Anda di halaman 1dari 12

ANALISI PENGARUH KERANGKA KEBIJAKAN FISKAL UNTUK

MEMPERCEPAT TRANSFORMASI EKONOMI YANG INKLUSIF DAN


BERKELANJUTAN DI INDONESIA PADA TAHUN 2024

Disusun oleh:
Vilda Rizky Oktavia

22804241073

DEPARTEMEN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analisi
Pengaruh Kerangka Kebijakan Fiskal Untuk Mempercepat Transformasi Ekonomi
Yang Inklusif Dan Berkelanjutan Di Indonesia Pada Tahun 2024” dengan tepat
waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai harapan.

Penulisan dari makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekonomika Makro 1 yang diampu oleh Bapak Dr. Maimun Sholeh, M.Si. Selain
itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk membantu memberikan
informasi tentang Pengaruh Kerangka Kebijakan Fiskal Untuk Mempercepat
Transformasi Ekonomi Yang Inklusif Dan Berkelanjutan Di Indonesia Pada
Tahun 2024.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Maimun Sholeh, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomika Makro yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 5 Juni 2023

Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era digital seperti sekarang ini, gadget menjadi salah satu barang yang
mutlak dimiliki oleh semua orang terutama siswa maupun mahasiswa.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa penggunaan
ponsel pintar atau smartphone mencapai 167 juta orang atau 89 persen dari
total penduduk Indonesia. Gadget menjadi barang yang wajib dimiliki karena
melalui gadget kita bisa mencari informasi melalui internet, berkomunikasi
dengan orang lain, dan eksis di media sosial. Selain itu, gadget juga bisa
digunakan untuk bermain game, mendengarkan musik, dan menonton film.
Penggunaan gadget tentu memiliki dampak positif seperti memudahkan
mencari sumber informasi, menjalin interaksi terhadap teman maupun
keluarga dengan mudah, dan dapat menambah wawasan. Tentu saja bahwa
semua yang memiliki dampak positif pasti mempunyai dampak negatif,
begitu juga dengan gadget. Dampak negatif yang diakibatkan oleh
penggunaan gadget yaitu kurangnya waktu interaksi secara langsung,
menurunnya kualitas interaksi secara langsung, mengalami disfungsi sosial,
dan Kurangnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Pengaruh penggunaan
gadget juga berdampak pada lingkungan sekolah maupun kampus saat
kegiatan belajar mengajar. Mahasiswa maupun siswa banyak
menyalahgunakan gadget di luar kepentingan pembelajaran seperti main
game, membuka media sosial, dan lain-lain. Hal tersebut tidaklah pantas
dilakukan karena dianggap tidak menghargai pendidik yang menyampaikan
materi pembelajaran.
Intoleran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBII) adalah tidak
tenggang rasa, tidak toleran. Jadi intoleransi adalah sebuah paham atau
pandangan yang mengabaikan seluruh nilai-nilai dalam toleransi yaitu
perasaan empati kepada orang atau kelompok lain yang berasal dari
kelompok, golongan, atau latar belakang yang berbeda. Sehingga
penyalahgunaan penggunaan gadget ketika di sekolah maupun kampus
termasuk kedalam perilaku intoleran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan yang timbul akibat dari penggunaan gadget yang
tidak bertanggung jawab?
2. Apa saja yang menjadi penyebab dari penyalahgunaan gadget itu sendiri?
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan penggunaan gadget yang tidak
sesuai aturannya?

C. Tujuan
Dari Studi Kasus “Pengaruh Penggunaan Gadget yang menyebabkan sikap
intoletansi pada mahasiswa “
1) Mengetahui kasus serta faktor dari penggunaan gadget yang menyebabkan
sikap intoleran pada mahasiswa.
2) Mengusulkan solusi untuk mengatasi sikap intoleransi pada mahasiswa yang
disebabkan oleh gadget.
PEMBAHASAN
A. Analisis Permasalahan
Permasalahan yang sering timbul akibat kemajuan teknologi terutama terkait
gadget adalah penyalahgunaan gadget pada siswa maupun mahasiswa. Kerap
kali ditemukan siswa maupun mahasiswa yang justru memainkan ponselnya
ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Hal tersebut tentunya
bukanlah sikap seorang pelajar yang baik. Penyalahgunaan gadget ketika
pembelajaran berlangsung ini disebabkan karena konsentrasi siswa maupun
mahasiswa terpecah. Jadi, mereka bukannya fokus ke pembelajaran namun
justru memikirkan ponsel mereka.

Penggunaan gadget saat pembelajaran di kelas dapat memiliki pengaruh


negatif terhadap perilaku intoleran pada mahasiswa. Berikut adalah analisis
permasalahan yang mungkin timbul:

1. Perhatian yang teralihkan


Penggunaan gadget atau smartphone dapat menjadi sumber distraksi yang
besar di dalam kelas. Mereka mungkin cenderung teralihkan oleh pesan,
notifikasi, atau aplikasi yang tidak terkait dengan pembelajaran. Akibatnya,
mereka tidak dapat sepenuhnya terlibat dalam proses pembelajaran yang
sedang berlangsung, bahkan dapat mengganggu konsentrasi dan interaksi
antara dosen dengan rekan sekelas apabila mereka tidak men-silent gadget
mereka. Ketika mereka tidak fokus pada pembelajaran, mereka mungkin
menunjukkan perilaku intoleran seperti tidak menghargai pendapat orang lain
atau mengabaikan pandangan yang berbeda.
2. Interaksi sosial menurun
Penggunaan gadget di kelas, dapat menurunkan interaksi sosial antar
mahasiswa dan menghambat interaksi dosen kepada mahasiswa. Komunikasi
melalui media sosial tidak memiliki nilai verbal atau nonverbal yang penting
dalam membangun pemahaman, toleransi dan menghargai orang lain. Kurang
interaksi sosial secara langsung karena penggunaan gadget di dalam kelas
dapat memperkuat stereotip dan intoleransi.
3. Ketidaksesuaian etika digital
Mahasiswa mungkin tidak sepenuhnya menyadari etika digital yang harus
diterapkan saat menggunakan gadget di dalam kelas. Mereka mungkin tidak
menyadari bahwa penggunaan perangkat terus-menerus, mengganggu teman
sekelas, atau perilaku mengganggu lainnya adalah perilaku yang tidak pantas.
Hal ini dapat menimbulkan ketegangan antar siswa dan mempengaruhi
hubungan sosial di dalam kelas. Saat frustrasi, mereka mungkin menunjukkan
perilaku tidak toleran terhadap individu atau kelompok tertentu.

B. Penyebab Penyalahgunaan Gadget


Menurut penelitian yang dilakukan Usni Dwi Ambarwaty (2018) alumni
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat tiga faktor yang
menjadi penyebab penyalahgunaan gadget pada remaja, yaitu rendahnya
kontrol diri, kesepian, dan sensation seeking behavior.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol diri yang rendah mengakibatkan
seseorang tidak mampu mengendalikan perilakunya ketika menggunakan
gadget. Semakin rendah kontrol diri seseorang, semakin tinggi tingkat
kecanduan terhadap gadget. Selain kontrol diri, kesepian menjadi faktor lain
yang menyebabkan seseorang menyalahgunakan gadget. Semakin tinggi rasa
kesepian seseorang, semakin tinggi tingkat kecanduannya. Seseorang yang
kesepian cenderung untuk berbicara lebih sedikit, mereka menghabiskan
sedikit waktu untuk melakukan aktivitas sosial dan lebih banyak waktu
sendirian. Karena kesepian, seseorang enggan berkomunikasi secara tatap
muka, mereka cenderung berinteraksi dengan orang lain melalui gadget.
Penyebab ketiga adalah sensation seeking behavior, yaitu kecenderungan
seseorang untuk melakukan sesuatu karena mencari sensasi melalui
pengalaman yang bervariasi, baru, dan kompleks. Semakin sering seseorang
menunjukkan sensation seeking behavior, semakin tinggi tingkat
kecanduannya terhadap gadget.
Karena faktor sensation seeking behavior, tidak jarang seseorang
menggunakan gadget pada saat menjalankan aktivitas lain. Seperti saat
didalam kelas, mengemudi, berjalan, menyebrang, atau menunggu
transportasi umum hingga mengalami kecelakaan.

C. Cara Mengatasi Penyalahgunaan Gadget


Penting untuk memahami dampak negatif penggunaan gadget dan
mempromosikan penggunaan yang bijaksana untuk menjaga perilaku
mahasiswa tetap inklusif, toleran, dan membangun pemahaman yang lebih
luas terhadap perbedaan individu.
Oleh karena itu, sebagai pelajar yang baik sebaiknya kita harus fokus ketika
proses belajar mengajar sedang berlangsung sehingga materi pembelajaran
yang disampaikan oleh pengajar dapat kita terima dengan baik. Berikut ini
cara mengatasi penyalahgunaan gadget, yaitu :

1. Membuat kebijakan penggunaan gadget di kelas : Buat kebijakan yang


jelas mengenai penggunaan gadget di dalam kelas. Aturan ini harus
mencakup kapan dan dalam kondisi apa gadget boleh digunakan, serta
konsekuensi dari pelanggaran aturan tersebut.
2. Buat siswa menjadi aktif: Ciptakan aktivitas pembelajaran di mana
mahasiswa berpartisipasi secara aktif, seperti diskusi kelompok, proyek
kolaboratif, atau tugas kreatif. Dengan demikian, siswa lebih terlibat
dalam proses pembelajaran dan memiliki waktu luang yang lebih sedikit
untuk menggunakan gadget.
3. Buka komunikasi dengan siswa: Dosen atau pengajar menciptakan
komunikasi terbuka dengan siswa tentang pentingnya fokus dan
konsentrasi di kelas. Diskusikan bersama mereka mengenai dampak
negatif dari penyalahgunaan gadget dan ajak mereka untuk bekerja sama
dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik.
PENUTUP
A. SARAN
Adanya perkembangan teknologi ini membawa pengaruh positif dan juga
negatif dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang sudah dibahas di atas bahwa
penggunaan gadget akibat dari perkembangan teknologi membawa kita ke arah
positif tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa gadget bisa membawa kita ke
arah negatif. Namun, saat ini manusia lebih menyepelekan banyak hal karena
adanya gadget, hal tersebut menjadi salah satu dampak negatif dari gadget.
Perkembangan teknologi yang pesat, seperti adanya gadget ini harusnya bisa
membuat kita lebih mudah untuk beraktifitas. Jika penggunaan gadget ini
digunakan untuk keperluan hal-hal yang menyebabkan intoleransi sudah pasti
perkembangan teknologi tidak akan bisa diambil manfaatnya. Selain merupakan
sikap intoleran, penggunaan gadget yang berlebihan juga bisa menyebabkan
ketergantungan yang berdampak tidak baik pada kesehatan. hal tersebut juga
harus diperhatikan.
Sikap intoleran akibat dari penggunaan gadget sebenarnya bisa kita ubah
mulai dari diri kita sendiri. Dimana kita sebagai mahasiswa harus bisa memberi
contoh menggunakan gadget sebagaimana mesti untuk manfaat yang ada. Jika
dari dalam diri kita sendiri sudah memiliki niat untuk mengubah kebiasaan buruk
tersebut, nanti kedepannya akan lebih mudah untuk berkumpul bersama. hal
tersebut juga mengacu pada sebuah pilihan yang kita pilih. pada saat perkuliahan
berlangsung kita diberi pilihan untuk mendengarkan atau bermain gadget, jadi
kita harus bisa bijak dalam menentukan sebuah pilihan.
Tidak hanya mahasiswa yang bertanggung jawab penuh, melain dosen juga
memiliki peranan yang penting dalam mengubah kebiasaan penyalahgunaan
gadget di kelas. Beberapa dosen mungkin melarang mahasiswanya untuk bermain
gadget selama perkuliahan berlangsung. Namun, dosen yang memberi kebebasan
dan tidak memperdulikan hal tersebut membuat mahasiswa menyepelekan
pembelajaran di kelas. Hal inilah yang membuat mahasiswa menjadi tidak
khawatir jika bermain gadget saat kelas berlangsung. Maka dari itu, seorang dosen
maupun pihak kampus seharusnya memberikan kebijakan yang tegas kepada
mahasiswa terkait etika didalam kelas agar mahasiswa tidak menyalahgunakan
gadget dan dapat menghargai dosen yang sedang mengajar dikelas.
Untuk mengatasi intoleran akibat gadget, diperlukan kerjasama. Tidak bisa
hanya salah satu saja yang mengubah sebuah kebiasaan. Perlu adanya sebuah
dukungan agar kebiasaan buruk tersebut bisa menjadi kebiasaan baik. Dan
perkembangan teknologi seperti gadget ini dapat digunakan dengan baik dan
mendapatkan manfaatnya

B. KESIMPULAN

Berdasarkan laporan ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan gadget yang tidak bertanggung jawab oleh siswa dan


mahasiswa dapat menyebabkan sikap intoleran. Penyalahgunaan gadget di
kelas dapat mengganggu konsentrasi, mempengaruhi interaksi sosial, dan
mengurangi fokus belajar.
2. Penyalahgunaan gadget pada mahasiswa dapat disebabkan oleh
pengendalian diri yang buruk, timbulnya rasa kesepian, dan perilaku mencari
sensasi. Faktor-faktor ini dapat memicu kecanduan terhadap gadget dan
menyebabkan penggunaan yang tidak sesuai aturan.
3. Diperlukan pendekatan holistik untuk mengatasi penyalahgunaan gawai.
Mahasiswa harus memiliki kesadaran dan kontrol diri yang baik saat
menggunakan gadget. Dosen dan pihak kampus juga memiliki peran penting
dalam menetapkan kebijakan yang tegas terkait penggunaan gadget di kelas.
Selain itu, diperlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak untuk
mempromosikan penggunaan gadget yang bijaksana.
4. Perkembangan teknologi termasuk perangkat dapat memberikan dampak
positif dan negatif dalam kehidupan sehari-hari. Penting untuk mengenali dan
menangani efek negatif dari perkembangan teknologi tersebut termasuk sikap
intoleransi, yang dapat timbul dari penggunaan gadget yang tidak
bertanggung jawab.

Dengan kesadaran, pengendalian diri, dan kerjasama yang baik, penyalahgunaan


gadget dan intoleransi yang muncul dapat dikurangi, sehingga dapat menciptakan
lingkungan belajar yang lebih inklusif, toleran, dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai