Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENELUSURAN ASET DAN PEMULIHAN KERUGIAN

 KELOMPOK 3

Fhadly Rahim A031191143

Fitrah Perdana Maulia B. A031191174

Fransisco Valdino R A031191002

Jihan Hulwah Syahrin A031191043

Kezia Gabriella Yonathan A031181020

Wandy Sito Andilolo A031191080 

DEPARTEMEN AKUNTANSI 
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas Makalah Akuntansi Forensik dan Investigasi Fraud yang berjudul
“PENELUSURAN ASET DAN PEMULIHAN KERUGIAN” dengan baik.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari peran teman – teman kelas dan
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Forensik dan Investigasi Fraud dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan.


Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami mengenai
Akuntansi Forensik dan Investigasi Fraud.

23 Mei 2022

Penulis
PENELUSURAN ASET DAN PEMULIHAN KERUGIAN

Penelusuran aset (asset tracing) dan pemulihan kerugiannya (loss recovery)


merupakan bagian penting bagi praktik forensik di kantor-kantor akuntan dan di
Perusahaan Internasional yang berkecimpung dalam penelusuran aset (international
asset-recovery firm), seperti Kroll & Associates, Pinkerton, dan Interclaim.
Pemberantasan korupsi sering kali memberi kesan bahwa satu-satunya tujuan
investigasi adalah menjebloskan pelaku ke penjara. Kesan lain adalah
ketidakkonsistenan atau kebingungan: siapa yang mau diseret ke meja hijau, apakah
kita mau menjebloskan pelaku ke penjara atau mau mendapatkan kembali kerugian
yang telah diderita negara, atau retorika, penjarakan dan sita hartanya?. Ini semua
berakhir dengan membebaskan pelakunya (bahkan memberinya kedudukan terhormat
dalam sejarah pembangunan bangsa) dan membiarkan keluarga dan kroninya
menikmati dan mewariskan harta negara kepada anak-cucunya. Di Indonesia, kita
dapat melihat kasus bantuan untuk penyelamatan krisis keuangan 1997-1998,
diantaranya berupa Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Penelusuran aset ini sangat diperlukan ketika pelaku TPK atau pihak yang harus
membayar tuntutan ganti rugi sengaja menolak membayar dan menyembunyikan
hartanya sehingga tidak dapat dirampas untuk negara atau dikenakan penyitaan. Pada
kasus-kasus dimana pelaku dengan inisiatif sendiri melunasi tuntutan ganti rugi ini,
penelusuran aset tidak diperlukan.
Penelusuran aset diharapkan membawa penyelidik, penyidik, atau penuntut
kepada informasi di mana harta itu disembunyikan. Ini tidak serta merta bahwa kerugian
dapat dipulihkan. Kalau harta yang disembunyikan berada di Indonesia, maka masih
perlu ada proses hukum seperti pembuktian mengenai hak kepemilikan atas harta
tersebut. Kalau hartanya berada di luar Indonesia, maka masalahnya menjadi lebih
kompleks.

AUTOKRAT DAN KLEPTOKRAT


Koruptor terbesar di dunia, yang umumnya autokrat (diktator) mempunyai
beberapa kesamaan, yaitu mereka adalah pemimpin politik, presiden, atau perdana
menteri dengan kekuasaan yang sangat besar. Mereka menguasai semua unsur trias
politika. Pers dan oposisi dibungkam atau dihabisi dengan alasan keamanan negara.
Kaum kleptokrat memiliki kesamaan lain, yaitu mereka menyimpan jarahan mereka di
luar negeri, di tempat yang mereka persepsikan aman. Harapannya ialah jarahan ini
tetap dapat dinikmati sanak keluarga dan para kroni ketika mereka meninggal. Korupsi
merupakan opportunity cost untuk program kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
rakyat, keamanan negara dan lain-lain.

TAKSIRAN NILAI JARAHAN


Beberapa taksiran dilakukan untuk memperkirakan nilai jarahan yang dilakukan
oleh koruptor di dunia dalam bentuk rentang tertinggi dan terendah.
1. 2% s.d 5% dari GDP global (Camdessus 1998) atau US$800 miliar sampai US$ 2
triliun dari segala macam tindakan melawan hukum.
2. US$3,4 triliun angka tertinggi (diukur oleh Router dan Trauman 2004). Angka ini
didasarkan pada perekonomian yang tidak teramati (the unobserved economy) yang
merupakan definisi yang luas untuk kegiatan sah (legal activities) serta kegiatan
melawan hukum diluar GDP 21 negara OECD berdasarkan Schneder dan Ernste
(2000) dan Schenider (2002).
3. USS$20 miliar sampai US$40 miliar (2001 nyanga declaration). Ini adalah taksiran
aset yang dijarah pemimpin korup dari negara-negara miskin, khususnya di Afrika,
yang disimpan di luar negara mereka.
4. US$500 miliar dalam kegiatan kriminal, US$20 miliar sampai US$40 miliar uang
hasil korupsi, dan US$500 miliar dalam penyelundupan pajak per tahun (Baker 2003
dan lain-lain 2005). Jumlah total melampaui US$ 1 triliun, separuhnya dari negara
berkembang dan negara yang baru meningkat dari perekonomian berkembang
(transition economies).
5. 25% dari GDP negara-negara Afrika hilang dikorupsi setiap tahunnya, atau US$148
miliar (U4 anti-corruption center 2007).
StAR DALAM BERITA
Bank dunia mengajak Kejaksaan agung bergabung dalam prakarsa StAR (stolen
asset recovery) yang dibentuk pada tanggal 18 September 2007. Prakarsa StAR
tersebut bertujuan untuk mendesak negara-negara kaya mengembalikan aset hasil
korupsi dan mendorong negara-negara berkembang menginvestasikan dana tersebut
ke program sosial dan pemberantasan kemiskinan. Bank Dunia pada tanggal 19
September 2007 memberikan data kekayaan mantan presiden Soeharto di luar negeri.
Menanggapi prakarsa StAR, ketua pusat kajian anti korupsi fakultas hukum (FH)
Universitas Gajah Mada UGM Yogyakarta, Denny Indrayana menekankan pemerintah
Indonesia seharusnya bersikap tegas untuk mengejar aset-aset rakyat yang masuk
dalam harta kekayaan Pak Harta. Kalaupun sekarang sudah digagas oleh PBB dan
Bank Dunia, Denny menyayangkan kelambanan pemerintah dalam penyelesaian
pengembalian kekayaan negara tersebut. Pemerintah ini relatif jalan ditempat, relatif
tidak bergerak.

PELAJARAN DARI KASUS MARCOS


Ferdinand Marcos adalah mantan presiden Filipina yang terkenal korup. Hal-hal
yang yang dapat dipelajari dari kasus Marcos adalah :
1. Sesuai dengan ungkapan Lord Acton mengenai kekuasaan cenderung mendorong
korupsi, dan kekuasaan yang mutlak menyebabkan korupsi secara mutlak pula.
Tidak terdapat check and balance dalam tatanan kelembagaan pada masa
pemerintahan Marcos, upaya untuk mewujudkan check and balance diatasi dengan
cara kekerasan.
2. Pencarian harta haram memakan waktu yang lama dengan proses yang berjalan
lambat (mencapai 20 tahun).
3. Pemilik dan pewaris berusaha mencuci kekayaan haram mereka. Sementara itu elit
politik dan presiden-presiden pengganti sang diktator juga melakukan korupsi dan
disibukkan dengan drama politik.
4. Pemerintah harus mendemonstrasikan kesungguhannya dalam menelusuri (dan
memulihkan) harta-harta haram dengan membentuk Presidential Commission on
Good Government (PCGG).
5. Karena harta Marcos tersembunyi rekaan mengenai jumlah pastinya sering kali
menjadi mengada-ada dan terlalu fantastis, apalagi jika yang mereka-reka tersebut
memiliki kepentingan pribadi.
6. Karena berbagi pertimbangan kroni di masa kejayaan Marcos menjadi pembocor
informasi.
7. Meskipun ada keterangan yang berbeda-beda dari para saksi ada konsistensi
mengenai informasi tertentu.
8. Dengan banyaknya kerjasama antar negara, membuat makin sulit bagi keluarga
diktator untuk mentransfer dana-dana dari rekening bank yang sudah
diidentifikasikan sebagai penampung hasil dari kegiatan yang dikriminalisasikan.
9. Pemerintah-pemerintah berikutnya senantiasa antusias mengumumkan upaya
mengejar harta karun sang kleptokrat sebelumnya. Ini umumnya bagian dari janji –
janji kampanye atau taktik menghadapi demonstran yang marah dan anarkis.
Namun semangat itu surut dengan berjalannya waktu.
10. Selalu ada orang-orang idealis kalau pemerintah berdiam diri.
11. Kelompok-kelompok mayoritas terdiri dari mereka yang mengharamkan penjatuhan
hukuman kepada mantan kepala negara dengan alasan apapun.

PENELUSURAN ASET
Informasi mengenai aset yang disembunyikan dapat diperoleh dari sumber-sumber
berikut :
1. Laporan transaksi keuangan yang mencurigakan (suspicious transaction reports) dan
transaksi keuangan tunai (cash transaction reports) yang dikirim penyedia jasa
keuangan ke PPATK.
2. Informasi yang diperoleh dari kerjasama dengan lembaga-lembaga luar negeri.
3. Informasi dari orang-orang yang mengkhususkan diri pada perburuan harta haram
seperti Goerge Aditjondro.
4. Informasi dari badan-badan pemerintah yang memberikan informasi terkait dengan
kepemilikan aset pihak-pihak yang terlibat korupsi;
5. Orang dalam yang dekat dengan pelaku koruptor;
6. Informasi yang terungkap setelah terjadi persengketaan perebutan harta antara
anggota keluarga.
7. Mengetahui kebiasaan etnik terkait dengan pengelolaan kekayaan yang diperoleh.
8. Mengamati gaya konsumsi yang tidak biasa karena mendadak punya uang banyak
dari hasil kejahatan.
9. Informasi yang terdapat pada iklan kematian, contoh informasi perusahaan yang
memberikan ucapan belasungkawa mungkin saja merupakan perusahaan anak
yang tidak diungkapkan;

PEMULIHAN KERUGIAN
Pemulihan kerugian merupakan proses mengubah aset yang sudah ditemukan
lewat penelusuran aset menjadi aset untuk diserahkan kepada pihak yang
dimenangkan dalam penyelesaian sengketa. Proses ini baik di di dalam maupun di luar
negeri, antara lain meliputi penyelidikan (search) atas bukti-bukti mengenai kepemilikan
harta, pembekuan atau pemblokiran rekening di perbankan dan lembaga keuangan
lainnya, dan penyitaan. Karena seringkali para koruptor menyembunyikan harta
jarahannya di luar negeri, maka penting bagi setiap negara untuk membuat perjanjian
dengan negara-negara tujuan koruptor dalam menyembunyikan harta jarahannya
seperti perjanjian ekstradisi dan mutual legal agreement.

Anda mungkin juga menyukai