Anda di halaman 1dari 36

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Capaian per Elemen


Capaian Umum
Pemahaman Konsep Sejarah Keterampilan Proses Sejarah
• Pada akhir Fase E, peserta didik • Pada akhir fase ini, peserta didik mampu Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
mampu memahami konsep-konsep memahami konsep dasar ilmu sejarah yang dapat mengamati, menanya, mengumpulkan
dasar manusia, ruang, waktu, digunakan untuk menjelaskan peristiwa sejarah; informasi, mengorganisasikan informasi,
diakronis (kronologi), sinkronis, memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai menarik kesimpulan, mengomunikasikan,
guna sejarah, sejarah dan teori bahan analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah; merefleksikan dan merencanakan proyek
sosial, metode penelitian sejarah, memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai lanjutan secara kolaboratif tentang
serta sejarah lokal. Melalui literasi, bahan evaluasi untuk mengkaji peristiwa sejarah; pengantar dasar ilmu sejarah, jalur
diskusi, kunjungan langsung ke menganalisis serta mengevaluasi manusia sebagai rempah dan asal usul nenek moyang
tempat bersejarah, dan penelitian subjek dan objek sejarah; menganalisis serta bangsa Indonesia, kerajaan Hindu-
berbasis proyek kolaboratif peserta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam ruang Buddha, dan kerajaan Islam meliputi:
didik mampu menganalisis serta lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis 1. Penelitian sejarah lokal dimulai dari
mengevaluasi berbagai peristiwa serta mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lingkungan terdekat (sejarah keluarga,
sejarah yang terjadi di Indonesia lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis sejarah sekolah, sejarah jalur rempah di
meliputi konsep asal-usul nenek serta mengevaluasi sejarah dari aspek daerah, sejarah kerajaan di daerah, dan
moyang dan jalur rempah di perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan lain-lain); mengumpulkan sumber-
Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, keberulangan; memahami peristiwa sejarah sumber primer maupun sekunder
dan kerajaan Islam di Indonesia. secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis. melalui sarana lingkungan sekitar,
• Pada akhir Fase E, peserta didik • Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar perpustakaan, dan internet; melakukan
mampu menggunakan sumber asal usul nenek moyang dan jalur rempah; seleksi dan kritik terhadap sumber-
primer atau sekunder untuk menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam sumber primer maupun sekunder;
melakukan penelitian sejarah lokal asal usul nenek moyang dan jalur rempah; melakukan penafsiran untuk
yang memiliki benang merah menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek mendeskripsikan makna di balik
dengan keindonesiaan baik moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup sumber-sumber primer dan/atau
langsung ataupun tidak langsung, lokal, nasional, serta global; menganalisis serta sekunder; dan menuliskan hasil
secara diakronis dan/ atau sinkronis mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur penelitian dalam bentuk historiografi.
kemudian mengomunikasikannya rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini, serta 2. Penjelasan peristiwa sejarah secara
dalam bentuk lisan, tulisan, dan/ masa depan; menganalisis serta mengevaluasi diakronis (kronologi) yang
atau media lain. Selain itu mereka asal usul nenek moyang dan jalur rempah dari menitikberatkan pada proses dan/atau
juga mampu menggunakan pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, sinkronis yang menitikberatkan pada
berbagai keterampilan sejarah dan keberulangan; menganalisis serta struktur; Penjelasan peristiwa sejarah
untuk menjelaskan peristiwa mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur berdasarkan hubungan kausalitas;
sejarah serta memaknai nilai-nilai rempah secara diakronis (kronologi) dan/atau Mengaitkan peristiwa sejarah dengan
yang terkandung di dalamnya. sinkronis. kehidupan sehari- hari; dan
• Peserta didik memahami konsep dasar kerajaan menempatkan peristiwa sejarah pada
Hindu-Buddha; menganalisis serta mengevaluasi konteks zamannya.
manusia dalam kerajaan Hindu-Buddha; 3. Penjelasan peristiwa sejarah dalam
menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu- perspektif masa lalu, masa kini, dan
Buddha dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan masa depan; Penjelasan peristiwa
global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan sejarah dari pola perkembangan,
Hindu-Buddha dalam dimensi masa lalu, masa perubahan, keberlanjutan, dan
kini, dan masa depan; menganalisis serta keberulangan.
mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dari pola 4. Penjelasan peristiwa sejarah dalam
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan ruang lingkup lokal, nasional, dan
keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi global; Mengaitkan hubungan antara
kerajaan Hindu- Buddha secara diakronis peristiwa sejarah lokal, nasional, dan
(kronologi) dan/atau sinkronis. Peserta didik global.
mampu memahami konsep dasar kerajaan Islam; 5. Memaknai nilai-nilai dari peristiwa
menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam sejarah dan dikontekstualisasikan
kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi dalam kehidupan masa kini.
kerajaan Islam dalam ruang lingkup lokal, 6. Mengolah informasi sejarah secara non
nasional, dan global; menganalisis serta digital maupun digital dalam berbagai
mengevaluasi kerajaan Islam dalam dimensi masa bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara,
lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis film dokumenter, foto, maket, vlog,
serta mengevaluasi kerajaan Islam dari pola timeline, story board, infografis,
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan videografis, komik, poster, dan lain-
keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi lain.
kerajaan Islam secara diakronis (kronologi) dan/
atau sinkronis.
Tujuan Pembelajaran

Kode
Materi Ajar Indikator Tujuan Pembelajaran Alokasi Waktu
TP
1.1.Peserta didik mampu menjelaskan asal-usul istilah sejarah dengan menggunakan
Definisi dan Hakikat susunan kalimatnya sendiri.
10.1. 2x45 Menit
Sejarah 1.2.Peserta didik mampu membandingkan pengertian sejarah menurut beberapa
sejarahwan ditinjau dari berbagai sudut pandang (perspektif).
2.1.Peserta didik dapat menjelaskan konsep manusia, ruang dan waktu dengan sebuah
bagan atau info-grafis.
Konsep Manusia, Ruang 2.2.Peserta didik dapat menyajikan hasil penerapan konsep manusia, ruang dan waktu
10.2. dan Waktu dalam Ilmu 2x45 Menit
dalam peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan.
Sejarah
2.3.Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan manusia sebagai subyek dan obyek
sejarah.
3.1.Peserta didik dapat memberikan contoh konsep berfikir sinkronis dan diakronis
Konsep Berfikir Sinkronis secara runtut dan sistematis.
10.3. 2x45 Menit
dan Diakronis 3.2.Peserta didik dapat menjelaskan konsep berpikir sinkronis dalam ilmu sejarah.
3.3.Peserta didik dapat menjelaskan konsep berpikir diakronis dalam ilmu sejarah.
Konsep Berpikir 4.1.Peserta didik dapat menjelaskan konsep berpikir kronologis dalam ilmu sejarah.
10.4. Kronologis, Periodisasi dan 4.2.Peserta didik dapat menjelaskan konsep berpikir periodisasi dalam ilmu sejarah. 2x45 Menit
Hukum Kausalitas 4.3.Peserta didik dapat menjelaskan konsep Hukum kausalitas dalam ilmu sejarah.
Manfaat Mempelajari 5.1 Peserta didik dapat menjelaskan dengan contoh manfaat mempelajari ilmu sejarah. 2x45 Menit
10.5.
Sejarah
6.1.Peserta didik dapat memberikan contoh jenisjenis sumber sejarah.
10.6. Sumber-sumber Sejarah 2x45 Menit
6.2.Siswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing sumber sejarah.
7.1.Peserta didik dapat menjelaskan langkah-langkah historiografi.
7.2.Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan antara kritik ekstern dan kritik intern.
10.7. Historiografi 2x45 Menit
7.3.Peserta didik mampu melakukan interpretasi terhadap sumber sejarah tersebut.
7.4.Peserta didik mampu menuliskan kisah sejarah yang ada di sekitarnya.
8.1.Dengan membaca buku paket dan sumber-sumber lainnya peserta didik dapat
menjelaskan pengertian sejarah lokal.
8.2.Dengan membaca buku paket dan sumber-sumber lainnya peserta didik dapat
Penelitian dan Penulisan menjelaskan ruang lingkup atau batasan batasan sejarah lokal.
10.8. 4x45 Menit
Sejarah (Historiografi) 8.3.Melalui studi kasus, peserta didik dapat menjelaskan dinamika sejarah lokal akibat
faktor internal dan eksternal.
8.4.Dengan bimbingan guru, peserta didik dapat melakukan penelitian sejarah lokal di
lingkungan sekitarnya.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
(ATP)
Profile Pelajar
Tujuan Pembelajaran Indikator Penilaian Konsep Inti Glosarium
Pancasila
• Peserta didik mampu • Menjelaskan pengertian • Berpikir sejarah. • Beriman, • Berpikir Sejarah : cara
memahami dan menjelaskan Sejarah secara etimologi, • Konsep manusia, bertakwa kepada berpikir yang harus diterapkan
pengertian sejarah. terminologi dan definisi para ruang dan waktu Tuhan YME, dan ketika seseorang mempelajari
• Peserta didik mampu ahli. dalam sejarah. Berakhlak Mulia sejarah/peristiwa masa lalu.
menjelaskan manfaat • Menjelaskan manfaat • Sinkronik&diakronik • Mandiri • Sinkronik, yaitu cara berpikir
mempelajari sejarah. mempelajari sejarah. • Kausalitas • Bernalar Kritis sejarawan dalam melihat
• Peserta didik mampu memberi • Menjelaskan konsep Manusia, • Perubahan dan • Kreatif peristiwa sejarah dalam
contoh peran manusia, ruang, ruang dan waktu dalam Keberlanjutan dalam berbagai sudut pandang/aspek
dan waktu dalam sejarah. Sejarah. Sejarah atau multi disiplin ilmu.
• Peserta didik mampu • Menjelaskan pengertian • Diakronik yaitu cara berpikir
membandingkan konsep sinkronik dan diakronik sejarawan dalam melihat
berfikir diakronis dan • Menjelaskan pengertian peristiwa sejarah sebagai
sinkronis. Kausalitas keterjalinan antar-waktu
• Peserta didik mampu • Menjelaskan konsep (periode).
menganalisis serta sejarah dari perubahan dan keberlanjutan • Perubahan, yaitu cara berpikir
aspek perkembangan, • Menjelaskan tentang tahap- sejarawan yang berfokus pada
perubahan, keberlanjutan, dan tahap penelitian Sejarah. pergantian aspek-aspek tertentu
keberulangan. • Menjelaskan sebuah peristiwa masyarakat di antara satu
• Peserta didik mampu Sejarah di lingkungan terdekat periode ke periode berikutnya
menjelaskan pentingnya dan mengambil hikmah dari atau disebut dengan
pendekatan ilmu sosial dalam peristiwa tersebut. • Periodisasi (pembabakan
penulisan sejarah. waktu). Perkembangan, yaitu
cara berpikir sejarawan yang
berfokus pada peningkatan
• Mampu mengamati sebuah mutu/kualitas dari aspek-aspek
sumber sejarah siswa dapat masyarakat di antara satu
menggali informasi tentang periode ke periode berikutnya
peristiwa sejarah. atau berpikir kronologis
• Keberlanjutan dipahami
sebagai kondisi yang
berlangsung secara terus
menerus/sudah lama dari setiap
rangkaian peristiwa baik terjadi
di masa lampau hingga masa
kini/masa depan dan
pengaruhnya dapat dirasakan
meskipun telah terjadi
perubahan baik ruang dan
waktu.
• Heuristik adalah Mencari dan
mengumpulkan data-data dan
sumber.
• Verifikasi Ialah Menyeleksi
sumber-sumber dan data-data
yang telah dikumpulkan.
• Interpretasi ialah Upaya
menafsirkan sebuah fakta
sejarah berdasarkan data dan
sumber sejarah yang telah di
seleksi.
• Historiografi ialah Penulisan
sejarah.
MODUL AJAR

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Khairullah, S.Pd.
Satuan Pendidikan : SMAN 7 Banda Aceh
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : IPS (Sejarah Indonesia)
Prediksi Alokasi Waktu : 1x Pertemuan (2x45 Menit)
Lingkup Materi : Konsep Berpikir Sinkronik Dan Diakronik Dalam Sejarah
Tahun Ajar : 2023/2024
II. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar manusia, ruang, waktu,
diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah, serta
sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, kunjungan langsung ke tempat bersejarah, dan penelitian
berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menganalisis serta mengevaluasi berbagai peristiwa
sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi konsep asal-usul nenek moyang dan jalur rempah di
Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia.

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer atau sekunder untuk melakukan
penelitian sejarah lokal yang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik langsung ataupun
tidak langsung, secara diakronis dan/atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk
lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan berbagai
keterampilan sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya.

II. KOMPETENSI AWAL


Sebelum mempelajari materi ini peserta didik diharapkan sudah:

• Memahami pengertian ilmu sejarah


• Memahami definisi diakronik dan sinkronik
• Memahami konsep berfikir kronologis, diakronik dan sinkronik.
III. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan setelah peserta didik mempelajari topik ini
adalah:

Dimensi Elemen

Beriman, bertakwa kepada Tuhan Akhlak beragamam, dan akhlak pribadi.


YME, dan berakhlak mulia

Berkebinekaan global Kemampuan komunikasi interkultural dalam


berinteraksi dengan sesama

Bergotong royong Kemampuan berkolaborasi

Mandiri Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi

Bernalar kritis Memperoleh dan memproses informasi dan


gagasan

Kreatif Mampu menghasilkan gagasan yang orisinal

IV. SARANA DAN PRASARANA

• Laptop dan Proyektor


• Spidol dan white board
• Buku teks sejarah kelas X
• Akses Internet
V. TARGET PESERTA DIDIK

• Peserta didik regular/ tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
VI. MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan : Teaching at the Right Level (TaRL)
Model : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran berbasis masalah pada lingkup materi Konsep Berpikir Sinkronik
Dan Diakronik Dalam Sejarah, diharapkan peserta didik mampu:
• Menjelaskan pengertian konsep berpikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah serta
menerapkannya dalam merekonstruksi sebuah peristiwa sejarah
• Mengolah informasi tentang konsep berpikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah.
• Menuangkan hasil analisis dan pengolahan informasi tentang konsep berpikir diakronik dan
sinkronik dalam sejarah dalam bentuk tulisan.
II. PEMAHAMAN BERMAKNA

• Peserta didik dapat memahami tentang pentingnya belajar konsep berpikir sinkronik dan
diakronik.
• Peserta didik memahami dan mampu menunjukkan contoh berpikir sinkronik dan diakronik
dalam kehidupan sehari-hari.
• Peserta didik mampu menerapkan berpikir secara sinkronik dan diakronik dalam kehidupan
sehari-hari.
III. PERTANYAAN PEMANTIK

• Apa yang yang dimaksud dengan sinkronik dan diakronik?


• Apa perbedaan antara sinkronik dan diakronik?
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan

Uraian Kegiatan Pembelajaran Durasi

• Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada


Allah SWT dan berdoa untuk memulai pembelajaran
• Guru mengecek kebersihan kelas, kehadiran peserta didik, dan
mengkondisikan kelas.
• Guru memberikan tes diagnostik non kognitif kepada peserta didik.
• Melakukan apersepsi (mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan
15 Menit
pembelajaran yang akan diajarkan).
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Guru memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran.
Aktivitas Guru Durasi

Fase 1: Orientasi peserta didik pada masalah


• Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik.
✓ Peserta didik diminta memberikan tanggapan terhadap pertanyaan
pemantik yang diberikan.
✓ Guru memberikan penguatan terhadap tanggapan peserta didik.
• Guru membagi peserta didik kedalam 4 kelompok berdasarkan kemampuan
peserta didik (pendampingan, pengayaan dan percepatan).
✓ Guru membagikan LKPD secara berkelompok yang berisi
permasalahan yang ditetapkan dalam pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dan tugas.
✓ Peserta didik mengerjakan LKPD terkait materi “Konsep Berpikir
Sinkronik Dan Diakronik Dalam Sejarah”.
✓ Peserta didik (dalam kelompok) membaca dan mengamati aktivitas
pembelajaran yang diberikan sambil mendengar penjelasan guru terkait
pengerjaan LKPD.
• Guru memberikan kesempatan peserta didik bertanya perihal pengerjaan 65 Menit
LKPD yang belum dipahami.

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar


• Peserta didik masing-masing membaca dan menganalisis petunjuk dalam
LKPD dan referensi dari buku dan internet.
• Peserta didik berkolaborasi dalam kelompok mengerjakan tugas LKPD.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun Kelompok


• Guru memantau keterlibatan peserta didik selama pengerjaan LKPD.
• Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan refleksi dari bahan
kajian yang disajikan.
• Guru membimbing peserta didik dalam penelusuran dan pemanfaan
sumber-sumber informasi untuk pemecahan masalah
• Peserta didik mengumpulkan hasil tugas kelompok.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
• Peserta didik melakukan presentasi kedepan kelas secara berkelompok
• Guru melakukan penyamaan persepsi dan memberikan penguatan materi.

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


• Mendorong saling tanya-jawab terkait materi dan refleksi pembelajaran
• Mendorong peserta didik untuk ikut menilai dan mengapresiasi hasil karya
kelompok lain.

Aktivitas Guru Durasi

• Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran.


• Guru dan peserta didik melakukan refleksi.
• Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik (tes formatif berupa
kuis). 10 Menit
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
• Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup, memanjatkan syukur
kepada Allah SWT dan berdoa.

V. ASESMEN/PENILAIAN
Asesmen dilaksanakan dalam 3 (tiga) prosedur/kegiatan dengan penjelasan berikut :

Asesmen Diagnostik Asesmen Formatif Asesmen Sumatif

Asesmen diagnostik terdiri Asesmen formatif Asesmen sumatif dilaksanakan


dari diagnostik non kognitif dilaksanakan pada saat saat habis lingkup materi,
dan diagnostik kognitif yang pembelajaran berlangsung ulangan, dan ujian akhir
keduanya dilaksanakan pada berupa LKPD dan kuis. semester. (instrumen asesmen
awal pembelajaran. (instrumen (instrumen asesmen terlampir) terlampir)
asesmen terlampir)

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


A. Pengayaan
Pengayaan adalah memberikan kesempatan bagi peserta didik yang membutuhkan untuk
menguatkan proses belajar baik dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Mengacu dari
Mukhtar dan Rusmini (2005) program pengayaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memperdalam, memperluas, dan mendukung proses penguatan ketercapaian belajar peserta didik.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan pengayaan yaitu:
• Guru memberikan waktu tambahan untuk menyampaikan materi yang dibutuhkan dari materi
yang dirasa sulit oleh peserta didik.
• Guru memberikan dukungan melalui akses terhadap buku, atau pun sumber belajar lain. Guru
dapat bekerja sama dengan multi pihak seperti orang tua/wali, pustakawan, dan teman sebaya
untuk melakukan pengayaan.
• Guru memotivasi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan melalui berbagai sumber
dan media belajar.
B. Remedial
Prinsip dari remedial adalah memberikan kesempatan peserta didik memperbaiki proses belajar
yang belum tercapai. Mengacu dari Mukhtar dan Rusmini (2005) pembelajaran remedial adalah
proses pembelajaran dalam bentuk kegiatan perbaikan yang terencana, sehingga diharapkan dapat
membantu ketuntasan belajar peserta didik. Remedial terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu;
faktor peserta didik yang terkait dengan kompleksitas masalah maupun kebutuhan peserta didik
(terutama untuk peserta didik berkebutuhan khusus), faktor penyampaian materi yang belum
optimal maupun faktor daya dukung dari sekolah dan orang tua. Beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan guru dalam remedial adalah:

• Adaptif: menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, misalnya guru menggunakan berbagai
media untuk menfasilitasi kebutuhan peserta didik.

• Interaktif: guru melibatkan teman sebaya, orang tua, konselor sekolah untuk mendukung
peserta didik agar mencapai ketercapaian belajar secara optimal.
• Fleksibel: guru meluangkan waktu secara fleksibel untuk mendukung ketercapaian peserta
didik.
VII. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

• Apakah tujuan pembelajaran tercapai?


Refleksi
• Apakah nampak peserta didik belajar secara aktif?
Guru
• Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?
• Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan apa yang saya
rencanakan?
• Hal-hal apa yang sudah berjalan dengan baik?
• Kegiatan pembelajaran akan lebih baik, jika ....

• Bagaimana perbedaan sebelum dan setelah belajar topik ini?


• Bagian mana yang menurut kalian sulit dimengerti?
Refleksi
• Apa yang kalian lakukan untuk memperbaiki hasil belajar?
Peserta
• Kepada siapa kalian meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
Didik
• Jika kamu diberikan pilihan bintang 1 sampai 5, berapa bintang yang akan
kamu berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?

VIII. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK


Konsep Berfikir Diakronik dan Sinkronik

A. Konsep Berfikir Diakronik (Kronologis)


1) Pengertian Diakronik
Istilah dari kata diakronik ini sendiri sebenarnya adalah dari istilah bahasa Yunani, istilah itu
ialah Dia serta Chronoss. Dimana makna Dia sendiri mempunyai arti ialah sebagai melampaui,
melalui, atau juga melintas. Sedangkan untuk kata Chronoss mempunyai arti sebagai waktu. Jadi
bisa atau dapat diartikan apabila diakronik ini merupakan suatu hal yang melalui, melampaui, dan
juga melintas batasan waktu tertentu. Diakronik ini merupakan suatu cara untuk berpikir dengan
secara runtut / kronologis di dalam menganalisa / meneliti sesuatu hal tertentu. Maksud dari
kronologis ini ialah suatu catatan mengenai peristiwa / kejadian itu dengan secara runtut dengan
berdasarkan dengan waktu kejadian peristiwa yang di catat tersebut. Dari hal ini bisa atau dapat kita
ambil kesimpulan bahwa sejarah tersebut mengajarkan kepada kita untuk melakukan pemikiran yang
kronologis dan juga beraturan.
2) Ciri-Ciri Diakronik
Diakronik ini mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :
1. Memanjang, berdimensi waktu
2. Terus bergerak, hubungan kuasalitas
3. Siifatnya itu naratif, berproses serta bertransformasi
4. Sifatnya itu dinamis
5. Lebih menekankan pada proses durasi
6. Digunakan di dalam ilmu sejarah
3) Konsep Diakronik Dalam Sejarah
Berpikir diakronik adalah cara berpikir kronologis (urutan) di dalam menganalisis sesuatu.
Sehingga dalam konsep Diakronis sebuah peristiwa sejarah diuraikan dengan prinsip
memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang dalam arti dalam konsep diakronik
tidak terlalu mementingkan pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek dalam peristiwa
tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal sampai
akhir. Hal ini sejalan dengan konsep kronologis yang juga merupakan sebuah catatan kejadian-
kejadian yang diurutkan itu sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi di dalam peristiwa
atau kejadian sejarah dapat membantu didalam merekonstruksi kembali suatu peristiwa atau
kejadian itu dengan berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu juga dapat membantu
untuk dapat membandingkan kejadian sejarah itu di dalam waktu yang sama pada tempat
berbeda yang terkait mengenai peristiwanya. Sejarah adalah ilmu diakronis, yang artinya ialah
lebih mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu kejadian atau peristiwa tertentu
yang terjadi di suatu tempat tertentu itu sesuai dengan urutan waktu kejadiannya. Melalui
pendekatan diakronis tersebut, sejarah berupaya untuk menganalisis evolusi/perubahan sesuatu
hal itu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan untuk seseorang dapat menilai bahwa
perubahan tersebut terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan sebuah pendekatan
ini untuk dapat atau bisa menganalisis mengenai dampak dari perubahan variabel pada sesuatu
kejadian, sehingga akan memungkinkan sejarawan untuk dapat mendalikan mengapa keadaan
tertentu itu lahir dari keadaan sebelumnya atau juga mengapa keadaan tertentu itu berkembang
atau juga berkelanjutan.
B. Konsep berfikir Sinkronik
1) Pengertian Sinkronik
Selain lewat berpikir diakronis, suatu peristiwa sejarah yang sama, dapat pula direkonstruksi
dengan berpikir sinkronis. Berpikir sinkronis yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu
melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa. Sinkronik ini mempunyai
arti meluas di dalam ruang namun juga memiliki batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik
ini selalu digunakan terhadap ilmu-ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri berasal dari bahasa Yunani
yakni dari kata “Syn” yang artinya adalah “Dengan”, serta “Chronoss” yang memiliki arti “Waktu”.
Metode sinkronik ini lebih menekankan kepada struktur, yang maksudnya meluas dalam ruang.
Sinkronik ini dapat atau bisa menganalisa sesuatu hal di saat tertentu, jadi tidak berusaha untuk bisa
atau dapat menarik kesimpulan mengenai suatu perkembangan kejadian atau peristiwa yang
berpengaruh di kondisi saat ini, tapi hanya untuk menganalisa suatu kondisi saat itu. Dengan
berdasarkan etimologi diatas, bisa juga dikatakan bahwa pengertian sinkronik ini ialah Sebagai
segala sesuatu yang berkaitan atau bersangkutan dengan peristiwa atau kejadian yang terjadi pada
suatu masa. Di dalam ilmu sejarah, pengertian sinkronik ini ialah mempelajari peristiwa sejarah
dengan seluruh aspek yang terkait di masa atau juga waktu tertentu itu dengan lebih mendalam. Jadi
pengertian sinkronik ini merupakan cara berfikir di dalam mempelajari struktur pada suatu peristiwa
sejarah, itu dalam kurun waktu tertentu. Atau juga bisa atau dapat diartikan yakni mempelajari segala
sesuatu yang berhubungan dengan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa.
2) Makna Sinkronik
Jadi apa makna dari sinkronik sebagai metode kajian sejarah? Maknanya ialah apabila kita
menggunakan metode sinkronik ini, maka kita tidak memperhatikan perkembangan sejarah atau juga
perkembangan peristiwa tersebut. Sejarah tidak semata mata bertujuan untuk menceritakan uruttan
kejadian, tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan mengkaji sebab sebabnya , kondisi
lingkungannya, kondisi sosial budayanya secara lebih mendalam.
3) Ciri-Ciri Sinkronik
Dibawah ini merupakan beberapa ciri sinkronik di dalam mempelajari suatu kejadian atau
peristiwa sejarah, diantaranya:
a) Mempelajari peristiwa atau kejadian yang terjadi saat masa tertentu.
b) Di dalam mempelajari peristiwa atau kejadian selalu memfokuskan terhadap adanya pola-
pola, gejala-gejala serta juga karakter.
c) Tidak memiliki konsep perbandingan.
d) Mempunyai jangkauan yang lebih sempit.
e) Mempelajari dengan secara mendalam.
f) Kajiannya juga yang sistematis.
g) Sifatnya adalah horizontal. Maksudnya dari sifat horizontal ialah memanjang pada ruang
serta juga terbatas did alam waktu, jadi umumnya menjelaskan mengenai kejadian atau
peristiwa hanya intinya saja.
4) Konsep Berfikir Sinkronis Dalam Sejarah
Berpikir sejarah dengan secara sinkronis ini merupakan cara berpikir meluas itu di dalam
ruang tetapi terbatas di dalam waktu. Pendekatan sinkronik ini biasa digunakan di dalam ilmu-
ilmu sosial. Sinkronik ini lebih menekankan pada struktur, artinya adalah meluas dalam ruang.
Pendekatan sinkronis ini menganalisa sesuatu hal tersebut pada saat tertentu, titik tetap pada
waktunya. Hal tersebut arti tidak berusaha untuk membuat sebuah kesimpulan mengenai suatu
perkembangan dari peristiwa yang berkontribusi di kondisi saat ini, namun hanya menganalisis
pada suatu kondisi seperti itu. Istilah dari memanjang dalam waktu itu melingkupi juga gejala
sejarah yang terdapat didalam waktu yang panjang itu.

C. Perbedaan Cara Berpikir Diakronis dan Sinkronis dalam Mempelajari Sejarah


Diakronis berasal dari kata Diachronic yakni, "Dia" yang dalam bahasa latin artinya
melewati atau melampaui dan Chronicus yang artinya waktu. Diakronis maknanya memanjang
dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir diakronis sering disebut pula dengan berpikir
kronologis. Berpikir diakronis dalam sejarah yaitu menganalisa atau meneliti suatu kejadian dari
awal sampai akhir peristiwa. Misalnya, menceritakan pengalaman hidup dari seseorang sejak
lahir ke dunia hingga masa sekarang. Sedangkan, Sinkronis artinya memanjang dalam ruang
tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronis yakni menganalisa sesuatu pada waktu
tertentu, tidak menceritakan suatu peristiwa dari awal dan hanya pada intinya saja. Ada pula yang
menyebut ilmu sinkronis, ialah ilmu yang meneliti tanda-tanda yang meluas dalam ruang tetapi
dalam waktu yang terbatas.
Berikut perbedaan konsep berpikir diakronis dan sinkronis dalam sejarah yaitu :
1) Konsep berpikir diakronik
• Melihat masyarakat sebagai hal yang terus bergerak aktif dan mempunyai hubungan
kausalitas atau sebab akibat.
• Mempelajari kehidupan sosial dengan cara memanjang tetapi, berdimensi waktu.
• Menjelaskan detail proses transformasi yang terus terjadi dari waktu ke waktu secara
berkesinambungan.
2) Konsep berpikir sinkronik
• Mengamati kehidupan sosial dengan cara meluas tetapi, berdimensi ruang.
• Melihat kehidupan masyarakat sebagai suatu sistem yang terstruktur atau terorganisir yang
saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya.
• Menjelaskan kehidupan masyarakat secara deskriptif.

Jadi, kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa cara berpikir sejarah itu bersifat Diakronis
yakni memanjang dalam waktu, dan mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan,
berpikir ilmu sosial itu bersifat Sinkronik, memanjang dalam ruang serta mengutamakan struktur
dalam suatu peristiwa. Perbedaan keduanya terletak pada cara memahami dan mempelajari hal –
hal yang ada di peristiwa atau kejadian tertentu. Nah anak anak hebat, sekarang kalian sudah tahu
kan apa itu dan bagaimana cara belajar berpikir diakronis dan sinkronis dalam sejarah. Kedua
konsep tersebut merupakan konsep penting dan harus kita pelajari dalam materi pendahuluan
sejarah.
GLOSARIUM
Dimensi Spasial : Ruang yaitu suatu tempat dimana terjadinya berbagai peristiwa alam
ataupun peristiwa sosial serta peristiwa sejarah dalam proses perjalanan
waktu
Dimensi : Waktu yaitu berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi
Temporal
Diakronik : Konsep berpikir dengan secara runtut/kronologis di dalam menganalisa
sesuatu hal tertentu. Maksud dari kronologis ini ialah suatu catatan
mengenai peristiwa/kejadian itu dengan secara runtut dengan berdasarkan
dengan waktu kejadian peristiwa yang di catat tersebut.
Kronologis : Berasal dari Bahasa Yunani yaitu Chronoss dan Logos. Chronoss berarti
waktu, dan Logos berarti ilmu. Jadi kronologis artinya ilmu tentang
waktu. Dalam ilmu sejarah, kronologi adalah ilmu untuk menentukan
waktu terjadinya peristiwa secara tepat berdasarkan urutan waktu.
Sinkronik : Sinkronik ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun juga
memiliki batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik ini selalu
digunakan terhadap ilmu-ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri berasal
dari bahasa Yunani yakni dari kata “Syn” yang artinya adalah “Dengan”,
serta “Chronoss” yang memiliki arti “Waktu”. Metode sinkronik ini
lebih menekankan kepada struktur, yang maksudnya meluas dalam
ruang.
DAFTAR PUSTAKA
o Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
o Djoned Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusato. 2009. Sejarah Nasional Indonesia I.
Jakarta: Balai Pustaka.
o Hapsari Ratna.2013.Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga
o Hermawan dan Saraswati Ufi.2014.Buku Siswa, Sejarah 1 untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum
2013 yang disempurnakan, Peminatan Ilmu Sosial. Jakarta: Yudistira.
o Kuntowijoyo.2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Mengetahui Banda Aceh, 10 Juli 2023


Guru Pamong, Penyusun,

Dra. Zahniwaty A. Wahab Khairullah, S. Pd.


NIP. NPM.
Lampiran I
Lembar Refleksi Peserta Didik

1. Gambar dibawah ini manakah yang mewakili perasaanmu setelah belajar materi konsep berpikir
diakronik dan sinkronik dalam sejarah?

1 2 3

2. Apakah kamu sudah memahami materi konsep berpikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah?

1 2 3

3. Apakah kamu menyukai metode belajar seperti ini!

1 2 3

Lampiran II
Lampiran II

Asesmen Diagnostik

Tes Kognitif
1. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan memanjang dalam waktu, terbatas
dalam ruang disebut....
a. Ruang
b. Waktu
c. Kronologis
d. Sinkronik
e. Diakronik
2. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan meluas dalam ruang, terbatas dalam
waktu disebut....
a. Ruang
b. Waktu
c. Kronologis
d. Sinkronik
e. Diakronik
3. Perhatikan wacana berikut.

Pada tahun 1888, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para petani di Banten.
Peristiwa pemberontakan tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Sartono Kartodirjo yang
berjudul pemberontakan Petani Banten 1888. Fokus kajian dari buku Sartono ini para petani
dengan melihat pola-pola, gejala, dan karakter sosial mereka. Menurutnya, pemberontakan
petani di Banten disebabkan para petani tidak menginginkan modernitas. Selain itu, ia juga
menjelaskan peran lain kaum bangsawan dan elit agama yang membantu petani melakukan
perlawanan terhadap kebudayaan Barat. Namun, dalam praktiknya, para petani justru
bersifat pasif dan hanya dijadikan alat oleh para bangsawan dan elit agama untuk
memberontak agar tetap bepegang pada sistem tradisional.
Konsep berpikir sejarah yang dominan digunakan dalam penulisan peristiwa sejarah tersebut
adalah…
a. Sinkronik
b. Progressif
c. Kronologis
d. Diakronik
e. Anakronik
Kunci Jawaban Dan Pembahasan
1. Jawaban E
Berpikir diakronik adalah cara berpikir kronologis (urutan waktu) di dalam menganalisis
sesuatu. Sehingga dalam konsep Diakronis sebuah peristiwa sejarah diuraikan dengan prinsip
memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang dalam arti dalam konsep diakronik
tidak terlalu mementingkan pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek dalam peristiwa
tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal sampai
akhir.
2. Jawaban D
Sinkronik merupakan cara berfikir di dalam mempelajari struktur pada suatu peristiwa sejarah,
itu dalam kurun waktu tertentu. Sinkronik ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun
juga memiliki batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik ini selalu digunakan terhadap
ilmu-ilmu social
3. Jawaban A
Konsep sinkronik mengutamakan penggambaran ruang lingkup yang luas dan memiliki kurun
waktu yang pendek. Hal ini membuat proses analisis peristiwanya bersifat menyeluruh, tetapi
dalam jangka waktu yang pendek. Oleh karena itu, dalam berpikir sinkronik, kita akan
memerlukan bantuan ilmu sosial lainnya. Konsep berpikir sinkronik akna membantu kita
memahami lebih dalam dan menyeluruh terhadap suatu peristiwa sejarah.

Test Non Kognitif


1. Apa yang membuatmu termotivasi dalam hidupmu?
2. Bagaimana kamu merasa tentang belajar materi yang sulit? Apa yang biasanya kamu lakukan
untuk mengatasi rasa kebingungan?
3. Bagaimana kamu bisa menjaga motivasi belajarmu tetap tinggi? Apa yang membuatmu
termotivasi untuk belajar?
4. Apa jenis gaya belajar yang paling baik untukmu? Bagaimana kamu menemukan gaya
belajar yang tepat untukmu?
5. Apa yang kamu lakukan untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus saat belajar? Apakah
kamu memiliki tips atau trik khusus untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi?
6. Bagaimana kamu menilai kemajuan belajarmu? Apa yang kamu lakukan jika merasa belum
mencapai tujuanmu?
Lampiran III
Asesmen Formatif
Lembaran Kerja Kelompok
Nama Kelompok :
Topik : Konsep Diakronik dan Diakronik Dalam Sejarah
Kelas : X IPAS 9

Anggota Kelompok :

Perhatikan uraian peristiwa Tanam Paksa berikut ini :

Wacana 1

Tanam Paksa (1830-1870)


Pada tahun 1830 saat pemerintah belanda hampir bangkrut setelah terlibat Perang Diponegoro
(1825-1830), kondisi ini diperparah dengan pecahnya Perang Belgia (1830-183)
Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari kebrangkrutan, kemudian Johanes van den Bosch
diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok mencari dana semaksimal
mungkin untuk mengisi kas negara yang kosong, membiayai perang serta membayar hutang. Untuk
mnjalankan tugas yang berat tersebut, Gubernur Jenderal Van den Bosch memfokuskan
kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor.
Wacana 2

Latar Belakang Pelaksanaan Tanam Paksa


Sejarah ini dimulai pada tahun 1830 dimana pada saat itu pemerintah Belanda yang ada di
Indonesia sudah hampir bangkut. Kebangkrutan ini terjadi setelah Belanda terlibat perang
Diponegoro yang terjadi di tahun 1825 hingga tahun 1830 dan setelah pembubaran VOC yang mau
tidak mau membuat pemerintah Belanda menanggung hutang serikat dagang Belanda tersebut.
Pada saat itu, Gubernur Jenderal Judo mendapatkan sebuah izin untuk menjalankan Cultuur
Stelsel. Tujuannya adalah untuk menutup defisit yang terjadi pada pemerintah Belanda dan
digunakan untuk mengisi kas penjajah pada saat itu.
Adapun kebijakan Tanam Paksa ini diberikan oleh pihak pemerintah dengan menerapkan
sistem politik liberal pada masa kekuasaannya. Hanya saja kebijakan ini mengalami sebuah
kegagalan. Adapun diantara kegagalan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan liberal yang terjadi di Indonesia tidak sesuai dengan sistem feodal yang ada di
Indonesia terutama di pulau Jawa.
2. Struktur birokrasi ada feodal yang berbelit-belit dan panjang mengakibatkan pemerintah
tidak bisa berhubungan langsung dengan rakyat.
3. Kas negara yang kosong akibat terjadinya Perang Diponegoro yang tak kunjung usai.
4. Terjadinya kesulitan keuangan yang semakin menjadi-jadi setelah Belgia yang mana ia
adalah negara sumber dana melepaskan diri dari Belanda tepatnya pada tahun 1830.
5. Kekalahan ekspor Belanda dengan inggris karena ketidakmampuan dalam bersaing.
Pada kurun waktu 1816-1830, pertentangan antara kaum liberal dan kaum konservatif terus
berlangsung. Sementara itu kondisi di negeri Belanda semakin memburuk akibat di Eropa Belanda
terlibat dalam peperangan-peperangan yang menghabiskan biaya yang besar, diantaranya
upayanya mengahadapi Perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari
Belanda pada tahun 1830.
Selain itu di Indonesia pun Belanda mengahadapi Perang besar yang juga turut membawa
akibat keuangan Belanda menjadi deficit . Oleh sebab itu Raja Wiliam 1 mengutus Johannes van
den Bosch untuk mencari cara menghasilkan uang dari sumber daya di Indonesia. Oleh karena itulah
usulan Van Den Bosch untuk melaksanakan Cultuur Stelsel (tanam paksa) diterima dengan baik,
karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang besar bagi negeri induk.
Pelaksanaan Sistem tanam paksa didasari oleh pemikiran pemerintal kolonial yang
beranggapan bahwa desa desa di Jawa berutang sewa tanah kepada pemerintah kolonial, yang
seharusnya diperhitungkan (membayar) senilai 40% dari hasil panen utama desa. kemudian Van
den Bosch menginginkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi yang
laku di pasar ekspor Eropa (tebu, nila dan kopi). Penduduk kemudian wajibkan untuk menggunakan
sebagian tanah pertaniannya (minimal 20% atau seperlima luas) dan menyisihkan sebagian hari kerja
(75 hari dalam setahun) untuk bekerja bagi pemerintah.
Dengan menjalankan tanam paksa, Pemerintah Kolonial beranggapan desa akan mampu
melunasi hutang pajak tanahnya. Seandainya pendapatan desa dari penjualan komoditas ekspor itu
lebih besar dari pajak tanah yang harus dibayar, desa akan mendapat kelebihannya. namun Jika
kurang, desa harus membayar kekurangannya.
Pelaksanaan Tanam Paksa membuat para petani sangat menderita kala itu karena alih-alih
mereka berfokus menanam padi untuk makan sendiri, mereka malah harus menanam tanaman
ekspor yang harus diserahkan ke pemerintah kolonial.
Meski peraturan Tanam Paksa jelas memberatkan para petani dan penduduk, namun
kenyataan di lapangan, penderitaan yang dialami jauh lebih besar dan berkepanjangan karena dicekik
kemiskinan dan ketidaktentuan penghasilan ke depannya.
Tanam paksa atau Cultuurstelsel merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur
Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan
sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu dan tarum (nila).
Tanaman ekspor tersebut nantinya kemudian dijual dengan harga yang ditetapkan oleh
pemerintah kolonial, dan bagi warga yang tidak memiliki tanah harus bekerja selama 75 hari dalam
setahun pada kebun milik pemerintah. Sistem tanam paksa ini diketahui lebih keras daripada saat
monopoli VOC, sebab ada target yang harus dipenuhi untuk pemasukan penerimaan pemerintah
kolonial yang saat itu sangat dibutuhkan.
Pemasukan dari Sistem Tanam Paksa kemudian digunakan untuk membayar hutang
Belanda sebab, kas pemerintah Belanda amblas setelah Perang Jawa tahun 1830. Sistem itu pun
berhasil dan pemerintah Belanda meraup keuntungan yang amat besar.

Petunjuk Kerja!
• Bacalah kedua wacana I dan wacana II dengan seksama dengan kawan kelompokmu.
• Diskusikanlah dengan kawan kelompokmu untuk mengerjakan tugas berikut

1. Berdasarkan cuplikan wacana I dan II terkait peristiwa Tanam Paksa, tentukanlah hal hal
yang melatarbelakangi diberlakukannya sistem tanam Paksa pada tahun 1830 dan tulislah
pada skema berikut :

Diberlakukan …….
karena Sebagai akibat
Sistem Tanam dari
Paksa …….
……

……

2. Berikanlah penjelasan mengenai skema diatas hingga akhirnya dipahami mengapa


pemerintah kolonial Belanda memberlakukan sistem Tanam Paksa di Indonesia pada
tahun 1830!
3. Konsep berfikir apakah yang digunakan pada Wacana I dan Wacana II diatas, jelaskan
alasannya!
Asesmen Formatif

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan memanjang dalam waktu, terbatas dalam
ruang disebut...
a. Ruang
b. Waktu
c. Kronologis
d. Sinkronik
e. Diakronik
2. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan meluas dalam ruang, terbatas dalam waktu
disebut…
a. Ruang
b. Waktu
c. Kronologis
d. Sinkronik
e. Diakronik
3. Perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik terletak pada…
a. penekanan terhadap konsep ruang dan waktu
b. kepentingan dalam pencapaian tujuan
c. cara menguraikan sebuah peritiwa
d. menentukan pokok permasalahan sebuah peristiwa sejarah
e. sudut pandang dalam memahami perkembangan dalam kehidupan manusia
4. Untuk dapat memahami persitiwa sejarah yang telah lampau maka digunakan berbagai pendekatan
dan cara, salah satunya seperti yang dilakukan oleh seorang guru sejarah berikut ini :
Bu Zahni akan membahas materi tentang sejarah tanam paksa dengan meminta peserta didik
untuk membuat urut urutan waktu berlangsungnya sistem Tanam Paksa secara kronologis sejak
dimulainya sampai berakhirnya program tanam paksa (rentang waktu dari tahun 1830-1870).
Hal yang dilakukan oleh bu Zahni dalam mengungkapkan sejarah Tanam Paksa diatas
menggunakan pendekatan …
a. Diakronis
b. Sinkronis
c. Causalitas
d. Pengulangan
e. Keberlanjutan
5. Perhatikan data berikut.
a) Masa berburu dan meramu
b) Masa bercocok tanam
c) Masa bercocok tanam tingkat lanjut
d) Masa perundagian
Berdasarkan data tersebut, dengan mudah kita dapat memahami bahwa periodisasi
sejarah yang disusun itu berdasarkan…
a. Penggunaan peralatan sehari-hari
b. Perkembangan teknologi
c. Perkembangan jenis kekayaan alam penunjang hidup
d. Tingkat kecerdasan manusia
e. Sistem mata pencaharian

Kunci Jawaban dan Pembahasan

1. Jawaban E
Berpikir diakronik adalah cara berpikir kronologis (urutan waktu ) di dalam menganalisis
sesuatu. Sehingga dalam konsep Diakronis sebuah peristiwa sejarah diuraikan dengan prinsip
memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang dalam arti dalam konsep diakronik
tidak terlalu mementingkan pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek dalam peristiwa
tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal
sampai akhir.
2. Jawaban D
Sinkronik merupakan cara berfikir di dalam mempelajari struktur pada suatu peristiwa sejarah,
itu dalam kurun waktu tertentu. Sinkronik ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun
juga memiliki batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik ini selalu digunakan
terhadap ilmu-ilmu sosial.
3. Jawaban A
Dalam konsep Diakronis sebuah peristiwa sejarah diuraikan dengan prinsip memanjang dalam
waktu, namun menyempit dalam ruang dalam arti dalam konsep diakronik tidak terlalu
mementingkan pembahasan yang mendalam terhadap suatu aspek dalam peristiwa tersebut,
akan tetapi sebuah peristiwa lebih difokuskan pada urutan peristiwa sejak awal sampai akhir .
Sedangkan Sinkronik ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun juga memiliki batasan
di dalam waktu, sinkronik mempelajari peristiwa sejarah dengan seluruh aspek yang terkait di
masa atau juga waktu tertentu itu dengan lebih mendalam
4. Jawaban A
Diakronik merupakan suatu cara untuk berpikir dengan secara runtut / kronologis di dalam
menganalisa / meneliti sesuatu hal tertentu. Maksud dari kronologis ini ialah suatu catatan
mengenai peristiwa / kejadian itu dengan secara runtut dengan berdasarkan dengan waktu
kejadian peristiwa yang di catat tersebut. Dari hal ini bisa atau dapat kita ambil kesimpulan
bahwa sejarah tersebut mengajarkan kepada kita untuk melakukan pemikiran yang kronologis
dan juga beraturan.
5. Jawaban E
Periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah Indonesia.
• Masa berburu dan meramu
• Masa bercocok tanam
• Masa bercocok tanam tingkat lanjut
• Masa perundagian
RUBRIK PENGAMATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Petunjuk: Lembaran ini diisi oleh guru selama proses diskusi kelompok.
Lembaran ini mencatat nilai profil pelajar pancasila meliputi sikap disiplin, kerjasama
dan berpikir kritis.
Instrumen Penilaian Profil Pelajar Pancasila

Disiplin Kerjasama Kritis Nilai


No. Nama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Akhir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
RUBRIK PENILAIAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Indikator Deskripsi Kriteria Skor


Tertib mengikuti instruksi 4= jika empat indikator
Mengerjakan tugas tepat waktu terlihat
Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta 3 = jika tiga indikator terlibat
Disiplin
Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak 2 = jika dua indikator terlibat
Kondusif 1 = jika satu indikator terlibat
Melakukan tugas dengan baik 4 = jika empat indikator
Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi terlihat
kelompok
3 = jika tiga indikator terlibat
Kerjasama Mengajukan usul pemecahan masalah
2 = jika dua indikator terlibat
Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
1 = jika satu indikator terlibat
Berani bertanya 4 = jika empat indikator
Berani berpendapat terlihat
Berani menjawab pertanyaan 3 = jika tiga indikator terlibat
Kritis
Berani tampil di depan kelas 2 = jika dua indikator terlibat
1 = jika satu indikator terlibat
Nilai akhir diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari ke empat aspek diatas.
Kategori nilai:
Sangat baik : Apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : Apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : Apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : Apabila memperoleh nilai akhir 1
Lampiran IV
SOAL REMEDIAL
1. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan memanjang dalam waktu, terbatas
dalam ruang disebut...
a. Ruang
b. Waktu
c. Kronologis
d. Sinkronik
e. Diakronik
2. Cara berpikir sejarah dimana peristiwa diungkapkan meluas dalam ruang, terbatas dalam
waktu disebut…
a. Ruang
b. Waktu
c. Kronologis
d. Sinkronik
e. Diakronik
3. Jika seorang sejarawan ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa Indonesia pada
zamanJepang dengan menggunakan cara berpikir sinkronik, maka hal yang perlu
dilakukan adalah….
a. Membandingkan perkembangna ekonomi masa pendudukan Jepang di Indonesia
denganperkembangan ekonomi masa pendudukan Jepang di Singapura
b. Meneliti gejala atau fenomena gejala atau fenomena perkembangan kehidupan
ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang

c. Meneliti dampak atau efek perekonomian masa pendudukan Jepang pada masa
Reformasi

d. Faktor-faktor pendukung ekonomi Indonesia masa Pendudukan Jepang yang digali


darisejak masa Kolonial Belanda

e. ekonomi Indonesia saat ini yang merupakan warisan dari sistem ekonomi jepang
masa pendudukan
4. Perhatikan data berikut.
a) Masa berburu dan meramu
b) Masa bercocok tanam
c) Masa bercocok tanam tingkat lanjut
d) Masa perundagian
Berdasarkan data tersebut, dengan mudah kita dapat memahami bahwa periodisasi
sejarah yang disusun itu berdasarkan…
a. Penggunaan peralatan sehari-hari
b. Perkembangan teknologi
c. Perkembangan jenis kekayaan alam penunjang hidup
d. Tingkat kecerdasan manusia
e. Sistem mata pencaharian
5. Masa lampau selalu terkait dengan masa kini dan masa depan. Keterkaitan tersebut
disebabkan oleh ….
a. Ketiga masa tersebut dikaitkan oleh suatu kontinuitas atau kesinambungan
b. Setiap manusia tidak bsa memutar dimensi waktu untuk kembali ke masa lampau
c. Sudah menjadi hukum alam bahwa waktu selalu bergerak maju dan tidak akan berhenti
d. Kehidupan manusia pada masa depan ditentukan oleh segala tingkah laku yang
dilakukanpada masa lalu
e. Kemampuan sejarawan merekonstruksi masa lalu dapat ditampilkan pada masa kini
danmasa depan
Kunci Jawaban

1. E

2. D

3. B

4. E

5. E

Anda mungkin juga menyukai