Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STUNTING

Disusun oleh:
Ajeng Sartika
NPM: 200401002002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN 
STIKes BHAKTI PERTIWI INDONESIA
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
STUNTING

Pokok Bahasan : Stunting


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Stunting
2. Faktor Penyebab Stunting
3.
4. Dampak Anemia pada Ibu Hamil
5. Pencegahan dan Penanggulngan Anemia pada Ibu
Hamil
Sasaran :
Waktu : 30 menit
Hari/ Tanggal / Jam : Minggu / 17 April 2022 / Pukul 09.00 WIB
Tempat : …………………..
Penyuluh : ……………………..

1. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu hamil dapat memahami dan mengerti tentang
anemia pada ibu hamil dan dapat mencegah terjadinya anemiapada kehamilannya.

2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan ibu hamil dapat:
a) Menjelaskan Pengertian Anemia
b) Mengerti dan memahami Klasifikasi Anemia
c) Mengerti dan memahami Tanda dan Gejala Anemia
d) Mengerti dan memahami Dampak Anemia pada Ibu Hamil
e) Mengerti dan memahami Pencegahan dan Penanggulngan Anemia pada Ibu
Hamil

3. MATERI
Terlampir

4. METODE
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Tanya jawab
5. MEDIA
a) Leaflet
b) Buku KIA

6. RINCIAN KEGIATAN PENYULUHAN


No Tahap Waktu Kegiatan Respon Klien
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam  Membalas salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
penyuluhan yang hendak  Memberikan
dicapai tanggapan
 Kontrak waktu untuk
menyampaikan materi
2. Penyampaia 15  Menjelaskan materi yang  Berdiskusi
n Materi menit ingin disampaikan :  Bertanya
a) Menjelaskan Pengertian  Mendengarkan
Anemia  Memberikan
b) Mengerti dan jawaban
memahami Klasifikasi
Anemia
c) Mengerti dan
memahami Tanda dan
Gejala Anemia
d) Mengerti dan
memahami Dampak
Anemia pada Ibu Hamil
e) Mengerti dan
memahami Pencegahan
dan Penanggulngan
Anemia pada Ibu Hamil
 Memberi kesempatan untuk
bertanya
 Memberikan reinforcment
positif atas pertanyaan
 Menjawab pertanyaan
3. Penutup 10  Memberikan beberapa  Mendengarkan
menit pertanyaan sebagai umpan  Menjawab
balik salam
 Menyimpulkan materi
penyuluhan
 Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam

7. EVALUASI
a. Prosedur : Selama proses penyuluhan berlangsung dan selesai penyuluhan
b. Bentuk tes : Tanya jawab secara lisan
1) Jenis tes : Lisan
2) Pertanyaan:
a) Apa pengertian Anemia ?
b) Sebutkan tanda dan gejala anemia ?
c) Bagaimana cara mengatasi anemia pada ibu hamil?
3) Jawaban
a.) Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk
perorangan (Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level
hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan
salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia
(Ani, 2016).
b.) Tanda dan gejala anemia:
 Lemas dan cepat lelah.
 Sakit kepala dan pusing.
 Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan.
 Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
 Detak jantung tidak teratur.
 Napas pendek.
 Nyeri dada.
 Dingin di tangan dan kaki.

c.) Cara mengatasi Anemia pada Ibu Hamil:


 Mengonsumsi suplemen zat besi
Suplemen zat besi yang umum diberikan adalah ferrous sulphate, yang
dikonsumsi 2-3 kali per hari. Namun, sebagian orang mengalami efek
samping dari konsumsi suplemen zat besi ini, seperti sakit perut, diare
atau konstipasi, nyeri ulu hati, mual, atau tinja yang berwarna gelap.
Konsultasi ke dokter jika Anda merasakan efek samping ini setelah
mengonsumsi suplemen zat besi.
 Menambah asupan makanan kaya zat besi
Selain melalui suplemen, kekurangan zat besi juga bisa ditangani
melalui pola makan yang sehat dan teratur. Menambah
asupan makanan mengandung zat besi merupakan salah satu cara
menangani dan mencegah anemia pada ibu hamil. Konsumsi makanan
dengan gizi seimbang, kemudian tambahkan minimal tiga porsi
makanan kaya zat besi, termasuk salah satunya adalah buah naga
merah. Contoh makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain:
Ikan, daging merah, ayam, Sayur berwarna hijau gelap, Kacang-
kacangan dan biji-bijian, Sereal yang sudah difortifikasi zat besi, Telur
dan tahu.
 Memenuhi kebutuhan vitamin C
Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal, diperlukan
juga vitamin C, yang dapat ditemukan dalam jeruk, stroberi, kiwi, dan
tomat. Kombinasikan makanan yang mengandung tinggi zat besi dan
tinggi vitamin C, untuk asupan optimal.

8. LAMPIRAN
 Materi penyuluhan
 Leaflet
 Daftar hadir
 Dokumentasi

MATERI PENYULUHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi
bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016).
Menurut Nursalam (2010), anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel
darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah
dalam tubuh manusia. Hampir semua gangguan pada sistem peredaran darah
disertai dengan anemia yang ditandai dengan warna kepucatan pada tubuh,
penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan tubuh. Penyebab anemia
bermacam-macam diantaranya adalah anemia defisiensi zat besi (Ani, 2016).
Menurut Soekirman (2012), anemia gizi besi adalah suatu keadaan
penurunan cadangan besi dalam hati, sehingga jumlah hemoglobin darah menurun
di bawah normal. Sebelum terjadi anemia gizi besi, diawali lebih dahulu dengan
keadaan kurang gizi besi (KGB). Apabila cadangan besi dalam hati menurun tetapi
belum parah dan jumlah hemoglobin masih normal, maka seseorang dikatakan
mengalami kurang gizi beis saja (tidak disertai anemia gizi besi). Keadaan kurang
gizi besi yang berlanjut dan semakin parah akan mengakibatkan anemia gizi besi,
tubuh tidak akan lagi mempunyai cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin
yang diperlukan dalam sel-sel darah yang baru (Arisman, 2014).

2. Klasifikasi Anemia
Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah sebagai berikut:
a) Anemia Defisiensi Besi
adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe. Kekurangan ini
dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena
gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari tubuh, misalnya
pada pendarahan.
b) Anemia Megaloblastik
adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena
defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang
mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi.

c) Anemia Hemolitik
adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
d) Anemia Hipoplastik dan Aplastik
adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang
mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2009). Pada
sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi,
leukimia dan gangguan imunologis.

3. Tanda dan Gejala Anemia


Ada beberapa tanda dan gejala anemia, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Lemas dan cepat lelah.
b) Sakit kepala dan pusing.
c) Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan.
d) Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
e) Detak jantung tidak teratur.
f) Napas pendek.
g) Nyeri dada.
h) Dingin di tangan dan kaki.

4. Dampak Anemia pada Ibu Hamil


Anemia memiliki dampak yang besar terhadap kehamilan dan juga proses
persalinan Ibu, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a.) Abortus
Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti (2016) menyebutkan bawah terdapat
hubungan antara anemia dengan abortus. Hal ini disebabkan oleh metabolisme
ibu yang terganggu karena kekurangan kadar hemoglobin untuk mengikat
oksigen. Efek tidak langsung yang dapat diakibatkan oleh ibu dan janin antara
lain terjadinya abortus, selain itu ibu lebih rentan terhadap infeksi dan
kemungkinan bayi lahir prematur.

b.) Ketuban pecah dini


Ketuban Pecah dini dapat disebabkan oleh anemia karena karena sel-sel tubuh
tidak cukup mendapat pasokan oksigen sehingga kemampuan jasmani menjadi
menurun. Anemia pada wanita hamil dapat meningkatkan frekuensi komplikasi
pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal dapat meningkat
oleh hal tersebut (Usman, 2017).
c.) Perdarahan postpartum
Penelitian Frass (2015) dalam Rizky, dkk. (2017) yang melaporkan bahwa
terdapat hubungan antara anemia dengan risiko perdarahan postpartum. Anemia
pada kehamilan menyebabkan oksigen yang diikat dalam darah kurang
sehingga jumlah oksigen berkurang dalam uterus dan menyebabkan otot-otot
uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga menimbulkan perdarahan
postpartum, sehingga ibu hamil yang mengalami anemia memiliki
kemungkinan 12 terjadi perdarahan postpartum 15,62 kali lebih besar
dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami anemia.
d.) Kala I lama
Ibu bersalin dengan anemia akan lebih mudah mengalami keletihan otot uterus
yang mengakibatkan his menjadi terganggu. Apabila his yang ditimbulkan
sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala
dan pembukaan serviks atau yang disebut inkoordinasi kontraksi otot rahim,
yang akhirnya akan mengganggu proses persalinan. His yang ditimbulkannya
sifatnya lemah, pendek, dan jarang hal ini di sebabkan oleh proses
terganggunya pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). Salah satu senyawa
terpenting dalam pembentukan ATP adalah oksigen. Energi yang di hasilkan
oleh ATP merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya suatu
kontraksi otot. Anemia dapat menyebabkan jumlah sel darah merah berkurang
sehingga oksigen yang diikat dalam darah sedikit kemudian menghambat aliran
darah menuju otot yang sedang berkontraksi, sehingga mengakibatkan kinerja
otot uterus tidak maksimal (Ulfatul, dkk., 2014).

e.) Berat badan lahir rendah (BBLR)


Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Siti (2018) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara anemia dan kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR). Anemia pada kehamilan akan menyebabkan terganggunya oksigenasi
maupun suplai nutrisi dari ibu terhadap janin, akibatnya janin akan mengalami
gangguan penambahan berat badan sehingga terjadi BBLR. Ibu hamil yang
mengalami anemia pada trimester pertama berisiko 10,29 kali melahirkan
BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia dan ibu yang 13 mengalami
anemia pada trimester kedua kehamilan berisiko sebesar 16 kali lebih banyak
melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) daripada ibu yang tidak
anemia (Labir, dkk., 2013).

5. Upaya Pencegahan dan Penanggulngan Anemia pada Ibu Hamil


Ibu hamil memerlukan 27 miligram zat besi per hari. Untuk mengatasi anemia
pada ibu hamil dapat dengan melakukan beberapa cara berikut:
 Mengonsumsi suplemen zat besi
Suplemen zat besi yang umum diberikan adalah ferrous sulphate, yang
dikonsumsi 2-3 kali per hari. Namun, sebagian orang mengalami efek samping
dari konsumsi suplemen zat besi ini, seperti sakit perut, diare atau konstipasi,
nyeri ulu hati, mual, atau tinja yang berwarna gelap. Konsultasi ke dokter jika
Anda merasakan efek samping ini setelah mengonsumsi suplemen zat besi.
 Menambah asupan makanan kaya zat besi
Selain melalui suplemen, kekurangan zat besi juga bisa ditangani melalui pola
makan yang sehat dan teratur. Menambah asupan makanan mengandung zat
besi merupakan salah satu cara menangani dan mencegah anemia pada ibu
hamil. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, kemudian tambahkan
minimal tiga porsi makanan kaya zat besi, termasuk salah satunya adalah buah
naga merah. Contoh makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain:
Ikan, daging merah, ayam, Sayur berwarna hijau gelap, Kacang-kacangan dan
biji-bijian, Sereal yang sudah difortifikasi zat besi, Telur dan tahu.
 Memenuhi kebutuhan vitamin C
Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal, diperlukan
juga vitamin C, yang dapat ditemukan dalam jeruk, stroberi, kiwi, dan tomat.
Kombinasikan makanan yang mengandung tinggi zat besi dan tinggi vitamin
C, untuk asupan optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Bayuningrat, 2015. Fatalnya Akibat Anemia. [disitasi pada 23 oktober]. Diakses dari
URL: http://bincangbincangmedis.com/fatalnya-akibat-anemia/

Farida, 2015. 6 makanan terbaik untuk menambah darah. [disitasi pada 16 desember].
Diakses dari URL : http://www.hasbihtc.com/6-makananterbaik-untuk-menambah-
darah.html

Manuaba, Chandranita, dan Fajar, 2007. Pengantar Kuliah Obserti. EGC : Jakarta

Manuaba, 2015. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Manuaba. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Buku kedokteran EGC : Jakarta

LAMPIRAN POSTER/LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai