Anda di halaman 1dari 9

5 FENOMENA ALAM DAN FENOMENA

SOSIAL DALAM KEBERAGAMAAN

FENOMENA ALAM

1. Pertemuan Dua Air Laut Yang Tidak Menyatu

Pernahkah kalian mengetahui hal ini? Rupanya, di dalam Alquran telah dijelaskan bahwa
ada dua laut yang saling bertemu namun di antaranya memiliki batasan. Ini terjadi di
Selat Gibraltar yang menghubungkan Lautan Mediterania dan Samudera Atlantik.
Allah SWT berfirman dalam QS. A-Rahman ayat 19-22 yang artinya:

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan."

2. Api di Dasar Laut


“Demi gunung dan kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul
Ma'mur (Ka'bah) dan atap yang ditinggikan (langit), dan demi lautan yang penuh
gelombang yang di dalam tanahnya terdapat api.” Pada ayat tersebut, Allah secara
gamblang memberikan petunjuk bahwa api bisa berada dalam satu tempat dengan air.
Allah SWT berfirman dalam QS. At-Tur ayat 6 yang artinya:
"Dan laut yang di dalam tanahnya ada api."

3. Garis Edar Tata Surya

Tata surya adalah bagian dari alam semesta yang sangat luas. Bumi yang kita pijaki
adalah salah satu planet yang ada dalam tata surya.
Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari bergerak sesuai
garis edar yang telah ditetapkan. Ini juga dijelaskan di dalam Alquran Surat Al-Anbiya
ayat 33 yang artinya:

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."

4. Sungai di Dasar Laut


Sungai di bawah laut adalah fenomena alam terdapatnya sungai dengan karakteristik
air tawar di dalam laut yang kadar salinitasnya tinggi atau asin. Fenomena ini pertama
kali ditemukan oleh pakar Oceanografi asal Perancis bernama Yves Costeau.
Ini memang fenomena yang aneh. Tetapi, fenomena ini pula sudah terdapat di dalam
Alquran Surat Al-Furqan ayat 53 yang artinya:

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan
batas yang menghalangi."

5. Terbentuknya air hujan

Jauh sebelum mengenal adanya teori terbentuknya air hujan, di dalam Alquran sudah
dijelaskan lebih dulu soal ini.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 48-49 yang artinya:

"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira. Dan Sesungguhnya sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka
benar-benar telah berputus asa."
FENOMENA SOSIAL

1. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja yang terjadi dalam bentuk beragam dan terjadi juga di banyak wilayah
di Indonesia, membuatnya menjadi salah satu contoh fenomena sosial. Saat ini banyak
remaja yang sudah melakukan tindakan kriminal dan tindakan tidak terpuji. 

Seperti yang terdapat dalam surah Al Hujurat Ayat 6 :

‫ص ْيبُوْ ا قَوْ ًم ۢا بِ َجهَالَ ٍة فَتُصْ بِحُوْ ا ع َٰلى َما‬ ٌ ۢ ‫اس‬


ِ ُ‫ق بِنَبَا ٍ فَتَبَيَّنُ ْٓوا اَ ْن ت‬ ِ َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْن َج ۤا َء ُك ْم ف‬
َ‫فَ َع ْلتُ ْم ٰن ِد ِم ْين‬

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa
suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum
karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

Anehnya, kelakuan negatif seperti ini tidak hanya terjadi di suatu daerah atau satu kota
saja. Melainkan bisa di banyak daerah, dan paling tinggi adalah di kota besar. Orangtua
yang terlalu sibuk dan kurang perhatian membuat anak mudah salah bergaul dan
kemudian melakukan kenakalan remaja. 
2. Pengangguran

Tingkat pengangguran adalah persentase mereka yang ingin bekerja, namun tidak
memiliki pekerjaan. Tingkat pengangguran diperoleh melalui survei terhadap ribuan
rumah tangga. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya produk nasional bruto (PNB, GNP) dan
pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Seperti yang terdapat dalam Al Qur’an surah Az Zumar ayat 39 :

َ‫قُلْ ٰيقَوْ ِم ا ْع َملُوْ ا ع َٰلى َم َكانَتِ ُك ْم اِنِّ ْي عَا ِم ٌل ۚفَ َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ۙن‬

Katakanlah (Muhammad), “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat
(demikian). Kelak kamu akan mengetahui,

Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak
didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan
lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk
mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan
kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan
kerja (minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga,
misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain
walau sedikit saja. Pada perekonomian yang maju, sebagian besar orang yang menjadi
pengangguran memperoleh pekerjaan dalam waktu singkat. Meskipun demikian,
sebagian besar pengangguran yang diamati dalam periode tertentu dapat disebabkan oleh
sekelompok orang yang tidak bekerja untuk waktu yang lama.

3. Kemiskinan 

Kemiskinan adalah hal lumrah yang terjadi di setiap negara, bahkan di negara maju
seperti di Amerika Serikat ada banyak orang yang status ekonominya terbilang miskin.
Namun, akan menjadi fenomena sosial jika angka kemiskinan ini sangat tinggi  bahkan
terlalu tinggi.

Seperti yang terdapat dalam Al Qur’an surah Al Baqarah Ayat 61 :

‫ت ااْل َرْ ضُ ِم ۢ ْن‬ ُ ِ‫ك ي ُْخ ِرجْ لَنَا ِم َّما تُ ۢ ْنب‬ َ َّ‫ع لَنَا َرب‬ُ ‫َواِ ْذ قُ ْلتُ ْم ٰي ُموْ ٰسى لَ ْن نَّصْ بِ َر ع َٰلى طَ َع ٍام َّوا ِح ٍد فَا ْد‬
ۗ ‫ال اَتَ ْستَ ْب ِدلُوْ نَ الَّ ِذيْ هُ َو اَ ْد ٰنى بِالَّ ِذيْ هُ َو َخ ْي ٌر‬ َ َ‫صلِهَا ۗ ق‬ َ َ‫بَ ْقلِهَا َوقِثَّ ۤا ِٕىهَا َوفُوْ ِمهَا َو َعد َِسهَا َوب‬
ۗ ِ ‫ب ِّمنَ هّٰللا‬ ٍ ‫ض‬ َ ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ال ِّذلَّةُ َو ْال َم ْس َكنَةُ َوبَ ۤاءُوْ بِ َغ‬ ِ ‫اِ ْهبِطُوْ ا ِمصْ رًا فَا ِ َّن لَ ُك ْم َّما َسا َ ْلتُ ْم ۗ َوض‬
ْ َ‫ُرب‬
‫صوْ ا َّو َكانُوْ ا‬َ ‫ك بِ َما َع‬ ِّ ‫ت هّٰللا ِ َويَ ْقتُلُوْ نَ النَّبِ ٖيّنَ بِ َغي ِْر ْال َح‬
َ ِ‫ق ۗ ٰذل‬ ِ ‫ك بِاَنَّهُ ْم َكانُوْ ا يَ ْكفُرُوْ نَ بِ ٰا ٰي‬
َ ِ‫ٰذل‬
َ‫ࣖ يَ ْعتَ ُدوْ ن‬

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan)
dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami,
agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun,
bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu
meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu
kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa
kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal
itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa
hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui
batas.

Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya misalnya rendahnya tingkat pendidikan,
sehingga banyak yang memperoleh gaji rendah. Keluarga mereka pun kemudian jatuh
dalam lingkaran setan kemiskinan yang diwariskan turun-temurun. 

4. Korupsi 

Contoh fenomena sosial yang banyak sekali di Indonesia sekarang ini adalah korupsi,
biasanya dilakukan banyak orang di dalam suatu sistem besar. Misalnya di pemerintahan
Indonesia, dimana banyak lembaga menjadi sarang bagi para koruptor untuk tumbuh dan
semakin makmur. 

Seperti yang terdapat dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 188 :

‫ْأ‬ ِ َ‫َواَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬


ِ َّ‫اط ِل َوتُ ْدلُوْ ا بِهَٓا اِلَى ْال ُح َّك ِام لِتَ ُكلُوْ ا فَ ِر ْيقًا ِّم ْن اَ ْم َوا ِل الن‬
‫اس‬
َ‫ࣖ بِااْل ِ ْث ِم َواَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu
menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan
sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.

Angka korupsi di Indonesia sangat tinggi dan membuat KPK memiliki daftar panjang
tersangka diduga koruptor. Selain itu banyak juga yang sudah dijebloskan ke penjara dan
dimiskinkan setelah terbukti melakukan korupsi. 

3. Disorganisasi Keluarga 

Fenomena sosial juga bisa berupa disorganisasi keluarga yakni terpecah-belahnya sebuah
keluarga. Bisa karena perceraian, dimana angka perceraian sangat tinggi dan dipicu oleh
banyak faktor. 

Melalui sejumlah contoh fenomena sosial tersebut tentunya memiliki gambaran lebih
pasti mengenai hal-hal apa saja yang masuk kategori fenomena sosial. Meskipun tidak
semua fenomena sosial berdampak buruk.

seperti yang terdapat dalam Al Qur’an surah Sad Ayat 64 :

ِ َّ‫ص ُم اَ ْه ِل الن‬
‫ار‬ َ ِ‫ࣖ اِ َّن ٰذل‬
ٌّ ‫ك لَ َح‬
ُ ‫ق تَ َخا‬

Sungguh, yang demikian benar-benar terjadi, (yaitu) pertengkaran di antara penghuni neraka.

Namun apapun bentuk fenomena tersebut perlu ditanggapi dengan bijak. Peranan media
informasi sangat penting untuk membantu masyarakat luas bisa mengatasi dampak
negatif dari berbagai fenomena social.

Anda mungkin juga menyukai