KELOMPOK 3
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas Makalah Akuntansi Forensik dan Investigasi Fraud yang berjudul
“PENELUSURAN ASET DAN PEMULIHAN KERUGIAN” dengan baik.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari peran teman – teman kelas dan
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Forensik dan Investigasi Fraud dalam
pembuatan makalah ini.
23 Mei 2022
Penulis
PENELUSURAN ASET DAN PEMULIHAN KERUGIAN
PENELUSURAN ASET
Informasi mengenai aset yang disembunyikan dapat diperoleh dari sumber-sumber
berikut :
1. Laporan transaksi keuangan yang mencurigakan (suspicious transaction reports) dan
transaksi keuangan tunai (cash transaction reports) yang dikirim penyedia jasa
keuangan ke PPATK.
2. Informasi yang diperoleh dari kerjasama dengan lembaga-lembaga luar negeri.
3. Informasi dari orang-orang yang mengkhususkan diri pada perburuan harta haram
seperti Goerge Aditjondro.
4. Informasi dari badan-badan pemerintah yang memberikan informasi terkait dengan
kepemilikan aset pihak-pihak yang terlibat korupsi;
5. Orang dalam yang dekat dengan pelaku koruptor;
6. Informasi yang terungkap setelah terjadi persengketaan perebutan harta antara
anggota keluarga.
7. Mengetahui kebiasaan etnik terkait dengan pengelolaan kekayaan yang diperoleh.
8. Mengamati gaya konsumsi yang tidak biasa karena mendadak punya uang banyak
dari hasil kejahatan.
9. Informasi yang terdapat pada iklan kematian, contoh informasi perusahaan yang
memberikan ucapan belasungkawa mungkin saja merupakan perusahaan anak
yang tidak diungkapkan;
PEMULIHAN KERUGIAN
Pemulihan kerugian merupakan proses mengubah aset yang sudah ditemukan
lewat penelusuran aset menjadi aset untuk diserahkan kepada pihak yang
dimenangkan dalam penyelesaian sengketa. Proses ini baik di di dalam maupun di luar
negeri, antara lain meliputi penyelidikan (search) atas bukti-bukti mengenai kepemilikan
harta, pembekuan atau pemblokiran rekening di perbankan dan lembaga keuangan
lainnya, dan penyitaan. Karena seringkali para koruptor menyembunyikan harta
jarahannya di luar negeri, maka penting bagi setiap negara untuk membuat perjanjian
dengan negara-negara tujuan koruptor dalam menyembunyikan harta jarahannya
seperti perjanjian ekstradisi dan mutual legal agreement.