Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN MINI RISET

Observasi UMKM Mie Ayam Mang Umis


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu:
Nur Jannah Abdi Aziz,.S.E., M.Ak.

oleh:
213403018 Alfiyya Rahma Yuniar
213403531 Syahla Hanifah Aprilia Putri
213403538 Bunga Putri Utami
213403539 Ananda Syakira

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan mini riset mengenai
“Observasi UMKM Mie Ayam Mang Umis”. Laporan mini riset ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Komunikasi Bisnis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nur Jannah Abdi Aziz,.S.E.,
M.Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis dan juga kepada
seluruh pihak yang telah ikut serta dalam mengerjakan laporan mini riset ini
dengan begitu baik.
Kami menyadari bahwa laporan mini riset ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat mendidik dan
membangun sangat dibutuhkan sehingga makalah ini menjadi lebih baik.

Tasikmalaya, 07 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

2.1 Dasar – Dasar Komunikasi Bisnis.............................................................3

2.1.1 Pengertian Komunikasi Bisnis...........................................................3

2.1.2 Bentuk Dasar Komunikasi.................................................................3

2.1.3 Proses Komunikasi.............................................................................4

2.1.4 Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi.........................................5

2.1.5 Bagaimana Memperbaiki Komunikasi...............................................6

2.2 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).........................................7

2.2.1 Pengertian UMKM.............................................................................7

2.2.2 Kriteria UMKM.................................................................................9

2.2.3 Klasifikasi UMKM..........................................................................10

2.2.4 Peranan UMKM...............................................................................11

2.2.5 Kekuatan dan Kelemahan UMKM..................................................11

BAB III PEMBAHASAN (HASIL OBSERVASI)...............................................13

3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara................................................................13

3.2 Hasil Wawancara.....................................................................................14

BAB IV PENUTUP...............................................................................................20

4.1 Kesimpulan..............................................................................................20

ii
4.2 Saran........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

LAMPIRAN...........................................................................................................23

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal
maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha
Menengah (UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah
pekerja tetap. Usaha mikro kecil menengah merupakan salah satu contoh usaha
yang mungkin sekarang ini banyak kita temukan. Mereka menjalankan usahanya
dengan modal yang seminimal mungkin dan dapat hasil yang lumayan. Salah satu
contoh usaha kecil menengah adalah usaha mie ayam yang didirikan oleh Asep
Suparman pada tahun 2003 yang berada di jalan Tentara Pelajar depan SMAN 5
Tasikmalaya.
Mie ayam Mang Umis ini disukai oleh masyarakat karena pembuatannya
mengdepankan rasa yang lezat membuat para konsumen merasa puas, hal ini
membuat daya tarik tersendiri bagi kami untuk melakukan observasi lebih dalam
lagi mengenai bidang usaha ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana profil dan sejarah usaha Mie Ayam Mang Umis?
2. Bagaimana strategi dalam penjualan Mie Ayam Mang Umis?
3. Bagaimana penjualan Mie Ayam Mang Umis?
4. Bagaimana inovasi dari produk usaha Mie Ayam Mang Umis?
5. Bagaimana cara mempertahankan produk Mie Ayam Mang Umis?
6. Bagaimana analisis SWOT dari produk Mie Ayam Mang Umis?
2

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, terdapat tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui profil dan sejarah usaha Mie Ayam Mang Umis;
2. Untuk mengetahui strategi dalam penjualan Mie Ayam Mang Umis;
3. Untuk mengetahui bagaimana penjualan Mie Ayam Mang Umis;
4. Untuk mengetahui inovasi dari produk usaha Mie Ayam Mang Umis;
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mempertahankan produk Mie Ayam
Mang Umis;
6. Untuk mengetahui analisis SWOT dari produk Mie Ayam Mang Umis.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar – Dasar Komunikasi Bisnis


2.1.1 Pengertian Komunikasi Bisnis
Menurut Himweer dan Baty dalam Duties Comic: Principles and Methods.
Komunikasi adalah satu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu
sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah suatu
proses pengiriman dan penerimaan pesan.
Pada umumnya, pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua
orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang
melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal.
Di dalam dunia praktis, Anda juga mengenal komunikasi antarpribadi
(interpersonal communications) dan komunikasi lintas budaya (intercultural/cross-
cultural communications), selain komunikasi bisnis (business communications).
Komunikasi bisnis, komunikasi antarpribadi maupun komunikasi lintas budaya
merupakan bentuk komunikasi yang masing-masing memiliki karakter yang
berbeda dari yang lainnya.

2.1.2 Bentuk Dasar Komunikasi


Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang latim digunakan
dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal din nonverbal. Masing-masing dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada
pihak lain baik secara tertulis (written) maupun Insan (oral). Bentuk komunikasi
verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik, sehingga
tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan baik
Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh komunikasi
verbal. Misalnya:
 Membuat dan mengirim surat pengantar barang ke suatu pertahan
4

 Membuat dan mengirim surat teguran atau peringatan kepada nasabah yang
menunggak pembayarannya
 Membuat dan mengirim surat penawaran barang kepada pihak lain
 Membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepada pelanggan
 Membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain
 Membuat dan mengirim surat pengaduan kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim surat permintaan barang kepada pihak lain.
Komunikai nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur.
Namun, komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada
komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal sangat penting, terutama
dalam kaitannya dengan penyampaian perasaan dan emosi seseorang.
Apa kebaikan atau keunggulan komunikasi nonverbal? Salah satu
keunggulan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini
berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-
pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum,
orang akan mudah menipu orang lain dengan mengunakan kata-kata daripada
menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan
kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan menggunakan bahasa
isyarat (gerakan badan/tubuh) atau ekspresi wajah. Hal ini disebabkan oleh
sifatnya yang spontan. Ketika mendengar berita menyenangkan, ekspresi wajah
seseorang nampak ceria, bak tanpa beban. Namun, bila seseorang mendengar
berita yang kurang menyenangkan yang menyangkut diri sendiri, keluarga, atau
teman karib, maka dengan cepat ekspresi wajahnya akan mudah berubah menjadi
murung, lesu, lemah, tidak bergairah seolah-olah hampa dunia ini.

2.1.3 Proses Komunikasi


Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan
bagaimana seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan
(kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), serta meliputi proses menulis,
mendengarkan, dan mempertukarkan informasi.
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication Today,
proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:
5

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.


2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
3. Pengirim menyampaikan pesan.
4. Penerima menerima pesan.
5. Penerima menafsirkan pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

2.1.4 Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi


Di dalam suatu pidato, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat
dipahami oleh penerima pesan dengan baik: Faktor-faktor penghambat
komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama yang
mencakup antara lain:
 Masalah dalam Mengembangkan Pesan
Sumber masalah yang potensial dalam mengembangkan suatu pesan
adalah memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan
suatu pesan dapat mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang
isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengm
audiens, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam
mengekspresikan ide atau gagasan.
 Masalah dalam Menyampaikan Pesan
Komunikasi dapat juga terganggu karena munculnya masalah penyampain
pesan dari pengirim ke penerima. Masalah yang paling jelas di sini adalah
faktor fisik. Misalnya, terdapat sambung kabel yang kurang baik pada
sound system-nya (antara tersambung dan tidak, sehingga muncul bunyi-
bunyi aneh), kualitas suara sound system yang kurang baik, lampu yang
tiba-tiba padam, audiens terhalang oleh pilar (tiang bangunan), salinan
surat yang tak terbaca, dan lain-lain. Meskipun nampaknya sepele,
gangguan gangguan tersebut dapat menghalangi atau mengganggu suatu
pesan.
 Masalah dalam Menerima Pesan
Sebagaimana halnya dengan penyampatan pesan, menerima pesan pun
tidak luput dari masalah. Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu
6

pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi
yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang. dan kondisi lain yang
dapat mengganggu konsentrasi penerima.
 Masalah dalam Menafsirkan Pesan
Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan,
masalah terbesar terletak pada mata rantai terakhir, saat satu pesan
ditafirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan
bahasa, dan pernyataan emosional dapat menimbulkan munculnya
kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan.

2.1.5 Bagaimana Memperbaiki Komunikasi


Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa
persyaratan, yaitu:
A. Persepsi
Seorang komunikator yang cerdas harus dapat memprediksi apakah pesan-
pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh komunikan atau
tidak. Bila prediksinya tepat, audiens akan dapat membaca dan menerima
tanggapannya dengan benar. Kemudian, audiens sebagai penerima pesan
akan mengantisipasi bagaimana reaksi komunikator (pengirim pesan)
dalam menyusun umpan balik, sembari tetap melakukan penyesuaian
untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi tersebut.
B. Ketepatan
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelas.
Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu
mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka
berpikir mereka. Apabila hal itu diabaikan, yang muncul adalah kesalahan
komunikasi (miscommunications).
C. Kredibilitas
Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki keyakinan dan
optimisme yang tinggi bahwa audiensnya adalah orang-orang yang dapat
dipercaya. Demikian pula, komun harus mempunyai keyakinan bahwa
7

substansi atau inti pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain benar-
benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
D. Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan
persahabatan yang baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat
berjalan lancar dan mencapai tujuannya. Seorang komunikator yang baik
juga akan menghormati dan berhasil memberi kesan yang baik kepada
audiensnya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang
dihadapi dalam komunikasi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
A. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati
B. Minimalkan Gangguan dalam Proses Komunikasi
C. Mempermudah Upaya Umpan Balik antara Pengirim dan Penerima Pesan

2.2 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)


2.2.1 Pengertian UMKM
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Pasal 1 dari UU tersebut,
dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana
diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang buka
merupakan anak perusahan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam
UU tersebut.
Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah
kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana
dimaksud dalam UU tersebut.
8

a. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp 50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan
tahunan paling besar Rp 300 juta.
b. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga maksimum
Rp 2.500.000, dan.
c. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih lebih dari
Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 100 milyar hasil penjualan tahunan di
atasRp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp 50 milyar.
Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga
pemerintahan seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS),
selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk membedakan
skala usaha antara usaha mikro,usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar.
Misalnya menurut Badan Puat Statistik (BPS), usaha mikro adalah unit usaha
dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usaha kecil antara 5 sampai 19
pekerja, dan usaha menengah dari 20 sampai dengan 99 orang. Perusahaan-
perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam kategori usaha
besar.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat
penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama
dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian
nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi
dan politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan-kegiatan usaha besar yang
semakin terpuruk, sementara UMKM serta koperasi relatif masih dapat
mempertahankan kegiatan usahanya.
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang
memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan distribusi
kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan untuk menghadapi
persaingan bebas.
9

2.2.2 Kriteria UMKM


Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki
kriteria sebagai berikut:
a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan
usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:
1Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga
ratus juta rupiah)
b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar yang memenuhi kriteria:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta`rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
10

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM


berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 5 orang samapai dengan 19 orang, sedangkan usaha
menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai
dengan 99 orang. Menurut Kementrian Keuangan, berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa
Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan
/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp.
600.000.000 atau asset (aktiva ) setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah
dan bangunan yang ditempati ). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni
dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara
lain pengrajin industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan
jasa dan yang lainnya.

2.2.3 Klasifikasi UMKM


Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain
itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi
ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro
Kecil dan Menengah yang melibatkan banyak kelompok. Berikut ini adalah
klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):
1) Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah,
yang labih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya pedagang kaki
lima.
2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3) Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima
pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
11

transformasi menjadi usaha besar (UB).

2.2.4 Peranan UMKM


Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan
peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di
negara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara maju
(NM). Di negara maju, UMKM sangat penting, tidak hanya kelompok usaha
tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar (UB),
seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi juga kontribusinya terhadap
pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar
dibandingkan kontribusi dari usaha besar.

2.2.5 Kekuatan dan Kelemahan UMKM


UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan
yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah:
a. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga
kerja patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai dengan
50% tenaga kerja yang tersedia
b. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini
terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru
c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen
sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar
d. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar
memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri
yang lainnya
e. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri kecil
mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk
mengembangkan sektor lain yang terkait.
Kelemahan, yang sering juga menjadi faktor penghambat dan
permasalahan dari Usaha Mikro terdiri dari 2 faktor:
1) Faktor Internal
12

Faktor internal, merupakan masalah klasik dari UMKM yaitu diantaranya:


a. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
b. Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Industri Kecil lebih
memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi
pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam
informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya
berfungsi sebagai tukang saja.
c. Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk
Industri Kecil.
d. Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil memanfaatkan
modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan masalah yang muncul dari pihak pengembang
dam pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan tidak tepat sasaran
tidak adanya monitoring dan program yang tumpang tindih.
13

BAB III

PEMBAHASAN (HASIL OBSERVASI)

3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara


INFORMAN INDIKATOR DAFTAR PERTANYAAN
Informasi kunci : Profil dan sejarah 1. Siapa pendiri UMKM Mie Ayam
pemilik UMKM UMKM Mie Mang Umis?
2. Tahun berapa UMKM Mie Ayam
Mie Ayam Mang Ayam Mang
Mang Umis ini didirikan?
Umis Umis 3. Bagaimana sejarah pendirian Mie
Ayam Mang Umis?
4. Dimanakah lokasi pertama UMKM
Mie Ayam Mang Umis?
5. Dimana saja cabang dari UMKM Mie
Ayam Mang Umis?
6. Bagaimana asal usul dari penamaan
UMKM Mie Ayam Mang Umis?
7. Berapa jumlah karyawan yang
dimiliki oleh UMKM Mie Ayam
Mang Umis?
8. Dimulai pukul berapa operasional
UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Strategi 1. Bagaimana upaya untuk mengenalkan
produk kepada masyarakat pada saat
ini?
2. Bagaimana perkembangan UMKM
Mie yam Mang Umis?
3. Bagaimana cara pelaku usaha agar
tetap bertahan di era sekarang dengan
banyak pesaing yang serupa?
14

Penjualan 1. Berapa omset pertahun dari UMKM


Mie Ayam Mang Umis?
2. Berapa mangkuk yang terjual perhari
oleh UMKM Mie Ayam Mang Umis?
3. Berapa harga yang ditawarkan dari
produk UMKM Mie Ayam Mang
Umis ini?
4. Bagaimanakah strategi penetapan
harga yang diterapkan untuk produk
yang ditawarkan?
5. Apa alasan pemilik usaha memilih
lokasi penjualan mie ayam?
Inovasi 1. Inovasi apa yang dilakukan UMKM
Mie Ayam Mang Umis untuk tetap
bertahan?
2. Apa saja varian menu yang dibuat
oleh UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Produk 1. Bagaimana tahap penyajian Mie
Ayam Mang Umis?
2. Kiat-kiat apa saja dalam proses
pembuatan produk Mie Ayam Mang
Umis untuk mempertahankan kualitas
produknya?
3. Apa keunggulan dari produk Mie
Ayam Mang Umis?
SWOT 1. Apa yang menjadikan kekuatan dalam
UMKM Mie Ayam Mang Umis ini?
2. Apakah ada kelemahan pada UMKM
Mie Ayam Mang Umis ini?
3. Apa saja peluang yang dapat
dimanfaatkan oleh UMKM Mie
Ayam Mang Umis ini?
4. Siapa ancaman dalam menjalankan
usaha UMKM Mie Ayam Mang Umis
ini?

3.2 Hasil Wawancara


Informan : Bapak Asep Suparman (pemilik UMKM Mie Ayam Mang Umis)
Hari/Tanggal Wawancara : Jumat, 24 Februari dan 3 Maret 2023
1. Profil dan sejarah UMKM Mie Ayam Mang Umis
15

a. Siapa pendiri UMKM Mie Ayam Mang Umis?


Jawaban :
Asep Suparman
b. Tahun berapa UMKM Mie Ayam Mang Umis ini didirikan?
Jawaban :
Pada tahun 2003
c. Bagaimana sejarah pendirian Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
Pada tahun 1999, Pak Asep tidak menjual mie ayam, melainkan menjual
es kelapa muda. Karena Pak Asep merasa dari penjualan es kelapa muda
penghasilannya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebelumnya Pak Asep memang sering membuat mie ayam dirumahnya
karena Pak Asep memang memiliki kemampuan untuk membuat mie
sendiri, tetapi mie ayam tersebut hanya dibuat untuk dikonsumsi oleh
keluarganya sendiri. Namun pada suatu hari Pak Asep membuat mie
ayam untuk keluarganya tetapi mie ayam yang ia buat terlalu banyak ia
memutuskan untuk membagikan kelebihan mie ayam tersebut kepada
tetangganya. Setelah beberapa lama mie ayam dibagikan Pak Asep
mendapatkan respon berupa pujian dari tetangganya yang mengatalan
bahwa mie ayam Pak Asep memiliki keunikan dan rasanya enak,
sehingga muncul saran agar Pak Asep untuk menjual mie ayam tersebut.
Karena mendengar tanggapan yang baik dari tetangganya Pak Asep
mendapatkan motivasi unuk berjualan mie ayam. Dari kejadian itulah
yang berlangsung pada tahun 2003 Pak Asep mulai berjualan mie ayam
yang beliau berinama mie ayam mang umis. Dengan modal awal hanya
Rp. 6 jt yang sudah mencakup gerobak, meja, kursi, alat dan bahan, dan
bahan baku pembuatan mie ayam.
d. Dimanakah lokasi pertama UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
Di Jalan Tentara Pelajar No.59 Empangsari,Kecamatan Tawang, Kota
Tasikmlaya, Jawa Barat
e. Dimana saja cabang dari UMKM Mie Ayam Mang Umis?
16

Jawaban :
Terdapat 2 Cabang, yang terletak di Jalan Riung Kuntul belakang SMAN
4 Tasikmalaya dan di kantin SMAN 5 Tasikmalaya.
f. Bagaimana asal usul dari penamaan UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
Nama Mie Ayam Mang Umis berasal dari ciri khas pemiliknya yaitu Pak
Asep yang memiliki kumis. Hal tersebut akan membuat daya tarik
produk dan produk mudah diingat.
g. Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh UMKM Mie Ayam Mang
Umis?
Jawaban :
1 orang
h. Dimulai pukul berapa operasional UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
Mie Ayam Mang Umis yang berada di Jalan Riung Kuntul belakang
SMAN 4 Tasikmalaya dan di Jalan Tentara Pelajar No.59 Empangsari,
beroperasi pada pukul 11.00 – 17.00 WIB sedangkan dikantin SMAN 5
Tasikmalaya beroperasi pada pukul 09.00 – 14.00 WIB.
2. Strategi
a. Bagaimana upaya untuk mengenalkan produk kepada masyarakat pada
saat ini?
Jawaban :
Mie Ayam Mang Umis memiliki lokasi yang strategis yaitu di sebrang
SMAN 5 Tasikmalaya sehingga banyak orang-orang yang berlalu
Lalang. Hal tersebutlah yang membuat Mie Ayam Mang Umis cepat
dikenal masyarakat. Mie ayam mang Umis juga melakukan penjualan
melalui aplikasi online seperti Gofood, Grabfood, dan Shopeefood yang
dimana hal tersebut akan mempermudah para konsumen dalam
menjangkau produk dari mie ayam mang Umis. Selain itu, Mie Ayam
Mang Umis tersedia di kantin SMAN 5 Tasikmalaya.
b. Bagaimana perkembangan UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
17

Sejak awal pendirian, Mie Ayam Mang Umis hanya memiliki satu
cabang. Namun, saat ini UMKM Mie Ayam Mang Umis sudah memiliki
2 cabang.
c. Bagaimana cara pelaku usaha agar tetap bertahan di era sekarang dengan
banyak pesaing yang serupa?
Jawaban :
Dengan mempertahankan cita rasa yang dimilikinya dan menambah
berbagai varian pada mie ayamnya.
3. Penjualan
a. Berapa omset pertahun dari UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
Di tahun 2022, Mie Ayam Mang Umis menghasilkan omset sebesar Rp.
30.000.000 per bulannya.
b. Berapa mangkuk yang terjual perhari oleh UMKM Mie Ayam Mang
Umis?
Jawaban :
Sebelum pandemi Covid 19, Mie Ayam Mang Umis bisa menjual 100
mangkok perhari. Pada saat pandemi penjualan menurun menjadi 70
mangkok perhari. Namun, saat ini penjualan Mie Ayam Mang Umis
mulai meningkat Kembali.
c. Berapa harga yang ditawarkan dari produk UMKM Mie Ayam Mang
Umis ini?
Jawaban :
Mie Ayam Mang Umis dijual dengan harga Rp 10.000 per porsi untuk
varian mie ayam biasa.
d. Bagaimanakah strategi penetapan harga yang diterapkan untuk produk
yang ditawarkan?
Jawaban :
Pak Asep menetapkan harga untuk satu porsi mie ayamnya dengan
memperhitungkan berbagai aspek, seperti bahan baku, transportasi,
kemasan, dan upah pegawai. Pak Asep juga menetapkan harga yang
18

pastinya aman di kantong pelajar dikarenakan target pasar dari penjualan


mie ayamnya adalah kepada pelajar.
e. Apa alasan pemilik usaha memilih lokasi penjualan mie ayam?
Jawaban :
Pak Asep memilih lokasi penjualan tersebut dikarenakan dekat dengan
sekolahan dan tempat les, selain itu lokasi tersebut juga berada di pinggir
jalan besar sehingga lokasi tersebut termasuk strategis.
4. Inovasi
a. Inovasi apa yang dilakukan UMKM Mie Ayam Mang Umis untuk tetap
bertahan?
Jawaban :
Mie ayam Mang Umis menambahkan beberapa varian dan topping ke
dalam menunya sebagai inovasi terbaru dalam perkembangan usaha mie
ayamnya, untuk tetap bertahan di era sekarang dengan banyaknya
pesaing penjual mie ayam lainnya.
b. Apa saja varian menu yang dibuat oleh UMKM Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
Sampai saat ini mie ayam mang umis sudah memiliki 5 varian menu
diantaranya Mie Ayam Biasa, Mie Ayam Ceker, Mie Ayam Usus, Mie
Ayam Sayap, dan Mie Ayam Ati Ampela.
5. Produk
a. Bagaimana tahap penyajian Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban :
1) Pertama, masukkan mie kedalam air yang sudah mendidih;
2) Setelah mie sudah setengah matang, masukkan sayuran ke dalam air
yang mendidih bersamaan dengan mie;
3) Sambil menunggu mie dan sawi matang, siapkan bumbu racikan ke
dalam mangkuk;
4) Tuangkan mie dan sawi yang sudah matang pada mangkuk yang
sudah berisikan racikan bumbu;
5) Dan terakhir tambahkan potongan mie ayam dan varian topping yang
diinginkan kedalam mangkuk;
19

6) Mie Ayam Mang Umis siap dihidangkan.


b. Kiat-kiat apa saja dalam proses pembuatan produk Mie Ayam Mang
Umis untuk mempertahankan kualitas produknya?
Jawaban : Kiat-kiat yag dilakukan dalam peroses pembuatan produk
yaitu dengan mempertahankan rasa atau racikan bumbu, dan tekstur mie
agar tetap stabil dan memiliki ciri khas tersendiri.
c. Apa keunggulan dari produk Mie Ayam Mang Umis?
Jawaban : Keunggulan dari produk Mie Ayam Mang Umis ini yaitu
racikan bumbu yang memiliki keunikan, dan memiliki berbagai jenis
varian topping yang bisa ditambahkan dalam mie ayam tersebut.
6. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats
a. Apa yang menjadikan kekuatan dalam UMKM Mie Ayam Mang Umis
ini?
Jawaban:
• Bumbu racikan yang dibuat berbeda dan memiliki keunikan dengan
bumbu-bumbu mie ayam pada umumnya.
• Terdapat beberapa varian menu yang tersedia.
b. Apakah ada kelemahan pada UMKM Mie Ayam Mang Umis ini?
Jawaban :
• Produk cepat basi dan tidak tahan lama
• Rasa yang cenderung membosankan
• Tidak semua orang bisa memakan mie setiap waktu.
c. Apa saja peluang yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM Mie Ayam
Mang Umis ini?
Jawaban:
• Lokasi jauh dari pedagang mie ayam yang lain
• Lokasi yang strategis dekat dengan perempatan jalan, sehingga mudah
ditemukan dan dijangkau konsumen
• Lokasi berada di seberang sekolah sehingga para siswa menjadi target
penjualan mie ayam.
d. Apa ancaman dalam menjalankan usaha UMKM Mie Ayam Mang Umis
ini?
20

Jawaban :
• Banyaknya pesaing didekat lokasi
• Persaingan harga yang lebih murah
• Mudah ditiru
• Kenaikan harga bahan baku.
21

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Orang yang berwirausaha biasanya membangun usaha dalam UMKM.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Pasal 1
dari UU terebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha
mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Salah satu contoh yang
berwirausaha yang yaitu Bapak Asep Suparman. Dengan nama usahanya Mie
Ayam Mang Umis. Penulis mendapatkan informasi mengenai usahanya melalui
metode wawancara langsung. Bapak Asep memulai usaha mie ayamnya sejak
tahun 2003. Bapak Asep memanfaatkan peluang dengan baik dengan menjalankan
usaha kecil-kecilan menngunakan gerobak dan berjualan didepan SMAN 5
Tasikmalaya. Bapak Suparman mengawali usahanya dengan menggunakan modal
sebesar Rp 6.000.000. saat ini, Pak Asep sudah memiliki 2 cabang dan memiliki
omset Rp 30.000.000 per bulan.
Maka, dapat disimpulkan bahwa wirausaha tidak harus memerlukan modal
yang banyak. Dari usaha kecilpun apabila seseorang tersebut mempunyai jiwa
telaten dan sabar maka akan menjadi bisnis yang baik.
Usaha akan terus maju apabila didalamnya ada kesabaran dan kejujuran
yang selalu ditanamkan oleh pemilik kedai. Tidak harus dengan keuntungan yang
banyak tetapi akan lebih baik sedikit demi sedikit asalkan dapat terus berjalan
hingga menuju kesuksesan nantinya.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut. Saya mengharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Adapun hal-hal yang disarankan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan pemilik Mie Ayam Mang Umis merencanakan untuk menambah
jumlah karyawan agar penjualan dapat dilakukan serentak meskipun dalam
daerah yang berbeda;
22

2. Diharapkan tempat utama dari Mie Ayam Mang Umis lebih memperhatikan
jumlah meja dan kursi agar tidak terjadi penumpukkan disaat kondisi ramai
pembeli;
3. Diharapkan kemasan yang digunakan dalam penyajian saat mie ayam di take
away tidak hanya menggunakan plastik saja melainkan menggunakan wadah
yang lebih terlihat rapi.
23

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, A. 2018. BAB II LANDASAN TEORI. Tersedia di http://repo.iain-


tulungagung.ac.id/8370/5/BAB%20II.pdf.
Purwanto, Djoko. (2019). Komunikasi Bisnis Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga.


24

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai