Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah suatu nilai yang dapat diukur dan dapat diubah. Nilai
Instrumental ini merupakan jabaran dari Nilai Dasar dalam bentuk UUD 1945 dan Tata
Urutan Perundang – Undangan Negara menurut UU No. 10 Tahun 2004.
Nilai Praksis
Nilai Praksis adalah suatu nilai yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Nilai Dasar
dan Nilai Instrumental. Nilai Praksis ini dilakukan dalam kehidupan sehari – hari kita,
namun karena penjabaran dari Nilai Dasar dan Nilai Instrumental, maka sifatnya Nilai
Praksis ini perwujudannya tidak boleh menimpang. Misalnya pada sila ke-3, kita harus
berperilaku menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di Indonesia.
12. Pikiran pokok pembukaan UUD 1945
Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945
Dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung pokok-pokok pikiran yang merupakan falsafah
negara Indonesia Pancasila yaitu:
Pada alinea pertama pembukaan UUD 1945 berisi alas proklamasi kemerdekaan.
Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Pada alinea kedua berisi perjuangan untuk kemerdekaan. Diuraikan juga
kebanggaan dan kehormatan terhadap perjuangan dan adanya kesadaran bahwa keadaan
sekarang tidak bisa dipisahkan dari keadaan sebelumnya.
Pada alinea ketiga menjelasakan adanya motivasi moril dan motivasi material bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya.
Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
mempunyai korelasi jelas.
Yaitu mengandung arti bahwa sejak tanggal 17 Agustus 1945 secara resmi bangsa
dan negara Indonesia berdiri sendiri, terbebas dari belenggu penjajah bangsa asing.
Dengan demikian, sejak saat itu bangsa dan negara Indonesia tidak terikat oleh
pengaruh kekuasaan bangsa dan negara mana pun di dunia. Serta berkedudukan sederajat
dengan negara-negara di dunia.
14. Tugas lembaga peradilan
TUGAS POKOK
Sesuai dengan Pasal 50 BAB Kekuasaan Pengadilan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1986 tentang Peradilan Umum, Pengadilan Negeri Sambas mempunyai tugas dan
wewenang memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara
perdata di tingkat pertama.
15. Penerapan sikap disiplin bagi siswa
16. Sikap anti korupsi
17. Penegakan HAM oleh pemerintah di Indonesia
Pembentukan Komisi Hak Asasi Manusia
Pembentukan Instrumen HAM
Pembentukan Pengadilan HAM
18. Pengingkaran kewajiban warga Negara
Membuang sampah sembarangan
Tidak membayar pajak
Merusak fasilitas negara, contohnya mencorat-coret bangunan milik umum, merusak
jaringan telepon, dan lain-lain.
Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Tidak menaati hukum lalu lintas, contohnya tidak memakai helm saat berkendara, tetap
berkendara padahal tidak memiliki SIM, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dan
sebagainya.
19. Makna Bhinneka Tunggal Ika
Berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan
20. Nasionalisme warga Negara
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme di
mana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak
rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau
dan menjadi bahan-bahan tulisan.
21. Kesadaran berbangsa dan bernegara
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya.
Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau
antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional
maupun internasional.
22. Pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan rakyat
Agar terlaksananya pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan rakyat, maka salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melaksanakan program pro
kerakyatan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat
23. Penyalahgunaan narkoba
Sanksi penyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkoba akan terkena sanksi hukum, sanksi sosial dan sanksi moral.
Di Indonesia, penyalahgunaan narkoba akan mendapat sanksi hukum yang berdasarkan
Undang-undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009.
24. Pemerintahan daerah
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
25. Perwujudan dari pancasila sila ke 5
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
26. Good Govenance
Istilah good governance berasal dari dua kata yang diambil dari Bahasa Inggris, yaitu
good dan governance.
Good memiliki arti nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek
fungsional, serta pemerintahan yang efektif dan efisien.
Sementara governance (tata pemerintahan) memiliki arti seluruh mekanisme, proses, dan
lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan
mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban, serta menjembatani perbedaan-
perbedaan di antara mereka.
27. Pemerintahan yang demokratis
Negara demokrasi mengutamakan kepentingan umum dari pada pribadi, artinya
demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dimana formulasi kebijakan, secara langsung
atau tidak ditentukan oleh suara mayoritas warga yang memiliki hak suara melalui wadah
pemilihan.
28. Kewenangan dari pemerintah pusat
Kewenangan Pemerintah Pusat mencakup kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan
bidang lain.
29. Ciri dari pemerintahan presidensil
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu: Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala
pemerintahan sekaligus kepala negara. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat
berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan
perwakilan rakyat
30. Sikap dalam menghormati HAM
31. Kebebasan warga Negara di Negara demokrasi
32. Pengesahan mengenai peraturan daerah
Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Kepala Daerah
(gubernur atau bupati/wali kota) disadurkan dalam Undang-undang No 15 Tahun 2019
atas perubahan Undang-undang No 12 Tahun 2011. Peraturan Daerah terdiri atas:
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Aceh,
Peraturan Daerah dikenal dengan istilah Qanun. Sementara di Provinsi Papua, dikenal
istilah Peraturan Daerah Khusus dan Peraturan Daerah Provinsi.
Pengertian peraturan daerah provinsi dapat ditemukan dalam pasal 1 angka 7 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan[1],
sebagai berikut:
Selanjutnya pengertian peraturan daerah kabupaten/kota disebutkan pula dalam pasal 1
angka 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan[2], sebagai berikut:
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama
Bupati/Wali kota.
33. Alat-alat pemersatu bangsa
alat pemersatu bangsa yang perlu untuk kita ketahui :