Anda di halaman 1dari 5

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA


SATUAN PENDIDIKAN : MTS AL-KHOERIYAH
FASE :D
KELAS : 7,8, DAN 9
TAHUN AJARAN : 2023-2024

Elemen Capaian Kompetensi Konten/Materi Tujuan Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Menyimak Peserta didik 1. Menganalisis 1. Fiksi 1. Siswa dapat 2X40
mampu (L3/C4 ) a. Pengertian Fiksi menyebutkan Menit
menganalisis dan 2. Memaknai (Konseptual) pengertian
memaknai (L1/C2) b. Contoh cerita fiksi fiksi
informasi berupa 3. Mengeksplorasi yang dikaitkan 2. Siswa dapat
gagasan, pikiran, (L3/C6) dengan kehidupan menyusun
perasaan, sehari-hari cerita fiksi
4. Mengevaluasi
pandangan, arahan (Metakognetif) yang
(L3/C5)
atau pesan yang 2. Nonfiksi dikaitkan
tepat dari a. Pengertian dengan
berbagai jenis teks Nonfiksi kehidupan
(nonfiksi dan fiksi) (Konseptual) sehari-hari
audiovisual dan b. Perbedaan fiksi 3. Siswa dapat
aural dalam bentuk dan nonfiksi menyebutkan
monolog, dialog, (Metakognetif) pengertian
dan gelar wicara. 3. Monolog nonfiksi
Peserta didik a. Pengertian 4. Siswa dapat
mampu (Konseptual) membedakan
mengeksplorasi dan b. Ciri-ciri monolog cerita fiksi
mengevaluasi (konseptual) dengan
berbagai informasi 4. Dialog nonfiksi
dari topik aktual a. Membaca dialog 5. Siswa dapat
yang didengar. (prosedural) menuliskan
5. Gelar wicara pengertian
a. Manfaat gelar monolog
wicara (konseptual) 6. Siswa dapat
6. Topik Aktual menyebutkan
Menjelaskan mengenai ciri-ciri
topik aktual (konseptual) monolog
7. Siswa dapat
membaca
teks dialog
dengan benar
8. Siswa dapat
menjabarkan
manfaat
gelar wicara
9. Siswa dapat
menerangkan
topik aktual
secara tepat
MODUL AJAR
MADRASAH MTS AL KHOERIYYAH CILAWU
TAHUN PEAJARAN 2023 / 2024

A. INFORMASI UMUM

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia


FASE :D
KELAS : 7,8,dan 9
SEMESTER : 1 (Satu)
ALOKASI WAKTU : 2 X 40 Menit
KOMPETENSI AWAL : Siswa diharapkan memahami cerita fiksi dan nonfiksi
PROFIL PELAJAR PANCASILA : Berfikir kritis
SARANA&SARANA PRASARANA : Infokus, laptop, video pembelajaran dll
TARGET PESERTA DIDIK : digunakan untuk kelas regular, dengan jumlah siswa 43
MODEL PEMBELAJARAN : DL

B. KOMPONEN INTI

TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menyebutkan pengertian fiksi


2. Siswa dapat menyusun cerita fiksi yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari
3. Siswa dapat menyebutkan pengertian nonfiksi
4. Siswa dapat membedakan cerita fiksi dengan nonfiksi
ASESMEN : Asesmen yang digunakan adalah AD Kognetif dan
Asesmen formatif
PEMAHAMAN BERMAKNA : Setelah pembelajaran terkait dengan cerita fiksi dan nonfiksi
siswa diharapkan dapat menerapkan dalam pemecahan masalah
sehari-hari
PERTANYAAN PEMANTIK : Pernakah kamu membuat cerita fiksi dan nonfiksi?
Apakah kamu dapat membedakan cerita fiksi dengan nonfiksi?
KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan - Mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran


- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari
- Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
- Asesmen awal untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dengan
mengadakan tanya jawab tentang cerita fiksi dan nonfiksi.

Kegiatan Inti - Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk fokus saat menyimak
pembacaan cerita fiksi dan nonfiksi
- Guru menayangkan video pembacaan cerita fiksi dan nonfiksi
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyimpulkan cerita
fiksi dan nonfiksi yang disimak dalam video
- Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang telah berani menyimpulkan
cerita dalam video
- Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik terkait materi pembelajaran
- Guru melakukan ice breaking
- Guru memberikan informasi tentang kriteria penilaian menulis cerita fiksi dan
nonfiksi
- Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang perbedaan menulis cerita
fiksi dengan nonfiksi
Diferensiasi produk
• Peserta didik kelompok tinggi dan sedang: membuat cerita fiksi dan nonfiksi
• Peserta didik kelompok rendah: membuat cerita fiksi dan nonfiksi tentang
lingkungan sekitar.

Penutup - Guru meminta peserta didik untuk melakukan refleksi pembelajaran.


Diferensiasi
• Peserta didik yang gemar menulis, membuat refleksi pembelajaran dalam bentuk
tulisan sekreatif mungkin.
• Peserta didik yang gemar berbicara, membuat refleksi pembelajaran dengan lisan
ataupun presentasi ke depan.
- Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan pembelajaran hari ini
- Guru menutup pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk mengucap
syukur.

REFLEKSI
Secara pribadi siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilalui dengan panduan:
1. Apa yang kamu pelajari pada hari ini?
2. Apakah terdapat kendala dalam mengikuti pembelajaran hari ini?
3. Bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran hari ini?

C. LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


Contoh Cerita Fiksi
Pengembala yang Suka Berbohong (The Boy Who Cried Wolf)
Di sebuah desa, hidup seorang bocah lelaki yang riang dengan ayahnya. Ayah anak laki-laki itu memberi tahu dia
bahwa dia sudah cukup umur untuk mengawasi domba ketika mereka merumput di ladang.

Setiap hari, ia harus membawa domba-domba itu ke ladang berumput dan mengawasinya saat mereka merumput.
Namun, bocah itu tidak bahagia dan tidak ingin membawa domba ke ladang.

Dia ingin berlari dan bermain, tidak menonton domba yang membosankan merumput di lapangan. Jadi, dia
memutuskan untuk bersenang-senang.

Dia berteriak, "Serigala! Serigala!" sampai seluruh desa datang berlari membawa batu untuk mengusir serigala
sebelum bisa memakan domba mana pun.

Ketika penduduk desa melihat bahwa tidak ada serigala, mereka bergumam tentang bagaimana bocah itu
membuang waktu mereka.

Keesokan harinya, bocah itu berteriak sekali lagi, "Serigala! Serigala!" dan, sekali lagi, penduduk desa bergegas
ke sana untuk mengusir serigala.

Bocah itu menertawakan ketakutan yang disebabkannya. Kali ini, penduduk desa pergi dengan marah.

Hari ketiga, ketika anak lelaki itu naik ke bukit kecil, tiba-tiba dia melihat serigala menyerang domba-dombanya.

Dia berteriak sekeras yang dia bisa, "Serigala! Serigala! Serigala! ", Tetapi tidak ada satu pun penduduk desa yang
datang untuk membantunya.

Penduduk desa berpikir bahwa dia mencoba membodohi mereka lagi dan tidak datang untuk menyelamatkannya
atau domba-dombanya. Bocah itu kehilangan banyak domba pada hari itu, semua karena kejahilan dan sifatnya
yang suka berbohong.

Contoh Teks Nonfiksi


Kehidupan Pribadi Ir. Soekarno
Ir. Soekarno atau akrab dipanggil Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama
kecilnya Kusno Sosrodihardjo dan wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta. Bung Karno adalah anak dari pasangan
Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Karena sakit-sakitan, Soekarno kecil dirawat kakaknya
bernama Raden Hardjodikromo di Tulungagung. Soekarno kembali tinggal dengan bapak dan ibunya pada 1909 di
Mojokerto.

Di Mojokerto itulah sang ayah ditugaskan sebagai kepala Eerste Inlandse School dan Soekarno pun sekolah
ditempat itu. Sejak tinggal kembali bersama orang tuanya, Soekarno mengganti namanya dari Kusno menjadi
Soekarno agar dirinya tidak sakit-sakitan lagi dan dapat tumbuh dengan sehat. Sejak kecil Soekarno sudah
menjadi anak yang berprestasi bahkan mampu menguasai banyak bahasa. Itulah sebabnya kecerdasan Soekarno
dikenal oleh dunia.

Tahun 1911 Soekarno pindah lagi ke ELS yang setara dengan Sekolah Dasar (SD) yang khusus dipersiapkan
untuk masuk Hogere Burger School (HBS) di Surabaya. Tahun 1915 Soekarno pun menamatkan sekolahnya di
ELS dan kemudian tinggal di rumah sahabat ayahnya, Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto
yang merupakan pendiri Serikat Islam. Sejak itulah Soekarno mulia mengenal dunia perjuangan yang akhirnya
membuatnya sangat ingin berjuang bagi bangsa Indonesia.

Di Kediaman Cokroaminoto, Soekarno muda mulai banyak belajar politik dan banyak berlatih pidato. Di sanalah
Soekarno mulai kenal dan berinteraksi dengan tokoh-tokoh hebat, seperti Dr. Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Merekalah pemimpin organisasi National Indische Partij saat itu.

Bersekolah di HBS memberi banyak pengalaman dan pelajaran bagi Soekarno, hingga akhirnya lulus dan tahun
1921. Setelah itu Soekarno pun kembali pindah tempat tinggal, yakni ke Bandung dan tinggal bersama Haji
Sanusi untuk melanjutkan pendidikannya di Technische Hooge School (THS) jurusan teknik sipil atau kita kenal
sekarang sebagai kampus ITB. Disanalah Soekarno mendapatkan gelar insinyur-nya dengan lulus pada tanggal 25
Mei 1926.

Soekarno diwisuda bersama dengan delapan belas unsur lainnya tepat saat Dies Natalis ITB yang ke-61 pada 3
Juli 1926. Menurut Prof. Jacob Clay Sebagai ketua Fakultas di kampus tersebut menyatakaan kebanggannya
karena ada 3 orang insinyur orang Jawa, Yakni Soekarno, Anwari, dan Soetedjo, dan gelar insinyur dari daerah
lainnya.

Di masa hidupnya, Soekarno telah menikahi sejumlah perempuan, yakni Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi,
Kartini Manopo, Haryati, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar. Atas pernikahannya tersebut, Soekarno dikarunia 11
orang anak. Sebagian keturunan Soekarno pada akhirnya juga ada yang mengikuti jejak sang ayah di dunia politik
Indonesia.

Yakni putrinya yang bernama Megawati Soekarnoputri yang pernah menjabat sebagai presiden ke-5 RI,
Rachmawati Soekarnoputri, dan Sukmawati Soekarnoputri. Putranya yang pertama dengan Fatmawati, Guntur
Soekarnoputra justru tidak terjun ke dunia politik seperti dirinya dan adik-adik perempuannya.

Pengertian Cerita Fiksi


Cerita fiksi adalah sebuah cerita yang bersifat khayalan, rekayasa atau rekaan manusia. Cerita fiksi juga bisa
diartikan sebagai suatu karya berisi kisah yang tidak nyata atau tidak ada bentuk nyatanya.
Contoh cerita fiksi yang kemungkinan kamu kenali adalah novel fiksi. Novel fiksi berisi kisah yang tidak benar-
benar terjadi, sehingga kejadiannya tidak perlu dan tidak bisa diverifikasi kebenarannya.
Pengertian Nonfiksi
Cerita nonfiksi adalah cerita yang dibuat berdasarkan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
(misal, ada saksi mata, rekaman, atau bukti lainnya). Selain cerita, karya tulis nonfiksi juga bisa diartikan sebagai
tulisan yang dibuat berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman.
Contoh tulisan nonfiksi adalah jurnal penelitian, artikel berita, dan laporan kejadian kejahatan. Ketiganya dibuat
berdasarkan penelitian atau kejadian nyata dan tidak mengandung unsur yang dibuat-buat.

Latihan Soal!
1) Setelah membaca cerita fiksi di atas, apa saja kejadian ajaib yang bisa kalian temukan !
2) Setelah membaca cerita nonfiksi di atas, simpulkanlah Riwayat hidup Ir. Soekarno !
3) Sebutkanlah perbedaan cerita fiksi dengan nonfiksi !

PENGAYAAN DAN REMEDIAL :


10-20, (bimbingan individu)
20-50, (penugasan)
lebih dari 50 % (pembelajaran ulang)

BAHAN BACAAN : Koran, majalah, internet


GLOSSARIUM : Fiksi = tidak nyata
Nonfiksi = nyata
Monolog = berbicara di dalam hati
Diferensiasi = proses, cara, perbuatan membedakan; pembedaan

DAFTAR PUSTAKA

Buku teks

Cilawu, 17 Juli 2022

Kepala Madrasah Guru Bahasa Indonesia

Usman, S.Ag Selvy Nurlaeni, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai