Anda di halaman 1dari 21

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH HOSPITALITY RUMAH SAKIT

REVIEW JURNAL: MANAJEMEN RISIKO KLINIS DI RUMAH SAKIT

Nama Mahasiswa:
dr. Adinda Puspita Dewi (216080049)
drg. Indah Atika Indriati (216080120)
dr. Nadia Fernanda (216080091)

Nama Dosen:
Dr. dr. Grace Rumengan, MARS

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
2022
Berikut adalah daftar jurnal-jurnal yang akan di review:
Judul Lengkap The Contribution of Legal Medicine in Clinical Risk
Management
Nama Jurnal, Volume & BMC Health Service Research/Februari 2019
Halaman, Tahun
Peneliti/Penulis Jurnal Matteo Bolcato, Giacomo Fassina, Daniele
Rodriguez, Mariana Russo, dan Anna Aprile

Judul Lengkap Analisis Penerapan Program Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Ruang Rawat Inap RSUD
Tebet Tahun 2017
Nama Jurnal, Volume & Jurnal ARSI/Oktober 2017
Halaman, Tahun
Peneliti/Penulis Jurnal Tetyana Madjid , Adik Wibowo

Judul Lengkap Implementasi Manajemen Risiko Klinis dan Faktor-


faktor yang Mempengaruhi pada Rumah Sakit di Kota
Makassar
Nama Jurnal, Volume & JKMM Vol. 2 No. 1 Desember 2019
Halaman, Tahun
Peneliti/Penulis Jurnal Marsella Wahyuni Olii
Fridawaty Rivai
Sukri Palutturi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam Pasal 43, UU RI Nomor 44 Tahun 2009,
pemerintah mewajibkan rumah sakit untuk menerapkan standar keselamatan pasien.
Hal ini diwujudkan dengan diselenggarakannya program manajemen risiko. Selain
berkontribusi pada keselamatan pasien, manajemen risiko juga merupakan wujud
penerapan prinsip good corporate governance.1
Manajemen risiko memainkan peran yang sangat penting dalam mencegah dan
menangani kesalahan medis. Meskipun WHO telah menekankan Implementasi
Manajemen Risiko Klinis, namun masih banyak indikator yang menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan masih belum aman seperti yang diharapkan dan bahwa hak-hak
pasien masih belum sepenuhnya dipenuhi.2
Tantangan rumah sakit untuk melaksanakan manajemen risiko tersebut semakin
meningkat dalam masa pandemi Covid-19 ini.3 Penting bagi rumah sakit untuk
menilai status kemapanan implementasi manajemen risiko yang mereka miliki
sebagai dasar dan penunjuk arah dalam pengembangan program manajemen risiko
klinis. Penilaian terhadap manajemen risiko di rumah sakit adalah infrastruktur dari
suatu perencanaan penerapan manajemen krisis yang merupakan salah satu isu
mendasar di dunia kedokteran.2
Manajemen risiko adalah mengurangi sejauh mungkin kesalahan (human errors
atau karena lalai – negligence) dan kecelakaan (medical accident), serta mengurangi
serendah mungkin outcome yang buruk bagi pasien. Manajemen Risiko berhubungan
erat dengan pelaksanaan asuhan keselamatan pasien yang akan berujung dampak pada
pencapaian sasaran mutu rumah sakit.4
The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO)
mendefinisikan manajemen risiko sebagai pengidentifikasian, penilaian, dan
penyusunan prioritas risiko secara proaktif dengan tujuan untuk meniadakan atau
meminimalkan dampaknya. Adapun tujuan dari pelaksanaan manajemen risiko oleh
lembaga akreditasi rumah sakit seperti Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan
juga Joint Commission International (JCI) dituangkan ke dalam standar akreditasi
yang mereka terbitkan yaitu dalam standar Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) dan Quality Improvement and Patient Safety (QPS) yang menyatakan bahwa
program manajemen risiko digunakan untuk mengidentifikasi risiko dalam rangka
mengurangi KTD serta risiko lain yang mengancam keselamatan pasien dan staf.1

1.2 Tujuan Umum


Tujuan dari pembuatan tugas berikut adalah untuk melakukan pengkajian jurnal
dan sebagai tugas kelompok untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah
hospitality rumah sakit.
BAB II
ANALISA JURNAL

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


Judul Penelitian Kontribusi Aspek Medikolegal Analisis Penerapan Program Implementasi Manajemen Risiko
dalam Manajemen Risiko Klinis Pencegahan dan Pengendalian Klinis dan Faktor-faktor yang
Infeksi di Ruang Rawat Inap Mempengaruhi pada Rumah Sakit
RSUD Tebet Tahun 2017 di Kota Makassar
Nama Peneliti Matteo Bolcato, Giacomo Fassina, Tetyana Madjid , Adik Wibowo Marsella Wahyuni Olii
Daniele Rodriguez, Marianna Fridawaty Rivai
Russo, Anna Aprile Sukri Palutturi
Reviewer Kelompok 3
Lokasi dan Waktu Penelitian Italia, 1 Januari 2014 hingga 31 2017, dr RSUD Tebet, Jakarta Kota Makassar
Desember 2015
Tujuan Penelitian Menganalisa kontribusi litigasi Penelitian bertujuan untuk Menilai tingkat kemapanan
dari aspek medicolegal dalam mengidentifikasi program penerapan Manajemen Risiko
manajemen risiko klinis. pencegahan dan pengendalian Klinis pada rumah sakit di Kota
infeksi di RSUD Tebet melalui Makassar serta faktor-faktor yang
pengamatan terhadap tindakan mempengaruhinya.
pemasangan infus, mengganti
perban, menyuntik dan menangani
limbah oleh perawat di ruang
rawat inap, juga dicari data
tentang karakteristik perawat,
kebijakan, sarana dan prasarana,
pengawasan serta pelaporan
infeksi.
Metode Penelitian Penelitian deskriptif retrospektif penelitian Kualitatif dan Jenis penelitian yang digunakan
kuantitatif dengan menggunakan adalah penelitian kombinasi
desain penelitian cross sectional dengan desain sequential
explanatory (urutan pembuktian)
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Populasi pada penelitian ini Populasi penelitian ini adalah
kasus sentinel pada sebuah RS di adalah 16 orang perawat seluruh rumah sakit yang ada di
Italia yang berjumlah 206 kasus. pelaksana yang bertugas di ruang Kota Makassar, berjumlah 48
rawat inap RSUD Tebet, Jakarta. rumah sakit. Pemilihan sampel
dilakukan secara non probability
sampling dengan menggunakan
teknik purposive sampling.
Sampel yang diambil mewakili
keseluruhan faktor struktural
organisasi rumah sakit yang
meliputi kelas rumah sakit (A, B
dan C), status kepemilikan rumah
sakit (pemerintah, swasta,
TNI/Polri), jenis rumah sakit
(umum, khusus dan pendidikan),
dengan total 9 (Sembilan) rumah
sakit. Responden adalah Ketua
Komite Mutu atau
penanggungjawab program
mutu/manajemen risiko di rumah
sakit.
Teknik Pengambilan Data Pengumpulan data dilakukan kuesioner untuk perawat Pengumpulan data dilakukan
secara retrospektif berdasarkan pelaksana yang terdiri lembar melalui pengisian kuesioner oleh
data klaim yang telah persetujuan, identitas dan responden yang diadaptasi dari
terselesaikan pada periode waktu karakteristik perawat, pertanyaan Briner, yang merupakan suatu
1 Januari 2014-31 Desember 2015 tentang PPI yang pengetahuan, instrument monitoring penerapan
kebijakan rumah sakit, Manajemen Risiko Klinis di
ketersediaan sarana dan prasarana, rumah sakit yang mampu
pengawsan dan penanganan memberikan gambaran
limbah medis paska tindakan. implementasi Manajemen Risiko
Klinis di rumah sakit baik pada
tingkat organisasi maupun tingkat
unit pelayanan. Instrumen tersebut
berupa kuesioner yang terdiri 28
pertanyaan utama dengan total
101 pertanyaan. Poin-poin
pertanyaan yang sesuai
dikelompokkan dan diberi indeks.
Setelah itu dilakukan wawancara
mendalam (indepth interview)
untuk mengeksplorasi dan
menggali informasi lebih dalam
dari responden

Analisa Data Menggunakan teknik analisis analisis univariat, bivariat dan Pada tahapan metode kuantitatif
deskriptif kualitatif multivariat digunakan teknik analisis data
secara statistik deskriptif untuk
menilai dan mengkategorikan
tingkat kemapanan implementasi
Manajemen Risiko Klinis di
setiap rumah sakit berdasarkan
tahapan perubahan organisasi
sesuai model transteoritikal.
Kemudian dalam tahapan metode
kualitatif, dilakukan eksplorasi
dan content analysis terhadap
hasil wawancara.
BAB III
HASIL PENELITIAN

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


Hasil Penelitian Pada hasil pengamatan dari 206 insiden Pada hasil pengamatan terhadap 105 Pada penelitian yang telah
yang telah ditangani dan menggunakan tindakan PPI yang dilakukan oleh dilakukan didapatkan bahwa 7 dari
aplikasi REDCAP, ditemukan adanya 35 responden didapatkan 81 (77,1%) 9 (77,78%) rumah sakit responden
kejadian sentinel (SE). 16 diantaranya tindakan dengan kategori baik dan 24 memiliki tingkat kemapanan
adalah kasus medikolegal yang telah (22,9%) tindakan dengan kategori tidak implementasi Manajemen Risiko
dilitigasi sedangkan 19 sisanya bukan baik. Berdasarkan tindakan yang Klinis yang tinggi, sedangkan 2
merupakan kasus medikolegal (kasus diamati, kategori tidak baik didapatkan rumah sakit lainnya (22,22%)
bunuh diri, dan penyerangan karyawan). berturut-turut sebanyak 71,4% pada memiliki tingkat kemapanan
28 SE telah dilaporkan kepada Unit tindakan pemasangan infus, 66,7% pada implementasi Manajemen Risiko
Manajemen Risiko Klinis (CRM). tindakan mengganti perban, 24,4% pada Klinis yang rendah.
16 kasus SE terjadi pada kasus : pemberian suntikan dan 12% pada
- 11 : kasus bedah tindakan penanganan limbah. Pada Berdasarkan kelas rumah sakit, dari
- 2 : kasus kegawatdaruratan tindakan PPI sebagai komposit, kategori 7 rumah sakit yang memiliki tingkat
- 2 : kasus yang tidak berhubungan tidak baik yaitu 22,9% didapatkan kemapanan Manajemen Risiko
dengan kesehatan berturut-turut oleh tindakan pemberian Klinis tinggi, 2 merupakan rumah
- 1 : kasus tindakan gigi suntikan (10,5 %), penanganan limbah sakit kelas A dan 5 rumah sakit
medis (5,7%), pemasangan infus (4,8%) kelas B, sedangkan 2 rumah sakit
7 SE yang tidak dilaporkan pada unit dan mengganti perban (1,9%). yang terkategorikan kemapanan
CRM adalah kasus : Manajemen Risiko Klinis rendah, 1
- 5 : kasus bedah diantaranya rumah sakit kelas B dan
- 1 : kasus yang tidak berhubungan 1 adalah rumah sakit kelas C.
dengan pelayanna kesehatan
- 1 : kasus kegawatdaruratan Berdasarkan kepemilikan, dari
semua rumah sakit dengan tingkat
kemapanan Manajemen Risiko
Klinis tinggi, 4 merupakan rumah
sakit pemerintah pusat, 1 rumah
sakit milik pemerintah daerah, dan 2
merupakan rumah sakit swasta,
sedangkan kedua rumah sakit yang
memiliki tingkat kemapanan rendah
merupakan rumah sakit milik
pemerintah daerah.

Berdasarkan status akreditasi, dari 7


rumah sakit dengan tingkat
kemapanan Manajemen Risiko
Klinis tinggi, 6 rumah sakit telah
terakreditasi dan 1 rumah sakit
belum terakreditasi, sedangkan 2
rumah sakit yang memiliki tingkat
kemapanan Manajemen Risiko
Klinis rendah keduanya belum
terakreditasi.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kekuatan dan Kelemahan


Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Kekuatan Peneliti menggunakan aplikasi Peneliti menggunakan metode Teknik pengambilan data pada
REDCAP dan meminta bantuan penelitian gabungan antara penelitian ini dengan
para ahli di luar RS subyek kualitatif dan kuantiatif dimana menggunakan kuesioner untuk
sehingga penentuan kategori kuantitatif yang digunakan adalah monitoring penerapan Manajemen
insiden terutama SE sangat akurat data primer dengan menggunakan Risiko Klinis di rumah sakit dan
dan peneliti juga memberikan kuesioner. Dan Data kualitatif setelah itu dilakukan wawancara
saran tentang apa saja yang perlu pada penelitian ini didapatkan mendalam (indepth interview).
ditetapkan untuk dengan cara melalui pengamatan Dengan dilakukan indepth
langsung dan wawancara interview, peneliti akan dapat
mendalam. Dan Analisis menggali dan mengeksplorasi
multivariat dilakukan informasi lebih dalam dan akurat
menggunakan uji regresi logistik dari responden.
dengan 4 tahap, yaitu penetapan Sehingga pada pembahasan
variabel independen sebagai penelitian, didapatkan beberapa
variabel utama, pemodelan faktor yang memiliki
analisis multivariate sehingga kecenderungan sebagai faktor
metode yang digunakan cukup kunci dalam implementasi
akurat. Manajemen Risiko Klinis di
rumah sakit.
Kelemahan Dalam penelitian ini hanya Dalam penelitian ini peneliti Dalam penelitian ini tidak dibahas
menitikberatkan kepada usaha menjabarkan kategori baik dna mengenai kualitas pelayanan
mitigasi RS di kasus bedah saja, tidak baik terhadap setiap kesehatan maka perlu dilakukan
tidak dibahas usaha mitigasi RS tindakan yang dilakukan namun penelitian lanjutan mengenai
pada kasus kegawatdaruratan. tidak meneliti apakah kejadian hubungan antara tingkat
infeksi di rs tersebut cukup kemapanan manajemen risiko
terkendali atau tidak klinis dengan keselamatan pasien.
Pada penelitian ini tidak
membahas secara rinci mengenai
hubungan antara masing-masing
indeks dengan tingkat kemapanan
implementasi manajemen risiko
klinis.
4.2 Opini Kelompok
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Opini Kelompok Artikel ini cukup baik Jurnal yang diteliti sudah cukup Dalam penelitian ini jelas terlihat
menggambarkan kejadian sentinel baik dikarenakan menggambarkan bahwa status akreditasi
(SE) yang terdata oleh setiap tindakan yang dilakukan memberikan dampak positif
Kementerian Kesehatan Italia dan dengan baik maka PPI berjalan terhadap peningkatan kualitas
efeknya. Adanya SE yang tidak dengan baik serta pelayanan rumah sakit secara
terlaporkan akibat kurangnya menggambarkan adanya umum dan termasuk juga terhadap
pengetahuan karyawan dan Tim hubungan yang positif antara lama implementasi MRK. Akreditasi
CRM mengenai definisi SE dan kerja dengan pekerjaan yang memberikan panduan bagi rumah
parameternya serta keengganan dilakukannya, dalam hal ini sakit tentang persyaratan dan
karyawan untuk melapor. adalah keterampilan dalam elemen-elemen yang harus
melakukan tindakan PPI. dipenuhi dalam pencapaian
Sehingga dapat menjadi acuan standar mutu yang dipersyaratkan,
rumah sakit lainnya jika termasuk keharusan suatu rumah
mengimplementasikan PPI sakit untuk memiliki Komite
dengan baik maja manajemen Mutu atau tim lain yang
risiko klinis dapat berjalan bertanggungjawab terhadap
peningkatan mutu.
4.3 Abstrak Jurnal
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Abstrak Jurnal Usaha untuk meningkatkan Penelitian bertujuan untuk Keselamatan pasien masih
budaya keselamatan pasien dan mengidentifikasi program menjadi fokus perhatian utama
manajemen risiko klinis sangat pencegahan dan pengendalian dalam pelayanan kesehatan karena
penting dalam bidang kesehatan. infeksi di RSUD Tebet melalui risiko yang terkait dengan
Dalam hal ini, pelaporan kejadian pengamatan terhadap tindakan pemberian pelayanan tersebut
sentinel harus selaras dengan pemasangan infus, mengganti tidak akan dapat dihilangkan
analisa SE sehingga RS dapat perban, menyuntik dan menangani secara total dan insiden terkait
menentukan solusi yang tepat agar limbah oleh perawat di ruang pelayanan kesehatan masih sangat
SE tidak terjadi kembali di rawat inap, juga dicari data tinggi. Penelitian ini ingin melihat
kemudian har. Tujuan penelitian tentang karakteristik perawat, sejauh mana tingkat implementasi
ini adalah untuk menganalisa kebijakan, sarana dan prasarana, MRK pada rumah sakit di Kota
kontribusi usaha litigasi pengawasan serta pelaporan Makassar dan faktor-faktor apa
medikolegal dalam manajemen infeksi. Penelitian ini yang mempengaruhi implementasi
risiko klinis dan menyarankan menggunakan pendekatan tersebut. Metode yang digunakan
perlunya perubahan dalam kualitatif dan kuantitatif, unit dalam penelitian ini adalah
struktur organisasi agar koordinasi analisis adalah 105 jumlah metode penelitian kombinasi
upaya intervensi oleh unit CRM di tindakan. Hasil menunjukkan dengan desain sequential
bidang medikolegal lebih mudah. sebagian besar dari 4 tindakan explanatory (urutan pembuktian).
Metode yang digunakan adalah telah dilakukan perawat dengan Data diperoleh melalui kuesioner
pendekatan retrospektif dari 206 baik, analisis data menggunakan dan wawancara mendalam. Pada
insiden medikolegal yang telah univariat, bivariat, multivariat tahap pertama dilakukan analisa
dilitigasi pada sebuah RS yang regresi logistik. Variabel yang dengan menggunakan metode
terletak di sebuah kota di Itali paling mempengaruhi tindakan kuantitatif deskriptif untuk
pada periode waktu 1 Januari tersebut adalah pelaporan infeksi. menentukan tingkat kemapanan
2014 hingga 31 Desember 2015. Saran untuk rumah sakit implementasi MRK di rumah
Hasilnya adalah hampir 20% memperbaiki struktur organisasi, sakit dan pada tahap kedua
insiden merupakan SE ang tidak menugaskan perawat IPCN purna digunakan metode kualitatif untuk
terlaporkan dikarenakan berbagai waktu, meningkatkan efektifitas mengeksplorasi faktor-faktor yang
faktor. Alasan insiden ini tidak pelatihan. mempengaruhi tingkat
terlaporkan adalah adanya jeda implementasi tersebut. Dari 9
waktu antara kejadian dan rumah sakit sakit yang dilakukan
efeknya serta adanya keengganan penelitian, 7 diantaranya memiliki
karyawan untuk melaporkan tingkat kemapanan implementasi
insiden. Penelitian ini dilakukan MRK yang tinggi (77,78%).
berdasarkan dokumen yang ada Beberapa karakteristik struktural
yang berhubungan dengan aspek organisasi menunjukkan
medikolegal untuk mendapatkan kecenderungan positif terhadap
informasi tambahan mengenai implementasi MRK, yaitu kelas
insiden tersebut, sehingga lebih dan status kepemilikan rumah
akurat dalam menemukan kasus sakit, sedangkan jenis rumah sakit
SE yang telah terlaporkan pada tidak menunjukkan
unit CRM. Kesimpulan adalah kecenderungan adanya hubungan.
analisa litigasi medikolegal adalah Terdapat 5 faktor yang berhasil
metode yang valid untuk diidentifikasi dan memiliki
meningkatkan pelaporan SE. kecenderungan positif terhadap
implementasi MRK yaitu
kepemimpinan, pengetahuan staf,
kordinator dan kebijakan rumah
sakit, dan akreditasi.
Kata Kunci: Risiko, Manajemen
Risiko Klinis, Keselamatan
Pasien, Kepemimpinan,
Akreditasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Keselamatan pasien merupakan fokus utama dalam bidang pelayanan kesehatan.
Layanan kesehatan yang tidak aman dan memiliki potensi risiko yang mengancam
nyawa menjadi penyebab utama peningkatan angka mortalitas di berbagai negara.
Sebagai contoh di negara besar seperti Amerika Serikat angka kematian akibat
kesalahan medis sangat tinggi bahkan melebihi angka kematian yang disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas, kanker, bahkan AIDS.
Keselamatan pasien adalah sebuah sistem di mana RS membuat asuhan pasien
menjadi lebih aman. Keselamatan pasien meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan, dan analisis
insiden, meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah tejadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
sebuah tindakan yang seharusnya diambil.
Manajemen Risiko Klinis (MRK) memainkan peranan penting dalam menangani
kesalahan medis. Penerapan MRK yang baik telah terbukti mampu menurunkan
angka kesalahan/insiden pada unit Kegawatdaruratan dan unit Kamar Operasi.
MRK akan berjalan dengan baik bila faktor utama telah berjalan dengan baik
seperti pengetahuan karyawan, kepemimpinan, serta adanya posisi penanggungjawab
program Manajemen Risiko Klinis (MRK), dan kebijakan strategis Rumah Sakit.
Dalam aktivitas pelayanan kesehatan, masih ditemukan kasus kejadian atau insiden
yang tidak terlaporkan atau tidak terdeteksi sebagai insiden. Hal ini disebabkan karena
keengganan karyawan untuk melaporkan kasus insiden maupun tim MRK yang masih
belum memahami dengan baik definisi dan parameter suatu insiden. Rumah Sakit
yang memiliki kemapanan implementasi MRK yang baik adalah RS yang telah
terakreditasi ataupun dalam proses persiapan akreditasi yang artinya RS tersebut
sedang berupaya untuk memenuhi standar-standar akreditasi yang telah ditetapkan.
5.2. Saran
Saran yang daoat diberikan untuk meningkatkan keberhasilan implementasi MRK
di RS:
1. Mengurangi blaming culture untuk menstimulasi budaya pelaporan insiden oleh
karyawan
2. Memberikan pelatihan tentang keselamatan pasiem serta mensosialisasikan
prosedur pelaporan insiden kepada seluruh karyawan
3. Membangun suatu aplikasi pelaporan insiden yang berfungsi sebagai bank data
laporan insiden serta usaha penyelesaian yang dilakukan oleh RS termasuk usaha
mitigasi
4. Mengikutkan tim MRK maupun tim Keselamatan Pasien dalam pelatihan
Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko
5. Mewajibkan semua unit untuk memiliki Manajemen Risiko Unit
6. Meningkatkan penanggulangan insiden oleh unit dengan bimbingan dan
pemantauan oleh Manajemen ( implementasi upaya penanggulangan insiden serta
kejadian insiden berulang).
DAFTAR PUSTAKA

1. Djatnika KM, Arso SP, Jati SP. Analisis Pelaksanaan Manajemen Risiko di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2019.7(1):84-92
2. Olii MW, Rivai F, Palutturi S. Implementasi Manajemen Risiko Klinis dan
Faktor -faktor yang Mempengaruhi pada Rumah Sakit di Kota Makassar. JKMM.
2019. 2(1):106-120
3. Izza N, Jati SP, Pramukarso DT. Analisis Implementasi Manajemen Risiko pada
Masa Pandemi Covid-19 di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit DR. Kariadi
Semarang tahun 2020. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2022. 9(2):278-292
4. Cahyawening PT, Intiasari AD, Aji B. Implementasi Clinical Risk Management
di Unit Gawat Darurat RSUD Banyumas tahun 2018. Jurnal Kesmas Indonesia,
2018. 10(2):134-143
5. Bolcato M, Gassina G, Rodriguez D, Russo M, Aprile A. The Contribution of
Legal Medicine in Clinical Risk Management. BMC Health Service Research.
2019. 19(85).

Anda mungkin juga menyukai