َْﻣ ُﺮ‬-[٤٠]
[40]- Amr: selalu jazm.
Hukum fi’il amr adalah majzum, karena asal dari
fi’il amr adalah fi’il mudhari’ yang kemasukkan lam
amr. Maka, asal dari fi’il amr ‫ب‬ ْ ‫اﺿ ِﺮ‬
ْ adalah ‫ب‬ ْ َ‫ﻟِـﻴ‬,
ْ ‫ﻀ ِﺮ‬
kemudian lam amr-nya dibuang dan demikian juga
huruf mudhara’ah ya’; sehingga menjadi: ‫ب‬ ْ ‫اﺿ ِﺮ‬
ْ , dan
hamzah di awalnya adalah hamzah washal; jika ‘ain
ْ ‫اﺿ ِﺮ‬
fi’il (pada contoh ‫ب‬ ْ adalah huruf ra’) berharakat fat-
hah (seperti: ‫ )اﻓْـﺘَ ْﺢ‬atau kasrah (seperti: ‫ب‬ ْ ‫اﺿ ِﺮ‬
ْ ); maka
hamzah washal dibaca kasrah dan jika ‘ain fi’il
berharakat dhammah; maka hamzah washal dibaca
dhammah; seperti: ‫ع‬ ُ ‫ ْاد‬, ‫اﺧُﺮ ْج‬
ْ , ‫ﺼ ْﺮ‬
ُ ْ‫اﻧ‬, dan semisalnya.
Ada juga yang berpendapat -dan pendapat inilah
yang kita gunakan-: bahwa fi’il amr adalah mabni atas
tanda jazm fi’il mudhari’. Jadi:

6
ْ ‫اﺿ ِﺮ‬
-‫ب‬ ْ mabni atas sukun.
- ‫اﺿ ِﺮﺑـُ ْﻮا‬
ْ mabni atas pembuangan nun.
-‫ض‬
َ ‫ ْار‬mabni atas pembuangan huruf ‘illah.
Maka:
1. Untuk fi’il mudhari’ shahih akhir; seperti:‫ﺐ‬ ُ ‫ﻳـَْﻠ َﻌ‬
(bermain), ‫ﺢ‬ ِ ِ
ُ ‫( ﻳَـْﻨ َﺠ‬berhasil/lulus), ‫( ﻳُ َﺴﺎﻓُﺮ‬bersafar), ‫ﻳَﻌ ُﺪ‬
(berjanji/menjanjikan), dan ‫ﺄل‬ ُ ‫( ﻳَ ْﺴ‬bertanya): bentuk
ِ ِ
jazm-nya adalah: ‫ﺐ‬ ْ ‫ﻳَـ ْﻠ َﻌ‬, ‫ﻳَـْﻨ َﺠ ْﺢ‬, ‫ﻳُ َﺴﺎﻓ ْﺮ‬, ‫ﻳَﻌ ْﺪ‬, dan ‫ﻳَ ْﺴﺄَ ْل‬.
ِ ِ
ْ ‫اﻟْ َﻌ‬, ‫اﻧْـ َﺠ ْﺢ‬, ‫ َﺳﺎﻓْﺮ‬, ‫ﻋ ْﺪ‬, dan ‫ا ْﺳﺄَ ْل‬.
Sehingga fi’il amr-nya: ‫ﺐ‬
Semuanya mabni atas sukun.
2. Untuk fi’il mudhari’ mu’tall akhir; seperti: ‫ﻳَ ْﺴ َﻌﻰ‬,
ِ ‫ﻳـ ْﻘ‬: bentuk jazm-nya adalah: ‫ﻳﺴﻊ‬, ‫ﻳ ْﺪع‬, dan
‫ﻳَ ْﺪ ُﻋ ْﻮ‬, dan ‫ﻀﻲ‬
ْ َ ََْ ُ َ
ِ ‫ﻳَـ ْﻘ‬. Sehingga fi’il amr-nya: ‫ا ْﺳ َﻊ‬, ‫ع‬
‫ﺾ‬ ِ ْ‫اﻗ‬. Semuanya
ُ ‫ ْاد‬dan ‫ﺾ‬
mabni atas pembuangan huruf ‘illah.
3. Untuk af’alul khamsah (fi’il-fi’il yang lima);
ِ ‫ﻀ ِﺮﺑ‬ ِ ْ َ‫ﺗ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑـﻮ َن‬
seperti: ‫ﺎن‬َ ْ َ‫ﻳ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑَﺎن‬ ْ ُ ْ َ‫ﻳ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮ َن‬ َ ْ ِ‫ﻀ ِﺮﺑ‬
ْ َ‫ﺗ‬, ‫ﲔ‬ ْ َ‫ﺗ‬: bentuk jazm-
nya adalah: ‫ﻀ ِﺮﺑَﺎ‬
ْ َ‫ﻳ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑَﺎ‬
ْ َ‫ﺗ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا‬ ْ َ‫ﺗ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑِـ ْﻲ‬
ْ َ‫ﻳ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا‬ ْ َ‫ﺗ‬. Dan yang
digunakan dalam fi’il amr hanyalah yang menunjukkan
orang kedua; yaitu: ‫ﻀ ِﺮﺑَﺎ‬ ْ َ‫ﺗ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑِـﻲ‬
ْ َ‫ﺗ‬, ‫ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا‬ْ ْ َ‫ﺗ‬. Sehingga fi’il amr-
nya: ‫ﺿ ِﺮﺑَﺎ‬
ْ ‫ا‬, ‫ﺿ ِﺮﺑـُ ْﻮا‬
ْ ‫ا‬, ِ ِ
‫ﺿﺮﺑـ ْﻲ‬ْ‫ا‬. Semuanya mabni atas
pembuangan nun.

7
Silahkan dilihat kembali PELAJARAN
KEDELAPAN tentang tanda jazm.

‫ َﻣﺎ َﻛﺎ َن ﻓِ ْـﻲ أَ ﱠوﻟِ ِﻪ إِ ْﺣ َﺪى اﻟ ﱠﺰَواﺋِ ِﺪ‬:ُ‫ﻀﺎرِع‬ َ ‫ َواﻟ ُْﻤ‬-[٤١]


،‫ َو ُﻫ َﻮ َﻣ ْﺮﻓُـ ْﻮعٌ أَﺑَ ًﺪا‬،(‫ﺖ‬ُ ‫ )أَﻧَـ ْـﻴ‬:‫ﻚ‬ ْ َ‫ْاﻷ َْرﺑَ ِﻊ اﻟﱠـﺘِ ْـﻲ ﻳ‬
َ ُ‫ـﺠ َﻤﻌُ َﻬﺎ ﻗَـ ْﻮﻟ‬
.‫ﺐ أ َْو َﺟﺎ ِزٌم‬ ِ ِ
ٌ ‫َﺣ ﱠﱴ ﻳَ ْﺪ ُﺧ َﻞ َﻋﻠَْﻴﻪ ﻧَﺎﺻ‬
[41]- Mudhari’: yang diawali dengan salah satu
dari empat huruf tambahan yang dikumpulkan oleh
perkataanmu: ‫ﺖ‬ُ ‫أَﻧَـ ْـﻴ‬, dan dia selalu marfu’ sampai
masuk padanya pe-nashab atau pen-jazm.
* Tanda atau ciri fi’il mudhari’ adalah: diawali
salah satu dari 4 (empat) huruf mudhara’ah:
1. Hamzah: menunjukkan bahwa pelakunya adalah:
orang pertama, jumlahnya satu, baik mudzakkar
maupun mu-annats.
2. Nun: menunjukkan bahwa pelakunya adalah:
- orang pertama, jumlahnya lebih dari satu, baik
mudzakkar maupun mu-annats.
- Atau untuk satu orang yang mengagungkan
dirinya.
3. Ya’: menunjukkan bahwa pelakunya adalah
orang ketiga.
4. Ta’: menunjukkan bahwa pelakunya adalah:
- orang kedua.
- Atau orang ketiga mu-annatas.

8
* Fi’il mudhari’ bisa mu’rab dan bisa juga mabni.
- Mu’rab: jika tidak bersambung dengan nun taukid
tsaqilah (bertasydid) atau khafifah (tidak bertasydid)
dan tidak bersambung dengan nun niswah
(menunjukkan bahwa pelakunya orang kedua atau
ketiga, lebih dari satu dan mu-annatas).
- Mabni: jika bersambung dengan nun taukid
tsaqilah atau khafifah, atau bersambung dengan nun
niswah.
Jika bersambung dengan nun taukid: maka mabni
atas fat-hah. Seperti:

- Z X W V U T S R Q P O... [
“...Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan
kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia
akan menjadi orang yang hina.” (QS. Yusuf: 32)

Maka pada T : ‫ﺠ ُﻦ‬ َ ‫ ﻳُ ْﺴ‬bersambung dengan nun


taukid tsaqilah ‫ ﱠن‬sehingga mabni atas fat-hah (‫ﺠﻨَ ﱠﻦ‬
َ ‫)ﻳُ ْﺴ‬.
Dan pada U : ‫ْﻮ ُن‬
ْ ‫ ﻳَﻜ‬bersambung dengan nun taukid
khafifah ‫ ْن‬sehingga mabni atas fat-hah (‫ْﻮﻧَ ْﻦ‬
ْ ‫)ﻳَﻜ‬.
Dan jika bersambung dengan nun niswah: maka
mabni atas sukun. Seperti:

- Z...~ } | { z y [ “Dan
ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh,...” (QS. Al-Baqarah: 233)

9
Maka { adalah: ‫ﺿ ُﻊ‬ ِ ‫ ﻳـﺮ‬bersambung dengan nun
ُْ
niswah ‫ َن‬sehingga mabni atas sukun.
* Hukum fi’il mudhari’ yang mu’rab adalah marfu’
selama tidak kemasukkan pe-nashab atau pen-jazm.
Jika kemasukkan pe-nashab maka menjadi manshub
dan jika kemasukkan pen-jazm maka menjadi majzum.
Contoh:
- ‫ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ‬
َ ‫( ﻳَـ ْﻔ َﻬ ُﻢ ُﻣـ‬Muhammad memahami), maka ‫ ﻳَـ ْﻔ َﻬ ُﻢ‬:
fi’il mudhari’ yang marfu’ karena tidak kemasukkan
pe-nashab atau pen-jazm, tanda rafa’-nya adalah
dhammah.
- ‫ﺎم َزﻳْ ٌﺪ ٰﻫ ِﺬﻩِ اﻟﻠﱠْﻴـﻠَ َﺔ‬
َ َ‫( ﻟَ ْﻦ ﻳـَﻨ‬Zaid tidak akan tidur malam ini),
maka ‫ﺎم‬ َ َ‫ ﻳَـﻨ‬: fi’il mudhari’ yang manshub karena
kemasukkan pe-nashab ‫ﻟَ ْﻦ‬, tanda nashab-nya adalah fat-
hah.
ِ ‫( ﻟَـﻢ ﻳـﺠﺰع إِﺑـﺮ‬Ibrahim tidak berkeluh kesah) maka
- ‫اﻫْﻴ ُﻢ‬َْ ْ َ ْ َ ْ
‫ ﻳَـ ْﺠَﺰ ْع‬: fi’il mudhari’ yang majzum karena kemasukkan
pen-jazm ‫ﻟَـ ْﻢ‬, tanda jazm-nya adalah sukun.

10
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KESEPULUH

1. Letakkan fi’il madhi atau fi’il amr yang sesuai


pada titik-titik berikut ini!

‫ﺎب اﻟ ﱠﺪا ِر‬ َ َ‫ ﺑ‬...... ‫ ﻳَﺎ َزﻳْ ُﺪ‬-١


‫ اﻟْ َﻤﻄَُﺮ‬...... -٢
‫ﻚ‬ َ ‫ َد ْر َﺳ‬...... ‫ ﻳَﺎ ُﻣـ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ‬-٣
‫ﻚ‬ِ ‫ َدرﺳ‬...... ُ‫ﺎﻃﻤﺔ‬ ِ
َْ َ َ‫ ﻳَﺎ ﻓ‬-٤
‫ اﻟْ َﻮﻟَ ُﺪ ُﻛَﺮةَ اﻟْ َﻘ َﺪِم‬...... -٥
‫ إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ ﻳَﺎ إِ ْﺧ َﻮاﻧـِ ْﻲ‬...... -٦
‫ ُﻣـ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ اﻟْـ ُﺨْﺒـَﺰ‬...... -٧
ِ ‫ﷲ أَﻳﱡﻬﺎ اﻟﺪ‬
‫ﱠاﻋ ْﻲ‬ ِ ‫ إِﻟَـﻰ‬...... -٨
2. Letakkan fi’il mudhari’ yang mabni, marfu’,
manshub atau majzum -yang sesuai- pada titik-titik
berikut ini!

‫ﻚ ﻓِـﻲ اﻟْ َﻤ ِﺎء‬


ُ ‫ اﻟ ﱠﺴ َﻤ‬...... -١
َ‫ﺼْﻴ َﺤﺔ‬ِ ‫ اﻟﻨﱠ‬...... ‫ اﻟْﻤﺴﻠِﻤﺎت‬-٢
ُ َ ُْ

11
‫ﺎح‪.‬‬ ‫ِ ِ‬
‫ﺼﺒَ َ‬ ‫‪ -٣‬ﻟَـ ْﻢ ‪َ ......‬ﻋﻠ ﱞﻲ اﻟْﻤ ْ‬
‫ﺎت ‪ ...‬إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻤ ْﺪ َر َﺳ ِﺔ‬ ‫ِ‬
‫‪ -٤‬اﻟﻄﱠﺎﻟـﺒَ ُ‬
‫‪ -٥‬ﻟَـ‪ ......‬اﻟﻨﱠ ِﺼْﻴ َﺤ َﺔ‪.‬‬
‫‪ -٦‬اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن ‪ ......‬إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ‬
‫‪ -٧‬ﻟَـ ْﻢ ‪ُ ......‬ﻣـ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ َد ْر َﺳﻪُ‬
‫‪ -٨‬ﻟَ ْﻦ ‪ ......‬اﻟْ َﻜ ْﺴ َﻼ ُن‬

‫‪12‬‬
PELAJARAN KESEBELAS

،‫َوإِ َذ ْن‬ ِ ِ ‫ ﻓَﺎﻟﻨـ‬-[٤٢]


ْ ‫ َوﻟ‬،‫ أَ ْن‬:‫َوﻫ َﻲ‬
،‫َﻦ‬ ،ٌ‫ﺐ َﻋ َﺸ َﺮة‬ ُ ‫ﱠﻮاﺻ‬ َ
،‫ﺑِﺎﻟْ َﻔ ِﺎء‬ ‫اب‬ َ ْ‫ َواﻟ‬،‫َو َﺣ ﱠﱴ‬
ُ ‫ـﺠ َﻮ‬ ،‫ـﺠ ُﺤ ْﻮِد‬ُ ْ‫ َوَﻻ ُم اﻟ‬،‫ َوَﻻ ُم َﻛ ْﻲ‬،‫َوَﻛ ْﻲ‬
.‫ َوأ َْو‬،‫َواﻟ َْﻮا ِو‬
[42]- Pe-nashab ada sepuluh, yaitu: ‫أَ ْن‬, ‫ـﻦ‬ ْ ‫ﻟَـ ـ ـ ـ‬, ‫إِذَ ْن‬,
‫ َﻛ ـ ْـﻲ‬, ‫ َﻻ ُم َﻛ ْﻲ‬, ‫ـﺠ ُﺤ ْﻮ ِد‬
ُ ْ‫ َﻻ ُم اﻟ‬, ‫ َﺣ ﱠﱴ‬, jawab dengan ‫ﻓَـ ـ‬, ‫ َو‬, dan ‫أ َْو‬.
Alat-alat (dan semuanya adalah huruf) yang
menashabkan fi’il mudhari’ ada sepuluh:
Pertama: ‫أَ ْن‬, dan dinamakan sebagai huruf mashdar
(karena dia dan fi’ilnya menjadi mashdar mu-awwal).
Contoh:

- Z Ô Ó Ò Ñ Ð Ï Î Í Ì [ “dan Yang
sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku
pada hari Kiamat.” (QS. Asy-Syu’araa’: 82). Maka Ï
adalah manshub karena kemasukkan ‫ أَ ْن‬dan tanda
nashabnya adalah: fat-hah.
- Z... Ã Â Á À ¿ ¾ [ “Dia (Ya’qub) berkata,
“Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf)

13
sangat menyedihkanku...” (QS. Yusuf: 13). Maka Â
adalah manshub karena kemasukkan ‫ أَ ْن‬dan tanda
nashabnya adalah: pembuangan nun, karenaÂ
(aslinya: ‫ ) ﺗَ ْﺬ َﻫﺒُـ ْﻮ َن‬termasuk af’al khamsah.

Kedua: ‫ﻟَ ْﻦ‬, dan maknanya adalah nafi


(meniadakan), dan biasa diartikan dengan: tidak akan.
Contoh:
- Z Y X W V U T S R Q P O [ “Dan
mereka berkata: “Kami tidak akan percaya kepadamu
(Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air
dari bumi untuk kami.”.” (QS. Al-Israa’: 90).
Maka Q adalah manshub karena kemasukkan ‫ ﻟَ ْﻦ‬dan
tanda nashabnya adalah: fat-hah.
- Z ... (' & % $ # " ! [ “Kamu tidak akan
memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai...” (QS: Ali ‘Imran:
92). Maka " adalah manshub karena kemasukkan ‫ﻟَ ْﻦ‬
dan tanda nashabnya adalah: pembuangan nun, karena
" (aslinya: ‫ )ﺗَـﻨَﺎﻟُ ْﻮ َن‬termasuk af’al khamsah.

Ketiga: ‫إِ َذ ْن‬, dan dia adalah huruf yang digunakan


sebagai jawaban. Contoh:
- Ketika ada orang yang mengatakan kepadamu:
‫َﺟـﺘَ ِﻬ ُﺪ ﻓِـ ْﻲ ُد ُرْو ِﺳ ْﻲ‬
ْ ‫َﺳﺄ‬

14
(Saya akan bersungguh-sungguh dalam pelajaran-
pelajaranku).
Maka engkau katakan:
‫إِذَ ْن ﺗَـْﻨ َﺠ َﺢ‬
(Kalau begitu; engkau akan berhasil).
Maka ‫ﺢ‬ ِ
َ ‫ ﺗَـْﻨ َﺠ‬adalah manshub karena kemasukkan ‫إذَ ْن‬
dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
Keempat: ‫ َﻛﻲ‬, menunjukkan ta’liil (alasan), dan
ْ
biasa diartikan dengan: agar. Contoh:
- Z ...n m l k j i h ... [ “...agar harta itu
jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu...” (QS. Al-Hasyr: 7). Maka j adalah
manshub karena kemasukkan ‫ َﻛﻲ‬dan tanda nashabnya
ْ
adalah: fat-hah.
- Z... ½ ¼ » º ¹ [ “Agar kamu tidak
bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu,...”
(QS. Al-Hadid: 23). Maka º adalah manshub karena
kemasukkan ‫َﻛ ْﻲ‬ dan tanda nashabnya adalah:
pembuangan nun, karena º (aslinya: ‫ ) ﺗَﺎْ َﺳ ْﻮ َن‬termasuk
af’al khamsah.
Kelima: ‫ َﻻ ُم َﻛﻲ‬, yakni: ‫ ﻟِـ‬yang maknanya seperti ‫َﻛﻲ‬
ْ ْ
(menunjukkan ta’liil (alasan), dan biasa diartikan
dengan: agar). Contoh:

15
- Z.../ . - , + * ) ( ' [ “Agar Allah
memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas
dosamu yang lalu dan yang akan datang...” (QS. Al-
Fath: 2). Maka ‫ ﻳَـ ْﻐ ِﻔَﺮ‬adalah manshub karena kemasukkan
‫ )َﻻ ُم َﻛ ْﻲ( ﻟِـ‬dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.

- Z ... È Ç Æ Å [ “Agar Allah


mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan,...” (QS. Al-Ahzab: 73). Maka ‫ب‬ ِ
َ ‫ ﻳـُ َﻌ ّﺬ‬adalah
manshub karena kemasukkan ‫ )َﻻ ُم َﻛﻲ( ﻟِـ‬dan tanda
ْ
nashabnya adalah: fat-hah.
Keenam: ‫ﺤ ْﻮِد‬
ُ ‫ـﺠ‬
ُ ْ‫َﻻ ُم اﻟ‬, untuk menafikan akan tetapi
harus didahului dengan ‫ َﻣﺎ َﻛﺎ َن‬atau ‫ﻟَـ ْﻢ ﻳَ ُﻜ ْﻦ‬. Contoh:

- Z ... ÃÂ Á À ¿ ¾ ½ [ “Tetapi Allah


tidak akan menghukum mereka, selama engkau
(Muhammad) berada di antara mereka...” (QS. Al-
Anfal: 33). Maka ‫ب‬ ِ
َ ‫ ﻳـُ َﻌ ّﺬ‬adalah manshub karena
kemasukkan ‫ﺤ ْﻮِد( ﻟِـ‬
ُ ‫ـﺠ‬
ُ ْ‫ )َﻻ ُم اﻟ‬dan tanda nashabnya adalah:
fat-hah.

- Z ... y x w v u ... [ “...maka Allah tidak akan


mengampuni mereka...” (QS. An-Nisa’: 137). Maka
‫ ﻳَـ ْﻐ ِﻔَﺮ‬adalah manshub karena kemasukkan ‫ـﺠ ُﺤ ْﻮِد( ﻟِـ‬
ُ ْ‫)َﻻ ُم اﻟ‬
dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
Ketujuh: ‫ﺣ ﱠﱴ‬
َ , dan maknanya ada dua:

16
1. Ghaayah; yakni: apa yang sebelum ‫ﺣ ﱠﱴ‬ َ
selesai/berhenti karena terjadinya apa yang setelah ‫ﺣ ﱠﱴ‬
َ.
Contoh:

- Z V U T S R Q P O N M[
“Mereka menjawab: “Kami tidak akan
meninggalkannya (dan) tetap menyembahnya (patung
anak sapi) sampai Musa kembali kepada kami.”.” (QS.
Thaha: 91). Maka ‫ ﻳَـْﺮِﺟ َﻊ‬adalah manshub karena
kemasukkan ‫ﺣ ﱠﱴ‬
َ dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
2. Ta’liil; yakni: apa yang sebelum ‫ﺣ ﱠﱴ‬
َ merupakan
sebab/alasan untuk terjadinya apa yang setelah ‫ﺣ ﱠﱴ‬َ.
Contoh:
- ‫ﺢ‬ ِ
َ ‫( ذَاﻛْﺮ َﺣ ﱠﱴ ﺗَـْﻨ َﺠ‬ulang-ulanglah (pelajaranmu) agar
engkau berhasil). Maka ‫ﺠ َﺢ‬ َ ‫ ﺗَـْﻨ‬adalah manshub karena
kemasukkan ‫ﺣ ﱠﱴ‬
َ dan tanda nashabnya adalah: fat-hah.
ِ ‫اﻟْـﺠﻮاب ﺑِﺎﻟْ َﻔ‬, biasa disebut dengan fa’
Kedelapan: ‫ﺎء‬ ُ ََ
sababiyyah; yakni: apa yang sebelum ‫ ﻓَـ‬merupakan
sebab/alasan untuk terjadinya apa yang setelah ‫ﻓَـ‬. Dan ‫ﻓَـ‬
menashabkan fi’il jika berfungsi sebagai jawaban dari
dua perkara:
1. Nafi (meniadakan). Contoh:

17
- Z ...~ } | { ... [ “...Mereka tidak
dibinasakan hingga mereka mati...” (QS. Fathir: 36).
Maka ‫ ﻳَـ ُﻤ ْﻮﺗُـ ْﻮا‬adalah manshub karena kemasukkan ‫ ﻓَـ‬dan
tanda nashabnya adalah: pembuangan nun, karena ‫ﻳَـ ُﻤ ْﻮﺗُـ ْﻮا‬
termasuk af’al khamshah, aslinya adalah ‫ﻳَـ ُﻤ ْﻮﺗُـ ْﻮ َن‬.
2. Thalab, dan thalab ini ada delapan:
(1)- Perintah, seperti: ‫ﺢ‬ ِ
َ ‫( َذاﻛ ْﺮ ﻓَـﺘَـْﻨ َﺠ‬ulang-ulanglah
(pelajaranmu) agar engkau berhasil).
ِ ٰ
(2)- Do’a, seperti: ‫ﺨْﻴـَﺮ‬ ْ ‫( اﻟﻠّ ُﻬ ﱠﻢ ْاﻫﺪﻧـِ ْﻲ ﻓَﺄ‬Ya Allah,
َ ‫َﻋ َﻤ َﻞ اﻟْـ‬
berilah petunjuk kepadaku agar aku bisa beramal
kebaikan).
(3)- Larangan, seperti: Z.. ]\ [ Z Y X W .. [
“...dan janganlah melampaui batas, yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpamu...” (QS. Thaha: 81).
(4)-Pertanyaan, seperti: Z... C B A @ ? > .. [
“...Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan
memberikan pertolongan kepada kami...” (QS. Al-
A’raf: 53)

َ ‫( أََﻻ ﺗَـُﺰْوُرﻧَﺎ ﻓَـﻨُ ْﻜ ِﺮَﻣ‬tidakkah


(5)- Penawaran, seperti: ‫ﻚ‬
engkau mengunjungi kami agar kami memuliakanmu).
ِ
(6)- Dorongan, seperti: ‫ﻚ ﻓَـﻴَ ْﺸ ُﻜَﺮَك أَﺑـُ ْﻮ َك‬ َ ْ‫َﻫ ﱠﻼ أَ ﱠدﻳ‬
َ َ‫ﺖ َواﺟﺒ‬
(tidakkah engkau melaksanakan kewajibanmu agar
bapakmu berterima kasih kepadamu).

18
(7)- Angan-angan, seperti: ُ‫ﱠق ِﻣْﻨﻪ‬
َ ‫ﺼﺪ‬ ِ ‫ﻟَﻴ‬
َ َ‫ﺖ ﻟـ ْﻲ َﻣ ًﺎﻻ ﻓَﺄَﺗ‬
َْ
(seandainya aku punya harta agar aku bisa bersedekah
dari (harta) itu)
(8)- Harapan, seperti: ‫( ﻟَ َﻌ ﱠﻞ ﷲَ ﻳَ ْﺸ ِﻔـْﻴـﻨِـﻲ ﻓَـﺄ َُزْوَرَك‬semoga
ْ
Allah menyembuhkanku agar aku bisa
mengunjungimu)
Kesembilan: ‫اب ﺑِﺎﻟْ َﻮا ِو‬
ُ ‫ـﺠ َﻮ‬
َ ْ‫اﻟ‬, biasa disebut dengan
wawu ma’iyyah; yakni: apa yang sebelum ‫ َو‬terjadi
bersamaan dengan apa yang setelah ‫ َو‬. Dan ‫َو‬
menahsabkan fi’il jika berfungsi sebagai jawaban dari
dua perkara:
1. Nafi (meniadakan). Contoh:

َ ‫( ﻟَـ ْﻢ ﻳـَ ْﻔ َﻌ ِﻞ اﻟْـ‬tidaklah dia melakukan kebaikan


- ‫ﺨْﻴـَﺮ َوﻳَـْﻨ َﺪ َم‬
bersamaan dengan itu dia menyesal).
Wawu ma’iyyah dalam contoh ini bermakna:
menafikan terjadinya sesuatu sebelum ‫ َو‬dan penetapan
yang setelah ‫ َو‬secara bersamaan.
2. Thalab, dan thalab ini ada delapan:
(1)- Perintah, seperti: ‫ﺢ‬ ِ
َ ‫( َذاﻛ ْﺮ َوﺗَـْﻨ َﺠ‬ulang-ulanglah
(pelajaranmu) bersamaan dengan itu engkau berhasil).
(2)- Do’a, seperti: ‫ﺨْﻴـَﺮ‬ ِِ ٰ
َ ‫( اﻟﻠّ ُﻬ ﱠﻢ ْاﻫﺪﻧـ ْﻲ َوأ َْﻋ َﻤ َﻞ اﻟْـ‬Ya Allah,
berilah petunjuk kepadaku bersamaan dengan itu aku
bisa beramal kebaikan).

19
(3)- Larangan, seperti: ‫ﻚ‬ ِ ‫( َﻻ ﺗَـ ْﻠﻌﺐ وﻳ‬janganlah
َ ُ‫ﻀْﻴ َﻊ أ ََﻣﻠ‬ ََ ْ َ
engkau bermain-main bersamaan dengan itu akan
lenyap harapanmu).
(4)-Pertanyaan, seperti: ‫ﻚ‬ ِ ِ ‫ﻫﻞ ﺗَﺄْﺗِـﻲ إِﻟَـﻰ اﻟْـﺒ ـﻴ‬
َ ‫ﺖ َوأ َُﻋﻠّ َﻤ‬ َْ ْ َْ
(apakah engkau mau datang ke rumah bersamaan
dengan itu aku mengajarimu)

َ ‫( أََﻻ ﺗَـُﺰْوُرﻧَﺎ َوﻧُ ْﻜ ِﺮَﻣ‬tidakkah


(5)- Penawaran, seperti: ‫ﻚ‬
engkau mengunjungi kami bersamaan dengan itu kami
memuliakanmu).
ِ
(6)- Dorongan, seperti: ‫ﻜَﺮَك أَﺑـُ ْﻮ َك‬
ُ ‫ﻚ َوﻳَ ْﺸ‬ َ ْ‫َﻫ ﱠﻼ أَدﱠﻳ‬
َ َ‫ﺖ َواﺟﺒ‬
(tidakkah engkau melaksanakan kewajibanmu
bersamaan dengan itu bapakmu berterima kasih
kepadamu).
(7)- Angan-angan, seperti: ُ‫ﱠق ِﻣْﻨﻪ‬
َ ‫ﺼﺪ‬
َ َ‫َﻣ ًﺎﻻ َوأَﺗ‬ ‫ﺖ ﻟِـ ْﻲ‬
َ ‫ﻟَْﻴ‬
(seandainya aku punya harta bersamaan dengan itu aku
bisa bersedekah dari (harta) itu).
(8)- Harapan, seperti: ‫( ﻟَ َﻌ ﱠﻞ ﷲَ ﻳـَ ْﺸـ ِﻔـْﻴـﻨِـﻲ َوأ َُزْوَرَك‬semoga
ْ
Allah menyembuhkanku bersamaan dengan itu aku bisa
mengunjungimu).
Kesepuluh: (‫اب ﺑِـ )أ َْو‬
ُ ‫ـﺠ َﻮ‬
َ ْ‫اﻟ‬, huruf ‫ أ َْو‬menjadi pe-nashab
jika:
(1)- Bermakna ‫( إِﱠﻻ‬kecuali).

Contoh: ‫ب‬ ِ
َ ‫ﺼ َﺤ ﱠﻦ اﻟْ َﻌﺎﺻ َﻲ أ َْو ﻳَـﺘُـ ْﻮ‬
َ ْ‫( َﻷَﻧ‬saya akan menasehati
orang yang bermaksiat itu kecuali dia bertaubat)

20
(2)- Bermakna ‫( إِﻟَـﻰ‬sampai).

Contoh: ‫ﺐ أ َْو أ ُْد ِرَك اﻟْ ُﻤ َﲎ‬ ‫َﺳﺘَ ِﻬﻠَ ﱠﻦ اﻟ ﱠ‬


َ ‫ﺼ ْﻌ‬ ْ ‫( َﻷ‬saya akan anggap
mudah kesulitan sampai aku mencapai cita-cita)

21
‫‪LATIHAN UNTUK‬‬
‫‪PELAJARAN KESEBELAS‬‬

‫‪Isilah titik-titik berikut ini dengan huruf nashab‬‬


‫!‪yang sesuai‬‬

‫ﺐ َﻣﻌِ ْﻲ إِﻟَـﻰ اﻟْـ َﺤ ِﺪﻳْـ َﻘ ِﺔ‬ ‫ﻚ ‪ ......‬ﺗَ ْﺬ َﻫ َ‬ ‫‪ُ -١‬زْرﺗُ َ‬


‫‪ -٢‬ﻳَ ُﺴـﱡﺮﻧـِ ْﻲ ‪ ......‬ﺗَـْﻨ َﺠ َﺢ‬
‫ﺐ ‪ .......‬ﺗَـْﻨ َﺠ َﺢ‬ ‫‪ -٣‬ﻳـﺠﺘ ِﻬﺪ اﻟﻄﱠﺎﻟِ‬
‫ُ‬ ‫َ َْ ُ‬
‫َﺧَﺮ َﻋ َﻤ َﻞ اﻟْﻴَـ ْﻮِم إِﻟَـﻰ اﻟْﻐَ ِﺪ‬ ‫ِ‬
‫‪ ...... -٤‬أُأ ّ‬
‫ﺼ ِﺪﻳﻖ ‪ ......‬ﻳـﺨﻮ َن ِ‬
‫ﺻﺪﻳْـ َﻘﻪُ‬ ‫َ ُْ َ‬ ‫‪َ -٥‬ﻣﺎ َﻛﺎ َن اﻟ ﱠ ْ ُ‬
‫ﺖ َوﻟَ َﺪ َك ‪ ......‬ﻳَـ ْﺤ َِﱰَﻣ َ‬
‫ﻚ‬ ‫‪َ -٦‬ﻫ ﱠﻼ أَ ﱠدﺑْ َ‬
‫ﺐ اﻟْ ُﻤ ِﺴ ْﻲءُ ‪ ......‬ﻳَـ ْﻌﺘَ ِﺬ َر‬ ‫‪ -٧‬ﻳـُ َﻌﺎﻗَ ُ‬
‫َﺳ َِﱰﻳْ َﺢ‬
‫ﺖ ‪ ......‬أ ْ‬ ‫‪َ -٨‬ﺟﻠَ ْﺴ ُ‬
‫ﻚ‬‫‪َ -٩‬ﻻ ﺗَ ْﺪ ُﺧ ْﻞ ‪ ......‬ﻳـُ ْﺆ َذ َن ﻟَ َ‬
‫ب‬ ‫ِ‬ ‫‪َ -١٠‬ﻻ ﺗَﺄْﻣﺮ ﺑِ ِ ِ‬
‫ﺎﻟﺼ ْﺪق ‪ ......‬ﺗَﻜْﺬ َ‬ ‫ُْ ّ‬

‫‪22‬‬
PELAJARAN KEDUA BELAS

،‫ َوﻟَ ﱠﻤﺎ‬،‫ ﻟَ ْـﻢ‬:‫ َو ِﻫ َﻲ‬،‫ـﺠ َﻮا ِزُم ﺛَ َـﻤﺎﻧِـﻴَـﺔَ َﻋ َﺸ َﺮ‬ َ ْ‫ َواﻟ‬-[٤٣]


،‫ﱠﻬ ِﻲ َواﻟ ﱡﺪ َﻋ ِﺎء‬ ِ
ْ ‫ َو) َﻻ( ﻓِـﻲ اﻟﻨـ‬،‫ َوَﻻ ُم ْاﻷ َْﻣ ِﺮ َواﻟ ﱡﺪ َﻋﺎء‬،‫ َوأَﻟَ ﱠﻤﺎ‬،‫َوأَﻟَ ْـﻢ‬
،‫ َوأَﻳْ َﻦ‬،‫ َوأَﻳﱠﺎ َن‬،‫ َوَﻣ َﱴ‬،‫ي‬ ‫ َوأَ ﱡ‬،‫ َوإِ ْذ َﻣﺎ‬،‫ َوَﻣ ْﻬ َﻤﺎ‬،‫ َوَﻣ ْﻦ‬،‫ َوَﻣﺎ‬،‫َوإِ ْن‬
.ً‫ﺻﺔ‬ ِّ ‫ َوإِ َذا ﻓِـﻲ اﻟ‬،‫ َوَﻛ ْﻴـ َﻔ َﻤﺎ‬،‫ َو َﺣ ْﻴﺜُ َﻤﺎ‬،‫َوأَﻧﱠـﻰ‬
‫ﺸ ْﻌ ِﺮ َﺧﺎ ﱠ‬
[43]- Penjazm ada delapan belas: ‫ﻟَـ ْـﻢ‬, ‫ﻟَ ـ ـ ﱠﻤــﺎ‬, ‫أَﻟَ ـ ْـﻢ‬,
‫أَﻟَـ ﱠﻤـﺎ‬, ‫ﻟِ ـ‬ dalam perintah dan do’a, ‫ َﻻ‬dalam larangan
dan do’a, ‫ن‬ ْ ِ‫إ‬, ‫ َﻣﺎ‬, ‫ َﻣ ْﻦ‬, ‫ َﻣ ْﻬ َﻤﺎ‬, ‫إِ ْذ َﻣﺎ‬, ‫ي‬
‫أَ ﱡ‬, ‫ َﻣ َﱴ‬, ‫أَﻳﱠﺎ َن‬, ‫أَﻳْ َﻦ‬, ‫أَﻧﱠـﻰ‬,
‫ َﺣ ْﻴﺜُ َﻤﺎ‬, ‫ َﻛ ْﻴـ َﻔ َﻤﺎ‬, dan ‫ إِ َذا‬khusus dalam sya’ir.
Alat-alat (ada yang huruf dan ada yang isim) yang
menjazmkan fi’il mudhari’ ada 18 (delapan belas). Dan
alat-alat ini terbagi menjadi dua bagian:
BAGIAN PERTAMA: Alat-alat yang menjazmkan
satu fi’il, dan ada 6 (enam) huruf:
Pertama: ‫ﻟَـ ْﻢ‬, dan maknanya adalah nafi
(meniadakan), dan biasa diartikan dengan: belum atau
tidak. Contoh:

23
- Z ...L K J I H G F E D [
“Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan
orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama
mereka)...” (QS. Al-Bayyinah: 1)
- Z ... c b a ... [ “...Katakanlah (kepada mereka),
“Kamu belum beriman...” (QS. Al-Hujurat: 14)
Kedua: ‫ﻟَ ﱠﻤﺎ‬, dan maknanya seperti ‫ﻟَـ ْﻢ‬. Contoh:

- Z y x w v u ... [ “...tetapi mereka belum


merasakan azab(-Ku).” (QS. Shad: 8)
Ketiga: ‫أَﻟَـ ْﻢ‬, dan ini adalah ‫ ﻟَـ ْﻢ‬yang diberi hamzah
untuk taqrir (penetapan), sehingga diartikan dengan:
bukankah atau tidakkah. Contoh:
- Z y x w v u [ “Bukankah Kami telah
melapangkan dadamu (Muhammad)?” (QS. Al-
Insyirah: 1)
- Z ° ¯ ® ¬ « ª [ “Tidakkah dia mengetahui
bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala
perbuatannya)?” (QS. Al-‘Alaq: 14)
Keempat: ‫أَﻟَ ﱠﻤﺎ‬, dan ini adalah ‫ ﻟَ ﱠﻤﺎ‬yang diberi hamzah
untuk taqrir (penetapan), sehingga diartikan dengan:
bukankah atau tidakkah. Contoh:

َ ‫ُﺣ ِﺴ ْﻦ إِﻟَْﻴ‬
- ‫ﻚ‬ ْ ‫( أَﻟَ ﱠﻤﺎ أ‬bukankah aku telah berbuat baik
kepadamu)

24
Kelima: Lam dalam perintah dan do’a. Dan do’a
sebenarnya semakna dengan perintah, hanya saja do’a
berasal dari orang yang lebih rendah kedudukannya:
disampaikan kepada yang lebih tinggi.
Lam ini dibaca ‫( ﻟِـ‬dikasrah) jika di awal jumlah
(kalimat) -atau di tengah jumlah tapi sebelumnya
sukun-, dan disukunkan ‫ ﻟْـ‬jika di tengah dan sebelumnya
berharakat.
* Contoh dalam perintah: ‫ﺖ‬ ِ
ْ ‫ﺼ ُﻤ‬
ْ َ‫ﻓَـ ْﻠﻴَـ ُﻘ ْﻞ َﺧْﻴـًﺮا أ َْو ﻟ ـﻴ‬
(hendaklah dia berkata yang baik atau diam)
* Contoh dalam do’a: Z ... ;: 9 8 ...[
“...Biarlah Rabb-mu mematikan kami saja...” (QS. Az-
Zukhruf: 77)
Keenam: ‫ َﻻ‬dalam larangan dan do’a. Dan do’a
sebenarnya semakna dengan larangan, hanya saja do’a
berasal dari orang yang lebih rendah kedudukannya:
disampaikan kepada yang lebih tinggi.
* Contoh dalam larangan:
- Z ...¬ « ª ... [ “...Wahai Musa! Jangan
takut!...” (QS. An-Naml: 10)
- Z ...¨ § ¦ ¥ ¤ £[ “Wahai orang-
orang yang beriman! Janganlah kamu katakan,
Ra’ina...” (QS. Al-Baqarah: 104)

25
- Z ...& % $ # " ! [ “Wahai Ahli
Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam
agamamu,...” (QS. An-Nisa’: 171)
* Contoh dalam do’a:
- Z ...½ ¼ » º ¹ ¸ ¶ ... [ “...Wahai Rabb
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami melakukan kesalahan...” (QS. Al-Baqarah:
286)
- Z ...É È Ç Æ Å Ä Ã Â Á À ¿ ... [
“...Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami
dengan beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami...” (QS.
Al-Baqarah: 286)
- Z ...Ò Ñ Ð Ï Î Í Ì Ë ... [ “...Wahai Rabb
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa
yang tidak sanggup kami memikulnya...” (QS. Al-
Baqarah: 286)
BAGIAN KEDUA: Alat-alat yang menjazmkan dua
fi’il, dan ada 12 (dua belas) [dan makna dari masing-
masing alat bisa dilihat dalam contoh yang ada]:
Pertama: ‫إِ ْن‬, contoh: ‫ﺠ ْﺢ‬ ِ
َ ‫( إِ ْن ﺗُ َﺬاﻛ ْﺮ ﺗَـْﻨ‬jika engkau
mengulang-ulang (pelajaranmu); maka engkau akan
berhasil).
Kedua: ‫ َﻣﺎ‬, contoh:

26
- Z j i h g f e d c b a ... [
“...Dan apa pun harta yang kamu infakkan; niscaya
kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu
tidak akan dizhalimi (dirugikan).” (QS. Al-Baqarah:
272)
- ‫ﺠَﺰ ﺑِِﻪ‬
ْ ‫ﺼﻨَ ْﻊ ﺗُـ‬
ْ َ‫( َﻣﺎ ﺗ‬apapun yang engkau lakukan; maka
engkau akan dibalas karenanya)
- ُ‫( َﻣﺎ ﺗَـ ْﻘَﺮأْ ﺗَ ْﺴﺘَ ِﻔ ْﺪ ِﻣْﻨﻪ‬apapun yang engkau baca; maka
engkau akan mengambil faedahnya)
Ketiga: ‫ َﻣ ْﻦ‬, contoh:

- Z ] \ [ Z Y X W [ “Maka
barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-
Zalzalah: 7)

ْ ُ‫( َﻣ ْﻦ ﻳُ ْﻜ ِﺮْم َﺟ َﺎرﻩُ ﻳـ‬barangsiapa memuliakan


- ‫ﺤ َﻤ ْﺪ‬
tetangganya; maka akan dipuji)
- ‫ﺠ ْﺢ‬ ِ
َ ‫( َﻣ ْﻦ ﻳُ َﺬاﻛْﺮ ﻳَـْﻨ‬barangsiapa mengulang-ulang
(pelajaran); maka dia akan berhasil)
Keempat: ‫ َﻣ ْﻬ َﻤﺎ‬, contoh:

- ً‫( َﻣ ْﻬ َﻤﺎ ﺗَـ ْﻘَﺮأْ ﻳَ ِﺰْد َك َﻣ ْﻌ ِﺮﻓَﺔ‬apa pun yang engkau baca; maka
akan menambahkanmu pengetahuan)
Kelima: ‫إِ ْذ َﻣﺎ‬, contoh: ‫( إِ ْذ َﻣﺎ ﺗَـ ُﻘ ْﻢ أَﻗُ ْﻢ‬kalau engkau
berdiri; maka aku akan berdiri)

27
Keenam: ‫ي‬ ‫أَ ﱡ‬, contoh: ُ‫ﺻ ِﺤْﻴ ٍﺢ ﺗَـ ْﻘَﺮأْ ﺗَ ْﺴﺘَ ِﻔ ْﺪ ِﻣْﻨﻪ‬ ٍ ِ ‫أَ ﱠ‬
َ ‫ي َﺣﺪﻳْﺚ‬
(hadits shahih apa pun yang engkau baca; maka engkau
akan mengambil faedah darinya)
Ketujuh: ‫ َﻣ َﱴ‬, contoh: ‫( َﻣ َﱴ ﺗَـ ُﻘ ْﻢ ﻳَـ ُﻘ ْﻢ َزﻳْ ٌﺪ‬kapanpun
engkau berdiri; maka Zaid (juga) akan berdiri)

َ ‫( أَﻳﱠﺎ َن ﺗَـْﻠ َﻘﻨِـ ْﻲ أُ ْﻛ ِﺮْﻣ‬kapanpun


Kedelapan: ‫أَﻳﱠﺎ َن‬, contoh: ‫ﻚ‬
engkau menemuiku; maka aku akan memuliakanmu)
Kesembilan: ‫أَﻳْ َﻦ‬, contoh: ‫ﻚ‬ َ ‫َﺻ َﺤْﺒ‬
ْ‫ﺐ أ‬
ْ ‫ﺗَ ْﺬ َﻫ‬ ‫أَﻳْ َﻦ‬
(kemanapun engkau pergi; aku akan menemanimu)
Kesepuluh: ‫أَﻧﱠـﻰ‬, contoh: ‫ْﺮْم‬ ِِ ِ
َ‫( أَﻧﱠـﻰ ﻳَـْﻨﺰْل ذُو اﻟْﻌ ْﻠﻢ ﻳُﻜ‬dimana
pun orang berilmu singgah; maka ia akan dimuliakan)
Kesebelas: ‫ﺣـْﻴـﺜُ َﻤﺎ‬
َ , contoh:
- ‫ﺎﺣﺎ‬ ِ ِ
ً ‫ﻚ ﷲُ ﻧَـ َﺠ‬
َ َ‫( َﺣـْﻴـﺜُ َﻤﺎ ﺗَ ْﺴﺘَﻘ ْﻢ ﻳـُ َﻘ ّﺪ ْر ﻟ‬kapanpun engkau
istiqamah; maka Allah akan mentakdirkan keberhasilan
bagimu)
ِ
َ ‫ﻚ ﻳـُ َﻌ ِﺎﻣ ْﻠ‬
Kedua Belas: ‫ َﻛْﻴـ َﻔ َﻤﺎ‬, contoh: ‫ﻚ‬ َ ‫ﺻﺪﻳْـ َﻘ‬َ ‫َﻛْﻴـ َﻔ َﻤﺎ ﺗُـ َﻌ ِﺎﻣ ْﻞ‬
(bagaimanapun engkau bermu’amalah dengan
temanmu; maka (dengan cara itu juga) dia akan
bermu’amalah denganmu)
Ditambah: ‫ إِ َذا‬khusus dalam sya’ir, contoh:

‫ﻚ ﺑِﺎﻟْﻐِ َﲎ‬ َ َ‫اﺳﺘَـ ْﻐ ِﻦ َﻣﺎ أَ ْﻏﻨ‬


َ ‫ﺎك َرﺑﱡ‬ ْ ‫َو‬
‫ﺎﺻﺔٌ ﻓَـﺘَ َﺠ ﱠﻤ ِﻞ‬ ِ ُ‫وإِ َذا ﺗ‬
َ ‫ﺼ‬َ ‫ﻚ َﺧ‬
َ ‫ﺼْﺒ‬ َ

28
(Dan merasa cukuplah atas kekayaan yang Rabb-mu
cukupkan bagimu
Dan jika kelaparan menimpamu; maka tetaplah
engkau bersabar)

29
‫‪LATIHAN UNTUK‬‬
‫‪PELAJARAN KEDUA BELAS‬‬

‫‪1. Letakkanlah huruf jazm -yang menjazmkan satu‬‬


‫‪fi’il- pada kalimat-kalimat berikut:‬‬
‫ﺎن و‪ ....‬ﻳ ْﺪرس ﺻ ِ‬
‫ﺎﺣﺒِـ ْﻲ‬ ‫‪ -١‬اﻗْـﺘَـﺮب وﻗْ ِ ِ ِ‬
‫ﺖ ْاﻻ ْﻣﺘ َﺤ َ َ ُ ْ َ‬ ‫ََ َ ُ‬
‫ِ ِ‬
‫‪ ... -٢‬ﻳَـ ْﻘَﺮأْ أَﺧ ْﻲ اﻟْﻜﺘَ َ‬
‫ﺎب‬
‫ﻚ‬ ‫َﺧْﻴ َ‬ ‫ﺶ ِﺳﱠﺮ أ ِ‬ ‫‪ ... -٣‬ﺗُـ ْﻔ ِ‬
‫ْﻤ ِﺔ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫‪... -٤‬ﻳَ ْﺪعُ اﻟﺪﱠاﻋ ْﻲ ﺑﺎﻟْـﺤﻜ َ‬
‫‪ ... -٥‬ﺗَـ ْﻌﻠَ ْﻢ أَ ﱠن ﷲَ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻞ َﺷ ْﻲ ٍء ﻗَ ِﺪﻳْـٌﺮ‬
‫ﻀْﺮ َواﻟِ ِﺪ ْي ِﻣ َﻦ اﻟ ﱠﺴ َﻔ ِﺮ‬ ‫‪ ... -٦‬ﻳَـ ْﺤ ُ‬
‫‪ -٧‬ﻧَـَﺰَل اﻟْ َﻤﻄَُﺮ َو‪ ...‬ﻳَـْﻨـ َﻘ ِﻄ ْﻊ‬
‫‪ ... -٨‬ﺗـُ َﻘ ِ ِ ِ‬
‫ﻚ‬‫اﺳﺘِ َ‬ ‫ﺼـْﺮ ﻓـ ْﻲ د َر َ‬ ‫ّ‬
‫‪ ... .٩‬ﻳَـ ْﻌﻠَ ْﻢ ﺑِﺄَ ﱠن ﷲَ ﻳَـَﺮى‬
‫ﺼ َﺢ َواﻟِ ِﺪ َك‬ ‫ِ‬
‫‪... -١٠‬ﺗَ ْﺴﺘَﻤ ْﻊ ﻧُ ْ‬

‫‪30‬‬
‫‪2. Letakkanlah alat jazm -yang menjazmkan dua‬‬
‫‪fi’il- pada kalimat-kalimat berikut:‬‬

‫اﻟﺼﻴَ ِﺎم ﺗُـ ْﻔ ِﻄ ْﺮ‬


‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪ ... -١‬ﻳَـْﻨـﺘَـﻪ َﺷ ْﻬُﺮ ّ‬
‫ﻚ ﻳَﻈْ َﻬْﺮ‬ ‫ﺎﻋ َ‬‫ﻒ ِﻣﻦ ِﻃﺒ ِ‬ ‫ِ‬
‫‪ ... -٢‬ﺗُـ ْﺨ ْ َ‬
‫ض‬ ‫ِ‬
‫‪ ... -٣‬ﺗَـﻨَ ْﻢ ﻓـ ْﻲ َﻣـ ْﺠَﺮى اﻟْـ َﻬ َﻮى ﺗَـ ْﻤَﺮ ْ‬
‫ﺐ‬ ‫ِ‬
‫‪ ... -٤‬ﻳَ ْﺴ َﻬْﺮ َﻛﺜْﻴـًﺮا ﻳَـْﺘـ َﻌ ْ‬
‫ﺼﻨَ ْﻊ َﻣ ْﻌُﺮْوﻓًﺎ ﻳُ ْﺸ َﻜ ْﺮ‬ ‫‪ ... -٥‬ﻳَ ْ‬

‫‪31‬‬
32

Anda mungkin juga menyukai