Teori dasar untuk memulai dan mengakhiri public speaking adalah melalui
tahapan sebagai berikut :
1. Start
Ini merupakan kemampuan membuka, mengebrak, memecah suasana untuk
memulai berbicara. Arti harafiahnya adalah bagaimana kita menyulut api agar para
pendengar terfokus perhatiannya dengan pembicaraan kita. Bisa melalui gebrakan
salam Merdeka ! sambil mengacungkan dan mengepal tangan. Bisa melalui
pembukaan dengan cerita lucu, dll. Hal pokok yang ditekankan disini adalah
mengambil perhatian pendengar.
2. Build a bridge
Sebelum masuk pada materi pokok kita perlu mengantarkan dengan
perumpamaan, cerita aktual dimasyarakat yang sedang hangat, menarik perhatian
lebih jauh untuk sebagai bahan perantara masuk pada materi pokok yang akan kita
bicarakan. Arti harafiahnya adalah bagaimana kita membuat jembatan
pembicaraan dari pembukaan dengan gebrakan menuju kepada materi pokok yang
akan disampaikan.
3. For instance
Materi pokok diuraikan dan dibahas pada bagian ini. Penyampaian materi juga
akan lebih bagus apabila disampaikan dengan contoh-contoh nyata, makanya
bagian ini disebut dengan for instance artinya contoh – contoh konkrit.
Kemampuan menguasai materi, luasnya pengetahuan, kemampuan empati akan
menentukan pada bagian ini.
4. So What
Untuk mengakhiri pembicaraan biasanya ditutup- dengan langkah langkah
tindak lanjut, bisa berupa pesan, harapan, point-point yang penting dan kesimpulan.
Jadi pembicaraan diakhiri dengan sempurna. Ada pembukaan dan ada penutupan.
B. Komunikasi Verbal & Nonverbal Saat Public Speaking
Salah satu komponen penting di dalam kegiatan public speaking adalah melakukan
aktivitas komunikasi, baik komunikasi secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi
verbal merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan dan tulisan. Sedangkan
komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan selain menggunakan lisan, atau
dapat dilakukan dengan menggunakan isyarat, dengan memanfaatkan gerak tubuh, mimik,
intonasi, serta gaya bahasa. Dalam konteks public speaking, komunikasi verbal dan
nonverbal menjadi sesuatu yang penting, namun pada kenyataannya, masih banyak
ditemukan siswa dan siswi yang belum maksimal dalam menggunakan komunikasi verbal
dan nonverbal saat berbicara di depan publik. Padahal, siswa/siswi diharapkan mampu
menguasai komunikasi verbal dan nonverbal guna penampilan yang maksimal.
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan baik secara lisan maupun
tulisan. Sedangkan komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana
seseorang berinteraksi secara lisan dengan pendengar baik menyampaikan sebuah
informasi, mempengaruhi atau menghibur. Komunikasi verbal berkaitan erat dengan
penggunaan bahasa saat berbicara, apakah bahasa yang digunakan merupakan bahasa baku
jika pembicaraan dilakukan secara formal ataupun campuran di acara nonformal. Pemilihan
bahasa yang tepat dapat memaksimalkan penampilan public speaking, yang dapat
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Kata
Kata merupakan unsur bahasa yang terdiri dari simbol verbal. Dalam kegiatan
public speaking, kata merupakan bagian penting yang harus disampaikan oleh
seorang pembicara. Adapun kata-kata yang disampaikan berupa pilihan kosa kata
yang tepat, penggunaan kata-kata yang baik sesuai EYD (ejaan yang
disempurnakan, dan sesuai dengan norma sosial.
2. Bahasa
Bahasa merupakan suatu alat bagi manusia untuk menyampaikan suatu ide,
gagasan, perasaan, pikiran, keinginan dengan memberikan tanda-tanda yang terang
dan dapat diartikan. Penerapan bahasa dalam kegiatan public speaking, yaitu
pembicara menggunakan bahasa yang baku dan tepat sesuai dengan tipe audiens
sehingga mampu diterima oleh semua audiens.
3. Makna
Makna merupakan arti dari sebuah kata-kata. Dalam kegiatan public speaking,
seorang pembicara harus mengetahui makna dari semua kata yang telah
disampaikan ke audiens sehingga para audiens juga mampu memahami dan
menerima pesan yang disampaikan.
Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang dilakukan selain menggunakan
kata-kata (lisan) dan tulisan. Dalam kegiatan public speaking para santri mampu
menerapkan berbagai bentuk verbal diantaranya meliputi sikap dan penampilan,
pandangan atau kontak mata, gerak-gerik dan mimik (ekspresi wajah), kenyaringan suara,
kelancaran serta penguasaan topik. Komunikasi nonverbal dapat dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Isyarat spasial dan temporal
Dalam kegiatan public speaking isyarat spasial dan temporal dapat diterapkan
oleh seorang pembicara dengan cara memberikan jarak spasi atau tempo pada
suara yang dikeluarkan seorang pembicara. Contoh: pembicara harus mampu
menempatkan isi materi yang harus diucapkan dengan halus, berbisik, pelan,
keras bahkan sangat keras.
2. Isyarat visual
a. Kinesik (gerakan tubuh meliputi gerakan kepala dan wajah)
Dalam kegiatan public speaking, seorang pembicara mampu
memberikan pemahaman kepada audiens melalui pesan nonverbal
berupa kinesik. Contoh gerakan kinesik, yakni anggukan kepala sebagai
arti setuju, wajah tersenyum dan ceria sebagai arti semangat.
b. Ekspresi wajah dan kontak mata
Ekspresi wajah dan kontak mata biasanya menjadi salah satu ciri khas
budaya. Dalam kegiatan public speaking, seorang pembicara juga
memanfaatkan ekspresi wajah dan kontak mata sebagai bentuk dari
pesan nonverbal. Contoh: ekspresi wajah ceria, tersenyum, membuka
mata, mengangkat alis dan sebagainya. Seorang pembicara ketika
menghadap audiens harus menghindari gesture-gesture yang kurang
baik, seperti menutup mata, menghadap langit-langit ruangan, atau
bahkan berekspresi ketakutan.
c. Isyarat tangan
Melalui isyarat gerakan tangan memberikan fungsi dalam hubungan
profesional, hubungan social, dan keakraban. Contoh : Seorang
pembicara dalam kegiatan public speaking mampu menggerakkan
tangan sambil berbicara, memperagakan sesuatu hal agar pada audiens
lebih yakin dan faham dengan apa yang disampaikan pembicara.
d. Penampilan fisik dan penggunaan objek
Penampilan fisik dan penggunaan obyek merupakan hal penting dalam
penyampaian pesan nonverbal karena dengan kerapihan penampilan dan
berpakaian menjadi pandangan dari para audiens sehingga mereka
memberikan penilaian.
3. Isyarat vokal
a. Kualitas suara
Dalam kegiatan public speaking, seorang pembicara menunjukkan
kualitas suara dengan baik dengan cara penyesuaian suara sesuai tema,
nada suara, rentang suara, serta pengendalian artikulasi. Hal ini
dilakukan agar audiens mampu menerima dan memahami pesan yang
disampaikan oleh pembicara.
b. Vokalisasi
Vokalisasi juga merupakan hal penting yang harus dipahami dan
dilakukan oleh seorang pembicara. Dalam kegiatan public speaking,
seorang pembicara mampu mengolah vokal dengan baik sehingga
memberikan kesan baik kepada para audiens.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, S. (2018). Implementasi Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Dalam Kegiatan Public
Speaking Santri Di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Putri Bangsri Jepara. An-
Nida: Jurnal Komunikasi Islam, 10(2).
Sholihah, R. A. (2015). Metode Suggestopedia dengan Teknik Bermain Peran atau Role
Playingdalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia siswa Sekolah
Dasar.Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan,10(1), 1–24.