Anda di halaman 1dari 115

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN GURU DAN

SISWA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN 2


PALEMBANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh
SUSILAYANTI
NPM 01.19.117

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI SOSIAL POLITIK
( STISIPOL ) CANDRADIMUKA
PALEMBANG
2023

i
STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN GURU DAN
SISWA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN 2
PALEMBANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:

SUSILAYANTI
NPM 01.19.117

Telah disetujui oleh :

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pembimbing,
Ilmu Komunikasi

Marleni, S.E., M.I.KOM Marleni, S.E., M.I.KOM


NIDN.0216077301 NIDN.0216077301
Tanggal : Tanggal :

ii
STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA
DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN 2 PALEMBANG

SKRIPSI

Disusun oleh
Susilayanti
NPM 01.19.117

Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam ujian Sarjana pada tanggal

Tim Penguji

Ketua Tim Penguji Sekretaris Tim Penguji

NIDN NIDN
Tanggal Tanggal

Anggota Tim Penguji

NIDN
Tanggal

Palembang,
Ketua, STISIPOL Candradimuka

Dr. Lshapsari Prihatini, M.Si


NIDN

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Susilayanti
NPM 0119117
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 29 Agustus 1979
Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. Seluruh data, informasi, interpretasi serta penyataan dalam pembahasan dan
kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini kecuali yang disebutkan
sumbernya adalah hasil dari pengamatan, penelitian, pengelolaan, serta
pemikiran saya dengan pengarahan dari pembimbing yang di tetapkan.
2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik, baik di STISIPOL Candradimuka
maupun di perguruan tinggi lainnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian


hari dikemukakan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut diatas,
maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar yang saya
peroleh melalui pengajuan karya ilmiah.

Palembang, Juni 2023


Yang membuat pernyataan,

Susilayanti
NPM : 0119117

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Susilayanti
NPM 0119117
Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Pembelajaran Guru dan Siswa Dalam
Pendidikan Karakter di MIN 2 Palembang

Memberikan izin kepada Pembimbing Skripsi dan STISIPOL


CANDRADIMUKA untuk mempublikasikan hasil penelitian saya untuk
kepentingan akademik apabila dalam 1 (satu) tahun tidak mempublikasikan karya
penelitian saya. Dalam kasus ini saya setuju untuk menempatkan Pembimbing
Skripsi sebagai penulis korespondensi (Corresponding author).
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
dari siapapun,

Palembang, Juni 2023

Susilayanti
NPM : 0119117

v
ABSTRAK

Strategi Komunikasi dalam pembelajaran merupakan suatu yang penting dan juga
suatu keharusan yang harus dimiliki agar terjalin hubungan yang harmonis (baik)
antara pendidik dengan peserta didik sehingga kualitas pembelajaran dapat efektif.
efektifitas komunikasi dalam pembelajaran sangat bergantung pada keterampilan
komunikasi yang dimiliki oleh seorang guru. Penelitian ini untuk mendeskripsikan
Strategi Komunikasi Pembelajaran Guru Dalam Pedidikan Karakter Siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di MIN 2 Kota Palembang lorok pakjo. Adapun
penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi pembelajaran dalam
pendidikan kaakter dan program karakter apa saja yang dapat membina karakter
siswa dan juga kendala guru dalam memberikan pembelajaran pendidikan karakter
kepada siswa.Pembinaan karakter yang dilakukan di sekolah, Strategi Metode yang
digunakan adalah jenis kualitatif, dengan pengumpulan data penelitian diperoleh
dengan teknik tringulasi dengan teknik pengumpulan data : dokumentasi,
wawancara, dan observasi. Langkah menganalisis data adalah dengan
mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan kemudian
menyimpulkan. Hasil penelitian ini mengungkapkan temuan yaitu: Pelaksanaan
pembinaan karakter yang dilakukan di sekolah, Pelaksanan strategi pembelajaran
guru dalam pendidikan karakter siswa, pelaksaan guru terhadap sekolah tentang
mewujudkan karakter siswa yang baik dan berakhlak mulia.

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Pendidikan Karakter, Guru, Siswa

vi
ABSTRACT

Communication strategy in learning is something that is important and also


a necessity that must be owned in order to establish a harmonious (good)
relationship between educators and students so that the quality of learning can
be effective. the effectiveness of communication in learning is very dependent
on the communication skills possessed by a teacher. This research is to
describe Teacher Learning Communication Strategies in Student Character
Education. This research was conducted at MIN 2 Palembang City lorok
pakjo. This research is to find out the learning communication strategies in
character education and what character programs can foster student
character and also the teacher's constraints in providing character education
learning to students. research data obtained by triangulation technique with
data collection techniques: documentation, interviews, and observation. The
steps to analyze the data are to collect data, reduce data, present data and
then conclude. The results of this study revealed the findings, namely:
Implementation of character building carried out in schools, Implementation
of teacher learning strategies in student character education, teacher
implementation of schools about realizing good and noble student character.

Keywords: Communication Strategy, Character Education, Teachers,


Students

vii
MOTO

“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keaadaan suatu kaum sehingga


mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar Ra’d : 11).

“ Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu


tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu”.
Ali bin Abi Thalib

" Sabar sesaat saja di saat marah akan menyelamatkan kita dari ribuan
penyesalan."
Ali bin Abi Thalib

PERSEMBAHAN

Srkripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami meminta pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :
Ibuku, suami, anak anakku, saudara saudaraku,keluarga suamiku, terkhusus (alm
ayahku dan almh ibu mertua dan alm ayah mertua) yang selalu memberi bantuan,
motivasi dan inspirasi dalam hidupku.
Ucapan terima kasih atas semuanya untuk teman2 se kelas di Ilmu Komunikasi,
Dosen Dosen dan staf terkait di Stisipol Candradimuka Palembang.

viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Susilayanti
Nama Panggilan : Susi
Tempat Lahir : Palembang
Tanggal Lahir : 29 Agustus 1979
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :O
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kenten Permai 1 blok C no 01
Kota : Palembang
No. Hp 081367004239
Email : Susilayanti@stisipolcandradimuka.ac.id
Pendidikan

 1984 – 1991 SD Negeri 438 Palembang


 1991 – 1994 SMP Negeri 45 Palembang
 1994 – 1997 MAN 3 Palembang
 2019 – 2023 STISIPOL Candradimuka Palembang
Pengalaman Kerja

 1999 – 2022 Kerja di Apotik Jaya, jl Veteran.

ix
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Skripsi dengan judul
”Strategi Komunikasi Pembelajaran Guru dan Siswa dalam Pendidikan
Karakter di MIN 2 Palembang” telah dapat penulis selesaikan.
Sehubungan dengan itu pada kesempatan yang sangat baik ini, ucapan banyak
terima kasih dan penghargaan yang tinggi penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Dr Hj Lishapsari Prihatini, M.,Si, Ketua Stisipol Candradimuka
Palembang
2. Ibu Marleni, S. E., M.I.KOM, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan
sebagai Pembimbing 1
3. Bapak kepala sekolah dan ibu wakil kepala sekolah serta guru guru, para
staf dan para siswa serta wali siswa di MIN 2 Palembang
4. Seluruh Dosen Pengajar STISIPOL Candradimuka Palembang yang telah
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan sehingga memungkinkan
penulis menyelesaikan pendidikan
5. Teman teman seperjuangan dan seluruh staf STISIPOL Candradimuka
khususnya staf di Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak
membantu penulis demi lancarnya studi penulis
6. Semua keluargaku yang telah membantu moril dan materil sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi ini
Semoga bantuan Bapak dan Ibu Saudara/I yang telah diberikan kepada penulis,
akan mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha Esa, dan akhirnya penulis
berharap mudah mudahan Skripsi ini ada manfaatnya.
Palembang, Februari 2023
Penulis,

SUSILAYANTI

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...i
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING…………………….ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI…………………………iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………….iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI………………………………….v
ABSTRAK……………………………………………………………………..vi
ABSTRACK………………………………………………………………..…vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………...……...ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………………x
DAFTAR ISI……………………………………………………...…………..xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………….……..xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………..……….xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….…..…...xvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………………….6
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………7
1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………….7
1.5 Manfaat Penelitian………………………………………………………7
1.5.1 Manfaat Teoritis……………………………………………………….7
1.5.2 Manfaat Praktis………………………………………………………..7

xi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Komunikasi…………………………………………………....8
2.2 Komunikasi Interpesonal/Antarpribadi………………………………...12
2.3 Strategi Komunikasi……………………………………………………14
2.4 Pengertian Pembelajaran……………………………………………….16
2.5 Pengertian Guru……………………………………………………...…18
2.6 Pengertian Siswa………………………………………………………..19
2.7 Pendidikan Karakter…………………………………………………….21
2.8 Teori S-O-R ( Stimulus-Organism-Response)………………………….22
2.9 Kerangka Pikiran……………………………………………………….26
2.10 Penelitian Terdahulu…………………………………………………....27

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………....29
3.2 Lokasi Penelitian…………………………………………………….....29
3.3 Definisi Konsep………………………………………………………...30
3.4 Fokus Penelitian…………………………………………………….….31
3.5 Key Informant/Informan……………………………………………......31
3.6 Jenis dan Sumber Data………………………………………………....32
3.7 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………..33
3.8 Teknik Analisis Data…………………………………………………...34
3.9 Jadwal Penelitian……………………………………………………….35
3.10 Sistematika Penulisan Skripsi………………………………………….36

xii
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1 Sejarah MIN 2 Palembang…………………………………………......38
4.1.1 Periode Kepemimpinan MIN 2 Palembang……………………….….39
4.1.2 Guru dan Pegawai MIN 2 Palembang………………………………..39
4.1.3 Jumlah Siswa MIN 2 Palembang……………………………………..42
4.2 Visi, Misi, Tujuan dan Moto MIN 2 Palembang……………………….43
4.3 Struktur Organisasi MIN 2 Palembang………………………………....44

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian…………………………………………………………,..53
5.1.1 Stimulus……………………………………………………………....53
5.1.2 Organism…………………………………………………………….56
5.1.3 Response……………………………………………………………..65
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………..66

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan………………………………………………………………78
6.2 Saran……………………………………………………………………..79

DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Pikiran………………………………………………..26

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu… .............................................................. 27

Tabel 2.3 Fokus Penelitian… .................................................................... 31

Tabel 2.4 Informan…................................................................................ 31

Tabel 2.5 Jadwal Penelitian… ....................................................................36

Tabel 2.6 Periode Kepemimpinan MIN 2 Palembang ................................ 39


Tabel 2.7 Guru dan Pegawai MIN 2 Palembang2021/2022........................ 39
Tabel 2.8 Jumlah Siswa MIN 2 Palembang tahun 2021/2022 .................... 42
Table 2.9 Struktur Organisasi MIN 2 Palembang ...................................... 44
Table 3.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian ..................................................... 67

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Gedung MIN 2 Palembang……………………………………82


Gambar 4.2 Kegiatan Salam Pagi menyambut keadatangan siswa………...82
Gambar 4.3 Kegiatan Tadarus Siswa MIN 2 Palembang…………………..83
Gambar 4.4 Kegiatan Sarapan Pagi Siswa MIN 2 Palembang……………..83
Gambar 4.5 Kegiatan Kepramukaan Siswa MIN 2 Palembang……………84

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. SK Pembimbing

3. Lembar Balasan Penelitian

4. Lembar Konsultasi Skripsi (PEMBIMBING)

5. Sertifikat kegiatan program Studi Ilmu KomunikasiTalkshow Inspirasi

6. Sertifikat OPDIK, Sertifikat KKN, Sertifikat Lembaga Bahasa Inggris, Sertifikat


Lembaga Komputer

xvi
xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari interaksi sosial.

Interaksi sosial dapat berupa interaksi ekonomi, interaksi politik, atau interaksi

pendidikan. Dalam setiap interaksi tentunya akan terjadi komunikasi, baik verbal

maupun nonverbal. kita tidak dapat membayangkan jika interaksi sosial akan

berlangsung tanpa komunikasi Komunikasi berlangsung dalam lingkungan dan

konteks tertentu, dalam suasana formal atau informal, pada waktu tertentu dan

dalam ruang tertentu. Ruang dan waktu dapat menjadi penyangga komunikasi,

dapat menciptakan peluang bagi untuk berkomunikasi, tetapi juga dapat

menciptakan hambatan komunikasi.

Komunikasi dapat dilakukan dalam kelompok kecil atau besar, bisa juga dengan

lingkungan masyarakat. Komunikasi manusia terjadi di lingkungan tertentu,

termasuk lingkungan pendidikan. Komunikasi dalam pendidikan terjadi antara

kepala sekolah dan guru, lembaga pendidikan selalu dianggap sebagai lingkungan

yang etis. Karena dalam lembaga pendidikan diajarkan perilaku manusia yang

mulia, sehingga semua perilaku yang ada didalamnya, termasuk komunikasi

internal, komunikasi eksternal dan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah

komunikasi etis. Komunikasi dalam pendidikan juga terjadi antara guru dan siswa.

Komunikasi dalam pendidikan juga terjadi antara guru dengan siswa. Dalam

praktik pembelajaran pun, komunikasi yang dilakukan guru dan siswa bukan hanya

1
2

proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran, melainkan ada dimensi

relasi guru dan siswa menjadi syarat utama terciptanya proses pembelajaran yang

efektif (Yosal Iriantara dan Usep Syarifudin 2013). Di sekolah, guru dan siswa

merupakan pelaku utama dalam pembelajaran. jadi sudah seharusnya ada hubungan

edukatif yang baik.

Keberadaan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas proses pembentukan

karakter yang berlangsung di dalam bangsa tersebut. Perkembangan tokoh utama

dalam berlangsung di lingkungan keluarga. Keluarga, dalam hal ini orang tua,

bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Setelah keluarga , lingkungan

kedua yang sangat strategis untuk menjadi pengembangan karakter adalah

lingkungan sekolah. Sekolah memiliki disiplin ilmu dan peraturan yang berbeda,

infrastruktur, sumber daya manusia, budaya sekolah dan lingkungan sekolah yang

jika diberdayakan akan mendukung pelaksanaan pendidikan karakter.

Pembentukan karakter di sekolah dapat dilakukan secara integratif dengan

menggunakan strategi komunikasi yang terencana dan hasilnya dapat dinilai .

Namun, tanpa rencana Jika sesuai maka strategi komunikasi tidak akan

memberikan hasil yang maksimal. Dalam suatu organisasi pendidikan, guru

adalah sumber daya manusia dan penyalur utama nilai-nilai kepribadian kepada

peserta didik. Kualitas sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Bagaimana jika

sekolah tidak didukung oleh sumber daya yang tersedia? kualitas manusia sulit

diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain itu, dalam rangka

menanamkan nilai-nilai kepribadian, guru dengan keterampilan dan karakter yang

baik akan menjadi aset yang sangat berharga . Dalam hal ini, Lickona menjelaskan
3

peran guru bahwa “the teacher as caregiver, moral model and moral mentor. The

quality of a teacher’s relationship with students is the foundation of everything else

a teacher may wish to do in character education”. Berdasarkan pendapat Lickona

tersebut, jelas bahwa kualitas hubungan baik yang terjalin antara guru dan siswa

akan menjadi dasar yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan itu sendiri. Selain

itu guru juga bisa menjadi role model atau panutan bagi siswanya.

Pendidikan karakter yang telah dilakukan di sekolah juga memerlukan

kerjasama yang erat dengan orang tua siswa. Hal ini juga menjadi masalah yang

umum karena ada kalanya orang tua menganggap sekolah yang disalahkan karena

orang tua sudah membayar uang sekolah dan orang tua tidak mempunyai waktu

untuk memperhatikan perkembangan anaknya. Misalnya banyak masalah yang

muncul akibat rendahnya nilai karakter yaitu siswa tidak lagi segan atau tidak lagi

menghormati gurunya. Siswa menjadi tidak menentu atau mudah marah; siswa suka

berkelahi dengan temannya, tidak segan-segan mengambil yang bukan miliknya,

mencuri, tidak peduli dengan lingkungannya dan masih banyak lagi contoh siswa

nakal lainnya termasuk siswa sekolah dasar.

Adapun kasus-kasus yang terjadi di lingkungan sekolah, hal ini menjadi bukti

bahwa pendidikan karakter di Indonesia telah gagal mengendalikan perilaku semua

individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa muda, bahkan dewasa. Orang

yang berpendidikan tinggi belum tentu memiliki perilaku yang baik, hal itu

disebabkan kurangnya kesadaran, perilaku yang sewenang-wenang tanpa

memikirkan akibat merugikan orang lain. Banyak korban pelecehan dan

perundungan mengalami kerusakan mental, sedangkan pelakunya tidak dihukum


4

berat, sehingga banyak orang yang mengabaikan hukum, menyepelekan perilaku

buruk. Membangun karakter di sekolah adalah proses pembelajaran yang

membantu siswa di lingkungan sekolah memahami, memperhatikan dan

mengamalkan nilai-nilai kepribadian seperti: santun, tanggung jawab efisien,

disiplin, jujur, bersih, tertib, santun, toleran, dan sebagainya.

Karakter adalah karakter seseorang yang sudah menjadi kebiasaan dan menjadi

bagian darinya kepribadian secara bertahap terbentuk dengan menginternalisasi

nilai-nilai positif, yang pada akhirnya menjadi pedoman perilaku dan tingkah

lakunya. Lingkungan sekolah yang baik untuk pengembangan karakter atau

kepribadian siswa adalah yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk tidak

hanya memahami nilai-nilai kepribadian tetapi juga menerapkannya. Budaya

sekolah dapat menjadi salah satu cara untuk mempraktekkan nilai-nilai karakter

yang baik. Kultur sekolah merupakan sesuatu yang unik yang menjadi ciri khas

sekolah tersebut, sehingga sekolah berbeda dengan sekolah lainnya, seperti halnya

sekolah di Madrasah Ibtidaiyah.

Pendidikan karakter yang berhasil akan menciptakan peserta didik yang tidak

hanya memiliki kemampuan kognitif (professional skill) tetapi juga kompetensi

soft skill yang ditunjukkan dalam perilakunya ketika berinteraksi dengan orang tua,

teman dan guru, guru serta bagaimana anak menjalankan tugasnya sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Esa. Pembinaan karakter di sekolah penting untuk mendapatkan

dukungan orang tua agar nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah dapat diteruskan di

lingkungan rumah. Peningkatan pendidikan karakter dalam kelompok keluarga

kecil pada gilirannya akan membentuk kelompok besar yang akan menjadi bagian
5

dari keutuhan bangsa. Karakter bangsa diawali dengan efektifitas pendidikan

kepribadian di sekolah diperkuat di rumah. Mengingat pentingnya pembangunan

karakter, penting untuk menerapkan strategi komunikasi yang efektif untuk

mencapai tujuan pembangunan karakter.

Strategi komunikasi dalam mensosialisasikan nilai-nilai karakter juga harus

mempertimbangkan aspek media yang digunakan guru. Banyak media yang

digunakan dalam pendidikan karakter seperti gambar/slide, media audio visual,

media cetak, namun yang tidak kalah pentingnya adalah media dalam bentuk non

fisik seperti tindakan, perbuatan, keteladanan. Teladan yang diberikan oleh guru

sebenarnya dapat menjadi sarana komunikasi yang sangat efektif. Oleh karena itu,

keteladanan unsur, tindakan, pernyataan dan segala atribut yang dibawa oleh

pendidik merupakan sarana komunikasi yang efektif bagi pendidikan karakter dan

merupakan acuan yang efektif bagi peserta didik.

Di sekolah, proses sosialisasi nilai-nilai karakter sering dirancang dengan

menggunakan strategi komunikasi yang efektif sehingga nilai-nilai tersebut dapat

dikomunikasikan kepada siswa melalui banyak kegiatan dan modus pelayanan.

metode yang berbeda tetapi selalu bercirikan Islam yang spesifik. Oleh karena itu,

tidak ada pemisahan yang nyata antara sains dan agama karena semuanya menyatu

menjadi satu kesatuan program yang terpadu dan merupakan ciri khas dan karakter

sekolah yang unik.

Berbagai strategi komunikasi yang direncanakan dan dilaksanakan di sekolah

pada akhirnya akan membawa perubahan secara bertahap. Pada karakter melalui

perubahan aspek kognitif, aspek afektif dan konasi. Perubahan aspek formatif siswa
6

dapat dilihat dari pertumbuhan kesadaran moral dan pemahaman tentang nilai-nilai

moral (kesadaran moral). Perubahan aspek emosional terlihat dari perkembangan

sikap siswa yang mampu berempati terhadap penderitaan orang lain, mencintai

kebenaran, dan mampu mengelola diri sendiri dalam mencapai kegiatan ibadah.

Pendidik (Guru) memiliki peran besar dalam membentuk karakter peserta

didik. Apalagi kurikulum baru 2013 memang menuntut hal tersebut. Madrasah

Ibtidaiyah sebagai mana diatur dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 90

Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Madrasah adalah satuan pendidikan formal

yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang

terdiri dari enam tingkat jenjang pendidikan dasar. Artinya, orientasi dari

pendidikan itu sendiri adalah membentuk karakter yang baik.

Berdasarkan hal di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi

komunikasi yang digunakan guru MIN 2 Palembang yang menarik untuk diteliti

dengan judul

“STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA

DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN 2 PALEMBANG”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, pertanyaan yang muncul

dalam penelitian ini antara lain :

1. Masih kurangnya karakter siswa di MIN 2 Palembang

2. Masih adanya kendala yang dihadapi Guru di MIN 2 Palembang dalam

pendidikan karakter
7

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka perumusan dari

permasalahan penelitian ini yaitu

1. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan guru MIN 2 Palembang

dalam pembelajaran pendidikan karakter terhadap siswa?

2. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran pendidikan

karakter di MIN 2 Palembang?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mendeskripsikan mengenai karakter siswa MIN 2 Palembang.

2. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi guru mengenai dalam

pembelajaran pendidikan karakter di MIN 2 Palembang.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembang ilmu

komunikasi khususnya kajian komunikasi interpersonal mengenai

komunikasi guru dalm mendidik kepribadian siswa MIN 2 Palembang.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan alternative

solusi yang menjawab keprihatinan siswa MIN 2 agar lembaga

pendidikan dapat mencetak generasi muda anak anak yang terdidik,

berkualitas dan berakhlak mulia.


8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Komunikasi

Secara etimologi komunikasi atau communication ( dalam Bahasa Inggris)

berasal dari perkataan Latin communis yang berarti “sama”, communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make

common) (Effendi,1993). Secara terminologis, komunikasi berarti proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pada hakikatnya

komunikasi dalam konteks dalam tulisan ini adalah pernyataan antar manusia.

Adapun yang di nyatakan berupa pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. Pernyataan dinamakan

pesan, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan yang

menerima pesan disebut komunikan.

Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan, kedua lambang

untuk mengungkapkan isi pesan yang dimaksud. Pikiran atau perasaan

dikategorikan sebagai isi pesan. Sedangkan Bahasa dikategorikan sebagai symbol.

Komunikasi adalah Suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan

gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya yang dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,

ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi

dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi

8
9

masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur tubuh, menunjukkan sikap

tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara

seperti ini disebut dengan komunikasi nonverbal.

Fungsi komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu, Teori,

dan Filsafat Komunikasi (2003), terdapat empat fungsi dari komunikasi, yakni:

1. Menyampaikan informasi

Komunikasi memungkinkan manusia menyampaikan informasi. Misalnya ilmu

pengetahuan yang disampaikan lewat buku, berita yang disampaikan lewat

televisi, hingga informasi pribadi yang disampaikan lewat media sosial.

2. Mendidik

Manusia tumbuh menjadi pribadi yang baik karena didikan yang disampaikan

lewat komunikasi. Saat bayi, ibu akan berkomunikasi dengan anaknya

sehingga anak tersebut paham akan bahasa. Pendidikan melalui komunikasi

berlanjut ke sekolah, perguruan tinggi, hingga kehidupan masyarakat.

3. Menghibur

Komunikasi dapat menjadi alat untuk menghibur seseorang. Misalnya

penyampaian rasa simpati ketika seseorang bersedih, buku motivasi yang

menghibur, acara televisi yang menyenangkan, juga musik dengan lirik

penyemangat, semua merupakan bentuk komunikasi.

4. Memengaruhi
Komunikasi dapat memengaruhi tindakan dan pemikiran seseorang sehingga

lahirlah peribahasa tak kenal maka tak sayang. eristiwa mengenal dilakukan

dengan komunikasi. Contoh lainnya adalah sosialisasi kesadaran lingkungan


10

yaitu bentuk komunikasi yang memengaruhi orang lain untuk peduli pada

lingkungan.

Unsur – Unsur Komunikasi

1. Pengirim atau Komunikator

Dalam konteks belajar mengajar guru dan siswa berperan sebagai

komunikator sehungga terjadi komunikasi dua arah. Pada saat guru

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, guru berperan sebagai

komunikator sedangkan siswa berperan sebagai komunikan.

2. Penyandian atau encoding

Penyandian atau encoding adalah informasi yang dilakukan oleh

komunikator untuk mengemas maksud atau pesan yang ada dalam benak

atau hatinya menjadi symbol symbol, suara, tulisan, gerak tubuh, dan

bentuk lainnya yang dapat dikirimkan kepada komunikan.

3. Pesan atau message

Pesan atau message adalah informasi yang akan disampaikan oleh

komunikator melalui simbol-simbol atau pesan tersebut terkandung dalam

symbol-simbol. Pesan bisa berbentuk verbal yaitu ucapan dan tulisan atau

berbentuk nonverbal berupa gerak tubuh atau ekspresi wajah.

4. Saluran atau Media


Saluran adalah tempat pesan dalam bentuk symbol-simbol dilewatkan dari

komunikator ke komunikan. Untuk manusia saluran komunikasi yaitu

panca indra antara lain berupa pendengeran, penglihatan, penciuman,

rabaan, dan rasa. Manusia mengirim pesan secara tertulis melalui surat,
11

papan tulis, buku dan lain-lain. Secara langsung atau melalui pengeras

suara, radio, cassete recorder, cd player dan lain-lain. Secara audio visual

dapat disampaikan melalui film projector dan televisi.

5. Penyandingan Ulang atau Decoding

Penyandingan Ulang atau Decoding adalah proses yang dilakukan oleh

komunikator untuk menginterpretasikan symbol-simbol yang diterimanya

menjadi makna.

6. Penerima atau komunikan

Penerima atau komunikan adalah penerima pesan atau individu atau

kelompok yang menjadi sasaran komunikasi. Pada saat guru menjelaskan

kepada siswa, siswa berperan sebagai komunikan. Sebaliknya pada saat

siswa menyampaian jawaban atas pertanyaan guru, guru berperan sebagai

komunikan.

7. Umpan Balik atau feedback

Umpan Balik atau feedback yaitu informasi yang kembali dari komunikan

ke komunikator sebagai respon terhadap pesan yang disampaikan oleh

komunikator. Dari ini komunikator bisa mengetahui pemahaman dan reaksi

komunikan terhadap pesan yang disampaikan.

Tujuan berkomunikasi untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, dan sosial.

Komunikasi dapat merubah sikap, pendapat, dan perilaku seseorang hingga sosial

masyarakat seseorang sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh pemberi

informasi. Sehingga pada hakikatnya, komunikasi bertujuan menyampaikan suatu

informasi yang dapat dimengerti oleh orang lain. Informasi tersebut kemudian
12

diharapkan menghasilkan umpan balik berupa perubahan positif dari si penerima

informasi.

2.2 Komunikasi Interpersonal

Pengertian Komunikasi Interpersonal Menurut Joseph DeVito adalah

mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai proses pengiriman dan

penerimaan pesan antara dua orang, atau kelompok kecil orang yang memberikan

efek umpan balik (feedback). Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran

informasi, ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih.

Contoh komunikasi interpersonal (antarpribadi) seperti percakapan antara kedua

teman, percakapan keluarga, dan percakapan antara tiga orang. Komunikasi

interpersonal bisa terjadi dimana saja ketika menonton film, belajar, dan bekerja.

Komunikasi interpersonal bisa disebut komunikasi antarpribadi. Efektivitas

antarpribadi ditentukan oleh seberapa jelas pesan yang disampaikan.

Ciri-Ciri Komunikasi Interpersonal

1. Bahasa yang digunakan bisa formal dan informal.

2. Memakai media tertentu misal telepon, ponsel, dan e-mail.

3. Dilakukan dua orang atau lebih.

4. Bersifat terbuka dan komunikatif.

Tujuan Komunikasi Interpersonal Menurut De Vito (1997) tujuan komunikasi

antarpribadi untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis, dan merenung.

Mengutip dari jurnal "Komunikasi Antarpribadi Pustakawan Dengan Pemustaka

Dalam Memberi Layanan Jasa Di Perpustakaan" yang dibuat Daryono, tujuan

komunikasi interpersonal yaitu: *Mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.


13

*Membantu orang lain. *Menolong orang lain. *Bertukar pikiran. *Memecahkan

masalah. *Menyampaikan informasi. *Membina hubungan. *Saling mempengaruhi

dan bermain. *Mengenal diri sendiri dan orang lain. *Berbagi pengalaman.

*Menumbuhkan motivasi. Melakukan kerjasama. *Proses Komunikasi

Interpersonal.

Dari jurnal "Komunikasi Intrapersonal Sebagai Pondasi Komunikasi Interpersonal"

yang dibuat Rita Dwi Lindawati, ada 5 proses komunikasi intrapersonal yaitu:

1. Sensasi

Sensasi adalah tahap awal proses penerimaan informasi yang diterima alat indra

manusia. Contohnya kita mendengar suara dari orang lain, proses pendengaran ini

masuk dalam sensasi.

2. Asosiasi

Asosiasi merupakan proses mengetahui terjadinya suatu peristiwa.

3. Persepsi
Persepsi adalah kegiatan untuk memahami informasi yang berupa objek, pesan,

peristiwa yang diperoleh.

4. Memori

Memori adalah proses penyimpanan informasi dalam individu. Memori kemudian

dievaluasi, dikeluarkan, atau diingat kembali.

5. Berpikir

Berpikir adalah proses untuk mengambil keputusan. Berpikir diartikan sebagai

kegiatan untuk memahami dan memecahkan masalah.


14

2.3 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi dapat berarti mengkomunikasikan konsep, proses, atau

data yang memenuhi tujuan strategis jangka panjang dari suatu organisasi. Strategi

komunikasi adalah perencanaan (planning) dan pengelolaan atau manajemen

(management) penyampaian pesan untuk mencapai satu tujuan. Strategi

komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen

komunikasi untuk mencapai suatu tujuan (Effendy, 2003).

Dari segi proses, strategi komunikasi akan efektif jika melalui 4 langkah, yaitu:

menemukan kebenaran; perumusan perencanaan komunikasi (communication

planning); menerapkan komunikasi (berkomunikasi); dan melakukan evaluasi

(A.W. Widjaya). Tujuan komunikasi akan tercapai jika dokumen pesan memuat

nilai-nilai karakter yang telah disisipkan ke dalam dengan perencanaan yang

matang. Dalam kaitan ini, perencanaan dapat dilakuk an dengan menganalisis

program baik dari segi bahan, metode maupun sarana yang akan digunakan. Penting

untuk mengumpulkan informasi faktual dari hasil evaluasi pelaksanaan program

pendidikan kepribadian agar rencana penyusunan dapat disesuaikan dengan tujuan

yang ingin dicapai. Pendidikan karakter. Penentuan metode sangat bergantung pada

tujuannya, yaitu akan disampaikan, dan situasi serta kondisi komunikator harus

diperhitungkan saat memilih saluran/media.

Ada beberapa metode komunikasi yang dapat diterapkan untuk siapa yang

dihadapi oleh komunikator. Penentuan metode juga menyangkut materi yang

mendidik karakter atau kepribadian , yaitu: metode pembelajaran langsung di kelas


15

dengan menggunakan metode seperti ceramah, latihan, diskusi, tanya jawab, cerita,

simulasi, drama sosial, dll. Sistem pendidikan karakter yang menerapkan kebiasaan

dapat menggunakan metode keteladanan, membimbing serta menerapkan reward

and punishment. Ada banyak metode yang dapat digunakan, tetapi hanya satu yang

dapat digunakan secara efektif dalam satu waktu, tergantung pada kondisi dan

kesempatan belajar. Strategi identifikasi metode komunikasi yang sangat penting

direncanakan untuk mencapai hingga tujuan pendidikan karakter. Peran pendidik

dalam kegiatan belajar mengajar selalu dikaitkan dengan reputasinya sebagai

propagandis utama. Pendidikan karakter tidak akan sukses jika guru tidak tahu

bagaimana memberi contoh kepada siswa. Memberikan materi yang mengandung

nilai-nilai karakter dan menciptakan suasana religius yang kondusif harus dicapai

oleh guru sebagai pendidik. Untuk guru ini harus memiliki standar yang lebih tinggi

dalam diri mereka.

Berdasarkan UU Guru dan Instruktur No. 14 Tahun 2005 dalam Pasal 10 Ayat

1, yang mengatur bahwa; “Kapasitas guru meliputi kapasitas pedagogik, kapasitas

kepribadian, kompetensi sosial dan kapasitas profesional. Kapasitas pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran, termasuk kemampuan memahami

kepribadian siswa. Keahlian adalah kemampuan menguasai materi dalam bidang

ilmu, termasuk kemampuan Teknik Mengajar Efektif. Keterampilan kepribadian

antara lain memiliki kepribadian yang kuat, stabil emosinya, jujur, bijaksana, dan

bermartabat sehingga dapat menjadi panutan bagi siswa.

Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan sosial, yaitu kemampuan

guru menjadi komunikator yang efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan


16

sekolah dan masyarakat luas. Menurut Ulwan, ada 7 tanggung jawab terpenting

bagi guru: 1) tanggung jawab pendidikan agama, 2) tanggung jawab pendidikan

budi pekerti , 3) tanggung jawab pendidikan jasmani, 4) tanggung jawab

pendidikan, tanggung jawab pendidikan intelektual, 5 ) tanggung jawab pendidikan

spiritual ) 6) tanggung jawab pendidikan sosial, 7) tanggung jawab pendidikan seks.

Pengabdian kepada Tuhan Segenap kemampuan Ia akan ditahan dari berbuat salah

sehingga sikap, ucapan, dan tingkah lakunya terjaga.

Ketulusan dalam menjalankan fungsi seorang pendidik akan melahirkan sikap

sabar dalam menghadapi perilaku peserta didik yang berbeda-beda. harus

bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya, yakni tidak hanya mengajar

mata pelajaran IPA, tetapi juga bertanggung jawab terhadap pembentukan

kepribadian siswa. Perbedaan kriteria guru ideal menunjukkan bahwa menjadi

seorang guru membutuhkan keterampilan yang kompleks dan harus memiliki

motivasi batin yang kuat untuk memberikan teladan yang baik bagi muridmuridnya,

selain tugas rutinnya mengajar mata pelajaran sains yang berbeda kepada siswa.

Menurut Lickona, ada 3 aspek acuan utama dalam pendidikan kepribadian , yaitu

pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan etis ( etika tindakan).

2.4 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaktif antara siswa dengan guru dan sumber

belajar dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah bantuan yang

diberikan oleh pendidik untuk memungkinkan perolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan keterampilan dan karakter , serta pembentukan sikap dan keyakinan


17

pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses yang membantu

siswa belajar dengan baik. Proses belajar dialami sepanjang hidup seseorang dan

dapat diterapkan dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran memiliki arti yang sama

dengan mengajar, meskipun memiliki arti yang berbeda.

Pembelajaran adalah tentang mengeluarkan potensi siswa menjadi

keterampilan. Kegiatan pemberdayaan ini tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan

orang.Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62) pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat

belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dalam

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep

pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan

respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari

pendidikan.

Pembelajaran melibatkan aktivitas apa pun yang dirancang untuk membantu

seseorang memperoleh kemampuan dan nilai baru. Proses pembelajaran awal

menuntut guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa, antara lain

kemampuan dasar, motivasi, latar belakang pendidikan, latar belakang ekonomi,

dan lain lain. Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha sadar oleh guru untuk

membuat siswa belajar yaitu perubahan perilaku siswa yang sedang belajar, dimana
18

perubahan tersebut telah mendapatkan kemampuan baru yang diterapkan dalam

waktu yang relatif lama dan terima kasih untuk usaha Tujuan Pembelajaran adalah

rumusan terperinci dari apa yang siswa perlu kuasai karena hasil belajar dinyatakan

dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur.

Ungkapan tujuan pembelajaran harus diselaraskan dengan tolok ukur

kompetensi, kompetensi inti, dan indikator pencapaian siswa. Selain itu, tujuan

pembelajaran yang dirumuskan juga harus spesifik dan operasional sehingga dapat

dijadikan acuan keberhasilan proses pembelajaran.

2.5 Pengertian Guru

Secara umum guru adalah pendidik dan pengajar untuk pendidikan anak usia

dini jalur sekolah atau pendidikan formal, dasar, dan menengah. Guru-guru ini

harus memiliki kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang

mengajarkan hal yang baru dapat dianggap sebagai guru. Beberapa istilah yang juga

menggambarkan peran guru antara lain dosen, mentor, tentor, dan tutor. Guru

dalam proses belajar mengajar adalah orang yang memberikan pelajaran. Dalam

kamus Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya

mengajar.

Guru adalah komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut

berperan serta dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di

bidang pembangunan.guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung

jawab terhadap pendidikan murud-murid, membimbing serta membina baik secara

individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Adapun
19

tugas dan fungsi guru sebagai berikut : 1. Guru sebagai Pendidik, 2. Guru sebagai

Pengajar, 3. Guru sebagai Pembimbing, 4. Guru sebagai Pengarah, 5. Guru sebagai

Pelatih, 6. Guru sebagai Penilai.

Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4) Peran guru dalam pembelajaran yang dapat

membangkitkan aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, berikut

ini: 1). Merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat sub kemampuan yaitu

perumusan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran, penetapan

kegiatan belajar mengajar, penetapan metode dan media pembelajaran, penetapan

alat evaluasi: 2). Pelaksanaan pengajaran yang termasuk di dalamnya adalah

penilaian pencapaian tujuan pembelajaran: 3). Mengevaluasi pembelajaran dimana

evaluasi ini merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan

pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan: 4).

Memberikan umpan balik menurut Stone dan Nielson (Sumiati dan Asra, 2009: 7)

umpan balik mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat dan

antusias siswa dalam melaksanakan tugas belajar

2.6 Pengertian Siswa

Murid atau siswa merupakan salah satu unsur pengajaran, selain faktor tersebut

adalah guru, tujuan pengajaran dan metode. Sebagai salah satu komponen, dapat

dikatakan bahwa siswa merupakan komponen terpenting dari komponen yang

tersisa. Ini pada dasarnya adalah elemen yang menentukan dalam proses belajar

mengajar. Tanpa adanya murid sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran

(Hamalik, 2008). Menurut Djamarah (2011), anak didik merupakan subjek utama

dalam pendidikan, dialah yang belajar setiap saat. Pembelajaran siswa tidak selalu
20

melibatkan interaksi guru dalam proses pendidikan yang interaktif. Anak juga dapat

belajar sendiri tanpa harus menerima pelajaran dari guru di sekolah.

Bagi siswa, belajar sendiri menjadi kegiatan utama. Setelah kembali dari

sekolah, siswa harus belajar di rumah. Mereka dapat menjadwalkan kelas untuk

sore, pagi, atau sore hari. Siswa adalah salah satu elemen manusiawi yang

menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar dimana di dalam proses

belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan

dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.

Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala

sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Menurut Sardiman (2003), pengertian siswa adalah orang yang datang kesekolah

untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Selama periode

tersebut, siswa mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Selain itu,

juga mengalami perubahan persepsi dan mulai memiliki kemampuan berpikir

abstrak layaknya orang dewasa. Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan

bahwa siswa merupakan salah satu aktor yang sangat penting dalam dunia

pendidikan dan bagi berjalannya sistem belajar mengajar. Siswa adalah orang yang

bersekolah untuk menerima atau mempelajari suatu jenis pendidikan. Tugas tugas

siswa antara lain : Belajar, Patuh dan Hormat terhadap guru, Disiplin, dan Menjaga

nama baik sekolah.


21

2.7 Pendidikan karakter

Menurut Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul Educating for

Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, pendidikan

karakter adalah upaya secara sadar seseorang untuk mendidik orang lain dengan

mengin ternalisasi nilai-nilai karakter sebagai elemen pencerahan bagi mereka.

Salah satu masalah utama dalam dunia pendidikan menyangkut pembentukan

karakter. Pendidikan karakter ini sangat bermanfaat bagi keberhasilan bangsa dan

harus menjadi landasan utama untuk mendukung Indonesia Emas 2025. Di

lingkungan Kemendiknas sendiri, pendidikan karakter menjadi jantung pendidikan.

Pendidikan sebagai proses yang kompleks mengandung arti tidak hanya pengayaan

pengetahuan dan keterampilan siswa, tetapi fakta bahwa mengandung misi

menjadikan siswa menjadi manusia yang beradab. Pendidikan bukan hanya transfer

pengetahuan, tetapi juga sarana untuk memastikan pembentukan budaya siswa dan

penyebaran nilai-nilai yang diharapkan.

Orang yang memiliki karakter yang baik disebut juga sebagai orang yang

memiliki kepribadian yang baik karena karakter positifnya senantiasa terpancar

dalam perilaku kesehariannya berupa kebiasaan baik yang menjadi ciri khas

dirinya. Menurut Suyanto (dalam Hidayatullah, 2010) konsep pendidikan

kepribadian lebih terkait dengan nilai-nilai kebaikan yang dibangun. mengajarkan

yang berikut, yaitu ketaatan kepada Tuhan dan cinta semua makhluk-Nya,

menghormati orang lain dan kesopanan, kedermawanan, suka menolong suka

menolong/kerjasama dan rendah hati. Cinta kepada Tuhan menempati pilar utama

karena manusia dianggap ciptaanNya, harus berbakti kepada-Nya. Selain itu, perlu
22

juga memiliki hati yang welas asih terhadap makhluk Tuhan lainnya, tidak hanya

terbatas pada manusia tetapi juga hewan, tumbuhan dan alam. Kesopanan dan

kemurahan hati, jika berkembang dan matang dalam diri manusia, akan menjadi

kualitas manusia yang baik. Jika kesopanan ditambahkan, akan melengkapi

karakteristik seorang bangsawan.

2.8 Teori S-O-R ( stimulus – organism – response )

Teori yang dikemukakan oleh Hovland pada tahun 1953 ini merupakan model

komunikasi klasik yang banyak dipengaruhi oleh teori psikologi, teori ini

digunakan dalam psikologi dan dalam perkembangannya, juga banyak digunakan

dalam ilmu komunikasi. Orang pasti memiliki pendapat, sikap dan perilaku yang

berbeda dari satu ke yang lainnya. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan

kemampuan belajar seseorang. Isi pesan yang sama yang dikirimkan ke

komunikator yang berbeda juga dapat menghasilkan respon yang berbeda.

Komunikator akan berhasil mengubah sikap dan perilaku orang secara efektif jika

stimulus yang disentuh merupakan stimulus yang lebih kuat dan memiliki frekuensi

paparan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut teori S-O-R, perubahan sikap

dapat terjadi secara bertahap, sebagaimana pembelajaran membutuhkan tahapan.

Pesan (stimulus) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikator

(organisme) dapat diterima atau ditolak oleh komunikator. Komunikator dapat

menerima suatu stimulus jika stimulus itu menarik perhatian komunikator .

Komunikator akan tertarik memperhatikan isi pesan kemudian pesan-pesan yang

memasuki domain kognitifnya menjadi pengetahuan baru baginya. Jika


23

komunikator tertarik untuk mempelajari sesuatu, pengetahuan baru akan datang

kepadanya dengan menerima rangsangan. Ketika stimulus yang diberikan terlalu

lemah atau tidak cukup menarik bagi komunikator, stimulus tersebut akan ditolak

oleh komunikator. Penolakan stimulus dapat terjadi pada level kognitif setelah

komunikator memahami pesan, tetapi tidak dapat mempengaruhi aspek afektif.

Penolakan dapat terjadi karena adanya perbedaan karakteristik individu.

Jika komunikator menerima stimulus yang menyerangnya maka maka pesan

tersebut harus diusahakan agar dapat mempengaruhi komunikator pada tingkat

emosional . Hal ini tentunya membutuhkan keahlian komunikator untuk dapat

menyajikan pesan yang mampu dimunculkan. perasaan menyetujui atau

menghargai isi pesan. Perasaan suka atau setuju dengan isi pesan terjadi setelah

pesan diterima dan dipahami oleh komunikator. Kita tidak bisa menyukai atau

setuju dengan isi pesan jika kita tidak mengerti maksud dari pesan tersebut.

Sekalipun komunikator tertarik atau setuju dengan isi pesan , keputusan untuk

bertindak atas pesan tersebut sebagai perilaku tidak pasti.

Ada 2 skenario yang mungkin terjadi, pertama, orang transaksional setuju

dengan isi pesan tetapi tidak mengimplementasikan pesan . Kedua, komunikator

menerima dan mengeksekusi isi pesan. Jika yang kedua terjadi, berarti komunikator

telah mencapai level behavioral atau perilaku, yaitu tersebut mengimplementasikan

isi pesan sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Sampai dengan disini berarti

proses pembelajaran efektif karena apa yang diharapkan komunikator tercapai oleh

komunikator. Keberhasilan penerapan teori S-O-R dalam suatu peristiwa media,

dipengaruhi oleh berbagai aspek yang dapat dijelaskan sebagai berikut.


24

1. Sumber ( Source ).

Sumber dalam hal ini adalah pemberi stimulus atau disebut juga dengan

komunikator. Pesan yang disampaikan oleh komunikator sangat berpengaruh jika

disampaikan oleh seorang komunikator. penghubung. Jika isi pesan yang sama

dikomunikasikan oleh orang yang berbeda, efek atau pengaruhnya bisa berbeda,

tergantung sejauh mana komunikator mempersepsikan komunikator sebagai pihak

yang dipercaya. Komunikator dengan kepercayaan tinggi di benak komunikator A

mungkin memiliki kepercayaan rendah di mata orang B. Kredibilitas tidak benar-

benar terikat pada komunikator, tetapi ada dalam pikiran komunikator dan dapat

berubah sewaktu-waktu. Ada kalanya orang A sangat mempercayai orang B,

namun ada kalanya kepercayaan bisa pudar, sehingga kepercayaan orang A juga

memudar di mata orang B.

Jika komunikator menginginkan komunikator menerima pesannya, syaratnya

komunikator menampilkan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dengan

keterampilan atau kemampuan yang tidak dimiliki oleh komunikator . Seorang

komunikator memiliki banyak aspek keunggulan yang tidak dimiliki oleh dan

dibantu oleh unsur daya tarik, kemungkinan besar komunikator akan mengetahui

bagaimana cara menarik perhatian komunikator serta menciptakan kondisi

peristiwa bagi komunikator untuk mempengaruhi komunikator. Dalam konteks

penelitian ini, seorang guru yang menyampaikan pesan pendidikan karakter akan

dipercaya dan diikuti oleh siswanya jika guru tersebut memiliki keahlian,

pengetahuan, kewibawaan, daya tarik, dan kemampuan atletik.menunjukkan sikap

dan perilaku yang dapat dipercaya.


25

2. Komunikator (organisme)

Komunikator memiliki berbagai karakteristik seperti usia, tahun, jenis kelamin,

etnis, budaya, tingkat kecerdasan, tingkat ekonomi, dll, yang harus dihitung oleh

komunikator jika ingin isi pesan Anda dipahami dan diterima oleh komunikator.

Seorang guru yang ingin memberikan pengajaran dalam rangka membangun

karakter siswanya harus memperhatikan dan memahami perbedaan karakteristik

yang ada pada setiap siswa sehingga dengan strategi ini komunikasi pesan dapat

berhasil. Sebagai teori komunikasi, terdapat beberapa keuntungan dan kelemahan

penerapan teori S-O-R untuk menciptakan komunikasi yang efektif, diantaranya:

Kelebihan: a) Cukup efektif untuk meyakinkan membujuk seseorang atau

sekelompok orang karena S-O-R teori menekankan pada pelaksanaan pembelajaran

intensif dengan pemahaman diri dan mengetahui komunikator sehingga proses

persuasi menjadi mudah. b) Upaya persuasi dengan menggunakan prinsip atau

asumsi teori S-O-R berpeluang besar untuk berhasil, apalagi jika dilakukan dalam

konteks komunikasi antarpribadi yang berada dalam situasi komunikasi lebih

intens. c) Teori S-O-R dapat digunakan untuk memprediksi respon yang timbul.

Semakin mendalam hal-hal yang dipahami komunikator terhadap komunikan maka

semakin memudahkan dalam melakukan prediksi respon yang timbul.

Peneliti yang menggunakan teori ini sebagai dasar pemikiran berpendapat

bahwa teori ini dapat digunakan sebagai strategi komunikasi dalam melaksanakan

proses pendidikan karakter bagi siswa di sekolah. kegiatan belajar mengajar adalah

kegiatan yang memberikan rangsangan berupa materi kepada siswa. Dalam hal

menanamkan nilai-nilai kepribadian kepada peserta didik, agar pesan tersebut


26

memberikan dampak berupa perubahan perilaku, terlebih dahulu harus melalui

proses membangkitkan perhatian peserta didik. Jika langkah ini berhasil, guru dapat

melakukan upaya agar siswa memahami isi pesan. Proses selanjutnya adalah guru

mendorong atau memotivasi siswa untuk menerima kebenaran tentang isi pesan dan

melakukan tindakan berupa penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-

hari.

2.9 Kerangka Pikiran


Table 2.1 kerangka Pikiran

Strategi Komunikasi Pembelajaran Guru dan Siswa


dalam Pendidikan Karakter di MIN 2 Palembang

Strategi komunikasi pembelajaran

Hovland tahun 1953


Teori S-O-R

Terciptanya pembelajaran guru dan siswa berjalan dengan


baik baik
27

2.10 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama,Judul Tujuan Metodolo Hasil Kontribusi


danTahun Penelitian gi Penelitian Penelitian
Penelitian Penelitian

1 MariaUlfa Untuk Kualitatif Hasil Dalam


Strategi mengetahui penelitian melakukan
Komunikasi Karakter menunjukkan pendidikan
Guru dalam siswa dan bahwa karakter
Pendidikan untuk strategi yang guruguru dan
Karakter mengetahui digunakan kepala
Siswa SMP strategi oleh guru seksi
filial (Studi komunikasi adalah pembinaan
guru serta berkomunika harus lebih
Pada Siswa
faktor si memotivasi
Kelas I
pendukung menggunaka mereka dalam
Khusus hal apapun
Lembaga dan n komunikasi
penghambat Meyakinkan yang positif
Siswa karena siswa
Palembang. dalam sehingga
siswa dapat SMP Filial
Tahun 2017 Pendidikan
pasti butuh
Karakter diterima
motivasi
Siswa SMP
dan
Sekolah
dukungan dari
Filial.
orang-orang
terdekat untuk
menjadi lebih
baik.
28

2 Effiati Untuk kualitatif Strategi Berharap


Juliana menganalisis komunikasi pemerintah
Hasibuan strategi Islami guru hendaknya
Strategi komunikasi dalam memberikan
Komunikasi Islami guru menyusun dukungan dan
Islami Guru dalam perencanaan perhatian bagi
Dalam membuat pendidikan terselenggaran
Pendidikan perencanaan karakter ya program
Karakter komunikasi, sangat baik, pendidikan
penyampaia penyampaian karakter di
Siswa di
n nilai-nilai, nilai-nilai sekolah
Sekolah
dan sudah cukup
Dasar Islam
melaksanaka efektif,
Terpadu Al
Fityan n evaluasi
School pendidikan
Medan dan karakter
Nurul Ilmi siswa
Kabupaten
Deli
Serdang.
Tahun 2021
3 Ryan Untuk .Kualitatif anggota untuk yang akan
Afranata, menjelaskan Rohis SMA atau
Komunikasi bagaimana Negeri sedang
Dalam anggota Yogyakarta melaksanakan
Pembentuka Rohis SMA cendrung pembentukan
n Negeri 1 menggunaka karakter melalui
Karak Yogyakarta n Central komunikasi
ter Pada memaknai Route dalam persuasi
komunikasi memaknai agar
Anggota
persuasi dari dapat menyadari
Rohis SMA pesan persuasi
pendamping berbagai faktor
Negeri 1 yang mereka
dalam proses yang akan
Yogyakarta) terima,
pembentuka membuat pesan
Tahun
n karakter. persuasi dapat
2015 dimaknai
dengan
kritis,
mendalam, dan
penuh
pertimbangan.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian dengan menggunakan metode kualitatif akan menghasilkan

data deskriptif berdasarkan informasi yang diperoleh dalam situasi alami untuk

dibangun menjadi generalisasi yang dapat diterima untuk persepsi umum . Metode

kualitatif digunakan untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang strategi

komunikasi yang diterapkan guru dalam mendidik siswa dalam pendidikan

kepribadian yang dalam penelitian ini dideskripsikan berdasarkan aspek

komunikasi, perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi dari program. Hal ini

juga sejalan dengan pandangan Iskandar yang menjelaskan bahwa pendekatan

kualitatif digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang makna di

balik fenomena yang sebenarnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang dengan

lokasi sebagai berikut:

MIN 2 Kota Palembang beralamat di JL. INSPEKTUR MARZUKI KOMP. MAN,

Bukit Lama, Kec. Ilir Barat I, Kota Palembang, Sumatera Selatan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Palembang mulai beroperasi pada 10 Januari

1968. Sekolah ini menjadi favorit di lingkungan mereka, dimana setiap tahun ajaran

siswa mendaftar melebihi kapasitas. Melebihi kursi ini menunjukkan tingkat

kepedulian dan kepercayaan yang tinggi dari orang tua terhadap kualitas sekolah

29
30

ini. Seperti yang diamati peneliti, sekolah ini layak diseleksi karena sistem

pendidikannya dianggap cukup berkualitas. Hal ini sesuai dengan tujuan peneliti

mengumpulkan data lapangan yang dapat menjelaskan strategi komunikasi sekolah

dalam menyelenggarakan pendidikan karakter bagi siswa melalui program senior.

3.3 Definisi Konsep

1. Komunikasi adalah Suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan,

ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya yang dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung.

2. Strategi komunikasi adalah perencanaan (planning) dan pengelolaan atau

manajemen (management) penyampaian pesan untuk mencapai satu tujuan.

3. Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan oleh pendidik untuk

memungkinkan perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan keterampilan

dan karakter , serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik

4. Guru adalah pendidik dan pengajar untuk pendidikan anak usia dini jalur

sekolah atau pendidikan formal, dasar, dan menengah

5. Siswa adalah orang yang bersekolah untuk menerima atau mempelajari

suatu jenis pendidikan.

6. Menurut Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul Educating for

Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility.,

Pendidikan karakter adalah upaya secara sadar seseorang untuk mendidik

orang lain dengan menginternalisasi nilai-nilai karakter sebagai elemen

pencerahan bagimereka.
31

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi

KomunikasPembelajaran Guru dan Siswa dalam Pendidikan Karakter di MIN 2

Palembang

Tabel 2.3 Fokus Penelitian

Variabel Dimensi Aspek

Strategi Komunikasi Stimulus Pesan


Pembelajarn Guru dan
Siswa Dalam
Pendidikan karakter di
MIN 2 Palembang
(Teori SOR)
Organism 1. Perhatian
2. Pemahaman
3. Penerimaan
Response Perubahan Sikap
Sumber diolah peneliti

3.5 Key Informant/Informan

Dari pertanyaan tersebut, penelitian ini mengidentifikasi kurang lebih informan

untuk diwawancarai. Informan penelitian adalah guru, siswa, orang tua dan kepala

sekolah di MIN 2 Palembang. Informan penelitian guru diperoleh melalui

pencalonan kepala sekolah kepada sejumlah guru yang bersedia diwawancarai. Ini

adalah data yang menyediakan informasi penelitian.


32

Tabel 2.4 Informan

No. Nama Jabatan


1. Listya Yustikarini, S.Pd., M.Pd Kepala MIN 2 Palembang
2. Rosada, S.Pd.I Koordinator Bidang Kesiswaan
3. Dewi Orang Tua Siswa
4. Nadin Siswa

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah keterangan informan yang berasal dari hasil

wawancara, maupun data hasil observasi peneliti. Dalam penelitian ini yang

menjadi data primer adalah data hasil observasi dan data hasil wawancara yang

diperoleh dari kepala sekolah, guru , siswa dan orang tua siswa. Sebagian data

hasil wawancara ini berhasil diperoleh ketika sekolah masih aktif dan proses

pembelajaran masih berlangsung secara tatap muka. Ketika sekolah sudah

diliburkan karena situasi Pandemi maka wawancara tidak bisa dilakukan secara

tatap muka, namun cukup efektif dengan menggunakan media sosial.

3.5.2 Data Sekunder.

Data sekunder adalah data berupa tulisan (dokumen) dan foto yang relevan

dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh

adalah berupa dokumen RPP , data jumlah siswa dan guru dan data-data

lainnya yang bersifat sebagai data pendukung. Data sekunder ini ada yang

diperoleh langsung ketika kunjungan ke sekolah ada pula yang dikirimkan saja

melalui media sosial.


33

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Selama proses pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yang

biasa digunakan dalam penelitian kualitatif . Data dikumpulkan oleh:

a. Wawancara mendalam.

Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan guru yang paling

memahami proses strategi komunikasi pendidikan karakter di sekolah.

Wawancara juga dilakukan dengan orang tua dan siswa sekolah dasar di

madrasah.

Untuk mendapatkan data yang lebih luas dan mendalam dari, peneliti

melakukan wawancara berulang kali dengan, baik secara langsung melalui

komunikasi langsung maupun tidak langsung melalui jejaring sosial Whatsapp.

wawancara menggunakan media Whatsapp.

b. Observasi.

Dalam hal pengumpulan data, observasi yang termasuk di sini adalah

observasi nonpartisipasi dimana peneliti tidak berpartisipasi aktif, dengan

hanya yang bertindak sebagai pengamat independen. Observasi tanpa

partisipan digunakan peneliti dari tahun ajaran yang masih menerapkan live

learning per Februari 2023 untuk mengamati keadaan lingkungan sekolah dan

bagaimana Siswa berinteraksi dengan gurunya dalam suasana kekeluargaan

yang hangat. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri yang memperhatikan

dan mencatat perilaku siswa dan guru serta suasana interaksi yang sangat akrab

dan akrab. Para guru selalu dengan senang hati membantu memenuhi

kebutuhan siswa.
34

Beberapa foto kegiatan siswa MIN 2 Palembang dikumpulkan. Demikian

pula pihak sekolah mendokumentasikan berupa data guru dan nomor siswa

serta data lainnya. Pada kunjungan pertama ke MIN 2 Palembang, peneliti

berkesempatan untuk melakukan wawancara dan mengamati situasi

lingkungan sekolah serta suasana interaksi antara siswa dan guru sangat santun

namun juga penuh privasi. Peneliti juga melakukan observasi terkait guru

perempuan yang wajib berbusana syariah dan diikuti oleh siswi.

c. Dokumentasi.

Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental oleh

orang atau organisasi yang diteliti. Materi kajian ini adalah seluruh data

penunjang buku ajar meliputi penjelasan tentang budaya organisasi sekolah,

tata tertib (peraturan), visi dan misi sekolah, dan program kerja . tugas sekolah,

buku komunikasi guru dan orang tua, pelajaran rencana sekolah, dll. Dokumen

tersebut juga memuat banyak gambar kegiatan sekolah dan situasi yang

berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan kepribadian bagi siswa .

3.8 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif (interactive technique of

analysis) dari Miles dan Huberman. Penelitian ini bergerak di antara tiga tahapan

yaitu tahap reduksi data, tampilan data dan penarikan kesimpulan/verifikasi

(Mathew B.Miles, A.Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah:

Tjetjep Rohendi Rohidi, (UI Press, Jakarta,2009) hal 15). Teknik analisis data yang

dilakukan peneliti dapat dijelaskan dalam 3 tahapan sebagai berikut :


35

a. Reduksi data.

Menurut Sugiyono, rangkuman data adalah meringkas, memfokuskan pada hal-

hal yang penting kemudian dicari tema dan polanya. diambil dari catatan lapangan

wawancara yang telah ditranskrip atau ditranskrip dengan cermat. Peneliti

kemudian memberi kode untuk isyarat di mana informasi yang relevan dengan

rumusan masalah dan isyarat yang tidak terkait akan diabaikan.

b. Penyajian Data.

Pada tahap penyajian data ini peneliti menguraikan hasil penelitian ke dalam

bentuk teks naratif di bagian hasil penelitian dalam bentuk penjelasan yang

dilengkapi dengan potongan hasil wawancara dan juga foto foto kegiatan yang

ditampilkan sedemikian rupa. Penyajian data yang terkait dengan informasi jumlah

guru dan siswa, serta sarana dan prasarana sekolah juga ditampilkan dalam tabel

dan deskripsi. Sebagian besar penyajian data dilakukan dalam bentuk naratif.

Selebihnya ditampilkan dalam bentuk foto kegiatan sekolah dan gambar.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Pada bagian ini, peneliti menarik kesimpulan dari hasil data lapangan. Para

peneliti sampai pada kesimpulan ini berdasarkan interpretasi dari hasil wawancara

dan dokumen yang diperoleh. Pada langkah ketiga ini, pencari mendapatkan

berbagai hasil pencarian berdasarkan analisis data yang dilakukan .

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian yang peneliti lakukan, baik berupa kegiatan pra penelitian

hingga penelitian selesai dilakukan adalah sebagai berikut :


36

Tabel 2.5 Jadwal


Penelitian

No Kegiatan Okt- Des Jan Feb Mar Mei Jun


Nov 2023 2023 2023 2023 2023 2023
2022
1. Rencana
Judul
2. Pengajuan
Judul
3. Proposal

4. Bimbingan
Proposal
5. Seminar
proposal
6. Penelitian
Mencari
Data
7. Pengolahan
Hasil
Penelitian
8. Sidang
Skripsi

3.10 Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisi uraian mengenai ; 1) Latar Belakang Masalah, 2)

Identifikasi Masalah, 3) Rumusan Masalah, 4) Tujuan Masalah, 5)

Manfaat Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan hasil kajian yang berisikan bukti bukti

dari hasil hasil penelitian terdahulu atau orang lain. Tinjauan pustaka

juga harus dipaparkan ketika membuat proposal penelitian. Tinjauan

pustaka merupakan
37

bahan informasi dasar mengenai orientasi penelitian kearah

pemecahan masalah dan sebagai dukungan atau landasan pembanding

dari hasil penelitian. Bab ini terdiri dari : 1).Landasan Teori, 2).

Kerangka Pemikiran, dan 3). Penelitian Terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan tentang pemilihan metode jenis penelitian yang

digunakan, penetapan lokasipenelitian yang diambil, definisi konsep,

focus penelitian, informan, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data, jadwal penelitian dan dan sistematika

penulisan skripsi.

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Menjelaskan tentang karakteristik lokasi/locus penelitian. Deskripsi

Wilayah Penelitian dapat berupa karakteristik sebuah wilayah maupun

karakteristik organisasi yang dianggap relevan dengan penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari penyajian hasil hasil penelitian dan pembahasan

pokok pokok temuan penelitian dengan menginterpretasi dan

membandingkan pokok pokok temuan dari teori yang digunakan sesuai

fokus penelitian.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dinyatakan secara

terpusah. Kesimpulan merupakan gambaran tujuan yang telah tercapai

dalam penelitian. Saran sarandibuat berdasarkan penelitrian yang

dimaksudkan untuk mengembangkan, menindaklanjutkan atau

menerapkan hasil penelitian .


BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1 Sejarah MIN 2 Palembang

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Palembang mulai beroperasi pada 10

Januari 1968. Madrasah ini awalnya bernama Madrasah Ibtidaiyah Persiapan

Negeri dibawah tanggung jawab Kepala PGAN 6 Palembang bapak Endang

Mu’min, BA. Kemudian, melalui panitia pendirian madrasah ibtidaiyah persiapan

negeri yang dibentuk pada November 1967, melayangkan surat permohonan

penegrian kepada Kepala Direktorat Pendidikan Agama jalan Mohd. Husni

Thamrin Jakarta pada 22 Januari 1968. Surat tersebut mendapat balasan dengan

disetujuinya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri berdasarkan Keputusan Menteri

Agama (KMA) Nomor 52 Tahun 1968 tertanggal 8 Maret 1968. Keputusan

penegrian tersebut berlaku mulai 01 Januari 1968.

Berdirinya madrasah ini sendiri adalah atas desakan warga lorok Pakjo

Palembang. Mereka yang mayoritas berprofesi sebagai ABRI mendesak agar di

daerah tersebut didirikan satu madrasah negeri mengingat tempat tersebut letaknya

sangat jauh dari sekolah lain. (Sumber: Surat Pendirian Madrasah).

MIN 2 KOTA PALEMBANG berada di koordinat Garis lintang: -2.9643 dan Garis

bujur: 104.725.

ALAMAT MIN 2 KOTA PALEMBANG beralamat di JL. INSPEKTUR

MARZUKI KOMP. MAN, Bukit Lama, Kec. Ilir Barat I, Kota Palembang,

Sumatera Selatan.

38
39

4.1.1 Periode Kepemimpinan MIN 2 Palembang

Tabel 2.6 Periode Kepemimpinan MIN 2 Palembang

NAMA PERODE

A. Sanan 1968 s.d 1970

B. M. Isa 1970 s.d 1987

C. Drs. Syah Roni 1987 s.d 1990

D. Drs. Bastari, BA 1990 s.d 1995

E. Hasan Basri, S.Pd.I 1995 s.d 1999

F. Syadly, BA 1999 s.d 2003

G. Dra. Ummul Choiriah 2003 s.d 2005

H. Rasunah A Manan, S.Pd.I 2005 s.d 2007

I. H. Ahmad, S.Pd,MM 2007 s.d 2011

J. Budiman, S.Pd.I,MM.Pd 2011 s.d 2017

K Drs. Iskandar, M,Si 2017 s.d 2021

L Listya Yustikarini, S.Pd, M.Pd 2021 s.d Sekarang

Sumber : Data MIN 2 Palembang tahun 2021/2022

4.1.2 Guru dan Pegawai MIN 2 Kota Palembang


Tahun Pelajaran 2021/2022
40

Tabel 2.7 Guru dan Pegawai MIN 2 Palembang Tahun Ajaran 2021/2022

NO NAMA GURU PNS / NON KET


PNS
1 Listya Yustikarini,S.Pd.,M.Pd pns Kepala Madrasah

2 Dra. Liandiani,S.Pd.I.,M.Pd pns Koordinator Humas

3 Rosada,S.Pd.I pns Koordinator


Kesiswaan
4 Risnaini,S.Pd.I pns Koordinator
Kurikulum
5 Wisno,S.Pd.I pns Guru

6 Ahyar,S.Ag pns Guru


7 Dra. Nurhayati,S.Pd.I pns Guru

8 Istiarti Sri Sadiah,S.Pd.I pns Guru


9 Nasrel Hayati, S.Ag pns Guru

10 N Fithriyah,S.Ag pns Guru

11 Rina hayani,S.Pd.I pns Guru

12 Ellya Novasyari,S.Ag pns Guru

13 Murtianah,S.Pd.I pns Guru


14 Sabidah,S.Pd.I pns Guru

15 RA. Mustika Hariyanti,M.Pd pns Guru

16 Hj. Nurhastin,S.Pd.I.,M.Pd pns Guru

17 Surya Komari,S.Ag pns Guru


18 Arlena Kurniati,S.Pd pns Guru

19 Heti Susiana,S.Pd.I pns Guru


20 Siti Habsah.S.Ag pns Guru

21 Evalinda,S.Pd pns Guru


22 Nilawana,S.Ag pns Guru

23 Debi Puspa Lia,S.Pd pns Guru

24 Trisnawati,S.Pd.I pns Guru


25 Endra Gunawan,S.Sos.I pns Guru

26 Patini Asmarani,S.Pd.I pns Guru


41

27 Septi Anggriani,S.Pd.I pns Guru

28 Aminah,S.Pd.I pns Guru


29 Temi Indriyani,R.S.Pd.SD pns Guru
30 Masiroh,S.Pd.I pns Guru

31 Trinawati,S.Pd.I pns Guru

32 Yeni Oktaviasari,S.Pd.I pns Guru

33 Winda Tiara Lastarai, S.Pd.I pns Guru

34 Silvia Libraeni, SH.I pns Guru


35 Niswati, S.Pd.I pns Guru

36 Saijem, S.Pd pns Guru


37 Rismawati, S.Pd.I pns Guru
38 Hidayati Astuti, S.Pd.I pns Guru

39 Rusnani,S.Pd.I pns Guru

40 Elvida Purnama,S.Pd.I pns Guru

41 Adelia Wansateja,S.Pd pns Guru


42 Maryuti,S.Pd.I pns Guru

43 Rita Sari,M.Pd pns Guru


44 Eryanto,S.Pd.I pns Guru

45 Afdala Diguna,S.Pd pns Guru

46 Kurnia Iriani, S.Pd pns Guru

47 Mesa Inas,S.Pd pns Guru

48 Ida Royani,S.Pd.I pns Guru

49 Maimunah,S.Pd pns Guru


50 Rosiana, S.Pd.I pns Pegawai

51 Trisukawatiningsih, S.Pd.I pns Pegawai

52 Apriani, S.Pd.I pns Pegawai


53 Zuryanti, S.Pd.I pns Pegawai
54 Adelia Wansateja, S.Pd pns Pegawai

55 Sumiati, S.Pd pns Pegawai

56 Fery Satli Yudarto,S.Pd.I pns Pegawai


42

57 Yaqub Rosidi, A.Md non pns Pegawai


58 Mahrun Nisa, SE non pns Pegawai
59 Ahmad Muhajirin,S.Hum non pns Pegawai
60 Ghani Firdaussinujulah al’muslim non pns Pegawai
61 Ermilawati non pns Pegawai
62 Herry Chandra Okirana,S.Pd non pns Pegawai
63 Ani non pns Pegawai
64 Herlina Wati non pns Pegawai
65 Zainal Abidin non pns Pegawai
66 Mahrunisa non pns Pegawai
67 Amancik non pns Pegawai
68 Nazariah,S.TP non pns Pegawai
69 Tiara Okta Elviani non pns Pegawai
70 Nadila Fitriyani, SE non pns Pegawai
71 Nurul Fazriah, S.Pd non pns Pegawai
72 Yayat Arief Hidayat,S.Ip non pns Pegawai
73 Darmawan non pns Pegawai
74 Susandi,SE non pns Pegawai
Sumber : : Data MIN 2 Palembang tahun 2021/2022

4.1.3 Jumlah Siswa MIN 2 Palembang

Tabel 2.8 Jumlah siswa MIN 2 Palembang Tahun Pelajaran 2021/2022

Tingkat kelas Siswa laki laki Siswa perempuan Jumlah

Kelas I 144 129 273

Kelas 2 143 102 245

Kelas 3 116 110 226

Kelas 4 129 128 257

Kelas 5 161 144 305

Kelas 6 171 122 293

Jumlah 864 735 1.599

Sumber : Data MIN 2 Palembang tahun 2021/2022


43

4.2 VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTO MADRASASH

(Lampiran Surat Keputusan Nomor: Mi.06.05.02/PP.00.1/285/2016)

* Visi

Terwujudnya Lulusan yang Berkualitas, Kompetitif, Islami, Berwawasan Digital

Tahfidz Al-Qur’an dan Hadist

* Misi

1) Meningkatkan prestasi akademik dan non -akademik seluruh siswa;

2) Meningkatkan kemampuan berbahasa arab, inggris dan mandarin;

3) Meningkatkan kemampuan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi);

4) Meningkatkan iman dan taqwa (Imtaq);

5) Menerapkan Manajemen Berbasis Madrasah (MBM);

6) Membudayakan hidup bersih, sehat, rapi dan melaksanakan pengelolaan,

pengendalian, serta pelestarian lingkungan hidup;

7) Melaksanakan program tahfidz Al-Qur’an dan Hadist

* Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri 2 Kota Palembang adalah:

1. Memberikan dasar-dasar keimanan, ketaqwaan, dan akhlakul karimah,

sehingga siswa mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Melaksanakan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAKIEM), sehingga siswa mampu mencapai prestasi akademik

dan non akademik secara optimal.

3. Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana sebagai penunjang proses

pembelajaran sehingga siswa betah berada di lingkungan madrasah


44

4. Meningkatkan budaya pada warga Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota

Palembang terhadap lingkungan hidup.

*Moto

Moto MIN 2 Kota Palembang adalah kerja cepat, kerja tepat, kerja akurat dan

akuntabilitas.

4.3 Struktur Oganisasi MIN 2 Palembang

Tabel 2.9 Struktur Organisasi MIN 2 Palembang

Ketua Komite Kepala Madrasah


Tabel 2.9 Struktur Organisasi MIN 2
Palembang
Drs. Suhana Lystia Yustikarini, S.Pd.,M.Pd

Koor
Koordi dinat
nator Koordinator h
or Koordina Benda Kepala
Kuriku Humas
Kesi tor hara a Perpus
lum swaa Sarana kepal takaan
n
dan a TU
Prasarana

Wali Wali Wali Wali Wali


Wali
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas
Kelas 5
6

Tugas dan Fungsi dari Struktur Organisasi dari MIN 2 Palembang adalah

a. Kepala Madrasah

Sebagai Kompetensi Manajerial


45

1. Menyusun Perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan

perencanaan.

2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan

3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya

sekolah/madrasah secara optimal.

4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju

organisasi pembelajar yang efektif.

5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan

inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya

manusia secara optimal.

7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal.

8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan

sekolah/madrasah.

9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan

penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan

yang akuntabel, transparan, dan efisien.


46

12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian

tujuan sekolah/ madrasah.

13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di ekolah/madrasah.

14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan.

15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan

tindak lanjutnya.

Sebagai Kompetensi Kewirausahaan

1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai

organisasi pembelajar yang efektif.

3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi

kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa

sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

Sebagai Kompetensi Supervisi


47

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru.

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

Sebagai Kompetensi Kepribadian

1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan

menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala

sekolah/madrasah.

4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai

kepala sekolah/madrasah.

6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Sebagai Kompetensi Sosial

1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah

2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

b. Komite Madrasah
48

1. pemberian pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dan program

Madrasah;

2. penyusunan rencana kerja dan anggaran Madrasah;

3. penetapan kriteria kinerja Madrasah;

4. pengembangan sarana dan prasara pendidikan di Madrasah;

5. pemberian dukungan finansial, pemikiran, dan/atau tenaga dalam

penyelenggaraan pendidikan di Madrasah;

6. pengembangan kerja sama Madrasah;

7. pengawasan terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan; dan

8. penerimaan dan tindak lanjut keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta

didik, orang tua/wali, dan masyarakat.

c. Koordinator Kurikulum

1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan;

2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran;

3. Mengatur penyusunan program pengajaran, program satuan pelajaran dan

persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum;

4. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler;

5. Mengatur pelaksanaan program penilaian criteria kenaikan kelas, kriteria

kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian raport dan

STTB;

6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran;

7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar;


49

8. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran;

9. Mengatur mutasi siswa;

10. Melakukan supervisi administrasi dan akademis;

11. Menyusun laporan;

d. Koordinator Kesiswaan

1. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling;

2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (keamanan, kebersihan,

ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan, dan kerindangan);

3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi Kepramukaan,

Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha

Kesehatan Madrasah (UKS), Patroli Keamanan Madrasah

(PKS),Paskibraka;

4. Mengatur program pesantren kilat;

5. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan madrasah;

6. Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi;

7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa;

8. Mengatur pelaksanaan Upacara Bendera;

e. Koordinator Hubungan dengan Masyarakat (HUMAS)

1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite madrasah dan

peran komite madrasah;

2. Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata;


50

3. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di madrasah (gebyar

pendidikan);

4. Mengatur hubungan madrasah dengan instasi lain.

5. Memberikan penjelasan kepada fihak lain mengenai madrasah;

6. Mengatur pelaksanaan rapat-rapat madrasah.

f. Koordinator Sarana Prasarana

1. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar

mengajar;

2. Merencanakan program pengadaannya;

3. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana;

4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian;

5. Mengatur pembukuannya;

6. Menyusun laporan;

g. Bendahara/Kepala Tata Usaha

Tata usaha madrasah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan madrasah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

1. Penyusunan program kerja tata usaha madrasah;

2. Pengelolaan keuangan madrasah;

3. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa;

4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha madrasah;


51

5. Penyusunan administrasi perlengkapan madrasah;

6. Penyusunan dan penyajian data / statistik madrasah;

7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K;

8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara

berkala;

h. Kepala Perpustakaan

1. Perencanaan pengadaan buku-buku / bahan pustaka / media elektronika

2. Pengurusan pelayanan peprustakaan

3. Perencanaan pengembangan perpustakaan

4. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka / media

elektronika

6. Inventarisasi dan pengadministrasian buku – buku bahan pustaka dan

media elektronika

7. Melakukan layanan bagi siswa, guru, dan tenaga pendidikan dan lainyya

serta masyarakat

8. Penyimpanan buku-buku perpustakaan bahan pustaka dan media

elektronika

9. Penyusunan tata tertib perpustakaan

10. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala

i. Wali kelas
52

Wali kelas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pengelolaan kelas;

2. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :

3. Denah tempat duduk siswa;

4. Papan absensi siswa;

5. Daftar pelajaran kelas;

6. Daftar piket kelas;

7. Buku absensi siswa;

8. Buku kegiatan pembelajaran / buku kelas;

9. Tata tertib siswa;

10. Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa;

11. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (Legger);

12. Pembuatan catatan khusus tentang siswa;

13. Pencatatan mutasi siswa;

14. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar;

15. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar;


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab ini berisi pembahasan mengenai Strategi Komunikasi Pembelajaran Guru

dan Siswa dalam Pendidikan Karakter di MIN 2 Palembang. Untuk data yang

diperoleh pada bab ini melalui wawancara, dokumen dan observasi untuk

menghasilkan data primer berupa wawancara dengan key informan yang sudah

ditetapkan.

Berdasarkan teori Menurut (Efendy, 2003) titik penekanan dalam model

komunikasi SO-R (Stimulus Organism Response) ini lebih menekankan kepada

pesan yang disampaikan dapat menumbuhkan gairah kepada penerima pesan

(komunikan) sehingga penerima pesan tersebut dengan cepat dapat menerima pesan

yang diterima, kemudian terjadi perubahan perilaku sikap. Untuk itu, unsur

terpenting dalam model komunikasi ini ada tiga yaitu: Pesan (Stimulus;S),

Komunikan (Organism;O), dan Efek

(Response;R). Dapat dijelaskan dengan hasil kajian “Strategi Komunikasi

Pembelajaran Guru dan Siswa dalam Pendidikan Karakter di MIN 2 Palembang”

sebagai berikut:

5.1.1 Stimulus

 Pesan

Pesan adalah bagian terpenting dari komunikasi. Hal ini dikarenakan pesan

merupakan pokok bahasan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada

54
55

komunikator. Dalam komunikasi, pesan sangat berharga karena merupakan inti dari

komunikasi. Jika tidak ada pesan, maka komunikasi antara komunikator dan

komunikator tidak akan berjalan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Koordinator Kesiswaan di Sekolah MIN


2 Palembang, Rosada, S.Pd.I sebagai berikut :
“Strategi komunikasi yang di lakukan supaya pendidikan karakter
berjalan dengan baik atau bias berhasil dengan komunikasi yang baik dan
jelas antar seluruh warga madrasah informasikan tujuan dan nilai2
karakter yang di inginkan sesuai dengan kegiatan dan peran yang di
lakukan memiliki sumber daya ,dana, sarana dan prasarana untuk
mendukung pendidikan karakter membuat perencanaan jangka panjang
yang terstruktur dan berkelanjutan melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan program pendidikan karakter”.(
Wawancara, Senin, 15 Mei 2023, jam 10.00 wib).
Dalam pembelajaran tentunya terjadi proses komunikasi antara pendidik dan

peserta didik. Komunikasi merupakan proses sosial yang fundamental dan penting

bagi setiap manusia, dikatakan mendasar karena setiap manusia atau masyarakat

berkeinginan untuk mempertahankan kesepakatan tentang norma-norma sosial

yang berbeda melalui komunikasi sedangkan dikatakan penting karena setiap

individu mampu berkomunikasi dengan individu lain sehingga memberikan

kesempatan untuk bertahan.

Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan tertentu

ditransmisikan dari sumber belajar (misalnya guru, bahan pelajaran, dan lain-lain)

kepada penerima (siswa) dengan tujuan menuju topik - pokok bahasan. suatu topik

yang dapat diterima oleh siswa dan mempengaruhi pemahaman serta perubahan

sikap atau perilaku. Dengan demikian, kualitas dan keberhasilan pembelajaran

sangat bergantung pada efektifitas komunikasi yang berlangsung dalam


56

pembelajaran. Pembelajaran yang efektif dan berkualitas akan memberikan ruang

dan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif, bereaksi lebih peka.

dan untuk sepenuhnya mengeksplorasi keingintahuan mereka melalui potensi

mereka.

Berikutnya menurut Koordinator Kesiswaan di Sekolah MIN 2 Palembang,


Rosada, S.Pd.I :

“Bahwa dalam proses pembelajaran untuk memantau keaktifan siswa


dalam pembelajaran, maka Waka Kesiswaan bekerjasama dengan guru
mata pelajaran dengan menanyakan secara langsung kepada guru mata
pelajaran siswa yang aktif dan tidak aktif dalam pembelajaran. Layanan
Bimbingan Konseling di MIN 2 Palembang diberikan bukan untuk siswa
yang tidak aktif saja namun juga bagi siswa yang mengalami penurunan
hasil belajar yang drastis, maka siswa tersebut dipanggil untuk diajak
berdiskusi mengenai faktor yang membuat hasil belajarnya turun, tetapi
juga bagi siswa yang aktif dalam pembelajaran seperti kita berikan reward
atau mengapresiasi dengan pujian agar siswa lebih giat belajar dan
meningkatkan prestasi’’.( Wawancara, Senin, 15 Mei 2023, jam 10.10 wib).

Dari hasil wawancara informan diatas dapat disimpulkan. Strategi komunikasi

dalam penyampaian pesan guru yang bertindak sebagai pengirim pesan akan

meneruskan pesan tersebut kepada siswa. pesan yang diterima siswa kemudian

dikembangkan dan dilanjutkan dan dikembangkan secara individu, berpasangan,

atau kelompok. tanggapan siswa menjadi catatan guru memuat pertanyaan penting

bagi siswa yang memaksa guru untuk mencari informasi baru. Jika proses ini terjadi

dalam pembelajaran, maka komunikasi ini berfungsi untuk mengembangkan

pengetahuan tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi pendidik itu sendiri.

Bimbingan Konseling (BK) sangat berperan penting dalam membantu mengatasi

permasalahan siswa di MIN 2 Palembang selama pembelajaran, termasuk juga

memantau peningkatan hasil belajar siswa selama Kelangsungan Belajar Mengajar

(KBM), dengan memantau keaktifan siswa pada proses pembelajaran.


57

5.1.2 Organism

Organisasi ialah komunikan, khususnya orang yang akan merespon program

ini. Umpan balik yang akan diterima komunikator kemudian akan menimbulkan

perubahan perilaku tergantung dari apa yang dimaknai orang terhadap pesan

tersebut. Asumsi dari teori yang menjelaskan penyebab perubahan perilaku

didasarkan pada kualitas rangsangan yang berkomunikasi dengan organisme.

Artinya kualitas dari sumber media, misalnya: prestise, kemampuan

kepemimpinan, gaya bicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku

seseorang, kelompok atau masyarakat. Semakin kuat kualitas stimulus yang

ditransmisikan, semakin baik respons komunikator.

Komunikan merupakan elemen yang akan menerima stimulus yang diberikan oleh

komunikator. Sikap komunikan dalam menyikapi stimulus yang diterima tentunya

akan berbeda-beda tergantung kepada masing-masing individu menyikapi bentuk

stimulus yang diberikan.

Dalam pembelajaran karakter siswa di sekolah MIN 2 Palembang yang harus

dilakukan oleh guru pertama kali ialah mengubah karakternya sendiri, karena

seorang Guru akan menjadi panutan dan panutan bagi siswa melalui kepribadian

yang dimilikinya. Bagi siswa, ilmu yang disampaikan oleh guru melalui bidang

studi di kelas selama proses belajar mengajar terkadang mengganggu penyampaian

materi yang berkaitan dengan akhlakul karimah. Sedangkan materi yang diberikan

oleh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari akan lebih cepat bagi siswa untuk

memahami dan menerapkan program-program yang berkaitan dengan

pembelajaran karakter beretika yang baik, dan dapat dilakukan oleh para guru
58

tersebut. Dalam mempelajari sikap, ada tiga aspek penting yang menunjang proses

belajar tersebut yaitu perhatian, pemahaman, dan penerimaan. Ketiga variabel ini

menjadi penting sebab akan menentukan bagaimana kemudian respon yang akan

diberikan oleh komunikan setelah menerima stimulus.

a. Perhatian

 Karakter Kesopanan

Perkembangan seorang siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

perhatian dan bimbingan orang tua, perhatian dan bimbingan guru, pergaulan

dengan teman sebaya dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut akan membentuk

kepribadian dan perkembangan psikologis siswa. Perubahan yang terjadi pada

siswa ini bisa bersifat positif atau negatif, tergantung pengaruh yang dominan. Hal

ini harus disikapi oleh semua pihak yang mempengaruhi siswa tersebut, terutama

guru dalam operasional sekolah. Bagaimana guru dapat mempengaruhi siswa

secara positif sehingga mereka dapat mencapai perubahan positif. Perhatian anak

di sekolah terfokus pada guru dan teman sebayanya. Di sekolah, anak akan meniru

perilaku teman, guru, dan orang-orang di sekitarnya. Pada masa inilah guru perlu

membangun pola hidup edukatif dan menanamkan nilai-nilai sehingga terbentuk

teladan perilaku, sikap, tutur kata, dan hubungan sosial yang baik di lingkungan

sekolah. Kegiatan siswa diminati guru untuk membimbing mereka ke arah yang

lebih baik, sekaligus membentuk perilaku dan kepribadian yang baik.

Salah satu program strategi komunikasi untuk pembelajaran pendidikan

karakter di sekolah MIN 2 Palembang adalah Karakter Kesopanan dalam menjamin


59

kelancaran proses belajar mengajar yakni adanya piket yang melibatkan tenaga

pendidik dan kependidikan. Tujuan piket guru ini untuk membantu, memantau dan

menjaga kelancaran kegiatan proses belajar mengajar di madrasah, kegiatan salam

pagi sebagai salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan petugas piket sebagai

motivasi kepada peserta didik dalam memulai aktifitas belajar di madrasah.

Menurut Listya Yustikari S.Pd., M.Pd sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah


Negeri 2 Palembang terkait dengan program strategi komunikasi pembelajaran guru
dalam pendidikan karakteran salah satunya adalah sebagai berikut :

“Pelaksanaan piket guru sejak beberapa tahun yang lalu menjadi salah
satu rutinitas MIN 2 Kota Palembang yang telah tersusun, Tugas Guru
piket yaitu secara bergiliran setiap hari, tugasnya yaitu harus menjemput
kedatangan siswa, memeriksa dan memantau siswa baik dalam proses
pembelajaran maupun kedisiplinan peserta didik mengenai kehadirannya
di madrasah”. (Wawancara, 15 mei 2023, jam 1.00 Wib).

Hasil dari wawancara diatas adalah Kegiatan salam pagi salah satu kegiatan

yang dapat dilakukan untuk memberikan pembiasaan dan keteladanan yang baik

yaitu kegiatan ini dilakukan rutin di pagi hari untuk menyambut kedatangan peserta

didik di madrasah. Piket sangatlah penting, disamping dijadikan tugas tambahan

lain juga untuk memaksimalkan visi, misi madrasah.

b. Pemahaman

 Karakter Religius

Kegiatan pendidikan khususnya komunikasi dalam proses pembelajaran

memegang peranan penting dan strategis dalam membangun interaksi dan

penyampaian pesan-pesan pendidikan dalam bentuk materi pembelajaran Untuk

dapat menyerap dan memahami materi pembelajaran dengan baik dan sekaligus

mempengaruhi perubahan kognisi dan perilaku siswa, pemilihan model komunikasi


60

dalam pembelajaran sangatlah penting karena diyakini dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Dalam hal pemahaman dalam hal karakter religious atau berakhlak

mulia, MIN 2 Palembang mengadakan kegiatan tadarus rutin setiap hari Senin

sampai Kamis di sekolah setiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai. kegiatan ini

untuk membentuk karakter siswa didik di MIN 2 Palembang. siswa terlebih dahulu,

membaca Ta'awudz secara bersama-sama di Rumah Tahfidz Baitil Ilmi (Gazebo)

didampingi guru yang mengajar di jam pertama.

Menurut Rosada selaku koordinator kesiswaan dan guru pembimbing tadarus


mengatakan sebagai berikut ;

“Program kegiatan tadarus ini merupakan kegiatan-kegiatan yang


dilaksanakan untuk menunjang pendidikan karakter. Kegiatan ini
diharapkan menjadi pembiasaan bagi siswa, sehingga diharapkan
terbentuknya karakter yang berbudi pekerti. Pembiasaan tadarus alquran
merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
membentuk karakter siswa. Pemahaman mengenai tadarus Alquran yaitu
memberikan pemahaman yang diberikan oleh guru kepada siswa MIN 2
Palembang yang di sampaikan setiap pagi".(Wawancara, 15 mei 2023, jam
10.15Wib).

Dewi sebagai orang tua juga memberi tanggapannya, sebagai berikut :

“Dengan adanya kegiatan tadaruz menambah memperkuat ibadah


anak anak dalam membaca Alqur’an dan juga untuk melatih anak anak
supaya bacaan Alqur’annya semakin baik lancer.(Wawancara, 15 Mei
2023, jam 11.20Wib).

Nadin sebagai siswa MIN 2 Palembang memberikan tanggapan juga sebagai


berikut :

“Saya senang dengan kegiatan tadaruz, karena saya dapat


memperlancar bacaan Alqur’an saya dan ibu guru juga memberikan
pemahaman mengaenai tadaruz Alqur’an”.(Wawancara, 15 Mei 2023,
jam 12.04).
61

Hasil dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah

Negeri (MIN) 2 Palembang membuat program pembiasaan bagi siswa dalam

rangka pembentukan karakter. Kegiatan tadarus Al-Qur’an ini merupakan

perbuatan baik yang nantinya akan berdampak bagi kehidupan jika dilakukan

dengan serius. Adapun tujuan diadakannya tadarus Alquran agar siswa siswi

mampu melakukan hal tersebut dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

Keteladanan membentuk karakter siswa melalui kegiatan tadarus Al-Qur’an ini

yaitu dengan memberikan keteladanan yang dilakukan oleh guru melalui sikap dan

perbuatannya, memberikan contoh kepada siswa agar dapat meningkatkan dan


62

mengembangkan nilai-nilai kepribadian, sikap dan tingkah laku yang berbudi

pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari .

 Karakter Berbagi dan Bertanggung Jawab

Dan dalam hal Karakter Berbagi dan Bertanggung jawab seluruh siswa kelas V

dan VI berkumpul di lapangan MIN 2 Kota Palembang untuk melakukan sholat

dhuha lalu kemudian sarapan sehat bersama dengan membawa bekal makanan dari

rumah masing-masing. Kegiatan sholat dhuha bersama dan Sarapan Pagi ini

merupakan program MIN 2 Kota Palembang setiap pekannya dengan tujuan

mewujudkan madrasah sehat. Kegiatan ini merupakan salah satu program dalam

strategi komunikasi dalam mendidik karakter siswa dengan memberikan pengertian

dan pembiasaan sarapan pagi serta pembiasaan spiritual yang mempunyai nilai

moral yaitu berbagi dengan sesama. Serta tertanam nya pendidikan karakter

kepada anak didik. Tidak hanya menahan rasa lapar, sarapan memenuhi kebutuhan

energi dan gizi siswa untuk belajar, bermain dan berolah raga sehingga dapat

meningkatkan prestasi. Sarapan bersama juga menumbuhkan kebersamaan sesama

siswa dan guru MIN 2 Palembang.

Berikut hasil wawancara bersama Kepala MIN 2 Kota Palembang, ibu Listya
Yustikari S.Pd sebagai berikut :

“Kegiatan sarapan bersama juga dalam upaya menumbuhkan


karakter positif pada diri siswa seperti peduli, tertib, disiplin, tenggang
rasa, bertanggung jawab dan religius. Saat sarapan mereka bisa berbagi
dengan teman, harus tertib memulai dan mengakhiri sarapan, tidak
melakukan hal-hal yang membuat tidak nyaman teman di sampingnya,
bertanggung jawab terhadap sampah atau remah nasi yang tercecer dan
mempraktikkan adab makan sesuai anjuran agama”.(Wawancara, 15 mei
2023, jam 1.30Wib).
63

Hal serupa diucapkan oleh Rosada sebagai Koordinator kesiswaan. Hasil


wawancaranya sebagai berikut :

“Dalam membentuk karekter siswa tidak hanya dalam hal pendidikan ilmu
pengetahuan saja, tetapi dalam hal kesehatan tubuh, disini kita mengajarkan
akan pentingnya sarapan pagi, dimana jika tubuh kita sehat, segar, kita bisa
mengikuti pelajaran dengan baik dan kita lebih bisa berprestasi”.( Wawancara,
15 Mei 2023, jam 10.50Wib).

Berikut wawancara seorang siswa kelas V bernama nadin tentang Program Sarapan
Pagi di MIN 2 Palembang, kutipan wawancaranya sebagai berikut :

“Saya sangat jarang untuk sarapan pagi, apalagi ketika sekolah, saya
biasanya hanya minum susu satu gelas. Tapi dengan adanya program sarapan
pagi, saya jd terbiasa sarapan pagi, dan di kita diajarkan untuk saling berbagi
makanan dan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan disekitar
kita”.(Wawancara, 15 mei 2023, jam 12.05Wib).

Hasil dari kutipan wawancara di atas adalah Kegiatan ini juga untuk

menanamkan pola pemahaman hidup sehat bagi siswa serta untuk mewujudkan

terbentuknya MIN 2 Kota Palembang sebagai madrasah sehat. Sekolah sehat

bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi peserta didik salah satunya

dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan madrasah.

 Karakter bangsa dalam kepramukaan

Pendidikan kepramukaan sangat cocok dengan pendidikan karakter bangsa

karena dalam kepramukaan merupakan lembaga yang menggunakan asas-asas

pendidikan yang luas berdasarkan pembelajaran ilmu pengetahuan; Belajar

melakukan; Belajar hidup dalam masyarakat; dan Belajar melayani.


64

Berikutnya hasil wawancara peneliti dengan Ibu Rosada, berikut kutipannya :

“Sekolah MIN 2 Palembang melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang


berbeda, salah satunya adalah kepramukaan, bagi siswa untuk
berpartisipasi. Materi pendidikan karakter berkaitan dengan pengamalan
Dasa Darma Pramuka disamping pengamalan kegiatan keagamaan Dasa
Darma Pramuka meliputi: 1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2)
Cinta alam dan kasih sayang terhadap sesama laki-laki 3) Disiplin,
keberanian dan kesetiaan 4) Ya bertanggung jawab, dapat diandalkan dan
murni dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, dan lain
lain”.(Wawancara, 15 mei 2023, jam 10.30Wib).

Sedangkan menurut ibu Dewi selaku wali murid mengatakan :

“Kegiatan pramuka merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak


anak terutama anak saya, dia menjadi lebih mandiri, mudah bergaul dan bisa
memberikan banyak lagi manfaat yang positif bagi ana anak.”( Wawancara, 15
mei 2023, jam 11.30Wib).

Selanjutnya dilakukan wawancara dengan siswa bernama Nadin kelas V MIN 2


Palembang terungkap sebagai berikut :

“Biasanya kami diajarkan Latihan Baris berbaris untuk melatih


kekompakkan, fokus dalam Gerakan kaki dan untuk melatih disiplin dan
juga untuk melatih dalam memimpin.(Wawancara, 15 Mei 2023, jam
12.10Wib)

Dari hasil kutipan wawancara dengan tiga sumber diatas disimpilkan bahwa

kita tahu bahwa MIN 2 mengadakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler,

diantaranya kegiatan pramuka. Kegiatan tersebut wajib diikuti oleh mahasiswa

karena seluruh kegiatan mengusung nilai-nilai pendidikan kepribadian seperti

kepemimpinan, gotong royong, keteladanan, disiplin, jujur, tanggung jawab,

peduli sesama dan lingkungan. Strategi komunikasi pendidikan karakter melalui

kegiatan Pramuka
65

dilaksanakan dengan menggunakan komunikasi informasi dan komunikasi

instruksional.

c. Penerimaan

Komunikator tidak hanya mengatakan sesuatu kepada siswa, tetapi juga

berusaha menyentuh hati siswa dengan ekspresi sikap atau emosi tertentu, seperti

perasaan iba, sedih, gembira, marah, dan lain lain. efek perilaku adalah efek dengan

ukuran tertinggi yaitu perubahan perilaku atau sikap siswa setelah menerima pesan

dari komunikator. Proses perubahan perilaku yang menggambarkan proses belajar

pada individu meliputi: Rangsangan yang diberikan kepada organisme dapat

diterima atau ditolak.

Perilaku baik yang dihasilkan dari tindakan manusia yang tidak dipahami atau

disadari secara spontan sebagai bentuk kepercayaan pada pencipta. Diketahui

gambaran moral siswa MIN 2 Palembang secara keseluruhan bersifat positif di

lingkungan sekolah yaitu sebelum memulai pelajaran dan mengakhiri pelajaran,

selalu mengaji, dan ketika keluar kelas. Siswa MIN 2 Palembang juga menyapa

dengan bersalaman dengan guru.

Hal ini semakin diperkuat dengan hasil wawancara ibu Rosada selaku
koordinator kesiswaan, beliau mengatakan:

“Alhamdulillah karakter siswa MIN 2 Palembang cukup baik, baik dalam


proses pembelajaran maupun di luar kelas itu sendiri, dan sdh melakukan
program pendidikan karakter dengan baik dan masalah yg di hadapi masih
sedikit siswa yang masih melanggar ke disiplinan, Meskipun ada satu atau
dua siswa jika mereka diberi nasihat yang baik atau mengatakan hal-hal
yang baik, tidak peduli apa yang dikatakan guru, tetapi ketika pulang
sekolah kami selalu menanamkan hal positif pada setiap
siswa”.(Wawancara, 15 mei 2023, jam 10.40Wib).
66

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa cukup meskipun

beberapa siswa tidak mengikuti kata-kata guru. Namun demikian, guru harus tetap

memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswanya walaupun siswa tersebut

tidak mendapat bimbingan dari guru, tetapi sebagai seorang guru tetap memberikan

contoh perilaku yang baik atau keteladanan bagi siswa tersebut untuk mereka ikuti.

Tirulah sikap dan perilaku guru di atas karena tidak semua orang bisa menerima

nasihat atau teguran seseorang. Namun, setiap individu dapat mengubah dirinya

sendiri dengan mengamati perilaku orang lain.

5.1.3 RESPONSE

 Perubahan Sikap

Respon yang akan diterima komunikator kemudian akan menimbulkan

perubahan perilaku tergantung dari apa yang dimaknai orang terhadap pesan

tersebut. Asumsi dari teori yang menjelaskan penyebab perubahan perilaku

didasarkan pada kualitas rangsangan yang berkomunikasi dengan organisme.

Artinya kualitas: prestise, kemampuan kepemimpinan, gaya bicara sangat

menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau

masyarakat. Semakin kuat kualitas stimulus yang diberikan, semakin baik respons

komunikator.

Dalam hal mendeskripsikan perilaku siswa di sekolah dan di rumah perbedaannya

sangat jelas karena peneliti menemukan bahwa perilaku siswa yang mengikuti

perintah guru secara ketat berbeda dengan perilaku di rumah sana, tidak mematuhi

kedua orang tua. Karena siswa hanya mengenal gurunya, seharusnya mereka lebih

patuh kepada orang tua daripada guru yang sudah mengenalnya sejak lahir.
67

Hal ini dapat diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Dewi, sebagai
orang tua siswa:

“Menurut saya karakter anak saya di rumah baik, tapi karena


pergaulannya dengan teman bermainnya, misalnya anak saya lebih baik
sama guru dari pada sama orang tuanya, kalo disuruh guru belajar atau
ngerjain tugas, anak saya langsung ngerjain tugas yang beda sama orang
tua di rumah pas disuruh belajar itu malas suka belajar bersama teman-
temannya”.(Wawancara, 15 mei 2023, jam 11.45Wib).

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa karakter setiap individu

berbeda beda, dan respon yang di dapat adalah, tidak semua siswa tidak mampu

menaati guru, orang tua atau sebaliknya. Dan pesan yang di sampaikan dari

program pendidikan karakter yang yang merupakan salah satu strategi komunikasi

dalam pendidikan karakter memberikanrespon yang baik terhadap karakter siswa.

5.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pendidikan karakter akan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya jika dilakukan melalui cara-cara yang baik dan benar. Berdasarkan

hasil penelitian yang ditemukan, melakukan pembentukan bentuk yang berbeda

dengan kolaborasi antar komponen terkait sehingga mendukung pelaksanaan tujuan

yang diharapkan. Seorang guru yang profesional tentunya memiliki pedoman dalam
68

melakukan pendidikan karakter bagi siswanya dengan memilih strategi

pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam melatih karakter siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan diatas, maka kesimpulan yang

didapat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Dimensi Aspek Hasil Penelitian

1. Stimulus Pesan Strategi komunikasi


dalam penyampaian
pesan guru yang
bertindak sebagai
pengirim pesan akan
meneruskan pesan
tersebut kepada siswa.
Program Bimbingan
Konseling (BK) sangat
berperan penting dalam
membantu mengatasi
permasalahan siswa di
MIN 2 Palembang
selama pembelajaran,
termasuk juga memantau
peningkatan hasil belajar
siswa selama
Kelangsungan Belajar
Mengajar (KBM),
dengan memantau
keaktifan siswa pada
proses pembelajaran
1. Organism 1. Perhatian Salah satu program
strategi komunikasi
untuk pembelajaran
pendidikan karakter di
sekolah MIN 2
Palembang adalah
Karakter Kesopanan
dalam menjamin
kelancaran proses belajar
mengajar yakni adanya
piket yang melibatkan
69

tenaga pendidik dan


kependidikan. Tujuan
piket guru ini untuk
membantu, memantau
dan menjaga kelancaran
kegiatan proses belajar
mengajar di madrasah,
kegiatan salam pagi
sebagai salah satu
kegiatan yang harus
dilaksanakan petugas
piket sebagai motivasi
kepada peserta didik
dalam memulai aktifitas
belajar di madrasah.
Kegiatan salam pagi
salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan untuk
memberikan pembiasaan
dan keteladanan yang
baik yaitu kegiatan ini
dilakukan rutin di pagi
hari untuk menyambut
kedatangan peserta didik
di madrasah. Piket
sangatlah penting,
disamping dijadikan
tugas tambahan lain juga
untuk memaksimalkan
visi, misi madrasah.
2. Pemahaman Dalam hal pemahaman
dalam hal karakter
religious atau berakhlak
mulia, MIN 2 Palembang
mengadakan kegiatan
tadarus rutin setiap hari
Senin sampai Kamis di
sekolah setiap pagi
sebelum jam pelajaran
dimulai. kegiatan ini
untuk membentuk
karakter siswa didik di
MIN 2 Palembang. siswa
terlebih dahulu,
membaca Ta'awudz
secara bersama-sama di
70

Rumah Tahfidz Baitil


Ilmi (Gazebo)
didampingi guru yang
mengajar di jam
pertama.
3. Penerimaan Komunikator tidak
hanya mengatakan
sesuatu kepada siswa,
tetapi juga berusaha
menyentuh hati siswa
dengan ekspresi sikap
atau emosi tertentu,
seperti perasaan iba,
sedih, gembira, marah,
dan lain lain. efek
perilaku adalah efek
dengan ukuran tertinggi
yaitu perubahan perilaku
atau sikap siswa setelah
menerima pesan dari
komunikator. Meskipun
ada satu atau dua siswa
jika mereka memberi
nasihat yang baik atau
mengatakan hal-hal yang
baik,
tidak peduli apa yang
dikatakan guru, tetapi
kami pulang.
2. Response Perubahan sikap Karakter setiap individu
berbeda beda, dan
respon. Dalam hal
mendeskripsikan
perilaku siswa di sekolah
dan di rumah
perbedaannya sangat
jelas karena peneliti
menemukan bahwa
perilaku siswa yang
mengikuti perintah guru
secara ketat berbeda
dengan perilaku di
rumah sana, tidak
mematuhi kedua orang
tua. Karena siswa hanya
mengenal gurunya,
71

seharusnya mereka lebih


patuh kepada orang tua
daripada guru yang
sudah mengenalnya
sejak lahir..

Dari table rekapitulasi hasil penelitian diatas, maka pembahasan dari hasil

penelitian adalah :

1. Stimulus

Untuk mencapai hasil akademik yang baik, sekolah harus menjalin kerjasama

yang erat dan harmonis antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Sehingga

setiap orang dapat mengetahui ilmu dan pengalaman guru dalam mendidik anaknya.

Terus menerus mendekati siswa, setiap guru selalu membimbing dan mengingatkan

siswa untuk mengikuti dan mentaati peraturan dan tata tertib yang telah

disosialisasikan.

Berbagai strategi dan model pembelajaran digunakan oleh guru melalui metode

uswatun hasanah sebagai model atau teladan bagi siswa. Oleh karena itu, perilaku

pendidik baik guru, orang tua maupun tokoh masyarakat harus sesuai dengan

norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Dari perspektif

teori S-O-R, hasil penelitian ini sangat relevan, terkait upaya guru menyampaikan

nilai-nilai pendidikan karakter.

Dengan adanya program Layanan Bimbingan Konseling di MIN 2 Palembang

diberikan bukan untuk siswa yang tidak aktif saja namun juga bagi siswa yang

mengalami penurunan hasil belajar yang drastis, maka siswa tersebut dipanggil

untuk diajak berdiskusi mengenai faktor yang membuat hasil belajarnya turun,

tetapi juga bagi siswa yang aktif dalam pembelajaran seperti kita berikan reward
72

atau mengapresiasi dengan pujian agar siswa lebih giat belajar dan meningkatkan

prestasi Diharapkannya semua guru mata pelajaran maupun wali kelas dapat aktif

memantau dan memonitoring para siswanya dalam mengikuti pembelajaran

sehingga siswa bisa dipantau dengan baik, agar apa yang menjadi masalah dan

tantangan siswa selama proses pembelajaran bisa diberikan solusi yang baik”

2. Organism

Guru harus mampu menunjukkan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari,

karena peran dan pengaruh seorang pendidik terhadap anak didik sangat kuat. Akan

tetapi, hal tersebut bukan satu-satunya faktor pendukung terselenggaranya

pendidikan kepribadian, melainkan juga berasal dari situasi keluarga karena pada

dasarnya sikap orang tua sangat mempengaruhi tingkah laku anak dan tingkah laku

anak. Usaha guru akan sangat berhasil jika melibatkan orang tua sendiri. Karena

sebagian besar dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan mahasiswa dilakukan

dirumah dan sekitarnya. Dengan demikian, peran orang tua juga sangat bermanfaat

dalam melaksanakan pendidikan karakter bagi siswa.

Pesan pendidikan karakter disampaikan melalui program belajar mengajar,

program pembelajaran sholat, membaca Alqur’an, program salam pagi, pramuka

dan program implementasi budaya sekolah yang menjadi sistem saling menguatkan

satu sama lain untuk merangsang serangan siswa yang benar-benar melebihi aslinya

seperti yang ditransmisikan berulang kali kepada siswa. siswa sedang belajar. Tidak

hanya di sekolah, rangsangan ini juga ditularkan di rumah melalui jalur pendidikan

orang tua kepada orang tua siswa, sehingga diharapkan pembentukan karakter yang

terjadi di sekolah juga dapat dilakukan, dilanjutkan dengan pola kebiasaan di


73

rumah. Untuk program belajar mengajar, guru menggunakan strategi komunikasi

untuk menyampaikan pesan yang menarik. Agar siswa dapat memahami nilai-nilai

pembangun kepribadian yang disampaikan oleh guru, pesannya harus sesuai

dengan kerangka acuan dan bidang pengalaman siswa, dimana guru membagi posisi

di kelas. atas dan bawah kelas. Kelas bawah adalah siswa kelas 1, 2, 3 tempat

mutlak untuk menggunakan strategi komunikasi persuasif, sedangkan untuk kelas

atas (kelas 4, 5, 6) guru juga menggunakan strategi komunikasi persuasif tetapi

lebih banyak diterapkan untuk kebiasaan dan disiplin diri.

Sekolah MIN 2 Palembang menuntut guru tidak hanya memberikan materi

pembelajaran di kelas, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter Islami kepada

siswa. Penyampaian nilai-nilai karakter dimulai sejak siswa hadir pada pagi hari

saat acara penyambutan, dimana guru MIN 2 Palembang menyapa siswa

menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal bersifat islami dan peduli

sedangkan memberikan motivasi dan menunjukkan wajah dengan ekspresi

tersenyum. Dari segi komunikasi nonverbal, program salam pagi diisi dengan

ekspresi ketertarikan dari guru, jabat tangan, dan dorongan serta diperkuat dengan

ekspresi wajah senyum ramah dan sapaan benar-benar satu pendekatan dan guru

telah membangun keakraban dengan siswa. Guru di sini sangat rendah hati dan

mencoba untuk mengurangi jarak yang mungkin ada di benak siswa muda,

menghilangkan kekhawatiran dan ketakutan mereka tentang guru yang angker.

Memang, mereka dihadapkan pada guru yang sangat perhatian dan penyayang

kepada murid-muridnya.
74

Program penyambutan siswa merupakan program komunikasi yang dijadikan

budaya sekolah dengan makna yang sangat mulia. Hal ini menjalin kedekatan

antara guru dan siswa sehingga kesan positif guru tertanam dalam benak siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut Mulyana menjelaskan bahwa ungkapan

keramahan dan simpati guru tentunya diapresiasi oleh siswa dan merupakan awal

yang baik untuk menjalin hubungan yang positif antara guru dan siswa sesuai

dengan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi

komunikasi guru dalam melaksanakan program pendidikan karakter di Sekolah

MIN 2 Palembang berdasarkan hasil temuan penelitian diketahui bahwa sekolah

MIN 2 Palembang sudah menggunakan strategi komunikasi Islami yang sangat baik

berupa:

Pelaksanaan program pendidikan karakter siswa melalui : karakter religious,

karakter kesopanan, program berbagi dan bertanggung jawab, karakter bangsa

dalam kepramukaan. Jika ditinjau dari Teori S-O-R hasil penelitian ini sangat

relevan dikaitkan dengan upaya yang dilakukan para guru dalam menyampaikan

nilai-nilai pendidikan karakter. Pesan-pesan pendidikan karakter yang disampaikan

melalui program belajar mengajar, program ekstrakurikuler pramuka, program

implementasi budaya sekolah menjadi suatu sistim yang saling memperteguh satu

dengan lainnya sehingga stimulus yang menerpa siswa benar benar melebihi semula

karena berulang-ulang disampaikan kepada siswa. Tidak hanya di sekolah, stimulus

tersebut juga diteruskan sampai ke rumah melalui pendidikan Parenting terhadap

para orang tua siswa, sehingga diharapkan pembentukan karakter yang berlangsung

di sekolah dapat juga diteruskan dalam bentuk pembiasaan di rumah.


75

Untuk program belajar mengajar para guru menggunakan strategi komunikasi

penyampaian pesan, Agar siswa dapat memahami nilai-nilai pembentukan karakter

yang disampaikan oleh guru, pesan tersebut harus diselaraskan dengan kerangka

dan area pengalaman siswa dimana guru membagi penempatan kelas menjadi

lapisan atas dan bawah. Kelas bawah adalah siswa kelas 1, 2 dan 3 dimana strategi

komunikasi persuasif digunakan secara mutlak dan untuk kelas yang lebih tinggi

(kelas 4, 5 dan 6) guru juga menggunakan strategi strategi komunikasi persuasif

tetapi lebih diterapkan pada kebiasaan dan disiplin diri. Program belajar mengajar

di kelas mengambil porsi waktu terbanyak dari keseluruhan alokasi waktu siswa

selama di sekolah.

Program belajar mengajar: menggunakan strategi komunikasi informatif dan

persuasif, strategi pembiasaan dalam mengucapkan salam, menjawab salam,

memulai pembelajaran dengan doa dan menutup dengan doa, bertujuan untuk

memberikan pendidikan karakter bertauhid (aqidah yang lurus) salah satunya..

Namun proses pengubahan sikap, keyakinan ataupun tingkah laku itu berlangsung

dengan cara yang simpatik dan menyenangkan sehingga komunikan bersedia

mengubah sikap dan keyakinannya dengan sukarela. Berdasarkan pemaparan

tersebut komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dirancang untuk mencapai

efektifitas keberhasilan tujuan pesan. Efek adalah apa yang terjadi pada

komunikan sebagai akibat penyampaian pesan. Dalam komunikasi persuasif efek

yang terjadi dapat pada tingkat kognitif, emosional ataupsikologis.

Salah satu program pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui

implementasi budaya sekolah MIN 2 Palembang adalah program Salam Pagi.


76

Tujuannya untuk mendidik kepribadian siswa agar dekat dan menyayangi gurunya,

mengajarkan sopan santun dan kedisiplinan dengan cara yang menyenangkan. Guru

juga menunjukkan minat dan mendorong siswa untuk belajar dengan giat.

Strategi komunikasi yang digunakan guru menyampaikan pesan daya tarik

emosional, daya tarik humor dan daya tarik motivasi. Panggilan yang lucu adalah

pesan yang reseptif, enak dan tidak membosankan. Guru menyapa siswa dengan

senyum hangat dan ramah serta mengajak siswa untuk bercanda. Terima kasih

adalah pesan yang menyentuh emosi siswa dengan kasih sayang dan kedekatan

yang diungkapkan oleh guru dengan wajah ramah penuh senyum dan intonasi suara

yang lembut dan ramah ketika menyapa mereka. Sementara itu, panggilan

penyemangat juga digunakan guru untuk menyemangati siswa yang datang ke

sekolah pada pagi hari saat masih lesu dan mengantuk. Strategi komunikasi

lainnya yang digunakan guru dalam kegiatan menyapa ini adalah menggunakan

komunikasi nonverbal menunjukkan keakraban dengan berjabat tangan.

Sholat dhuha bersama dan sarapan pagi ini merupakan program mingguan MIN

2 Kota Palembang dengan tujuan mewujudkan madrasah sehat. Kegiatan ini

merupakan salah satu dari program pendidikan karakter MIN 2 Palembang.

Kebiasaan sarapan kebiasaan mental semuanya memiliki nilai moral yaitu berbagi

dengan sesama. Serta karakter untuk siswa. Selain menekan rasa lapar, sarapan pagi

juga memenuhi kebutuhan energi dan gizi siswa untuk belajar, bermain, dan

berolahraga untuk meningkatkan performanya. Makan pagi bersama juga

menambah keceriaan di antara siswa dan guru lainnya di MIN 2 Palembang.


77

Pendidikan karakter siswa MIN 2 Palembang tidak hanya mementingkan aspek

keagamaan dan kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memperhatikan

perkembangan siswa bukan hanya yang cerdas, taqwa namun juga memiliki fisik

yang sehat dan berkarakter kuat . Komitmen ini merupakan bagian pendidikan

karakter Kemendiknas dan kebijakan mutu MIN 2 Palembang, yaitu pembinaan

peserta didik yang beriman murni, beribadah dengan benar, dan pemimpin yang

sukses, mandiri, cerdas dan berilmu serta sehat dan individu yang kuat. Hal ini

dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, antara lain Pramuka. Selama kegiatan

Pramuka Muda Karana, siswa melaksanakan pembelajaran di luar kelas. Praja

Muda Karana berarti anak muda yang suka melakukan sesuatu. Kegiatan

kepramukaan menekankan pada baris berbaris, belajar kata sandi, keterampilan tali

temali, belajar mandiri, dan banyak lagi. Sementara kegiatan belajar mengajar

menitikberatkan pada penguasaan kesadaran, kegiatan Pramuka menekankan pada

penguasaan keterampilan. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam

pendidikan Pramuka adalah ketakwaan kepada Allah, cinta tanah air, sehat jasmani,

memiliki kecakapan hidup, disiplin dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

3. Response

Efek ( Respon )Yaitu dampak dari efek komunikasi, yaitu perubahan

sikap/perilaku. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar

pada individu yang antara lain stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organism

bias di terima atau di tolak. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan

karakter beragam, mulai dari lingkungan keluarga, siswa itu sendiri, pengaruh

teknologi dan guru itu sendiri. Namun harus ingat bahwa ada masalah, ada masalah,
78

ada hambatan harus ada solusi untuk menyelesaikannya. Seperti di MIN 2

Palembang, berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalkan hambatan

tersebut, seperti mengadakan sosialisasi dengan semua pemangku kepentingan

yang terlibat dalam proses belajar mengajar termasuk komite, dewan guru, kepala

madrasah dan tutor siswa kemudian didukung oleh Peraturan. Dan perlu diingat

bahwa selalu berkomunikasi dengan orang tua siswa tentang perkembangan siswa

di sekolah sehingga dengan dukungan orang tua pendidikan karakter bagi siswa

akan berjalan sesuai dengan rencana.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

Strategi Komunikasi Pembelajaran Guru dan Siswa Dalam Pendidikan Karakter di

Min 2 Paelembang dapat di simpulkan bahwa :

1 Strategi komunikasi pembelajaran guru dalam pendidikan karakter di

Sekolah MIN 2 Palembang sangat baik karena mengidentifikasi pesan

tentang nilai-nilai kemanusiaan Inti objek yang akan diajarkan kepada

siswa sebagaimana tercantum dalam di visi sekolah, menyiapkan guru

dengan cermat untuk dipilih sebagai komunikator kunci dalam pendidikan

karakter dan selalu melakukan pengembangan guru secara berkelanjutan,

dan juga telah menawarkan berbagai variasi program yang masih

memasukkan pendidikan nilai-nilai karakter di dalamnya. Strategi

komunikasi guru dalam mentransmisikan nilai-nilai pendidikan karakter

cukup efektif, dalam hal Strategi Religius atau akhlak tauhid (aqidah)

diajarkan melalui program pembelajaran pengajaran kelas menggunakan

komunikasi informasi , komunikasi teknik persuasi dan penghargaa, dan 3)

sedangkan untuk siswa di kelas yang lebih tinggi (kelas 4, 5, dan 6),

strategi komunikasi yang digunakan adalah teknik motivasi dan teknik

penghargaan. Strategi komunikasi untuk pendidikan karakter kesopanan

diajarkan melalui program Salam Pagi menggunakan strategi komunikasi

persuasif, komunikasi non

79
80

verbal gerakan tangan, emotional appeal, motivasional appeal, komunikasi

pembiasaan dan komunikasi peneladanan terkait batasan pergaulan antara

siswa ikhwan dan akhwat. Strategi komunikasi untuk pendidikan karakter

berbagi dan tanggung jawab menggunakan strategi komunikasi informatif

dan persuasif . Strategi komunikasi untuk karakter kesehatan jasmani

diajarkan melalui program ekstrakurikuler pramuka menggunakan strategi

komunikasi persuasif dan instruktif

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka saran yang

diberikan sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada dan Guru dan jajaran terkait di MIN 2 Palembang

hendaknya menyusun rencana pendidikan karakter dengan

mengidentifikasi nilai- nilai inti kepribadian yang lebih sempurna dengan

mengundang komunitas sekolah guru dan orang tua untuk meninjau topik

pengembangan kepribadian harus mendidik untuk siswa berdasarkan hasil

refleksi umum dan adaptasi terhadap perkembangan yang ada.

2. Di harapkan pemerintah, hendaknya mendukung dan peduli terhadap

pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah MIN 2 Palembang,

khususnya di sekolah umum, harus mendorong implementasi budaya

sekolah berbasis karakter dengan harapan kedepannya dapat mengurangi

angka kriminalitas di kalangan siswa di Indonesia dan lebih memperkuat

karakter siswa anak etnis.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Artikel Dadang Setiawan https://dadangsetiaone.wordpress.com/murid-siswa-dan


peserta-didik.

A. Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat( Surabaya, Grasindo, 2010) h 29

Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi….h 253, h 255

Iskandar, 2009, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:Gaung Persada,)

Hamzah b. uno, Nina Lamatenggo, 2016 (Tugas guru dalam pembelajaran : aspek
yang memengaruhi).

Humas.Amikompurwokerto.ac.id/artikel-komunikasi-interpersonal 2022

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi (


Bandung:Alfabeta,2012) hal 91

Jalaluddin, Psikologi Agama ( Jakarta, Grafindo Perkasa 2009 ) h. 66

Kompas, 05 agustus 2021 https://www.Kompas.com, judul Komunikasi :


pengertian, para ahli, fungsi, tujuan dan jenis jenisnya.

Lickona, Thomas, Educating for Character : How Our School Can Teach Respect
and Responsobility, New York: Bantam Books, 1991.

Mathew B.Miles, A.Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah:


Tjetjep Rohendi Rohidi, (UI Press, Jakarta,2009) hal 15

Novan Ardi Wiyani, (Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa) hal 189

Website https://Min2Palembang.sch.id

Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, 2013, Komunikasi Pendidikan (Bandung :


Simbiosa Rekatama Media), cet ke 1, h. 26.

Sumber Jurnal

Muhammad Syahrul, S.Pd.,M.Pd, 2022 (Teori Komunikasi Pendidikan), Bab hal


16. Murniyetti, Engkizar, dan Fuady Anwar, Pola Pelaksanaan pendidikan
karakter terhadap Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI,
Nomor2,Oktober2016.
Https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/12045 Dalyono,
Bambang, Enny Dwi Lestariningsih, Implementasi Penguatan.

Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Ambon1, Dosen Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar 2 Urgensi Komunikasi Model Stimulus
organism Response (S-O-R) Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, al-
i l t i z a m : J u r n a l P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m , Vol. 6, No.2,
Desember 2021.

Pendidikan Karakter di Sekolah, Jurnal Bangun Rekaprima Vol.3/2/Oktober/2017.

Kurniawan, D. (2018). Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism-


Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(1). https://doi.org/10.32585/jkp.v2i1.65

Sumber Skripsi

Effiati Juliana Hasibuan, Disertasi, 2021, “Strategi Komunikasi Islam Guru dalam
pendidikan karakter di sekolah dasar islam terpadu Alfityan School Medan
dan Nurul Ilmu Kabupaten Deli Serdang, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.

Maria ulfa ,Strategi Komunikasi Guru dalam Pendidikan Karakter Siswa SMP filial
(Studi Pada Siswa Kelas I Khusus Lembaga Siswa Palembang. Tahun 2017

Ryan Afranata, Komunikasi Dalam Pembentukan Karakter Pada Anggota Rohis


SMA Negeri 1 Yogyakarta) Tahun 2015

Rafika Audina, Strategi Komunikasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Pemahaman


Siswa Pada Proses Belajar Mengajar Di SD Muhammadiyah 20 Sumatera
Utara Medan Tahun 2019.
LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

Strategi Kmunikasi Pembelajaran Guru dan Siswa Dalam Pendidikan Karakter di


MIN 2 Palembang

1. Bagaimana Strategi Komunikasi guru kepada siswa dalam pembelajaran


pendidikan karakter di MIN 2 Palembang?

2. Program atau kegiatan apa yang dapat di lakukan dalam pendidikan karakter?

3. Bagaimana mengajarkan nilai nilai karakter kesopanan?

4. Bagaimana menyampaikan nilai nilai karakter religious?

5. Bagaimana mengajarkan nilai nilai berbagi dan bertanggung jawab?

6. Bagaimana mengajarkan karakter kebangsaan?

7. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran pendidikan karakter di


min 2 palembang?
DOKUMENTASI

Gambar 4.1 : Gedung MIN 2 Palembang

Gambar 4.2 : Kegiatan Salam Pagi menyambut kedatangan siswa


Gambar 4.3 : Kegiatan Tadarus siswa MIN 2 Palembang

Gambar 4.4 : Kegiatan Sarapan Pagi siswa MIN 2 Palembang


Gambar 4.4 : Kegiatan Kepramukaan siswa MIN 2 Palembang
SK PEMBIMBING
LEMBAR BALASAN PENELITIAN
LEMBAR KUNSULTASI
SERTIFIKAT

Anda mungkin juga menyukai