OLEH :
KELOMPOK 3
10. Muhammad Riski Ramadhan Kiay 1709025077 20. Muhammad Irsan Syahad 1809025050
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami dan
menyusun laporan ini dengan baik guna memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa
Irigasi.
Laporan ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dan dari teman-teman yang
telah memberikan banyak masukan dan dukungannya. Untuk itu kepada seluruh
anggota Kelompok 3 terimakasih atas kerja kerasnya dalam menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
laporan ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan
bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4 Petak Bangunan, Saluran Rencana ............................................................. 80
3.4.1 Petak Rencana ........................................................................................... 80
BAB IV..................................................................................................................... 85
4.1 Perancangan Saluran Tersier ......................................................................... 85
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman (Israelsen dan Hansen 1980)
adapula pada PP 77/2001 tentang irigasi yaitu usaha penyediaan dan
pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi
irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah. irigasi pompa dan irigasi
rawa. Kebutuhan air untuk keperluan irigasi dewasa ini semakin
bertambah, hal ini sejalan dengan bertambahnya kebutuhan pangan
akibat pertambahan penduduk yang semikin meningkat. Untuk
mengatasi meningkatnya kebutuhan air untuk irigasi ini, telah dibuat
bangunan – bangunan air disungai sebagai langkah menanggulangi
kebutuhan air didalam irigasi.Dengan sistem ini berarti irigasi tergantung
dari adanya air sungai untuk wadah aliran air irigasi, sehingga pada
musim kemarau disaat debit aliran sungai mulai berkurang, pemberian
air untuk irigasi inipun berkurang.Untuk mangatasi kekurangan air
irigasi tersebut dan menjamin hasil pertanian lebih teratur maka
masalah utama yang dihadapi adalah mengusahakan tambahan air
irigasi.
2
bagi pertanian. Dalam rangka usaha meningkatkan pembangunan di
sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan khususnya beras,
salah satu upaya pemerintah Indonesia adalah menempatkan
pembangunan di sektor irigasi. Oleh karena itu, untuk menunjang
ketersediaan air bagi usaha tani padi haruslah dilakukan pengelolaan air
secara kontinyu baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehinggga
menjamin padi agar tidak mengalami kekurangan air yang akan
menurunkan hasil produksi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari tugas besar ini adalah:
1. Sebagai syarat kelulusan Mata Kulian SI-3131 Irigasi dan Drainase
2. Merencanakan lokasi lahan pertanian dengan sistem pengairannya; dan
menyelesaikan permasalahan pengairan di lokasi daerah pertanian
3. Merencanakan Petak Tersier Irigasi
4. Merencanakan Trase Saluran Pemberi dan Pembuang
5. Menentukan Pola Tanam dan Menghitung Kebutuhan Air
6. Menghitung Debit Andalan
7. Merencanakan Skema Jaringan Irigasi dan Skema Bangunan Irigasi
8. Menghitung Modulus Drainase
9. Menghitung Dimensi Saluran Pemberi dan Pembuang
10. Merencanakan Bangunan Ukur dan Bangunan Pengatur
11. Menghitung Kebutuhan Elevasi Muka Air di Bangunan Pengambilan
12. Menggambar Peta Situasi, Potongan Memanjang, Potongan Melintang:
a. Saluran Pembawa dan Pembuang.
b. Bangunan Bagi, Bangunan Sadap atau Bangunan Bagi Sadap
c. Bangunan Pengatur dan Penguku
1.3 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam laporan ini agar dapat mencapai tujuan
yang tertulis diatas adalah sebagai berikut :
3
1. Melakukan Studi Literatur
Studi yang dilakukan didasarkan pada konsep-konsep Pengembangan
Sumber Daya Air. Konsep utama yang digunakan adalah Hidrologi,
Irigasi, dan Bangunan Air.
2. Mengumpulkan Data Wilayah, Hidrologi, dan Klimatologi
Data yang dikumpulkan merupakan data yang merepresentasikan keadaan
wilayah studi, yaitu Daerah Irigasi Kalijali, Jawa Tengah. Data-data yang
digunakan untuk melakukan analisis antara lain :
a. Data curah hujan untuk menghitung curah hujan efektif regional yang
didapat dari empat stasiun disekitar daerah irigasi, yaitu Stasiun
Klapasawit, Stasiun Merden, dan Stasiun Mirit/Wawar.
b. Peta topografi daerah hilir Sungai Kalijali
c. Data klimatologi yang mencakup kecepatan angin rata-rata,
penyinaran matahari dalam %, kelembapan rata-rata, dan temperatur
udara rata-rata
3. Analisis Hidrologi dan Klimatologi
Data kemudian dianalisis menggunakan konsep hidrologi dan klimatologi
untuk selanjutnya digunakan dalam analisis irigasi dan bangunan air.
4. Analisis Irigasi dan Bangunan Air
Hasil analisis kemudian digunakan untuk melakukan analisis irigasi dan
bangunan air. Analisis digunakan untuk menentukan seluruh elemen dari
sistem irigasi pada daerah pertanian wilayah studi.
5. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini kesuluruhan metode yang digunakan dan hasilnya akan
dievaluasi.
Evaluasi didasarkan pada tujuan laporan dan hubungannya dengan hasil
analisis.
4
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metodologi Penyusunan Tugas
1.5 Sistematika Penyusunan
Bab II Lokasi Studi dan Data Lokasi
2.1 Lokasi Studi
2.2 Data Lokasi Studi
2.2.1 Data Sawah Rencana
a. Data Hidrometeorologi
2.2.2 Data Daerah Aliran Sungai
a. Luas Daerah Aliran Sungai
b. Data Hidrometeorologi
Bab III Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air
3.1 Preliminary Design Petak, Bangunan dan Saluran
3.2 Analisis Kebutuhan Air
3.3 Analisis Ketersediaan Air
3.4 Petak Bangunan dan Saluran Rencana
Bab IV Perancangan Saluran Beri
4.1 Perancangan Saluran Tersier
4.2 Perancangan Saluran Sekunder
4.2.1 Tinggi Muka Air Petak
4.2.2 Stasioning dan Kemiringan Aktual Saluran
4.2.3 Perancangan Dimensi Saluran Sekunder
4.2.4 Muka Air Saluran Sekunder
4.3 Perancangan Saluran Primer
4.3.1 Perancangan Dimensi Saluran
4.3.2 Muka Air Saluran Primer
4.3.3 Stasioning Keseluruhan
Bab V Perancangan Saluran Drainase
5
5.1 Perancangan Saluran Drainase Tersier
5.2 Perancangan Saluran Drainase Sekunder
5.3 Perancangan Saluran Drainase Primer
BabVI Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Daftar
Pustaka Lampiran
6
BAB II
Lokasi tugas ini di Daerah Kalijali dan Daerah Aliran Sungan Kalijali,
Purworejo, Jawa Tengah.
7
2.2 Data Lokasi Studi
a. Data Hidrometeorologi
Data curah hujan diambil dari 3 stasiun dari tahun 1971-1980, yaitu Klapa Sawit(22a),
Merden(30a), Mawar/Mirit(37). Berikut ini data data curah hujan selama 10 tahun dari
setiap stasiun hujan:
8
Tabel 2.1.3 Data Curah Hujan Mawar/Mirit
Data curah hujan yang diperoleh dari stasiun sebenarnya tidak mutlak dapat
merepresentasikan besarnya curah hujan regional yang mungkin terjdai di lokasi
studi. Maka dari itu, digunakan metode pendekatan perhitungan curah hujan
regional (yang umumnya merata-ratakan nilai curah hujan) untuk memapankan
perhitungan dan analisis selanjutnya. Ada 3 metode yang biasa digunakan dalam
menentukan curah hujan regional, yaitu;
Metoda Thiessen
Metoda Arithmatik
Metoda Isohyet
Berikut ini adalah penjelasan dan contoh cara penggunaan ketiga metode
tersebut:
A. Metode Thiessen
Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing-masing stasiun yang mewakili
luasan di sekitarnya. Metode ini digunakan bila penyebaran hujan di daerah yang ditinjau
tidak merata dan juga bervariasi walupun metode ini terbilang lumayan sulit. Tapi metode
ini cukup akurat. Berikut langkah-langkahnya.
- Buat titik berat segitiga, lalu hubungkan ke titik tengah tiap sisi segitiga
9
sampai membentuk suatu poligon yang mengelilingi stasiun hujan.
- Hitung luas tiap poligon. Lebih mudah menghitung luas ini memakai
software, bisa memakai AutoCad, corel, dan sebagainya.
- Luas tiap poligon dikalikan dengan kedalaman hujan di tiap poligon. Hasil
jumlah hitungan tersebut kemudian dibagi dengan total luas daerah yang
ditinjau.
Berikut ini adalah contoh gambar penggunaan metode thiessen dan juga
perhitungannya.
B. Metode Aritmatik
Metode ini adalah metode yang paling sederhana. Pengukuran dengan metode ini dilakukan
dengan merata-ratakan hujan di seluruh DAS. Stasiun hujan yang digunakan untuk
menghitung dengan metode ini adalah yang berada di dalam DAS, akan tetapi stasiun yang
berada di luar DAS dan jaraknya cukup berdekatan masih bisa diperhitungkan. Metode
aljabar ini memberikan hasil yang tidak teliti, metode ini memberikan hasil yang cukup
baik jika penyebaran hujan merata, serta hujan tidak terlalu bervariasi.
10
Gambar 2.4 Metode Aritmatik
C. Metode Isohyet
1. Pada peta yang ditinjau, digambarkan lokasi daerah hujan dan kedalaman
hujan.
3. Luas daerah diantara 2 garis isohiet diukur luasnya, dan dikalikan dengan
nilai rerata di kedua garis isohiet. Kemudian jumlah dari hasil hitungan
tersebut dibagi dengan total luasan daerah yang ditinjau.
11
Gambar 2.5 Metode Ishoyet
Sumber : https://pewedhi.wordpress.com/2017/02/28/penentuan-hujan-
kawasan- daerah-aliran-sungai/
12
Dengan :
Rr1 = Rerata curah hujan stasiun 1
Rr2 = Rerata curah hujan stasiun yang ada datanya
Rr3 = Rerata curah hujan stasiun lain yang
ada datanya R1 = Data curah hujan yang
dicari
R2 = Data curah hujan
lain yang ada R3 = Data
curah hujan lain yang
ada
N = Jumlah stasiun yang digunakan sebagai referensi perhitungan
data yang hilang
13
Gambar 2.6 Luas Poligon Thiessen
Setelah didapat luas poligon seperti Gambar 2.6, maka dilanjutkan dengan
menggunakan software seperti AutoCAD untuk menghitung luas dengan
menggunakan system GRID atau DOT, setelah itu dapat di hitung menggunakan
metode poligon Thiessen.
14
Pada Gambar 2.7 menunjukkan hasil dari penggambaran poligon Thiessen,
dimana daerah irigasi Kalijali lebih di pengaruhi oleh stasiun Wawar/Mirit.
Metode poligon Thiessen tidak selalu benar, oleh karena itu dalam analisis hujan
regional, perhitungan galat (error) perlu dilakukan untuk menentukan metode
yang paling cocok untuk mendekati keadaan ideal. Tetapi sebelumnya harus
dihitung terlebih dahulu nilai rerata hujan untuk setiap stasiun dengan
menggunakan metode rerata.
15
Hasil-hasil perhitungan Galat:
Tabel 2.1.4 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1971
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1971 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 306 199 249 53 59 21 5 0 17 593 229 483 184.5
Merden 238 232 467 60 188 35 0 0 77 468 383 296 203.7
Wawar/Mirit 347 311 227 30 198 13 24 9 19 725 268 304 206.3
Rerata Aritmatik 297.00 247.33 314.33 47.67 148.33 23.00 9.67 3.00 37.67 595.33 293.33 361.00 Rerata
Rerata Theissen 347.00 311.00 227.00 30.00 198.00 13.00 24.00 9.00 19.00 725.00 268.00 304.00 Error
Error Aritmatik 0.1405 0.1712 0.3247 0.2984 0.6587 0.4024 0.5102 0.2222 0.9030 0.1516 0.2032 0.2199 0.3505
Error Theissen 0.1973 0.3011 0.2008 0.3113 0.8030 0.3365 1.2667 0.0000 0.2903 0.2572 0.1569 0.1325 0.3545
Tabel 2.1.5 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1972
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1972 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 252 195 255 175 99 0 0 0 0 0 184 310 122.5
Merden 263 162 257 206 302 0 0 0 0 11 188 303 141.0
Wawar/Mirit 253 302 254 153 109 0 0 0 0 0 154 259 123.7
Rerata Aritmatik 256.00 219.67 255.33 178.00 170.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.67 175.33 290.67 Rerata
Rerata Theissen 253.00 302.00 254.00 153.00 109.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 154.00 259.00 Error
Error Aritmatik 0.0181 0.2517 0.0043 0.1055 0.5713 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.2222 0.0843 0.0751 0.1111
Error Theissen 0.0140 0.4710 0.0052 0.1277 0.2467 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.3333 0.1146 0.1032 0.1180
Tabel 2.1.6 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1973
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1973 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 320 265 403 224 328 361 154 83 59 179 531 242 3149
Merden 509 273 516 460 384 300 35 46 93 126 291 373 3406
Wawar/Mirit 391 151 267 284 318 296 135 31 91 332 379 302 2977.0
Rerata Aritmatik 406.67 229.67 395.33 322.67 343.33 319.00 108.00 53.33 81.00 212.33 400.33 305.67 Rerata
Rerata Theissen 391.00 151.00 267.00 284.00 318.00 296.00 135.00 31.00 91.00 332.00 379.00 302.00 Error
Error Aritmatik 0.1706 0.2710 0.2445 0.2917 0.0774 0.0858 0.8615 0.4124 0.2039 0.4106 0.2260 0.1519 0.2840
Error Theissen 0.1512 0.2924 0.2733 0.2168 0.0675 0.0645 0.9935 0.3175 0.1880 0.8299 0.1962 0.1461 0.3114
Tabel 2.1.7 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1974
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1974 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 108 325 109 146 132 8 5 219 123 703 481 236 216.3
Merden 397 416 190 269 223 27 11 136 250 458 633 338 279.0
Wawar/Mirit 180 339 116 56 251 13 52 199 150 547 532 260 224.6
Rerata Aritmatik 228.33 360.00 138.33 157.00 202.00 16.00 22.67 184.67 174.33 569.33 548.67 278.00 Rerata
Rerata Theissen 180.00 339.00 116.00 56.00 251.00 13.00 52.00 199.00 150.00 547.00 532.00 260.00 Error
Error Aritmatik 0.6025 0.1014 0.2445 0.7651 0.2732 0.5461 1.7193 0.1955 0.2941 0.1580 0.1017 0.1416 0.4286
Error Theissen 0.4044 0.0761 0.1512 0.4694 0.3424 0.3812 4.3758 0.1849 0.2065 0.1387 0.0885 0.1108 0.5775
Tabel 2.1.8 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1975
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1975 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 170 157 395 117 128 0 3 15 229 465 234 351 188.7
Merden 317 163 523 311 218 0 2 0 277 665 146 341 246.9
Wawar/Mirit 273 488 598 268 105 0 0 0 0 0 165 184 173.4
Rerata Aritmatik 253.33 269.33 505.33 232.00 150.33 0.00 1.67 5.00 168.67 376.67 181.67 292.00 Rerata
Rerata Theissen 273.00 488.00 598.00 268.00 105.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 165.00 184.00 Error
Error Aritmatik 0.2544 0.6053 0.1560 0.4571 0.3055 0.0000 0.2037 0.2222 0.2182 0.2078 0.1896 0.2996 0.2600
Error Theissen 0.2482 1.3674 0.2191 0.4763 0.2327 0.0000 0.6667 0.3333 0.6667 0.6667 0.1417 0.3121 0.4442
16
Tabel 2.1.9 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1976
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1976 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 156 317 443 26 0 0 0 0 0 147 592 108 149.1
Merden 310 191 327 134 0 1 0 0 3 183 423 263 152.9
Wawar/Mirit 205 170 277 377 0 0 0 0 0 107 200 12 112.3
Rerata Aritmatik 223.67 226.00 349.00 179.00 0.00 0.33 0.00 0.00 1.00 145.67 405.00 127.67 Rerata
Rerata Theissen 205.00 170.00 277.00 377.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 107.00 200.00 12.00 Error
Error Aritmatik 0.2678 0.2666 0.1798 2.2485 0.0000 0.2222 0.0000 0.0000 0.2222 0.1915 0.4611 3.4452 0.6254
Error Theissen 0.2176 0.1912 0.1759 5.1045 0.0000 0.3333 0.0000 0.0000 0.3333 0.2291 0.3964 0.6144 0.6330
Tabel 2.1.10 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1977
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1977 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 374 238 260 102 6 125 0 0 0 1 260 104 122.5
Merden 310 191 327 134 0 1 0 0 3 183 423 263 152.9
Wawar/Mirit 249 135 189 97 0 100 0 0 5 7 211 195 99.0
Rerata Aritmatik 311.00 188.00 258.67 111.00 2.00 75.33 0.00 0.00 2.67 63.67 298.00 187.33 Rerata
Rerata Theissen 249.00 135.00 189.00 97.00 0.00 100.00 0.00 0.00 5.00 7.00 211.00 195.00 Error
Error Aritmatik 0.1402 0.2061 0.1942 0.1347 0.2222 24.9924 0.0000 0.0000 0.1926 23.8047 0.2847 0.3761 4.2123
Error Theissen 0.1770 0.2420 0.2317 0.1084 0.3333 33.0667 0.0000 0.0000 0.2222 2.3206 0.2299 0.3779 3.1091
Tabel 2.1.11 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1978
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1978 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 305 158 274 72 296 585 357 172 92 436 34 446 268.9
Merden 211 223 418 46 97 407 260 355 108 315 265 478 265.3
Wawar/Mirit 257 126 236 78 266 666 409 42 53 220 12 364 210.9
Rerata Aritmatik 257.67 169.00 309.33 65.33 219.67 552.67 342.00 189.67 84.33 323.67 103.67 429.33 Rerata
Rerata Theissen 257.00 126.00 236.00 78.00 266.00 666.00 409.00 42.00 53.00 220.00 12.00 364.00 Error
Error Aritmatik 0.1263 0.2177 0.2332 0.2251 0.5656 0.1944 0.1737 1.3614 0.2979 0.2521 3.4322 0.1062 0.5988
Error Theissen 0.1251 0.2125 0.1914 0.2597 0.6145 0.2583 0.2396 0.5458 0.3111 0.2657 0.5339 0.1408 0.3082
Tabel 2.1.12 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1979
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1979 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 559 225 281 354 629 467 6 132 100 73 238 388 287.7
Merden 471 253 450 425 255 144 26 67 40 115 284 377 242.3
Wawar/Mirit 488 169 383 233 493 346 9 64 35 116 95 315 228.8
Rerata Aritmatik 506.00 215.67 371.33 337.33 459.00 319.00 13.67 87.67 58.33 101.33 205.67 360.00 Rerata
Rerata Theissen 488.00 169.00 383.00 233.00 493.00 346.00 9.00 64.00 35.00 116.00 95.00 315.00 Error
Error Aritmatik 0.0687 0.1551 0.1756 0.2337 0.3797 0.5367 0.7569 0.3380 0.5139 0.2111 0.5255 0.0867 0.3318
Error Theissen 0.0544 0.1936 0.1706 0.2645 0.3832 0.5540 0.3846 0.1866 0.2583 0.1992 0.4221 0.1175 0.2657
Tabel 2.1.13 Perhitungan Error Data Curah Hujan Daerah Irigasi Tahun 1980
Curah Hujan (mm) Bulan
Rerata
1980 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Klapa Sawit 297 188 179 331 185 28 0 14 0 397 823 476 316.4
Merden 261 359 288 380 199 35 3 52 0 249 606 242 305.3
Wawar/Mirit 103 86 126 276 67 50 0 51 0 0 0 0 88.5
Rerata Aritmatik 220.33 211.00 197.67 329.00 150.33 37.67 1.00 39.00 0.00 215.33 476.33 239.33 Rerata
Rerata Theissen 103.00 86.00 126.00 276.00 67.00 50.00 0.00 51.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Error
Error Aritmatik 0.5177 0.6627 0.3289 0.1108 0.5586 0.2227 0.2222 0.7570 0.0000 0.1976 0.2117 0.1694 0.3299
Error Theissen 0.4195 0.4343 0.2862 0.1466 0.4337 0.4048 0.3333 0.8874 0.0000 0.6667 0.6667 0.6667 0.4455
17
Jumlah rerata error dari perhitungan error data curah hujan sepuluh tahun
menyatakan bahwa jumlah error dengan metode aritmatika sebesar 6,1699 dan
jumlah erroe dengan metode polygon Thiessen adalah 6,1599. Metode dengan
error terkecil adalah metode yang paling mendekati keadaan permodelan ideal,
oleh karena itu metode yang digunakan yaitu metode Poligon Thiessen. Hasil
hujan regional untuk daerah irigasi yaitu:
18
Tabel 2.1.16 Kelembaban Rata-rata Daerah Irigasi
19
2.2.2 Data Daerah Aliran Sungai
Luas dari daerah aliran sungai Kalijali diperoleh dari menggunakan program
WMS (Watershed Modeling System oleh Aquaevo). Luas daerah Kalijali
b. Data Hidrometeorologi
Pada tugas ini, data curah hujan diambil dari data curah hujan di
Laboratorium Mekanika Fluida, Prodi Teknik Sipil, Institut Teknologi
Bandung. Data yang diambil merupakan data dari tahun 1974 sampai tahun
1983. Data curah hujan diambil dari 3 stasiun sesuai dengan keperluan untuk
pengolahan data sesuai teori perhitungan curah hujan yang telah disebutkan
sebelumnya.
Nomor 160
Stasiun Kertosari
20
Tabel 2.2.2 Data Curah Hujan Stasiun II DAS
Nomor 183
Stasiun Dawuhanlor
Curah Hujan (mm) Bulan
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec Total
1974 97 213 33 40 184 31 6 0 113 522 262 384 1885
1975 309 267 203 377 256 0 21 4 265 305 517 202 2726
1976 185 292 266 187 0 10 0 0 6 55 256 60 1317
1977 306 215 313 120 1 61 0 10 27 0 64 181 1298
1978 193 180 337 225 179 404 133 33 111 263 247 274 2579
1979 238 307 245 190 351 121 0 50 1 46 168 216 1933
1980 239 112 48 286 34 0 55 0 2 100 388 156 1420
1981 327 426 187 211 126 39 80 90 151 62 298 296 2293
1982 270 172 269 207 0 0 - 12 0 0 52 375 1357
1983 241 89 86 213 319 77 0 0 0 127 118 256 1526
pada tabel terdapat kolom yang yang tidak terdapat datanya, oleh karena
itu dilakukan perhitungan data hilang dengan rumus:
( ⋯…….
R1 =
Dengan :
Rr1 = Rerata curah hujan stasiun 1
Rr2 = Rerata curah hujan stasiun yang ada datanya
Rr3 = Rerata curah hujan stasiun lain yang ada datanya
R1 = Data curah hujan yang dicari
21
R2 = Data curah hujan lain yang ada
R3 = Data curah hujan lain yang ada
N =Jumlah stasiun yang digunakan sebagai referensi perhitungan data yang
hilang
Contoh perhitungan yaitu pada kasus stasiun Dawuhanlor yang pada bulan Juli
tahun 1982 tidak tercatat.
( ⋯…….
R1 =
, ,
( .
, ,
R1 =
R1 = 4,854 / 2
R1 = 2,427
Dengan demikian pendekatan curah hujan pengganti dapat dihitung dan diisi
kedalam ruas data yang hilang. Dengan syarat ada 2 data dari stasiun lain yang
dapat digunakan sebagai pendekatan. Setelah semua data curah hujan hilang
terisi, curah hujan rata-rata dengan metode poligon Thiessen dengan rumus:
∑
Rrh =
∑
∑
Rrh =
∑
22
( , ) ( , ) ( , )
Rrh =
,
= 323,23
Sehingga untuk perhitungan selanjutnya sama seperti contoh di atas dan di lihat tabel di
bawah ini dapatkan hasil Rata-rata curah hujan dengan metode Polygon Thiessen yaitu:
Theisen Bulan
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec Rata-rata
1974 178,54 271,15 167,63 77,76 124,93 56,70 4,91 6,70 72,62 311,53 226,60 263,74 1762,81
1975 323,23 269,26 311,89 335,41 228,05 1,12 13,36 6,81 207,04 201,72 357,20 263,26 2518,35
1976 268,74 283,25 377,12 120,80 9,31 5,08 0,01 6,58 2,72 56,73 165,89 98,83 1395,06
1977 276,48 270,80 290,71 57,81 0,50 62,10 0,02 4,53 12,28 0,02 59,61 180,48 1215,34
1978 326,52 164,16 394,38 160,49 165,95 253,10 107,39 40,72 56,97 199,08 181,97 300,79 2351,51
1979 321,76 268,18 343,94 203,71 255,36 118,35 7,12 22,73 9,76 43,26 146,72 212,19 1953,10
1980 394,44 239,47 132,81 217,61 69,57 28,99 24,95 0,07 0,94 47,14 219,50 205,82 1581,32
1981 240,60 392,05 344,45 198,94 122,71 101,94 86,05 53,90 101,77 36,88 225,84 268,08 2173,21
1982 280,97 268,88 181,58 136,42 0,00 0,00 1,10 5,44 0,00 0,01 28,46 289,61 1192,49
1983 297,91 70,49 90,97 150,10 222,87 45,30 0,05 0,01 0,01 127,09 148,75 195,84 1349,38
| |
∑
Error =
Dengan,
23
Rr = rata-rata hujan (pada aritmatika/thiessen)
| |
∑
Error =
| , | | , | | , |
Error =
Error= 0,44
| |
∑
Error =
| , | | , | | , |
Error =
Error= 0,44
| |
Jika data curah hujan bernilai nol, maka nilai dari data tersebut adalah nol,
24
Untuk perhitunggan error pada tahun bulan januari- Desember dan dari tahun 1974 himgga 1983 caranya seperti diatas dan hasil
perhitungganya dapat dilihar pada tabel perhitungan error di bawah ini :
Tabel 2.2.5 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1974
Curah hujan (mm) Bulan
Rata-
1974 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
rata
Kertosari 222,00 587,00 254,00 98,00 153,00 26,00 13,00 291,00 286,00 659,00 564,00 480,00 302,75
Dawunhalor 97,00 213,00 33,00 40,00 184,00 31,00 6,00 0,00 113,00 522,00 262,00 384,00 157,08
pekalen 246,00 319,00 279,00 109,00 76,00 78,00 4,00 12,00 39,00 137,00 197,00 164,00 138,33
Rerata Aritmatika 188,33 373,00 188,67 82,33 137,67 45,00 7,67 101,00 146,00 439,33 341,00 342,67
Rerata
Error
Rerata Thiessen 178,54 271,15 167,63 77,76 124,93 56,70 4,91 6,70 72,62 311,53 226,60 263,74
Error Aritmatika 0,44 0,43 1,77 0,49 0,39 0,54 0,53 2,69 1,18 0,90 0,48 0,49 0,86
Error Thiessen 0,44 0,32 1,61 0,48 0,38 0,76 0,34 0,47 0,66 0,73 0,29 0,46 0,58
25
Tabel 2.2.6 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1975
Curah hujan (mm) Bulan
Rata-
1975 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
rata
Kertosari 324,00 423,00 334,00 313,00 139,00 52,00 59,00 163,00 277,00 460,00 261,00 236,00 253,42
Dawunhalor 309,00 267,00 203,00 377,00 256,00 0,00 21,00 4,00 265,00 305,00 517,00 202,00 227,17
pekalen 335,00 271,00 402,00 301,00 205,00 2,00 7,00 9,00 159,00 116,00 225,00 314,00 195,50
Rerata Aritmatika 322,67 320,33 313,00 330,33 200,00 18,00 29,00 58,67 233,67 293,67 334,33 250,67
Rerata
Error
Rerata Thiessen 323,23 269,26 311,89 335,41 228,05 1,12 13,36 6,81 207,04 201,72 357,20 263,26
Error Aritmatika 0,03 0,21 0,28 0,09 0,23 2,88 1,34 6,61 0,25 0,64 0,37 0,17 1,09
Error Thiessen 0,03 0,13 0,28 0,10 0,29 0,47 0,68 0,63 0,26 0,55 0,42 0,19 0,34
Tabel 2.2.7 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1976
Curah hujan (mm) Bulan
Rata-
1976 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
rata
Kertosari 330,00 295,00 500,00 117,00 25,00 10,00 17,00 29,00 12,00 243,00 493,00 78,00 179,08
Dawunhalor 185,00 292,00 266,00 187,00 0,00 10,00 0,00 0,00 6,00 55,00 256,00 60,00 109,75
pekalen 338,00 276,00 469,00 66,00 17,00 1,00 0,00 12,00 0,00 58,00 91,00 131,00 121,58
Rerata Aritmatika 284,33 287,67 411,67 123,33 14,00 7,00 5,67 13,67 6,00 118,67 280,00 89,67
Rerata
Error
Rerata Thiessen 268,74 283,25 377,12 120,80 9,31 5,08 0,01 6,58 2,72 56,73 165,89 98,83
Error Aritmatika 0,28 0,03 0,28 0,42 0,21 2,10 0,22 0,22 0,17 0,91 0,87 0,32 0,50
Error Thiessen 0,28 0,03 0,29 0,41 0,36 1,52 0,33 0,41 0,44 0,27 0,61 0,39 0,45
26
Tabel 2.2.8 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1977
Curah hujan (mm) Bulan
Rata-
1977 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
rata
Kertosari 336,00 266,00 575,00 439,00 102,00 76,00 33,00 8,00 114,00 37,00 30,00 227,00 186,92
Dawunhalor 306,00 215,00 313,00 120,00 1,00 61,00 0,00 10,00 27,00 0,00 64,00 181,00 108,17
pekalen 252,00 317,00 272,00 6,00 0,00 63,00 0,00 0,00 0,00 0,00 56,00 180,00 95,50
Rerata Aritmatika 298,00 266,00 386,67 188,33 34,33 66,67 11,00 6,00 47,00 12,33 50,00 196,00
Rerata
Error
Rerata Thiessen 276,48 270,80 290,71 57,81 0,50 62,10 0,02 4,53 12,28 0,02 59,61 180,48
Error Aritmatika 0,11 0,13 0,33 10,51 11,33 0,09 0,22 0,22 0,44 0,22 0,33 0,10 2,00
Error Thiessen 0,12 0,14 0,21 3,34 0,50 0,07 0,33 0,33 0,48 0,33 0,37 0,07 0,53
Tabel 2.2.9 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1978
Dawunhalor 193,00 180,00 337,00 225,00 179,00 404,00 133,00 33,00 111,00 263,00 247,00 274,00 214,92
pekalen 437,00 151,00 442,00 107,00 155,00 128,00 86,00 47,00 12,00 146,00 128,00 323,00 180,17
Rerata Aritmatika 336,33 182,33 347,33 195,33 221,67 331,00 180,00 78,67 149,33 268,67 237,00 287,33
Rerata
Error
Rerata Thiessen 268,74 283,25 377,12 120,80 9,31 5,08 0,01 6,58 2,72 56,73 165,89 98,83
Error Aritmatika 0,36 0,13 0,19 0,40 0,33 0,68 0,63 0,85 4,11 0,39 0,40 0,08 0,71
Error Thiessen 0,36 0,59 0,23 0,37 0,95 0,98 1,00 0,87 0,91 0,75 0,38 0,65 0,67
27
Tabel 2.2.10 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1979
Dawunhalor 238,00 307,00 245,00 190,00 351,00 121,00 0,00 50,00 1,00 46,00 168,00 216,00 161,08
pekalen 391,00 236,00 426,00 215,00 176,00 116,00 13,00 0,00 17,00 41,00 129,00 209,00 164,08
Rerata Aritmatika 353,67 290,33 277,00 226,00 333,33 177,67 15,00 82,67 11,67 43,33 187,67 229,00
Rerata
Error
Rerata Thiessen 276,48 270,80 290,71 57,81 0,50 62,10 0,02 4,53 12,28 0,02 59,61 180,48
Error Aritmatika 0,25 0,13 0,40 0,14 0,41 0,47 0,23 0,41 3,76 0,04 0,29 0,09 0,55
Error Thiessen 0,27 0,15 0,44 0,74 1,00 0,58 0,67 0,63 3,94 1,00 0,65 0,20 0,86
Tabel 2.2.11 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1980
Curah hujan (mm) Bulan
Rata-
1980 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
rata
Kertosari 520,00 224,00 154,00 225,00 87,00 11,00 109,00 153,00 65,00 475,00 246,00 283,00 212,67
Dawunhalor 239,00 112,00 48,00 286,00 34,00 0,00 55,00 0,00 2,00 100,00 388,00 156,00 118,33
pekalen 523,00 345,00 203,00 161,00 99,00 53,00 0,00 0,00 0,00 3,00 80,00 247,00 142,83
Rerata Aritmatika 427,33 227,00 135,00 224,00 73,33 21,33 54,67 51,00 22,33 192,67 238,00 228,67
Rerata
Error
Rerata Thiessen 326,52 164,16 394,38 160,49 165,95 253,10 107,39 40,72 56,97 199,08 181,97 300,79
Error Aritmatika 0,38 0,46 0,76 0,20 0,52 0,51 0,17 0,22 3,61 21,58 0,80 0,24 2,46
Error Thiessen 0,37 0,42 3,24 0,24 1,82 8,59 0,32 0,24 9,20 22,31 0,69 0,40 3,99
28
Tabel 2.2.12 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1981
Dawunhalor 327,00 426,00 187,00 211,00 126,00 39,00 80,00 90,00 151,00 62,00 298,00 296,00 191,08
pekalen 169,00 364,00 475,00 189,00 120,00 154,00 91,00 24,00 61,00 16,00 166,00 245,00 172,83
Rerata Aritmatika 275,00 371,67 253,00 184,33 120,33 116,33 105,33 64,33 110,67 68,67 267,33 260,00
Rerata
Error
Rerata Thiessen 321,76 268,18 343,94 203,71 255,36 118,35 7,12 22,73 9,76 43,26 146,72 212,19
Error Aritmatika 0,32 0,10 0,81 0,12 0,03 0,83 0,25 0,72 0,39 1,29 0,31 0,09 0,44
Error Thiessen 0,31 0,27 1,22 0,15 1,13 0,84 0,93 0,50 0,90 0,89 0,40 0,18 0,64
Tabel 2.2.13 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1982
Curah hujan (mm) Bulan
Rata-
1982 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
rata
Kertosari 340,00 353,00 423,00 132,00 10,00 9,00 5,00 10,00 3,00 17,00 9,00 214,00 127,08
Dawunhalor 270,00 172,00 269,00 207,00 0,00 0,00 2,43 12,00 0,00 0,00 52,00 375,00 113,29
pekalen 290,00 349,00 109,00 78,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9,00 219,00 87,83
Rerata Aritmatika 300,00 291,33 267,00 139,00 3,33 3,00 2,48 7,33 1,00 5,67 23,33 269,33
Rerata
Error
Rerata Thiessen 394,44 239,47 132,81 217,61 69,57 28,99 24,95 0,07 0,94 47,14 219,50 205,82
Error Aritmatika 0,09 0,34 0,61 0,39 0,22 0,22 0,17 0,22 0,22 0,22 1,25 0,26 0,35
Error Thiessen 0,33 0,34 0,47 0,83 1,99 0,74 4,42 0,66 0,23 0,59 16,67 0,18 2,29
29
Tabel 2.2.14 Perhitungan Error Data Curah Hujan DAS Tahun 1983
Curah hujan (mm) Bulan
Rata-
1983 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
rata
Kertosari 320,00 257,00 177,00 183,00 554,00 108,00 96,00 14,00 25,00 322,00 378,00 240,00 222,83
Dawunhalor 241,00 89,00 86,00 213,00 319,00 77,00 0,00 0,00 0,00 127,00 118,00 256,00 127,17
pekalen 345,00 55,00 95,00 98,00 143,00 19,00 0,00 0,00 0,00 127,00 174,00 146,00 100,17
Rerata Aritmatika 302,00 133,67 119,33 164,67 338,67 68,00 32,00 4,67 8,33 192,00 223,33 214,00
Rerata
Error
Rerata Thiessen 240,60 392,05 344,45 198,94 122,71 101,94 86,05 53,90 101,77 36,88 225,84 268,08
Error Aritmatika 0,14 0,80 0,32 0,34 0,61 1,02 0,22 0,22 0,22 0,48 0,53 0,25 0,43
Error Thiessen 0,18 3,35 2,19 0,39 0,51 1,58 0,03 0,95 1,02 0,77 0,54 0,33 0,99
Total dari rerata error menunjukkan besar error dari penggunaan rerata metode Aljabar yaitu sebesar 9,39, sedangkan untuk
metode Thiessen yaitu sebesar 11, 32. Oleh karena itu metode yang digunakan yaitu metode Aljabar.
b) Data Klimatologi
Data ini diambil pada rentang tahun yang sama dengan data curah hujan, yakni pada tahun 1974 – 1983. Data diambil dari
stasiun meteorology terdekat dengan DAS. Sumber data klimatologi merupakan catatan klimatologi di Laboratorium
Mekanika Fluida Prodi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. Berikut data klimatologi yang diperlukan yaitu:
30
Tabel 2.2.15 Data Temperatur Rata-rata DAS
T(oC) Bulan
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
1976 27.4 27.3 26.9 27 23.5 25 26 26.4 26.7 27.2 27.1 27.6
1977 25.9 26.8 26.8 27 27 26.1 24.6 24.2 25.1 27.5 28.4 27.5
1978 27.7 28 28.1 28.25 28.15 27.35 26.95 26.05 26.05 27.2 28.25 27.15
1979 27 26.7 27 27.3 26.9 25.6 25.2 25.5 26.7 27.1 27.9 27.4
1980 27.3 26.6 26.7 26.5 26.9 26 26.2 25.9 26.7 27.2 0 27.1
1981 27 26.9 26.7 26.7 26.4 26.3 25 25.6 25.9 26.9 26.6 26.9
1982 27 27.6 26 26.5 26.8 26.7 25.2 25.3 26.1 27.7 26.8 27
1983 27.3 27.3 28.3 27.6 26.3 25.2 24.4 24.5 25.7 25.5 26.2 26.3
Rerata 27.08 27.20 27.07 27.07 26.38 26.02 25.47 25,61 26.28 27.07 27.34 27.21
31
Tabel 2.2.16 Data Kelembaban Udara Rata-rata DAS
Rh(%) Bulan
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
1974 0 0 0 0 65 75 79 79 84 84 83 81
1975 0 83 86 86 84 83 0 82 83 85 83 84
1976 79 82 83 79 74 83 76 74 75 81 83 81
1977 84 88 88 85 85 86 84 81 84 79 80 87
1978 86 87 85 85 89 90 87 86 89 88 89 89
1979 89 89 88 89 89 89 90 80 86 84 88 89
1980 87 89 88 89 86 83 86 85 82 84 0 85
1981 86 85 85 84 85 88 88 84 85 82 86 84
1982 82 82 87 83 82 83 83 82 82 82 82 85
1983 88 88 87 88 92 88 88 86 84 89 87 86
Rerata 85.13 85.89 86.33 85.33 83.10 84.80 84.56 81.9 83.4 83.8 84.56 85.1
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
1974 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1975 0 0 2 1 2 2 0 3 3 2 2 3
1976 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0
1977 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1978 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1979 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3
32
1980 9 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
1981 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1982 3 2 2 1 2 2 3 3 4 3 2 2
1983 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0
Rerata 5.00 3.5 2.25 1.5 1.6 3.00 1.75 2.20 2.67 2.0 1.8 3.33
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
1974 0 0 0 0 53 40 44 46 57 51 41 51
1975 0 48 48 50 53 66 0 74 58 49 48 43
1976 68 60 59 76 87 60 75 76 91 50 51 60
1977 50 20 41 61 0 0 62 64 68 80 77 51
1978 43 56 47 69 58 55 53 63 40 52 52 35
1979 30 40 51 60 58 0 48 50 71 62 62 52
1980 48 46 50 47 55 78 74 69 78 61 0 41
1981 39 54 62 63 75 70 54 79 57 71 44 52
1982 57 61 58 63 82 57 88 75 82 90 82 59
1983 54 58 59 58 41 40 57 71 70 54 46 43
Rerata 49,75 50,22 52,78 61,78 62,44 58,25 61,67 66,7 67,2 62 55,89 48,7
Perhitungan Evapotranspirasi akan ditunjukkan pada bab 3.3 Ketersediaan Air (subbab Evapotranspirasi
33
BAB III
Gambar 1.5.8 Desain Awal Petak Tersier, Bangunan dan Jaringan Irigasi serta Jaringan Drainase DI Kali Jali
34
3.2 Analisis Kebutuhan Air
Pada bab 2.2.1, rerata curah hujan untuk daerah irigasi telah diperoleh dengan menggunakan
metode polygon Thiessen. Berikut tabel hasil pengolahan data rerata curah hujan untuk daerah
irigasi:
Bulan
Tahun
Januari Februari Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Total
1971 347 311 227 30 198 13 24 9 19 725 268 304 2475
1972 253 302 254 153 109 0 0 0 0 0 154 259 1484
1973 391 151 267 284 318 296 135 31 91 332 379 302 2977
1974 180 339 116 56 251 13 52 199 150 547 532 260 2695
1975 273 488 598 268 105 0 0 0 0 0 165 184 2081
1976 205 170 277 377 0 0 0 0 0 107 200 12 1348
1977 249 135 189 97 0 100 0 0 5 7 211 195 1188
1978 257 126 236 78 266 666 409 42 53 220 12 364 2729
1979 488 169 383 233 493 346 9 64 35 116 95 315 2746
1980 103 86 126 276 67 50 0 51 0 0 0 0 759
Data rerata ini kemudian diolah menjadi curah hujan efektif, yakni R80 dan R50 dengan
mengurutkan data rerata per bulan dari nilai terbesar ke terkecil dan menghitung probabilitas urutan
dengan cara Weibul. P = dengan m adalah ranking/urutan dan n adalah jumlah data curah hujan
Tabel 1.5.40 Urutan Data Rerata Curah Hujan Daerah Irigasi dari Nilai Tertinggi ke Terendah
Tahun Bulan
Nomor Januari Februari Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Probabolitas
1 488 488 598 377 493 666 409 199 150 725 532 364 0,090909091
2 391 339 383 284 318 346 135 64 91 547 379 315 0,181818182
3 347 311 277 276 266 296 52 51 53 332 268 304 0,272727273
4 273 302 267 268 251 100 24 42 35 220 211 302 0,363636364
5 257 170 254 233 198 50 9 31 19 116 200 260 0,454545455
35
6 253 169 236 153 109 13 0 9 5 107 165 259 0,545454545
7 249 151 227 97 105 13 0 0 0 7 154 195 0,636363636
8 205 135 189 78 67 0 0 0 0 0 95 184 0,727272727
9 180 126 126 56 0 0 0 0 0 0 12 12 0,818181818
10 103 86 116 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0,909090909
Januari Februari Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
Re 113,465 154,3571 133,03 99,5 37,66 6,7 0 0 0 0 14,3 37,787097
R80
Days 31 59 90 120 151 181 212 243 273 304 334 365
Re 257,323 209,1964 206,03 219 173,9 92,5 18,44 12 16 60,145 147 222,24194
R50
Days 31 59 90 120 151 181 212 243 273 304 334 365
Nilai R80 ini merepresentasikan pendekatan curah hujan yang memiliki probabilitas 80%
terjadi. Sedang R50 sendiri hanya memiliki probabilitas sebesar 50% untuk terjadi. Curah hujan
efektif 80% (R80) kemudian digunakan untuk menghitung Re padi(curah hujan efektif yang
dapat digunakan oleh tanaman padi/pangan). Namun data R80 yang digunakan perlu diubah
dari data hujan bulanan menjadi curah hujan setengah bulanan caranya adalah interpolasi curah
hujan bulanan, dengan:
*jika setengah bulan di awal bulan, R80 yang dipakai adalah R80 bulan lalu, dan sebaliknya Kemudian :
36
*jika setengah bulan di awal bulan, R80 yang dipakai adalah R80 bulan lalu, dan sebaliknya Kemudian :
R80 setengah bulanan kemudian digunakan dala perhitungan Re padi setengah bulanan:
Untuk palawija : Re palawija = (R80 x 0,5)/ periode pengamatan dikaitkan dengan tabel. di mana :
(https://media.neliti.com/media/publications/212006-analisis-kebutuhan-air-irigasi-studi-kas.pdf)
Faktor Re tergantung pada nilai R80 setengah bulanan, yakni menurut hubungan:
Tabel 1.5.42 Curah Hujan Efektif Padi sebagai Persentase Curah Hujan Efektif 80%
Re padi setengah bulanan dihitung ke Re padi harian dengan membagi Re padi setengah
bulanan dengan 15.
Contoh Perhitungan:
37
𝑅80 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = x 113, 46 = 49.16𝑚𝑚/15𝑎𝑟𝑖
R80 setengah bulanan kemudian digunakan dala perhitungan Re padi setengah bulanan:
(https://media.neliti.com/media/publications/212006-analisis-kebutuhan-air-irigasi-studi-
kas.pdf)
Untuk tanaman palawija, Curah Hujan efektif palawija dihitung dengan menggunakan nilai
curah hujan efektif 50%(R50). Caranya seperti cara perhitungan pada perhitungan curah hujan
efektif padi yang berjangka setengah bulanan; namun Re palawija tidak mengunakan konsep
faktor pengali dalam bentuk presentase langsung. Re palawija diperoleh dari hubungan
Evapotranspirasi rata-rata tanaman dan curah hujan efektif.
Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan
merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi.
38
Tabel 1.5.44 Curah Hujan Efektif Curah Hujan dengan Evapotranspirasi Rata-rata dan Rerata Curah
Hujan
39
Tabel 1.5.45 Tabel Curah Hujan Efektif Padi
mm/15hr mm/hr
Januari I 94,54514925 49,156 70 34,41 2,29
113,465
Januari II 123,68765 64,308 70 45,02 3
Februari I 144,13395 75,891 70 53,12 3,54
154,357
Februari II 149,024275 78,466 70 54,93 3,66
Maret I 138,358625 69,981 70 48,99 3,27
133,026
Maret II 124,64435 63,045 70 44,13 2,94
April I 107,88145 55,93 70 39,15 2,61
99,5
April II 84,039515 43,57 70 30,5 2,03
Mei I 53,118545 24,09 70 16,86 1,12
37,6581
Mei II 29,918545 13,568 80 10,85 0,72
Juni I 14,439515 4,9703 0 0 0
6,7
Juni II 5,025 1,7297 0 0 0
Juli I 1,675 0 0 0 0
0
Juli II 0 0 0 0 0
Agustus I 0 0 0 0 0
0
Agustus II 0 0 0 0 0
September
0 0 0 0 0
I
0
September
0 0 0 0 0
II
Oktober I 0 0 0 0 0
0
Oktober II 3,575 0 0 0 0
November
10,725 4,9639 0 0 0
I
14,3
November
20,17177425 9,3361 0 0 0
II
Desember
31,91532275 13,608 80 10,89 0,73
I
37,7871
Desember
56,70644775 24,179 70 16,93 1,13
II
40
Tabel 1.5.46Tabel Curah Hujan Efektif Palawija(Kedelai)
R80
ANGKA FAKTOR RE- RE- RE-
BULAN R80 1/2
PEMBANDING PENGGALI PALAWIJA PALAWIJA PALAWIJA
BULAN
41
Nilai-nilai curah hujan efektif padi di-plot-kan ke dalam kurva hubungan curah hujan dan waktu, sehingga
waktu-waktu kekurangan air/kemarau dapat dilihat jelas melalui grafis.
Grafik 1.5.1 Kurva Hubungan Curah Hujan Efektif Padi dan Waktu(setengah bulanan)
Dari grafik 3.2.1 dapat dilihat bahwa musim kering dimulai dari setegah bulanan awal bulan
Juni sampai akhir bulan November. Akan tetapi musin hujan dianggap baru dimulai pada bulan
Januari(dengan bulan Desember sebagai masa-masa pancaroba)
Evapotranspirasi adalah banyaknya air yang dilepaskan ke udara dalam bentuk uap air yang dihasilkan
dari proses evaporasi dan transpirasi. Dalam penentuan besar evapotranspirasi terdapat banyak metoda
yang dapat dilakukan. Pada laporan ini digunakan metoda Penman Modifikasi. Metoda tersebut dipilih
karena perhitungan yang paling akurat. Akurasinya diindikasikan melalui parameter-parameter
penentuan besarnya evapotranspirasi yang menggunkan data temperatur, kelembapan udara, persentase
penyinaran matahari, dan kecepatan angin.Evapotranspirasi dapat dihitung dengan metode-metode
seperti Water Budget, Alat Lysimeter, Thronthwaithe, Blanney & Criddle, Radiasi, dan Penman.
Perhitungan Evapotranspirasi dengan menggunakan Metode Penman dilakukan secara bertahap sesuai
rumus. Metode ini adalah metode yang bervariasi tergantung dari temperatur, lama penyinaran
matahari, kelembaban relatif, dan kecepatan angin. Rumus dari metode ini adalah:
42
Keterangan:
c = Faktor koreksi akibat keadaan iklim siang atau malam
W = Faktor bobot
Rn = Radiasi netto
F(u) = Fungsi kecepatan angin
ea = Tekanan uap jenuh
ed = Tekanan uap aktual
(https://tekniksipildopp.blogspot.com/2019/01/metode-perhitungan-evapotranspirasi.html)
f(u) = 0,27(1 + )
(ea –ed)=selisih tekanan uap jenuh dan aktual pada temperature rata-rata udara
𝑒𝑑 = 𝑒𝑎 x =ea x
σ =konstanta stefan-boltzman
Tk =temperature (°K)
43
f(ed) =fungsi efek tekanan uap pada gelombang panjang radiasi
= 0.34 − 0.044√𝑒𝑑
44
Berdasarkan data kelembapan, kelembapan rata-rata (Rh) untuk bulan januari adalah
84,1 %.Dari data ini, dapat ditentukan nilai tekanan uap aktual (ed) dan sebuah
fungsi tekanan uap f(ed).
Presentase penyinaran matahari rata-rata (n/N) untuk bulan januari adalah 46,9%.
Dari data ini, dapat ditentukan besarnya radiasi yang diterima dari matahari (Rs) dan
fungsi f(n/N).
45
Dengan demikian, dapat diperoleh:
Sementara itu,
Dengan data f(T), f(ed), dan f(n/N), kita dapat menentukan besarnya radiasi
gelombang panjang (Rn1).
46
Setelah nilai Rns dan Rn1 sudah diketahui, nilai Rn dihitung.
𝑅𝑛Januari = 𝑅𝑛𝑠januari − 𝑅𝑛1januari = 6,02 − 0.88 = 5,13
Kecepatan angin rata-rata (u) untuk bulan Maret adalah 3,3 m/s. Dengan data ini kita
dapat menghitung fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2 m di atas permukaan
tanah, f(u).
𝑓(𝑢) = 0.27(1 + 𝑢/100) = 0.27(1 + 3.3/100) = 0,283
= 4,7138
47
Maka, nilai dari evapotranspirasi pada bulan JANUARI adalah 4.7138 mm/hari
Dan untuk perhitungan bulan februari hingga desember rumus dan langkah-langkah
pengerjaannya sama seperti diatas. Bila ada angka ketentuan yag tidak ada seperti pada
tabel tabel untuk rumus diatas bisa di interpolasi.
48
Tabel 1.5.50 Data Evapotranspirasi Daerah Irigasi
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES
T 26.66 26.79 26.79 27.05 26.76 25.82 25.6 25.33 25.8 26.47 26.68 26.33
Rh 84.10 84.4 84.7 84.8 84.78 85.11 82.5 81.56 82.5 81.89 82.9 82.89
n/N 46.9 47 58.57143 70.125 66 66.7 73.5 71.7778 64.8 77 57 54.875
U (knot) 3.3 3.8 3.1 3.6 4.7 5.9 7.3 8.11 7.6 6.22 3.8 3.22
U (km/hr) 146.52 168.72 137.64 159.84 208.68 261.96 324 360.084 337 276 168.72 142.97
ea 34.9614 35.2266 35.2266 35.771 35.1348 32.3687 32.8 32.3229 32.4 34.6 35.002 34.289
ed 29.4025 29.7313 29.83693 30.334 29.7873 27.549 27.1 26.3626 26.8 28.3 29.017 28.422
ea-ed 5.55886 5.49535 5.38967 5.4372 5.34752 4.8197 5.75 5.96034 5.68 6.26 5.9854 5.8668
f(U) 0.2835 0.27945 0.276075 0.2741 0.27432 0.2781 0.27 0.27594 0.28 0.28 0.2749 0.279
W 0.7616 0.7629 0.7629 0.7655 0.7626 0.7532 0.75 0.7483 0.75 0.76 0.7618 0.7583
1-W 0.2384 0.2371 0.2371 0.2345 0.2374 0.2468 0.25 0.2517 0.25 0.24 0.2382 0.2417
Ra 16.1 16.1 15.5 14.4 13.1 12.4 12.7 13.7 14.9 15.8 16 16.1
Rs 8.02988 8.06771 7.96545 8.0482 7.36482 6.7115 7.09 7.99395 8.73 8.85 8.4712 7.9454
Rns 6.02241 6.05078 5.974088 6.0361 5.52362 5.03363 5.32 5.99546 6.55 6.64 6.3534 5.959
f(T) 16.003 16.034 16.034 16.079 16.034 15.808 15.8 15.7008 15.8 15.9 16.007 15.929
f(ed) 0.10141 0.10008 0.099658 0.0977 0.09986 0.10906 0.11 0.11408 0.11 0.11 0.103 0.1054
f(n/N) 0.54775 0.55198 0.57502 0.656 0.66196 0.62425 0.66 0.7003 0.7 0.66 0.603 0.5383
Rnl 0.88896 0.88579 0.918833 1.0302 1.05988 1.07619 1.15 1.25438 1.25 1.11 0.994 0.904
Rn 5.13345 5.16499 5.055254 5.0059 4.46374 3.95744 4.17 4.74108 5.3 5.53 5.3594 5.055
C 1.1 1.1 1 1 0.95 0.95 1 1 1.1 1.1 1.15 1.15
ET0 4.71387 4.73493 4.209447 4.1815 3.56468 3.14597 3.53 3.96172 4.82 5.07 5.1458 4.8632
*Nilai Evapotranspirasi per setengah bulan-nya dianggap sama dengan nilai evapotranspirasi
bulanan.
Pola Tanam ditentukan berdasarkan jumlah ketersediaan air hujan efektif yang ada, dengan:
Evapotranspirasi Aktual
𝐸𝑇𝑐 = 𝑐 × 𝐸𝑇𝑜
50
Koefisien tanaman untuk palawija telah ditunjukkan pada tabel 3.2.4, sedang untuk padi
diperlihat pada tabel 3.2.12. Padi yang direncanakan untuk daerah irigasi ini adalah padi FAO
varietas unggul.
Nedeco/Prosida FA
Bulan O
Varietas Varietas Varietas Varietas
Biasa Unggul Biasa Unggul
Kemudian Pola tanam yang direncanakan dibagi menjadi 3 kombinasi sesuai masa
penyiapan lahan, yakni:
C1: Masa penyiapan lahan selesai dalam 2 minggu
Secara grafis pola tanam ini akan diperlihatkan pada tabel alternatif pola tanam pada bab
3.2.8.
51
3.2.4 Penggantian Lapisan Air
Pengantian lapisan air adalah perawatan dari tanaman padi guna membuang/mengganti air
kotor yang menngenang di sawah. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah keggalan panen akibat
hama air, penyakit/mikroorganisme air dan peningkatan kualitas dan produktivitas dari
tanaman padi.
Secara teknis penggantian lapisan air dilakukan dua bulan setelah mulai penanaman padi
kemudian dilakukan penngantian lapisan air lagi setelah selang waktu sebulan, dengan WLR =
50 mm/setengah bulan atau sebesar 3.3 mm/hari. Sebab waktu mulainya penanaman
berdasarkan 3 kombinasi (lihat subbab sebelumnya), maka WLR juga berdasarkan 3
kombinasi. ambil nilai rata-ratanya.
52
3.2.5 Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk
siplisia yang telah dibasahi.Di dalam melakukan proses perkolasi proses dilusi yyang !erlalngsung
merupakan fungsi dari kecepatan perkolasi ,kuantitas pelarut, dan konsanta difusi obat pelarut. Karena
sudah dilakukan perkolasi merupakan prosesdur pilihan untuk ke!anyakan ekstraksi tanaman, seperti
halnyamaserasi. Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala industri.
Untuk petak tersier, jangka waktu yang dianjurkan untuk penyiapan lahan adalah 1,5 bulan.
Bila penyiapan lahan terutama dilakukan dengan peralatan mesin, jangka waktu 1 bulan dapat
dipertimbangkan.
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan sawah (puddling) bisa diambil 200 mm. Ini meliputi
penjenuhan (presaturation) dan penggenangan sawah, pada awal transplantasi akan
ditambahkan lapisan 50 mm lagi.
Angka 200 mm diatas mengandaikan bahwa tanah itu bertekstur berat, cocok digenangi dan
bahwa lahan itu belum ditanami selama 2,5 bulan. Jika tanah itu dibiarkan berair lebih lama
lagi maka diambil 250 mm sebagai kebutuhan air untuk penyiapan lahan. Kebutuhan air untuk
penyiapan lahan termasuk kebutuhan air untuk persemaian. Perhtiungan Kebutuhan Air untuk
Penyiapan Lahan/Land Preparatipn(LP) dengan metode V.d.Goor - Zilstra:
LP =
Dengan:
M= Eo+P atau M adalah Jumlah air yang harus digantikan akibat terjadinya Evapotranspirasi dan
Perkolasi Dengan:Eo=1.1ETo
P = perkolasi
K=
53
dengan:
T=masa penyiapan lahan maksimum (masa penyiapan lahan 6 minggu,maka ambil T=45)
S=tinggi air yang digunakan untuk penjenuhan ditambah 50 mm (kebutuhan untuk penjenuhan
sekitar 250 mm atau 300mm)
Contoh perhitungan: misalnya ETo:4.71mm/hari, P=2mm/hari, T=45hari, S=300mm
K= =
= 1,07
LP = = = 10,89 mm/hari
Untuk perhitungan pada bulan februari hingga desember menggunaan rumus sama dan
Berikut adalah tabel hasil perhitungan nilai LP untuk keadaan tiap bulan
54
3.2.7 Kebutuhan Air pada Masa Penanaman
Secara umum unsur-unsur yang mempengaruhi kebutuhan air pada masa tanam adalah sama
dengan kebutuhan air pada masa penyiapan lahan. Hanya ada tambahan yaitu :
Penggantian lapisan air
Setelah pemupukan, diusahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air sesuai
kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu maka dilakukan penggantian air sebanyak
55
2 kali masing-masing 50 mm ( atau 3.3 mm/hari selama 0.5 bulan ) selama sebulan dan 2 bulan setelah
transplantasi.
Perhitungan kebutuhan pada masa tanam diuraikan secara mendetail secara berikut sehingga
dapat dilihat perbedaannya pada perhitungan kebutuhan air pada masa penyiapan lahan, yaitu :
a. Menghitung curah hujan efektif (Re) dengan cara seperti yang sudah diterangkan diatas.
IR = NFR/0.64
DR(a) = IR/8.64
h. Untuk keperluan perencanaan jaringan irigasi maka harga “a” yang diambil adalah harga
“a” yang terbesar.
Penentuan Kebutuhan Air Untuk palawija
Kebutuhan air untuk palawija diperhitungkan dari harga Etc dan Re, dimana langkah
pengerjaannya sama seperti pada padi. Jadi yang sangat mempengaruhi adalah evapotranspirasi
dan curah hujan efektif saja.
Penanaman pada petak-petak sawah dan penggunaan lahannya serta penyediaan laynanan
irigasi dapat dioptimalkan menggunakan alternatif-alternatif yang menggabungkan golongan-
golongan petak sawah guna optimasi produksi pangan.
Penggolongan merupakan pengubahan pola tanam berdasarkan variasi waktu mulai. Untuk
perhitungan laporan ini, ada 3 golongan yang digunakan:
56
Golongan A: Penanaman mulai tepat saat mulai musim basah
Alternatif 6: petak-petak kuarter merupakan kombinasi dari petak kuarter golongan B dan C
Secara jelas nilai-nilai kebutuhan air pada saat penanaman berdasarkan golongan petak
Tersier ditampilkan sebagai berikut:
57
Tabel 1.5.53 Tabel Perhitungan C,WLR, NFR,dan DR dari Petak Tersier Golongan A
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Eto 4.71 4.71 4.735 4.73 4.21 4.209 4.18145389 4.18145 3.564679 3.56 3.146 3.146 3.527 3.52714 3.962 3.96 4.82 4.8158 5.073 5.073 5.1458 5.1458 4.8632 4.86317
P 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Re(Padi) 2.29 3 3.542 3.66 3.27 2.942 2.6100824 2.03325 1.124188 0.72 0 0 0 0 0 0 0 0 1.052 1.754 2.9525 3.9075 4.8564 5.51486
Koefisien Tnm
C1 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0 0 0 0 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82 0.45 0 0
C2 LP LP 1.1 1.01 1.05 0.95 0 0 0 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82 0.45 0
C3 LP LP LP 1.01 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82 0.45
C Rata-rataLP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.67 0 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.42 0.75 0.92 0.94 0.42 0.42 0.15
Etc (mm/hr) 5.11 4.5 4.294 2.80157411 2.80157 0 3.809 3.77404 4.041 2.65 2.31 2.0226 3.805 4.667 4.8371 2.1612 2.0425 0.72948
Kebutuhan Air
NFR (mm/hr) 8.52 7.81 7.278 3.45 4.34 4.452 4.39149171 3.86832 1.975812 9.41 9.9 9.9 5.809 6.87404 7.141 6.85 5.41 5.1226 4.752 4.913 3.8846 0.2537 -0.814 -2.7854
NFR (It/dt/ha)
0.99 0.9 0.842 0.4 0.5 0.515 0.5082745 0.44772 0.228682 1.09 1.1458 1.1458 0.672 0.79561 0.826 0.79 0.63 0.5929 0.55 0.569 0.4496 0.0294 -0.094 -0.3224
DR {e = 0.65}
1.54
(It/dt/ha)
1.41 1.316 0.62 0.78 0.805 0.79417891 0.69957 0.357316 1.7 1.7904 1.7904 1.051 1.24313 1.291 1.24 0.98 0.9264 0.859 0.889 0.7025 0.0459 -0.147 -0.5037
58
Tabel 1.5.54 Tabel Perhitungan C,WLR,NFR,dan DR dari Petak Tersier Golongan B
Pola Tanam Padi Padi Palawija
Golongan B
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
BULAN 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Eto 4.71 4.71 4.735 4.73 4.21 4.209 4.18145389 4.18145 3.564679 3.56 3.146 3.146 3.527 3.52714 3.962 3.96 4.82 4.8158 5.073 5.073 5.1458 5.1458 4.8632 4.86317
P 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Re(Padi) 6.04 3 3.542 3.66 3.27 2.942 2.6100824 2.03325 1.124188 0.72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.754 2.9525 3.9075 4.8564 5.51486
Koefisien Tanaman
C.1 0 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0 0 LP 1.1 1.1 1.005 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82 0.45 0
C.2 0 LP LP 1.1 1.1 1.1 1.05 0.95 0 0 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82 0.45
C.3 0.45 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82
C rata-rata 0.15 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.32 0 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.42 0.75 0.92 0.94 0.76 0.42
Etc (mm/hr)
0.71 4.55 4.504 4.26508297 2.80157 1.140697 0 3.80931 4.239 4.04 3.23 2.3116 2.131 3.805 4.7342 4.8371 3.696 2.04253
Kebutuhan Air
NFR (mm/hr) -3.3 7.81 7.278 7.16 3.28 4.662 4.75500057 4.96832 3.11651 2.38 9.9 9.9 10.25 5.80931 7.339 7.14 7.43 5.4116 5.231 4.051 3.7817 2.9296 0.8396 -1.4723
NFR (It/dt/ha)
-0.4 0.9 0.842 0.83 0.38 0.54 0.55034729 0.57504 0.360707 0.28 1.1458 1.1458 1.186 0.67237 0.849 0.83 0.86 0.6263 0.605 0.469 0.4377 0.3391 0.0972 -0.1704
DR { e = 0.65-0.6
} (It/dt/ha)
1.41 1.316 1.29 0.59 0.843 0.85991764 0.8985 0.563605 0.43 1.7904 1.7904 1.854 1.05058 1.327 1.29 1.34 0.9787 0.946 0.733 0.6839 0.5298 0.1518 -0.2663
59
Tabel 1.5.55 Tabel perhitungan C,WLR,NFR dan DR dari Petak Tersier Golongan C
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
BULAN 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Eto 4.71 4.71 4.735 4.73 4.21 4.209 4.18145389 4.18145 3.564679 3.56 3.146 3.146 3.527 3.52714 3.962 3.96 4.82 4.8158 5.073 5.073 5.1458 5.1458 4.8632 4.86317
P 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Re(Padi) 6.04 5.96 3.542 3.66 3.27 2.942 2.6100824 2.03325 1.124188 0.72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2.9525 3.9075 4.8564 5.51486
Koefisien Tanaman
C.1 0 0 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0 0 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82 0.45
C.2 0.45 0 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1 0.82
C.3 0.82 0.45 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.75 1 1
C rata-rata 0.42 0.15 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.32 0 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.42 0.75 0.92 0.94 0.76
Etc (mm/hr)
1.98 0.71 4.546 4.47415566 4.26508 2.388335 1.14 0 4.279 4.24 4.91 3.2266 2.435 2.131 3.8594 4.7342 4.5714 3.69601
Kebutuhan Air
NFR (mm/hr) -2.1 -3.26 7.278 7.16 7.4 3.604 4.96407326 5.33183 5.464148 3.52 3.1 9.9 10.25 10.25 6.279 7.34 8.01 7.4266 5.535 5.231 2.9069 2.8267 1.7149 0.18116
NFR (It/dt/ha)
-0.2 -0.38 0.842 0.83 0.86 0.417 0.57454552 0.61711 0.632424 0.41 0.3588 1.1458 1.186 1.18634 0.727 0.85 0.93 0.8596 0.641 0.605 0.3364 0.3272 0.1985 0.02097
DR { e = 0.65-0.4
} (It/dt/ha)
-0.59 1.316 1.29 1.34 0.652 0.89772737 0.96423 0.988163 0.64 0.5606 1.7904 1.854 1.85366 1.135 1.33 1.45 1.3431 1.001 0.946 0.5257 0.5112 0.3101 0.03276
60
Dari golongan-golongan ini, alternatif-alternatif penggunaan lahan dan kebutuhan air
disusun berdasarkan distribusi:
DR alternatif 1: DR gol A
DR alternatif 2: DR gol B
DR alternatif 3: DR gol C
DR alternatif 4: rata-rata dari DR golongan A dan B (alternatif 1 dan 2)
DR alternatif 5: rata-rata dari DR alternatif 1,2,3
DR alternatif 6: rata-rata dari DR alternatif 2 dan 3
Dan hasilnya dalah sebagai berikut:
Tabel 1.5.56 Tabel Nilai DR berbagai Alternatif Rencana
Alternatif
Periode
1 2 3 4 5 6
1 1.54 -0.603 -0.37 0.47 0.188 -0.4883523
Jan
2 1.41 1.412 -0.59 1.41 0.745 0.41155688
1 1.32 1.316 1.32 1.32 1.316 1.31626439
Feb
2 0.62 1.295 1.29 0.96 1.071 1.29453361
1 0.78 0.593 1.34 0.69 0.906 0.96612983
Mar
2 0.81 0.843 0.65 0.82 0.767 0.74744551
1 0.79 0.86 0.9 0.83 0.851 0.8788225
Apr
2 0.7 0.898 0.96 0.8 0.854 0.93136531
1 0.36 0.564 0.99 0.46 0.636 0.7758841
Mei
2 1.7 0.43 0.64 1.07 0.922 0.53289652
1 1.79 1.79 0.56 1.79 1.38 1.1754919
Jun
2 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79036458
1 1.05 1.854 1.85 1.45 1.586 1.8536603
Jul
2 1.24 1.051 1.85 1.15 1.382 1.45212224 Padi Musim 1
61
3.3 Analisis Ketersediaan Air
Dari data-data rerata hujan dan data-data rerata keadaan iklim dari DAS pada bab 2.2.2, Debit
sungai dibangkitkan melalui suatu permodelan debit sungai. Metode permodelan yang digunakan
metode permodelan hujan limpasan.
Analisa ketersediaan air membutuhkan data debit yang sangat panjang dan kontinu, jika data
debit yang diperlukan tidak cukup, maka diperlukan suatu model hubungan-hujan limpasan yang
dapat memperhitungkan kemungkinan debit yang terjadi(walau sebenarnya tidak selalu akurat).
Metode F.J Mock digunakan karena rata-rata keadaan curah hujan di Jawa yang tinggi
Langkah-langkah perhitungannya:
3.3.2 Evapotranspirasi
R(mm/hari): Radiasi matahari diperoleh dari table hubungan radiasi dengan letak lintang
A(mmHg/°F):slope vapour pressure curve pada temperature rata-rata
B(mmH2O/hari):radiasi benda hitam pada temperature rata-rata
ea(mmHg): tekanan uap air jenuh pada temperature rata-rata
A,B dan ea diperoleh dari table hubungan A,B ea dengan temperature rata-rata
ed(mmHg): tekanan uap aktual; ed=h*ea
Ep(mm/hari):Evapotranspirasi potensial; Ep=E1-E2+E3 dengan
E1=F1*R*(1-r)
E2=F2*(0.1+0.9*S)
E3=F3*(k+0.01w)
F1 = f (T.S) = ; 𝑠
62
( √ )
F2 = f (T.h) = ;
F3 = f (T.h) =
∆p = EP (18-n)
63
(Sumber : Jurnal Petunjuk Perencanaan Irigasi)
TRO=BF+DRO+SRO(mm/month)
, dengan
∆GS: Selisih groundwater storage bulan yang ditinjau dengan bulan sebelumnya
GS: groundwater storage; GS={0.5*(1+K)*i}+{K*GSom}
K: Konstanta resesi aliran bulanan, merupakan proporsi dari air tanah bulan lalu yang
masih ada; GSom: konstanta awal GS yang ditentukan berdasarkan asumsi siklus tertutup
sehingga nilai asumsi awal dibuat sama dengan nilai akhir tahun
DRO: Direct Run-Off ; DRO=WS-I;
3.3.5 Kalibrasi
64
Untuk memudahkan perhitungan, perhitungan dilakukan dalam tabel, dan hasil
perhitungan akan ditunjukkan pada bagian lampiran
Contoh Perhitugan:
A(mmHg/°F) =0.877
B(mmH20/day) =16.48
ea(mmHg) =26.91
Nilai R diperoleh dari tabel hubungan letak lintang dengan radiasi matahari, dan nilai
A, B dan ea diperoleh dari tabel hubungan temperautr rata-rata dengan Parameter
Evapotranspirasi A, B dan ea.
Perhitungan ed
Evapotaranspirasi
Perhitungan F1, F2 dam F3
F1=f(T,S) =A(0.18+0.55S)/(A+0.27)
=0.877(0.18+0.55×50%)/(0.877+0.27)
65
=0.35
F2=F(T,h)=AB(0.56-0.092×√ed)/(A+0.27)
=0.877×16.48(0.56-0.092×√22.90)/(0.877+0.27)
=1.51
F3=f(T,h)=0.27×0.35(ea-ed)/(A+0.27)
=0.27×0.35(26.91-22.90)/(0.877+0.27)
=0.33
66
r merupakan koefisien refleksi yang diperoleh dari mencocokan informasi mengenai wilayah DAS
dengan tabel nilai koefisien refleksi, dan k adalah koefisien kekasaran permukaan dari wilyah DAS maka
evapotranspirasi potensialnya
Ep=E1-E2+E3 =3.24+0.83+0.26=2.68mm/hari
Atau=83.07mm/bulan
Ea= E-∆E=2.68-0.42=82.65mm/bulan
Water Surplus
Soil Moisture Capacity ditentukan dengan melihat nilai P-Ea. Jika P-Ea ≥0 maka SMC=200, jika
tidak nilai SMC=-SMC bulan sebelum + (P-Ea)
Karena P-Ea untuk Januari 1974 >0 maka SMC=200mm/bulan
Soil Storage(SS) ditentukan dengan melihat nilai P-Ea. Jika P-Ea ≥0, maka SS=0, jika tidak SS=-(P-Ea)
P-Ea pada Januari 1974 >0, maka SS=0mm/bulan
Water Surplus=(P-Ea)+SS=105.68+0=105.68mm/bulan
Menurut Mock,Total Run-Off yang terjadi merupakan jumlah dari Direct Run-off, Strom Run-Off dan
Base Flow, maka perlu dilakuak perhitungan berikut
Koefisien infiltrasi (if), ditentukan berdasarkan kondisi porositas dan kemiringan daerah
pengaliran. Semakin miring tanah, sehingga air sempat infriltrasi kedalam tanah, maka nilai if semakin
kecil.
Besar infiltrasi, yaitu water surplus dikalikan dengan koefisien infiltrasi.
𝐼𝑛𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛(𝐼) = 𝑖𝑓 × 𝑤𝑠 = 0.73 × 105.68 = 77.15
𝐺𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑆𝑜𝑟𝑎𝑔𝑒(GS) = (1/2) × (1 + 𝐾) × 𝐼 + 𝐾 × 𝐺𝑠𝑜𝑚
67
(Sumber : Jurnal Petunjuk Perencanaan Irigasi)
Nilai K, konstanta resesi aliran, adalah proporsi dari air tanah bulan lalu yang masih ada pada bulan yang
ditinjau. Nilai K cenderung lebih besar dari bulan sebelumnya yang memiliki curah hujan tinggi. Pada
perhitungan ini, nilai K didapatkan dengan cara goal seek atau mengisi hingga debit perhitungan mendekati
debit observasi.
Perhitungan Ground Storage dipermudah dengan menghitung 1 × (1 + 𝐾) × 𝐼 dan K x Gsom terlebih dahulu
(1/2) × (1 + 𝐾) × 𝐼 + 𝐾 × 𝐺𝑠𝑜𝑚 = ½ × (1 + 0.373) × 77.15 = 70.98
K x Gsom, dimana Gsom adalah groundwater storage bulan sebelumnya. Asumsi Gsom
Desember1973=800mm/bulan
𝐾 × 𝐺𝑠𝑜𝑚 = maka 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑟𝑎𝑔𝑒(GS) = (1/2)× (1 + 𝐾) × 𝐼 + 𝐾 × 𝐺𝑠𝑜𝑚=70.98+143.74=742.980.6273 ×
229.14 = 143.74
Direct Run Off, yaitu water surplus yang telah mengalami infiltrasi
𝐷𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑅𝑢𝑛 𝑂𝑓𝑓 = 𝑊𝑆 − 𝐼 = 105.68 − 77.19 = 28.53mm/bulan
Storm Run Off, untuk P>=200mm/bulan, makan nilai Storm Run Off = 0, untuk P<200mm/bulan, maka
nilai Storm Run Off = P x PF; Percentage Factor (PF), merupakan presentase hujan yang menjadi
limpasan. Nilai ini diasumsikan 37.3% pada perhitungan ini dan bernilai sama setiap bulan.
Karena P≥200mm/bulan, Storm Run Off = 0, Total Run Off (TRO), jumlah dari Direct Run-off, Strom Run-Off
dan Base Flow,
68
𝑇𝑅𝑂 = 𝐵𝑎𝑠𝑒 𝐹𝑙𝑜𝑤 + 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑅𝑢𝑛 𝑂𝑓𝑓 + 𝑆𝑡𝑜𝑟𝑚 𝑅𝑢𝑛 𝑂𝑓𝑓
Stream Flow
Merupakan debit yang tercatat di outlet yang merupakan aliran limpasan dari DAS yang ditinjau
69
Tabel 1.5.57 Debit Sungai Kalijali tahun 1974 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun :1974
16 Koefisien Refleksi
17 E1 3,334987 3,372304 3,328654 3,427331 2,812582 2,238826 2,396562 2,677608 3,338728 3,322446 2,970821 3,385531
18 E2 0,356353 0,335295 0,349859 0,424787 1,027867 0,576511 0,556862 0,484522 0,41812 0,354337 0,298511 0,346525
19 E3 0,479565 0,450278 0,553686 0,468691 1,261564 0,965065 0,655565 1,031742 0,794891 0,660769 0,704104 0,984197
20 Ep mm/hari 4,170905 4,157877 4,232199 4,320809 5,102012 3,780402 3,608988 4,193873 4,551739 4,337552 3,973436 4,716253
21 Ep Bulanan mm/hari 129,2981 116,4206 131,1982 129,6243 158,1624 113,4121 111,8786 130,0101 136,5522 134,4641 119,2031 146,2038
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,64649 0 -1,31198 1,944364 3,954059 9,072965 7,831505 9,100704 3,413804 0,672321 0,596015 -0,73102
25 DE mm -0,8359 0 -1,7213 2,520367 6,253834 10,28984 8,761781 11,83183 4,661623 0,90403 0,710469 -1,06878
26 E aktual mm 130,134 116,4206 132,9195 127,1039 151,9085 103,1222 103,1169 118,1782 131,8905 133,5601 118,4926 147,2726
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 58,20 256,58 55,75 -44,77 -14,24 -58,12 -95,45 -17,18 14,11 305,77 222,51 195,39
28 SMC mm/bulan 200 200 200 155,23 185,76 141,88 104,55 182,82 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 258,20 456,58 255,75 155,23 185,76 141,88 104,55 182,82 214,11 505,77 422,51 395,39
30 SS mm/bulan 0 0 0 44,77056 14,24187 58,12222 95,45019 17,17823 0 0 0 0
31 Surplus Air mm/bulan 58,20 256,58 55,75 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 14,11 305,77 222,51 195,39
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 14,54984 64,14486 13,9368 0 0 0 0 0 3,527366 76,44331 55,62685 48,84852
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 13,09486 57,73037 12,54312 0 0 0 0 0 3,174629 68,79898 50,06416 43,96366
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 173,0949 223,7304 185,5431 175 184 168 134 108 89,17463 161,799 159,0642 172,9637
39 DGS=GS-Gsom 229 -55,9051 -5,26963 -43,4569 -54 -45 -61 -95 -121 -139,825 -67,201 -69,9358 -56,0363
40 Baseflow = i-DGS 70,45498 69,41449 57,39368 54 45 61 95 121 143,3527 143,6443 125,5627 104,8849
41 DRO = WS - i 43,65 192,43 41,81 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,58 229,33 166,88 146,55
42 SRO 56,5 0 56,6 24,7 41,3 13,5 2,3 30,3 43,8 0 0 0
43 T. Limpasan mm/bulan 170,60 261,85 155,80 78,70 86,30 74,50 97,30 151,30 197,73 372,97 292,44 251,43
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 10,66915 16,37534 9,743572 4,921688 5,396972 4,659032 6,084883 9,461899 12,36581 23,32482 18,28862 15,72379
70
Tabel 1.5.58 Debit Sungai Kalijali tahun 1975 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun : 1975
16 Koefisien Refleksi
17 E1 3,33499 3,28205 3,14258 3,00013 2,81258 3,03921 2,94848 3,62992 3,37594 3,24308 3,25288 3,06205
18 E2 0,35635 0,34158 0,32749 0,32892 0,42661 0,62617 0,60532 0,71854 0,49276 0,3631 0,37857 0,34514
19 E3 0,47957 0,55543 0,56796 0,45069 0,64352 0,67007 0,48283 0,85333 0,82497 0,60507 0,68771 0,77722
20 Ep mm/hari 4,17091 4,17906 4,03803 3,77973 3,88271 4,33544 4,03663 5,20179 4,69367 4,21125 4,31916 4,1844
21 Ep Bulanan mm/hari 129,298 117,014 125,179 113,392 120,364 130,063 125,136 161,256 140,81 130,549 129,575 129,716
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,6465 0 -1,2518 1,70088 3,0091 10,4051 8,75949 11,2879 3,52026 0,65274 0,64787 -0,6486
25 DE mm -0,8359 0 -1,567 1,92866 3,62187 13,5331 10,9612 18,2024 4,95688 0,85215 0,83948 -0,8413
26 E aktual mm 130,134 117,014 126,746 111,463 116,742 116,53 114,174 143,053 135,853 129,697 128,735 130,558
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 192,533 203,32 186,254 218,87 83,258 -98,53 -85,174 -84,387 97,8133 163,97 205,598 120,109
28 SMC mm/bulan 200 200 200 418,87 283,258 101,47 114,826 115,613 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 392,533 403,32 386,254 418,87 283,258 101,47 114,826 115,613 297,813 363,97 405,598 320,109
30 SS mm/bulan 0 0 0 0 0 98,53 85,1743 84,3866 0 0 0 0
31 Surplus Air mm/bulan 192,533 203,32 186,254 218,87 83,258 0 0 0 97,8133 163,97 205,598 120,109
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 48,1332 50,8299 46,5635 54,7175 20,8145 0 0 0 24,4533 40,9925 51,3995 30,0272
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 43,3199 45,7469 41,9072 49,2458 18,733 0 0 0 22,008 36,8932 46,2595 27,0245
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 203,32 211,747 214,907 224,246 202,733 168 134 108 108,008 129,893 155,26 156,025
39 DGS=GS-Gsom 229 -25,68 -17,253 -14,093 -4,7542 -26,267 -61 -95 -121 -120,99 -99,107 -73,74 -72,975
40 Baseflow = i-DGS 73,8133 68,083 60,6564 59,4718 47,0814 61 95 121 145,445 140,099 125,14 103,003
41 DRO = WS - i 144,4 152,49 139,691 164,153 62,4435 0 0 0 73,36 122,977 154,198 90,0817
42 SRO 0 0 0 0 60 5,4 8,7 17,6 0 0 0 0
43 T. Limpasan mm/bulan 218,213 220,573 200,347 223,624 169,525 66,4 103,7 138,6 218,805 263,077 279,338 193,084
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 13,6465 13,794 12,5292 13,9849 10,6016 4,15248 6,48512 8,66767 13,6835 16,4521 17,4691 12,075
71
Tabel 1.5.59 Debit Sungai Kalijali tahun 1976 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 284,33 287,67 411,67 123,33 14,00 7,00 5,67 13,67 6,00 118,67 280,00 89,67
2 Hari Hujan hr 25 15 17 8 2 2 2 3 1 10 15 12
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 27.4 27.3 26.9 27 23.5 25 26 26.4 26.7 27.2 27.1 27.6
5 Penyinaran Matahari % 68 60 59 76 87 60 75 76 91 50 51 60
6 Kelembapan Relatif % 79 82 83 79 74 83 76 74 75 81 83 81
27.62 27,62 55,24 27,62 55,24 55,24 27,62 82,66 82,66 55,24 55,24 82,86
7 Kecepatan Angin mil/hr
5,75 4,025 2,5875 1,725 1,84 3,45 2,0125 2,53 4,6 2,3 2,07 3,8295
Evaporasi Potensial
8 Radiasi Matahari 46,9 47 58,5714 70,125 66 66,7 73,5 71,7778 64,75 77 57 54,875
9 A (mm Hg/f) 0,86 0,88 0,86 0,87 0,85 0,82 0,79 0,82 0,84 0,86 0,87 0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 ea mmHg 36,515 36,3 35,4565 35,4565 31,588 33,617 34,431 35,043 36,085 35,8755 36,945
12 ed mmHg 28,8469 29,766 29,4289 28,0106 0 26,218 25,5489 25,4789 26,2823 29,2289 29,7767 29,9255
13 F1 0,42163 0,39026 0,38396 0,45637 0,49975 0,38367 0,44158 0,44987 0,51497 0,34628 0,35143 0,38814
14 F2 0,82622 0,73757 0,76494 0,92035 6,97 1,08377 1,13964 1,16527 1,09651 0,78627 0,73002 0,71228
15 F3 0,64127 0,53692 0,50408 0,61722 0 0,46556 0,71928 0,77612 0,74585 0,57337 0,50556 0,58703
16 Koefisien Refleksi
17 E1 4,07293 3,76992 3,57079 3,94302 3,92807 2,8545 3,36484 3,69794 4,60386 3,28276 3,37377 3,74945
18 E2 0,58827 0,47204 0,48268 0,72155 6,15451 0,69361 0,88322 0,91357 1,00769 0,43245 0,40808 0,45586
19 E3 0,69014 0,57784 0,68172 0,66426 0 0,62962 0,77409 1,26244 1,2132 0,77542 0,68372 0,95604
20 Ep mm/hari 5,35134 4,8198 4,73518 5,32883 10,0826 4,17774 5,02215 5,87395 6,82474 4,49064 4,46557 5,16135
21 Ep Bulanan mm/hari 165,891 134,954 146,791 159,865 312,56 125,332 155,687 182,092 204,742 139,21 133,967 160,002
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 25 15 17 8 2 2 2 3 1 10 15 12
24 ᴧe % -5,8062 2,02432 0,73395 7,99325 25,0048 10,0266 12,4549 13,6569 17,4031 5,56839 2,00951 4,80006
25 DE mm -9,632 2,73191 1,07737 12,7784 78,155 12,5665 19,3906 24,8683 35,6315 7,75175 2,69208 7,68018
26 E aktual mm 175,523 132,223 145,713 147,087 234,405 112,766 136,296 157,224 169,111 131,458 131,275 152,322
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 108,81 155,444 265,953 -23,753 -220,4 -105,77 -130,63 -143,56 -163,11 -12,791 148,725 -62,655
28 SMC mm/bulan 200 200 200 176,247 -20,405 94,2343 69,3708 56,4424 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 308,81 355,444 465,953 176,247 -20,405 94,2343 69,3708 56,4424 36,8892 187,209 348,725 137,345
30 SS mm/bulan 0 0 0 23,7532 220,405 105,766 130,629 143,558 163,111 12,7914 0 62,6551
31 Surplus Air mm/bulan 108,81 155,444 265,953 0 0 0 0 0 0 0 148,725 0
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 27,2025 38,861 66,4884 0 0 0 0 0 0 0 37,1812 0
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 24,4822 34,9749 59,8395 0 0 0 0 0 0 0 33,4631 0
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 184,482 200,975 232,84 175 184 168 134 108 86 93 142,463 129
39 DGS=GS-Gsom 229 -44,518 -28,025 3,83953 -54 -45 -61 -95 -121 -143 -136 -86,537 -100
40 Baseflow = i-DGS 71,7202 66,8861 62,6488 54 45 61 95 121 143 136 123,718 100
41 DRO = WS - i 81,6074 116,583 199,465 0 0 0 0 0 0 0 111,544 0
42 SRO 0 0 0 37 4,2 2,1 1,7 4,1 1,8 35,6 0 26,9
43 T. Limpasan mm/bulan 153,328 183,469 262,114 91 49,2 63,1 96,7 125,1 144,8 171,6 235,262 126,9
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 9,5887 11,4737 16,3919 5,6909 3,07684 3,94611 6,04736 7,82342 9,05541 10,7314 14,7126 7,93599
Tahun : 1976
72
Tabel 1.5.60 Debit Sungai Kalijali tahun 1977 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun : 1977
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 298,00 266,00 386,67 188,33 34,33 66,67 11,00 6,00 47,00 12,33 50,00 196,00
2 Hari Hujan hr 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 25.9 26.8 26.8 27 27 26.1 24.6 24.2 25.1 27.5 28.4 27.5
5 Penyinaran Matahari % 50 20 41 61 0 0 62 64 68 80 77 51
6 Kelembapan Relatif % 84 88 88 85 85 86 84 81 84 79 80 87
27.62 27,62 55,24 27,62 55,24 55,24 27,62 82,66 82,66 55,24 55,24 82,86
7 Kecepatan Angin mil/hr
9,2 4,025 2,5875 1,725 1,84 3,45 2,0125 2,53 3,0705 2,3 2,07 3,8295
Evaporasi Potensial
8 Radiasi Matahari 46,9 47 58,57143 70,125 66 66,7 73,5 71,77778 64,75 77 57 54,875
9 A (mm Hg/f) 0,86 0,88 0,86 0,87 0,85 0,82 0,79 0,82 0,84 0,86 0,87 0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 ea mmHg 32,9235 39,616 39,616 35,666 35,666 33,8205 30,95 30,213 31,3455 36,73 38,711 36,73
12 ed mmHg 27,65574 34,86208 34,86208 30,3161 30,3161 29,08563 25,998 24,47253 26,33022 29,0167 30,9688 31,9551
13 F1 0,346283 0,221913 0,308611 0,393408 0,136607 0,135413 0,388292 0,40022 0,419243 0,471858 0,460566 0,350469
14 F2 0,955519 0,213329 0,210892 0,673016 0,66523 0,777954 1,090813 1,278172 1,091166 0,808983 0,604717 0,50148
15 F3 0,440534 0,390648 0,397562 0,443479 0,451398 0,4105 0,441475 0,497683 0,426977 0,64505 0,641788 0,399317
16 Koefisien Refleksi
17 E1 3,345096 2,14368 2,870079 3,399044 1,073732 1,007472 2,958788 3,28981 3,748035 4,473218 4,421432 3,385531
18 E2 0,525536 0,059732 0,098909 0,436787 0,066523 0,077795 0,717755 0,864044 0,77691 0,663366 0,479541 0,280327
19 E3 0,474103 0,420416 0,537663 0,477272 0,61047 0,55516 0,475116 0,809531 0,69452 0,872366 0,867954 0,650327
20 Ep mm/hari 4,344734 2,623828 3,506651 4,313103 1,750726 1,640427 4,151659 4,963385 5,219465 6,00895 5,768926 4,316186
21 Ep Bulanan mm/hari 134,6867 73,46718 108,7062 129,3931 54,27249 49,21282 128,7014 153,8649 156,5839 186,2775 173,0678 133,8018
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,67343 0 -1,08706 1,940896 1,356812 3,937026 9,009101 10,77055 3,914598 0,931387 0,865339 -0,66901
25 DE mm -0,90703 0 -1,1817 2,511386 0,736376 1,937522 11,59484 16,57209 6,129632 1,734964 1,497623 -0,89515
26 E aktual mm 135,5938 73,46718 109,8879 126,8817 53,53612 47,2753 117,1066 137,2928 150,4543 184,5425 171,5702 134,6969
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 162,4062 192,5328 276,7788 61,45162 -19,2028 19,39137 -106,107 -131,293 -103,454 -172,209 -121,57 61,3031
28 SMC mm/bulan 200 200 200 261,4516 180,7972 219,3914 93,8934 68,70715 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 362,4062 392,5328 476,7788 261,4516 180,7972 219,3914 93,8934 68,70715 96,5457 27,79085 78,42985 261,3031
30 SS mm/bulan 0 0 0 0 19,20278 0 106,1066 131,2928 103,4543 172,2092 121,5702 0
31 Surplus Air mm/bulan 162,4062 192,5328 276,7788 61,45162 0 19,39137 0 0 0 0 0 61,3031
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 40,60156 48,13321 69,1947 15,36291 0 4,847841 0 0 0 0 0 15,32577
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 36,5414 43,31989 62,27523 13,82661 0 4,363057 0 0 0 0 0 13,7932
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 196,5414 209,3199 235,2752 188,8266 184 172,3631 134 108 86 93 109 142,7932
39 DGS=GS-Gsom 229 -32,4586 -19,6801 6,275229 -40,1734 -45 -56,6369 -95 -121 -143 -136 -120 -86,2068
40 Baseflow = i-DGS 73,06016 67,81332 62,91947 55,53629 45 61,48478 95 121 143 136 120 101,5326
41 DRO = WS - i 121,8047 144,3996 207,5841 46,08872 0 14,54352 0 0 0 0 0 45,97732
42 SRO 0 0 0 56,5 10,3 20 3,3 1,8 14,1 3,7 15 58,8
43 T. Limpasan mm/bulan 194,8648 212,2129 270,5036 158,125 55,3 96,02831 98,3 122,8 157,1 139,7 135 206,3099
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 73
167,5
45 Streamflow m3/det 12,18633 13,27123 16,91657 9,888717 3,458315 6,005355 6,14742 7,679585 9,824615 8,736466 8,44254 12,90207
Tabel 1.5.61 Debit Sungai Kalijali tahun1978 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun : 1978
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 336,33 182,33 347,33 195,33 221,67 331,00 180,00 78,67 149,33 268,67 237,00 287,33
2 Hari Hujan hr 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 27.7 28 28.1 28.25 28.15 27.35 26.95 26.05 26.05 27.2 28.25 27.15
5 Penyinaran Matahari % 43 56 47 69 58 55 53 63 40 52 52 35
6 Kelembapan Relatif % 86 87 85 85 89 90 87 86 89 88 89 89
27.62 27.63 27.64 27.65 27.66 27.67 27.68 27.69 27.70 27.71 27.72 27.73
7 Kecepatan Angin mil/hr
5,75 4,025 2,5875 1,725 1,84 3,45 2,0125 2,53 3,0705 2,3 2,07 3,8295
Evaporasi Potensial
8 Radiasi Matahari 46,9 47 58,5714 70,125 66 66,7 73,5 71,7778 64,75 77 57 54,875
9 A (mm Hg/f) 0,86 0,88 0,86 0,87 0,85 0,82 0,79 0,82 0,84 0,86 0,87 0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 ea mmHg 37,1605 37,807 38,033 38,033 38,146 36,4075 35,5613 33,7188 33,7188 36,085 38,372 36,73
12 ed mmHg 31,958 32,8921 32,3281 32,3281 33,9499 32,7668 30,9383 28,9981 30,0097 31,7548 34,1511 32,6897
13 F1 0,31698 0,37343 0,33373 0,42699 0,37871 0,36298 0,3514 0,39608 0,3027 0,35465 0,35563 0,2835
14 F2 0,50057 0,41112 0,46348 0,46476 0,29806 0,4067 0,57926 0,78706 0,69518 0,52198 0,28158 0,42684
15 F3 0,43507 0,40388 0,4771 0,47291 0,35404 0,31564 0,41214 0,40927 0,31577 0,36213 0,34989 0,33788
16 Koefisien Refleksi
17 E1 3,06205 3,6073 3,10365 3,68917 2,97662 2,70058 2,67768 3,2558 2,70616 3,36213 3,41406 2,73857
18 E2 0,24378 0,24832 0,2424 0,33509 0,18539 0,24199 0,33424 0,52497 0,31978 0,29648 0,15994 0,17714
19 E3 0,46823 0,43469 0,51355 0,50909 0,38116 0,33985 0,44379 0,44074 0,34009 0,39005 0,3769 0,364
20 Ep mm/hari 3,77405 4,29031 3,85959 4,53334 3,54318 3,28242 3,4557 4,2215 3,36603 4,04866 3,95091 3,27971
21 Ep Bulanan mm/hari 116,996 120,129 119,647 136 109,839 98,4727 107,127 130,867 100,981 125,508 118,527 101,671
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,585 0 -1,1965 2,04 2,74596 7,87782 7,49888 9,16066 2,52452 0,62754 0,59264 -0,5084
25 DE mm -0,6844 0 -1,4316 2,77441 3,01613 7,7575 8,03331 11,9882 2,54929 0,78762 0,70243 -0,5168
26 E aktual mm 117,68 120,129 121,079 133,226 106,822 90,7152 99,0935 118,878 98,4316 124,721 117,825 102,188
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 218,653 62,2048 226,254 62,1074 114,844 240,285 80,9065 -40,212 50,9017 143,946 119,175 185,146
28 SMC mm/bulan 200 200 200 262,107 314,844 440,285 280,906 159,788 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 418,653 262,205 426,254 262,107 314,844 440,285 280,906 159,788 250,902 343,946 319,175 385,146
30 SS mm/bulan 0 0 0 0 0 0 0 40,2117 0 0 0 0
31 Surplus Air mm/bulan 218,653 62,2048 226,254 62,1074 114,844 240,285 80,9065 0 50,9017 143,946 119,175 185,146
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 54,6633 15,5512 56,5636 15,5269 28,7111 60,0712 20,2266 0 12,7254 35,9865 29,7938 46,2864
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 49,197 13,9961 50,9072 13,9742 25,8399 54,0641 18,204 0 11,4529 32,3878 26,8144 41,6577
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 209,197 179,996 223,907 188,974 209,84 222,064 152,204 108 97,4529 125,388 135,814 170,658
39 DGS=GS-Gsom 229 -19,803 -49,004 -5,0928 -40,026 -19,16 -6,9359 -76,796 -121 -131,55 -103,61 -93,186 -58,342
40 Baseflow = i-DGS 74,4663 64,5551 61,6564 55,5527 47,8711 67,0071 97,0227 121 144,273 139,599 122,979 104,629
41 DRO = WS - i 163,99 46,6536 169,691 46,5806 86,1332 180,214 60,6799 0 38,1763 107,959 89,3814 138,859
42 SRO 0 54,7 0 58,6 0 0 54 23,6 44,8 0 0 0
43 T. Limpasan mm/bulan 238,456 165,909 231,347 160,733 134,004 247,221 211,703 144,6 227,249 247,558 212,361 243,488
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 14,9124 10,3755 14,4678 10,0518 8,38027 15,4605 13,2393 9,0429 14,2115 15,4816 13,2805 15,2271
74
Tabel 1.5.62 Debit Sungai Kalijali tahun 1979 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun : 1979
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 353,67 290,33 277,00 226,00 333,33 177,67 15,00 82,67 11,67 43,33 187,67 229,00
2 Hari Hujan hr 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 27 26.7 27 27.3 26.9 25.6 25.2 25.5 26.7 27.1 27.9 27.4
5 Penyinaran Matahari % 30 40 51 60 58 0 48 50 71 62 62 52
6 Kelembapan Relatif % 89 89 88 89 89 89 90 80 86 84 88 89
27.62 27,62 55,24 27,62 55,24 55,24 27,62 82,66 82,66 55,24 55,24 82,86
7 Kecepatan Angin mil/hr
3,45 2,3 4,6 3,45 2,3 2,3 2,3 3,45 3,45 3,45 3,45 3,45
Evaporasi Potensial
8 Radiasi Matahari 46,9 47 58,57143 70,125 66 66,7 73,5 71,77778 64,75 77 57 54,875
9 A (mm Hg/f) 0,86 0,88 0,86 0,87 0,85 0,82 0,79 0,82 0,84 0,86 0,87 0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 ea mmHg 35,666 35,043 35,666 36,3 35,4565 32,844 32,073 32,265 35,043 35,8755 37,5915 36,515
12 ed mmHg 31,74274 31,18827 31,38608 32,307 31,55629 29,23116 28,8657 25,812 30,13698 30,13542 33,08052 32,49835
13 F1 0,262566 0,306087 0,350469 0,389211 0,378705 0,135413 0,330906 0,342294 0,43173 0,396513 0,397605 0,354655
14 F2 0,522582 0,58702 0,559887 0,466902 0,537563 0,762845 0,788498 1,1284 0,681926 0,690152 0,38854 0,446202
15 F3 0,328096 0,316758 0,357923 0,330999 0,329081 0,313223 0,285934 0,559457 0,417675 0,480033 0,373937 0,335906
16 Koefisien Refleksi
17 E1 2,536391 2,9568 3,259362 3,362779 2,976624 1,007472 2,521501 2,813653 3,859664 3,758946 3,817011 3,425966
18 E2 0,193356 0,270029 0,312977 0,298817 0,334364 0,076285 0,419481 0,62062 0,503943 0,45412 0,255659 0,253443
19 E3 0,353097 0,340895 0,484054 0,356221 0,445049 0,423603 0,307722 0,910013 0,67939 0,649197 0,505712 0,547056
20 Ep mm/hari 3,082843 3,567725 4,056393 4,017817 3,756037 1,507359 3,248704 4,344287 5,042997 4,862263 4,578382 4,226465
21 Ep Bulanan mm/hari 95,56814 99,89629 125,7482 120,5345 116,4372 45,22078 100,7098 134,6729 151,2899 150,7301 137,3515 131,0204
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,47784 0 -1,25748 1,808018 2,910929 3,617662 7,049688 9,427102 3,782248 0,753651 0,686757 -0,6551
25 DE mm -0,45666 0 -1,58126 2,179285 3,389403 1,635935 7,099729 12,69575 5,722159 1,135979 0,943271 -0,85832
26 E aktual mm 96,0248 99,89629 127,3295 118,3552 113,0478 43,58484 93,6101 121,9771 145,5677 149,5942 136,4082 131,8787
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 257,6419 190,437 149,6705 107,6448 220,2856 134,0818 -78,6101 -39,3105 -133,901 -106,261 51,25849 97,12128
28 SMC mm/bulan 200 200 200 307,6448 420,2856 334,0818 121,3899 160,6895 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 457,6419 390,437 349,6705 307,6448 420,2856 334,0818 121,3899 160,6895 66,09892 93,73917 251,2585 297,1213
30 SS mm/bulan 0 0 0 0 0 0 78,6101 39,31047 133,9011 106,2608 0 0
31 Surplus Air mm/bulan 257,6419 190,437 149,6705 107,6448 220,2856 134,0818 0 0 0 0 51,25849 97,12128
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 64,41047 47,60926 37,41764 26,91119 55,0714 33,52046 0 0 0 0 12,81462 24,28032
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 57,96942 42,84834 33,67587 24,22008 49,56426 30,16841 0 0 0 0 11,53316 21,85229
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 217,9694 208,8483 206,6759 199,2201 233,5643 198,1684 134 108 86 93 120,5332 150,8523
39 DGS=GS-Gsom 229 -11,0306 -20,1517 -22,3241 -29,7799 4,564256 -30,8316 -95 -121 -143 -136 -108,467 -78,1477
40 Baseflow = i-DGS 75,44105 67,76093 59,74176 56,69112 50,50714 64,35205 95 121 143 136 121,2815 102,428
41 DRO = WS - i 193,2314 142,8278 112,2529 80,73358 165,2142 100,5614 0 0 0 0 38,44386 72,84096
42 SRO 0 0 0 0 0 53,3 4,5 24,8 3,5 13 56,3 0
43 T. Limpasan mm/bulan 268,6724 210,5887 171,9947 137,4247 215,7213 218,2134 99,5 145,8 146,5 149 216,0253 175,269
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 16,80206 13,16966 10,75609 8,594175 13,49064 13,64649 6,222465 9,117944 9,16172 9,318063 13,50965 10,96086
75
Tabel 1.5.63 Debit Sungai Kalijali tahun 1980 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun : 1980
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 427,33 227,00 135,00 224,00 73,33 21,33 54,67 51,00 22,33 192,67 238,00 228,67
2 Hari Hujan hr 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 27.3 26.6 26.7 26.5 26.9 26 26.2 25.9 26.7 27.2 27.34 27.1
5 Penyinaran Matahari % 48 46 50 47 55 78 74 69 78 61 55,89 41
6 Kelembapan Relatif % 87 89 88 89 86 83 86 85 82 84 84.56 85
27.62 27,62 55,24 27,62 55,24 55,24 27,62 82,66 82,66 55,24 55,24 82,86
7 Kecepatan Angin mil/hr
10,35 9,2 2,5875 1,725 1,84 3,45 2,0125 2,53 3,0705 2,3 2,07 10,35
Evaporasi Potensial
8 Radiasi Matahari 46,9 47 58,5714 70,125 66 66,7 73,5 71,7778 64,75 77 57 54,875
9 A (mm Hg/f) 0,86 0,88 0,86 0,87 0,85 0,82 0,79 0,82 0,84 0,86 0,87 0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 ea mmHg 36,3 34,839 35,043 34,635 35,4565 33,617 34,024 32,9235 35,043 36,085 36,386 35,8755
12 ed mmHg 31,581 31,0067 30,8378 30,8252 30,4926 27,9021 29,2606 27,985 28,7353 30,3114 30,768 30,4942
13 F1 0,33791 0,33134 0,34628 0,33464 0,36618 0,45815 0,43748 0,42091 0,46086 0,39233 0,37196 0,30861
14 F2 0,53917 0,60604 0,61666 0,61969 0,6469 0,90226 0,74806 0,89347 0,82943 0,67166 0,62565 0,65251
15 F3 0,39464 0,31491 0,35167 0,31582 0,41883 0,49547 0,42466 0,42816 0,53701 0,48284 0,4657 0,45003
16 Koefisien Refleksi
17 E1 3,26423 3,20074 3,22043 2,89133 2,8782 3,40861 3,33361 3,45987 4,12013 3,71926 3,57081 2,98118
18 E2 0,28684 0,31151 0,33917 0,3241 0,38491 0,72361 0,57302 0,64419 0,6652 0,43591 0,37727 0,30603
19 E3 0,42471 0,33891 0,4756 0,33988 0,56643 0,67007 0,45702 0,69644 0,8735 0,65299 0,62982 0,73292
20 Ep mm/hari 3,97578 3,85115 4,0352 3,55531 3,82953 4,80229 4,36364 4,8005 5,65884 4,80816 4,5779 4,02013
21 Ep Bulanan mm/hari 123,249 107,832 125,091 106,659 118,716 144,069 135,273 148,815 169,765 149,053 137,337 124,624
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,6162 0 -1,2509 1,59989 2,96789 11,5255 9,4691 10,4171 4,24413 0,74526 0,68668 -0,6231
25 DE mm -0,7595 0 -1,5648 1,70643 3,52334 16,6046 12,8091 15,5022 7,20505 1,11084 0,94307 -0,7766
26 E aktual mm 124,009 107,832 126,656 104,953 115,192 127,464 122,464 133,313 162,56 147,942 136,394 125,401
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 303,325 119,168 8,34408 119,047 -41,859 -106,13 -67,797 -82,313 -140,23 44,7245 101,606 103,266
28 SMC mm/bulan 200 200 200 319,047 158,141 93,8693 132,203 117,687 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 503,325 319,168 208,344 319,047 158,141 93,8693 132,203 117,687 59,7733 244,725 301,606 303,266
30 SS mm/bulan 0 0 0 0 41,8588 106,131 67,797 82,3132 140,227 0 0 0
31 Surplus Air mm/bulan 303,325 119,168 8,34408 119,047 0 0 0 0 0 44,7245 101,606 103,266
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 75,8312 29,7919 2,08602 29,7618 0 0 0 0 0 11,1811 25,4015 25,8165
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 68,2481 26,8127 1,87742 26,7856 0 0 0 0 0 10,063 22,8614 23,2349
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 228,248 192,813 174,877 201,786 184 168 134 108 86 103,063 131,861 152,235
39 DGS=GS-Gsom 229 -0,7519 -36,187 -54,123 -27,214 -45 -61 -95 -121 -143 -125,94 -97,139 -76,765
40 Baseflow = i-DGS 76,5831 65,9792 56,2086 56,9762 45 61 95 121 143 137,118 122,54 102,582
41 DRO = WS - i 227,494 89,3758 6,25806 89,2854 0 0 0 0 0 33,5434 76,2046 77,4496
42 SRO 0 0 40,5 0 22 6,4 16,4 15,3 6,7 57,8 0 0
43 T. Limpasan mm/bulan 304,077 155,355 102,967 146,262 67 67,4 111,4 136,3 149,7 228,462 198,745 180,031
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 19,0161 9,71549 6,43926 9,14681 4,19 4,21502 6,96666 8,52384 9,36184 14,2874 12,429 11,2587
76
Tabel 1.5.64 Debit Sungai Kalijali tahun 1981 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun : 1981
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 275 371,6667 253 184,3333 120,3333 116,3333 105,3333 64,33333 110,6667 68,66667 267,3333 260
2 Hari Hujan hr 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 27 26.9 26.7 26.7 26.4 26.3 25 25.6 25.9 26.9 26.6 26.9
5 Penyinaran Matahari % 39 54 62 63 75 70 54 79 57 71 44 52
6 Kelembapan Relatif % 86 85 85 84 85 88 88 84 85 82 86 84
7 27.62 27,62 55,24 27,62 55,24 55,24 27,62 82,66 82,66 55,24 55,24 82,86
Kecepatan Angin mil/hr
2,3 2,3 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15 2,3
Evaporasi Potensial
8 Radiasi Matahari 46,9 47 58,57143 70,125 66 66,7 73,5 71,77778 64,75 77 57 54,875
9 A (mm Hg/f) 0,86 0,88 0,86 0,87 0,85 0,82 0,79 0,82 0,84 0,86 0,87 0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 ea mmHg 35,666 35,4565 35,043 35,043 34,431 34,2275 31,588 32,844 32,9235 35,4565 34,839 35,4565
12 ed mmHg 30,67276 30,13803 29,78655 29,43612 29,26635 30,1202 27,79744 27,58896 27,98498 29,07433 29,96154 29,78346
13 F1 0,300239 0,365009 0,396513 0,401803 0,449665 0,425046 0,3555 0,462284 0,373459 0,434186 0,322053 0,354655
14 F2 0,633091 0,697848 0,726969 0,766273 0,775349 0,671351 0,899279 0,935586 0,909866 0,802806 0,710426 0,727296
15 F3 0,417576 0,43704 0,439588 0,464781 0,435767 0,356092 0,337932 0,455598 0,420442 0,53373 0,404316 0,474427
16 Koefisien Refleksi
17 E1 2,900308 3,525984 3,687573 3,471575 3,534368 3,162341 2,70891 3,799978 3,338728 4,116082 3,091705 3,425966
18 E2 0,285524 0,408939 0,478345 0,511104 0,600895 0,490086 0,526978 0,75876 0,557748 0,593274 0,352371 0,413104
19 E3 0,449396 0,470342 0,594499 0,500197 0,589332 0,481578 0,363682 0,741075 0,683891 0,721817 0,546797 0,772651
20 Ep mm/hari 3,635228 4,405265 4,760418 4,482876 4,724595 4,134006 3,59957 5,299813 4,580367 5,431172 3,990873 4,611721
21 Ep Bulanan mm/hari 112,6921 123,3474 147,5729 134,4863 146,4625 124,0202 111,5867 164,2942 137,411 168,3663 119,7262 142,9634
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,56346 0 -1,47573 2,017294 3,661561 9,921614 7,811067 11,50059 3,435275 0,841832 0,598631 -0,71482
25 DE mm -0,63498 0 -2,17778 2,712984 5,362813 12,3048 8,71611 18,89481 4,720445 1,417361 0,716718 -1,02193
26 E aktual mm 113,327 123,3474 149,7507 131,7733 141,0996 111,7154 102,8706 145,3994 132,6905 166,949 119,0095 143,9853
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 161,673 248,3192 103,2493 52,56005 -20,7663 4,617962 2,462768 -81,0661 -22,0239 -98,2823 148,3239 116,0147
28 SMC mm/bulan 200 200 200 252,56 179,2337 204,618 202,4628 118,9339 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 361,673 448,3192 303,2493 252,56 179,2337 204,618 202,4628 118,9339 177,9761 101,7177 348,3239 316,0147
30 SS mm/bulan 0 0 0 0 20,76631 0 0 81,06606 22,02388 98,28231 0 0
31 Surplus Air mm/bulan 161,673 248,3192 103,2493 52,56005 0 4,617962 2,462768 0 0 0 148,3239 116,0147
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 40,41824 62,07981 25,81232 13,14001 0 1,15449 0,615692 0 0 0 37,08096 29,00368
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 36,37642 55,87183 23,23109 11,82601 0 1,039041 0,554123 0 0 0 33,37287 26,10331
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 196,3764 221,8718 196,2311 186,826 184 169,039 134,5541 108 86 93 142,3729 155,1033
39 DGS=GS-Gsom 229 -32,6236 -7,12817 -32,7689 -42,174 -45 -59,961 -94,4459 -121 -143 -136 -86,6271 -73,8967
40 Baseflow = i-DGS 73,04182 69,20798 58,58123 55,314 45 61,11545 95,06157 121 143 136 123,7081 102,9004
41 DRO = WS - i 121,2547 186,2394 77,43695 39,42004 0 3,463471 1,847076 0 0 0 111,2429 87,01103
42 SRO 0 0 0 55,3 36,1 34,9 31,6 19,3 33,2 20,6 0 0
43 T. Limpasan mm/bulan 194,2965 255,4474 136,0182 150,034 81,1 99,47892 128,5086 140,3 176,2 156,6 234,951 189,9114
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 12,15079 15,975 8,506215 9,382729 5,071778 6,221147 8,036588 8,773988 11,01908 9,793347 14,69321 11,87655
77
Tabel 1.5.65 Debit Sungai Kalijali tahun 1982 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
Tahun : 1982
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 300,00 291,33 267,00 139,00 3,33 3,00 2,48 7,33 1,00 5,67 23,33 269,33
2 Hari Hujan hr 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 27 27.6 26 26.5 26.8 26.7 25.2 25.3 26.1 27.7 26.8 27
5 Penyinaran Matahari % 57 61 58 63 82 57 88 75 82 90 82 59
6 Kelembapan Relatif % 82 82 87 83 82 83 83 82 82 82 82 85
Kecepatan Angin 27.62 27,62 55,24 27,62 55,24 55,24 27,62 82,66 82,66 55,24 55,24 82,86
7 mil/hr
3,45 2,3 2,3 1,15 2,3 2,3 3,45 3,45 4,6 3,45 2,3 2,3
Evaporasi Potensial
8 Radiasi Matahari 46,9 47 58,57143 70,125 66 66,7 73,5 71,77778 64,75 77 57 54,875
9 A (mm Hg/f) 0,86 0,88 0,86 0,87 0,85 0,82 0,79 0,82 0,84 0,86 0,87 0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 ea mmHg 35,666 36,945 33,617 34,581 35,247 35,043 32,073 32,2655 33,8205 37,1605 35,247 35,666
12 ed mmHg 29,24612 30,2949 29,24679 28,70223 28,90254 29,08569 26,62059 26,45771 27,73281 30,47161 28,90254 30,3161
13 F1 0,375584 0,39447 0,37977 0,401803 0,478884 0,371257 0,494868 0,445734 0,477514 0,513717 0,481553 0,383956
14 F2 0,783479 0,681172 0,784358 0,845118 0,813972 0,777948 1,023815 1,05759 0,937141 0,654874 0,823499 0,671168
15 F3 0,536884 0,546465 0,365473 0,487319 0,535314 0,516482 0,486087 0,503519 0,518276 0,559381 0,525922 0,447403
16 Koefisien Refleksi
17 E1 3,628142 3,810576 3,53186 3,471575 3,764028 2,762151 3,770894 3,663933 4,268971 4,870035 4,622905 3,709013
18 E2 0,480273 0,442081 0,487871 0,563694 0,682109 0,476882 0,913243 0,819632 0,785324 0,595935 0,690092 0,423507
19 E3 0,577794 0,588105 0,494266 0,524453 0,723958 0,698491 0,523127 0,819025 0,843028 0,756506 0,711257 0,728641
20 Ep mm/hari 4,686209 4,840762 4,513997 4,559722 5,170095 3,937524 5,207264 5,30259 5,897323 6,222477 6,024255 4,86116
21 Ep Bulanan mm/hari 145,2725 135,5413 139,9339 136,7916 160,2729 118,1257 161,4252 164,3803 176,9197 192,8968 180,7276 150,696
Evapotranspirasi Terbatas
22 Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 ᴧe % -0,72636 0 -1,39934 2,051875 4,006823 9,450057 11,29976 11,50662 4,422992 0,964484 0,903638 -0,75348
25 DE mm -1,0552 0 -1,95815 2,806793 6,421853 11,16295 18,24067 18,91462 7,825145 1,860458 1,633124 -1,13546
26 E aktual mm 146,3277 135,5413 141,8921 133,9849 153,8511 106,9628 143,1845 145,4657 169,0946 191,0363 179,0945 151,8314
Surplus Air
27 P - Ea mm/bulan 153,6723 155,792 125,1079 5,015146 -150,518 -103,963 -140,709 -138,132 -168,095 -185,37 -155,761 117,5019
28 SMC mm/bulan 200 200 200 205,0151 49,48225 96,03723 59,29108 61,86766 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 353,6723 355,792 325,1079 205,0151 49,48225 96,03723 59,29108 61,86766 31,90545 14,63034 44,23881 317,5019
30 SS mm/bulan 0 0 0 0 150,5177 103,9628 140,7089 138,1323 168,0946 185,3697 155,7612 0
31 Surplus Air mm/bulan 153,6723 155,792 125,1079 5,015146 0 0 0 0 0 0 0 117,5019
Limpasan Total
32 Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 38,41808 38,948 31,27698 1,253786 0 0 0 0 0 0 0 29,37548
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 34,57627 35,0532 28,14929 1,128408 0 0 0 0 0 0 0 26,43793
37 K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 194,5763 201,0532 201,1493 176,1284 184 168 134 108 86 93 109 155,4379
39 DGS=GS-Gsom 229 -34,4237 -27,9468 -27,8507 -52,8716 -45 -61 -95 -121 -143 -136 -120 -73,5621
40 Baseflow = i-DGS 72,84181 66,8948 59,1277 54,12538 45 61 95 121 143 136 120 102,9375
41 DRO = WS - i 115,2542 116,844 93,83095 3,761359 0 0 0 0 0 0 0 88,12643
42 SRO 0 0 0 41,7 1 0,9 0,742683 2,2 0,3 1,7 7 0
43 T. Limpasan mm/bulan 188,096 183,7388 152,9587 99,58674 46 61,9 95,74268 123,2 143,3 137,7 127 191,064
44 L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 11,76303 11,49053 9,565627 6,227889 2,876717 3,871061 5,987492 7,7046 8,9616 8,611391 7,942242 11,94863
78
Tabel 1.5.66 Debit Sungai Kalijali tahun 1983 dengan bangkitan F.J.Mock
Lokasi : Kalijali
T ahun : 1983
No Perhitungan Satuan Konstanta Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 Hujan mm 302,00 133,67 119,33 164,67 338,67 68,00 32,00 4,67 8,33 192,00 223,33 214,00
2 Hari Hujan hr 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
3 Jumlah Hari hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
4 Suhu Udara c 27.3 27.3 28.3 27.6 26.3 25.2 24.4 24.5 25.7 25.5 26.2 26.3
5 Penyinaran Matahari % 54 58 59 58 41 40 57 71 70 54 46 43
6 Kelembapan Relatif % 88 88 87 88 92 88 88 86 84 89 87 86
27.62 27,62 55,24 27,62 55,24 55,24 27,62 82,66 82,66 55,24 55,24 82,86
7 Kecepatan Angin mil/hr
5,75 4,025 2,5875 1,725 1,84 11,5 2,0125 2,53 3,0705 2,3 2,07 3,8295
Evaporasi Potensial
8
9
D Radiasi Matahari
A (mm Hg/f)
46,9
0,86
47
0,88
58,5714 70,125
0,86 0,87
66
0,85
66,7
0,82
73,5
0,79
71,7778 64,75
0,82 0,84
77
0,86
57
0,87
54,875
0,86
10 B (mm H20/ day) 16,48 16,6 16,5 16,5 16,4 16,2 16,1 16,2 16,4 16,5 16,5 16,5
11 a ea mmHg 36,3 36,3 38,485 36,945 34,2275 32,073 30,581 30,7655 32,537 32,651 34,024 34,2275
12 ed mmHg 31,944 31,944 33,482 32,5116 31,4893 28,2242 26,9113 26,4583 27,3311 29,0594 29,6009 29,4357
13 r F1 0,36303 0,38184 0,38396 0,38082 0,30775 0,30092 0,3678 0,42918 0,42757 0,36303 0,33045 0,31698
14 F2 0,50201 0,50842 0,34728 0,44608 0,54439 0,86817 0,9928 1,05752 0,98085 0,80441 0,74871 0,76422
15 F3 0,36428 0,35795 0,4184 0,36751 0,23104 0,33368 0,32716 0,37342 0,44321 0,30036 0,36665 0,40073
i
16 Koefisien Refleksi
17 E1 3,50684 3,68861 3,57079 3,29025 2,41888 2,23883 2,80261 3,52789 3,82245 3,44149 3,17229 3,06205
18 E2 0,29418 0,31624 0,21913 0,27746 0,25532 0,39936 0,60859 0,78151 0,71602 0,47138 0,38484 0,37217
19 d E3 0,39204 0,38523 0,56584 0,39551 0,31245 0,45126 0,35209 0,6074 0,72092 0,40621 0,49586 0,65264
20 Ep mm/hari 4,19306 4,39007 4,35576 3,96322 2,98665 3,08945 3,76329 4,9168 5,2594 4,31908 4,05299 4,08686
21 Ep Bulanan mm/hari 129,985 122,922 135,029 118,897 92,5863 92,6834 116,662 152,421 157,782 133,892 121,59 126,693
a
Evapotranspirasi Terbatas
22 t Expoceed Surface % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
23 Hari Hujan hari 19 18 20 15 13 2 4 4 13 17 17 19
24 a ᴧe % -0,6499 0 -1,3503 1,78345 2,31466 7,41467 8,16634 10,6695 3,94455 0,66946 0,60795 -0,6335
25 DE mm -0,8448 0 -1,8233 2,12046 2,14305 6,87217 9,52702 16,2625 6,22378 0,89635 0,7392 -0,8026
26 E aktual mm 130,83 122,922 136,852 116,776 90,4432 85,8113 107,135 136,158 151,558 132,995 120,851 127,495
-
Surplus Air
27 d P - Ea mm/bulan 171,17 10,7447 -17,519 47,8905 248,223 -17,811 -75,135 -131,49 -143,22 59,0048 102,483 86,5048
28 SMC mm/bulan 200 200 200 247,89 448,223 182,189 124,865 68,5083 200 200 200 200
29 SMS mm/bulan 371,17 210,745 182,481 247,89 448,223 182,189 124,865 68,5083 56,7753 259,005 302,483 286,505
30
a SS mm/bulan 0 0 17,5185 0 0 17,8113 75,135 131,492 143,225 0 0 0
31 Surplus Air mm/bulan 171,17 10,7447 0 47,8905 248,223 0 0 0 0 59,0048 102,483 86,5048
t
Limpasan Total
32 a Koefisien Infiltrasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
33 Infiltrasi 42,7926 2,68617 0 11,9726 62,0559 0 0 0 0 14,7512 25,6207 21,6262
34 K 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
35 PF 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
36 0.5'(1+k)*i 38,5134 2,41755 0 10,7754 55,8503 0 0 0 0 13,2761 23,0586 19,4636
37 d K*Gsom 160 166 173 175 184 168 134 108 86 93 109 129
38 GS [36]+[37] 198,513 168,418 173 185,775 239,85 168 134 108 86 106,276 132,059 148,464
39 e DGS=GS-Gsom
Baseflow = i-DGS
229 -30,487 -60,582 -56 -43,225 10,8503 -61 -95 -121 -143 -122,72 -96,941 -80,536
40 73,2793 63,2686 56 55,1973 51,2056 61 95 121 143 137,475 122,562 102,163
41 DRO = WS - i 128,378 8,0585 0 35,9178 186,168 0 0 0 0 44,2536 76,8621 64,8786
42 b SRO 0 40,1 35,8 49,4 0 20,4 9,6 1,4 2,5 57,6 0 0
43 T. Limpasan mm/bulan 201,657 111,427 91,8 140,515 237,373 81,4 104,6 122,4 145,5 239,329 199,424 167,041
44 i L. Catchment 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5 167,5
45 Streamflow m3/det 12,6111 6,96835 5,74093 8,78744 14,8447 5,09054 6,54141 7,65457 9,09918 14,967 12,4715 10,4463
t
79
data bangkitan permodelan hujan limpasan, debit andalan dicari dengan metoda yan
sama untuk mecari curah hujan efektif, yakni dengan cara Weibul.
Hasilnya adalah:
Tabel 1.5.67 Data Debit Sungai Bulanan yang diurutkan dari Terbesar ke Terkecil
Probabilitas No Jan Feb Mar Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
0,090909091 1 20,84 20,84 20,84 20,84 20,84 20,84 20,84 20,84 20,84 20,84 20,84
0,181818182 2 16,85 16,85 16,85 16,85 16,85 16,85 16,85 16,85 16,85 16,85 16,85
0,272727273 3 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57
0,363636364 4 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57 14,57
0,454545455 5 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25
0,545454545 6 13,58 13,58 13,58 13,58 13,58 13,58 13,58 13,58 13,58 13,58 13,58
0,636363636 7 13,25 13,25 13,25 13,25 13,25 13,25 13,25 13,25 13,25 13,25 13,25
0,727272727 8 13,23 13,23 13,23 13,23 13,23 13,23 13,23 13,23 13,23 13,23 13,23
0,818181818 9 12,56 12,56 12,56 12,56 12,56 12,56 12,56 12,56 12,56 12,56 12,56
0,909090909 10 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69 10,69
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
3
Q80(m /s) 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234 12.69234
Q50(m3/s) 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982 11.70982
Dengan: A adalah Luas sawah yang dapat diairi, Q80 adalah debit andalan sungai,
80
dan DR adalah kebutuhan air untuk penanaman dan perawatan pangan
Dari penggabungan tabel alternative kebutuhan air dan tabel debit andalan, maka
diperoleh tabel luas layanan minimum.
Januari 1 12.69 1.52 (0.52) (0.30) 0.50 0.23 (0.41) 8,373.22 max max 25,605.05 55,124.58 max
2 12.69 1.39 1.39 (0.51) 1.39 0.76 0.44 9,131.71 9,131.71 max 9,131.71 16,796.74 28,944.56
Februari 1 12.69 1.30 1.30 1.30 1.30 1.30 1.30 9,796.05 9,796.05 9,796.05 9,796.05 9,796.05 9,796.05
2 12.69 0.59 1.27 1.27 0.93 1.05 1.27 21,368.55 9,960.53 9,960.53 13,587.51 12,116.80 9,960.53
Maret 1 12.69 0.81 0.62 1.32 0.72 0.92 0.97 15,718.60 20,318.09 9,631.62 17,724.82 13,846.53 13,068.32
2 12.69 0.83 0.87 0.68 0.85 0.79 0.77 15,368.28 14,671.31 18,601.68 15,011.71 16,043.82 16,404.36
April 1 12.69 0.81 0.89 0.93 0.85 0.88 0.91 15,672.68 14,252.97 13,647.53 14,929.15 14,476.01 13,943.68
2 12.69 0.44 0.91 0.99 0.68 0.78 0.95 28,836.62 13,908.64 12,779.02 18,765.97 16,231.21 13,319.92
Mei 1 12.69 0.35 0.56 0.98 0.46 0.63 0.77 36,076.41 22,716.06 12,907.79 27,878.19 20,105.45 16,461.67
2 12.69 1.68 0.42 0.63 1.05 0.91 0.53 7,574.34 29,995.60 20,144.64 12,094.60 13,953.23 24,102.42
Juni 1 12.69 1.76 1.76 0.55 1.76 1.36 1.16 7,201.09 7,201.09 22,993.61 7,201.09 9,339.21 10,967.42
2 12.69 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 7,201.09 7,201.09 7,201.09 7,201.09 7,201.09 7,201.09
Juli 1 12.69 1.10 1.83 1.83 1.46 1.58 1.83 11,588.80 6,954.23 6,954.23 8,692.34 8,023.86 6,954.23
2 12.69 1.28 1.10 1.83 1.19 1.40 1.46 9,918.04 11,588.80 6,954.23 10,688.53 9,065.80 8,692.34
Agustus 1 12.69 1.30 1.33 1.15 1.32 1.26 1.24 9,780.38 9,511.57 11,029.46 9,644.10 10,065.53 10,214.43
2 12.69 1.24 1.30 1.33 1.27 1.29 1.32 10,261.63 9,780.38 9,511.57 10,015.23 9,841.52 9,644.10
September 1 12.69 0.96 1.31 1.41 1.14 1.23 1.36 13,216.41 9,680.62 8,995.64 11,175.51 10,340.28 9,325.57
2 12.69 0.90 0.96 1.31 0.93 1.06 1.14 14,039.85 13,216.41 9,680.62 13,615.69 11,990.96 11,175.51
Oktober 1 12.69 0.90 0.97 1.04 0.94 0.97 1.00 14,052.54 13,071.09 12,226.88 13,544.06 13,074.56 12,634.90
2 12.69 0.94 0.77 0.97 0.85 0.89 0.87 13,550.27 16,503.42 13,071.09 14,881.76 14,224.92 14,588.08
Nopember 1 12.69 0.70 0.67 0.52 0.69 0.63 0.60 18,223.25 18,806.46 24,379.60 18,510.26 20,125.30 21,233.42
2 12.69 0.37 0.54 0.51 0.45 0.47 0.52 34,726.60 23,715.11 24,712.43 28,183.47 26,922.96 24,203.50
Desember 1 12.69 (0.09) 0.21 0.38 0.06 0.17 0.30 max 59,157.81 33,288.11 201,557.00 75,068.48 42,603.32
2 12.69 (0.43) (0.18) 0.12 (0.31) (0.17) (0.03) max max 106,936.56 max max max
LUAS LAYANAN MINIMUM SAWAH MUSIM 2 7,201.09 6,954.23 6,954.23 7,201.09 7,201.09 6,954.23
LUAS LAYANAN MINIMUM PALAWIJA 9,780.38 9,680.62 8,995.64 10,015.23 10,340.28 9,325.57
81
Dari tabel 3.4.1 diperoleh informasi mengenai luas minimum sawah yang dilayani
dengan alternative paling optimal yang menghasilkan peluang pengairan lebih luas
dari alternative lainnya. Alternatif yang paling optimum adalah alternative 5 dengan
Luas sawah untuk padi musim 1 adalah 9,796.05 ha, Luas sawah untuk padi musim 2
adalah 7,201.09 ha, dan Luas sawah untuk palawija(musim tanam 3) adalah
10,340.28 ha. Dengan demikian seluruh sawah rencana seluas 3972.2 ha dapat diairi
seluruhnya.
82
Tabel 1.5.70 Daftar Sawah Rencana, DR, dan Debit
83
84
BAB IV
PERANCANGAN SALURAN BERI
Berikut ini langkah yang dapat dilakukan untuk perancangan saluran tersier yaitu
1. Menghitung Modulus Pengairan saluran beri tersier (DR ters) yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
DRmax
𝐷𝑅𝑡𝑒𝑟𝑠 = ×𝜂
Pada Laporan ini diperoleh DRmax dari alternative 5 adalah 1.76 l/detik/ha
.
Sehingga: 𝐷𝑅𝑡𝑒𝑟𝑠 = × 65% = 1.43 𝑙/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘/ℎ𝑎
%
𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 𝑐 × 𝐷𝑅𝑡𝑒𝑟𝑠 × 𝐴
Contoh perhitungan pada ruas B5 ka (Butuh 5 kanan) ; Debit rencana pada ruas
tersebut adalah 𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 1 × 1.43 × 44 = 119.68𝑙/𝑠
3. Menghitung debit layanan saluran sesuai porsi lahan yang diairi, untuk lebih
mudah, debit dibagi dengan jumlah saluran tersier pengambil air dari sadap.
,
𝑄𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 = = = 𝑙/𝑠 = 0.12𝑚3/𝑠
85
Tabel 4.1 Nilai m, n, k berdasarkan Q
debit kemiringan perbandingan faktor
kekasaaran
dalam talut b/h
k
m3/dt 1:m n
Untuk contoh perhitungan, Q=0.12m3/s < 0.15 m3/s, sehingga nilai yang
digunakan: m = 1, n = 1; dan K = 35
6. Menghitung muka air awal, untuk pertama kali dilakukan asumsi, setelah itu
ditentukan dengan menggunakan analisis “Goal Seek”(setelah data penting
tabel perhitungan selesai diisi) hingga didapat h0-h1=0, pada perhitungan sudah
didapat angka sesuai dengan ketentuan, yaitu h0 = 0.35 m(setelah di-Goal
Seek). Menghitung kecepatan air dengan menggunakan rumus Strickler.
𝑣0 = 𝑘𝑅
86
( × )× ( ) ²
𝑅= =
² ( ) ²
Dalam perhitungan dalam saluran didapat kecepatan debit sebesar 0,504 m/s
𝐴0 =
9. Menghitung h1
ℎ1 =
𝑏 = 𝑛ℎ0
(Sumber : jurnal petunjuk perencanaan irigasi)
Contoh Perhitungan:
87
Tinggi freeboard (F) disesuaikan dengan tabel berikut
Q(m3/s)
Freeboard
Min Max
0 0,5 0,4
0,5 1,5 0,5
1,5 5,0 0,6
5 10 0,75
10,0 15 0,85
15,0 >15 1
F = 0,4 m
Hasil perhitungan untuk desain saluran tersier dapat dilihat pada halaman
berikutnya. Tambahan: desain saluran pada tabel 4.1.3 merupakan saluran yang
memotong kontur, dan desain saluran tersier untuk tiap petak tersier ini
diasumsikan cukup memfasilistasi saluran tersier yang sejajar kontur.
88
Tabel 4.3 Desain Saluran Tersier
89
4.2 Perancangan Saluran Sekunder
4.2.1 Tinggi Muka Air Petak
Untuk rumus tinggi muka air yang ada pada jurnal laporan tugas besar SI-
3131 irigasi dan drainase sama persis dengan simantu.pu.go.id. berikut adalah
rumusnya: Tinggi muka air awal (P) dirumuskan sebagai:
𝑃 = 𝐴 + 𝑎 + 𝑏 + 𝑚. 𝑐 + 𝑑 + 𝑛. 𝑒 + 𝑓 + 𝑔 + ∆ℎ
Dimana :
P = tinggi muka air petak
A = elevasi (penentu) tertinggi sawah
a = lapisan air di sawah -10cm
b = kehilangan tinggi pada saluran kuarter sampai sawah -5cm
c = kehilangan tinggi di boks kuarter -5cm
d = kehilangan air pada saluran pembawa IxL
l = kemiringan saluran
L = Panjang saluran
e = kehilangan tinggi energi di box tersier 5cm/box
f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong -0 (asumsi 0)
g = kehilangan tinggi energi di romijin -11cm
Δh = variasi ketinggian muka air -0,15 meter
m = jumlah box quarter
n = jumlah box tersier
Contoh perhitungan :
𝑃 = 𝐴 + 𝑎 + 𝑏 + 𝑚. 𝑐 + 𝑑 + 𝑛. 𝑒 + 𝑓 + 𝑔 + ∆ℎ
𝑃 = 16.8 + 0.1 + 0.05 + 0.05 + 1.2 + 0.1 + 0 + 0.11 + 0.15 = 18.56𝑚
90
Tabel 4.4 Perhitungan Muka Air Awal
91
4.2.2 Stasioning dan Perumusan Kemiringan Aktual Saluran
Pada tahap ini, kemiringan aktual saluran sekunder dan stasioning
bangunan saluran sekunder dilakukan dengan langkah:
Luas petak tersier(Ap), Debit (Q=DR*A), Muka air di saluran sekunder P
didapat dari tabel 4.1.3 dan tabel 4.2.1. Apt adalah total luas petak layanan
bangunan; Nilai Apt adalah jumlah Ap yang mengambil air dari bangunan sadap
yang sama. Kehilangan energi di sadap (Δho) diasumsikan sangat kecil(Δho=0)
Panjang saluran sekunder(L) diperoleh dengan pengukuran jaringan desain di peta
biru.
P hulu dan P hilir adalah elevasi tanah yang ditempati jaringan. Nilai ini diperoleh
dari informasi kontur peta.
92
Tabel 4.5 Perhitungan Qr, Io dan penentuan stasioning di daerah butuh
Plot Hubungan Io dan QT untuk tiap saluran yang memiliki jalur yang
sama: Saluran Sekunder yang Cuma memiliki satu ruas dan berada di
muara tidak perlu di-plot, dan Nilai Ia(Kemiringan aktual) disamakan
dengan Io. Sehingga ada beberapa kurva Hubungan I dan QT di tiap daerah.
93
Nilai Ia ditentukan dengan persamaan yang ditunjukkan oleh trendlline.
94
Grafik 4.3 Kurva Hubungan I dan Q di daerah Tegalrejo-Dendo-Tegasrejo-
Lereng
95
Kurva seperti diatas didapat dengan cara :
1. Masukan angka-angka Io dan QT yang telah di dapat lalu plot hubungan Io dan QT
untuk tiap saluran yang memiliki jalur yang sama.
2. Saluran sekunder yang cuma memiliki satu ruas dan berada di muara tidak perlu
di-plot, dan Nilai Ia (Kemiringan aktual) disamakan dengan Io sehingga ada
beberapa kurva Hubungan I dan QT di tiap daerah.
3. Pada kurva diberi trendline power untuk menentukan hubungan matematis Ia dan
QT.
4. Nilai Ia ditentukan dengan persamaan yang ditunjukkan oleh trendlline.
5. Dengan Persamaan yang diperoleh dari kurva-kurva ini, Nilai Ia (Kemiringan
Saluran) aluran sekunder dihitung dan dimasukan pada desain saluran sekunder.
96
hingga didapat h0-h1=0, pada perhitungan sudah didapat angka
sesuai dengan ketentuan, yaitu h0 = 0.50m
Menentukan kecepatan air dengan menggunakan rumus Strickler
𝑣0 = 𝑘𝑅
Dalam perhitungan dalam saluran didapat kecepatan sebesar 0.567 m/s
Menentukan luas basah penampang saluran
𝐴0 =
ℎ1 =
97
Tabel 4.8 Desain Saluran Sekunder di Daerah Gruwahrejo-Tanggulangin
Perancangan saluran sekunder pada dasarnya melalui perhitungan yang sama seperti
perancangan saluran tersier dengan beberapa hal yang berbeda, yakni:
1. Nilai Q yang digunakan merupakan debit ruas yang telah dihitung pada tabel 4.2.2
sampai tabel 4.2.5 tabel perhitungan QT, Io, dan penentuan stasioning. Menurut
PUPR, 2016. Untuk mencari dimensi saluran menggunakan rumus-rumus seperti di
bawah ini :
98
2. Kemiringan saluran dihitung dengan rumus trendline yang diperoleh, kecuali
beberapa ruas dengan syarat berbeda. Diambil contoh perhitungan ( R B5) :
- Q = 0.29 m3 /s
- Dilihat dari tabel 4.1.1 nilai m, n, k didapatkan berdasarkan Q yaitu m=1 ; n=1;
K=35.
- Lalu ulangi langkah yang sama seperti telah dijelaskan di subab 4.1 :
99
Menentukan luas basah penampang saluran
Ao = Q/Vo
= 0.29 / 0.393
= 0.73 m2
Menurut panduan perencanaan sistem irigasi oleh Radjulaini,2009. di
dapatkan rumus :
Ao
Menentukan h1 =
mn
Didapat h1 = 0.60 m2
Goal-seek dilakukan saat h1-h0 ≠ 0 dengan mengganti nilai ho.
Lebar bawah b = nho = 1 . 0.50 = 0.50 m
100
4.2.4 Muka Air Saluran Sekunder
Penentuan muka air yang dimaksud adalah muka air aktual di saluran sekunder
dengan titik representative di bangunan saluran sekunder terhadap tinggi permukaan
laut (MSL).
1. P = tinggi muka air awal
h = tinggi air di saluran sekunder
Ia = kemiringan aktual saluran
L = panjang saluran
Kemudian Δho = kehilangan energi di sadap seperti asumsi yang sebelumnya
(Δho = 0).
Diambil contoh perhitungan bangunan B5. P = 18.56 ; h = 0.533 ; Ia = 0.0012 ;
L = 1170 m (Didapat dari tabel 4.2.1 dan tabel 4.2.6 sampai tabel 4.2.9). Muka
air rencana di saluran pada 70 % dari debit rencana (Q70%) harus sama atau
lebih tinggi dari muka air yang diperlukan. Muka air rencana adalah muka air
pada Q70% ditambah dengan variannya (0,18 x ho) atau lebih tinggi, karena
muka air tersebut dapat juga ditentukan dengan kebutuhan muka air untuk ruas-
ruas saluran hilir.
101
Rumus MAR muka air saluran sekunder digunakan pada bangunan setelah, misal
pada perhitungan Ia . L + Δho + Mar (B B4) menggunakan MAR dari B B5
seperti di atas
Mar yang diambil adalah Mar (B B4) = 21.167 m, Karena dipilih dari nilaiyang
terbesar yang menjadi Mar. Menurut PUPR,2017. Lebar alur aliran untuk debit
kecil (M.A.R = muka air rendah) dan kedalaman Alur untuk Aliran Debit Banjir
(M.A.T = muka air tinggi) Lebar palung sungai untuk aliran debit air kecil (low
flow) dan elevasi debit air banjir/air tinggi (high water) harus ditentukan
berdasarkan pertimbangan :
• Pemeliharaan alur,
• Frekuensi terjadinya banjir (elevasi muka air tinggi),
• Penggunaan alur sungai pada saat elvasi muka air tinggi (banjir).
6. STA diperoleh dari tabel stasioning sebelumnya yaitu tabel 4.2.2 sampai 4.2.5
7. Elevasi bangunan diperoleh dari elevasi bangunan (P hilir) dari tabel 4.2.2 - 4.2.5
8. Lalu plot kurva MAR dengan STA dan kurva elevasi dengan STA untuk tiap
muara saluran sekunder sampai ke bangunan primer in-take
102
Tabel 4.12 MAR, Elevasi dan Stationing Saluran Sekunder Butuh
Bangunan P h V P+V L Ia.L+h0+Mar MAR STA Elevasi
B B5 18,56 0,922596 0,09 18,65 1170 18,74775 18,74775 7680 16
B B4 19,61 0,940376 0,1422 19,7522 1200 20,0655 20,0655 6510 18
B B3 20,21 0,894036 0,1638 20,3738 2610 21,65937 21,65937 5310 18,875
B B2 20,91 0,891711 0,1746 21,0846 1230 21,69648 21,69648 2700 20,2
B B1 21,71 0,855851 0,1854 21,8954 1470 22,9344 22,9344 1470 20,5
B K3 20,07667 0 0 21,66 24,272 24,272 0 21,5
103
Tabel 4.16 MAR, Elevasi dan Stationing Saluran Sekunder Lereng
Bangunan P h V P+V L Ia.L+h0+Mar MAR STA Elevasi
B L3 8,11 0,719771 0,1098 8,2198 1000 8,842163 8,842163 13350 6,5
B L2 8,47 0,801395 0,135 8,605 2220 10,32642 10,32642 12330 6,5
B L1 8,01 0,807209 0,144 8,154 1380 9,279172 9,279172 10110 6,5
B Tg1 16,83 0,888375 0,1728 17,0028 480 17,37129 17,37129 8730 7
B TR4 22,53 0,996429 0,144 22,674 1740 24,58314 24,58314 8250 6,875
B TR3 10,61 1,027943 0,153 10,763 1110 11,99063 11,99063 6510 10,063
B TR2 12,26 1,040418 0,1584 12,4184 960 13,49476 13,49476 5400 11,75
B TR1 14,41 1,054774 0,162 14,572 2010 17,03138 17,03138 4440 14,25
B Te2 24,54 1,093077 0,1746 24,7146 1380 26,47621 26,47621 2430 17,5
B Te1 19,885 1,090063 0,1764 20,0614 1050 21,40021 21,40021 1050 19,8
B K2 23,26 0 21,5
104
B Te1 19,885 1,090063 0,1764 20,0614 1050 21,40021 21,40021 1050 19,8
B K2 23,26 0 0 0 21,5
105
Tabel 4.21 Debit Ruas Saluran Primer
No Saluran Jenis Q Ia
R K3 Primer 2,02 0,001
R K3 Primer 3,5 0,001
R K3 Primer 5,52 0,001
No Saluran Jenis Q Ia
R K3 Primer 5,52 0,001
R K2 Primer 6,19 0,001
R K2 Primer 11,7 0,001
No Saluran Jenis Q Ia
R K2 Primer 11,7 0,001
R K1 Primer 1,94 0,001
R K1 Primer 13,65 0,001
Misal: Ruas R K2 harus menyediakan air bagi Saluran Sekunder Tegal dan R K3,
sehingga Q(R K2)= Q(R K2)Supply Sekunder Tegal + Q(R K3)= 6.19 +5.52=11.70 m3/s.
Nilai m,n,K, didapat dari tabel 4.1.1, misal: pada R K2 (Q=10.87 m 3/s) m=2; n=4.2;
K=45. Langkah subbab 4.1 atau 4.2.3 digunakan kembali:
1. Menentukan kemiringan saluran. Oleh karena, saluran primer dibuat sejajar
kontur, maka kemiringan Io = 0.001
2. Menentukan muka air awal, untuk pertama kali dilakukan asumsi, setelah itu
ditentukan dengan menggunakan analisis “Goal Seek” hingga didapat h 0-h1=0
3. Menentukan kecepatan air dengan menggunakan rumus Strickler
𝑉 = 𝑘𝑅 𝐼
Rumus Strickler yang banyak digunakan pada pengaliran di saluran terbuka, juga
berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut mempunyai bentuk:
V = k R2/3 I1/2
106
Dengan k adalah koefisien Strickler dan R adalah jari-jari Hydraulik, yaitu
perbandingan antara luas tampang aliran A dan keliling basah P.
(Sumber: Kamiana, I Made. (2019). Buku Hidraulika: Bab 4 Aliran Seragam.)
Menentukan h1
𝐴
ℎ =
𝑚+𝑛
(Sumber: Kamiana, I Made. (2019). Buku Hidraulika: Bab 4 Aliran Seragam.)
107
4.3.2 Muka Air Saluran Primer
Langkah-langkah pengerjaan subbab ini kurang lebih sama seperti pada
subbab 4.2.4.
1. Tinggi muka air awal(P) diperoleh dari tabel muka air awal atau tabel
MAR, Elevasi dan Stasioning Saluran Sekunder. Tinggi aliran pada
saluran(h) diperoleh dari tabel sebelumnya
2. Hitung V=0.18 h kemudian jumlah kan P dan V.
3. Stasioning(STA) didapat dari pengukuran panjang saluran desain di peta
dengan titik nol di bending
4. Elevasi diperoleh dari informasi kontur peta utamanya dicari elevasi di
bangunan-bangunan
5. Ia.L+Δh0+Mar dihitung dengan ketentuan yang sama seperti pada
subbab 4.2.4
6. MAR ditentukan dengan membandingkan antara P+V dengan
Ia.L+Δh0+Mar. Nilai terbesar diambil sebagai MAR.
7. Plot MAR dan Elevasi Saluran Primer terhadap stasioning
108
4.3.3 Stasioning Keseluruhan
109
Tabel 4.25 MAR, Elevasi, dan Stationing Total S.S.Tanggulangin
Bangunan MAR STA Elevasi
B Ta1 17,672 9390 13
B G2 19,967 7800 13
B G1 21,549 6150 15,75
B R2 23,206 4980 17,75
B R1 24,272 3690 19,875
B K3 25,352 2850 21,5
B K2 26,312 1770 21,5
B K1 27,122 810 21,5
Bendungan 28,082 0 21,4
110
B K3 25,352 2850 21,5
B K2 26,312 1770 21,5
B K1 27,122 810 21,5
Bendungan 28,082 0 21,4
111
B Te2 27,385 4200 17,5
B Te1 28,901 2820 19,8
B K2 26,312 1770 21,5
B K1 27,122 810 21,5
Bendungan 28,082 0 21,4
112
Tabel 4.32 MAR, Elevasi, dan Stationing Total S.S.Tutungpait
Bangunan MAR STA Elevasi
B TP4 16,474 5070 13,5
B Tp3 19,571 3720 16
B TP2 21,087 3270 16,75
B TP1 23,212 2280 18
B K1 27,122 810 21,5
Bendungan 28,082 0 21,4
113
BAB V
PERENCANAAN SALURAN BUANG
Dalam perancangan saluran drainase, data hujan harian maksimum dengan periode ulang
5 tahun selama 10 tahun dibutuhkan. Untuk mengubah hujan bulanan menjadi hujan
harian, hujan bulanan dibagi jumlah hari dalam 1 bulan(asumsi hujan terjadi setiap hari).
Kemudian 3 data hujan harian tertinggi setiap tahunnya diambil. Data-data tersebut
kemudian diurutkan (per kolom) dari terbesar ke terkecil dan diolah menjadi hujan harian
periode ulang 5 tahun dengan metoda Weibul. Tindakan ini diambil karena dalam
pengerjaan laporan ini, data hujan maksimum harian tidak tersedia, sehingga asumsi
hujan bulanan (tabel 2.2.14) diubah menjadi hujan harian kemudian diolah menjadi hujan
3 harian diperbolehkan dan digunakan. Berikut flashback tabel 2.2.14. Dengan
menggunakan metode weibul tersebut maka disapatkan hasil data hujan harian
maksimum dengan periode ulang 5 tahun selama 10 tahun sebagai berikut:
114
Tabel 5.1.2 Data Hujan Harian Maksimum selama 10 tahun
mm/hari
1971 11,19 11,11 23,39
1972 10,79 8,19 8,35
1973 12,61 10,71 12,63
1974 12,11 17,65 17,73
1975 17,43 19,29 8,93
1976 8,94 12,57 6,67
1977 8,03 7,03 6,29
1978 22,2 13,63 11,74
1979 15,74 12,35 15,9
1980 3,32 4,06 2,16
Untuk memperoleh data hujan harian periode ulang 5 tahun, maka forecast dilakukan
pada data dengan periode ulang 5.5 dan 3 tahun.
115
5.1.4Data Curah Hujan Maksimum 3 Hari dan 3 Harian (T=5 Tahun)
Curah Hujan Harian (mm) Periode
16,97 16,55 17,23 5
Curah Hujan Max 3 Harian
50,75
3 Data hujan harian yang diperoleh dari forecast, kemudian dijumlahkan untuk
mendapatkan curah hujan 3 harian. Setelah data curah hujam maksimum 3 harian,
Modulus Drainase dapat ditentukan.
dengan:
Curah hujan maksimum 3 harian: 𝑅(3)5 = 50.75𝑚𝑚
Debit buangan dari saluran irigasi: 𝐼𝑅 = 0 𝑚𝑚
(saluran beri didesain tidak berhungan saluran drainase, sehingga tidak ada air
dari saluran beri yang dibuang langsung ke drainase)
Perkolasi: 𝑃 = 0 (𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎h)
116
(diasumsikan P=0 untuk dataran rendah<200m dari permukaan laut dan P=3
untuk dataran tinggi)
𝐸𝑇 = 4.48𝑚𝑚/h𝑎𝑟𝑖
Kemudian Dm
𝐷(3) 7.33
𝐷𝑚 = = = 0.283𝑙/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘/ℎ𝑎
3 𝑥 8.64 3 𝑥 8.64
Perancangan saluran buang, kurang lebih mengikuti langkah perhitungan yang sama
dengan perancangan saluran beri, kecuali perhitungan debit saluran. Debit saluran
drainase dirumuskan sebagai:
𝑄𝑑 = 1.62 × 𝐷𝑚 × 𝐴0.92
Contoh perhitungan:
Saluran buang tersier pada petak B3 ka(A= 58.5 ha)
117
𝑄𝑑 = 1.62 × 0.283 × 58.50.92
𝑄𝑑 = 0.019 𝑚3/ 𝑠
5. Menentukan h1
𝐴
ℎ1 =
𝑚+𝑛
Jika |h1-h0| < 0.005 maka h1=hrencana
Jika |h1-h0| < 0.005 maka ambilah h1 sebagai kedalam air andaian yang baru dan
hitunglah kembali prosedur sampai |h1-h0| < 0.005
118
H= tinggi saluran
h= ketinggian
F= tinggi freeboard
(Sumber: Scribd Penentuan Hidrologi)
119
5.3 Perancangan Saluran Buang Sekunder
Jika suatu petak tidak berada di dekat sungai, maka saluran pembuang tersier akan
membuang airnya ke saluran pembuang sekunder sebelum mencapai pembuangan
utama. Lokasi menjadi faktor utama uang mempengaruhi desain saluran buang,
apakah saluran tersier membuang ke saluran sekunder/primer sebelum pembuangan
utama atau langsung ke sungai. Berikut akan ditunjukkan peta rancangan sawah
dengan saluran buang. Ada 7 saluran pembuang utama, yakni: Saluran Pembuang
Utama Buluh(B), Saluran Pembuang Utama Dlangu(D), Saluran Pembuang Utama
Rejo(R), Saluran Pembuang Utama Lereng(L), Saluran Pembuang Utama
Wolojurutengah(W), Daluran Pembuang Utama Pesisir(P) dan Saluran Pembuang
Utama Jali(J) yang kemudian memberi nama pada saluran-saluran pembuang primer,
sekunder dan tersier lainnya. Sama seperti dalam desain saluran sekunder, debit
saluran perlu dihitung dan diakumulasikan per ruas saluran sekunder yang melayani
sejumlah saluran buang tersier.
120
Tabel 5.1 Perhitungan Debit Saluran Buang Sekunder dan Nilai I tiap Ruas
Saluran Sekunder
Drainase Drainase Q
NO Petak I
Tersier Sekunder m3/s
1 B1 ki1 dR D5 d2 0.02696064
dR Dlangu 5 d1
2 B1 ki2 dR D5 d2 R1 0.0480732 0.0006
3 R2 ka dR D2 d2 R3 0.0193284 0.0018
8 G2 ki dR L2 d2 R3 0.02299584 0.0019
10 T2 ki dR L2 d2 R1 0.0720272 0.002083
11 G2 ka dR L1 d2 0.02448264 0.0019
13 T1 ka dR L1 d2 R1 0.01661912 0.0017
15 L1 ki dR W1 d2 R4 0.03304 0.001
121
22 Ts1 ki1 dR P1 d2 R1 0.0267624 0.001
30 K2 ki K2 ki R7 0.0307272 0.001747
37 D1 ka D1 ka R2 0.01962576 0.0013
dR Jali 1 d1
38 TR4 ki TR4 ki R1 0.02550688 0.001
122
Tabel 5.2 Desaine Saluran Buang Sekunder
123
5.4 Perancangan Saluran Buang Primer
Saluran buang primer adalah saluran buang yang menerima air buangan dari 2
saluran sekunder atau lebih. Perancangan dimensi saluran primer mengikuti
langkahlangkah perhitungan pada perancangan dimensi saluran lainnya. Debit
pada salurna primer dihitung dengan aturan akumulasi debit buangan yang harus
dialirkan saluran buang primer tiap ruasnya.
Tabel 5.3 Perhitungan Debit Saluran Buang Primer dan Kemiringan Saluran (I)
Q
Drainase Primer Ruas Saluran I
m3/s
R1 0.1428 0.001
R3 0.0192 0.001
Q
Saluran Primer Ruas m n(b/h) h0(m) b0(m) R(m) K I V'(m/s) A0(m2) h1(m) h1-h0 b(m) F(m) d(m) B(m)
m3/s
dR Jali 3 d1 R3 0,02 1 1 0,2 0,2 0,1 35 0,001 0,238452 0 -0,2 0,2 0,4 0,6 0,2
R2 0,11 1 1 0,38 0,38 0,2 35 0,001 0,378519 0 -0,38 0,38 0,4 0,78 0,38
R1 0,14 1 1 0,42 0,42 0,22 35 0,001 0,403351 0 -0,42 0,42 0,4 0,82 0,42
124
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari pengumpulan serta pengolahan data yang dilakukan untuk merencanakan
daerah irigasi Kali Jali, dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Sistem irigasi yang direncanakan untuk daerah irigasi Kali Jali dan sekitarnya
adalah sistem irigasi gravitasi.
4. Petak sawah yang direncanakan adalah sebanyak 58 petak dengan luas masing-
masing petak antara 50 ha hingga 100 Ha.
6.2 Saran
Dari pengerjaan tugas ini penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh perencanaan dan perhitungan yang lebih akurat, maka perlu
2. diperhitungkan kebutuhan air yang lebih teliti, mengingat pada kenyataan
dilapangan sulit sekali menemukan kondisi ideal, di mana semua kebutuhan air
untuk semua areal sawah bisa dipenuhi secara bersamaan.
125
109°50'0"E 110°0'0"E 110°10'0"E
PETA
BANJARNEGARA DAS JALI COKROYOSAN
JAWA TENGAH
WONOSOBO
®
7°30'0"S
7°30'0"S
MAGELANG
SKALA
1:200.000
Legenda :
SEMAK
SAWAH
PEMUKIMAN
PADANG RUMPUT
LADANG
7°40'0"S
7°40'0"S
KEBUMEN
KEBUN
PURWOREJO
DAS KALIJALI
DI BUAT OLEH :
KELOMPOK 3
KULON PROGO
7°50'0"S
7°50'0"S
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
109°50'0"E 110°0'0"E 110°10'0"E