Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KULIAH 1

MATA KULIAH PERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONAL

Disusun Oleh:
Rasvan Windhi
NPM 2006509781

PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL


SEKOLAH KAJIAN STRATEJIK DAN GLOBAL

UNIVERSITAS INDONESIA

Jakarta, 17 Maret 2021


MEWUJUDKAN KEAMANAN NASIONAL DI MASA DEPAN UNTUK
MENYIAPKAN INDONESIA MAJU 2045

Negara kita memiliki landasan ideologis yang telah disepakati oleh founding fathers
negara ini sebelum diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Landasan ideologis itu adalah Pancasila. Makna dari Pancasila sebagai ideologi negara adalah
Pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan untuk seluruh warga negara Indonesia berdasar
cita-cita bangsa. Pancasila sebagai ideologi negara, setidaknya memiliki empat fungsi pokok
dalam kehidupan bernegara, yaitu: mempersatukan bangsa, membimbing dan mengarahkan
bangsa menuju tujuannya, dan memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan
identitas bangsa.

Salah satu tujuan bernegara kita berdasarkan Pancasila disebutkan di dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945), yaitu “…untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia…”. Salah satu
usaha terpenting yang dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional tersebut adalah
dengan mewujudkan keamanan nasional.

Indonesia dengan segala dinamikanya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat telah
menjalankan pemerintahannya selama 75 tahun. Selama kurang lebih ¾ abad tersebut, cukup
banyak perubahan dan kemajuan yang dialami oleh bangsa ini. Kemajuan tersebut dapat
tercipta karena kita bersama-sama sebagai komponen bangsa bersatu dan bahu-membahu
dalam mewujudkan tujuan nasional sesuai amanat UUD 1945. Salah satu tujuan tersebut
yaitu keamanan nasional.

Tahun 2045 negara kita akan berulang tahun yang ke-100. Di ulang tahun yang ke-100
tersebut kita memiliki wacana atau visi untuk menciptakan Indonesia yang mampu bersaing
dengan bangsa lain dan dapat menyelesaikan segala permasalah yang ada di dalam negeri,
mulai dari korupsi, kesenjangan, hingga kemiskinan. Visi 100 tahun Indonesia merdeka ini
dikenal dengan nama Indonesia Emas 2045.

Dalam mewujudkan generasi Indonesia Emas dan Indonesia yang maju tahun 2045,
banyak permasalahan di dalam negara ini yang perlu kita benahi, salah satunya yaitu terkait
keamanan nasional. Bagaimanakah mewujudkan keamanan nasional di masa depan untuk
menyiapkan Indonesia maju 2045? Dalam rangka mewujudkan keamanan nasional ini, kita
membutuhkan koordinasi dari berbagai peralatan kekuatan nasional yang dilaksanakan dalam
“strategi raya”. Strategi raya merupakan seni dan ilmu mengkoordinasikan pembinaan dan
penggunaan peralatan kekuatan nasional (misalnya ekonomi, politik, dan militer) dalam
rangka upaya mencapai tujuan keamanan nasional (Kardi, 2018). Dalam ilmu politik, strategi
raya tersebut lebih dikenal dengan istilah kebijakan. Beberapa kebijakan tersebut akan
dibahas di dalam tulisan ini.

1. Mengesahkan Undang-Undang Keamanan Nasional

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, agar struktur kelembagaan dapat berfungsi


secara optimal, diperlukan dukungan sistem keamanan nasional yang memadai diantaranya
melalui pendekatan sistem peraturan perundang-undangan. Hal ini sangat diperlukan untuk
mengeliminasi dan mengantisipasi ancaman terhadap negara yang mungkin timbul terutama
oleh Presiden selaku pemimpin eksekutif.

Keamanan nasional menjadi isu yang sangat vital dewasa ini. Bagaimana tidak, sudah
lebih 75 tahun Indonesia merdeka, namun Undang-Undang Keamanan Nasional (Kamnas)
sampai saat ini belum ada. Sebenarnya Rancangan Undang-Undang (RUU) Kamnas sudah
dikeluarkan tahun 2012, namun banyak penolakan yang terjadi. Salah satunya yaitu dari
berita yang dikutip dari website Tempo, 29 tokoh masyarakat bersatu dan membuat Petisi
Bersama menolak RUU tersebut. Seluruh tokoh tersebut mendesak parlemen agar
mengembalikan RUU Keamanan Nasional ke pemerintah karena tak jelas maksudnya,
dipenuhi pasal karet, bertentangan dengan Undang-Undang lain, dan dinilai dapat
mengancam hak asasi manusia serta demokrasi (https://nasional.tempo.co/read/442504/29-
tokoh-masyarakat-tolak-ruu-keamanan-nasional).

Salah satu yang dikhawatirkan yakni, RUU Keamanan Nasional memberikan presiden
wewenang untuk mengerahkan TNI dalam status tertib sipil tanpa melalui pertimbangan
parlemen dalam menghadapi ancaman keamanan nasional. Hal ini bertolakbelakang dengan
UU TNI Pasal 7 ayat (3) jo Penjelasan Pasal 5, bahwa pengerahan kekuatan TNI harus
didasarkan kepada keputusan politik negara, yang berarti harus mendapat pertimbangan dari
parlemen. Akibatnya, RUU Kamnas dicurigai berpotensi untuk menciptakan rezim otoriter
baru. Kecurigaan ini muncul karena draft memberi otoritas besar pada presiden dan gubernur
dalam menangani keamanan.

Terlepas dari banyaknya pro dan kontra terhadap RUU Kamnas, saya pribadi
berpendapat bahwa peraturan perundangan mengenai Kamnas tetap harus ditetapkan agar
pemerintah Indonesia memiliki pijakan yang kuat dalam upaya menjamin tercapainya
keamanan nasional yang memadai. Namun, penetapan UU ini tetap harus berdasarkan
prosedur yang legal di parlemen. Setiap peraturan di dalam RUU Kamnas yang bertentangan
dengan UU lain seharusnya ditiadakan untuk menghindari tumpang-tindihnya peraturan
perundangan. Misalnya seperti contoh di atas terkait wewenang presiden untuk mengerahkan
TNI dalam status tertib sipil tanpa melalui pertimbangan parlemen dalam menghadapi
ancaman keamanan nasional. Menurut saya bisa direvisi dengan presiden tetap harus
meminta pertimbangan parlemen dalam hal pengerahan kekuatan TNI. Namun, dalam situasi
tertentu presiden dapat mengambil keputusan pengerahan TNI tanpa melalui persetujuan
parlemen, misalnya situasi darurat yang membutuhkan reaksi cepat tanggap. Contohnya pada
saat kedatangan tokoh ulama muslim Muhammad Rizieq Shihab ke Indonesia setelah tinggal
beberapa lama di Arab Saudi. Kedatangan tokoh yang sangat disegani di berbagai kalangan
muslim tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan dan dapat menimbulkan kericuhan yang
mungkin saja dimanfaatkan oleh oknum-oknum politik tertentu, ditambah lagi kerumunan
akan berpotensi memperluas penyebaran pandemi COVID-19. Sehingga harus diberikan
reaksi cepat tanggap dari presiden terhadap hal tersebut. Saya berharap revisi RUU Kamnas
yang masih dalam pembahasan sampai saat ini dapat segera difinalisasi sehingga terwujud
keamanan nasional yang memadai di masa depan untuk menyiapkan Indonesia maju 2045.

2. Memperkuat Ketahanan Nasional dalam Menghadapi Ancaman Proxy War

Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian utama pemerintah saat ini terkait kemananan
nasional adalah ancaman perang proksi (proxy war). Perang proksi atau perang tanpa bentuk
adalah perang dengan menggunakan pihak ketiga, seperti dengan menggunakan teknologi
modern atau dunia siber. Perang proksi dapat digunakan berbagai negara, khususnya negara-
negara adidaya untuk melakukan penyerangan secara tidak langsung pada negara berdaulat,
baik dengan menggunakan pihak ketiga, organisasi sosial dalam negeri, dan/atau memberikan
dukungan bantuan dana kepada pihak-pihak yang secara politik berani melakukan
perlawanan untuk menggulingkan pemerintahan atau penguasa yang sah atas dasar nilai
HAM dan demokrasi, dengan biaya murah dan ongkos politik minimal atau jumlah minimali
(Thontowi, 2019).

Ada beberapa contoh indikasi perang proksi yang dilakukan oleh negara lain terhadap
Indonesia, seperti penyelundupan narkoba secara masif ke wilayah hukum Indonesia, modus
TKI dan kejahatan perdagangan orang, penangkapan ikan secara ilegal oleh warga asing di
wilayah kedaulatan Indonesia, dan penyebaran berita bohong atau hoax dan fitnah dengan
tujuan menciptakan potensi perpecahan persatuan.
Dalam hal penegakan hukum terhadap kejahatan lintas negara terkait narkoba di
Indonesia sebenarnya sudah cukup efektif dan tegas, Contohnya dapat kita lihat dari
pelaksanaan eksekusi mati terhadap pengedar narkoba, baik pelaku dari dalam maupun luar
negeri semasa pemerintahan presiden Joko Widodo. Perihal eksekusi mati terhadap pengedar
dari luar negeri, menimbulkan reaksi yang beragam dari negara-negara tetangga, khususnya
negara yang warga negaranya dieksekusi.

Kemudian, pemerintah juga telah memperketat pengamanan di pelabuhan-pelabuhan dan


bandara untuk mencegah masuknya narkoba ke wilayah Indonesia. Banyak diantara kasus-
kasus penangkapan sindikat pengedar narkoba dari Cina tertangkap di pelabuhan-pelabuhan
Indonesia diantaranya di perairan Anambas Kepulauan Riau, pelabuhan Banten, Bandara
Soekarno-Hatta, dan perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Kasus peredaran narkoba
ini harus ditangani oleh pihak yang berwenang secara khusus dan ditangani dengan perspektif
keamanan negara. Mengapa? Karena narkoba ini pengaruhnya sangat besar terhadap masa
depan bangsa dan negara kita, sebab sasarannya adalah generasi muda yang akan meneruskan
perjuangan kita dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

Terkait modus TKI dan kejahatan perdagangan orang, secara umum perlindungan hukum
terhadap TKI sudah ada payung hukumnya, baik dalam konvensi internasional maupun
peraturan perundang-undangan RI. Pemerintah telah menerbitkan UU Nomor 18 Tahun 2017
tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Undang-Undang tersebut mengatur tentang
upaya perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, hak dan kewajiban pekerja migran
Indonesia dan keluarganya, tugas dan wewenang Pemerintah terhadap pekerja migran
Indonesia, dan fungsi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(sekarang Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/BP2MI).

Namun, tetap saja praktek perdagangan orang masih tetap banyak. Salah satunya dengan
cara mengelabui petugas migran dengan menyelundupkan TKI ke luar negeri menggunakan
visa pelancong. Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Pemerintah
harus lebih siap dan siaga dalam menghambat dan memberantas terjadinya kejahatan
perdagangan orang tersebut.

Kejahatan lintas negara yang begitu nyata mengancam ketahanan nasional dan
kedaulatan wilayah RI dewasa ini adalah penangkapan ikan di wilayah kedaulatan RI, yang
terutama dilakukan oleh nelayan-nelayan Tiongkok. Ancaman bahaya atas ketahanan
nasional dari kejahatan lintas negara di wilayah laut salah satunya adalah berkurangnya
sumber daya alam sekitar 70% ikan tuna yang di ekspor dari Indonesia. Pendapatan devisa
negara dari sektor perikanan semakin berkurang. Selain itu, pencemaran ekosistem laut,
termasuk terumbu karang terancam rusak.

Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) di era ibu Susi Pudjiastuti berupa
pembakaran dan penenggelaman terhadap kapal asing yang melakukan penangkapan ikan
ilegal di wilayah kedaulatan RI menurut saya sangat efektif dalam upaya memberikan efek
jera dan mengurangi terjadinya kembali hal yang sama. Efek dari kebijakan tersebut yaitu,
terjadi peningkatan hasil perikanan RI dan menurunnya jumlah illegal fishing dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2017. Sekarang, kebijakan ekstrim tersebut sudah tidak digunakan lagi
dengan pertimbangan tertentu oleh pemerintah. Saya berharap pemerintah memiliki cara baru
yang lebih efektif untuk menangkal praktek penangkapan ikan ilegal oleh nelayan asing
tersebut sehingga hasil bumi dan laut kita untuk sekarang dan masa depan bisa dinikmati
sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia.

Perang proksi yang paling marak di era modern saat ini adalah terkait penyebaran berita
bohong atau hoax dan fitnah yang berpotensi menciptakan perpecahan diantara berbagai
golongan dalam masyarakat Indonesia. Beberapa indikasi nya adalah adanya gerakan-gerakan
separatis, radikalisme, gerakan demonstrasi anarkis, pemberitaan provokatif, dan konflik
horizontal. Terlebih lagi pada saat mendekati proses Pemilihan Umum (Pemilu). Konflik-
konflik seperti ini sangat rawan menimbulkan kericuhan yang berujung pada perpecahan.

Isu terbaru yang menurut saya memiliki indikasi adanya perang proksi adalah isu terkait
rencana pemerintah untuk merevisi undang-undang agar presiden bisa diangkat lebih dari dua
periode. Isu ini kemudian dikaitkan dengan perpecahan di tubuh salah satu partai politik yang
tujuannya adalah memuluskan langkah pemerintah untuk merealisasikan revisi undang-
undang tersebut. Ini adalah salah satu bentuk perang proksi yang sangat membahayakan
karena penyebarannya terjadi tanpa kita sadari. Seperti kata Perwira Seksi Teritorial (Pasiter)
Kanten Infanteri Shokib Setiadi melalui penyampaiannya dalam kegiatan penyuluhan non
fisik TMMD Kodim 0712 Tegal, “Terkadang dalam perang proksi, negara sasarannya tidak
menyadari potensi upaya perpecahan. Untuk itu tetap tingkatkan kewaspadaan dengan tetap
berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945”
(https://rri.co.id/purwokerto/berita/daerah/702273/ apa-itu-proxy-war-dijelaskan-dengan-
bahasa-mudah-oleh-penyuluh-tmmd-tegal).
Menurut pendapat saya, terkait kasus penyebaran berita bohong atau hoax yang
berpotensi memecah belah persatuan ini, yang paling penting adalah penanaman nilai-nilai
Pancasila dan “Bhinneka Tunggal Ika” kepada setiap warga negara, mulai dari lingkungan
terkecil yaitu keluarga, sampai dengan lingkungan masyarakat yang lebih besar. Hal ini dapat
dilakukan oleh pemerintah melalui pemberlakuan kembali kurikulum Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan bagi anak-anak usia sekolah sehingga dari semenjak dini anak-anak
telah ditanamkan sikap saling menghargai dan menghormati diantara sesama bangsa
Indonesia yang beragam mulai dari sukubangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, dan
keanekaragaman lainnya.

Selain pemerintah, masyarakat sendiri juga harus berperan aktif dalam menangkal
ancaman yang datang untuk memecah belah persatuan bangsa. Bagi generasi muda, kita
harus lebih cerdas dalam menilai suatu permasalahan. Saring dulu sebelum sharing. Pasalnya,
perang ini tidak dilakukan melalui kekuatan militer, melainkan melalui berbagai aspek yang
meliputu sosial budaya, politik, ekonomi serta hukum. Untuk itu perlu membudayakan
klarifikasi berita agar tidak mudah digiring kepada opini yang menyesatkan.

REFERENSI

Kardi, Koesnadi. (2018). Menyusun Strategi: Sebuah Pengantar Proses Keamanan Nasional
dan Permasalahannya. Jakarta: Media Akselerasi.
Rri.co.id, (online), (https://rri.co.id/purwokerto/berita/daerah/702273/apa-itu-proxy-war-
dijelaskan-dengan-bahasa-mudah-oleh-penyuluh-tmmd-tegal, diakses pada 17 Maret
2021).
Tempo.co, (online), (https://nasional.tempo.co/read/442504/29-tokoh-masyarakat-tolak-ruu-
keamanan-nasional, diakses pada 17 Maret 2021).
Thontowi, Jawahir. (2019). “Proxy War, Kejahatan Lintas Negara dan Pengaruhnya terhadap
Ketahanan Nasional Perspektif Hukum International”. Prosiding Senas POLHI ke-2
Tahun 2019, pp. 202-223.
WiRA: Media Informasi Kementerian Pertahanan (2015). Edisi Khusus 2015. Jakarta:
Puskom Publik Kemhan.
HAMBATAN PEMBANGUNAN EKONOMI BANGSA INDONESIA
DAN SOLUSI PERMASALAHANNYA

1. Masalah Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi sangat mendorong pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, apabila
pembangunan ekonomi pada suatu negara tidak berjalan atau tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka akan sangat berpengaruh terhadap jalannya pertumbuhan ekonomi pada
negara tersebut.

Secara umum, permasalahan pembangunan ekonomi yang sering dialami oleh negara
berkembang seperti Indonesia adalah pengangguran, kemiskinan, ketimpangan dalam
distribusi pendapatan, dan tingginya angka pertumbuhan penduduk. Hal ini menunjukkan
ketidakmerataan kesejahteraan masyarakat yang merupakan penghambat proses
pembangunan ekonomi. Ada beberapa masalah yang menghambat pembangunan ekonomi di
Indonesia sebagai berikut:

a. Kemiskinan

Kemiskinan sering kali menjadi masalah yang tidak pernah terselesaikan dalam setiap
tahapan pembangunan ekonomi negara berkembang. Hal tersebut diakibatkan adanya siklus
yang terjadi secara berulang dan sulit terselesaikan, yang sering diistilahkan dengan lingkaran
kemiskinan, yang merupakan serangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi secara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan dimana suatu negara akan tetap miskin dan
akan tetap mengalami banyak kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih
tinggi.

Mengapa kemiskinan menjadi salah satu masalah dalam pembangunan ekonomi? Hal ini
dikarenakan pembanguan ekonomi tujuan salah satunya adalah untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat atau mensejahterakan masyarakat. Apabila kemiskinan semakin banyak di
suatu negara, maka tujuan dari pembangunan ekonomi tersebut tidak terpenuhi atau tidak
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka dari itu banyaknya angka kemiskinan
pada suatu negara sangat berpengaruh terhadap jalannya pembangunan ekonomi.

b. Pengangguran
Tujuan pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan selalu
naik. Jika tingkat pengangguran disuatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi. Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak
negatif terhadap kegiatan perekonomian. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak
dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah dari pada pendapan potensial (pendapatang yang seharusnya). Oleh karena
itu kemakmuran yang dicapai masyarakat pun akan lebih rendah. Pengangguran akan
menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Jika penerimaan
pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.

Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang


sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan
demikian tidak merangsang kalangan investor untuk melakukan perluasan atau pendirian
industri baru. Dengan demikian, tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi
pun tidak akan terpacu.

c. Ketimpangan dalam distribusi pendapatan

Kemiskinan seringkali dihubungkan dengan masalah ketidakmerataan distribusi


pendapatan. Pertumbukan ekonomi yang terus-menerus tidak selalu dapat mengurangi tingkat
kemiskinan atau pertumbuhan ekonomi tidak berkorelasi positif dengan distribusi
pendapatan. Ketimpangan distribusi pendapatan membuat jurang si kaya dan si miskin
semakin curam yang mengakibatkan terjadinya kecemburuan sosial dan berpotensi untuk
memicu terjadinya berbagai tindak kriminal.

d. Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan distribusi yang tidak merata

Tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang biasanya dua sampai empat kali
lebih tinggi dari tingkat pertambahan penduduk di negara maju. Tidak mengherankan jika 75
persen warga negara dunia hidup di negara berkembang.

Selain pertambahan penduduk yang tinggi, masalah kependudukan yang lain adalah
distribusi penduduk yang tidak merata. Di negara berkembang dengan jumlah penduduk yang
besar cenderung tidak diimbangi dengan adanya pemerataan dalam penyebaran jumlah
penduduk. Jumlah penduduk hanya terfokus pada wilayah tertentu, sementara wilayah
lainnya justru kekurangan penduduk. Penyebaran penduduk yang tidak merata ini jelas
menghambat proses pembangunan ekonomi. Dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut
adalah terjadinya pembagian pendapatan yang tidak merata atau timpang.

2. Strategi Pembangunan Ekonomi

Adapun strategi pembangunan ekonomi yang dapat dilakukan di Indonesia dalam


menghadapi masalah/hambatan dalam pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:

a. Strategi pertumbuhan

Strategi pembangunan ekonomi negara terpusat pada pembentukan modal, serta


menanamkan secara seimbang, terarah dan memusat. Selanjutnya bahwa pertumbuhan
ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat kebawah atau
melalui tindakan koreksi Pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Kritik paling
keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan
yang semakin tajam.

b. Strategi pembangunan dengan pemerataan

Konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui


teknik social engineering, yaitu penyusunan perencanaan induk dan paket program terpadu.
Jika pembangunan ekonomi ingin terlaksana, diperlukan sarana untuk menunjang kegiatan
ekonomi, terutama penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan dan jalan raya.

c. Membuat dan melaksanakan perencanaan pembangunan

Dalam melaksanakan strategi pembangunan, tentu sebelumnya kita harus


mempersiapkan perencanaan terlebih dahulu. Begitu juga membuat strategi dan kebijakan
pembangunan ekonomi. Rumusan perencanaan harus dibuat matang dan pelaksanaan harus
sistematis dan terkendali dari pemerintah tentunya dengan dukungan seluruh rakyat.

d. Mengembangkan kegiatan ekonomi

Sektor pertanian sebenarnya menjanjikan jika dikelola dengan baik. Misalnya para petani
menggunakan bibit unggul dan kemudian menggunakan mesin berteknologi canggih. Namun,
hal ini memerlukan modal yang tidak sedikit. Pemerintah harus ikut mendukung untuk
kegiatan modernisasi ini, mulai dari sosialisasi hingga pemberian subsidi bagi para petani
tersebut.
e. Menyediakan infrastruktur yang menunjang

Jika pembangunan ekonomi ingin terlaksana, diperlukan sarana dan prasarana yang baik
untuk menunjang semua kegiatan, terutama bagi penyediaan fasilitas publik mulai dari
sekolah, rumah sakit, jalan raya, jaringan komunikasi, aliran listrik, dan transportasi umum.
Coba kalau fasilitas tersebut tidak ada, pasti kegiatan ekonomi juga akan terhambat. Maka
dari itu, pada saat ini pemerintah mulai memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang
memiliki dampak berlipat bagi perekonomian. Contohnya dengan pembangunan jalan trans
Papua sepanjang 4.600 km.

f. Meningkatkna tabungan dan investasi

Tabungan dan investasi merupakan modal yang sangat penting dalam pembangunan.
Dengan perbaikan kualitas pendidikan, masyarakat akan berupaya untuk meningkatkan
produktivitas dan pendapatannya sehingga dapat meningkatkan tabungan dan investasi.

g. Meningkatkan kualitas pendidikan

Pendidikan merupakan unsur penting pembentuk kepribadian bangsa dan kualitas


masyarakatnya. Di berbagai negara, pendidikan selalu diutamakan dalam setiap pembahasan
strategi yang dibuat pemerintah untuk memajukan pembangunan ekonominya. Kebijakan
pendidikan di Indonesia wajib belajar sembilan tahun kemudian ditingkatkan menjadi wajib
belajar 12 tahun. Setelan menempuh pendidikan wajib belajar 12 tahun, pemerintah juga
sering kali membuka kesempatan bagi siswa berprestasi untuk mendapatkan beasiswa ke
perguruan tinggi. Bahkan, program ini diikuti oleh banyak pihak swasta dalam upaya
membangun kualitas bangsa.

REFERENSI

Kompasiana.com, (online),
(https://www.kompasiana.com/noviernila02/5af5557216835f3d06 1a2023/masalah-dan-
strategi-pembangunan-ekonomi-serta-kebijakannya, diakses pada 17 Maret 2021).
Kompas.com, (online), (https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/04/171821969/
masalah-pembangunan-ekonomi-di-negara-berkembang, diakses pada 17 Maret 2021).
Ruangguru.com, (online), (https://www.ruangguru.com/blog/ekonomi-kelas-11-permasalahan
-dan-kebijakan-strategi-pembangunan-ekonomi, diakses pada 17 Maret 2021).

Anda mungkin juga menyukai