Anda di halaman 1dari 30

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

A. PENYELENGGARAAN MAKANAN
Perencanaan Anggaran
Belanja Makanan
RS.NATAR No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
MEDIKA

15/PPI.RSNM/4/15 01 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS
Pengertian Suatu kegiatan penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan
bahan makanan bagi pasien yang dilayani.
Tujuan Tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi pasien yang
dilayani sesuai dengan standar kecukupan gizi.
Kebijakan Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administratif

Prosedur 1. Petugas gizi mengumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen
tahun sebelumnya.
2. Petugas gizi menetapkan macam dan jumlah pasien.
3. Petugas gizi mengumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar
dengan melakukan survey pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan
makanan.
4. Petugas gizi membuat standar kecukupan gizi (standar porsi) ke dalam
berat kotor.
5. Petugas gizi menghitung indeks harga makanan perorang perhari sesuai
dengan konsumen yang mendapat makan.
6. Petugas gizi menghitung anggaran belanja makanan setahun untuk
masing-masing pasien.
7. Petugas gizi melaporkan hasil perhitungan anggaran kepada pengambil
keputusan
Perencanaan Anggaran
Belanja Makanan
RS.NATAR No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
MEDIKA

15/PPI.RSNM/4/15 01 2/2

Unit yang Terkait Direktur Rumah Sakit


Kepala Instalasi Gizi
Bagian Keuangan
Perencanaan Menu

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
16/PPI.RSNM/4/15 01 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS
Pengertian Suatu kegiatan penyusunan menu yang diolah untuk untuk memenuhi selera
pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang.
Tujuan Tersedianya siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit
(misalnya 7 hari / seminggu).
Kebijakan 1. Unit gizi memiliki beberapa pilihan menu makanan untuk pasien
2. Tersedianya tim kerja unit gizi untuk membuat menu, master menu,
standar porsi
Prosedur 1. Petugas gizi membentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari
ahli gizi/dietisien, kepala masak (chief cook), dokter spesialis gizi klinik,
dll.
2. Petugas gizi mengumpulkan tanggapan / keluhan konsumen mengenai
menu dengan cara menyebarkan kuesioner.
3. Petugas gizi membuat rincinan macam dan jumlah konsumen yang akan
dilayani.
4. Petugas gizi mengumpulkan data peralatan dan perlengkapan dapur yang
tersedia.
5. Petugas gizi menyesuaikan penyusunan menu dengan macam dan jumlah
tenaga.
6. Petugas gizi memperhatikan kebiasaan makan daerah setempat, musim,
iklim, dan pasar.
7. Petugas gizi menetapkan siklus menu yang akan dipakai.
8. Petugas gizi menetapkan standar porsi.

Perencanaan Menu
No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
RS.NATAR
MEDIKA
16/PPI.RSNM/4/15 01 2/2

Prosedur 9. Petugas gizi menyusun menu dengan cara :


a. Kumpulkan berbagai jenis hidangan, kelompokkan berdasarkan jenis
makanan (kelompok lauk hewani, nabati, sayuran, buah) sehingga
memungkinkan variasi yang lebuh banyak.Susun pola menu dan master
menu yang memuat garis besar frekuensi penggunaan bahan makanan
harian dengan siklus menu yang berlaku.
b. Masukkan hidangan hewani yang serasi warna, komposisi, konsistensi
bentuk dan variasinya; kemudian lauk nabati, sayur, buah dan snack.
Unit yang Terkait Ahli Gizi
Supervisor
Pelaksanan Juru Masak
Perhitungan Kebutuhan
Bahan Makanan
RS.NATAR No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
MEDIKA

17/PPI.RSNM/4/15 01 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Kegiatan penyusunan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan
bahan makanan.
Tujuan Tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk pasien
dalam satu tahun anggaran.
Kebijakan Perhitungan kebutuhan bahan makanan mengacu pada DPMP berdasarkan
jumlah pasien
Prosedur 1. Petugas gizi menentukan jumlah pasien dengan mengacu pada DPMP.
2. Petugas gizi menentukan standar porsi tiap bahan makanan dan buat berat
kotor.
3. Petugas gizi menghitung berapa kali pemakaian bahan makanan setiap
siklus menu.
4. Petugas gizi menghitung dengan cara :

Jumlah pasien x berat kotor x kerap pemakaian

Unit yang Terkait Ahli Gizi


Supervisor
Gudang
Pemesanan dan Pembelian
Bahan Makanan
RS.NATAR No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
MEDIKA

18/PPI.RSNM/4/15 01 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Suatu kegiatan yang mengatur tentang jumlah permintaan bahan makanan
berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah pasien yang
dilayani
Tujuan Tersedianya daftar pesanan bahan makanan yang akan diolah sesuai dengan
siklus menu dan jumlah pasien serta sesuai dengan standar atau spesifikasi
yang ditetapkan.
Kebijakan 1. Unit gizi memiliki daftar pesanan bahan makanan yang disesuaikan
dengan siklus menu dan jumlah pasien
2. Unit gizi memiliki ruangan penerimaan bahan makanan baik basah
maupun kering
3. Unit gizi memiliki daftar spesifikasi bahan makanan agar bahan
makanan yang diterima sesuai kualitas mutu dan kuantitasnya
Prosedur 1. Petugas gizi merekapitulasi kebutuhan bahan makanan berdasarkan
siklus menu yang berlaku dan jumlah pasien siang kemaren
2. Petugas gizi memiliki daftar pesanan berupa rekapitulasi kebutuhan
bahan makanan dibuat dua rangkap, satu diserahkan ke supplier, satu lagi
pegangan unit gizi
3. Supplier mendatangkan bahan makanan basah setiap hari pukul 07.00
pagi dan untuk bahan makanan kering sesuai jadwal permintaan
4. Petugas gizi menyocokkan setiap barang yang masuk akan dengan daftar
pesanan yang ada diunit gizi dan spesifikasi bahan makanan
5. Petugas gizi memperhatikan kesesuaian bahan makanan basah yang
Pemesanan dan Pembelian
Bahan Makanan
RS.NATAR No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
MEDIKA

18/PPI.RSNM/4/15 01 2/2

Prosedur datang dengan menimbang.


6. Petugas gizi menyesuaikan bahan makanan kering yang datang dengan
melihat label produk dan tanggal kadaluarsa.

Unit yang Terkait Ahli Gizi


Suplier
Gudang
Penerimaan Bahan Makanan

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
19/PPI.RSNM/4/15 01 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan / penelitian, pencatatan dan
pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang
diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan.
Tujuan Tersedianya bahan makanan yang siap untuk diolah.

Kebijakan Setiap bahan makanan yang diterima dari suplier harus dicek kualitas dan
kuantitasnya, apabila tidak sesuai maka harus dikembalikan kepada suplier
Prosedur 1. Petugas gizi menerima bahan makanan dari suplier kemudian
mencocokkan dengan form pembelian bahan makanan basah dan kering
2. Petugas gizi memperhatikan kesesuaian kuantitas bahan yang diterima
dengan melakukan penimbangan dan perhitungan
3. Petugas gizi memperhatikan kesesuaian antara kualitas bahan makanan
yang diterima dengan daftar spesifikasi bahan makanan yang dimiliki
unit gizi
4. Petugas gizi menyimpan bahan makanan di gudang penyimpanan kecil
sesuai dengan jenis barang

Unit yang Terkait Ahli Gizi


Gudang
Penyimpanan Bahan Makanan Kering

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
20/PPI.RSNM/4/15 01 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
22 April 2015
Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS
Pengertian Suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara, keamanan bahan makanan
kering baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering serta
pencatatan dan pelaporannya.
Tujuan Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang
tepat sesuai dengan perencanaan.
Kebijakan 1. Unit gizi memiliki fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
persyaratan :
a. Jarak bahan makanan dengan lantai : 15 cm
b. Jarak bahan makanan dengan dinding : 5 cm
c. Jarak bahan makanan dengan langit-langit : 30 cm
2. Unit gizi memiliki tempat penyimpanan bahan makanan yang terhindar
dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus dan
hewan lainnya maupun bahan berbahaya
3. Unit gizi memiliki tempat atau wadah penyimpanan yang sesuai
dengan jenis bahan makanan (tempat tertutup, terbungkus rapat, dan tidak
berlobang
Prosedur 1. Petugas gizi mengecek bahan makanan yang memenuhi syarat, kemudian
harus segera dibawa ke ruang penyimpanan, gudang, atau ruaang
peyimpanan
2. Petugas gizi mengecek bahan makanan yang akan langsung digunakan,
setelah ditimbang dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan
setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.
Penyimpanan Bahan Makanan Kering

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
20/PPI.RSNM/4/15 01 2/2

Prosedur 3. Petugas gizi melakukan pencatatan tanggal expired bahan makanan yang
kering kedalam form penyimpanan bahan makanan kering
4. Petugas gizi memberi label tanggal masuknya bahan makanan, tanggal
kadaluarsa dan tanggal kadaluarsa setelah dibuka.
8 Petugas gizi menyimpan bahan makanan dengan memperhatikan prinsip
First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) yaitu
bahan makanan yang disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa
kadarluarsa dimanfaatkan/ digunakan lebih dahulu
9 Petugas gizi melakukan pengecekan tempat penyimpanan dilakukan
setiap shift
10 Petugas gizi melakukan pembersihan tempat penyimpanan bahan
makanan dilakukan secara periodik 1x seminggu
11 House keeping melakukan general cleanning 1 x sebulan

Unit yang Terkait Ahli Gizi


Gudang
House keeping

Penyimpanan Bahan Makanan Basah


No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
RS.NATAR
MEDIKA
21/PPI.RSNM/4/15 01 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
22 April 2015
Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS
Pengertian Suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara, keamanan bahan makanan
basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang serta pencatatan dan
pelaporannya.
Tujuan Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang
tepat sesuai dengan perencanaan.
Kebijakan 1. Suhu tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan makanan
agar tidak menjadi keras
2. Pengecekan terhadap suhu dilakukan dua kali sehari dan pembersihan
lemari es/ruangan pendingin dilakukan setiap hari
3. Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah terjadi
pengerasan
4. Semua bahan yang akan dimasukan ke lemari/ruang pendigin sebaiknya
dibungkus plastik atau kertas timah
5. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersana bahan
makanan yang tidak berbau
6. Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul diperhatikan.
Untuk buah-buahan, ada yang tidak memerlukan pendingin.
Prosedur 1. Petugas gizi mengecek bahan makanan yang memenuhi syarat, kemudian
harus segera dibawa ke ruang penyimpanan atau ruang pendingin.
2. Petugas gizi mengecek bahan makanan yang akan langsung digunakan,
setelah ditimbang dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan
setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.

Penyimpanan Bahan Makanan Basah

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
21/PPI.RSNM/4/15 01 2/3

Prosedur 3. Petugas gizi menata bahan makanan yang datang kedalam tempat, wadah,
ataupun pembungkus plastic sesuai dengan jenis bahan makanannya
4. Petugas gizi memberi label tanggal masuknya bahan makanan, tanggal
kadaluarsa dan tanggal kadaluarsa setelah dibuka.
5. Petugas gizi memperhatikan dan menyesuaikan suhu tempat penyimpanan
bahan makanan (Chiller dan Freezer) sesuai dengan jenis bahan
makanandengan ketentuan :
a. Suhu gudang kering harus kering berkisar antara 19 – 20 0
C
Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80%-90%
b. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu +10 0C
6. Nutrisi enteral rumah sakit disimpan sesuai dengan suhu gudang bahan
makanan kering
c. ASI disimpan pada suhu 2-5 0C
d. Daging, ikan, ayam dan hasil olahannya disimpan di freezer pada
suhu -20 0C - -50C
e. Telur disimpan pada suhu 5-18 0C
f. Sayuran dan buah disimpan di chiller pada suhu 5-18 0C
1 Petugas gizi menyimpan bahan makanan dengan memperhatikan prinsip
First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) yaitu
bahan makanan yang disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa
kadarluarsa dimanfaatkan/ digunakan lebih dahulu
2 Petugas gizi melakukan pengecekan tempat penyimpanan dilakukan
setiap shift
3 Petugas gizi melakukan pembersihan tempat penyimpanan bahan
makanan dilakukan secara periodik 1x seminggu
4 House keeping melakukan general cleanning 1 x sebulan

Penyimpanan Bahan Makanan Basah

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA 21/PPI.RSNM/4/15 01 3/3

Unit yang Terkait Ahli Gizi


Gudang
House keeping

Persiapan Bahan Makanan

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
22/PPI.RSNM/4/15 01 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan permintaan harian
kemudian dilakukan penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai
proses antara lain membersihkan, memotong, mengupas, mengocok,
merendam, dsb.
Tujuan Mempersiapkan bahan-bahan makanan, serta bumbu-bumbu sebelum
dilakukan kegiatan pemasakan.
Kebijakan 1. Seluruh petugas yang akan mempersiapkan bahan makanan memakai
Alat Pelindung Diri (APD)
2. Petugas melakukan persiapan bahan makanan sesuai dengan standar
porsi rumah sakit
Prosedur 1. Juru masak menggunakan APD sesuai standar
2. Juru masak mencuci tangan sebelum melakukan persiapan bahan
makanan
3. Juru masak melihat menu untuk melakukan persiapan bahan makanan
4. Juru masak melihat tanggal kadaluarsa sebelum melakukan persiapan
bahan makanan
5. Juru masak membersihkan dan memotong bahan makanan sesuai dengan
jenis bahan makanan dan standar di rumah sakit
6. Persiapan bahan makanan dilakukan dengan ketentuan :

a. Lauk hewani menggunakan pisau dan talenan berwarna merah

b. Lauk nabati menggunakan pisau dan talenan berwarna biru

Persiapan Bahan Makanan

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
22/PPI.RSNM/4/15 01 2/2
Prosedur c. Makanan jadi menggunakan pisau dan talenan berwarna putih

7. Juru masak mencuci tangan kembali setelah selesai melakukan persiapan


bahan makanan

Unit yang Terkait Ahli Gizi


Juru Masak

Pengolahan Bahan Makanan

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
23/PPI.RSNM/4/15 01 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan
yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.
Tujuan 1. Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan.
2. Meningkatkan nilai cerna.
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan, dan
penampilan.
4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahay untuk tubuh.
Kebijakan Pengolahan bahan makanan berdasarkan menu dan diit yang telah diberikan

Prosedur 1. Juru masak menggunakan APD sesuai standar


2. Juru masak mencuci tangan sebelum melakukan pengolahan bahan
makanan
3. Juru masak mengambil bahan makanan yang telah disiapkan untuk
diolah
4. Juru masak mengolah bahan makanan sesuai dengan menu yang
disajikan dan berdasarkan diit yang diberikan oleh Ahli Gizi
5. Juru masak mencuci tangan kembali setelah selesai melakukan
pengolahan bahan makanan
Unit yang Terkait Supervisor
Juru Masak

Pemorsian dan Pendistribusian Makanan

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
24/PPI.RSNM/4/15 01 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS
Pengertian Serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan
jenis makanan pasien yang dilayani (makanan biasa maupun makanan
khusus).
Tujuan Pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.

Kebijakan a. Peletakan makanan jadi pada wadah bertutup untuk kemudian


dilakukanpemorsian
b. Alat pendistribusian yang digunakan adalah trolly bertutup untuk
menghindari debu atau kontaminasi serta untuk mempertahankan suhu
makanan jadi dalam proses pendistribusian makanan disediakan
microwave disetiap pantry ruang rawat
c. Jadwal pendistribusian makanan (sarapan pukul 06.300-07.30, snack
pag ipukul 09.300-10.00, makan siang 11.30-12.30, dan makan malam
17.00-18.00)
Prosedur 1. Ahli gizi mencetak label etiket makan pasien kemudian menyerahkan ke
petugas distribusi makanan
2. Petugas gizi menggunakan APD sesuai standar saat melakukan
pemorsian
3. Petugas gizi mencuci tangan sebelum melakukan pemorsian makanan
4. Petugas distribusi gizi menyiapkan makanan yang telah jadi ke dalam
wadah bertutup untuk dibawa kemasing-masing pantry
5. Petugas distribusi makanan menata etiket makan pasien di atas baki-baki
makan yang telah disusun di dalam troli makanan

Pemorsian dan Pendistribusian Makanan

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
24/PPI.RSNM/4/15 01 2/2

Unit yang Terkait 6. Ahli Gizi melakukan pengecekan terhadap makanan yang telah disiapkan
untuk mengurangi kesalahan diet pasien
7. Petugas distribusi mendistribusikan makan pasien ke masing-masing
ruang rawat inap
8. Petugas distribusi melakukan identifikasi pasien (nama, nomor rekam
medis dan tanggal lahir) terlebih dahulu sebelum makanan sampai
ketangan pasien
9. Unit gizi dan keperawatan bekerjasama mengawasi kesalahan pemberian
diet pasien
10. Petugas gizi mencuci tangan kembali saat selesai pemorsian dan
pendistribusian makan kepada pasien

Unit terkait 1. Ahli Gizi


2. Pekarya
3. Bagian Keperawatan

Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
25/PPI.RSNM/4/15 01 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Serangkaian kegiatan pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pelayanan
makanan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan Menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan makanan dan
pengambilan keputusan pimpinan.
Kebijakan 1. Pengumpulkan laporan baik laporan harian, mingguan, bulanan, maupun
tahunan.
2. Pengolahan data kegiatan pada laporan tersebut.
3. Mengevaluasi setiap kegiatan pelayanan gizi.
Prosedur 1. Petugas gizi setiap pagi mengecek diit pasien dan ditulis di buku registrasi
2. Petugas gizi mengecek kembali apabila ada perubahan diit pasien, pasien
baru dan pasien pulang untuk laporan harian
3. Petugas gizi merekap laporan harian menjadi laporan bulanan serta
membuat pelaporan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
4. Ahli Gizi setiap bulan mengevaluasi semua petugas gizi

Unit yang Terkait Ahli gizi


Supervisor
Operator komputer

B. ASUHAN GIZI KLINIK


PERENCANAAN, PEMBERIAN, MONITORING DAN
EVALUASI TERAPI GIZI
RS.NATAR No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
MEDIKA

26/PPI.RSNM/4/15 01 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL
22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS
Pengertian Suatu kegiatan perencanaan dan pemberian nutrisi pasien sesuai dengan
kebutuhan, diagnose penyakit, dan kondisi klinis pasien
Tujuan 1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian diet pasien
2. Agar pasien memperoleh makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi penyakitnya
Kebijakan 1. Pasien dengan resiko nutrisi dikonsulkan ke Ahli Gizi untuk pengkajian
lebih lanjut, bila ternyata ada resiko nutrisi dibuat rencana terapi gizi.
2. Dokter,Perawat, Ahli Gizi dan jika diperlukan keluarga pasien bekerja
sama untuk merencanakan dan memberikan terapi nutrisi.
3. Respon pasien terhadap nutrisi dimonitor dan dicatat di rekam medis.
Prosedur 1. Ahli Gizi melakukan skrining gizi terhadap seluruh pasien di ruangan
rawat inap
2. Ahli Gizi melakukan perencanaan terapi gizi terhadap pasien yang
beresiko malnutrisi, malnutrisi, dan atau pasien dengan kondisi penyakit
tertentu
3. Ahli Gizi melakukan identifikasi dan assesmen lanjutan terhadap pasien
yang akan diberikan terapi gizi
4. Ahli Gizi mengisi formulir catatan asuhan gizi pasien
5. Ahli Gizi menentukan kebutuhan gizi menggunakan rumus :
- Dewasa
BMR = 0.95 kkal x kg BBI x 24 jam
Energi = BMR x *aktifitas (sangat ringan)
laki-laki = 1.3
*perempuan = 1.3
Untuk pasien dengankondisi koma, perhitungan energy tidak
memerlukan aktifitas
Protein = 15% dari kebutuhan energi
Lemak = 20% dari kebutuhan energi
Karbohidrat = 75% dari kebutuhan energi

- Anak-anak
Perhitungan kebutuhan gizi anak ditentukan berdasarkan usia dan
jenis kelamin
Energi = Koefisien factor umur dan jenis kelamin x BBI
Protein = Koefisien factor umur x BBI
Karbohidrat = 50% dari kebutuhan energi
Lemak cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak

- Ibu hamil dan menyusui


Diberikan penambahan energy sebesar 300 kkal (ibuhamil) dan 500
kkal (ibu menyusui)
- Kondisi penyakit tertentu :
PasienDM
*Energi = 25 kkal/ kg BBI (perempuan) dan 30 kkal/BBI (laki-laki)
Pasien dengan diit Rendah Protein
*Protein rendah = 0.6 gr/kg BBI
*Cairan dibatasi = ±500 ml
Pasien HD
*Protein tinggi = 1.2 gr/kg BBI
Pasien dengan diit TKTP
Energi = 40 kkal/kg BBI
*Protein = 2 gr/kg BBI
Pasien dengan diit Jantung dan Hati
*Protein cukup = 0.8 gr/kg BBI
MakananCair
Diberikan 30-50 ml/kg BBI
6. Ahli Gizi memberikan terapi gizi sesuai dengan kebutuhan gizi pasien
7. Ahli Gizi bekerjasama dengan Dokter Penanggungjawab Pelayanan
dalam memonitoring perkembangan kondisi penyakit pasien maksimal 3
hari setelah pemberian (berdasarkan hasil biokimia dan sisa makan
pasien)
8. Ahli Gizi melakukan monitoring pasien malnutrisi setiap hari dan
kemudian dilaporkan kepada Dokter Penanggungjawab
9. Ahli Gizi melakukan evaluasi terhadap pemberian terapi gizi yang telah
diberikan

Unit yang Terkait Rawat Inap


Konsultasi Gizi

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
27/PPI.RSNM/4/15 01 1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Suatu tata cara dalam memberikan pengetahuan tentang diit pasien dalam
upaya pencegahan maupun pengobatan dari suatu gangguan kesehatan.
Tujuan Untuk memberikan terapigizi yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya
penyembuhan dengan menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan
sehari-hari pasien.
Kebijakan 1. Rumah Sakit memberikan kesempatan bagi pasien dan keluarga
memahami tentang gizi melalui pelayanan konsultasi gizi bagi pasien.
2. Konsultasi Gizi diberikan oleh Ahli Gizi atau Dokter Spesialis Gizi
Klinik
3. Pelayanan konsultasi gizi dapat dilakukan untuk pasien Rawat Jalan dan
Rawat Inap
Prosedur 1. Ahli Gizi menerima rujukan konsultasi gizi dari dokter atau permintaan
pasien melalui perawat atau admission.
2. Ahli Gizi mempelajari Rekam medis pasien (usia, antropometri, diagnosis,
kondisi fisik dan klinis pasien, biokimia)
3. Ahli Gizi melakukan identifikasi pasien (nama, nomor rekam medis, dan
tanggal lahir pasien) yang akan diberi konsultasi gizi
Ahli Gizi memberikan konsultasi gizi kepada pasien dan keluarga pasien
diruang perawatan untuk pasien rawat inap dan di
poliklinikuntukpasienrawatjalan.
4. Ahli Gizi melakukan assessmen awal kepada pasien (antropometri dan
kondisi fisik klinis)
Konsultasi Gizi

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
27/PPI.RSNM/4/15 01 2/3

Prosedur 5. Ahli Gizi menanyakan keluhan pasien


6. Ahli Gizi melakukan recall kebiasaan makan pasien selama dirumah Ahli
Gizi menentukan status gizi pasien :
- Untuk pasien dewasa, status gizi ditentukan berdasarkan IMT
- Untuk pasien anak, status gizi ditentukan berdasarkan tabel Z-Score
- Untuk pasien ibu hamil, status gizi ditentukan berdasarkan LILA
7. Ahli Gizi menentukan kebutuhan gizi menggunakan rumus :
- Dewasa
BMR = 0.95 kkal x kg BBI x 24 jam
Energi = BMR x *aktifitas (sangat ringan)
*laki-laki = 1.3
*perempuan = 1.3
Untuk pasien dengan kondisi koma, perhitungan energi tidak
memerlukan aktifitas
Protein = 15% dari kebutuhan energi
Lemak = 20% dari kebutuhan energi
Karbohidrat = 75% dari kebutuhan energy
- Anak-anak
Perhitungan kebutuhan gizi anak ditentukan berdasarkan usia dan
jenis kelamin
Energi = Koefisien factor umur dan jenis kelamin x BBI
Protein = Koefisien factor umur x BBI
Karbohidrat = 50% dari kebutuhan energi
Lemak cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak
- Ibu hamil dan menyusui
Diberikan penambahan energy sebesar 300 kkal (ibuhamil) dan 500
kkal (ibu menyusui)
8. Ahli Gizi mengisi leaflet diit dan perencanaan menu pasien berdasarkan
Pengkajian Diagnosis Medis dan Diagnosis Gizi.
9. Ahli Gizi memberikan konsultasi gizi kepada pasien dan keluarga pasien
berdasarkan kebutuhan gizi, keluhan dan diagnose gizi pasien
menggunakan leaflet, bahan penukar dan food model
10. Ahli Gizi memberikan konsultasi gizi dengan bahasa yang mudah
dimengerti sesuai dengan tingkat pendidikan pasien dan keluarga.
11. Ahli Gizi menanyakan kembali kepada pasien dan keluarga apakah sudah
mengerti atau tidak dengan penjelasan yang diberikan
12. Ahli Gizi mengulangi kembali menjelaskan kepada pasiendan keluarga
pasien apabila belum mengerti.
13. Ahli Gizi meminta tanda tangan pasien atau keluarga pasien pada
formulir edukasi sebagai bukti bahwa pasien atau keluarga pasien
mengerti dengan apa yang telah disampaikan
14. Ahli Gizi memberikan leaflet dan bahan penukar sebagai pedoman bagi
pasien dan keluarga pasien selama di rumah
15. Ahli Gizi menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi ulang untuk
melihat perkembangan kondisi pasien
16. Ahli Gizi kemudian melaporkan hasil konsultasi gizi ke Dokter yang
memberikan rujukan melalui lembar konsul
17. Ahli Gizi mengisi buku laporan konsultasi gizi
18. Ahli Gizi memberikan bahan penuka rdan leaflet yang diisisecara manual
sesuai dengan penyakit pasien untuk pasien dengan penyakit komplikasi
19. Ahli Gizi memberikan tambahan edukasi cara pembuatan formula untuk
pasien dengan status malnutrisi atau gizi buruk
20. Ahli gizi melakukan monitoring ulang terhadap pasien dengan status gizi
malnutrisi

Unit yang Terkait Rawat Jalan dan Rawat Inap


Skrining Gizi

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
28/PPI.RSNM/4/15 01 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

22 April 2015 Dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Suatu kegiatan asuhan gizi yang dilakukanguna assesmen awal
terhadap pasien
Tujuan 1. Menilai kondisi klinis pasien dan status gizi pasien awal masuk rawa t
inap
2. Assessmen lanjutan bagi pasien-pasien yang beresiko malnutrisi dan atau
malnutrisi

Kebijakan 1. Ahligizimelakukanskrininggizikepadaseluruhpasienrawatinap minimal 1


x 24 jam.
2. Ahli gizi melakukan assesmen lanjutan untuk pasien-pasien yang
beresiko malnutrisi dan atau malnutrisi
3. Ahli gizi melakukan skrining ulang pasien-pasien dengan status gizi
baik 3-7 hari berikutnya.
4. Ahli gizi memonitoring pasien-pasien beresiko malnutrisi 1-3 hari
berikutnya
5. Ahli gizi akan memonitoring pasien-pasien malnutrisi setiap hari
Prosedur 1. Perawat menulis formulir permintaan makanan pasien sesuai dengan
hasil visite dokter
2. Perawat kemudian melaporkan diet pasien baru dan perubahan diet
pasien lama ke unit gizi
3. Ahli gizi menginput diet pasien baru dan perubahan diet pasien ke dalam
compute rmelalui sistem komputerisasi
4. Ahli gizi melakukan pengkajian gizi kepada seluruh pasien baru dan
mengisi formulir skrining yang menggunakan metode Malnutrition.
Skrining Gizi

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
MEDIKA
28/PPI.RSNM/4/15 01 2/2

Prosedur Screening Tools (MST) untuk pasien dewasa dan pasien anak
5. Ahli gizi membuat catatan asuhan gizi (NCP) apabila terdapat
masalah gizi pada pasien dengan merencanakan terapi yang akan
diberikan.
6. Ahli Gizi akan mengujungi pasien kembali jika pasien mengalami
perubahan diet sebelum hari ke-3 masa rawatan
7. Ahli Gizi akan melakukan skrining ulang kepada pasien yang tidak
memiliki masalah gizi pada hari rawat ke 7
Unit yang Terkait Rawat Inap
PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

RS.NATAR
MEDIKA No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
14/RSNM-SANITASI/04/15 00 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL

22 April 2015 dr. Uliria Desianna Silaen, MARS


Pengertian Pengendalian serangga dan tikus adalah program sanitasi rumah sakit
yang merupakan upaya untuk meminimalisasi , menekan kepadatan
dan menghilangkan semua jenis serangga dan tikus yang dapat
menularkan beberapa penyakit tertentu, merusak bahan pangan
digudang dan peralatan instalasi rumah sakit.
Tujuan Apabila serangga, tikus atau binatang pengganggu lainnya tidak
dikendalikan maka berakibat gangguan kesehatan dan menimbulkan
kerugian ekonomi.
Prosedur 1. Identifikasi vektor.
a. Nyamuk
b. Lalat
c. Rayap
d. Kecoa
e. Lipas
f. Pinjal
g. Tikus
h. Kucing/anjing.
2. Identivikasi perindukan.
a. Tempat penampungan sampah.
b. Saluran air limbah.
c. Tempat penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan.
d. Penampungan air bersih.
e. Gudang : farmasi, logistik, peralatan medis dan lain-lain
3. Pengendalian serangga.
A. Identifikasi jenis serangga
PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


RS.NATAR
14/RSNM-SANITASI/04/15 00 2/3
MEDIKA

Prosedur B. Sering dilakukan pembersihan dan perawatan rutin di tempat-tempat


yang mungkin menjadi tempat perindukan serangga.
C. Gunakan insektisida jika pertumbuhan serangga sudah membludak
dan tidak dapat dikendalikan secara mekanis dan biologis.
D. Sering dilakukan perawatan terhadap ruangan dirumah sakit.
E. Contoh insektisida antara lain : clhoradane 2,5 % atau lindane 1 %
(digunakan untuk kecoa). Disemprotkan pada celah, retakan, bagian
belakang lemari di bawah peralatan dan sejenisnya, malation dapat
digunakan sebagai insektisida kutu busuk dan nyamuk malaria.
Untuk nyamuk aedes dapat digunakan abate atau pembersihan pada
tempat penampungan air dan tempat yang dapat menimbulkan
genangan air. Bila terjadi infestasi dapat dilakukan fogging
4. Pengendalian tikus
A. Identifikasi jenis tikus
B. Penghadang fisik dan structural, rumah sakit hendaknya didesain
sedemikian mungkin, untuk tempat-tempat yang dapat menjadi
sarng tikus. Lubang-lubang di dindind, ruang kosong, ruang
buntu, sejauh mungkin ditiadakan demikian juga tumpukan
sampah dan barang bekas.
C. Ada penangan khusus untuk mengusir tikus dan bukan bersifat
untuk membunuh misalnya, penimbul bunyi frekuensi tinggi yang
tersedia untuk mengusir tikus dari ruang.
D. Harus rutin dilakukan pemeliharaan kebersihan, penampungan,
pengangkutan dan pembuangan sampah dengan benar merupakan
unsure pengendalian yang penting
PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS

RS.NATAR
MEDIKA No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
14/RSNM-SANITASI/04/15 00 3/3

Prosedur E. Penggunaan pestisida , seperti halnya serangga namun


penggunaan pestisida bukan satu-satunya jalan keluar, pestisida
digunakan jika keadaan memaksa.
Misalnya : untuk menghilangkan populasi tikus yang sudah
terbentuk disebuah bangunan contoh pestisida untuk tikus
adalah : warfarin, fumarin, dan pivol atu untuk fumigasi masal
dapat dilakukan dengan HCN.
Namun lenih dari semua itu program sanitasi/kebersihan adalah
yang terbaik dan permanena untuk mengendalikan tikus.
1. Petugas sanitasi
Unit Terkait 2. Petugas kebersihan
3. Petugas pengendalian vector
1. Indeks larva ( demam berdarah ).
2. Kepadatan lalat
Evaluasi 3. Man bitting ratio (malaria)
4. Frekuensi tindakan dan cangkupan.
5. Jumlah sarana pengendalian serangga dan tikus per jumlah area.

Anda mungkin juga menyukai