Anda di halaman 1dari 10

PEMBANGUNAN PADA MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

NAMA : Muhammad Rizki Lubis


NPM : 2204190063

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Kelayakan Proyek
B. Keahlian Pada Bidang Proyek
C. Pertanggungjawaban Dalam Menjalankan Proyek
D. Dana yang Disediakan Untuk Membangun Sebuah Proyek
E. Lokasi yang Layak Untuk Mendirikan Proyek

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah “Bahasa
Indonesia” tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW.
yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Kelayakan Dalam Membangun Manajemen Proyek” dapat
diselesaikan karena bantuan beberapa sumber. Selain itu, saya juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulisan menyadari
makalah ini masih memerlukan penyempurnaan terutama pada bagian isi.
Saya menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf. Demikian yang dapat
saya sampaikan semoga makalah “Kelayakan Dalam Membangun Manajemen Proyek” ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen proyek adalah kompetensi utama yang harus dikembangkan oleh
manajer proyek. Ruang lingkup pengetahuan manajemen proyek ini sering juga
disebut elemen manajemen proyek, yang dimana cakupan bahasan atau bidang
pengetahuannya terdapat didalam manajemen proyek itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apakah dalam membangun suatu proyek orang yang ikut serta dalam
mengerjakannya harus ahli pada bidangnya?
2. Bagaimana apabila ada seseorang yang ikut serta dalam membangun proyek
tetapi tidak bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan.?
3. Apakah dana atau biaya yang sudah disediakan cukup dalam membangun
sebuah proyek?
4. Di mana tempat yang layak untuk didirikannya suatu proyek?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bahwa dalam membangun suatu proyek orang yang ikut
serta dalam mengerjakannya harus ahli pada bidangnya.
2. Untuk mengetahui bahwa seseorang yang ikut serta dalam membangun suatu
proyek harus bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan.
3. Agar mengetahui bahwa dana atau biaya yang sudah disediakan cukup dalam
membangun sebuah proyek.
4. Untuk mengetahui dimana tempat yang layak untuk didirikannya sebuah
proyek.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Kelayakan Proyek

Ramadhani & Soepriyono (2019) menyimpulkan bahwa, analisis kelayakan proyek


merupakan penelitian yang harus mengevaluasi bahwa layak atau tidak layaknya
suatu proyek dilaksanakan. Pada suatu pembangunan harus diperhatikan pada masalah
biaya serta manfaatnya, dan itu termasuk hal yang perlu dicermati dengan baik dalam
membangun suatu proyek yang bersifat komersil.

Fauzi (2007) menyimpulkan bahwa, di mana studi kelayakan proyek merupakan


suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek berhasil didirikan, sehingga
ada suatu ungkapan yang mengatakan bahwa, “bukanlah suatu hal yang baru bagi
pedoman melainkan suatu kegiatan”. Mungkin maksud dari pernyataan tersebut
adalah dalam membangun suatu proyek bukan hanya sekedar tentang angan-angan
tetapi suatu hal yang memang harus dikerjakan apabila suatu kelayakannya sudah
terpenuhi.

B. Keahlian Pada Bidang Proyek

Ramadhani & Soepriyono (2019) menyimpulkan bahwa, untuk membangun suatu


proyek, dalam hal ini seorang developer atau yang ahli dalam bidangnya harus
bertanggung jawab atas tugasnya dan bisa memberikan masukan bagi pengembang,
karena dibutuhkan demi pengembangan proyek selanjutnya.

Nugraha, Armawi & Martono (2016) menyimpulkan bahwa, pada proses


pembangunan proyek juga dibutuhkan proses kegiatan yang melibatkan sumber
dayanya, yang dimana selain bahan dan yang lainnya, tata kerja dan tenaga kerja yang
ahli sesuai dengan bidangnya juga dibutuhkan demi keberhasilan proyek yang sedang
dijalankan.

Fauzi (2007) menyimpulkan bahwa, untuk membangun suatu proyek seorang


pemilik proyek tersebut harus menyiapkan data yang valid terlebih dahulu, mulai dari
waktu, biaya, maupun tenaga kerja yang pasti harus ahli pada bidangnya demi
kelancaran dijalankannya suatu proyek.

Wior, Mandagi & Tjakra (2015) menyimpulkan bahwa, dalam membangun sebuah
proyek diperlukan suatu rangkaian aktivitas yang menggunakan sumber dana dan
tenaga kerja yang ahli sesuai dengan bidangnya demi mendapatkan manfaat dan hasil
yang memuaskan di masa yang akan datang nantinya.

C. Pertanggungjawaban Dalam Menjalankan Proyek

Ramadhani & Soepriyono (2019) menyimpulkan bahwa, dalam membangun suatu


proyek untuk peningkatan kualitas suatu proyek maka harus menggunakan material-
material yang sesuai dengan SNI. Karena terkadang adanya orang yang tidak
bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan sehingga orang tersebut
menggunakan material yang dibawa standar demi keuntungan pribadi.

Nugraha, Armawi & Martono (2016) menyimpulkan bahwa, untuk membangun


suatu proyek harus diperhatikan pada sumber dayanya yang dimana harus dikelola
secara optimal oleh orang yang telah diberikan tanggung jawab, karena
penggunaannya merupakan bagian dari strategi pembangunan agar dapat meraih
keuntungan pada proyek itu sendiri nantinya.

Fauzi (2007) menyimpulkan bahwa, mutu dari suatu proyek adalah produk atau
hasil kegiatannya harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Dan hal tersebut
merupakan tanggung jawab dari seseorang yang telah diberikan kepercayaan oleh
atasannya.

D. Dana yang Disediakan Untuk Membangun Sebuah Proyek

Ramadhani & Soe priyono (2019) menyimpulkan bahwa, untuk membangun suatu
proyek selain melihat dari kebutuhan sumber dayanya yang lain harus juga
diperhatikan dalam bentuk finansialnya atau pengeluaran keuangan pada dananya
baik itu masih kurang atau sudah cukup demi kelancaran dalam proses pembangunan
proyek yang akan segera di jalankan.

Hasanuddin (2012) dalam Nugraha, Armawi & Martono (2016) menyimpulkan


bahwa, untuk membangun sebuah proyek sebelumnya harus diteliti pada sumber daya
manusianya serta pengeluaran tentang keuangannya.
Fauzi (2007) menyimpulkan bahwa, sebelum membangun sebuah proyek biayanya
harus diteliti terlebih dahulu agar tidak melebihi anggarannya. Karena jumlah biaya
yang dikeluarkan harus sesuai dengan keperluan proyek itu sendiri.

Wior, Mandagi & Tjakra (2015) menyimpulkan bahwa, dalam pengambilan


keputusan pada investasi proyek harus didasarkan dengan kelayakan finansialnya
yang cukup besar. Hal itu bertujuan agar pengerjaan dalam mendirikan proyek tidak
berhenti di tengah jalan nantinya.

E. Lokasi yang Layak Untuk Mendirikan Proyek

Ramadhani & Soepriyono (2019) menyimpulkan bahwa, saat ini telah banyak
proyek dengan berbagai pilihan yang di mana lokasi dalam membangun suatu proyek
terdapat beberapa keputusan dalam pemilihan penempatannya, yaitu dari lokasi yang
baik (strategis), lingkungannya, nilai ekonomis atau menentukan pengeluaran dana
penggunaan barang maupun waktu, dan sebaiknya membangun suatu proyek itu yang
tidak jauh dari transportasi umum.

Nugraha Armawi & Martono (2016) menyimpulkan bahwa, untuk membangun


suatu proyek terdapat proses pembangunan yang di mana selain melibatkan sumber
dayanya, area pembangunan juga butuh diteliti dalam proses kegiatannya yaitu
termasuk lokasi yang layak untuk membangun sebuah proyek.

Wior, Mandagi & Tjakra (2015) menyimpulkan bahwa, dalam investasi proyek
harus menanamkan upaya pada faktor produksi proyek mengenai lokasi yang layak,
mau itu dalam jangka waktu menengah ataupun dalam jangka waktu yang panjang.
 10 pertanyaan wawancara

1. Apakah dalam membangun suatu proyek diperlukan waktu yang singkat?


2. Apakah dalam membangun proyek harus memerlukan tenaga kerja dari
banyak pekerja?
3. Bagaimana jika ada orang yang ikut serta dalam pengerjaan proyek tetapi
tidak ahli pada bidangnya?
4. Apa penyebab tidak layaknya suatu proyek didirikan?
5. Apa yang akan terjadi apabila suatu proyek didirikan tidak sesuai dengan
lokasi yang layak?
6. Apakah sebelum membangun suatu proyek kita harus memikirkan keuntungan
yang harus didapatkan nantinya?
7. Bagaimana apabila dana yang disediakan tidak cukup untuk membangun suatu
proyek?
8. Bagaimana apabila dengan berjalannya waktu orang lain sudah tidak tertarik
lagi dengan proyek yang kita jalankan?
9. Apa yang terjadi apabila pengerjaan dalam membangun suatu proyek telah
melebihi jadwal atau waktu yang telah ditentukan?
10. Apa yang terjadi apabila suatu proyek hanya menguntungkan di satu sisi saja?

 Jawaban dari 10 pertanyaan wawancara

1. Dalam membangun suatu proyek sebaiknya memang memerlukan waktu yang


singkat. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dipaksakan demi mencapai
bangunan yang layak nantinya.
2. Dalam membangun suatu proyek memerlukan tenaga kerja yang sewajarnya
saja. Hal tersebut dapat dilihat dari rumit atau tidaknya suatu proyek yang
akan dibangun. Karena, jika kita memakai pekerja yang lebih banyak sudah
pasti akan memerlukan pengeluaran dana yang cukup besar.
3. Hal tersebut bisa menjadikan tertundanya proses pembangunan proyek, karena
dalam menjalankan suatu proyek tidak boleh ditangani oleh orang yang tidak
ahli dalam bidangnya karena hal tersebut bisa merugikan proyek itu sendiri.
4. Penyebab tidak layaknya suatu proyek didirikan dapat dilihat dari
ketidaksiapan nya proyek itu sendiri. Contohnya dari dana yang tidak cukup,
lokasi yang belum jelas keberadaannya, ataupun belum ditentukannya waktu
dalam pengerjaannya.
5. Apabila suatu proyek didirikan tidak sesuai dengan lokasi yang layak akan
menimbulkan kerugian pada proyek itu sendiri nantinya. Karena apabila kita
membangun suatu proyek di suatu lokasi yang tidak memungkinkan, maka
akan terjadi terhambatnya kemajuan pada proyek itu sendiri sehingga kurang
dalam mendapatkan keuntungannya.
6. Ya, sebelum membangun suatu proyek kita harus memikirkan keuntungan
yang harus didapatkan nantinya demi kemajuan proyek itu sendiri.

7. Apabila dana yang disediakan tidak cukup untuk membangun suatu proyek,
maka proyek tersebut tidak layak untuk dilanjutkan dalam arti harus
dihentikan pada proses pengerjaannya sementara sampai tercukupinya dana
yang diperlukan dalam membangun suatu proyek.

8. Apabila dengan berjalannya waktu orang lain sudah tidak tertarik lagi dengan
proyek yang kita jalankan maka dari itu kita perlu lebih meningkatkan kualitas
dari proyek itu tersebut. Contohnya ditingkatkan pada kebersihannya,
ketertibannya, di tingkatkan lagi pada pelayanannya dan yang lainnya.

9. Apabila pengerjaan dalam membangun suatu proyek telah melebihi jadwal


atau waktu yang telah ditentukan maka hal tersebut dapat merugikan proyek
itu sendiri, karena dengan bertambahnya waktu dalam pengerjaan sudah jelas
akan mengeluarkan dana yang cukup besar.

10. Suatu proyek dikatakan tidak layak apabila suatu proyek tersebut hanya
menguntungkan disatu sisi saja, karena hal tersebut bisa menjadikan
terhambatnya keuntungan pada proyek nantinya.
BAB III
KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahwa suatu proyek bisa berjalan sesuai
dengan kelayakannya, yang di mana kelayakan tersebut sangat perlu diperhatikan dalam
membangun suatu proyek, mau itu dalam keahliannya, dana atau biayanya, maupun tempat
atau lokasi yang tepat untuk mendirikan suatu proyek. Apabila hal tersebut belum terpenuhi
maka proyek tersebut belum layak untuk dibangun dan sebaiknya ditunda dulu.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin, Tubagus, 2012, “Pemenuhan Alutsista dan Kemandirian Industri


Pertahanan”, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai