Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM ENDOKRIN, PENCERNAAN, PERKEMIHAN


DAN IMUNOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A DI RUANGAN INTERNE DENGAN


KETOASIDOSIS DIABETIK

DOSEN PEMBIMBING : Ns. IDA SURYATI M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. SALMAN ALFAREZI 7. TESSA JULIYA


( 2120242077 ) ( 2120242083 )
2. SALSADILLA ALFITRI 8. TINGSIA RAHMA AGUSTI
( 2120242078 ) ( 2120242084 )
3. SEFRILA ( 2120242079 ) 9. UMMY RAUDHATUL KARIM
( 2120242085 )
4. SEPIA PUTRI P.S 10. VIVIA JOVANCHA
( 2120242080 ) ( 2120242086 )
5. SILVANNY AMELIA PUTRI 11. YULIA SAFITRI
( 2120242081 ) ( 2120242087 )
6. SRI ERFINA WAHYUNI 12. ZAHRA RAHMALA
( 2120242082 ) ( 2120242088 )

PRODI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TP. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT yang telah memberikan saya kesempatan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun tujuan adari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Keperawanan Dewasa dengan dosen Ibu Ns. Ida Suryati, M.Kep
Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan untuk kami sebagai penulis serta
menambah pengetahuan untuk para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Ida Suryati,M.Kep Keperawatan Dewasa yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni pada perkuliahan kami di Universitas Perintis Indonesia ini.

Kami menyadari, makalah yang kami ketik ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini

Bukittinggi, 22 Mei 2023

Kelompok 4
KASUS

Pasien : Ny. A ( 48 thn ) , No,RM : 2011910, IRT , Islam , Minang, P. Jawab : Tn.D ( 52
thn , suami ) , PNS , guguak panjang, Bukittinggi . Klien masuk melalui IGD pada tgl 20 Mei
2023 jam 10.00 WIB dengan keluhan badan terasa lemah dan sakit kepala , nyeri abdomen ,
penglihatan kabur dan ektremitas terasa kebas , mual ( + ) , muntah ( + ) . Pasien riwayat DM 6
bln yg lalu dan sudah 2 kali di rawat dgn penyakit yg sama , ia mengatakan tidak menyuntikan
insulin 2 minggu belakangan ini , gejala dirasakan 5 hari yg lalu namun dibawa lalu saja .

Klien dirawat di ruang interne , saat dilakukan pengkajian pd tgl 21 Mei 2023 jam 08.00
didapatkan data TD : 90/70 , N : 80 , P : 24, berbau aseton , cekat dan dangkal , S : 38,5c .Klien
mengatakan nyeri ulu hati , tidak nafsu makan , klien hanya mampu makan 3 sendok dari porsi
yang disediakan. Klien terlihat lemah dan terkadang gelisah, meringis memegangi perutnya ,
skala nyeri 6, BB 40 Kg (turun 5 Kg dari sebelum sakit).

Pada pemeriksaan fisik kepala : rambut kotor, berbau, lepek/berminyak,tidak ada bekas
luka. Badan berbau, mulut berbau, gigi kurang bersih dan lidah tampak bercak putih. Mata :
konjungtiva anemis (pucat) Simetris kiri dan kanan, Sklera tidak ikhterik kiri dan kanan, tidak
ada oedema palpebra, Pupil: reflek cahaya (+) kiri dan kanan, diameter 2 mm isokor, fungsi
penglihatan baik. Hidung simetris kiri dan kanan, bersih, polip tidak ada, cuping hidung tidak
ada, fungsi penciuman baik, Telinga simetris kiri dan kanan, Serumen tidak ada, Penggunaan alat
bantu tidak ada, Fungsi pendengaran baik, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe , JVP tidak ada peningkatan (1 cm), denyut karotis teraba jelas.
Paru-paru simetris kiri dan kanan, pengembangan dada sama kiri dan kanan, warna kulit normal
dan tidak ada lesi, getaran tactil vremitus sama kiri dan kanan, perkusi resonan, suara nafas
vesikuler, tidak terdapat suara tambahan. Jantung tidak terdapat pembengkakan, tidak terdapat
peradangan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan redup, bunyi jantung normal, tidak ada murmur
dan tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk simetris, permukaan perut normal, tampak
halus dengan kontur datar, tidak ada asites dan penonjolan, klien tampak memegangi perutnya,
bising usus 21x/i nyeri tekan pada , timpani,. Punggung warna kulit normal, tidak ada lesi, tidak
ada hematoma dan tidak terdapat jejas. Genitalia lengkap, tidak terpasang kateter, Integumen :
warna kulit sawo matang, tekstur elastic, kulit kering, akral hangat.
Klien memiliki kebiasaan suka makan junkfood. Saat ini klien makan dengan MB ,orang
tua dan keluarga tidak pernah memiliki penyakit yang sama dan tidak ada penyakit keturunan
dan menular lainnya. Hasil pemeriksaan labor tanggal 20 mei 2023 KGD puasa 300 mg/dl,
Therapy : insulin lantus 6 unit 3 x 1 sesudah makan, Infus RL 20 tetes/menit. Saat dirawat klien
tetap menjalankan ibadahnya walau hanya sholat sambil berbaring. Klien alergi jika makan
seafood. Klien susah diajak berkomunikasi karena sangat lemah Klien tampak cemas dengan
kondisi penyakitnya dan berharap bisa sembuh kembali.
FORMAT PENGKAJIAN

Tgl/jam MRS : 20 Mei 2023, 10.00 WIB


Ruangan : Interne
No RM : 2011910
DX.Medis : Ketoasidosis diabetic
Tgl/jam pengkajian : 21 mei 2023, 08.00 wib
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. A
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku / bangsa : minang , Indonesia
Bahasa : minang , Indonesia
Pendidikan : S1 PGSD
Pekerjaan : IRT
Status : kawin
Alamat : guguak panjang, bukittinggi

Penanggung jawab : suami


Nama : Tn. D
Usia : 52 tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : guguak panjang , bukittinggi
B. ALASAN MASUK
Klien masuk melalui IGD pada tgl 20 Mei 2023 jam 10.00 WIB dengan keluhan
badan terasa lemah, sakit kepala , nyeri abdomen , penglihatan kabur dan
ektremitas terasa kebas , mual ( + ) , muntah ( + )
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan nyeri ulu hati , tidak nafsu makan , klien hanya mampu makan
3 sendok dari porsi yang disediakan. Klien terlihat lemah dan terkadang gelisah,
meringis memegangi perutnya , skala nyeri 6. TD : 90/70 , N : 80 , P : 24, berbau
aseton , cekat dan dangkal , S : 38,5C.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan pernah dirawat 6 bulan yang lalu dengan penyakit DM

OBAT DOSIS
Lantus 4 unit 3 x 1 , sesudah makan
Metformin 2 x 500 mg
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Orang tua dan keluarga tidak pernah memiliki penyakit yang sama dan tidak ada
penyakit keturunan dan menular lainnya.
F. PEMERIKSAAN FISIK

Tanda vital TD : 90/70 Mmhg


N : 80
P : 24
S : 38,5 C
Kepala Rambut kotor, berbau, lepek/berminyak,
tidak ada bekas luka
Badan berbau, mulut berbau, gigi kurang
bersih dan lidah tampak bercak putih
Mata konjungtiva anemis (pucat) Simetris kiri
dan kanan, Sklera tidak ikhterik kiri dan
kanan, tidak ada oedema palpebra reflek
cahaya (+) kiri dan kanan, diameter 2 mm
isokor, fungsi penglihatan baik.
Hidung simetris kiri dan kanan, bersih, polip tidak
ada, cuping hidung tidak ada, fungsi
penciuman baik
Mulut Mukosa bibir kering, gigi lengkap tidak ada
pendarahan rahang dan gusi, gigi kurang
bersih dan lidah tampak bercak putih. Tidak
ada lesi dan stomatitis.
Telinga simetris kiri dan kanan, Serumen tidak ada,
Penggunaan alat bantu tidak ada, Fungsi
pendengaran baik.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak adapembengkakan kelenjar limfe ,
JVP tidak ada peningkatan (1 cm),
denyut karotis teraba jelas
Dada Melihat bentuk dan ukuran dada, warna
kulit pada dada Tektil fremitus,
ekspansi dada Jantung tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat
peradangan, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan redup, bunyi jantung
normal, tidak ada murmur dan tidak ada
suara tambahan.
Payudara Simetris kiri kanan, kulit baik, tidak ada
kemerahan dan ulkus. Tidak ada
benjolan, dan nyeri tekan
Abdomen bentuk simetris, permukaan perut
normal, tampak halus dengan kontur
datar, tidak ada asites dan penonjolan,
klien tampak memegangi perutnya,
bising usus 21x/i nyeri tekan pada ,
timpani,. Punggung warna kulit normal,
tidak ada lesi, tidak ada hematoma dan
tidak terdapat jejas
Punggung Punggung warna kulit normal, tidak ada
lesi, tidak ada hematoma dan tidak
terdapat jejas.
Genitalia Genitalia lengkap, tidak terpasang
kateter
Ekstremitas Tidak ada kecacatan
Tangan kiri terpasamng infus RL 20 tts/
menit
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
KGD Puasa : 300 mg/dl
H. THERAPY
Lantus 6 unit 3 x1 , sesudah makan
Metformin 2 x 500mg
Inj Ranitiden 2 x 1gr
Paracetamol tab 2 x 500mg
Antasida doen tab 3 x1 , sebelum makan
Curcuma 3 x 1 tab
Ivfd RL 20 tts / menit
I. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEP INTERVENSI KEP


1 Resiko defisit nutrisi d/d Manajemen nutrisi
keengganan untuk makan Observasi
 Identifikasi status nutris
Setelah dilakukan intervensi  Identifikasi alergi dan intoleransi
keperawatan makanan
2 x 24 jam diharapkan status nutrisi  Identifikasi makanan yang di
membaik dengan kriteria hasil : sukai
 Porsi makanan yang  Identifikasi kebutuhan kalori dan
dihabiskan meningkat jenis nutrient
 Nafsu makan membaik  Identifikasi perlunya penggunaan
 Frekuensi makan membaik selang nasogastric
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum
makanan, jika perlu
 Fasilitasi menetukan pedoman
diet (mis, piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi -
Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika
perlu
 Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
 Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis, Pereda
nyeri, antlemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

2 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik Manajemen nyeri


( trauma ) d/d pasien mengeluh Observasi
nyeri abdomen dan tampak  Identifikasi lokasi, karakteristik,
meringis durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Setelah dilakukan intervensi  Identifikasi skala nyeri
keperawatan 2 x 24 jam diharapkan  Idenfitikasi respon nyeri non
tingkat nyeri menurun , dengan verbal
kriteria hasil :  Identifikasi faktor yang
 Keluhan nyeri menurun memperberat dan memperingan
 Meringis menurun nyeri
 Mual menurun  Identifikasi pengetahuan dan
 Muntah menurun keyakinan tentang nyeri
 Gelisah menurun  Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
 Ajarkan Teknik farmakologis
untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
3 Pola nafas tidak efektif b/d Manajemen jalan nafas
penurunan energi d/d pernafasan Definisi
cuping hidung Mengidentifikasi dan mengelola
kepatenan jalan nafas
Setelah dilakukan intervensi Tindakan
keperawatan 2 x 24 jam Observasi
diharapakan pola nafas membaik ,  Monitor pola nafas ( frekuensi ,
dengan kroteria hasil : kedalaman, usaha nafas )
 Pernafasan cuping hidung  Monitor bunyi napas tambahan
menurun (misalnya: gurgling, mengi,
 Kedalaman nafas membaik wheezing, ronchi kering)
 Frekuensi nafas membaik  Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw thrust jika curiga trauma
fraktur servikal)
 Posisikan semi-fowler atau fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
 Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
 Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
J. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERWATAN

DIAGNO INTERVE JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


SA KEP NSI
Resiko Manajemen 10.00 Observasi S ( subjektif )
defisit nutrisi  Mengidentifikias  pasien
nutrisi d/d i status nutrisi mengatak
keenggana  Mengidentifikasi an nafsu
n untuk alergi makanan makan
makan  Memonitor berat mulai ada
badan  pasien
Terapeutik mengatak
 Memfasilitasi an
pedoman diet  pasien
 Memberikan mengatka
suplemen n diet
makanan rumah
( curcuma 3 x 1 sakit
tab ) sesuai
Edukasi dengan
 Mengkolaborasi selera
kan pemberian makan
medikasi nya
sebelum makan Objektif
 Pasien
tampak
lebih
segar dari
sebelumn
ya
 Porsi
makan
tampak
habis
A ( assessment )
 Masalah
defisit
nutrisi
pada
pasien
sudah
teratasi
P ( Planning )
 Intervensi
manajeme
n nutrisi
dilanjutka
n

Nyeri akut Manajemen 09.00 O ( observasi ) S ( subjektif )


b/d agen nyeri  Mengidentifikasi  Pasien
pencedera lokasi ,karakteris mengatak
fisik tik, an nyeri
( trauma ) durasi ,frekuensi abdomen
d/d pasien ,kualitas dan sudah
mengeluh intensitas nyeri mulai
nyeri  Mengidentifikasi berkurang
abdomen skala nyeri  Pasien
dan T ( terapeutik ) mengatak
tampak  Memberikan an sudah
meringis terapi non paham
farmakologis mengenai
untuk megurangi teknin
nyeri nafas
 Memfasilitasi dalam
istirahat dan yang
tidur telah
E ( edukasi ) diajarkan
 Mengajarkan  Pasien
teknik non mengatak
farmakologis an tidur
untuk sudah
mengurangi rasa lebih
nyeri nyenyak
dari
sebelum
nya
O ( objektif )
 Pasien
tampak
lebih
tenang
dari
sebelumn
ya
 Skala
nyeri 3
 Pasien
tampak
melakuka
n teknik
nafas
dalam
ketika
nyeri
muncul
A ( assessment )
 Masalah
nyeri akut
pada
pasien
sudah
teratasi
P ( planning )
 Intervensi
manajeme
n nyeri
dilanjutka
n
Pola nafas Manajemen 11.00 Observasi S ( subjektif )
tidak jalan nafas  Memonitor pola  Pasien
efektif b/d nafas mengatak
penurunan Terapeutik an sesak
energi d/d  Memposisikan mulai
pernafasan semi fowler berkurang
cuping  Memberikan  Pasien
hidung oksigen mengatak
Edukasi an lebih
 Mengajarkan nyaman
teknik batuk jika posisi
efektif nya
setengah
duduk
 Pasien
mengatak
an sudah
paham
cara
batuk
efektoif
yang
diajarkan
O ( objektif )
 Frekuensi
nafas 20 x
/ menit
 Pasien
tampak
lebih
tenang
A ( assessment )
 Masalah
gangguan
pola nafas
pada
klien
sudah
teratasi
P ( planning )
 Intervensi
manajeme
n jalan
nafas
dilanjutka
n

K. JURNAL SESUAI INTERVENSI KEPERAWATAN


https://core.ac.uk/download/pdf/327119223.pdf

Anda mungkin juga menyukai