Makalah 5
Makalah 5
Disusun oleh :
P17334120047
D3 – 3B
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Profesi dan Hukum Kesehatan ini. Dalam Makalah tersebut penulis membahas
Tidak lupa penulis pun menyampaikan terima kasih kepada dosen mata
mata kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan yaitu Bapak Entuy Kurniawan,
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
menyelesaikannya dengan baik. Selain itu, penulis pun menyadari bahwa makalah
ini masih terdapat kekurangan. Maka dengan kerendahan hati, penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................4
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
terpenuhi dengan baik dan maksimal. Hal ini berkaitan erat dengan fakta
bahwa aspek kesehatan masyarakat adalah bagian dari tolok ukur bagi
cukup dinilai dari keadaan kesehatan masyarakatnya saja, akan tetapi juga
tersedia dan diberikan serta bagaimana kualitas dari sistem dari tindakan
medis yang diberikan. Ketiga hal tersebut menjadi penentu apakah suatu
tindakan medis yang dibutuhkan dan sesuai dengan standar kesehatan yang
telah ditetapkan.
kebutuhan layanan kesehatan sebagai salah satu bagian dari haknya sebagai
1
2
kebutuhan kesehatan secara mendasar sesuai prinsip, standar dan aturan yang
berlaku. Dalam hal ini, layanan merupakan suatu aksi yang diberikan baik
menjadi faktor utama yang menentukan kualitas kinerja tenaga medis dan
Malpraktik pada dasarnya berasal dari kata “mala” yang berarti salah
arti kata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Malpraktik atau disebut
yang salah dan tidak seharusnya dilakukan. Jika dikaji dari sudut pandang
medis oleh seorang tenaga medis atau dokter kepada pasiennya dengan cara
medis yang dilakukan oleh dokter maupun tenaga medis serta sebagai bentuk
2.1. Tujuan
laboratorium.
1.1. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
buruk. Sedang kata “practice” berarti suatu tindakan atau praktik. Dengan
tidak masuk akal dalam tugas profesional atau peradilan, kejahatan atau
tindakan ilegal atau tidak bermoral dari seorang ahli, kurangnya keterampilan
tanggung jawab hukumnya, praktik yang salah atau ilegal atau perilaku tidak
cara mengobati yang salah atau tindakan tidak benar dan tidak sesuai dengan
4
medik. Menurut Gonzales dalam bukunya Legal Medical Pathology and
Toxicology
5
5
penyedia jasa kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik dalam hal
salah tindak rasa sakit, luka, cacat, kerusakan tubuh, kematian dan kerugian
kelalaian (negligence) yang ditujukan pada seseorang yang telah terlatih atau
terdapat unsur ke-lalaian, dapat juga karena adanya kesengajaan. Jika dilihat
lebih luas daripada negligence karena selain mencakup arti kelalaian, istilah
kesengajaan tersirat ada motif (mens rea, guilty mind), sedangkan arti
hati-hati, acuh tak acuh, sembrono, tak peduli terhadap kepentingan orang
lain, namun akibat yang timbul memang bukanlah menjadi tujuannya. Harus
sebenarnya tidak diinginkan oleh tenaga medis itu sendiri, serta kurangnya
beberapa hal mendasar yang harus dipenuhi agar unsur kelalaian tersebut
7
dapat terjadi, seperti perbuatan atau kelalaian terhadap sesuatu yang harus
ada juga unsur melawan hukum, seperti adanya kesengajaan dan unsur
kelalaian, dan tidak ada alasan untuk membenarkan atau memaafkan, seperti
bentuk, yaitu:
terlambat melaksanakannya;
dilakukan
mengalami cacat akibat dokter atau tenaga kesehatan lainnya kurang hati-
atau ijin praktek, melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan lisensi
9
atau ijinnya, menjalankan praktik dengan ijin yang sudah kadaluarsa, dan
Tahun 2009 berbunyi “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
yang berbunyi: “Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
keadaan darurat.
dari salah satu hasil pemeriksaan laboratorium salah seorang pasien di klinik
terdapat kaitannya sama sekali dengan upaya diagnosis untuk keputihan pada
maka dokter akan menyarankan pemeriksaan sekret vagina dan Pap smear,
pada kasus tertentu perlu dilanjutkan biakan kuman dan uji resistensi.
Pengambilan sekret vagina dilakukan dengan cara Vagina swab, yang mana
kemudian ditambahkan cairan fisiologis lalu ditunggu selama 4-5 menit. Swab
vagina atau pemeriksaan apus vagina artinya mengambil sediaan seperti lendir
dasarnya hasil pemeriksaan WBC atau singkatan dari White Blood Cell
artinya sel darah putih, tetapi pada kertas tersebut menyatakan sel putih saja
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kerancuan. Begitu pun pada kolom
kelima mengenai RBC (Red Blood Cell) yang mana seharusnya pemeriksaan
ini merujuk pada hasil pemeriksaan darah, dan dalam kertas tersebut
menyebutkan bahwa RBC diartikan sebagai sel merah. Pada kolom keempat
12
disebutkan macam bakteri sedikit, yang mana seharusnya istilah banyak atau
melihat jumlah keputihan apakah banyak atau sedikit. Sementara untuk jenis
tersebut adalah dr. Avri, sementara menurut sumber ternyata avri ini bukan
seorang dokter melainkan seorang analis kesehatan. Selain itu, jika benar Avri
seorang analis kesehatan pun masih dipertanyakan apakah avri ini benar-benar
seorang analis dan atau dokter. Pada kolom ketujuh disebutkan sel nanah, hal
ini menimbulkan banyak pertanyaan, apakah sel nanah tersebut sel darah
putih, pada dasarnya, sel nanah disebut demikian karena nanah tersebut
terbentuk dari sel darah putih yang mati ketika melawan bakteri/kuman.
Dr. Suardi selaku Kadis Kesehatan Loteng. Kemudian Ms. H. Muslim Tasim,
Muda), Sudarman, dan Asih Trisnawati. Beberapa hal yang tidak memenuhi
adalah tenaga yang tidak berkompeten dibidang tersebut. Sedangkan MoU antara
Meningitis.
paru yang mana seharusnya perlu mendapat penanganan berupa kemoterapi yang
mendapatkan kemoterapi tetapi hal itu sudah terlambat. insiden Jean tersebut
permasalahannya. Dr. Amy Roy dipanggil untuk menjadi saksi atas kesalahan
tersebut.
kasus penggunaan kembali alat tes cepat antigen Covid-19 bekas oleh
Polda Sumut pun menggeledah kantor itu dan menemukan banyak alat tes antigen
bekas pakai yang dikemas kembali. Setelah diusut ternyata petugas laboratorium
15
Kimia Farma mencuci, mengemas, dan menggunakan kembali alat tes Covid-19
bekas pakai tersebut. Tindakan yang dilakukan petugas tersebut sangat merugikan
Agung menyatakan bahwa mereka hanya melakukan validasi terhadap hasil yang
tes cepat di bandara merupakan titik penting untuk mencegah orang yang
negatif palsu dari tes cepat ini sangat merugikan upaya pencegahan penularan
Covid-19, apalagi penggunaan alat pengambil sampel bekas pakai juga bisa
tujuh orang yang ditangkap polisi yang terdiri dari lima petugas laboratorium
Kimia Farma Jalan RA Kartini, Medan, yakni manajer bisnis merangkap kepala
klinik illegal bernama WIN Academy yang tidak memiliki izin operasional dan
bawah umur sebagai petugasnya. Selain itu, laboratorium tersebut pula tidak
mempunyai dokter yang sudah memiliki izin serta tidak memiliki tenaga
tersebut. Inspeksi yang dipimpin Kepala Seksi (Kasi) Hukum dan Sumber Daya
penyalahgunaan aturan. Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, dr. Royke
yang dilakukan bukan di klinik resmi tetapi dari rumah kerumah. Beliau
sembarang tempat karena terkait dengan aturan dari Kemenkes melalui Peraturan
Menteri Kesehatan No. 411 tahun 2010 tentang laboratorium klinik, “Sesuai
aturan harusnya pengambilan sampel darah itu harus di tempat yang sudah
aturan.”
17
BAB III
1.1. Kesimpulan
jaminan hukum bagi kepastian hukum guna terciptanya cita-cita hukum yaitu
sehingga setiap perbuatan malpraktek yang dilakukan oleh staf akan dimintai
atau kode etik tenaga kesehatan dilakukan ketika pasien menerima tindakan
cukup besar pada tubuh pasien. Hal ini juga dapat menimbulkan berbagai
macam tanggapan yang kurang baik dari masyarakat umum, yang dapat
1.2. Saran
masyarakat tidak keluar dari aturan yang berlaku sehingga stigma masyarakat
17
DAFTAR PUSTAKA
Al, S. et. (2016). Analisis Putusan Sanksi Perdata Malpraktek Sebagai Bentuk
pertanggungjawaban Perlindungan Konsumen (Studi kasus Mahkamah Agung
Nomor : 515 PK/Pdt/2011). Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 1(1).
Heryanto, B. (2010). Malpraktik Dokter Dalam Perspektif Hukum. Jurnal Dinamika
Hukum, 10(2), 183–191. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2010.10.2.151
Mantiri, Y. david. (2019). Pertanggungjawaban Perdata Tenaga Medis Terhadap
Kasus Malpraktik Ditinjau Dari Sudut Pandang Medicolegal. Lex Privatum,
7(7), 1–11.
Sadino, S., & Rahmatullah, I. A. (2021). Analisis Putusan Sanksi Perdata Malpraktek
Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perlindungan Konsumen (Studi Kasus
Putusan Mahkamah Agung Nomor : 515 PK/Pdt/2011). Jurnal Magister Ilmu
Hukum, 1(1), 8. https://doi.org/10.36722/jmih.v1i1.727
18