Anda di halaman 1dari 99

DRAFT

DOKUMEN
PERENCANAAN KONTINJENSI BENCANA BANJIR
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
PROVINSI DKI JAKARTA
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dokumen “Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Tingkat Provinsi DKI Jakarta tahun
2014” yang disusun bersama-sama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kodam Jaya, Ko
Armabar, Koops AU1, Polda Metro Jaya, Organisasi Kebencanaan dan Relawan
Penanggulangan Bencana merupakan panduan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
Kodam Jaya, Ko Armabar, Koops AU1, Polda Metro Jaya, Organisasi Kebencanaan dan
Relawan Penanggulangan Bencana dalam melakukan Rencana Operasi Penanganan Bencana
Banjir sehingga dapat mengurangi korban dan kerugian yang tidak harapkan .

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta dalam menyusun Dokumen Rencana Kontinjensi merupakan rencana kesiapsigaan
dalam menghadapi bencana banjir diaman DKI Jakarta memiliki kerentanan terhadap
bencana banjir yang mengancam setiap tahunnya.

Ruang lingkup cakupan luasan ancaman banjir dalam rencana kontijensi ini dibatasi
oleh batas administrasi di wilayah Kota Jakarta Timur yang dilewati 5 Sungai yaitu 63
kawasan rawan banjir meliputi 10 kecamatan, 46 Kelurahan, 134 RW.
Proses Penyusunan
Kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan bencana banjir tentang
pentingnya rencana kontinjensi.
2. Pengumpulan data dan pembaruan : Pengumpulan data dilakukan pada semua
sektor penanganan bencana dan lintas administratif.
3. Verifikasi data : Analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi
kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.
4. Penyusunan rancangan awal rencana kontinjensi : Penyusunan naskah akademis,
pembahasan dan perumusan dokumen rencana kontinjensi yang disepakati.
5. Public hearing/konsultasi publik hasil rumusan rencana kontinjensi : Penyebaran/
diseminasi dokumen rencana kontinjensi kepada pelaku penanggulangan bencana
(multi stake holder).

Aktivasi Rencana Kontinjensi


Aktivasi rencana kontijensi ini dilakukan beberapa saat sebelum terjadi bencana (siaga
darurat) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kondisi curah hujan tinggi dan terus menerus dengan intensitas 100-200mm/hari
baik di hulu maupun di DKI Jakarta disertai tanda tanda peringatan dini (Early
Warning System/EWS) dari BMKG berdasarkan pantauan cuaca
2. Kenaikan permukaan air laut saat pasang tertinggi yang dikeluarkan oleh lembaga
berwenang
3. Adanya pernyataan status siaga 1 di Pintu Air Katulampa, Depok dan 9 Pintu Air
lainnya berdasarkan pengamatan ketinggian muka air yang dilaksanakan oleh Dinas
Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta

1
Berdasarkan kriteria tersebut lembaga yang berwenang memberikan rekomendasi
kepada Gubernur DKI Jakarta untuk menetapkan keadaan darurat.dengan asumsi masa
tanggap darurat berlangsung selama 7 hari terhitung sejak ditetapkannya keadaan darurat.

Mekanisme Aktivasi Rencana Kontinjensi


a. Jika indikator potensi bencana telah aktif/terjadi/terpenuhi, maka sistem peringatan
dini banjir secara intensif memberikan informasi awal tentang akan terjadinya banjir
dan kemungkinan lokasi yang akan tergenang1.
b. Setelah potensi bencana diaktifkan, Kepala BPBD segera melakukan rapat koordinasi
dengan melibatkan seluruh perangkat SKPD dan unsur-unsur lain yang terlibat dalam
penanggulangan bencana (TNI, Kepolisian, BASARNAS, BMKG, PMI, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Lembaga Usaha, dll). Materi rapat antara lain membahas :
1) Pembaharuan data sumber daya (manusia dan peralatan) yang secara riil dapat
digerakkan dalam proses tanggap darurat.
2) Menyepakati Struktur Komando Tanggap Darurat (SKTD) yang akan digunakan dan
dilengkapi dengan pembagian tugas yang mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP) atau prosedur tetap dalam lampiran rencana kontinjensi.
3) Melaporkan kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta tentang status tanggap darurat
aktif.

Aktivasi Rencana Operasi


Rapat Koordinasi aktivasi Rencana Kontinjensi akan menghasilkan Rencana Operasi,
yang antara lain berupa :
a. Aktivasi Sistem Komando Tanggap Darurat (SKTD) dan pembagian peran;
b. Pembaharuan data sektoral;
c. Profil dasar wilayah terpapar bencana, berdasarkan hasil kaji cepat TRC.
Pelaksanaan Rencana Operasi dapat dilakukan setelah Kepala Daerah (Gubernur)
mengumumkan Status Tanggap Darurat dan masa berlakunya tanggap darurat. (Masa
tanggap darurat dapat disesuaikan dengan skala bencana yang terjadi).

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................. Error! Bookmark not defined.


RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... 6
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 7
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. 8
DAFTAR ISTILAH ...................................................................................................... 9
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................. 12
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 20
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 14
1.2 Landasan Hukum ........................................................................................ 15
1.3. Kebijakan dan Strategi ................................................................................. 17
1.4. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 18
1.5. Ruang Lingkup............................................................................................. 18
1.6. Pendekatan, Metode dan Tahapan Proses ..................................................... 18
1.7. Umpan Balik ................................................................................................ 19
1.8. Masa Berlaku dan Pemutakhiran ................................................................. 19
1.9. Konversi Rencana Kontinjensi menjadi Rencana Operasi .............................. 19
BAB II SITUASI ..................................................................................................... 20
2.1. Karakteristik Bahaya................................................................................. 20
2.2. Skenario KejadianTabel ............................................................................ 21
2.3. Asumsi Dampak ........................................................................................ 22
2.3.1. Dampak Pada Kependudukan ....................... Error! Bookmark not defined.
2.3.2. Dampak Pada Aspek Fisik ............................. Error! Bookmark not defined.
2.3.4. Dampak Pada Aspek Layanan Publik ............ Error! Bookmark not defined.
2.3.3. Dampak Pada Aspek Sektor Ekonomi Produktif .......... Error! Bookmark not
defined.
BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI .................................................................... 24
3.1. Tugas Pokok.................................................................................................. 24
3.2. Fungsi........................................................................................................... 24
BAB IV PELAKSANAAN .......................................................................................... 26
4.1. Konsep Operasi dan Sasaran Tindakan ......................................................... 26
3
4.2. Struktur Organisasi Komando ...................................................................... 28
4.3 Fungsi dan Kegiatan Pokok ......................................................................... 29
4.4 Perangkat Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana.......................... 30
4.5 Tugas-Tugas Pos Komando Penanganan Darurat Bencana .......................... 31
4.5. Instruksi Koordinasi ...................................................................................... 46
BAB V ADMINISTRASI DAN LOGISTIK .................................................................. 47
5.1. Administrasi.................................................................................................. 47
5.2.Logistik ........................................................................................................... 47
BAB VI. PENGENDALIAN ....................................................................................... 49
6.1 Komando ......................................................... Error! Bookmark not defined.
6.2 Kendali ............................................................ Error! Bookmark not defined.
6.3 Koordinasi ....................................................... Error! Bookmark not defined.
6.4 Komunikasi ..................................................... Error! Bookmark not defined.
6.5 Informasi ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB VII. RENCANA TINDAK LANJUT .................................................................... 52
7.1 Komitmen Para Pihak dalam Penanganan Kedaruratan ............................... 52
7.2 Latihan Kesiapsiagaan ................................................................................. 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 54
Mekanisme Konversi Rencana Kontinjensi menjadi Rencana Operasi:
Penyusunan Rencana Operasi Penanganan Darurat ...................................... 54
Proyeksi Wilayah Dan Penduduk Terdampak .................................................. 57
Susunan Pelaksana Tugas .................................................................................... 58
Jaring Komunikasi ................................................... Error! Bookmark not defined.
Estimasi Ketersediaan dan Kebutuhan Sumberdaya . Error! Bookmark not defined.
Komando dan Koordinasi .......................................... Error! Bookmark not defined.
Sektor Penyelamatan dan Evakuasi .......................... Error! Bookmark not defined.
Sektor Sarana Prasarana dan Pengungsian............... Error! Bookmark not defined.
Sektor Layanan Kesehatan ....................................... Error! Bookmark not defined.
Obat-obatan dan Perbekalan Kesehatan ................... Error! Bookmark not defined.
Sektor Logistik dan Dapur Umum............................. Error! Bookmark not defined.
Album Peta .......................................................................................................... 69
Peta Kawasan Rawan Banjir .................................. Error! Bookmark not defined.
Peta Analisis Risiko Banjir ................................................................................ 71
Peta Populasi di Kawasan Rawan Banjir .......................................................... 71

4
Peta Lokasi Penampungan Wilayah Rawan Banjir ........................................... 72
Peta Lokasi Menara Telekomunikasi Mikrosel di Wilayah Rawan Banjir ....... 72
Peta Fasilitas Kesehatan di Wilayah Rawan Banjir ......................................... 73
Peta Fasilitas Pendidikan di Wilayah Rawan Banjir ........................................ 73
Mata Rantai Peringatan Dini ................................................................................. 75
Rencana Transportasi dan Evakuasi ..................................................................... 77
SOP/Protap .......................................................................................................... 78
Lembar Komitmen ................................................................................................ 94
Lembar Berita Acara Penyusunan ....................................................................... 122
Profil Lembaga/Organisasi.................................................................................. 124

5
DAFTAR GAMBAR

a) Peta Kawasan Rawan Banjir


b) Peta Analisis Risiko Banjir
c) Peta Populasi di Kawasan Rawan Banjir
d) Peta Lokasi Penampungan Wilayah Rawan Banjir
e) Peta Lokasi Menara Telekomunikasi Mikrosel di Wilayah Rawan Banjir
f) Peta Fasilitas Kesehatan di Wilayah Rawan Banjir
g) Peta Fasilitas Pendidikan di Wilayah Rawan Banjir
h) Mata Rantai Peringatan Dini
i) Rencana Transportasi dan Evakuasi

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kebijakan dan Strategi


Tabel 2. Ringkasan Skenario Kejadian
Tabel 3. Penduduk Terdampak
Tabel 4. Wilayah Terdampak Banjir Per Kota
Tabel 5. Risiko Kerusakan Rumah pada Wilayah Terdampak
Tabel 6. Fasos dan Fasum Rawan Banjir
Tabel 7. Lokasi Jalan yang Tergenang Air
Tabel 8. Kantor Pemerintahan Rawan Banjir
Tabel 9. Gedung dan Sekolah Terdampak Banjir
Tabel 10. Rumah Sakit Rawan Banjir
Tabel 11. Sektor-Sektor Produktif Rawan Banjir

7
DAFTAR LAMPIRAN

1) Mekanisme Konversi Rencana Kontinjensi menjadi Rencana Operasi:


Penyusunan Rencana Operasi Penanganan Darurat
2) Susunan Pelaksana Tugas
3) Jaring Komunikasi Organisasi Penanganan Darurat Bencana Banjir Di
Provinsi Dki Jakarta
4) Estimasi Ketersediaan dan Kebutuhan Sumberdaya
5) Standar Operasional Prosedur
6) Lembar Komitmen
7) Lembar Berita Acara Penyusunan
8) Profil Lembaga/Organisasi

8
DAFTAR ISTILAH

1. Sistem Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan


sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana
pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang
2. Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis,
sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah
untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan
kerusakan.
3. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
4. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
5. Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan
tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban, dan ataupun kerusakan. Jika
terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu
wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian
6. Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera
terjadi, tetapi mungkin juga tidak terjadi.
7. Perencanaan Kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan, dalam
situasi terdapat potensi bencana, di mana skenario dan tujuan disepakati,
tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan
pengarahan potensi disetujui bersama, untuk mencegah, atau menanggulangi
secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
8. Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan
dijadikan dasar dalam perencanaan Kontinjensi.
9. Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar.

9
10. Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang
diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana.
11. Sektor adalah kelompok tugas yang melakukan tugas/peran sejenis. klaster
terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha.
12. Perencanaan Sektoral adalah suatu rencana yang disusun oleh klaster yang
berisikegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang
tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada
standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku.
13. Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsian,
penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana.
14. Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat
Bencana yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan
dibantu oleh staf komando dan staf umum, memiliki struktur organisasi standar
yang menganut satu komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas
dan memiliki satu kesatuan komando dalam mengkoordinasikan
instansi/lembaga/organisasi terkait untuk pengerahan sumberdaya.
15. Pos Komando Penanganan Darurat Bencana (Posko) adalah institusi yang
berfungsi sebagai pusat komando operasi penanganan darurat bencana yang
merupakan posko utama di dalam Sistem Komando Penanganan Darurat
Bencana, untuk mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan penanganan darurat bencana.
16. Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana adalah institusi yang berfungsi
secara langsung sebagai pelaksana operasi penanganan darurat bencana baik di
lokasi bencana, sekitar lokasi bencana maupun lokasi pengungsian.
17. Pos Pendamping Penanganan Darurat Bencana adalah penanganan darurat
bencana melalui pos pendamping nasional penanganan darurat bencana, pos
pendamping penanganan darurat bencana provinsi, dan pos pendamping
penanganan darurat bencana wilayah.

10
18. Pos Pendukung Penanganan Darurat Bencana adalah institusi yang berfungsi
membantu kelancaran akses masuk, keluar, dan mobilisasi/distribusi bantuan
penanganan darurat bencana dari luar wilayah terdampak.
19. Prosedur tetap adalah dokumen memuat rincian tugas/peran para pemangku
kepentingan dalam penanganan situasi darurat bencana. Bentuk dokumen ini
meliputi; siapa, melakukan apa, kapan dan bagaimana cara melakukannya
beserta alur aktivitasnya.
20. Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan
sesudah terjadi keadaan darurat, yang mencakup siaga darurat, tanggap darurat
dan pemulihan darurat
21. Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat
bencana yang digunakan oleh semua instansi/lembaga dengan mengintegrasikan
pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan dan anggaran
22. Rencana Operasi adalah rencana yang dibuat/disusun dalam rangka
pelaksanaan operasi Tanggap Darurat Bencana. Rencana operasi ini disusun
oleh Komando Tanggap Darurat dengan mempertimbangkan rencana Kontinjensi
dan hasil kaji cepat.
23. Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat
terancam dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri
ke daerah aman.
24. Latihan Kesiapsiagaan adalah suatu proses komprehensif yang diulang secara
sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan maksimal serta meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar
instansi/lembaga dalam sebuah sistem kesiap siagaan terpadu.
25. Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana Kontinjensi menjadi legal secara
hukum melalui Peraturan Kepala Daerah.

11
DAFTAR SINGKATAN

AGD : Ambulan Gawat Darurat


BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana
BBWSCC : Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung- Cisadane
Basarnas : Badan SAR Nasional
BMKG : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi
Damkar : Pemandam Kebakaran
Dinas PU : Dinas Pekerjaan Umum
DKI Jakarta : Daerah Khusus Ibukota Jakarta
KDH : Kepala Daerah
Kodam Jaya : Komando Daerah MiliterJayakarta
Ko Armabar : Komando Amada Indonesia wilayah Barat
Koorps AU : Koorps Angkatan Udara
Koarmabar : Komando
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
PP : Peraturan Pemerintah
Perda : Peraturan Daerah
Pergub : Peraturan Gubenur
Polda : Kepolisian Daerah
Pusdalops : Pusat Pengedalian Operasi
Renkon : Rencana Kontinjensi
Renops : Rencana Operasi
RPB : Rencana Peanggulangan Bencana
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
RS : Rumah Sakit
RSUD : Rumah Sakit Umum Darah
Sudin : Suku Dinas
SDN : Sekolah Dasar Negeri

12
SMPN : Sekolah Manengah Pertama Negeri
SMU : Sekolah Menengah Umum
SOP : Standart Operating Procedure
SK : Surat Keputusan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UU : Undang-undang
TRC : Tim Resaksi Cepat
Satpol PP : Satuan Polisi Pamong Praja
SAR : Seach and Rescue (Pencarian dan Penyelamatan)
PAM JAYA : Perusahaan Air Minum Jayakarta
PLN : Perusahaan Listrik Negara
ORARI : Organisasi Amatir Radio Indonesia
HFI : Humanitraian Forum Indonesia
RAPI : Radio Antar Penduduk Indonesia
SIBAT : Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
TAGANA : Taruna Siaga Bencana
PRAMUKA : Praja Muda Karana
DVI Polda : Disaster Victim Investigation – Kepolisian Daerah

13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Administrasi Jakarta Timur berada pada 6010’37’’ LS dan 106049’35” BT


dan memiliki 10 kecamatan, 65 kelurahan, 711 RW dan 7.948 RT dengan 1.046.543
kepala keluarga. Jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur sebesar
3.265.252 juta jiwa dengan laju pertambahan penduduk 0,95% per tahun dan
tingkat kepadatan penduduknya sebesar 17.365,59 jiwa/km2. Kota Administrasi
Jakarta Timur merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 16 meter di
atas permukaan laut. Suhu udara wilayah Jakarta Timur berkisar antara 23,0 s/d
32,0 derajat celsius dengan kelembaban rata-rata maksimum 87% berada di bulan
Januari-Februari. Curah hujan rata-rata 240,7 mm dengan rata-rata kejadian
selama 16 hari. Dengan melihat kondisi geografi dan demografi, terdapat beberapa
ancaman bencana pada Kota Administrasi Jakarta Timur, salah satunya Banjir.

Kota Administrasi Jakarta Timur dilewati 5 (lima) sungai mengaliri Kota


Jakarta Timur yaitu Ciliwung, Kali Sunter, Kalimalang, Cipinang dan Cakung Drain
dan memiliki tampungan air yang terdiri dari 17 tampungan dengan total luas 24,61
ha yang sampai saat ini masih belum dilaksanakannya pembebasan lahan secara
keseluruhan. Sungai dan tampungan tersebut pada umumnya tidak mampu
menampung air pada musim puncak hujan, sehingga terdapat beberapa kawasan
yang terdampak akibat luapan air yang tidak mampu tertampung. Kejadian banjir
yang terjadi pada Kota Administrasi Jakarta Timur berdampak pada 21 Kelurahan
pada Tahun 2014, 17 Kelurahan pada tahun 2018 dan 24 Kelurahan pada Tahun
2020.

Berdasarkan kondisi dan situasi tersebut di atas maka Kota Administrasi


Jakarta Timur melakukan upaya dengan menyusun perencanaan dan kebijakan
dalam melaksanakan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Salah satunya adalah
Perencanaan Kontinjensi Banjir Kota Administrasi Jakarta Timur. Perencanaan
Kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (3) PP 21/2008 dilakukan pada
kondisi kesiapsiagaan. Rencana ini diharapkan dapat menjadi Pedoman pada saat
14
menghadapi darurat bencana bagi semua pelaku penanggulangan bencana banjir di
Kota Administrasi Jakarta Timur sehingga semua sumber daya yang ada dapat
termobilisasi dan terkoordinasi dengan baik untuk memberikan perlindungan bagi
masyarakat yang terkena dampak bencana. Dalam hal bencana terjadi, maka
Rencana Kontinjensi berubah menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat atau
Rencana Operasi setelah terlebih dahulu melalui kaji cepat

1.2 Landasan Hukum

• Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;


• Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights
of Person with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas);
• Undang-undang Nomor 06 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;
• Undang-undang Nomor 08 Tahun 2019 tentang Penyandang Disabilitas;
• Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular;
• Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
• Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana;
• Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana;
• Peraturan Daerah Nomor 2 tentang 2019 tentang Perubahan atas Perda Nomor 5
Tahun 2016 temtang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah
Kabupaten/Kota
• Peraturan Kepala BNPB Nomor 03 Tahun 2016 Tentang Sistem Komando
Penanganan Darurat Bencana;

15
• Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 03 Tahun 2018 tentang
Penanganan Pengungsi Pada Keadaan Darurat Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 04 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 07 tahun 2008
tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 22 Tahun 2010
tentang Pedoman Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing
NonPemerintah pada Saat Tanggap Darurat;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 03 Tahun 2012
tentang Panduan Penilaian Kapasitas Daerah dalam Penanggulangan Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012
tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 03 Tahun 2016
tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 11 Tahun 2014
tentang Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 12 Tahun 2014
tentang Peran Serta Lembaga Usaha dalam Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2014
tentang Pengarusutamaan Gender di Bidang Penanggulangan Bencana;
• Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 14 Tahun 2014
tentang Penanganan, Perlindungan, dan Partisipasi Penyandang Disabilitas dalam
Penanggulangan Bencana;
• Keputusan Presiden Nomor 36/1990 tentang Pengesahan Convention on the Rights of
the Child (Konvensi tentang Hak-hak Anak);
• SNI 7937:2013 tentang Layanan Kemanusiaan dalam Bencana;
• Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 90 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penetapan Tanggap Darurat;
• Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 143 Tahun 2015 tentang Rencana
Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta 2015-2019.

16
• Peraturan Gubernur Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Nomor 142 Tahun 2015 Tentang Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana
• Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 260 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta;
• Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 296 Tahun 2016 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat Data dan Informasi Kebencanaan
Daerah Provinsi DKI Jakarta;
• Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 152 Tahun 2019 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kota Administrasi;
• Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana
Kontinjensi Penanggulangan Bencana Banjir di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021;
• Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 121 Tahun 2022 tentang Prosedur
Penanganan Kedaruratan Bencana di Provinsi DKI Jakarta.

1.3. Kebijakan dan Strategi

Kebijakan penanganan darurat bencana adalah arahan/pedoman yang bersifat


mengikat bagi para pihak yang terlibat sesuai dengan tugas dan fungsinya serta
struktur Komando Penanganan Darurat Bencana dalam melaksanakan tugas pokok
dan operasinya. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain :
1. Menetapkan koordinasi pelaksanaan penanggulangan bencana (PB) secara
terencana terpadu dan menyeluruh;
2. Memberikan perlindungan pada masyarakat terdampak;
3. Membuka jejaring bantuan dari masyarakat, swasta, lembaga non pemerintah,
dan luar negeri;
4. Melibatkan masyarakat, relawan dan pemberi bantuan dalam pencarian dan
pertolongan;
5. Membebaskan seluruh biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat
terdampak bencana;
6. Melaksanakan sosialisasi dan pendampingan pemenuhan kebutuhan
masyarakat pasca bencana;
7. Melakukan monitoring dan evaluasi penanganan penanggulangan bencana.

Strategi penanganan kedaruratan bencana adalah pedoman pelaksanaan


umum bagaimana kebijakan diimplementasikan selama operasi guna mencapai
efektifitas kebijakan. Strategi-strategi tersebut adalah :

17
1. Mengaktifkan Sistem Komando Penanggulangan Darurat Bencana (SKPDB);
2. Meningkatkan akses informasi satu data dalam penanganan penanggulangan
bencana;
3. Melaksanakan pencarian dan pertolongan jiwa yang terdampak;
4. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak;
5. Perbaikan sarpras vital serta pemulihan fungsi layanan umum dan layanan
pemerintahan diwilayah terdampak bencana;
6. Pembuatan pos bantuan;
7. Pengerahan personil pencarian dan pertolongan yang terlatih, sarana
pencarian dan evakuasi yang mencukupi dengan melibatkan masyarakat,
relawan dan pemberi bantuan;
8. Pemanfaatan semua fasilitas umum yang aman milik pemerintah atau
masyarakat sebagai tempat evakuasi;
9. Pengobatan gratis bagi korban bencana dan Psychological First Aid;
10. Mendistribusikan cadangan logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat terdampak bencana;
11. Monitoring dan evaluasi penanganan penanggulangan bencana disemua
sektor.

1.4. Maksud dan Tujuan

Dokumen rencana Kontinjensi ini disusun sebagai landasan strategi,


operasional, dan pedoman dalam penanganan darurat bencana Banjir Kota
Administrasi Jakarta Timur dan sebagai dasar untuk pengerahan sumber daya
dari seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan darurat
bencana di Kota Administrasi Jakarta Timur.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rencana Kontinjensi ini mencakup hal-hal yang perlu


dilaksanakan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya darurat bencana dan
peristiwa bencana Banjir di Kota Administrasi Jakarta Timur.

1.6. Pendekatan, Metode dan Tahapan Proses

Pendekatan partisipatif diterapkan untuk memastikan bahwa penyusunan


rencana Kontinjensi ini disepakati oleh multi-pihak yang terlibat dalam
penangganan darurat bencana Banjir di Kota Administrasi Jakarta Timur.
1. Penyamaan persepsi: Penyamaan persepsi dilakukan terhadap semua
pelaku penanggulangan bencana tentang pentingnya rencana
Kontinjensi Banjir,

18
2. Pengumpulan data dan pembaruan data: Pengumpulan data dilakukan
pada semua sektor penanganan bencana dan lintas administrasi,
3. Verifikasi data: Analisis data sumber daya yang ada kemudian
dibandingkan dengan proyeksi kebutuhan penanganan bencana saat
tanggap darurat,
4. Penyusunan dokumen rencana Kontinjensi, pembahasan dan
perumusan dokumen rencana Kontinjensi disepakati dalam workshop
meliputi penilaian bahaya dan penentuan kejadian, pengembangan
skenario, penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan sektoral dan
rencana tindak lanjut,
5. Penandatanganan komitmen dan public consultation atas hasil rumusan
rencana Kontinjensi: Penyebaran atau diseminasi dokumen rencana
Kontinjensi kepada para pelaku penanggulangan bencana (multi-
stakeholders) melalui public consultation yang membutuhkan komitmen
lebih lanjut dari semua pihak.

1.7. Umpan Balik

Untuk memastikan bahwa rencana Kontinjensi ini sesuai dengan situasi dan
kondisi yang terbarukan, maka diperlukan masukan-masukan terutama terkait
data, sehingga perlu dilakukan penerimaan umpan balik melalui lokakarya atau
rapat konsultasi.

1.8. Masa Berlaku dan Pemutakhiran

Dokumen rencana Kontinjensi Banjir di Kota Administrasi Jakarta Timur


berlaku selama 3 (tiga) tahun. Agar rencana Kontinjensi sesuai dengan situasi
terbaru seperti misalnya: perubahan dinamika skala bencana, perubahan
besaran dan bentuk atau jenis kerentanan, perubahan kapasitas atau
kemampuan sumber daya, dan perubahan struktur demografis masyarakat,
maka dapat dilakukan kaji ulang atau dimutakhirkan sesuai kebutuhan.

1.9. Konversi Rencana Kontinjensi menjadi Rencana Operasi

Rencana Kontinjensi adalah dasar dalam menyusun rencana operasi. Aktivasi


rencana Kontinjensi dilakukan setelah mendapatkan data dan analisis kaji cepat
bencana.

19
BAB II
SITUASI

2.1. Karakteristik Bahaya

Bencana alam di wilayah Indonesia menjadi sebuah permasalahan yang selalu


dihadapi setiap tahun. Salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia
adalah bencana hidrometeorologi yakni banjir. Bencana alam hidrometeorologi sering
terjadi di Indonesia karena Indonesia merupakan wilayah tropis. Kondisi iklim di
wilayah tropis dapat dicirikan dengan kondisi curah hujan yang tinggi sepanjang
tahun.
Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu Kota Administrasi
Provinsi DKI Jakarta yang memiliki luas wilayah sebesar 188,03 km2 dengan
permasalahan kebencanaan yang kompleks. Berdasarkan analisis risiko bencana
yang dilakukan oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta salah satu ancaman bencana yang
dihadapi oleh warga Jakarta adalah Banjir. Terdapat 5 sungai yang melewati Kota
Administrasi Jakarta Timur dan dengan belum maksimalnya kapasitas tampungan
maka Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki kerawanan yang tinggi terhadap
banjir.
Potensi banjir di Kota Administrasi Jakarta Timur dipengaruhi dua aspek utama
yaitu:
1. banjir yang disebabkan oleh curah hujan lokal yang tinggi sehingga saluran
drainase dan sungai meluap;
2. banjir hulu Jakarta yang disebabkan curah hujan tinggi di daerah hulu, yaitu
Puncak, Cianjur, Bogor dan Depok, sehingga sungai meluap.

2.2. Skenario Kejadian

Menurut analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bahwa


prakiraan curah hujan tinggi di Kota Administrasi Jakarta Timur akan terjadi
pada bulan Januari dan Februari 20XX, sedangkan prediksi tinggi muka air laut
pasang menurut Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut diperkirakan
terjadi pada bulan Januari 20XX. Adapun pandangan ahli meteorologi
memperkirakan puncak curah hujan akan terjadi pada dasarian pertama bulan
Februari 20XX.
Berdasarkan pada data dan analisa tersebut di atas, Pemerintah Kota
Administrasi Jakarta Timur menetapkan prediksi skenario kondisi banjir untuk
wilayah Kecamatan Makasar, Kelurahan Cipinang Melayu, karena melihat Kondisi
Kelurahan Cipinang Melayu dilewati oleh 2 sungai yaitu sungai Kalimalang dan
sungai Sunter. Skenario tersebut yaitu:
a) peningkatan Curah hujan Sangat Lebat sampai dengan Ektrem selama 1

20
hari merata pada wilayah Jabodetabek dengan intensitas antara 100 –
377 mm/hari;
b) ketinggian muka air di pos pantau Sunter Hulu (untuk sungai Sunter)
serta pintu air yang masuk ke Jakarta mencapai Siaga I;
c) Alat pengukur manual di Jembatan Kali Merah RW. 04 Kelurahan
Cipinang Melayu menunjukan status Siaga 1;
d) meningkatnya gangguan genangan terhadap 12 ruas jalan;
e) meningkatnya gangguan terhadap obyek vital.

Tabel 2. Ringkasan Skenario Kejadian

Aspek Kejadian
Asumsi waktu 1 Februari Tahun 20XX
kejadian Pukul 01:00:00 (Dini Hari)
Kelurahan Cipinang Melayu
Lokasi Banjir
Kecamatan Makasar
Kedalaman 1- 3,5 m
RW 03 (RT 001- 014)
RW 04 (RT 001, 002, 003, 006, 007, 008, 009, 011, 013)
Cakupan
Kedalaman 1-2 m
Wilayah
RW 05 (RT 001-006, 009- 014)
Terdampak
RW 010 (RT 001, 002, 005 – 010)
RW 011 (RT 001-009)
RW 012 (RT 001- 011)
RW 013 (RT 002, 003, 004, 005, 006, 011, 012, 013, 014)
Peningkatan Curah hujan Sangat Lebat sampai dengan Ektrem selama
lebih dari 1 hari merata pada wilayah Jabodetabek dengan intensitas
Peringatan Dini antara 150 – 377 mm/hari;
Bencana ** Sumber Informasi :
a. BMKG
b. Pushidros TNI AL
c. Dinas Sumber Daya Air
Bahaya primer Terendamnya bangunan akibat banjir
❖ Masyarakat menjadi rentan mengalami sakit diantaranya
Bahaya Dehidrasi, Diare, ISPA, Gatal –Gatal dan Persendian
sekunder ❖ Lingkungan yang rusak menyebabkan ekosistem terganggu
sehingga binatang liar berkeliaran seperti Ular dll
Jumlah
Jumlah penduduk Kelurahan Cipinang Melayu : 40.477 orang
Penduduk

21
2.3. Asumsi Dampak

Aliran sungai Kelurahan Cipinang Melayu berasal dari Depok, Cimanggis, Pondok
Rangon, Sunter dan Waduk Tiu. Kelurahan Cipinang Melayu dilewati oleh 2 sungai yaitu
sungai Kalimalang dan sungai Sunter. Terdapat penyempitan aliran sungai Sunter di wilayah
Cipinang Melayu yang disebabkan oleh bangunan liar dan kondisi permukiman penduduk
yang sejajar dengan permukaan Kali, sehingga saat debit air meningkat wilayah sekitarnya
akan terendam dengan ketinggian bervariasi antara 1m sampai dengan 3,5 m.

Tabel 3. Ringkasan Asumsi Dampak

ASPEK ASUMSI DAMPAK


1. Kependudukan • Meninggal dunia : 3 jiwa
• Hilang : 1 jiwa
• Mengungsi : 946 jiwa
• Luka-luka : 9 jiwa dengan rincian :
Luka berat : 1
Luka sedang : 5
Luka ringan : 3
Kelompok Rentan :
• Balita : 105 orang
• Disabilitas : 5 orang
• Ibu Hamil : 7 orang
2. Fisik dan Rumah terdampak : 980 unit
Infrastruktur • Rusak Berat : 10
• Rusak Ringan : 25
Jalan : Jalan lingkungan sepanjang 500 m
Jembatan terputus : 0
Bangunan perkantoran bisnis : 0
Fasilitas Kesehatan : 0
Tempat Ibadah : 0
Fasilitas PLN/Gardu dan BTS Rusak : 0
Pipa Distribusi air terganggu :0
Industri rusak : 0
Pasar rusak : 0
3. Ekonomi Terdampak pada 7 RW dan 70 RT
Sektor UMKM (beberapa warung dan toko) aktivitasnya
terhenti
4. Lingkungan Air : Terganggunya pasokan air bersih ke rumah warga
akibat terendamnya pompa rumah tangga
Sumber air dari sungai : -
Tanah/Lahan : Akses jalan terganggu sehingga
menyulitkan proses evakuasi
Udara : -
Hutan : -

22
Kebersihan : Penumpukan sampah dan lumpur
5. Pelayanan Sipil Pelayanan pemerintah tetap berjalan, menambah
Pemerintah pelayanan di posko pengungsian (dukcapil, kesehatan,
dapur umum, posko pelayanan banjir terpadu)

23
BAB III
TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. Tugas Pokok

Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana Kota Administrasi Jakarta


Timur Provinsi DKI Jakarta melaksanakan operasi penanganan keadaan
kedaruratan bencana banjir selama 7 (tujuh) hari atau dapat diperpanjang
sesuai situasi dilapangan secara terkoordinir dan terencana untuk
menyelamatkan, melindungi, dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
terdampak bencana serta mengendalikan situasi darurat secara cepat dan tepat

3.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas – tugasnya, komando darurat bencana banjir di


Kota Administrasi Jakarta Timur, menargetkan :

1. Terselenggaranya koordinasi yang melibatkan 90% stakeholder terkait dalam


tanggap darurat.
2. Tersedianya data sumber daya 100% pada masing-masing pihak terkait
kedaruratan yang tertuang dalam satu data.
3. Terorganisirnya perencanaan sektoral 100% sesuai kebijakan dan strategi
yang ditetapkan dalam penanganan penanggulangan darurat bencana.
4. Terlaksananya Pemulihan 75% Infrasutruktur Darurat
5. Terlaksananya 100% pelayanan Medis Masyarakat Terdampak prioritas
(Komorbid, Lansia, dan Ibu Hamil, dll)
6. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan dasar minimal 75% (estimasi;
melingkupi mekanisme, prosedur serta sistem pencairan BTT).
7. Terkoordinasinya 90% pergerakan sumber daya dari seluruh pihak terkait
dalam tanggap darurat bencana.
8. Terselenggaranya 100% evakuasi dan penyelamatan korban secara
keseluruhan.
9. Terlaksananya 100% pendampingan penanganan psikologi dan dukungan
psikososial

24
10. Terselenggaranya 100% pelayanan dalam pengurusan dan pemulasaran
korban meninggal dunia.
11. Terlaksananya pencegahan/mitigasi pengurangan curah hujan (yang
berkontribusi terhadap terjadinya banjir) minimal 35% dengan pemanfaatan
Teknologi Modifikasi Cuaca
12. Terlaksananya pengamanan wilayah pada saat tanggap darurat untuk
memberi 95% perlindungan pada semua kelompok rentan.

25
BAB IV
PELAKSANAAN

4.1. Konsep Operasi dan Sasaran Tindakan

Konsep operasi penanganan darurat bencana banjir meliputi upaya siaga


darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat menuju pemulihan –
dengan memperhatikan peringatan dini bencana banjir.

Tabel 11. Konsep Operasi dan Sasaran Tindakan Dalam Keadaan Darurat
TAHAP** TINDAKAN*
A. Siaga Darurat ➢ Menetapkan Status Siaga Darurat Banjir
Tingkat Kota Administrasi Jakarta timur, dengan
sebelumnya memberi masukan tentang
peningkatan situasi dilapangan kepada
Gubernur DKI Jakarta
➢ Mengaktifkan Posko Siaga Bencana Tingkat
Kota, Posko Siaga Bencana Tingkat Kecamatan
dan Pos Lapangan Siaga Bencana Tingkat
Kelurahan.
➢ Memonitoring informasi dari BMKG, BNPB,
BPBD dan Media Massa
➢ Melaksanakan koordinasi lintas OPD/UPD untuk
penanganan awal genangan
➢ Memberikan informasi peringatan dini melalui
DEWS, SMS Blast dan Medsos kepada
Masyarakat
➢ Mendata dan mengidentifikasi kelompok rentan
yang sekiranya terdampak
➢ Menyiapkan lokasi pengungsian
➢ Melaksanakan kaji cepat/penilaian awal
➢ Menyiagakan pompa penanganan banjir
➢ Mempersiapkan Jalur alternatif pada jalur jalan
transportasi yang tergenang
➢ Mempersiapkan dan menentukan lokasi posko
lapangan
➢ Masing-masing OPD teknis menyiapkan
sumberdaya (manusia dan peralatan)
➢ Mengaktifkan Piket Posko Siaga Bencana Banjir
Wilayah
➢ Menghimbau kepada masyarakat untuk
menerapkan protokol kesehatan.

26
B. Tanggap Darurat ➢ menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Banjir Tingkat Kota Jakarta Timur
➢ penyelamatan dan evakuasi korban;
➢ kaji cepat/penilaian awal;
➢ konsolidasi lintas sektor;
➢ penentuan status tanggap darurat;
➢ pemulihan infrastruktur darurat;
➢ pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat
terdampak;
➢ pelayanan Medis Masyarakat Terdampak
prioritas (Komorbid, Lansia, dan Ibu Hamil, dll);
➢ mengintensifkan Teknologi Modifikasi Cuaca
guna menghilangkan/mengurangi intensitas air
hujan
➢ pengamanan masyarakat dan aset masyarakat
yang terdampak; dan
➢ memastikan penerapan protokol kesehatan.

C. Transisi Darurat ➢ menetapkan Status Transisi Darurat ke


Pemulihan Bencana Banjir
➢ memonitor informasi dari BMKG, BNPB, BPBD
dan Media Massa terkait potensi curah hujan
➢ koordinasi lintas PD untuk pemulihan;
➢ penyediaan perlengkapan sekolah dan
kebutuhan lainnya;
➢ pemulihan ekonomi;
➢ pendampingan penanganan psikologi dan
dukungan psikososial;
➢ memastikan sarana dan prasarana layanan
publik berjalan normal;
➢ sanitasi lingkungan;
➢ melakukan penilaian kerusakan pasca banjir;
dan
➢ memastikan penerapan protokol kesehatan.

27
4.2. Struktur Organisasi Komando

Gambar 1. Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana Banjir


Kota Administrasi Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta

28
4.3 Fungsi dan Kegiatan Pokok

Walikota Administrasi Jakarta Timur membentuk Satuan Komando sebagai


sebuah sistem yang terdiri dari UPD UPD yang memiliki fungsi spesifik
untuk penanganan darurat bencana Banjir. Dalam rangka menjalankan
tugas pokok pendukungan dan pendampingan terhadap SKPDB pada
Kecamatan Makasar. Lima bidang fungsi pokok itu di antaranya adalah

(a) fungsi komando, kendali, koordinasi, komunikasi dan informasi;


(b) fungsi perencanaan;

(c) fungsi operasi;

(d) fungsi logistik; dan

(e) fungsi administrasi dan keuangan.

Penjabaran fungsi masing-masing bidang adalah sebagai berikut:

4.3.1 Bidang Pengendali, Koordinasi, Komunikasi, dan Informasi

1. Memastikan adanya kesatuan komando, terarah, terpadu, terukur


dan terbangun kerja sama antar pihak terkait operasi penanganan
darurat bencana Banjir
2. Memastikan terbangunnya pola koordinasi dan rentang kendali multi-
pihak yang terlibat dalam operasi penanganan darurat bencana
Banjir
3. Memastikan terbangunnya pola komunikasi dan informasi yang
terpadu.
4. Memastikan seluruh informasi dapat diperoleh oleh semua orang,
termasuk kelompok rentan, dan memastikan bahwa informasi
tersebut aksesibel; penyampaian informasi yang aksesibel dengan
pesan yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan kanal
informasi yang dapat menjangkau semua orang, baik kanal informasi
yang mainstream (televisi, radio, smartphone, sms, dan lain-lain) dan
juga yang tidak mainstream (pengumuman di tempat-tempat umum,
dan lain-lain.

29
4.4 Perangkat Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana

1. pada saat status keadaan darurat bencana, Walikota sesuai kewenangannya


mempunyai kemudahan akses berupa komando memerintahkan
sektor/lembaga dalam satu pengendalian untuk menanggulangi dampak
keadaan darurat bencana dalam wilayah Jakarta Timur. Oleh karena itu,
diperlukan penyelenggaraan sistem komando yang dapat melibatkan seluruh
pemangku kepentingan di dalam upaya-upaya penanganan darurat yang
terjadi.
2. Pelaksanaan fungsi komando di tingkat Kota , Walikota Administrasi Jakarta
Timur, Wakil Walikota Administrasi Jakarta Timur, Kapolres Metro Jakarta
Timur, Komandan Kodim 0505 sebagai Komandan dan Wakil Komandan Pos
Komando PDB Tingkat Walikota Administrasi Jakarta Timur
3. Pos Komando PDB beserta kelengkapan organisasinya ditetapkan melalui surat
keputusan Walikota Administrasi Jakarta Timur, yang sebelumnya meminta
kepada Gubernur DKI Jakarta untuk peningkatan Status Darurat Bencana
diwilayah Jakarta Timur ( Kelurahan Cipinang melayu )
4. mekanisme penyelenggaraan sistem komando penanganan darurat bencana
mencakup 3 (tiga) perangkat yang diaktivasi, yaitu:

a. perangkat pengendali operasi yang diimplementasikan ke dalam Pos


Komando PDB. Pengendali operasi mempunyai fungsi untuk
mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau, mengevaluasi pelaksanaan
dan memberikan informasi tentang penanganan darurat bencana. Dengan
demikian pada setiap upaya penanganan darurat bencana hanya ada satu
Pos Komando PDB yang diaktifkan dan mempunyai peran sebagai
pengendali operasi;

b. perangkat pelaksana operasi yang diimplementasikan ke dalam Pos


Lapangan Penanganan Darurat Bencana (Pos Lapangan PDB). Pelaksana
operasi mempunyai fungsi untuk melaksanakan operasi penanganan
darurat bencana di lokasi bencana, sekitar lokasi bencana dan di lokasi
pengungsian yang berada di wilayah Kecamatan Makasar kota Administrasi
Jakarta Timur terdampak di Walikota jakarta Timur

c. perangkat pendukung operasi yang diimplementasikan ke dalam Pos


Pendukung Penanganan Darurat Bencana (Pos Pendukung PDB).
Pendukung operasi mempunyai fungsi untuk mendukung kemudahan
akses mobilisasi masuknya bantuan penanganan darurat bencana yang
berasal dari luar wilayah DKI Jakarta. Adapun Pos Pendukung PDB dapat
diaktifkan jika diperlukan.

30
5. Sistem komando penanganan darurat bencana diaktivasi sesuai dengan status
keadaan darurat bencana yang diberlakukan yaitu status tanggap darurat, dan
status transisi darurat ke pemulihan. Pada setiap kejadian/peristiwa yang
ditetapkan status keadaan darurat bencananya hanya ada satu sistem
komando penanganan darurat bencana yang diaktivasi.

4.5 Tugas-Tugas Pos Komando Penanganan Darurat Bencana

Pada saat terjadi bencana/tanggap darurat, pada hari “H” jam “J” WIB, Komando
PDB Walikota Jakarta Timur berkedudukan di Kantor Walikota Administrasi
Jakarta Timur yang ditentukan kemudian, menjalankan tugas-tugas yang
meliputi:
1. Tugas
Pos komando PDB mempunyai tugas:
a. membentuk satu atau lebih Pos Lapangan PDB di lokasi bencana;
b. membentuk satu atau lebih Pos Pendukung PDB Kecamatan
c. melakukan kajian pemenuhan kebutuhan penanganan darurat bencana
berdasarkan hasil kaji cepat dan rencana kontinjensi;
d. menyusun rencana operasi penanganan darurat bencana;
e. melakukan kajian awal upaya/rencana kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi;
f. mengoordinasikan Perangkat Daerah/instansi/lembaga terkait;
g. mengendalikan pelaksanaan penanganan darurat bencana;
h. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penanganan darurat bencana;
dan
i. melaksanakan manajemen komunikasi dan informasi pelaksanaan
penanganan darurat bencana.

2. Fungsi
Pos komando PDB mempunyai fungsi:
a. pengkajian pemenuhan kebutuhan penanganan darurat bencana dan
perencanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi;
b. perencanaan, pengendalian, pengoordinasian kegiatan operasi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan penanganan darurat bencana; dan
c. pengelolaan data dan informasi penanganan darurat bencana.

3. Unit Organisasi
a. Komandan

• Komando Posko PDB dijabat oleh seorang komandan yaitu Walikota .


• Komandan adalah petugas dengan pangkat/jabatan peringkat pertama
dalam pelaksanaan Penanganan Darurat Bencana.
31
• Komandan bertugas:
- menetapkan rencana operasi penanganan darurat bencana;
- melaksanakan pengendalian operasi penanganan darurat bencana;
- membentuk Pos Lapangan PDB di lokasi bencana, sekitar lokasi
bencana maupun lokasi pengungsian yang berada di wilayah
Kelurahan terdampak sesuai kebutuhan;
- membentuk Pos Pendukung PDB jika diperlukan;
- memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan bagi Pos Lapangan PDB;
- menyampaikan informasi publik terkait penanganan darurat Bencana;
- menetapkan penghentian operasi Pos Lapangan PDB dan Pos
Pendukung PDB;
- memimpin rapat evaluasi secara berkala penanganan darurat bencana;
- menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi
penanganan darurat bencana; dan
- menyampaikan laporan kegiatan penanganan darurat bencana kepada
Gubernur Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan status keadaan darurat
bencana yang diberlakukan.

• Komandan Pos Komando PDB bertanggung jawab langsung kepada


Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
• Komandan Pos Komando PDB dibantu oleh 3 (tiga) Wakil Komandan Pos
Komando PDB dari unsur TNI, POLRI, dan Pejabat tingkat Walikota
Jakarta Timur

b. Wakil Komandan

• Wakil Komandan adalah petugas dengan pangkat/jabatan senior


peringkat kedua dalam Komando Penanganan Darurat Bencana.

• Wakil Komandan Pos Komando PDB dijabat oleh 3 (tiga) orang terdiri dari
unsur TNI ( Dandim 0505 ), POLRI ( Kapolres Metro Jakarta Timur )dan
Wakil Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur
• Wakil Komandan bertugas:
- Wakil Komandan TNI ( Dandim 0505 )membantu Komandan di Bagian
Perencanaan, Bidang Penyelamatan dan Evakuasi, Bidang Logistik dan
Peralatan, Bidang Air bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan
Papan serta Bidang Pemulihan Prasarana dan Sarana;
- Wakil Komandan POLRI ( Kapolres ) membantu Komandan di Bagian
Perencanaan, Bidang Penyelamatan dan Evakuasi, Bidang Logistik dan
Peralatan, Bidang Air bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan
Papan serta Bidang Pemulihan Prasarana dan Sarana;
- Wakil Komandan Wakil Walikota membantu Komandan di Bagian
Sekretariat dan Bagian Perencanaan, Bidang Penyelamatan dan
Evakuasi, Bidang Logistik dan Peralatan, Bidang Air bersih,
32
Kesehatan,Pendidikan, Sandang dan Papan, Bidang Pemulihan
Prasarana dan Sarana, Bidang Perlindungan dan Pemulihan Dini;
- membantu tugas-tugas Komandan lainnya dalam pelaksanaan
penanganan darurat bencana;
- membantu Komandan dalam menyelenggarakan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan operasi Penanganan Darurat Bencana; dan
- mewakili Komandan Pos Komando PDB, apabila Komandan Pos
Komando PDB berhalangan.

• Wakil Komandan Pos Komando PDB bertanggung jawab langsung kepada


Komandan Pos Komando PDB.

c. Staf Komando

• Staf komando bertanggung jawab langsung kepada komandan, terdiri


dari 3 bagian yaitu petugas Penyelamatan dan Evakuasi, petugas data,
informasi dan komunikasi publik, serta perwakilan instansi/lembaga

• Staf komando bertugas memberikan informasi, keselamatan dan fungsi


pelayanan penghubung untuk seluruh organisasi

• Petugas Keamanan dan Keselamatan memiliki tugas :


- Memberikan masukan kepada komandan SKPDB untuk hal-hal yang
terkait dengan keselamatan dalam penanganan kejadian bencana;
- Bekerjasama dengan Bidang Operasi untuk memastikan keselamatan
para petugas lapangan;
- Memastikan keselamatan seluruh petugas yang terlibat dalam
penanganan kejadian bencana;

• Petugas Data, Informasi dan Komunikasi Publik memiliki tugas:


- Memberikan masukan kepada komandan SKPDB terkait penyebaran
informasi dan penanganan media;
- Mendapatkan dan memberikan informasi kepada Bidang Perencanaan,
masyarakat, dan media.

• Perwakilan Instansi / Lembaga mempunyai tugas :


- Membantu komandan TDB menjadi petugas penghubung bagi
perwakilan instansinya yang ikut melakukan respons.
- Memberikan briefing dan menjawab pertanyaan instansi pendukung
respons.

d. Bagian Perencanaan

• Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Perencanaan.


• Bagian Perencanaan bertugas:

33
- menyusun rencana operasi berkoordinasi dengan bagian, bidang, sub
bagian dan seksi yang ada di Pos Komando PDB, Pos Lapangan PDB
dan Pos Pendukung PDB; dan
- mendokumentasikan dan mensosialisasikan rencana operasi.

• Kepala Bagian Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada


Komandan Pos Komando PDB.

• Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Perencanaan dibantu oleh


Kepala Sub Bagian Penyusunan Rencana Operasi dan Kepala Sub Bagian
Dokumentasi dan Sosialisasi.

1. Sub Bagian Penyusunan Rencana Operasi

- Sub Bagian Penyusunan Rencana Operasi dipimpin oleh Kepala Sub


Bagian Penyusunan Rencana Operasi.

- Kepala Sub Bagian Penyusunan Rencana Operasi bertugas:


• menyiapkan bahan dan dokumen untuk penyusunan rencana
operasi; dan
• menyiapkan ruangan dan sarana untuk penyusunan rencana
operasi.

- Kepala Sub Bagian Penyusunan Rencana Operasi bertanggungjawab


kepada Kepala Bagian Perencanaan.

2. Sub Bagian Dokumentasi dan Sosialisasi

- Sub Bagian Dokumentasi dan Sosialisasi dipimpin oleh Kepala Sub


Bagian Dokumentasi dan Sosialisasi.

- Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Sosialisasi bertugas:


• mendokumentasikan rencana operasi yang telah disusun; dan
• mensosiasilisasikan rencana operasi kepada seluruh petugas yang
bekerja di Pos Komando PDB maupun Pos Lapangan PDB dan Pos
Pendukung PDB.

- Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Sosialisasi bertanggungjawab


kepada Kepala Bagian Perencanaan.

e. Bidang Penyelamatan dan Evakuasi

• Bidang Penyelamatan dan Evakuasi dipimpin oleh Kepala Bidang,


beranggotakan Petugas dan Relawan dari Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga yang bergerak dibidang penyelamatan dan
evakuasi.
• Tugas Bidang Penyelamatan dan Evakuasi adalah:

34
- melaksanakan rencana operasi pencarian, penyelamatan, dan
evakuasi korban bencana;
- menghimpun dan mengoordinasikan Petugas dan Relawan di
bidang Penyelamatan dan Evakuasi; dan
- melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada kepala bidang
operasi.
• Kepala Bidang Penyelamatan dan Evakuasi bertanggung jawab
langsung kepada Komandan dan Wakil Komandan.
• Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bidang Penyelamatan dan
Evakuasi dibantu oleh Kepala Seksi Pencarian dan Pertolongan
Korban, Kepala Seksi Evakuasi dan Kepala Seksi DVI

a) Seksi Pencarian dan Pertolongan Korban

▪ Seksi Pencarian dan Pertolongan Korban dipimpin oleh seorang


Kepala Seksi Pencarian dan Pertolongan Korban.

▪ Seksi Pencarian dan Penyelamatan bertugas:


- menyusun rencana operasi pencarian dan penyelamatan;
- melakukan perhitungan kebutuhan sumber daya untuk
operasi pencarian dan penyelamatan;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan logistik, peralatan dan
sarana transportasi untuk operasi pencarian dan
penyelamatan melalui koordinasi dengan Bidang Logistik dan
Peralatan serta Perwakilan Perangkat Daerah/Instansi/
Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
dan satuan satwa (bila diperlukan) untuk operasi pencarian
dan penyelamatan melalui koordinasi dengan Sub Bagian
Administrasi dan Relawan serta Perwakilan Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan operasi pencarian dan Pertolongan
Korban di lapangan; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan operasi
pencarian dan pertolongan korban bekerjasama dengan Sub
Bagian Humas dan Pelaporan.

▪ Kepala Seksi Pencarian dan penyelamatan bertanggungjawab


kepada Kepala Bidang Penyelamatan dan Evakuasi.

b) Seksi Evakuasi

▪ Seksi Evakuasi dipimpin oleh Kepala Seksi Evakuasi.

▪ Seksi Evakuasi bertugas:

35
- menyusun rencana evakuasi korban (meninggal, hidup
maupun luka dan rujukan serta pengungsian;
- melakukan penghitungan kebutuhan sumber daya untuk
pelaksanaan operasi evakuasi korban dan rujukan serta
pengungsian;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan logistik, peralatan dan
sarana transportasi untuk pelaksanaan operasi evakuasi
korban dan rujukan serta pengungsian melalui koordinasi
dengan Bidang Logistik dan Peralatan serta Perwakilan
Instansi/Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk pelaksanaan operasi evakuasi korban dan rujukan
serta pengungsian melalui koordinasi dengan Sub Bagian
Administrasi dan Relawan serta Perwakilan Instansi/Lembaga
terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan operasi evakuasi korban dan
rujukan serta pengungsian; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan operasi
evakuasi korban dan rujukan serta pengungsian bekerjasama
dengan Sub Bagian Humas dan Pelaporan.

▪ Kepala Seksi Evakuasi bertanggungjawab kepada Kepala Bidang


Penyelamatan dan Evakuasi.

c) Seksi DVI

▪ Seksi DVI dipimpin oleh Kepala Seksi DVI.

▪ Seksi DVI bertugas:


- menyusun rencana evakuasi korban meninggal dengan
melakukan uji forensik guna mengetahui status korban
meninggal.
- melakukan penghitungan kebutuhan sumber daya untuk
pelaksanaan operasi evakuasi korban dan rujukan;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan logistik, peralatan dan
sarana transportasi untuk pelaksanaan operasi evakuasi
korban dan rujukan melalui koordinasi dengan Bidang
Logistik dan Peralatan serta Perwakilan Instansi/Lembaga
terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk pelaksanaan operasi evakuasi korban dan rujukan
melalui koordinasi dengan Sub Bagian Administrasi dan
Relawan serta Perwakilan Instansi/Lembaga terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan operasi evakuasi korban dan
rujukan; dan

36
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan operasi
evakuasi korban dan rujukan bekerjasama dengan Sub
Bagian Humas dan Pelaporan.

▪ Kepala Seksi DVI bertanggungjawab kepada Kepala Bidang


Penyelamatan dan Evakuasi.

f. Bidang Logistik dan Peralatan

▪ Bidang Logistik dan Peralatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,


beranggotakan para Petugas dan Relawan dari Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga dan Relawan yang bergerak di bidang
logistik dan peralatan.

▪ Bidang Logistik dan Peralatan bertugas:


- menyediakan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan
penanganan darurat bencana;
- menerima, menyalurkan, dan menatausahakan bantuan
masyarakat;
- menyelenggarakan pengelolaan bantuan logistik, peralatan dan
transportasi;
- menghimpun dan mengkoordinasikan Petugas dan Relawan di
bidang logistik dan peralatan;
- membuat pengajuan bantuan sesuai kebutuhan korban bencana
kepada Komando PDB;
- mendukung penyelenggaraan Sub-Bidang Air Bersih, Sanitasi,
Pelayanan Kesehatan, Sandang dan Pangan; dan
- menyiapkan bahan pelaporan dan umpan balik.

▪ Kepala Bidang logistik dan peralatan bertanggung jawab langsung


kepada Komandan Pos Komando PDB.

▪ Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepala Bidang Logistik dan Peralatan


dibantu oleh Kepala Seksi Logistik, dan Kepala Seksi Peralatan dan
Transportasi.

i. Seksi Logistik

▪ Seksi Logistik dipimpin oleh Kepala Seksi Logistik.

▪ Seksi Logistik bertugas:


- menerima, mencatat, menyimpan dan mendistribusikan
bantuan logistik;
- menyusun rencana distribusi bantuan logistik untuk
kepentingan operasional Pos Komando PDB dan Pos
Lapangan PDB;

37
- melakukan perhitungan kebutuhan logistik untuk operasi
penanganan darurat bencana;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan logistik untuk
operasi penanganan darurat bencana melalui koordinasi
dengan Perwakilan Instansi/Lembaga terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pendistribusian logistik untuk operasi
penanganan darurat bencana; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pengelolaan bantuan
logistik bekerjasama dengan Sub Bagian Humas dan
Pelaporan.

▪ Kepala Seksi Logistik bertanggungjawab kepada Kepala


Bidang Logistik dan Peralatan.

ii. Seksi Peralatan dan Transportasi

▪ Seksi Peralatan dan Transportasi dipimpin oleh Kepala Seksi


Peralatan dan Transportasi.

▪ Seksi Peralatan dan Transportasi bertugas:


- menerima, menyimpan dan mengelola bantuan peralatan
dan sarana transportasi secara akuntabel;
- menyusun rencana distribusi bantuan peralatan dan sarana
transportasi untuk kepentingan operasional Pos Komando
PDB, Pos Lapangan PDB dan Pos Pendukung PDB;
- melakukan perhitungan kebutuhan peralatan dan sarana
transportasi untuk operasi penanganan darurat bencana;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan peralatan dan
sarana transportasi untuk operasi penanganan darurat
bencana melalui koordinasi dengan Perwakilan Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pendistribusian bantuan peralatan dan
sarana transportasi untuk operasi penanganan darurat
bencana; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pengelolaan bantuan
peralatan dan sarana transportasi bekerjasama dengan Sub
Bagian Humas dan Pelaporan.

▪ Kepala Seksi Peralatan dan Transportasi bertanggungjawab


kepada Kepala Bidang Logistik dan Peralatan.

g. Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan Sandang dan Pangan

• Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan Pangan


dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan beranggotakan Petugas

38
dan Relawan dari Perangkat Daerah/instansi/lembaga/organisasi
yang bergerak dibidang air bersih, kesehatan, pendidikan, sandang
dan pangan.

• Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan Pangan


bertugas :
- menyediakan air bersih, sarana sanitasi dan higiene (jamban
keluarga, tempat pembuangan limbah, dan lain lain);
- melakukan pelayanan kesehatan (pengobatan rawat jalan,
pelayanan rujukan, pengendalian penyakit menular, pelayanan
gizi, kesehatan jiwa dan kesehatan reproduksi);
- menyediakan sandang (pakaian, alas tidur, selimut, alas kaki,
family kit, dan lain lain) dan pangan untuk korban terdampak dan
pengungsi;
- melakukan pelayanan pendidikan darurat; dan
- menyiapkan bahan pelaporan dan umpan balik.

• Kepala Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan


Pangan bertanggung jawab langsung kepada Komandan dan Wakil
Komandan.

• Dalam pelaksanaan tugasnya Bidang Air Bersih, Kesehatan,


Pendidikan, Sandang dan Pangan dibantu oleh Kepala Seksi Air
Bersih dan Sanitasi, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan, Kepala Seksi
Pendidikan dan Kepala Seksi Sandang dan Pangan;

a) Seksi Air Bersih dan Sanitasi

▪ Seksi Air Bersih dan Sanitasi dipimpin oleh Kepala Seksi Air
Bersih dan Sanitasi.

▪ Seksi Air Bersih dan Sanitasi bertugas:


- menyusun rencana operasi penyediaan air bersih, sanitasi dan
higiene bagi korban terdampak dan pengungsi;
- melakukan perhitungan kebutuhan air bersih, sarana sanitasi
dan higiene bagi korban terdampak dan pengungsi;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan air bersih, sarana
sanitasi dan higiene bagi korban terdampak dan pengungsi
melalui koordinasi dengan Bidang Logistik dan Peralatan serta
Perwakilan Perangkat Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
dalam pelayanan air bersih, sanitasi dan higiene bagi korban
terdampak dan pengungsi melalui koordinasi dengan Sub
Bagian Administrasi dan Relawan serta Perwakilan Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan operasi penyediaan air bersih,

39
sanitasi dan higiene bagi korban terdampak dan pengungsi;
dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan operasi
penyediaan air bersih, sanitasi dan higiene bagi korban
terdampak dan pengungsi bekerjasama dengan Sub Bagian
Humas dan Pelaporan.

▪ Kepala Seksi Air Bersih dan Sanitasi bertanggungjawab kepada


Kepala Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan
Pangan.

b) Seksi Pelayanan Kesehatan

• Seksi Pelayanan kesehatan dipimpin oleh Kepala Seksi


kesehatan.

• Seksi Pelayanan kesehatan bertugas:


- menyusun rencana pelayanan kesehatan dengan konsep sub
klaster kesehatan bagi korban terdampak dan pengungsi;
- konsep sub klaster kesehatan terdiri dari Klaster Layanan
Kesehatan, Klaster Kesehatan Jiwa, Klaster Kesehatan
Lingkungan, Klaster DVI, Klaster Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Klaster Gizi, Klaster Sumber Daya
Kesehatan, Klaster Kesehatan Reproduksi dan Klaster Logistik
Kesehatan;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan obat dan bahan habis
pakai, peralatan kesehatan dan sarana transportasi untuk
pelayanan kesehatan bagi korban terdampak dan pengungsi
melalui koordinasi dengan Bidang Logistik dan Peralatan serta
Perwakilan Perangkat Daerah/Instansi/ Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi korban
terdampak dan pengungsi melalui koordinasi dengan Sub
Bagian Administrasi dan Relawan serta Perwakilan Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi korban
terdampak dan pengungsi; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan pelayanan
kesehatan bagi korban terdampak dan pengungsi bekerjasama
dengan Sub Bagian Humas dan Pelaporan.

• Kepala Seksi Pelayanan kesehatan bertanggungjawab kepada


Kepala Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan
Pangan.

c) Seksi Sandang dan Pangan

40
• Seksi Sandang dan Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi Sandang
dan Pangan.

• Seksi Sandang dan Pangan bertugas:


- menyusun rencana pelayanan sandang dan pangan bagi
korban terdampak dan pengungsi;
- melakukan perhitungan kebutuhan sandang dan pangan bagi
korban terdampak dan pengungsi;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan
bagi korban terdampak dan pengungsi melalui koordinasi
dengan Bidang Logistik dan Peralatan serta Perwakilan
Perangkat Daerah/ Instansi/Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk pelaksanaan pelayanan sandang dan pangan bagi
korban terdampak dan pengungsi melalui koordinasi dengan
Sub Bagian Administrasi dan Relawan serta Perwakilan
Perangkat Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan pelayanan sandang dan pangan
bagi korban terdampak dan pengungsi; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan pelayanan
sandang dan pangan bagi korban terdampak dan pengungsi
bekerjasama dengan Sub Bagian Humas dan Pelaporan.

• Kepala Seksi Sandang dan Pangan bertanggungjawab kepada


Kepala Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan
Pangan.

d) Seksi Pendidikan

• Seksi Pendidikan dipimpin oleh Kepala Seksi Pendidikan.

• Seksi Pendidikan bertugas:


- menyusun rencana operasi kegiatan pendidikan pada keadaan
darurat bencana;
- melakukan perhitungan kebutuhan sumber daya untuk
pelaksanaan operasi untuk pendidikan pada keadaan darurat
bencana;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan logistik, peralatan dan
sarana transportasi untuk pelaksanaan operasi pendidikan
pada keadaan darurat bencana melalui koordinasi dengan
Bidang Logistik dan Peralatan serta Perwakilan Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk pelaksanaan operasi pendidikan pada keadaan darurat
bencana melalui koordinasi dengan Sub Bagian Administrasi
dan Relawan serta Perwakilan Perangkat Daerah/
Instansi/Lembaga terkait;

41
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan operasi pendidikan pada keadaan
darurat bencana; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan operasi
spendidikan pada keadaan darurat bencana bekerjasama
dengan Sub Bagian Humas dan Pelaporan.

• Kepala Seksi Pendidikan bertanggungjawab kepada Kepala


Bidang Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Sandang dan Pangan.

h. Bidang Pemulihan Prasarana dan Sarana

• Bidang Pemulihan Prasarana dan Sarana dipimpin oleh seorang


Kepala Bidang dan beranggotakan para Petugas dan Relawan dari
Perangkat Daerah/instansi/lembaga yang bergerak dibidang
pemulihan prasarana dan sarana vital.

• Bidang Pemulihan Prasarana dan Sarana bertugas:


- menyelenggarakan pembersihan lokasi;
- menyelenggarakan pemulihan fungsi prasarana (seperti jalan,
jembatan, dermaga, bandara) dan sarana (seperti listrik,
telekomunikasi, jaringan air bersih, stasiun bahan bakar) vital; dan
- menyiapkan bahan pelaporan dan umpan balik.

• Kepala Bidang bertanggung jawab langsung kepada Komandan dan


Wakil Komandan.

• Kepala Bidang Pemulihan Prasarana dan sarana dibantu oleh Kepala


Seksi Pembersihan Lokasi dan Kepala Seksi Pemulihan Prasarana
dan Sarana Vital dalam pelaksanaan tugasnya.

a) Seksi Pembersihan Lokasi

▪ Seksi Pembersihan Lokasi dipimpin oleh Kepala Seksi


Pembersihan Lokasi.

▪ Seksi Pembersihan Lokasi bertugas:


- menyusun rencana Pembersihan Lokasi Bencana;
- melakukan perhitungan kebutuhan sumber daya untuk operasi
pembersihan lokasi bencana;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan peralatan dan sarana
transportasi untuk operasi pembersihan lokasi bencana melalui
koordinasi Bidang Logistik dan Peralatan serta Perwakilan
Perangkat Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk operasi pembersihan lokasi bencana melalui koordinasi

42
dengan Perwakilan Perangkat Daerah/Instansi/Lembaga
terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan operasi pembersihan lokasi
bencana; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan operasi
pembersihan lokasi bencana bekerjasama dengan Sub Bagian
Humas dan Pelaporan.

▪ Kepala Seksi Pembersihan Lokasi bertanggungjawab kepada


Kepala Bidang Pemulihan Prasarana dan Sarana.

b) Seksi Pemulihan Prasarana dan Sarana Vital

▪ Seksi Pemulihan Prasarana dan Sarana dipimpin oleh Kepala


Seksi Pemulihan Prasarana dan Sarana.
▪ Seksi Pemulihan Prasarana dan Sarana bertugas:
- menyusun rencana operasi pemulihan fungsi prasarana dan
sarana vital;
- melakukan perhitungan kebutuhan sumber daya untuk
operasi pemulihan fungsi prasarana dan sarana vital;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan logistik, peralatan dan
sarana transportasi untuk operasi pemulihan fungsi prasarana
dan sarana vital melalui koordinasi Bidang Logistik dan
Peralatan serta Perwakilan Perangkat
Daerah/Instansi/Lembaga terkait;
- mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk operasi pemulihan fungsi prasarana dan sarana vital
melalui koordinasi dengan Sub Bagian Administrasi dan
Relawan serta Perwakilan Perangkat Daerah/Instansi/Lembaga
terkait;
- mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan operasi pemulihan fungsi prasarana
dan sarana vital; dan
- menyusun laporan dan umpan balik pelaksanaan pemulihan
fungsi prasarana dan sarana vital bekerjasama dengan Sub
Bagian Humas dan Pelaporan.

▪ Kepala Seksi Pemulihan Prasarana dan Sarana Vital


bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pemulihan Prasarana
dan Sarana.

43
i. Bidang Perlindungan, dan Pemulihan Dini

a) Seksi Hunian Sementara

• Seksi Hunian Sementara dipimpin oleh Kepala Seksi Hunian


Sementara.

• Seksi Hunian Sementara bertugas :


- menyediakan tempat pengungsian dengan mempertimbangkan
protokol kesehatan yang ketat untuk menghindari transmisi
penyakit menular;
- memisahkan pengungsi menjadi pengungsi umum, kelompok
rentan-lansia-ibu hamil,
- memastikan pengelompokan pengungsi sesuai keluarga inti
dengan menjaga jarak aman antar kelompok keluarga.

• Kepala Seksi Hunian Sementara bertanggungjawab kepada


Kepala Bidang Perlindungan, dan Pemulihan Dini.

j. Sekretariat

▪ Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Kota Administrasi Jakarta


Timur.

▪ Sekretaris bertugas dan bertanggung jawab dalam kegiatan:


- penyelenggaraan administrasi umum dan relawan;
- penyelenggaraan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan;
- penyelenggaraan pemenuhan akomodasi dan perlengkapan internal
(Pos Komando PDB, Pos Lapangan PDB dan Pos Pendukung PDB);
- penyelenggaraan pemenuhan pelayanan kesehatan internal; dan
- penyelenggaraan pengamanan internal.

▪ Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Pos


Komando PDB.

▪ Dalam pelaksanaan tugasnya, Sekretaris dibantu oleh Kepala Sub


Bagian Administrasi dan Relawan, Kepala Sub Bagian Keuangan dan
Kepala Sub Bagian Akomodasi Internal.

1. Sub Bagian Akomodasi Internal

▪ Sub Bagian Akomodasi Internal dipimpin oleh Kepala Sub Bagian


Akomodasi Internal.

▪ Sub Bagian Akomodasi Internal bertugas:


- rujukan bagi petugas yang sakit/terluka dalam tugas;

44
- merencanakan mekanisme keselamatan dan keamanan Pos
Komando PDB, Pos Lapangan PDB dan Pos Pendukung PDB
serta petugas yang bekerja di lapangan;
- melaksanakan kegiatan keselamatan dan keamanan bagi Pos
Komando PDB, Pos Lapangan PDB dan Pos Pendukung PDB
serta petugas yang bekerja di lapangan;
- memantau keberadaan petugas/relawan; dan
- Menyiapkan sarana operasional Pos Komando PDB (fasilitas
rapat, fasilitas konferensi pers, konsumsi).

▪ Kepala Sub Bagian Akomodasi Internal bertanggungjawab kepada


Sekretaris.

2. Sub Bagian Keuangan

▪ Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian


Keuangan.

▪ Sub Bagian Keuangan bertugas:


- menyusun kebutuhan anggaran untuk penyelenggaraan
penanganan darurat bencana berkoordinasi dengan bagian,
bidang, sub bagian dan seksi yang ada di Pos Komando PDB,
Pos Lapangan PDB dan Pos Pendukung PDB;
- mengelola penerimaan bantuan dana untuk penyelenggaraan
penanganan darurat bencana;
- mempersiapkan administrasi permohonan bantuan dana;
- menyalurkan dana bantuan untuk penyelenggaraan
penanganan darurat bencana sesuai kebutuhan dengan
persetujuan Sekretaris dan Komandan Pos Komando PDB; dan
- membuat laporan pertanggungjawaban keuangan penanganan
darurat bencana.

▪ Kepala Sub Bagian Keuangan bertanggungjawab kepada


Sekretaris.

3. Sub Bagian Administrasi dan Relawan

▪ Sub Bagian Administrasi dan Relawan dipimpin oleh Kepala Sub


Bagian Administrasi dan Relawan.

▪ Sub Bagian Administrasi dan Relawan bertugas:


- registrasi dan pencatatan pihak-pihak lain yang berkepentingan
(termasuk relawan dari komunitas internasional);
- menginformasikan dan menyerahkan secara operasional lebih
lanjut relawan ke bidang penyelenggara operasi sesuai bidang
tugas;
- menyiapkan rapat berkala Pos Komando PDB; dan

45
- memfasilitasi dan mencatat rotasi petugas Pos Komando PDB
dan memastikan adanya dokumen serah terima penugasan dari
petugas yang dirotasi kepada petugas pengganti.

▪ Kepala Sub Bagian Administrasi dan Relawan bertanggungjawab


kepada Sekretaris.

4.5. Instruksi Koordinasi

1. Susun rekomendasi Keadaan Kedaruratan Bencana (Siaga Darurat/Tanggap


Darurat/Transisi Darurat Ke Pemulihan) atau Pengakhiran Keadaan
Kedaruratan kepada Gubernur
2. Lakukan rapat koordinasi awal dan pembagian tugas pokok dan fungsi
masing-masing pelaku penanggulangan Penanganan Bencana Banjir
3. Susun SOP sesuai dengan tugas bidang masing-masing
4. Lakukan operasi sesuai dengan SOP yang telah disusun
5. Dirikan Pos Lapangan disetiap tingkat wilayah sesuai dengan kebutuhan
6. Lakukan rapat-rapat koordinasi, evaluasi dan pelaporan secara berkala
Lakukan tinjauan, monitoring, evaluasi langsung ke lapangan

46
BAB V
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

5.1. Administrasi

1) pada awal kejadian Banjir atau sebelum sistem komando penanganan


darurat bencana di aktifkan maka seluruh sumberdaya lokal Kota
Administrasi Jakarta Timur di optimalkan dimana dana kegiatan berasal
dari setiap OPD atau lembaga terkait yang mempunyai anggaran
penanggulangan bencana;
2) setelah di tetapkannya pernyataan status keadaan darurat bencana
(Tanggap Darurat dan Transisi Darurat ke Pemulihan) oleh Gubernur dan
Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana diaktifkan maka kegiatan
operasi darurat mengacu pada SKPDB dan menggunakan Biaya Tidak
Terduga (BTT) yang bersumber dari APBD;
3) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merapat, memberikan pendampingan dan
bantuan berupa sumberdaya yang tidak dimiliki dan tidak bisa dipenuhi
oleh Kota Administrasi Jakarta Timur; jenis pendampingan yang diberikan
mencakup; kebijakan dan arahan strategis, pendampingan teknis berupa
personil, pendampingan akses dana bencana Provinsi DKI Jakarta,
administrasi untuk pelaksanaan yang akuntabel.
4) Dana bantuan sumber lain yang tidak mengikat.
5) Mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5.2.Logistik

1) pada saat awal kejadian bencana, seluruh sumber daya lokal (SDM,
peralatan, transportasi, pangan, dll) dioptimalkan baik dari sektor
pemerintah, lembaga usaha dan juga masyarakat; dan
2) Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur dapat meminta atau
menerima bantuan pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun
Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten terdekat seperti; Jawa Barat, Bekasi
maupun Bogor, Provinsi anggota Mitra Praja Utama dan pemerintah
Provinsi terkait fasilitas, personil, BTT, Pendampingan logistik dan
peralatan yang tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Kota Administrasi DKI
Jakarta.
3) Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur dapat menerima bantuan lain
disesuaikan dengan regulasi atau kebijakan yang berlaku untuk

47
pendampingan logistik dan peralatan yang tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur.
4) Mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.

48
BAB VI
PENGENDALIAN

Organisasi Komando Penanggulangan Darurat Bencana berada di Kota Administrasi


Jakarta Timur. Manajemen dan koordinasi pelaksananaan keadaan darurat bencana
banjir menggunakan metode satu pintu dengan Pos Komando sebagai pusat kendali
pelaksanaan tanggap darurat.
Komandan Tanggap Darurat akan ditugaskan melalui Surat Keputusan Walikota
Jakarta Timur yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan penanganan darurat
bencana Banjir di Kota Administrasi Jakarta Timur

6.1 Komando

Komando Operasi Penanganan Darurat Bencana Banjir Di Provinsi DKI Jakarta


dipimpin Sekda Provinsi DKI Jakarta ex-officio Kepala BPBD atau Komandan yang
ditunjuk oleh Gubernur. Memastikan adanya kesatuan komando, terarah, terpadu,
terukur dan terbangun interoperabilitas antar pihak terkait operasi penanggulangan
kedaruratan bencana. Memerintahkan para pejabat yang mewakili
lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanggulangan
kedaruratan bencana

6.1.1 Pos Komando


Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Kota Administrasi Jakarta Timur,
selanjutnya disebut Pos Komando (Posko) berfungsi sebagai pusat komando operasi
darurat bencana untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau, dan
mengevaluasi pelaksanaan penanganan darurat bencana yang berkedudukan di
Ruang Serba Guna Lt 1 Blok A Walikota Jakarta Timur Jl. Sumarno No. 1 Kelurahan
Pulogebang Kecamatan Cakung

6.1.2 Pos Lapangan


Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana Provinsi DKI Jakarta, selanjutnya
disebut Pos Lapangan PDB, berfungsi sebagai pelaksana operasi pendukungan
penanganan darurat bencana kepada SKPDB Kabupaten/Kota, berkedudukan
Kampus Universitas Borobudur Jl. Raya Kalimalang No. 1 Rt 009/04 Kelurahan
Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar
Tabel 12 Lokasi Pos Lapangan Kota

49
Kabupaten/Kota Pos Lapangan Alamat
Kota Jakarta Kampus Universitas Jl. Raya Kalimalang No. 1 Rt
Timur Borobudur 009/04 Kelurahan Cipinang
Melayu, Kecamatan Makasar

6.1.3 Pos Pendukung


Pos Pendukung Kota Adminitrasi Jakarta Timur yang selanjutnya disebut sebagai
Pos Pendukung berfungsi memperlancar akses masuk, keluar, dan
mobilisasi/distribusi bantuan penanganan darurat bencana, baik bantuan dari
Instansi Pemerintah maupun Dunia Usaha dan masyarakat. Pos Pendukung
berkedudukan di:

Tabel 13 Lokasi Pos Pendukung

Pos Pendukung Lokasi Alamat


Pos Pendukung Kolong Jembatan Becak Kayu, depan Kantor RW 04 Cipinang
Melayu, Kecamatan Makasar Rt 006/04 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan
Makasar

6.2 Kendali
Komandan PDB melaksanakan fungsi pengendalian untuk pengerahan sumber daya
berupa sumber daya manusia, sumber daya peralatan, sumber daya logistik dan
operasi penanganan darurat bencana.

6.3 Koordinasi
Koordinasi melibatkan perwakilan seluruh SKPDB yang bersifat wajib. Pertemuan
koordinasi ini dipimpin oleh seorang komandan dan dilaksanakan di Pos Komando
Tanggap Darurat 1 (satu) kali setiap hari selama masa darurat dan diselenggarakan
pada waktu yang disepakati. Pertemuan koordinasi membahas laporan
perkembangan dari setiap bidang operasi dan mendiskusikan alternatif-alternatif
solusi.

6.4 Komunikasi
1. Radio
- Frekuensi Radio Trunking Jalur Walikota Administrasi Jakarta Timur

50
Frekuensi Radio Trunking menggunakan Radio Trunking Tiap UKPD dan berpindah
jalur ke Frekuensi Walikota Jakarta Timur. Penggunaan frekuensi diperuntukan bagi
Satuan kerja yang ada di Kota Adminitrasi Jakarta Timur
2. Telepon: 021 48702407
3. Email: suratwalikota@jakarta.go.id
4. Faksimile: 021 - 48702433
5. Website : timur.jakarta.go.id

6.5 INFORMASI

Informasi dapat diperoleh dan dianalisis dari berbagai sumber termasuk dari laporan
dari aparat Kelurahan dan kecamatan juga laporan dari berbagai media sosial secara
real-time. Informasi tersebut dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan
oleh Komandan Tanggap Darurat dan yang terlibat didalam Struktur Komando
Penanggulangan Darurat Bencana. Informasi tidak hanya mencakup data, tetapi juga
sistem, aplikasi, metode analisis, serta Info dari BPBD

51
BAB VII.
RENCANA TINDAK LANJUT

7.1 Komitmen Para Pihak dalam Penanganan Kedaruratan

Agar dokumen rencana Kontinjensi dapat dijaga kekiniannya, maka


diperlukan komitmen dari semua pihak, baik dari Pemerintah Kota
Administrasi Jakarta Timur, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, Media, dan
Organisasi Non Pemerintah, untuk dapat berperan, mengampu tugas dan
fungsinya dalam sistem komando penanganan darurat bencana. Dalam
rangka memperkuat dan mengikat partisipasi semua pihak yang terlibat,
dokumen rencana Kontinjensi ditandatangani dalam lembar komitmen dan
selanjutnya disahkan oleh Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur.

7.2 Latihan Kesiapsiagaan

Setelah disusun dan dikaji ulang, rencana Kontinjensi perlu diuji dengan
berbagai cara di bawah ini. Uji latih kesiapsiagaan ini bertujuan
memastikan bahwa rencana Kontinjensi sesuai untuk dilaksanakan.
Dengan demikian, para pemangku kepentingan memahami apa saja peran
mereka dan mengetahui kapan dan bagaimana mereka menjalankan peran
tersebut.
7.2.1 Simulasi Rapat Koordinasi
Simulasi Rapat Koordinasi ini merupakan agenda finalisasi Rencana Kontinjensi
di tingkat Kotamadya yang memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Dipimpin oleh Walikota/Sekretaris Kota.
2. Situasi yang akan dihadapi sesuai skenario dalam rencana Kontinjensi.
3. Kesiapan masing-masing bidang terhadap situasi tersebut.
4. Menyiasati kemunculannya kesenjangan sumber daya.
5. Sebagai catatan untuk menyesuaikan rencana Kontinjensi.

7.2.2 Kegiatan Uji Posko/Geladi Posko


Kegiatan uji posko atau geladi posko diikuti oleh setiap unsur pemangku
kepentingan yang terlibat dalam Rencana Kontinjensi sesuai dengan bidang
masing-masing. Uji posko/geladi posko ini bertujuan memastikan:
1. Jalur komunikasi sesuai dengan yang tercantum dalam rencana
Kontinjensi, baik perangkat, lebar pita, maupun frekuensi radio yang
digunakan. Lihat lampiran C - Jaring Komunikasi.
52
2. Jalur transportasi untuk mobilitas dan evakuasi sesuai dengan
situasi sebenarnya, untuk menghitung waktu tempuh dan jenis
rekayasa lalu lintas apa yang harus diterapkan, jika diperlukan.

7.2.3 Kegiatan Uji Lapang/Geladi Lapang


Kegiatan uji lapang atau geladi lapang adalah Latihan di lapangan yang
bertujuan untuk menguji atau mengevaluasi perencanaan bidang operasi.
Geladi lapang ini dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat serta
sumber daya lokal yang ada di Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur
Provinsi DKI Jakarta. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui bahwa di
wilayahnya sudah ada rencana Kontinjensi, serta masyarakat juga tahu jika
terjadi kedaruratan, mereka harus kemana dan siapa yang dapat
dihubungi.

53
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1.
Mekanisme Konversi Rencana Kontinjensi menjadi Rencana
Operasi: Penyusunan Rencana Operasi Penanganan Darurat

Berdasarkan Formulir 8. Perka No 24 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana


Operasi Darurat Bencana Disesuaikan.

RENCANA OPERASI DARURAT BENCANA

Lembar No. dari lembaran

Nama Lokasi (koordinat peta) :


Tanggal waktu pembuatan Rencana Operasi :

RENCANA OPERASI:
PENANGANAN KEDARURATAN BANJIR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA
TIMUR
Nomor :

PENUNJUKAN:

1. Peta : Nasional/Wilayah/Daerah
2. Skala : (skala peta)
3. Tahun : (tahun pengeluaran peta)
4. Daerah Waktu : WIB
5. Landasan Hukum : (landasan hukum
pembuatan Rencana Operasi)
6. Dokumen : Rencana Kontinjensi Banjir Kota Administrasi Jakarta
Timur

DAERAH WAKTU : WIB


SANDI OPERASI : BENCANA BANJIR
SUSUNAN TUGAS :

54
1. Situasi
a. Macam/ jenis bencana yang telah terjadi terdiri dari: (tulis informasi
dari Informasi Bencana)
i. Macam/jenis bencana, tanggal waktu kejadian, lokasi/ daerah
bencana, korban manusia, kerusakan bangunan, sarana,
prasarana umum, ekonomi dan dampak sosial
ii. Informasi lanjutan tentang perkembangan situasi bencana dan
informasi dukungan bantuan kemanusiaan.
b. Kebijakan Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah.

2. Tugas Pokok
Organisasi Komando Penanganan Darurat Bencana Banjir melaksanakan
operasi pendukungan, pendampingan, dan penguatan kepada Sistem
Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) Kota Jakarta Timur dalam
melaksanakan operasi pencarian, pertolongan, penyelamatan dan
pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak bencana Banjir, mulai hari
“H” jam “J” selama 7 hari, di Kota Jakarta Timur dengan pengerahan
sumber daya personil, peralatan, logistik, dan anggaran, serta memfasilitasi
bantuan para pihak di tingkat nasional maupun internasional.
SKPDB Provinsi DKI Jakarta menjalankan fungsi pendukungan dan
pendampingan penanganan darurat sejak penetapan status darurat
bencana (Tanggap Darurat-Transisi Darurat ke pemulihan) selama 14 hari
atau dapat lebih singkat atau diperpanjang sesuai dengan kondisi yang ada,
dengan memprioritaskan efektivitas dan keterpaduan kebijakan dan strategi
penanganan, pengendalian, koordinasi, penguatan kapasitas, mobilisasi
sumber daya, dan upaya pencegahan, sesuai dengan asas dan prinsip
penanggulangan bencana yang memiliki perspektif gender dan inklusif bagi
kelompok rentan. Inklusivitas adalah melibatkan secara bermakna
partisipasi kelompok rentan dengan melakukan data terpilah (berdasarkan
jenis kelamin, umur, dan ragam disabilitas, serta penyakit
bawaan/komorbid), mengakomodasi aksesibilitas fisik dan aksesibilitas
informasi bagi kelompok rentan, dan meningkatkan kapasitas mereka agar
risiko dari bencana dapat diminimalisir karena mereka adalah kelompok
yang paling rentan ketika terjadi bencana. Dengan demikian, perlindungan
terhadap kelompok rentan juga dapat diwujudkan dalam penanggulangan
kebencanaan, termasuk dalam fase tanggap darurat bencana.

55
3. Pelaksanaan
a. Konsep Operasi dan Sasaran Operasi
Lihat BAB IV SUB BAB 4.1
b. Struktur Organisasi dan Penjabaran Komando Tanggap Darurat
Bencana
Lihat BAB IV SUB BAB 4.2, SUB BAB 4.3, SUB BAB 4.4
c. Instruksi dan Koordinasi
Lihat BAB IV SUB BAB 4.5
d. Administrasi dan Logistik
Lihat BAB V
e. Pengendalian
Lihat BAB VI
f. Penutup

Tanggal (penetapan) Ditetapkan oleh: Komandan

Darurat Bencana

Lampiran:
A. Surat Penetapan Status Darurat Gubernur
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pejabat Operasi
C. Penjabaran tugas pejabat operasi
D. Jaring Komunikasi
E. Rencana Dukungan Anggaran

56
LAMPIRAN 2.
Proyeksi Wilayah Dan Penduduk Terdampak

57
LAMPIRAN 3.

Susunan Pelaksana Tugas

No. Tugas/ Posisi* Institusi (Lembaga)


1 Komando, Kendali dan Komunikasi
Komandan Walikota
Wakil Komandan Wakil Walikota, Dandim dan
Kapolsek
2 Sekretariat
Pimpinan Sekretaris Kota
Pendukung BPKD Kota/Kabupaten, Inspektur
Kota/Kabupaten, Bagian PKLH,
Bagian Kesejahteraan Rakyat,
Bagian Umum dan Protokol,
Bagian Pemerintahan.
3 Bagian Perencanaan
Pimpinan Kepala Bagian Pemerintahan
Pendukung Suku Dinas Penanggulangan
Kebakaran dan Penyelamatan,
Satpol PP Kota/Kabupaten dan
TNI-Polri
4 Bagian Data, Informasi dan Humas
Pimpinan Kepala Suku Dinas Informasi,
Tekhnologi dan Informatika
Pendukung JSC dan Pusdatin Kebencanaan-
BPBD
5 Penyelamatan & Evakuasi

Pemimpin Asisten Pemerintahan Sekda


Pendukung Suku Dinas Penanggulangan
Kebakaran dan Penyelamatan,
Satpol PP Kota/Kabupaten,
Basarnas, TNI, Polri, PMI,
Pramuka, Tagana, Relawan PB
6 Logistik dan Peralatan
Pemimpin Kepala Bagian Penataan Kota dan
Lingkungan Hidup
Pendukung Suku Dinas Penanggulangan
Kebakaran dan Penyelamatan,

58
Suku Dinas Pertamanan dan
Hutan Kota, Suku Dinas Tenaga
Kerja, Transmigrasi dan Energi,
Suku Dinas Bina Marga, Suku
Dinas Tata Air, Suku Dinas
Lingkungan Hidup, Suku Dinas
Kesehatan, Satpol PP
Kota/Kabupaten, TNI-Polri,
Bagian Perekonomian, Bagian
Pemerintahan dan Relawan PB
7 Perlindungan dan Pemulihan Dini
Pemimpin Kepala Bagian Perekonomian
Pendukung Suku Dinas Koperasi dan UMKM,
Suku Dinas Perhubungan, Suku
Sekda Dinas DukCapil, Suku
Dinas Bina Marga, Suku Dinas
Tata Air, Suku Dinas Perumahan
dan Kawasan Pemukiman, Suku
Dinas Lingkungan Hidup, Suku
Dinas Pertamanan dan Hutan
Kota, Satpol PP Kota/Kabupaten,
Bagian Perekonomian, dan Bagian
Kesejahteraan Rakyat

LAMPIRAN 4.

Jaring Komunikasi

Jaring Komunikasi Organisasi Penanganan Darurat Bencana Banjir Di Provinsi Dki


Jakarta

Jaring Komunikasi pada saat Tanggap Darurat:


1. Hampir seluruh komponen dapat berkomunikasi pada saat tanggap
darurat.
2. Untuk PUSPENAS (Pusat Pendamping Nasional) hanya berkomunikasi
dengan BNPB dan posko lapangan
3. Untuk Tim Reaksi Cepat provinsi hanya dapat berkomunikasi
lapangan dengan BPBD provinsi dan Posko
4. Koordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia, Polisi dan
Kementerian, Lembaga atau Dinas terkait disesuaikan setiap tingkat
provinsi/kabupaten

59
60
Konfigurasi Jaring Komunikasi dapat dilihat pada gambar berikut:
Lampiran 5.

Estimasi Ketersediaan dan Kebutuhan Sumberdaya

1. Komando dan Koordinasi

Harga
No Uraian Kebutuhan Tersedia Kesenjangan Satuan Jumlah (Rp) Keterangan
Satuan (Rp)

Pinjam Dinas
1 Genset 2 1 1 Unit -
PE

2 Motor Trail 5 5 0 Unit - - Pinjam BPBD

3 Mobil Komando/Ops 3 4 0 Unit - - Pinjam BPBD

Konsumsi Piket (30


4 3.600 - 3.600 Box 25.000 90.000.000
org x 3 x 40 hr)

BBM Motor (5 lt x 5 x
5 1.000 - 1.000 Liter 10.000 10.000.000
40 hr)

BBM Mobil (20 lt x 3 x


6 2.400 2.400 Liter 10.000 24.000.000
40hr)

Konsumsi Rapat (50


7 500 - 500 Box 10.000 5.000.000
org x 10 hr)

8 Spanduk Posko 1 0 1 2x5 meter 300.000 300.000

9 Rompi posko+topi 100 100 0 Buah 200.000 20.000.000

10 Obat 1 1 paket - Tersedia dinkes

Kerjasama
11 Pulsa 50 0 50 paket -
operator

Total 140.300.000

Catatan: Data berdasarkan dari Tingkat Provinsi DKI Jakarta

2. Sektor Penyelamatan dan Evakuasi


a. Proyeksi Sumber Daya Manusia

KEBUTUHAN No. INSTANSI KETERSEDIAAN KEKURANGAN KETERANGAN

1.837 Rescuer 1 Damkar PB 150 1 rescuer = 10 orang


2 Satpol PP 3209 Tim TRC = 620
3 SAR Jakarta 60
4 Kodam Jaya 1200
850 + 2 Batalyon Tim Paskhas dapat
5 Koops AU 1
Paskhas beroperasi bergantian
6 Ko Armabar 1.052
7 Polda Metro Jaya 15 Tim DVI
8 PMI 300
9 Dinsos (Tagana) 68
10 Jakarta Rescue 150
13 Dinshub 576
15 PKPU 10
1.837 TOTAL 9.064 Jumlah Rescuer Surplus

Catatan: Data berdasarkan dari Tingkat Provinsi DKI Jakarta


b. Proyeksi Peralatan

NO NAMA PERALATAN SATUAN KEBUTUHAN TERSEDIA KURANG KETERANGAN

Konfirmasi Basarnas dan POLDA


1 Helicopter Unit 4 3 1
: data heli
SAR Jakarta 3; Armabar 1
2 Rescue Truk Unit 14 8 0
Lohan; Orero Damkar 3 + 1 kecil
3 Truk Personil Unit 91 17 -74 17 Kodam Jaya

4 Mobil Penyelamat Unit 22 22 0 *di hold


Satpol PP 146; SAR Jakarta 24;
Perahu Karet (rubber 496 Dinsos 17; Kodam 26; Armabar
5 Unit 514 0
boat) (125 kelurahan * 4 unit) 20; PMI 12; Damkar 140;
*konfirmasi Polda
*disesuaikan dengan Satpol PP 60; Damkar 20
6 Peralatan Selam/ Scuba Unit 80
skenario
PMI 6; Dinsos (Tagana) 3;
Tali Carmantel/ 1 kelurahan = 2 rol
7 Rol 72 Damkar 16; Satpol PP 42; SAR
Penyelamat (@ = 100m) = 248
Jakarta 5
Jaket pnyelamat/ *warga yang
8 Buah 1810 510
plampung dievakuasi
50 ban X 14 Kecamatan; Satpol
9 Ban Dalam Buah 700 640 -60
PP 98; Tagana 100
10 Lampu Sorot Unit 28 20 -8 Damkar & DPE
diberi kpd setiap Kec.
Mesin Potong Kayu
11 Unit 33 33 0 Satpol PP 105; Damkar; SAR;
(Chain Saw)
Dinas Pertamanan
diberi 2 tiap kecamatan, Damkar;
12 Mesin Potong Besi Unit 66 23 -43
SAR
(sesuaikan dengan kelompok
13 Tandu Buah *asumsi = 1 : 10 orang 38
rentan di scenario)
14 HT Buah 420 192 -228 3 x 84 kel banjir

15 Gunting Besi Buah 33 28 -5 Damkar 18; SAR 10


Koordinasi dengan Dinas
16 Pick Up Unit 33 22 -11
Pertamanan
17 Megaphone Buah 84 32 -52 Tagana 10; Damkar 10; PMI 12
Damkar 2; Satpol PP 20; Dishub
18 Mobil Derek *situasional Unit - 22 -
31
*konfirmasi Polda ;sewa marina
19 Jetski Unit - - -
Ancol
Catatan: Data berdasarkan dari Tingkat Provinsi DKI Jakarta

3. Sektor Sarana Prasarana dan Pengungsian


a. Persiapan Personil masing-masing SKPD :
• Satpol PP : 3.209 Orang
• Dinas PU : 646 Orang
• Dinas Pertamanan dan Pemakaman : 123 Orang
• Dinas Kebersihan : 525 Orang
• Koops AU : 850 Orang
• Armabar : 1052 Orang
• Kodam Jaya : 1200 Orang
b. Proyeksi Peralatan

No Jenis Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan Keterangan


1 Truck 203
26
(D.Tamkam)
109
D.PU 22
D.Kebersihan 53
2 Mobil Pick Up 248
- D.Tamkam 23
-
- PU 7
- Satpol PP 228
3 Mobil Derek 49
Dishub 31
Damkar 1
Satpol PP 46
4 truk sampah
- D. Kebersihan 1100 900 182
- D. PU 18
5 Generator Set 124
2
Dinsos
6
Dinkes 52
58
DPE
6
PLN
Genset lalin
Dishub 20
6 Lampu penerangan/sorot 248 361
7 Toilet Portable 2.683
34 2.671
Dinsih
8 MCK Darurat 1.365 - 1.365
9 Bak Sampah Container 124
- 114
*update dr dinsih
10 Mobil Tanki Air Bersih 357 - 357
(D.Tamkam) 22
PAM Jaya5000lt (32unit) 4000lt(2
34
unit)
D.Kebersihan kapasitas 5000lt 6
11 Mobil Tanki Air Kotor 12
12 Tandon (PAM Jaya) 1000lt 60
13 Pompa Mobile 132 84 57
14 Shovel Loader 38 0 35
Shovel Loader PU 3
Shovel Loader Dinas Kebersihan 6
15 Ekscavator 38 9 29
16 Bronjong 2.780 1.000 21780
17 Karung Pasir 73.500 77000 35.000
18 Pasir 9.200 2.000m3 7.700
19 Chainsaw (D.Tamkam) 62 62
20 Mobil Jenazah(D.Tamka) 23 18
21 Tambang (D.Tamkam) 550m
22 Kantong Jenazah (D.Tamkam) 45 1.268
23 Perahu Karet
Armabar 124 20
Satpol PP 146
24 Helikopter 1
25 Tempat pengungsian (Berupa tempat
Dinas Olahraga fasilitas OR)
Pusat 17
Utara 18
Barat 16
Selatan 26
Timur 31
26 Tenda: 18 (tenda ton)
Kodam Jaya 9 (tenda RU)
Satpol PP 83 (tenda pleton)
Dinsos 130 (tenda kluarga)
25 (tenda pngungsi)
27 Sarana komunikasi (HT, Radio
248 434
Station), Dinas PU
28 Water Purifier
10
Pam Jaya (3m3/jam) utk MCK 124
5
Dinas Kesehatan

Catatan: Data berdasarkan dari Tingkat Provinsi DKI Jakarta

4. Sektor Layanan Kesehatan


a. Proyeksi Sumber Daya Manusia
KEBUTUHAN KETERSEDIAAN KEKURANGAN
POS
WILAYAH KOTA STANDAR SDM SDM SDM
KES
Dr Prwt Farmasi Dr Prwt Farmasi Dr Prwt Farmasi

Jakarta Timur 30 1 org x 3 shift 90 180 90 397 992 86 0 0 4

39 90 180 90 397 992 86 0 0 4

a. Obat-obatan dan Perbekalan Kesehatan

NO NAMA ALAT SATUAN KEBUTUHAN KETERSEDIAAN KEKURANGAN

I PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1 Obat-obatan Paket 60 74 0

2 Stetoscope i pos 1 paket Buah 36 130 0

3 Tensi Meter, i pos 1 paket Set 36 74 0

4 Flash Light/Senter i pos 1 paket Buah 36 222 0

5 Velbed i pos 2 paket Buah 72 227 0

6 Tiang Infus, i pos 2 paket Buah 72 74 0

II PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

1 AGD Dinkes 20 5 0

2 Ambulan Puskesmas 10 0
3 Ambulans PMI 3 0

4 Ambulans RSUD 0 0

5 Ambulans POLDA 1 0

6 Ambulans KoARMABAR 0 0

7 Kesdam (8 untuk 5 wilayah kota)

III PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

1 PAC 1010 0

2 Insectisida 7051 0

3 Larvasida 1922 0

4 Mesin Foging 99 0

5 Lysol 270 0

6 Kaporit 75 0

7 Abate 1375 0

5. Sektor Logistik dan Dapur Umum


a. Kebutuhan SDM, jumlah pengungsi : 1.700 jiwa
Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan
Kegiatan Keterangan
(orang/tim) (Orang) (Orang)
Mendirikan Pos Logistik : Siap tim+tenda
Tenda Pleton : 6x12m = 12 org
Provinsi : 1 tenda 1 tim BPBD 1 tim : 10-12 org
Kota : 2 tenda 16 tim Satpol PP : 10 tim Total tenda 5
Kecamatan : 10 tenda Dinas Sosial : 3 tim
Kodam Jaya : 3 tim
Kelurahan : 65 tenda
(+ Armabar, Koops AU1)
Polda Metro Jaya : konfirm
Mendirikan Dapur Umum 10 pos (jml 1.Dinas Sosial : 5 tim -15 : 1 tim 1 tim : 15 org
Lapangan : pengungsi (Prov, kota, KSB) (Dinsos)
dibagi 300 2.Kodam Jaya : 1 tim
orang): 1 tim 10 org (Kodam
(dilengkapi personil & Jaya)
(2 x makan) + peralatan & tenda)
(1 x snack) Satpol : 1 mobil
3. Satpol PP : 1 tim DapUm
4. PMI : 1 tim 1 tim : 14org
Menghimpun, menyortir, dan 35 org 1. Dinas Sosial : 5
pendistribusian Bantuan 2. Kecamatan : 6
Logistik :
3. Kelurahan : 1
12 pos logistik, @ 7 orang (3
stay, 4 delivary: Kodam 1, 4. TNI : 10 (Babinsa)
Polda 1, Dinsos 1, 1 driver), 5. POLRI : 8 (Bimas)
3 stay: Dinkes, Satpol PP, 6. Dinkes (ahli gizi) : 2
Staf Kelurahan) 7. PMI :
8. Satpol PP : 2 x 65: 130
b. Kebutuhan Logistik Pengungsian

NO JENIS BARANG SATUAN KEBUTUHAN TERSEDIA KURANG KET

1 Selimut Lbr 122.417 1.Dinas Sosial : 5.000 28.600 Konfrmasi PMI

2 Tikar Plastik Lbr 70.459 1.Dinas Sosial : 200 16.800

3 Matras Lbr 1.Dinas Sosial : 2.000 6.500

4 Terpal Lbr 1.Dinas Sosial : 1.000 15.800

5 Seragam Sekolah Stel 1.Dinas Sosial : 1.000 19.000

6 Kain Sarung Potong 1.Dinas Sosial : 1.000 15.800

7 Daster Potong 1.Dinas Sosial : 5.000 3.000

8 Kain Panjang Potong 1.Dinas Sosial : 1.000 15.000

9 Baju/Kaos Pcs 1.Dinas Sosial : 5.000 3.000

10 Pembalut Wanita pak 1.Dinas Sosial : 100 7.900

11 Pakaian Dalam Wanita Pcs 1.Dinas Sosial : 200 9.800

12 Popok Bayi Pcs 1.Dinas Sosial : 500 7.500

13 Kid Ware Paket 1.Dinas Sosial : 1.000 7.000

14 Food Ware Paket 1.Dinas Sosial : 1.300 15.500

15 Paket Ibu Hamil Paket - 5.000

16 Beras Kg 1.Dinas Sosial : 50.000 369.650

17 Mie Istan Dus 1.Dinas Sosial : 5.000 16.000

18 Minyak Goreng Dus 1.Dinas Sosial : 1.000 400

19 Kecap Btl 1.Dinas Sosial : 1.000 7.500

20 Peralatan sekolah Paket - 10.000


Perlengkapan
21 Paket - 10.000
Psikososial
Catatan: Data berdasarkan dari Tingkat Provinsi DKI Jakarta

c. Kebutuhan Dapur umum


• Kebutuhan kalori 2100 kkal/ jiwa/ hari
• Kebutuhan beras 0,4 kg/ jiwa/ hari (sesuai Perka BNPB No.7/2008),
kebutuhan Air 15 liter/ jiwa/ hari (sesuai Perka BNPB No.7/2008)
• Kebutuhan Bumbu untuk daging sapi dan ayam 3 kg/ 10 kg daging,
kebutuhan Bumbu untuk sayur mayur 250 gr/ 10 kg
• Kebutuhan jatah hidup bagi pengungsi sesuai dengan SK Gubernur Nomor
8/2020 adalah Rp. 35.000/jiwa/hari, tidak didistribusikan dalam bentuk
uang, tetapi dikonversi kedalam bentuk makanan siap saji yang dikelola
oleh dapur umum.
• Asumsi 7 hari masa tanggap darurat dengan jumlah pengungsi 946 jiwa.
No JENIS BARANG SATUAN KEBUTUHAN TERSEDIA KURANG KETERANGAN

1 Makanan Siap Saji Box/bks 1.800.000 1. Dinas Sosial : 720.000, 260.000 1.DU Mandiri
2. Kodam Jaya : 320.000, 2.CSR
3. PMI : 500.000 3. KSB
2 Air Mineral dus 34.970 1. Dinas Sosial : Pengadaan
2 Kodam Jaya :
3. PMI :
3 Perlengkapan Dapur Paket/Set 130 1. Dinas sosial : 70 21 Pengadaan
umum 2. Kodam Jaya : 9
3. PMI : 40
4 Torrent air Unit 130 1. Dinas Sosial : 5 85 1. Koor. sarpras
2. PMI : 50 2. Pengadaan
5 Perahu Viber ( Ukurun Unit 124 1. Dinas Sosial : 84 32 Pengadaan
Kecil ) 2. PMI : 8
5 Motor Roda Tiga Unit 124 1. Dinas Sosial : 5 - -
2. Kelurahan :
6 Tenda untuk Dapur Unit 260 1. Dinas Sosial : 110 110 1. Koor. sarpras
Umum 2. Kodam Jaya : 16 2. Pengadaan
3. PMI : 34

Catatan: Data berdasarkan dari Tingkat Provinsi DKI Jakarta

d. Kebutuhan SDM

No Kegiatan Personil Keterangan


1 Mendirikan Dapur Umum 975 1 dapur umum 15 orang x (65 kel + 1 wilayah kota + 1 pusat)
2 Mengelola Bantuan 140 1 kelurahan 2 orang + 10 orang tingkat provinsi
3 Menyortir dan Memeriksa 140 1 kelurahan 2 orang + 10 orang tingkat provinsi
bantuan
4 Distribusi bantuan 270 1 kelurahan 4 orang + 10 orang tingkat provinsi
5 Penyediaan peralatan 130 1 kelurahan 2 orang
Psiko-Sosial

e. Kebutuhan Bahan Baku Dapur Umum


TELOR
NO WILAYAH BERAS AIR BERSIH DAGING SAPI AYAM SAYURAN
AYAM
Jakarta
1. 155.120 kg 5.817.000 liter 5.817 kg 15.512 ekor 7.271 kg 32.317 kg
Timur
eko
TOTAL 155.120 kg 5.817.000 liter 5.817 kg 15.512 7.271 kg 32.317 kg
r

f. Perlengkapan Dapur Umum

No. Jenis barang Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan Keterangan


1 Perlengkapan Dapur Umum 130 set 1 kel 1 set, 1 wil 1 set, 1
pusat
2 Tenda dapur umum 168 tenda 1 titik 2 tenda
3 Tanki air bersih 168 buah 1 titik 2 buah
Catatan: Data berdasarkan dari Tingkat Provinsi DKI Jakarta
Lampiran 6 Album Peta

1. Peta Kawasan Rawan Banjir Jakarta Timur


2. Peta Lokasi Pengungsian Jakarta Timur
Peta Analisis Risiko Banjir

Peta Populasi di Kawasan Rawan Banjir


Peta Lokasi Penampungan Wilayah Rawan Banjir

Peta Lokasi Menara Telekomunikasi Mikrosel di Wilayah Rawan Banjir


Peta Fasilitas Kesehatan di Wilayah Rawan Banjir

Peta Fasilitas Pendidikan di Wilayah Rawan Banjir


Lampiran 7 Mata Rantai Peringatan Dini

Alur Penyebaran Informasi Cuaca

aca
Alur Penyebaran TInggi Muka Air
Lampiran 8 Rencana Transportasi dan Evakuasi

Hal yang perlu dipenuhi dari sektor transportasi untuk mengamankan :

1. Jalur evakuasi
2. Jalur logistik
3. Jalur lalu lintas/pengalihan arus
4. Jalur prioritas pejabat/VVIP

Untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan kebutuhan tersebut akan diperlukan


penjelasan sebagai berikut :

1. Jalur evakuasi :
Untuk menjangkau luas perkiraan daerah yang terkena dampak banjir
diperlukan peta evakuasi dari masing-masing wilayah.
Setelah peta diperoleh akan dapat tersusun berapa kebutuhan personil,
kebutuhan rambu, perkiraan jarak tempuh yang singkat.
Unsur yang diperlukan : Polantas, Dinas Perhubungan.

2. Jalur logistik
Setelah pengungsi selamat, jalur transportasi diperlukan untuk mengawal dan
menyelamatkan pengiriman logistik dengan waktu sesingkat mungkin. Unsur
yang ditugaskan : Polantas, Dinas Perhubungan.

3. Jalur lalu lintas


Karena dampak banjir pasti berakibat genangan di wilayah yang berakibat
macet sehingga pengaturan lalu lintas benar-benar diperlukan.
Sesuai UU No. 2 tahun 2009 pasal 18, maka polisi berhak menentukan diskresi
sesuai kebutuhan demi lancarnya lalu lintas.
Personil yang bertugas : Polantas, Dinas Perhubungan.

4. Jalur prioritas
Setiap ada banjir pasti aka nada pejabat yang meninjau/memberikan bantuan,
maka jalan yang akan dilalui harus diprioritaskan.
Personil yang bertugas : Polantas, Dinas Perhubungan, kekuatan sesuai
kebutuhan di lapangan.
Lampiran 9 SOP/Protap

1. SOP Penanganan Darurat Bencana


SOP PENANGANAN DARURAT BENCANA
Penanggung Jawab Mutu Baku
Kasi Dalops, Kasi Kepala Bidang Keterangan
Pusdalops Kepala Persyaratan/
No Uraian Kegiatan Darsi, dan Kasi Kedaruratan dan Kepala BPBD Gubernur TRC Waktu Ouput
Team Piket Pelaksana Kelengkapan
Logpal Logistik
1 2 3 8 9 10 11

Menerima informasi dan melakukan konfirmasi kejadian Laporan kejadian Laporan kejadian
1 5 menit
bencana bencana bencana
Menerima laporan dan segera meneruskan ke Kabid Laporan kejadian Laporan kejadian
2 1 jam
Darlog bencana bencana
Laporan kejadian Laporan kejadian
3 Menerima laporan dan segera meneruskan ke Kalak 1 jam
bencana bencana
Menerima laporan dan segera meneruskan ke Kalak Laporan kejadian Laporan kejadian
4 30 menit
BPBD bencana bencana
Laporan kejadian
5 Menerima laporan dan segera meneruskan ke Gubernur 30 menit Instruksi
bencana
Memerintahkan Kapala BPBD melaksanakan kaji cepat
menentukan tingkat kerusakan, kerugian, korban dan
6 Instruksi 1 hari Instruksi
kebutuhan yang diperlukan untuk menanggulangi
bencana
Memerintahkan Kabid Darlog melaksanakan kaji cepat
menentukan tingkat kerusakan, kerugian, korban dan
7 Instruksi 15 menit Disposisi
kebutuhan yang diperlukan untuk menanggulangi
bencana
Menyampaikan surat ke TRC agar melaksanakan keji
cepat menentukan tingkat kerusakan, kerugian, korban Disposisi, Surat Disposisi, Surat
8 15 menit
dan kebutuhan yang diperlukan untuk menanggulangi Tugas Tugas
bencana
Melaksanakan kaji cepat menentukan tingkat kerusakan,
kerugian, korban dan kebutuhan yang diperlukan untuk Disposisi, Surat Laporan hasil kaji
9 15 menit
menanggulangi bencana dan melaporkannya kepada Tugas cepat
Kalak BPBD
Menyampaikan laporan kaji cepat bencana ke Kepala Laporan hasil kaji Laporan hasil kaji
10 15 menit
BPBD cepat cepat
Laporan hasil kaji Laporan hasil kaji
11 Menyampaikan laporan kaji cepat bencana ke Gubernur 15 menit
cepat cepat
Memeriksa laporan kaji cepat bencana, jika YA akan
memutuskan konsep penanganan darurat bencana dan Laporan hasil kaji Laporan hasil kaji
12 15 menit
status darurat bencana yang harus dilaksanakan BPBD , cepat cepat
jika TIDAK akan dikaji kembali
Memerintahkan Kalak untuk berkoordinasi dengan Instansi Laporan hasil kaji Laporan hasil kaji
13 terkait dan Masyarakat dalam melaksanakan penanganan 15 menit
darurat bencana cepat cepat
Memerintahkan Kabid Darlog untuk melaksanakan
penanganan darurat bencana dengan pengendalian Laporan hasil kaji Kebutuhan dasar SOP Identifikasi
14 operasi lapangan, mengerahkan pasukan, sarana- 15 menit
prasarana dan logistik ke lokasi bencana, penyelamatan, cepat bencana Lokasi Bencana
evakuasi dan penanganan pengungsi
Memerintahkan Kasi Dalops, Kasi Darsi, dan Kasi Logpal
untuk melaksanakan penanganan darurat bencana
dengan pengendalian operasi lapangan, mengerahkan Kebutuhan dasar Kebutuhan dasar
15 1 jam
pasukan, sarana-prasarana dan logistik ke lokasi bencana bencana
bencana, penyelamatan, evakuasi dan penanganan
pengungsi
Melaksanakan dan mengkoordinasikan penanganan
darurat bencana dengan: 1. pengendalian operasi
lapangan; 2. mengerahkan pasukan, sarana- Kebutuhan dasar Laporan penanganan
16 prasarana dan logistik ke lokasi bencana; 3. 1 hari
penyelamatan, evakuasi dan penanganan bencana darurat bencana
pengungsi.; 4. Melaporkan pelaksanaannya kepada
Kabid Darlog
Memeriksa laporan penanganan darurat bencana, jika YA
Laporan penanganan Laporan penanganan
17 akan diteruskan ke Kalak, jika TIDAK akan dikembalikan 15 menit
untuk diperbaiki darurat bencana darurat bencana

Memeriksa laporan penanganan darurat bencana, jika YA


akan ditandatangani untuk diteruskan ke Kepala BPBD Laporan penanganan Laporan penanganan
18 15 menit
dan Gubernur, jika TIDAK akan dikembalikan untuk darurat bencana darurat bencana
diperbaiki

Mendokumentasikan laporan pelaksanaan penanganan Laporan penanganan Laporan


19 15 menit
darurat bencana darurat bencana terdokumentasikan

20 Menyelesaikan proses

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


SOP Kaji Cepat Bencana
Penanggung Jawab Mutu Baku
Kepala Seksi
Kepala
Kedaruratan Kepala
Pusdalops Tim Reaksi Cepat Bidang Persyaratan/
No Uraian Kegiatan JFU dan Pelaksana Waktu Ouput
Tim Piket (TRC) Kedaruratan Kelengkapan
Penanganan BPBD
dan Logistik
Pengungsii
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
data dan data dan
Menerima informasi dan melakukan konfirmasi serta
1 Informasi 10 menit Informasi
melaporkan kejadian bencana kepada Kalak BPBD
bencana bencana
Memerintahkan Kabid Darlog melaksanakan kaji cepat data dan
menentukan tingkat kerusakan, kerugian, korban dan
2 Informasi 10 menit Disposisi
kebutuhan yang diperlukan untuk menanggulangi
bencana bencana
Memerintahkan Kasi Darsi mempersiapkan kebutuhan
3 dan menggerakan Tim Reaksi Cepat untuk melakukan kaji Disposisi 10 menit Disposisi
cepat dilokasi bencana
Memerintahkan JFU untuk menganalisa kejadian bencana
4 dan mempersiapkan kebutuhan TRC (peralatan dan Disposisi 10 menit Disposisi
akomodasi)
Hasil
Menganalisa dan melaporkan kejadian bencana serta Disposisi, Form
5 60 menit kebutuhan
kebutuhan TRC kepada Kasi Darsi dan data awal
Tim
Laporan
Melaporkan kejadian bencana dan rencana kebutuhan Hasil
6 30 menit kebutuhan
TRC kepada Kabid Kedaruratan & Log kebutuhan Tim
Tim
Memerintahkan Kasi Darsi untuk menugaskan TRC ke Laporan Disposisi
7 20 menit
lokasi kebutuhan Tim laporan
Memerintahkan JFU untuk mempersiapkan kebutuhan Draft Surat
8 TRC, membuat dan menyampaikan Surat Tugas TRC 60 menit Surat Tugas
yang akan kelapangan Tugas
Membuat dan menyampaikan Surat Tugas TRC yang
9 akan kelapangan, mempersiapkan dan mendistribusikan Surat Tugas 20 menit Kesediaan Tim
kebutuhan akomodasi TRC
melaksanakan dan melaporkan hasil kaji cepat
menentukan tingkat kerusakan, kerugian, korban dan Laporan Kaji
10 Kesediaan Tim 480 menit
kebutuhan yang diperlukan untuk menanggulangi Cepat
bencana kepada Kalak BPBD
Menerima hasil kaji cepat TRC dan memerintahkan Kabid Laporan Kaji
11 Darlog ubtuk menganalisisnya dan membuat rekomendasi 120 menit Rekap data
penanganan bencana Cepat
Menerima hasil kaji cepat TRC dan memerintahkan Kasi
12 Darsi untuk menganalisis dan membuat rekomendasi
penanganan bencana

menugaskan JFU untuk melakukan analisis data hasil kaji


13 Rekap data 10 menit Rekap data
cepat dan membuat rekomendasi penanganan bencana

Melakukan analisis data hasil kaji cepat dan Draff


rekomendasi penanganan bencana serta Rekomendasi
14 melaporkan ke Kasi Darsi Rekap data 120 menit Penanganan
koreksi Darurat
Bencana
Memeriksa laporan dan Rekomendasi Draff Draff
koreksi
Penanganan Bencana dan meneruskan ke Kabid Rekomendasi Rekomendasi
15 Darlog Penanganan 30 menit Penanganan
Darurat Darurat
Bencana Bencana
Memeriksa laporan dan Rekomendasi Draff Draff
Penanganan Bencana dan meneruskan ke Kalak Rekomendasi Rekomendasi
16 BPBD Penanganan 30 menit Penanganan
Darurat Darurat
Bencana Bencana
meneliti laporan dan Rekomendasi Penanganan Draff Rencana
Bencana, bila YA akan ditandatangani bila TIDAK Rekomendasi Operasi
17 akan dikembalikan Selesai Penanganan 30 menit Penanganan
Darurat Darurat
Bencana Bencana

18 Menyelesaikan proses

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


SOP Identifikasi Lokasi Bencana
IDENTIFIKASI LOKASI BENCANA
Penanggung Jawab Mutu Baku
Kepala Seksi
Kepala Seksi
Kepala Bidang Kedaruratan
Kedaruratan dan Persyaratan/
No Uraian Kegiatan TRC Kedaruratan dan Kalak BPBD dan Waktu Ouput
Penanganan Kelengkapan
Logistik Penanganan
Pengungsi
Pengungsi
1 2 3 4 5 8 9 10

Laporan hasil
Data lokasi
identifikasi
Melakukan identifikasi cakupan lokasi bencana dan bencana dan
1 1 hari cakupan
melaporkan ke Kabid Darlog data kejadian
lokasi
bencana
bencana
Laporan hasil
Laporan hasil
identifikasi
identifikasi
2 Melaporkan ke Kalak melalui Sekretaris 10 menit cakupan
cakupan lokasi
lokasi
bencana
bencana
Laporan hasil
Laporan hasil
identifikasi
identifikasi
Memerintahkan Kabid Darlog mendata ulang Peta Lokasi cakupan
3 cakupan lokasi 15 menit
Bencana lokasi
bencana,
bencana,
disposisi
disposisi
Laporan hasil Jadwal
identifikasi pendataan
Mendata, membuat penjadwalan tugas ke lokasi bencana
4 cakupan lokasi 1jam lokasi
secara berkala dengan menugaskan Kasi Darsi
bencana, cakupan
disposisi bencana
Hasil
Jadwal
pendataan
Mendata lokasi bencana dan membuat laporan hasil data pendataan
5 1 hari ulang lokasi
lokasi bencana ke Kabid Darlog lokasi cakupan
cakupan
bencana
bencana
Hasil Hasil
Memeriksa dan melakukan proses penilaian data lokasi pendataan pendataan
6 bencana, jika YA maka akan diteruskan ke Kalak, jika ulang lokasi 1 jam ulang lokasi
TIDAK maka akan dikembalikan untuk diperbaiki cakupan cakupan
bencana bencana
Hasil Hasil
Memeriksa data lokasi bencana, jika YA maka laporan pendataan pendataan
7 cakupan lokasi bencana akan ditandatangani, jika TIDAK ulang lokasi 1 jam ulang lokasi
maka akan dikembalikan untuk diperbaiki cakupan cakupan
bencana bencana
Hasil Hasil
pendataan pendataan
Memberikan data laporan cakupan lokasi bencana ke Kasi
8 ulang lokasi 15 menit ulang lokasi
Darsi untuk pengarsipan berkas
cakupan cakupan
bencana bencana
Hasil Hasil
pendataan pendataan
9 Mengarsipkan laporan data cakupan lokasi bencana ulang lokasi 15 menit ulang lokasi
cakupan cakupan
bencana bencana

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


SOP Identifikasi Korban Bencana
IDENTIFIKASI KORBAN BENCANA
Penanggung Jawab Mutu Baku
Kepala Seksi
Kepala Bidang
Kedaruratan dan Persyaratan/
No Uraian Kegiatan TRC Kalak BPBD Kedaruratan dan Instansi Terkait Waktu Ouput
Penanganan Kelengkapan
Logistik
Pengungsi
1 2 3 4 5 8 9 10

Laporan hasil
Data lokasi
Melakukan identifikasi jumlah korban bencana dan identifikasi
1 bencana dan data 1 hari
melaporkan ke Kabid Darlog cakupan lokasi
kejadian bencana
bencana
Laporan hasil Laporan hasil
identifikasi identifikasi
2 Melaporkan ke Kalak melalui Sekretaris 10 menit
cakupan lokasi cakupan lokasi
bencana bencana
Laporan hasil Laporan hasil
identifikasi identifikasi
Menerima laporan dan memerintahkan Kabid Darlog untuk
3 cakupan lokasi 15 menit cakupan lokasi
menindaklanjuti
bencana, bencana,
disposisi disposisi
Laporan hasil
Jadwal
identifikasi
Memerintahkan Kasi Darsi membuat laporan jumlah pendataan lokasi
4 cakupan lokasi 1jam
korban bencana dan menindaklanjuti ke Instansi terkait cakupan
bencana,
bencana
disposisi
Hasil pendataan
Mengirim surat laporan korban bencana ke Instansi terkait Jadwal
ulang lokasi
5 untuk dilakukan otopsi guna mengetahui identitas korban pendataan lokasi 1 hari
bencana, jika tidak sesuai akan dikembalikan cakupan
cakupan bencana
bencana
Hasil pendataan
Hasil pendataan
Menerima surat laporan korban dan melakukan otopsi dan ulang lokasi
6 ulang lokasi 1 jam
mengirimkan hasil otopsi ke BPBD cakupan
cakupan bencana
bencana
Hasil pendataan
Hasil pendataan
Menerima hasil laporan korban bencana, data jumlah ulang lokasi
7 ulang lokasi 1 jam
korban, dan memerintahkan Kabid Darlog menindaklanjuti cakupan
cakupan bencana
bencana
Hasil pendataan
Menerima laporan jumlah korban bencana dan Hasil pendataan
ulang lokasi
8 menugaskan Kasi Darsi membuat laporan dan ulang lokasi 15 menit
mengarsipkannya cakupan
cakupan bencana
bencana
Hasil pendataan
Hasil pendataan
Melaporkan kejadian bencana kepada Pusdalops dan ulang lokasi
9 ulang lokasi 15 menit
mengarsipkannya. cakupan
cakupan bencana
bencana

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


SOP Pembentukan Pos Komando Darurat Bencana
PEMBENTUKAN POS KOMANDO
Penanggung Jawab Mutu Baku

No Uraian Kegiatan Kepala BPBD Instnsi Terkait Kabid Darlog Kasi Darsi Gubernur Persyaratan/ Kelengkapan Waktu Ouput

1 2 3 4 5 8 9 10
Hasil Kaji Cepat (laporan dan
Menerima Keputusan Gubernur, mengundang Instansi Rekomendasi Penanganan Disposisi, SK
1 Terkait hal pembentukan Pos Komando Penanganan darurat Bencana), Pergub 1 jam Status Darurat
Darurat Bencana (Posko PDB) SKPDB, SK Status Darurat Bencana
Bencana
Memerintahkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Disposisi, SK Status
2 (Kabag Darlog) melalui Sekretaris untuk mengundang Disposisi
Instansi Terkait dalam rapat pembentukan Posko PDB Darurat Bencana
Memerintahkan Kapala Seksi Kedaruratan dan
3 Penanganan Pengungsi (Kasi Darsi) untuk membuat Disposisi Disposisi
Undangan Rapat
Membuat Undangan Rapat pembentukan Posko PDB Undangan
4 menyampaikan ke Kepala Sub Bagian Umum Sekretariat Disposisi
(Kasubbag Umum) Rapat
Menghadiri dan melaksanakan rapat pembentukan Posko
5 Undangan Rapat 1 jam Notulensi
PDB yang dipimpin Gubernur
Menerima dan menetapkan Keputusan Gubernur tentang KepGub
Pembentukan Posko PDB, jika YA akan ditandatangani
6 Notulensi 30 menit Pembentukan
dan diteruskan ke Kepala Pelaksana (Kalak), jika TIDAK
akan dikembalikan Posko PDB
Mengaktifkan Posko PDB sesuai SK Permbentukan Posko KepGub Pembentukan Peresmian
7 30 menit
PDB Posko PDB Posko PDB

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


SOP Pengerahan TRC
SOP PENGERAHAN TRC
Pelaksana Mutu Baku
Pengendali Pengelola Kepala Seksi
Pengadministrasi
Kedaruratan Kedaruratan Kedaruratan Kepala Bidang
No Uraian Prosedur Kedaruratan dan Persyaratan/ Keterangan
dan dan dan Kedaruratan Kepala Badan Waktu Out Put
Penanganan Kelengkapan
Penanganan Penanganan Penanganan dan Logistik
Pengungsi
Pengungsi Pengungsi Pengungsi

SK Sekda No.12 Tahun


Memerintahkan Pengelola untuk menyusun alur
2020 tentang Pemben terkait SOP Kaji Cepat
1 kerja, pembagian tugas dan menghitung pemenuhan 15 Menit Disposisi
kebutuhan TRC tukan TRC dan Laporan Seksi Dalops
Kaji Cepat Seksi Dalops

Konsep alur kerja,


Menyusun alur kerja, pembagian tugas dan pembagian tugas dan
2 menghitung pemenuhan kebutuhan TRC dalam Disposisi 30 Menit rencana kebutuhan TRC
melaksanakan tugas dalam melaksanakan
tugas

Konsep alur kerja, Draf alur kerja,


pembagian tugas dan pembagian tugas dan
Mengetik alur kerja, pembagian tugas dan
3 rencana kebutuhan TRC 15 Menit rencana kebutuhan TRC
pemenuhan kebutuhan TRC dan melaporkan ke Kasi
dalam melaksanakan dalam melaksanakan
tugas tugas
Alur kerja, pembagian
Draf alur kerja,
ti da k tugas dan rencana
Memeriksa alur kerja, pembagian tugas dan pembagian tugas dan
kebutuhan TRC dalam SOP Penyusunan
4 pemenuhan kebutuhan TRC dan memerintahkan rencana kebutuhan TRC 15 Menit
ya melaksanakan tugas, Personil TRC
Pengendali untuk melaksanakannya dalam melaksanakan
sebagai bahan Surat
tugas
Tugas TRC
Menggerakkan TRC ke lokasi bencana,
menghimpun dan mengola hasil kaji kaji cepat TRC; Surat Tugas TRC,
5 tingkat kerusakan, kerugian, korban dan kebutuhan Pemenuhan kebutuhan 30 Menit Hasil Kaji Cepat TRC Rapat bila diperlukan
yang diperlukan dalam menanggulangi bencana TRC
serta melaporkan ke Pengelola

Hasil Kaji Cepat TRC


Menganalisa data hasil kaji cepat TRC dan Konsep Analisa
6 dan Rencana Kontijensi 15 Menit
melaporkan kepada Kasi Darsi Bencana
yang sudah ditetapkan

Mengetik analisa bencana yang dibuat Pengelola Konsep Analisa


7 15 Menit Draf Analisa Bencana
dan melaporkan ke Kasi Bencana

Rekomendasi PDB:

1. Tanpa Penetapan
Status Darurat;

2. Penetapan Status
Darurat (Siaga, Tanggap,
Pemulihan)
Hasil Kaji Cepat TRC, Koreksi Draf Analisa
Mengkoreksi analisa bencana dan merancang
Draf Analisa Bencana, Bencana dan konsep
8 konsep rekomendasi penanganan bencana, ti da k 15 Menit 3. Mengaktifkan Rencana
dan Rencana Kontijensi Rekomendasi
memerintahkan Pengadministrasi mengetiknya kontijensi (Renkon)
yang sudah ditetapkan Penanganan Bencana
menjadi Rencana Operasi
ya dengan menyesuaikan
data hasil kaji cepat
2
3. Pengakhiran Status
Darurat (Siaga, Tanggap,
Pemulihan)

2 Koreksi Draf Analisa


Draf Analisa Bencana
Mengetik koreksi analisa bencana dan rekomendasi Bencana dan konsep
9 15 Menit dan Rekomendasi
penanganan bencana dan melapor ke Kasi Darsi Rekomendasi
Penanganan Bencana
Penanganan Bencana

Draf Analisa Bencana


Mengkoreksi analisa bencana dan rekomendasi Draf Analisa Bencana
ti da k dan Rekomendasi
10 penanganan bencana, melaporkannya ke Kabid dan Rekomendasi 15 Menit
Penanganan Bencana
Darsi Penanganan Bencana
ya terparaf Kasi

tida k Draf Analisa Bencana Draf Analisa Bencana


Meneliti analisa bencana dan rekomendasi
dan Rekomendasi dan Rekomendasi
11 penanganan bencana, melaporkan ke Kaban BPBD 15 Menit
Penanganan Bencana Penanganan Bencana
melalui Kalak BPBD ya
terparaf Kasi terparaf Kasi dan Kabid

Analisa Bencana dan


Menvalidasi analisa bencana dan rekomendasi Draf Analisa Bencana
ti da k Rekomendasi
penanganan bencana serta memerintahkan dan Rekomendasi
12 15 Menit Penanganan Bencana
Pengadministrasi mendistribusikan dan Penanganan Bencana
ditandatangani Kaban
mendokumentasikan hasil kaji cepat ya terparaf Kasi dan Kabid
BPBD

Analisa Bencana dan Tanda Terima copy


Mendistribusikan analisa bencana dan rekomendasi Rekomendasi Analisa Bencana dan terkait SOP Instansi
13 15 Menit
penanganan bencana Penanganan Bencana Rekomendasi Terkait
dan copynya Penanganan Bencana

Analisa Bencana dan


Analisa Bencana dan terkait SOP Sekretariat
Mendokumentasikan hasil kaji cepat, analisa Rekomendasi
14 Rekomendasi 15 Menit (Surat Keluar dan
bencana dan rekomendasi penanganan bencana Penanganan Bencana
Penanganan Bencana Pengelolaan Arsip)
terdokumentasi

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


SOP Penanganan Pengungsi
PENANGANAN PENGUNGSI
Penanggung Jawab Mutu Baku
Kepala Seksi
Kepala
Kedaruratan Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala
Pusdalops/ Tim Reaksi Cepat Bidang
No Uraian Kegiatan JFU dan Pengendalian Logistik dan Pelaksana Persyaratan/ Kelengkapan Waktu Ouput
Tim Piket (TRC) Kedaruratan
Penanganan dan Operasi Peralatan BPBD
dan Logistik
Pengungsii
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Data lokasi dan
Menerima informasi dan melakukan konfirmasi lokasi dan Informasi lokasi dan jumlah
1 5 menit jumlah
jumlah pengungsi pengungsi
pengungsi

Memerintahkan Kabid Darlog melaksanakan pengelolaan


2 Instruksi 5menit Disposisi
pengungsian

Memerintahkan Kasi Darsi untuk koordinasi dengan Lurah


3 Instruksi 5 menit Disposisi
Setempat

Disposisi, Surat
4 Menentukan Titik Pengungsian bersama Aparat Setempat Disposisi, Surat Tugas 60 menit
Tugas

Memerintahkan JFU untuk menganalisa kebutuhan dasar Disposisi, Surat


5 Disposisi, Surat Tugas 5 menit
pengungsi Tugas

Analisa Pemenuhan
6 JFU Menganalisa Kebutuhan Dasar Pengungsi 30 menit Analisa
Kebutuhan Dasar

Draft Laporan Analisa


Menerima Laporan JFU dan memverifikasi Kebutuhan
7 Pemenuhan Kebutuhan 15 menit Draft Laporan
Dasar Pengungsi
Dasar

Melaporkan kepada Kabid Darlog terkait Kebutuhan Laporan Analisa Pemenuhan Laporan
8 5 menit
Dasar Pengungsi Kebutuhan Dasar terverifikasi Analisa

Memerintahkan Kasidalops mendukung kebutuhan di


9 Disposisi 30 menit Disposisi
pengungsian dengan melibatkan Instansi Terkait

Memerintahkan Kasilog untuk memenuhi kebutuhan dasar


10 Disposisi 120 menit Disposisi
pengungsi

Kasilog memenuhi kebutuhan dasar dan mendistribusikan


11 Ketersediaan Logistik 15 menit Data Logistik
ke lokasi pos pengungsian

JFU mendistribusikan kebutuhan dasar pengungsi sesuai Disposisi, Surat


12 Disposisi, Surat Tugas 120 menit
dengan kriteria kebutuhan Tugas
Draft Laporan Awal
JFU melaporkan ke Kasi Darsi terhadap Kebutuhan yang Draft Laporan
13 Pemenuhan Kebutuhan 10 menit
belum terpenuhi Awal
Dasar
Kasi Darsi melakukan koordinasi dengan
Rekap data dan Draft
Kasidalops dan Kasilog terkait Kebutuhan
14 Belum Laporan Pemenuhan 10 menit Rekap
Pengungsi yang belum terpenuhi Terpenuhi Kebutuhan Dasar Pengungsi

Kasi Darsi melaporkan pelaksanaan pemenuhan Terpenuhi Draft Laporan Pemenuhan


15 30 menit Draft Laporan
kebutuhan dasar pengungsi Kebutuhan Dasar Pengungsi

Kabid Darlog menerima laporan pemenuhan Laporan Pemenuhan Laporan


16 30 menit
kebutuhan dasar pengungsi Kebutuhan Dasar Pengungsi terverifikasi

Kabid Darlog melaporkan pemenuhan kebutuhan


Laporan Pemenuhan Laporan
dasar pengungsi ke Kalak BPBD
17 Kebutuhan Dasar Pengungsi 30 menit terdokumentasi
terverifikasi kan

Menyelesaikan proses pemenuhan kebutuhan


18
dasar pengungsi
Selesai

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


SOP Pendistribusian Logistik Penanggulangan Bencana

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


Sop Perlindungan Pengungsi
SOP RENCANA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENGUNGSI
Penanggung Jawab Mutu Baku
Kepala Seksi Pengelola Pengendali
Pengadministrasi
No Uraian Kegiatan Kepala Bidang Kedaruratan Kedaruratan Kedaruratan Keterangan
Kedaruratan dan Persyaratan/
Kalak BPBD Kedaruratan dan dan dan Waktu Ouput
Penanganan Kelengkapan
dan Logistik Penanganan Penanganan Penanganan
Pengungsi
Pengungsi Pengungsi Pengungsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Data dan Informasi
Memerintahkan Pengelola dan Pengendali untuk Pengungsi, dan terkait SOP Data dan Informasi
1 melakukan perencanaan dan pelaksanaan Rencana 10 menit Disposisi Pengungsi. Serta SOP Penempatan
perlindungan dan pemberdayaan Pengungsi Penempatan dan dan Relokasi Pengungsi
Relokasi Pengungsi

Terkumpul bahan- Terkait SOP Rapat, Rapat dengan


bahan untuk instansi terkait diperlukan untuk
Mengumpulkan bahan dan mengendalikan
menyusun rencana; menyusun rencana; perlindungan
koordinasi dengan Instansi terkait untuk
2 Disposisi 60 Menit perlindungan dan dan penberdayaan pengungsi, dan
melakukan perencanaan dan pelaksanaan
penberdayaan memastikan kesiapan Instansi
perlindungan dan pemberdayaan pengungsi
pengungsi; dan terkait dalam pengerahan
Notulensi Rapat Personil, logistik dan peralatan

Melakukan telaahan perencanaan dan


berkoordinasi dengan Instansi terkait dengan
perlindungan pengungsi meliputi :
1. Penyelamatan dan evakuasi
2. Penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi
3. Penyediaan kebutuhan sandang dan pangan
4. Penyediaan layanan kesehatan dan psikososial
5. Penyedian dan pengelolaan tempat pengungsian
6. Pengamanan dan ketertiban Bahan-bahan
7. Perlindungan dengan prioritas terhadap untuk menyusun
Konsep Rencana
kelompok
8. Pengarusutamaan gender rencana;
Perlindungan dan
3 perlindungan dan 60 Menit
9. Penyediaan layanan pendidikan darurat Penberdayaan
penberdayaan
Pengungsi
pengungsi; dan
Melakukan telaahan perencanaan dan 2
Notulensi Rapat
berkoordinasi dengan Instansi terkait untuk
pemberdayaan pengungsi yang meliputi:
1. Pelibatan Pengungsi dalam pemberian layanan
pada penanganan darurat bencana
2. Pelibatan Pengungsi dalam pengelolaan
bantuan pada penanganan darurat bencana
3. Pengembangan jejaring komunikasi antar
pengungsi
4. Pemberdayaan ekonomi

2
Konsep Rencana Draf Rencana
Mengetik Konsep Rencana Perlindungan dan Perlindungan dan Perlindungan dan
4 15 Menit
Penberdayaan Pengungsi Penberdayaan Penberdayaan
Pengungsi Pengungsi

Draf Rencana
tidak Draf Rencana
Mengkoreksi draf Rencana Perlindungan dan Perlindungan dan
Perlindungan dan
5 Pemberdayaan Pengungsi, melaporkannya ke 15 Menit Penberdayaan
ya Penberdayaan
Kabid Pengungsi diparaf
Pengungsi
Kasi
tidak Draf Rencana Draf Rencana
Perlindungan dan Perlindungan dan
Memverifikasi draf Rencana Perlindungan dan
6 Penberdayaan 15 Menit Penberdayaan
Pemberdayaan Pengungsi, melaporkannya ke Kalak
ya Pengungsi diparaf Pengungsi diparaf
Kasi Kasi dan Kabid
tidak Rencana
Draf Rencana
Perlindungan dan
Memvalidasi Rencana Perlindungan dan Perlindungan dan
Penberdayaan
7 Pemberdayaan Pengungsi, dan memerintahkan Penberdayaan 15 Menit
ya Pengungsi
untuk mendistribusikan dan mendokumentasikan Pengungsi diparaf
ditandatangani
Kasi dan Kabid
Kalak'
Rencana
Menggandakan dan mendistribusikan Rencana Perlindungan dan
8 30 Menit Tanda Terima
Perlindungan dan Pemberdayaan Pengungsi Penberdayaan
Pengungsi
Notulensi Rapat,
Notulensi Rapat,
Rencana
Rencana
Medokumentasikan Rencana Perlindungan dan Perlindungan dan
9 Perlindungan dan 15 Menit
Pemberdayaan Pengungsi, melaporkannya ke Kalak Pemberdayaan
Pemberdayaan
Pengungsi
Pengungsi
terdokumentasi

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


Sop Penyelamatan Dalam Air Dan Rob

Bagan Alir Kegiatan Prosedur Penyelamatan Pada ROB

Laporan Tidak Benar


Tidak ada operasi
Penyelamatan

Verifikasi Kategori Aman


Panggilan di Terima Panggilan

Kategori Siaga

Rangkaian Penyelamatan dimulai

Tim Penyelamatan dibentuk

Penugasan Tim Identifikasi Koordinasi

Laporan Kondisi Aktual Penetapan

Rencana Aksi

Pra-Operasi Pelayanan Publik/Media -


Kehumasan
Penyelamatan

Operasi

Penyelamatan

Penyelamatan Dengan
Penyelamatan Pertolongan Langsung Penyelamatan
Petugas
sendiri Dengan Perahu

Selesai Akhir Operasi


SOP Pelaksanaan Pos Kesehatan Mobile Pada Penanggulangan Krisis
Kesehatan Bencana Banjir
Petugas Mutu Baku
Petugas Pos
No. Kegiatan Dinas Suku Dinas Kesehatan Puskesmas / Keterangan
Kesehatan AGD Rumah Sakit Labkesda Kelengkapan Waktu Output
Kesehatan Kabupaten/Kota PPKP
Mobile

Berkoordinasi dengan BPBD, Kementerian dan


1 Instansi lain yang berperan serta dalam Alat komunikasi 10 menit Hasil Koordinasi
penanggulangan bencana banjir.

Berkoordinasi dengan Suku Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota melakukan ploting tim kesehatan Hasil Koordinasi
2 Alat Komunikasi 30 menit
serta memastikan penempatan tim kesehatan sesuai dan daftar ploting
ploting.

Berkoordinasi dengan puskesmas tentang


pelaksanaan pelayanan kesehatan pasien terdampak
bencana banjir dan memonitor tim kesehatan di
3 Alat Komunikasi 10 menit Hasil Koordinasi
lapangan.

Berkoordinasi dengan lintas sektor bahwa terdapat


4 Alat Komunikasi 20 menit Hasil koordinasi
pengungsi berjumlah <150 orang.

1. Tenda.
2. Ambulance.
3. Meja dan Kursi.
4. Alat Kesehatan (Tensimeter, Thermal
Gun, Thermometer, Senter, Stetoskop,
Oksimeter, Oksigen transport dan
kelengkapannya, Glukometer, Minor set,
Partus set, Infus set, dan APD).
5. Obat-obatan.
Petugas yang bertugas
6. Hygiene Kit.
adalah dokter,
7. PMT Ibu Hamil dan Balita.
Pos Kesehatan paramedis dan
5 Mengaktifkan Pos Kesehatan Mobile 8. Kit Kesehatan Reproduksi (hygiene kit, 90 menit
mobile pengemudi ambulance
kit ibu hamil, kit ibu pasca melahirkan, kit
yang terlatih dalam
bayi baru lahir, kit lansia wanita, kit lansia
kegiatan gawat darurat.
pria, alat kontrasepsi).
9. Standar penanganan gizi
(antropometri kit, ruang/tenda menyusui,
food model, buku KIA, dapur khusus bayi
dan anak, paket foodware, kidware,
celemek menyusui).
10. Kit Promosi Kesehatan.
11. Penanda Pos Kesehatan (Standing
Banner atau Spanduk).

Berkoordinasi mengenai bantuan SDM, Obat, alkes


6 Alat komunikasi 20 menit Hasil koordinasi
dan logistik kesehatan lainnya

Petunjuk atau
Memasang Standing Banner atau spanduk Penanda
7 Spanduk, Banner, Penanda lainnya. 10 menit penanda lokasi pos
Pos Kesehatan
kesehatan statis
Alat Kesehatan, Ambulance, Form
Melaksanakan Pelayanan Kesehatan meliputi
8 Rekam Medis, Obat - obatan, dan alat Pasien terlayani
pemeriksaan, pengobatan dan rujukan
kantor lainnya
Triage dan
Melakukan Triage COVID-19 dan melaksanakan Alat untuk pengambilan sample, VTM, Dilaksanakan hanya
pemeriksaan awal
9 pemeriksaan laboratorium untuk COVID-19 kepada Coolbox dan/atau alat transport lainnya, 120 menit pada masa Pandemi
COVID-19
para pengungsi terindikasi. kendaraan COVID-19.
terlaksana

Sarung tangan biasa, Masker N-95,


Memisahkan pengungsi suspek, kontak erat, probable, Dilaksanakan hanya
Cover All, Sepatu boot, Shoe cover, pengelompokan
10 dan konfirmasi positif dengan pengungsi yang lain pada masa Pandemi
Penutup Kepala (Cap), Goggle, pengungsi
ketempat isolasi terkendali yang sudah ditentukan COVID-19.
Pelindung wajah, Sarung tangan panjang

Sarung tangan biasa, Masker N-95,


Dilaksanakan hanya
Cover All, Sepatu boot, Shoe cover, pengelompokan
11 Pengelompokan berdasarkan keluarga pada masa Pandemi
Penutup Kepala (Cap), Goggle, pengungsi
COVID-19.
Pelindung wajah, Sarung tangan panjang

Sarung tangan biasa, Masker N-95,


Menjaga jarak antara kelompok pengungsi dan Dilaksanakan hanya
Cover All, Sepatu boot, Shoe cover, pengelompokan
12 mengatur jumlah pengungsi agar tidak berlebihan (50 pada masa Pandemi
Penutup Kepala (Cap), Goggle, pengungsi
% dari kapasitas pos pengungsi) COVID-19.
Pelindung wajah, Sarung tangan panjang
Melaksanakan upaya promosi kesehatan seperti
Sarung tangan biasa, Masker N-95,
mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau Dilaksanakan hanya
Cover All, Sepatu boot, Shoe cover, Pengungsi
13 menggunakan hand sanitizer, memakai masker, pada masa Pandemi
Penutup Kepala (Cap), Goggle, terinformasi
melaksanakan etika batuk, serta menjaga jarak COVID-19.
Pelindung wajah, Sarung tangan panjang
minimal 1 meter
Sarung tangan biasa, Masker N-95,
Penanda alur
Mentaati aturan keluar masuk ke pos pengungsian Cover All, Sepatu boot, Shoe cover, Dilaksanakan hanya
masuk dan alur
14 dengan pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan Penutup Kepala (Cap), Goggle, pada masa Pandemi
keluar, daftar
thermal gun (disiapkan oleh tim kesehatan puskesmas) Pelindung wajah, Sarung tangan panjang COVID-19.
pengecekan suhu
dan Thermal Gun

Memisahkan pengungsi kelompok rentan (bayi, balita,


Sarung tangan biasa, Masker N-95,
ibu hamil, lansia, penyandang disabilitas serta Dilaksanakan bersama
Cover All, Sepatu boot, Shoe cover, pengelompokan
15 pengungsi dengan komorbid seperti diabetes, dengan triase COVID 19
Penutup Kepala (Cap), Goggle, pengungsi
penyakit jantung, kanker, asma, dll) ketempat terpisah dalam masa pandemi
Pelindung wajah, Sarung tangan panjang
lainnya yang ditentukan

Kelompok pengungsi bayi (kurang dari 3 bulan) dan


ibu hamil (lebih dari 39 minggu) ditempatkan di pengelompokan
16 alat transfer pasien dan rekam medis 120 menit
puskesmas atau tempat terpisah lainnya yang pengungsi
ditentukan

Pengungsi hamil Perhatikan tanda - tanda


Pengungsi ibu hamil dilakukan pemeriksaan kehamilan
17 terdata dan kegawatdaruratan pada
berkala dan diberikan suplemen kehamilan
terlayani kehamilan

Pengungsi lansia dan pengungsi dengan penyakit Pengungsi lansia


18 kronis (Hipertensi, jantung, diabetes mellitus, stroke, dan penyakit kronis
dll) dilakukan pemeriksaan berkala di pos pengungsi terdata dan terlyani

Pengungsi lansia dan pengungsi dengan penyakit


kronis (Hipertensi, jantung, diabetes mellitus, stroke, Pengungsi lansia
19 dll) diberikan pelayanan pemeriksaan dan obat dan penyakit kronis
penyakit kronis minimal untuk 3 hari dan akan terdata dan terlyani
dilakukan visitasi berkala

Melakukan rujukan ke Rumah Sakit apabila terdapat pengelompokan


20 Ambulance dan rekam medis 120 menit
korban pengungsi yang perlu tindakan lebih lanjut pengungsi

Dinas Kesehatan dan


Suku Dinas Kesehatan
Melakukan visitasi berkala ke pos pengungsi untuk
21 Alat untuk dokumentasi Dokumentasi kabupaten/kota
melihat kondisi pengungsi dan pelayanan kesehatan
memonitor secara
berkala.

Melaksanakan pelaporan kegiatan pada format Dinas Kesehatan dan


bit.ly/laporanbanjir untuk melaporkan titik banjir dan Suku Dinas Kesehatan
Alat komunikasi, alat untuk mengakses Laporan dan
22 pos pengungsi serta 60 menit kabupaten/kota
situs pelaporan, alat dokumentasi dokumentasi
http://eis.dinkes.jakarta.go.id/dukkeslap untuk memonitor laporan
pelaporan data pasien yang dilayani masuk.

Dilaksanaka Puskesmas
Penghentian Pos Kesehatan Mobile dilakukan setelah n setelah berkoordinasi dengan
23 berkoordinasi dengan lintas sektor terkait apabila Alat untuk dokumentasi mendapat Dokumentasi Suku Dinas Kesehatan
sudah tidak terdapat pengungsi (disesuaikan situasi arahan 60 kabupaten/kota dan
dan kondisi di lapangan) menit Dinas Kesehatan.

*Keterangan : SOP Tingkat provinsi


I. SOP Penerimaan Pasien di Rumah Singgah, Pos Kesehatan,
dan Puskesmas
a. Ambulans standby di rumah singgah, pos kesehatan, dan puskesmas
b. Pasien akibat Banjir diantar ke rumah singgah dan pos kesehatan atau ke
puskesmas terdekat
c. Segera melakukan pelayanan kesehatan atau Tindakan medis sesuai
keluhan pasien
d. Melakukan observasi terhadap pasien
e. Bila keadaan pasien membaik, pasien dapat dipulangkan
f. Bila keadaan pasien memburuk, pasien segera dirujuk ke rumah sakit
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan

J. SOP Rujukan Pasien ke Rumah Sakit


a. Sebelum merujuk pasien ke rumah singgah atau pos kesehatan ataupun
puskesmas, telepon ke pihak IGD Rumah Sakit terlebih dahulu
b. Ambulans standby di rumah singgah, pos kesehatan, dan puskesmas
c. Pasien diantar ke rumah sakit oleh petugas kesehatan setelah mendapatkan
persetujuan dari IGD Rumah Sakit
d. Menerima pasien rujukan dari rumah singgah atau pos kesehatan ataupun
puskesmas untuk melakukan perawatan dan pengobatan baik melalui IGD
atau poliklinik
e. Serah terima pasien dengan petugas pengirim pasien tentang tindakan dan
pengobatan yang sudah diberikan
f. Melakukan pemeriksaan keadaan pasien dan memberikan terapi
g. Jika pasien harus dirawat, maka pasien diantar ke ruang rawat inap
h. Pencatatan dan pelaporan pasien dampak banjir

K. Prosedur Penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT)


Landasan Hukum:

1. Permendagri No 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan


Keuangan Daerah
2. Permendagri No. 27 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022

I. Pelaksanaan Belanja Tidak Terduga


1. Pengajuan belanja tidak terduga yang berkenaan dengan
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial adalah untuk yang
bersifat tanggap darurat yaitu untuk mendanai:
a. Tanggap darurat penanggulangan bencana alam
b. Tanggap darurat penanggulangan bencana sosial
c. Tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap
stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya
keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat.
2. Keadaan darurat merupakan status darurat bencana provinsi yang
ditetapkan dengan Surat Pernyataan dan/atau Keputusan Gubernur
yang menyatakan keadaan darurat berdasarkan rekomendasi/ laporan
kejadian bencana oleh Kepala SKPD berkenaan.
3. Rekomendasi/laporan berdasarkan pengkajian secara cepat dan tepat
yang dilakukan oleh tim pengkajian cepat berdasarkan penugasan dari
Gubernur.
4. Pengkajian secara cepat dan tepat melalui identifikasi terhadap:
a. Cakupan lokasi bencana;
b. Jumlah korban bencana;
c. Kerusakan prasaran dan sarana;
d. Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan; dan
e. Kemampuan sumber daya yang dimiliki.
5. Pengajuan proposal untuk belanja belanja tidak terduga yaitu:
a. Pengajuan belanja tidak terduga untuk membiayai kegiatan dalam
keadaan darurat dan/atau mendesak harus dilampiri proposal serta
rencana anggaran biaya (RAB) yang telah dihitung oleh SKPD yang
memiliki tugas pokok dan fungsi berkaitan dengan keadaan darurat
dan/atau keadaan mendesak dimaksud.
b. Proposal memuat kajian menyeluruh keadaan darurat dan/atau
mendesak yang akan dan sedang terjadi besarta dampak sistematik
yang ditimbulkan
c. Gubernur membentuk tim untuk menentukan apakah kegiatan yang
dimuat dalam proposal adalah keadaan darurat dan/atau mendesak.
d. Tim dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang berwenang memberikan
rekomendasi sebagai dasar penggunaan belanja tidak terduga untuk
pendanaan keadaan darurat dan/atau mendesak yang ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.
6. Pendanaan keadaan darurat/mendesak berfungsi untuk :
a. Pendanaan keadaan darurat/mendesak untuk kegiatan yang belum
tersedia anggarannya, diformulasikan dalam rencana kerja anggaran
satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) kecuali untuk kebutuhan
tanggap darurat.
b. Belanja kebutuhan tanggap darurat digunakan untuk pencarian dan
penyelamatan korban bencana, pertolongan darurat, evakuasi korban
bencana, kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang,
pelayanan kesehatan dan penampungan serta tempat hunian
sementara.
c. Belanja kebutuhan tanggap darurat bencana dapat dilakukan dengan
pembebanan langsung pada belanja tidak terduga.
d. Kegiatan lain diluar tanggap darurat yang didanai melalaui belanja
tidak terduga dilakukan dengan pergeseran anggaran dari belanja
tidak terduga ke belanja SKPD berkenaan.
e. Pengeluaran belanja tidak terduga untuk keperluan
darurat/mendesak atau tanggap darurat dilaksanakan dengan
mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta menghindari
adanya tumpang tindih pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang
telah didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
7. Tata cara pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban
belanja kebutuhan tanggap darurat bencana dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Setelah pernyataan tanggap darurat bencana oleh Gubernur, kepala
SKPD yang melaksanakan fungsi penaggulangan bencana
mengajukan Rencana Kebutuhan Biaya (RKB) tanggap darurat
bencana kepada PPKD selaku BUD;
b. PPKD selaku BUD mencairkan dana tanggap darurat bencana kepada
kepala SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana
paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB;
c. Pencairan dana tangap darurat bencana dilakukan dengan
pembebanan langsung melalui mekanisme TU dan diserahkan
kepada bendahara pengeluaran SKPD yang melaksanakan fungsi
penaggulangan bencana;
d. Penggunaan dana tanggap darurat daerah bencana dicatat pada
Buku Kas Umum tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran pada SKPD
yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana;
e. Kepala SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana
bertanggungjawab secara fisik dan keuangan terhadap penggunaan
dana tanggap darurat bencana yang dikelolanya; dan
f. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana tanggap darurat bencana
disampaikan kepada kepala SKPD yang melaksanakan fungsi
penanggulangan bencana kepada PPKD dengan melampirkan bukti-
bukti pengeluaran yang sah dan lengkap atau surat pernyataan
pertanggungjawaban belanja.
8. Pemberian bantuan keuangan
a. Pemberian bantuan keuangan kepada daerah lain dalam rangka
penanggulangan bencana yang didanai dari belanja tidak terduga
yang dialokasikan dalam APBD Provinsi, dilakukan dengan cara
pergeseran anggaran dari belanja tidak terduga ke belanja bantuan
keuangan dan ditampung dalam perubahan peraturan Gubernur
tentang penjabaran APBD.
b. Besaran dan alokasi bantuan ditetapkan dalam keputusan Gubernur

9. Dalam hal pengajuan belanja tidak terduga sebagai berikut :

a. Pengajuan belanja tidak terduga berkenaan dengan pengembalian


atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup, dilengkapi dengan dokumen pendukung yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya
b. Kelengkapan disampaikan oleh PPKD kepada Gubernur
c. Penggunaan belanja tidak terduga untuk pembayaran pengembalian
atas kelebihan penerimaan daerah ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur.

10. Penggunaan belanja tidak terduga yang telah ditetapkan oleh Gubernur
diberitahukan kepada DPRD Provinsi Riau paling lambat 1 (satu) bulan
terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan.
11. Dalam hal terjadinya pergeseran anggaran dari mata anggran belanja
tidak terduga kepada belanja langsung dilakukan dengan:

a. Dalam hal terjadinya pergeseran anggaran dari mata anggaran


belanja tidak terduga kepada belanja langsung, dilakukan dengan
cara melakukan perubahan terhadap Peraturan Gubernur tentang
Penjabaran APBD tahun anggaran berkenaaan seabgai dasar
pelaksanaan, untuk kemudian ditampung dalam Peraturan Daerah
Perubahan APBD tahun anggaran berkeenaan.
b. Dalam hal terjadi pergeseran anggaran dari mata anggaran belanja
tidak terduga kepada belanja langsung setelah APBD ditetapkan,
dilakukan dengan cara melakukan perubahan terhadap Peraturan
Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD tahun anggaran
berkenaan sebagai dasar pelaksanaan , untuk kemudian
disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

II. Penatausahaan Belanja Tidak Terduga


1. Pejabat penatausahaan keuangan daerah (PPKD) menerbitkan surat
penyediaan dana (SPD) sebagai dasar pelaksanaan belanja yang
tercantum dalam DPA- SKPD/DPA-PPKD
2. PPKD melakukan verifikasi terhadap kelengkapan administrasi
pencairan belanja tidak terduga. Pengeluaran belanja tidak terduga
dilakukan sekaligus melalui mekanisme langsung (LS) dan/atau tambah
uang persediaan (TU)
3. Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menerbitkan
Surat Perintah Bayar (SPM) dan selanjutnya diajukan untuk penerbitan
SP2D kepada BUD berdasarkan kebutuhan dan penerima belanja tidak
terduga

III. Pertanggunjawaban dan pelaporan :


1. SKPD penerima belanja tidak terduga bertanggungjawab secara fisik dan
keuangan atas pengunaan belanja tidak terduga dan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan belanja tidak
terduga kepada PPKD dan Gubernur;
2. Penyampaian laporan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan
keuangan dan laporan kinerja, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
selesainya pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan
3. Penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
penanggulangan bencana, baik keuangan maupun kinerja pada saat
tanggap darurat dilaporkan paling lama 3 (tiga) bulan setelah masa
tanggap darurat dinyatakan selesai.
Lembar Komitmen

----------------------------KOP SURAT PROVINSI DKI JAKARTA-------------------------

LEMBAR KOMITMEN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan akan melaksanakan langkah -
langkah sebagai tindak lanjut dari penyusunan Rencana Kontinjensi Menghadapi Ancaman
Banjir dengan kegiatan sebagaimana dimaksud pada tabel di bawah ini.

No Kegiatan Koordinator Pelaku

1. Diseminasi Rencana Kontinjensi

2. Uji coba Rencana Kontinjensi melalui


simulasi dan gladi

3. Pemutakhiran data secara berkala


Rencana Kontinjensi setidak-tidaknya
sekali setiap tahun

4. Perpanjangan masa berlaku suatu


Rencana Kontinjensi apabila sampai pada
akhir masa berlakunya bencana yang
direncanakan tanggapan daruratnya tidak
terjadi
6. Aktivasi dengan penyesuaian Rencana
Kontinjensi menjadi Rencana Operasi
Penanganan Darurat Bencana pada saat
terjadi bencana bukan yang direncanakan
tanggapan daruratnya tetapi mempunyai
karakteristik tanggapan darurat yang
serupa

7. De-aktivasi Rencana Kontinjensi dengan


menyatakannya tidak berlaku jika sampai
pada akhir masa berlakunya tidak terjadi
bencana direncanakan tanggapan
daruratnya dan menjadikannya sebagai
lampiran Rencana Penanganan
Kedaruratan Bencana
8. Aktivasi kembali Rencana Kontinjensi
yang telah dinyatakan tidak berlaku untuk
dapat dijadikan Rencana Operasi dengan
pemutakhiran seperlunya jika sewaktu-
waktu diperlukan

1 (nama, tanda tangan, dan nama 2 (nama, tanda tangan, dan nama
lembaga/instansi) lembaga/instansi)
3 (nama, tanda tangan, dan nama 4 (nama, tanda tangan, dan nama
lembaga/instansi) lembaga/instansi)
5 (nama, tanda tangan, dan nama 6 (nama, tanda tangan, dan nama
lembaga/instansi) lembaga/instansi)
Lembar Berita Acara Penyusunan

BERITA ACARA PENYUSUNAN RENCANA KONTINJENSI


MENGHADAPI BENCANA BANJIR
PROVINSI DKI JAKARTA

Telah dilaksanakan lokakarya penyusunan dokumen Rencana Kontinjensi Menghadapi Bencana


Banjir pada tanggal ……………………… di Provinsi DKI Jakarta. Lokakarya telah dilaksanakan
secara partisipatif dengan melibatkan perwakilan dari Organisasi Pemerintah, Organisasi Non-
Pemerintah, Lembaga Usaha, Organisasi Masyarakat Sipil, dan Akademisi. Proses penyusunan
dokumen telah menggunakan Data dan Informasi dari Lembaga yang berpartisipasi

1. 2. 3.

Nama Nama Nama


Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga

4. 5. 6.

Nama Nama Nama


Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga
7. 8. 9.

Nama Nama Nama


Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga
10. 11. 12.

Nama Nama Nama


Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga

13. 14. 15.

Nama Nama Nama


Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga
16. 17. 18.

Nama Nama Nama


Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga

19. 20. 21.

Nama Nama Nama


Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga Jabatan& Instansi/lembaga

123
Profil Lembaga/Organisasi

DATA SUMBER DAYA UNTUK RENCANA


OPERASI PENANGGULANGAN
KEDARURATAN BENCANA BANJIR
PROVINSI DKI JAKARTA

PROFIL LEMBAGA
1. Nama Lembaga/Instansi

Unit / Divisi

Alamat
No. Telp / Fax
E-Mail

2. Contact Person Yang Bisa


Dihubungi

Jabatan
No. Telp / Hp
E-Mail

3. Tugas Pokok Lembaga/


Instansi

4. Cakupan / Wilayah
Kerja

5. Kemampuan Sumber Daya Mohon isi tabel terlampir


yang Dimiliki

6. Kemampuan Lainnya Mohon isi tabel terlampir

124

Anda mungkin juga menyukai