Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
f
y
e
u Baja struktur
p y
f
e
p. batas proporsional
p Besi murni e. titik batas elastis
y. titik luluh (yield)
u. kekuatan maksimal/ultimate
f. titik patah/fracture
α kemiringan garis proporsional
α
Unit Strain
Pada pengujian tarik, spesimen diberi beban yang semakin besar secara kontinu
perubahan panjang (
Δℓ ) akan tercatat pada mesin uji tarik berupa grafik yang
merupakan fungsi beban dan pertambahan atau lebih dikenal sebagai grafik P- Δℓ .
Dari gambar 3.4 di atas tampak bahwa sampai titik p perpanjangan sebanding
dengan pertambahan beban. Pada daerah inilah berlaku hukum Hooke, sedangkan
titik p merupakan batas berlakunya hukum tersebut. Oleh karena itu titik p disebut
juga batas proporsional. Sedikit di atas titik p terdapat titik e yang merupakan batas
elastis dimana bila beban dihilangkan maka belum terjadi pertambahan panjang
Titik y (luluh)
Unit Strain
2. Tentukan skala beban (p) dan skala pertambahan panjang ( Δℓ ) pada grafik
P− Δℓ . Untuk menentukan skala beban bagilah beban maksimal yang didapat
dari mesin dengan tinggi kurva maksimal, atau bagilah beban yield (bila ada)
dengan tinggi yield pada kurva. Sedangkan untuk menentukan skala pertam-
bahan panjang, bagilah panjang setelah patah dengan panjang pertambahan pan-
jang plastis pada kurva. Nilai pertambahan panjang plastis adalah pertambahan
panjang total dikurangi pertambahan panjang elastis (pertambahan panjang
sampai titik p atau titik y). Dari perhitungan tersebut akan didapatkan data skala
a. Skala beban (P) 1 mm : ........... kN
Contoh : Skala beban 1 mm : 10 kN (baca : 1 mm panjang P pada kurva
P− Δℓ senilai dengan beban 10 kN)
( εt )
menjadi regangan teknik dengan memakai persamaan 3.2.
εt σt
5. Buatlah grafik dengan sumbu mendatar dan sumbu tegak berdasarkan
ke sepuluh titik acuan tersebut. Grafik yang terjadi (gambar 3.7) akan mirip
P− Δℓ σ t −ε t
dengan kurva , karena pada dasarnya grafik dengan kurva
P− Δℓ
identik, hanya besaran sumbu-sumbunya yang berbeda.
terletak pada keadaan kurva setelah titik ultímate (tegangan ultimate). Pada grafik
σ t −ε t setelah titik ultímate, kurva akan turun sampai patah di titik f (frakture),
σ s=P/ A s……........................................................................................(3.7)
εs σs
3. Buatlah grafik dengan sumbu mendatar dan sumbu tegak berdasarkan
ke sepuluh titik acuan tersebut. Sebagaimana gambar 3.8.
(σ y )
1. Tegangan Tarik Yield
σ y =P y / AΟ
dimana :
σy = tegangan yield (kN/mm2, MPa)
Py = beban yield (kN, kg)
(σ u)
2. Tegangan Tarik Maksimum/ Ultimate
σ u=Pu / A Ο
dimana :
σu = tegangan ultimate (kg/mm2)
Pu = beban ultimate (kg)
1
U R= x σ y x ε y
2
keterangan : σ y =¿ tegangan tarik yield
ε y = regangan tarik yield
3.3 Alat
1. 1 set mesin uji tarik
2. 1 Kikir
3. 1 Jangka sorong
Nur Aulia Damayanti/0822040024/TP-2A/Kelompok 5 10
4. 1 Ragum
5. 1 Penitik
6. 1 Timbangan digital
7. 1 Palu
8. 1 set mesin gerinda
3.4 Bahan
1. 1 spesimen uji tarik plat
2. 1 spesimen uji tarik round bar
3. 1 spesimen uji tarik deformat
4. 1 lembar kertas milimeter
1 A0 = W/(L.ρ)
A0 = x 3,14 x d2
4
1 231,52
73,56 = x 3,14 x d 2 A0 =
Nur Aulia Damayanti/0822040024/TP-2A/Kelompok
4 5 (200,5 x 0,00 785) 13
d = 100,11465 mm
2
A0 = 147.097 mm2
d = 10,0059
Gambar 3.11 Pengukuran pada spesimen plat
Skala beban (y) = Sudah diatur oleh mesin uji tarik sebesar
1 mm ≈ 0,50 kN
L1−L0
Skala pertambahan panjang (x) =
Pertambahan panjang plastis
74,6 mm−59,3 mm
=
32,00 mm
= 0,47 mm 1 mm ≈ 0,47 mm
Tabel 3.1 Data Analisa Spesimen Round Bar
1000.00
950.00
900.00
850.00
800.00
750.00
700.00
650.00
600.00 yield
550.00 yield
Stress (MPa)
500.00
450.00
400.00
350.00
300.00
250.00
200.00
100.00
Teg-Reg SEBENARNYA
50.00
0.00
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40
REGANGAN (mm/mm)
Py
a. Tegangan tarik yield teknik (❑ty ) = x 1000
Ao
38,50 kN
= x 1000
116,84 mm2
=329
Δ l , 510 MPa
b. Regangan yield teknik ( ε ty ) = y
x 100 %
Lo
9 .56 mm
= x 100 %
59,3 mm
Skala beban (y) = Sudah ditentukan oleh mesin uji tarik sebesar
1 mm ≈ 0,50 kN
650.00
600.00
550.00
500.00
450.00
400.00
350.00 yield
300.00 yield
250.00
200.00
Teg-Reg TEKNIK Teg-Reg SEBENARNYA
150.00
100.00
50.00
0.00
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25
REGANGAN (mm/mm)
= 253,53(1+0 , 03)
= 261,135 MPa
d. Regangan yield sebenarnya ( ε sy ) = ¿(1+ ε ty ) x 100 %
=¿(1+ 0 ,03) x 100 %
= 2,95%
y
e. Modulus elastisitas ( E ) =
εy
253.527 MPa
= mm
0 , 03
mm
2. Penghitungan di daerah plastis
Pu
a. Tegangan tarik ultimate teknik (❑tu ) = x 1000
Ao
34 kN
= 2
x 1000
73.56 mm
=462 , 207 MPa
Ao−A '
b. Reduksi penampang (R A ) = x 100 %
Ao
(7 3.56−36.83)mm2
= 2
x 100 %
7 3.56 mm
Δ l maksimum
c. Regangan tarik maksimum teknik ( ε maks ) = x 100 %
Lo
35.81mm
= x 100 %
200.5 mm
Pf
d. Tegangan maksimum sebenarnya (❑maks ) = x 1000
A 'f
31,00 kN
= 2
x 1000
47 .759 mm
Nur Aulia Damayanti/0822040024/TP-2A/Kelompok 5 21
3.7.3 Hasil Pengujian Spesimen Plat
Skala beban (y) = Sudah diatur oleh mesin uji tarik sebesar
1 mm = 0,50 kN
L1−L0
Skala pertambahan panjang (x) =
Pertambahan panjang plastis
88.25 mm−73.8 mm
=
28,00 mm
= 0,51 mm 1 mm ≈ 0,51 mm
600.00
500.00
400.00
300.00
Yiel
d
Stress (MPa)
200.00
Teg-Reg
100.00 TEKNIK
0.00
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
Regangan (mm/mm)
Gambar 3.17 Grafik tegangan - regangan spesimen plat
Beberapa sifat mekanik yang di dapat dari pengujian tarik pada spesimen uji tarik
plat adalah sebagai berikut :
1. Penghitungan di daerah elastis
Py
a. Tegangan tarik yield teknik (❑ty ) = x 1000
Ao
2 5 , 00 kN
= x 1000
90.72 mm2
Δl y
b. Regangan yield teknik ( ε ty ) = x 100 %
Lo
9.5 5 mm
= x 100 %
73.8 mm
=12 , 94 %
c. Tegangan tarik yield sebenarnya(❑sy ) = ❑ty (1+ ε ty )
= 275 , 573(1+0 , 13)
= 311,39 MPa
Pu
a. Tegangan tarik ultimate teknik (❑tu ) = x 1000
Ao
34 , 1 0 kN
= x 1000
90 ,72 mm2
= 375 , 881 MPa
Ao−A '
b. Reduksi penampang ( R A ) = x 100 %
Ao
(90 , 72−40 ,37) mm2
¿ x 100 %
= 90 , 72 mm
2
=55 , 50 %
Pf
c. Tegangan maksimum sebenarnya (❑maks ) = x 1000
A 'f
26 ,50 kN
= x 1000
40 , 37
= 656,428 MPa
Δl
d. Regangan tarik maksimum teknik ( ε maks ) = maksimum x 100 %
Lo
2 4 , 0 0 mm
= x 100 %
5 9 , 3 mm
=40 , 47 %
Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai
εmaks(%) spesimen 1 (round bar) mempunyai keuletan paling besar dengan nilai
41,92%. Spesimen yang mempunyai kekakuan paling tinggi adalah spesimen 2
(deformat), karena mempunyai nilai modulus elastisitas (E) paling tinggi yaitu
sebesar 8450,9. Spesimen yang mempunyai kekuatan paling besar adalah spesimen
1 (round bar), karena mempunyai nilai ultimate (σtu) paling tinggi yaitu sebesar
466,449.
Prasojo Budi, ST.,MT. 2012. Modul Ajar Ilmu Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik
Perpipaan. PPNS
Prasojo Budi, ST. 2002. Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesi-
nan Kapal. PPNS
Dosen Metalurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI. ITS
Ferdinand L.Singer.1985. Kekuatan Bahan (Teori Kokoh-Strength ofMaterial).Jakarta:
Erlangga
Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr. 1991. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT.
Pradya Paramita
M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan Ka-
pal. PPNS
SNI, 07-2052-2002, Baja Tulangan Beton
SNI, 07-0408-1989, Cara Uji Tarik Logam
SNI, 07-0371-1998, Batang Uji Tarik Untuk Logam