Anda di halaman 1dari 6

HISTORIOGRAFI INDONESIA

Historiografi adalah pemeriksaan terhadap metode sejarawan dalam pengembangan sejarah


sebagai disiplin akademik dan secara umum. Definisi Histografi lainnya adalah karya sejarah apa
pun tentang topik tertentu. Tujuan Historiografi adalah untuk secara kronologis dan sistematis
menulis masa lalu. Kata Historiografi terdiri dari kata history, yang berarti sejarah , dan graph ,
yang berarti tulisan.

Pengertian Historiografi menurut beberapa ahli sebagai berikut

A.Louis Gottschalk
1. Historiografi merupakan bentuk publikasi,baik dalam bentuk tulisan maupun secara lisan
2. Historiografi merupakan karya berupa tulisan atau bacaan mengenai sejarah yg meliputi juga
sejarah lisan
3. Historiografi merupakan kegiatan dalam kerja keilmuan di bidang sejarah yang menghasilkan
tulisan tulisan sebagai kategori pemikiran teoritis dan metodologis mengenai masalah masalah
dalam penelitian dan proses penelitian sejarah

B. Kuntowijoyo
Menurut Kuntowijayo, historiografi adalah penulisan sejarah yang di dalamnya menge-
mukakan peristiwa dari setiap periode para penulis sejarah dan sebab-sebab penulisan sejarah
yang mendalami perubahan. Historiografi dilukiskan sebagai cermin kebudayaan kelompok,
substantif, intelektual, dan metodologis yang berguna untuk peningkatan kritisisme sejarah.

C. Sartono Kartodirdjo
Menurut Sartono Kartodirdjo, historiografi memiliki beberapa macam, yaitu historiografi yang
berasal dari Barat dan historiografi yang berasal dari nasionalis. Menurut historiografi Barat,
kurun waktu yang digunakan relatif tua, yaitu tahun 505 SM, sedangkan historiografi nasional
kurun waktu yang digunakan yaitu pada abad ke-18 M.

D. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd


Historiografi adalah representasi sejarah, representasi sejarah peristiwa yang terjadi dalam apa
yang disebut sejarah.

E. Prof. Dr. Helius Sjamsudin, M.A


Historiografi adalah suatu sintesis oleh para sejarawan dari semua hasil penelitian atau
penemuannya dalam naskah lengkap.

F. Drs. Sugiyanto, M. Hum


Historiografi adalah puncak dari kegiatan penelitian sejarah setelah topik yang menarik untuk
penelitian sejarah telah dipilih, sumber dicari dan informasi yang terkandung di dalamnya
ditafsirkan.

G. Drs. Haryono, M.Pd


Historiografi adalah sejarah masa lalu yang telah direkonstruksi oleh para sejarawan
berdasarkan fakta.

H. Prof. A. Daliman, M.Pd


Historiografi adalah menulis sejarah (historiografi) menjadi sarana mengomunikasikan hasil
penelitian yang diungkapkan, diuji (diverifikasi), dan ditafsirkan.

I. Abdurahaman Hamid dan Muhammad Saleh Majid


Historiografi adalah berbagai pernyataan tentang masa lalu yang dirangkum kemudian, ditulis
dalam kisah sejarah.
J. Soedjatmoko
Historiografi adalah penulisan sejarah dalam ilmu sejarah puncak dari kegiatan peneliti- an
sejarawan. Dalam metodologi sejarah, historiografi adalah bagian terakhir. Langkah ter- akhir,
tetapi langkah itu adalah langkah yang paling sulit.

H. Susanto Zuhdi
Historiografi adalah ada dua pengertian mengenai historiografi, yaitu pertama, langkah terakhir
dalam metode sejarah dan kedua, tinjuan atas hasil karya tulis sejarah.

2. Fungsi Historiografi Historiografi memiliki fungsi yang penting sebagai berikut.

A. Fungsi Genetis
Fungsi genetis merupakan fungsi untuk mengungkapkan bagaimana asal usul dari sebuah
peristiwa. Fungsi tersebut terlihat pada sejumlah penulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi,
Sejarah Melayu, dan Prasasti Kutai.

B. Fungsi Didaktis
Historiografi berfungsi secara didaktis yang berarti untuk mendidik. Dalam suatu karya
historiografi, pada umumnya di dalamnya terdapat pelajaran, hikmah, dan menjadi teladan yaraj
penting bagi pembacanya.

C. Fungsi Pragmatis
Fungsi pragmatis historiografi berkaitan dengan usaha untuk melegitimasi suatu ke- kuasaan
sehingga pihak yang berkuasa tersebut memiliki persepsi kuat dan berwibawa di depan
rakyatnya.

3. Jenis Historiografi

Macam historiografi yaitu historiografi tradisional, kolonial, dan modern.

a. Historiografi Tradisional
Sesuai dengan namanya historiografi tradisional, maka historiografi ini berasal dari masa
tradisional, yakni masa kerajaan-kerajaan kuno. Penulisnya adalah para pujangga atau yang lain,
yang merupakan pejabat dalam struktur birokrasi tradisional bertugas me nyusun sejarah (babad,
hikayat). Contoh-contoh historiografi tradisional, yaitu Sejarah Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Kartasura, dan masih
banyak lagi. Adapun ciri-ciri dari historiografi tradisional sebagai berikut.

1) Religiosentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga raja (ke- luarga
istana), maka sering juga disebut istanasentris atau keluarga sentris atau dinasti
sentris.
2) Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum bangsawan
feodal, tidak ada sifat kerakyatannya. Historiografi tersebut tidak memuat riwayat kehidupan
rakyat, tidak membicarakan segi-segi sosial dan ekonomi dari kehidupan rakyat.
3) Religiomagis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
4) Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
5) Tujuan penulisan sejarah tradisional untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan
nama raja, serta wibawa raja; agar supaya raja tetap dihormati, tetap dipatuhi, tetap dijunjung
tinggi. Oleh karena itu, banyak mitos bahwa raja sangat sakti, raja sebagai penjelmaan/titisan
dewa, apa yang dikatakan raja serba benar, sehingga ada ungkapan "sadba pandita ratu datan
kena wowawali" (apa yang diucapkan raja tidak boleh berubah, sebab raja segalanya). Dalam
konsep kepercayaan Hindu bahwa raja adalah "mandataris dewa", sehingga segala ucapan dan
tindakannya adalah benar.
6) Bersifat regiosentris (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak dipengaruhi daerah,
misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa di daerah tersebut.
7) Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma (bertuah, sakti).
Pada masa perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha, raja-raja di Indonesia memiliki
pujangga yang bertugas mencatat peristiwa-peristiwa penting kerajaan. Misalnya, silsilah
keluarga raja dan kebijakan raja. Pada umumnya pujangga kerajaan hanya menulis hal-hal yang
bersifat positif, Kekurangan atau kejelekan keluarga istana diabaikan. Karya sastra yang bersifat
istanasentris ini bertujuan untuk menunjukkan kelebihan, keistimewaan, dan kharisma seorang
raja. Karya sastra pada periode ini bisa berbentuk puisi, kakawin, mau- pun prosa.
Karya-karya sastra tersebut sebagai berikut.
1) Shang Hyang Kamahayanikan, ditulis pada masa pemerintahan Empu Sindok yang berisi
tentang ajaran agama Buddha Tantrayana (Mahayana).
2) Arjunawiwaha dikarang oleh Empu Kanwa pada tahun 1030, pada masa pemerintahan
Airlangga. Isi pokoknya adalah Arjuna bertapa untuk mencari senjata, sebagai alat untuk
melawan Kurawa dalam perang Bharatayudha. Dewa menyanggupinya asal Arjuna dapat
mengalahkan raja raksasa Newatakawaca, yang menyerang kayangan. Arjuna berhasil sehingga
diberi senjata oleh para dewa serta diberi hadiah kenikmatan hidup di kayangan.
3) Kresnayana berkisah tentang Kresna yang nakal, tetapi suka menolong. Ia mempunyai
kesaktian yang luar biasa sehingga disenangi oleh sesamanya. la menikahi Dewi
Rukmini setelah menculiknya. Kitab ini ditulis oleh Empu Triguna.
4) Bharatayudha dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh pada masa Jayabaya.
Menceritakan tentang perang antara Pandawa dan Kurawa di Padang Kurusetra.
5) Smaradahana ditulis oleh Empu Dharmaja pada masa Sri Kameswara. Menceritakan tentang
hilangnya suami istri Dewa Kama dan Dewi Ratih karena api yang keluar dari mata ketiga Dewa
Sywa.
6) Nagarakertagama ditulis oleh Empu Prapanca pada masa pemerintahan Hayam Wuruk Kitab ini
menceritakan Kerajaan Singhasari sejak pemerintahan Ken Arok, pemerintah-an Kerajaan
Majapahit, serta upacara Sraddha untuk menghormati roh nenek Hayam Wuruk yang bernama
Ratu Gayatri.
7) Sutasoma dikarang oleh Empu Tantular. Menceritakan kisah Sutasoma, putra raja yang
meninggalkan keduniawian dan mendalami agama Buddha. Dalam kitab ini terdapat tulisan
Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangwa.
8) Arjunawijaya ditulis oleh Empu Tantular yang mengisahkan Arjuna Sasrabahu dan Patih
Sumantri melawan raksasa Rahwana.
9) Kutaramanawa ditulis oleh Gadjah Mada berdasarkan kitab hukum yang lebih tua, yaitu
Kutarasastra dan Munawasastra yang kemudian disesuaikan dengan hukum adat pada masa itu.
11) Pararaton terdiri atas dua bagian. Bagian pertama mengisahkan tentang riwayat hidup Ken
Arok dan raja-raja Singhasari. Bagian kedua mengisahkan Kerajaan Majapahit mulai dari Raden
Wijaya, Jayanegara, pemberontakan Ranggalawe dan Sora,perang.Bubat, serta daftar raja setelah
Hayam Wuruk.
12) Calon Arang menceritakan seorang janda bernama Calon Arang yang mempunyai ilmu hitam
dan menyebarkan wabah penyakit. Atas perintah Raja Airlangga, Empu Bharada berhasil
membunuh Calon Arang.
13) Sundayana menceritakan Perang Bubat antara Majapahit dan Pajajaran pada waktu Raja Sri
Baduga datang ke Majapahit mengantarkan putrinya bernama Dyah Pitaloka yang akan
dipersunting oleh Hayam Wuruk.
14) Gatotkacasraya ditulis oleh Empu Panuluh menceritakan tentang perkawinan Abima-nyu,
putra Arjuna dengan Siti Sundhari atas bantuan Gatotkaca, putra Bima.
15) Tantu Panggelaran menceritakan perintah Batara Guru kepada para dewa untuk me- ngisi
Pulau Jawa dengan penduduk. Namun, pulau itu goncang sehingga dewa memin- dahkan Gunung
Mahameru dari India ke Jawa. Dalam pemindahan, beberapa bagian tercecer sepanjang Pulau
Jawa sehingga menjadi deretan gunung. Akhirnya, Gunung Mahameru diletakkan di ujung Timur
Jawa dengan nama Semeru.
b. Historiografi Kolonial

Historiografi kolonial merupakan penulisan sejarah yang berkembang dari masa penja- jahan
bangsa Eropa sejak abad ke-17 sampai abad ke-20. Sejarah yang membahas masalah penjajahan
Belanda atas bangsa Indonesia oleh Belanda. Penulisan tersebut dilakukan oleh orang-orang
Belanda dan banyak di antara penulis-penulisnya yang tidak pernah melihat Indonesia. Sumber-
sumber yang dipergunakan ialah dari arsip negara di negeri Belanda dan di Jakarta (Batavia). Pada
umumnya tidak menggunakan atau meng- abaikan sumber-sumber Indonesia. Sesuai dengan
namanya, yaitu historiografi kolonial, maka sebenarnya kuranglah tepat bila disebut penulisan
sejarah Indonesia. Lebih tepat disebut sejarah bangsa Belanda di Hindia Belanda (Indonesia).
Mengapa demikian? Hal ini tidaklah mengherankan, sebab fokus pembicaraan adalah bangsa
Belanda, bukanlah kehidupan rakyat atau kiprah bangsa Indonesia di masa penjajahan Belanda.

Itulah sebabnya sifat pokok dari historiografi kolonial ialah Eropasentris atau Belanda- sentris.
Yang diuraikan atau dibentangkan secara panjang lebar adalah aktivitas bangsa Belanda,
pemerintahan kolonial, aktivitas para pegawai kompeni (orang-orang kulit putih). seluk beluk
kegiatan para gubernur jenderal dalam menjalankan tugasnya di tanah jajahan, yakni Indonesia.
Aktivitas rakyat tanah jajahan (rakyat Indonesia) diabaikan sama sekali.
1) Ciri-Ciri Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial adalah sebuah penulisan sejarah yang terjadi pada waktu penjajahan
Belanda di Indonesia. Adapun ciri-ciri dari historiografi kolonial tersebut sebagai berikut.
a) Bersifat Belandasentris
Historiografi kolonial berkembang pada masa penjajahan Belanda. Hal ini berarti historiografi
kolonial bersifat Belandasentris. Hal ini artinya para penulisnya pada umumnya merupakan
orang-orang Belanda atau Eropa. Penulisan sejarah kolonial berisi mengenai aktivitas-aktivitas
VOC atau orang-orang Belanda dalam masalah ekonomi, masalah politik, atau pemerintahan
gubernur jenderal dan para pembantu- pembantunya serta kehidupan orang-orang kulit putih di
Indonesia.

b) Berdasarkan Kepentingan Penguasa Kolonial


Karena bersifat Belandasentris, maka kepentingan kolonial sangat mewarnai interpretasi
mereka terhadap suatu peristiwa sejarah yang terjadi. Tujuan dan fokus utama historiografi
kolonial adalah kehidupan warga Belanda di Hinda Belanda.
2) Contoh Historiografi Kolonial Contoh karya sejarah kolonial yang ditulis sejak tahun 1600
sebagai berikut.
a) Reizan (kisah perjalanan) yang ditulis oleh Nicholaus de Graff, Cornelis de Bruijn, Rijklofs van
Goens, dan Valentijn.
b) Indonesian Trade and Society karangan Y. C. van Leur.
c) Indonesian Sociological Studies karangan Schrieke.
d) Indonesian Society in Transition karangan Wertheim.
e) Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie karya A. J. Eijkman dan F. W.
Stapel
f) Schetseener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G. Gonggrijp.
g) Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B. H. M. Vlekke.
h) Geschiedenis van Indonesie karya H. J. de Graaf.
i) History of Java karya Thomas S. Raffles.

c. Historiografi Modern
Historiografi modern merupakan penulisan sejarah yang menggunakan metodologi analisis
kritis dan berpedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu. Historiografi modem berfokus pada
pemaparan data dan fakta dari sebuah peristiwa sejarah. Fakta sejarah da lam historiografi
modern didapatkan melalui metode penelitian sejarah, penggunaan ilmu bantu sejarah, dan
rekonstruksi sejarah lisan.
1) Ciri-Ciri Historiografi Modern
Ciri-ciri historiografi modern sebagai berikut.
a) Menekankan kebesaran masa lampau bangsa Indonesia.
b) menekankan peristiwa-peristiwa yang gemilang sebagai hasil perjuangan bangsa Indonesia
c) Mendewakan pahlawan-pahlawan nasional, bangsa Indonesia digambarkan seba gai bangsa
yang gagah berani, penuh heroisme, dan bangsa yang cerdik.
d) Sejarah nasional lidominasi oleh nasionalistis.
e) Dasar penyusunannya harus berpusat pada cita-cita bangsa Indonesia dalam arti yang luas.
f) Terdapat babakan waktu atau periodisasi yang jelas.
g) Menggunakan sudut pandang Indonesiasentris.

2) Contoh Historiografi Modern


Contoh historiografi modern sebagai berikut.
a) Sejarah Nasional Indonesia, jilid I sampai dengan VI, editor Sartono Kartodirjo.
b) Peranan Bangsa Indonesia dalam sejarah Asia Tenggara, karya R. Moh Ali.
c) Sejarah Perlawanan-Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme, editor Sartono
Kartodirjo.
d) Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, jilid I sampai dengan XI, karya A. H. Nasution.
e) 6000 Tahun Sang Merah Putih karya Muhammad Yamin.
f) Gadjah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara karya Muhammad Yamin.
g) Atjeh Sepintas Lalu karya S. M. Amin.
h) Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo.
i) Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson.
Setelah bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1945, maka sejak saat itu ada
kegiatan untuk mengubah penulisan sejarah Indonesiasentris. Artinya bangsa Indonesia dan rakyat
Indonesia menjadi fokus perhatian, sasaran yang harus diungkap, dan sesuai dengan kondisi yang
ada. Sejarah Indonesia adalah sejarah yang mengungkapkan kehidupan bangsa dan rakyat
Indonesia dalam segala aktivitasnya, baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya.

Sejak awal kemerdekaan, muncul adanya keinginan untuk menulis kembali sejarah Indonesia. Hal
ini dikarenakan adanya kekecewaan terhadap buku-buku pelajaran yang ada di sekolah ketika itu.
Pada umumnya buku-buku yang digunakan, masih merujuk kepa- da buku Stapel, walaupun diberi
judul "Sejarah Indonesia". Buku-buku pelajaran yang ada tidak memenuhi penulisan sejarah yang
Indonesiasentris. Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya kekecewaan terhadap buku-buku
pelajaran yang ada di sekolah ketika itu. Pada umumnya buku-buku yang digunakan, masih
merujuk kepa- da buku Stapel, walaupun diberi judul "Sejarah Indonesia". Buku-buku pelajaran
yang ada tidak memenuhi penulisan sejarah yang Indonesiasentris.

Penulisan sejarah yang bersifat Indonesiasentris harus memenuhi syarat-syarat seba gai berikut.
1) Sejarah yang mengungkapkan sejarah dari dalam", yang menempatkan bangsa Indo-
nesia sebagai pemeran utama.
2) Penjelasan sejarah Indonesia diuraikan secara luas, dengan uraian yang mencakup aspek politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.
3) Erat berhubungan dengan kedua pokok di atas, perlu ada pengungkapan aktivitas dari berbagai
golongan masyarakat, tidak hanya para bangsawan atau kesatria, tetapi juga dari kaum ulama atau
petani serta golongan-golongan lainnya.
4) Untuk menyusun sejarah Indonesia sebagai suatu sintesis, yang menggambarkan proses
perkembangan ke arah kesatuan geopolitik seperti yang kita hadapi dewasa ini, maka prinsip
integrasi perlu dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh integrasi itu dalam masa-masa
tertentu telah tercapai.

Untuk memecahkan persoalan penulisan sejarah yang besar Indonesia sentris, maka diadakanlah
Seminar Sejarah Nasional I pada tanggal 14 sampai dengan 18 Desember 1957 di Yogyakarta.
Seminar ini dilaksanakan melalui Keputusan Menteri Pendidikan Peng- ajaran dan Kebudayaan
tanggal 13 Maret 1957 No. 28201/5. Topik yang dibicarakan dalam seminar tersebut meliputi:
1) konsep filosofis sejarah nasional;
2) periodisasi sejarah Indonesia;
3) syarat penulisan buku pelajaran sejarah nasional Indonesia;
4) pengajaran Sejarah Indonesia di sekolah-sekolah;
5) pendidikan sejarawan;
6) pendidikan dan pengajaran bahan-bahan sejarah.
Pemerintah memiliki kepentingan dalam penyelenggaraan seminar tersebut. Bangsa Indonesia
saat itu belum lama merdeka. Untuk membangun karakter kebangsaan pada diri masyarakat
Indonesia adalah melalui pengajaran sejarah. Oleh karena itu, bagi pemerintah penulisan sejarah
yang Indonesiasentris merupakan suatu keharusan.

4. Bagian dalam Historiografi


Penyajian historiografi pada umumnya memiliki tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Pengantar atau Pendahuluan
Pengantar atau pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan (pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab melalui penelitian), tujuan penulisan, tinjauan pustaka, dan komentar kita mengenai
tulisan orang lain yang karyanya kita jadikan acuan, teori, dan konsep yang dipakai, serta
sistematika penulisan.

b. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan tentang kebolehan dan kepiawaian penulis dalam me- lakukan
penelitian. Tanggung jawab atau tidaknya penulis terletak pada sikap dia untuk
mempertanggungjawabkan catatan dan lampiran yang dipakai. Setiap fakta yang ditulis harus
didukung oleh data.
c. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah
dirumuskan. Pada dasarnya, bahwa kesimpulan bukanlah rangkuman dari isi bab hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai