Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE.

1
Kode MK : IDIK4012 NIM : 858911948

Nama MK : Manajemen Berbasis Sekolah NAMA : SEFIA KHUSNUL KHOTIMAH

Prodi/Semester : SI-PGSD/4A Pokjar : UMBULSARI

N URAIAN SOAL SKOR SUMBER


O

1 Dari berbagai sumber yang telah anda pelajari, tunjukkan beberapa 20 BMP
karakteristik dasar Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) dan IDIK4012
jelaskan maing-masing ! Modul 1 KB.1

2 Pada devinisi MBS menurut Sisdiknas lebih singkat dan sederhana 20 BMP
mamun perlu penafsiran yang benar , maka diperlukan rambu – IDIK4012
rambu , sebutkan rambu rambu yang dimaksud ! Modul 1 KB.2

3 Jelaskan penerapan MBS sebagai proses pemberdayaan sekolah , 20 BMP


sekaligus beri contohnya ! IDIK4012
Modul 2 KB.1
4 Di Indonesia pendidikan karakter bangsa sebenarnya telah 20 BMP
berlangsung lama, jauh sebelum Indonesia merdeka. Ki Hajar IDIK4012
Dewantoro sebagai Pahlawan Pendidikan Nasional memiliki Modul 2 KB.2
pandangan tentang pendidikan karakter sebagai azas Taman
Siswa 1922. Sebutkan azas azas/ prinsip-prinsip Taman Siswa !

5 Apa implikasi nyata Manajemen Berbasis Sekolah di lembaga 20 BMP


pendidikan ? IDIK4012
Modul 2 KB.2

JAWABAN

1. Karakter dasar MBS sebagai berikut :


a. Pemberian otonomi luas kepada sekolah.
MBS memberikan otonomi luas kepada sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab untuk
menegelola sumber daya dan pengembangan strategi sesuai dengan kondisi setempat.sekolah diberi
kewenangan untuk mengembangkan program dan kurikulum dan juga diberi kewenangan menggali
dan mengelola sumber dana sesuai prioritas kebutuhan.
Melalui otonomi yang luas , sekolah dapat meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan
menawarkan partisipasi aktif dalam pengfambilan keputusan dan tanggung jawab yang diambil secara
proporsional,dan professional.
b. Tingginya partisipasi masyarakat dan orang tua.
Dalam MBS, pelaksanaan program-program sekolah didukung oleh tingginya partisipasi masyarakat
dan orang tua peserta didik. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk memberikan
bantuan, dan pemikiran,serta menjadi naras umber pada berbagai kegiatan peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah.
c. Kepemimpinan yang demokratis dan professional.
Dalam MBS, pelaksanaan program-program sekolah didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah
yang demokratis dan professional. Kepala sekolah dan guru sebagai actor utama program sekolah
merupakan figure yang memiliki kemampuan dan integritas professional.guru-guru yang direkrut oleh
sekolah adalah pendidik professional dalam bidangnya masing-masing sehingga memberikan
kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.
d. tim kerja yang kompak dan transparan.
Dalam MBS, keberhasilan program sekolah didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan
dari berbagai pihak yang terlibat dalam Pendidikan . dalam pelaksanaan program misalnya, pihak -
pihak terkait bekerja sama seara professional untuk mencapai tujuan – tujuan atau target yang
disepakati Bersama. Dalam mbs yang utuh kekuasaan yang dimiliki sekolah, terutama mencakup
pengambilan keputusan tentang manajemen kurikulum pembelajara, dll.

Empat factor penting yang perlu diperhatikan dalam implementasi MBS , yakni kekuasaan,
pengetahuan dan keterampilan, system informasi, serta system penghargaan ( depdiknas , 2002 )
a. kekuasaan yang dimiliki sekolah.
Kepala sekolah memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengambil keputusan berkaitan
dengan kebijakan dibandingkan dengan siste, manajemen Pendidikan yang dikontrol oleh pusat.
b. Pengetahuan dan keterampilan.
Kepala sejkolah beserta seluruh warganya harus menjadi “ learning person “ yang senantiasa
belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan ketarampilan secara terus menerus.
c. System informasi yang jelas
Sekolah yang melaksanakan MBS perlu memiliki onformasi yang jelas tentang program yang
netral dan taransparan karena informasi tersebut seseorang akan mengetahui kondisi sekolah .
misalnya : melalui pengelolaan pangkalan data secara online, yang dapat dilihat oleh semua pihak
sehingga setiap orang dapat mengetahui informasi sekolah.

2. Dalam kerangka inilah perlunya diterapkan dan dikembangkan manajemen berbasis sekolah , dengan
rambu sebagai berikut :
a. Kebijakan dan peraturan yang berlaku.
Kebijakan dapat berupa kebijakan ansioanal ,provinsi , kanbupaten / kota yang berhubungan dengan
pengelolaan sekolah dan tidak bertentangan dengan UU sisdiknas yang berlaku. Dalam implemnetasi
MBS , kurikulum sekolah harus taat terhadap apa yang diatur dalam pasal mengenai kurikulum
beserta pedoman pelaksanaan nya . demikian halnya maslah penilaian , akreditasi dan tenaga
kependidikan , semuanya ada aturan dan pedoman pelaksanaanya.
Berkaitan dengan sisdiknas, ada pedoman yang dikeluarkan oleh kemendikbud dan kemenag , ada
yang dikeluarkan pemerintah provinsi , kabupatem kota.
Dalam MBS, tanggung jawab sekolah menjadi lebih besar karena akan ditagih hasil kerjanya.
Sehubungan dengan kewenangan yang dimilliki . rumusan MBS dalam UU no. 20 tahun 2003 tampak
sederhana namun diatur oleh pasal -pasal lain.
Larena sisidiknas harus dilaksanakan secara utuh , tidak boleh sepotong.
b. Parameter idealisme.
Yang berupa harapan harapan semua stakeholder yang berkepentingan terhadap keberhasilan
Pendidikan untuk melaksanakan berbagai fungsinya.
Jika parameter pertama bersifat normative , maka parameter kedua bersifat relative. Artinya bahwa
MBS dinilai dari kemampuan sekolah dalam memnuhi harapan para stakeholders . harapan para stake
holder adalah tujuan.

3. Manajmen berbasis sekolah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu
dan kemandirian sekolah. Dengam MBS dapat diharapkan para kepala sekolah dan guru dan personel lain
di sekolah serta masyarakat setempat dapat melaksanakan Pendidikan seseuai dengan perkembangan
zaman.
Cook dan macaulay ( 1997) memberikan definisi pemberdayan sebagai “ alat penting untuk memperbaiki
kinerja organisasi melalui pemyebaran pembuatan keputusan dan tanggung jawab.
MBS sebagai proses pemeberdayaan sekolah dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja sekolah agar dapat
mencapai tujuan secara optimal, efektif dan efisien. Pada sisi lain, untuk meberdayakan se,olah harus
pula ditempuh upaya – upaya memberdayakan peserta didik dan masyarakat , di samping mengubah
paradigma Pendidikan yang dimiliki oleh para guru dan kepala sekolah.
MBS sebagai proses pemberdayaan sekolah merupakan cara untuk membangkitkan kemauan dan
potensi peserta didik agar memiliki kemampuan mengontrol diri dan lingkungannya untuk dimanfaatkan
bagi kepentingan peningkatan kesejahteraan seluruh warga sekolah.
Pada dasarnya pemberdayaan sekolah terjadi melalui beberapa tahapan.
Pertama, warga sekolah mengembangkan sebuah kesadaran awal untuk dapat melakukan Tindakan
meningkatakan kehidupannya menuju lebih baik lagi.
Kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan
kepercayaan diri.

Contoh MBS sebagai proses pemberdayaan dapat dilihat dari kegiatan – kegiatan sekolah sebagai berikut:
a. Menyusun kelompok guru sesuai bidang keahlian amsing-masing.
b. Mengidentifikais dan membentuk kelompok-kelompok peserta didik sekolah sesuai dengan bakat dan
minatnya .
c. Membentuk komite sekolah yang terdiri dari unsur sekolah, unsur masyarakat, dengan melibatkan
pemerintahan daerah.
d. Mendukung kegiatan kelompok yang suadah berjalan.
e. Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan sekolah dan masyarakat .
f. Melakukan refleksi Bersama tentang prestasi yang diacapai dan kemajuan sekolah.
g. Menyelemggarakan sebuah loka larya untuk evaluasi dan tindak lanjut.
h. Memilih dan melatih guru dan warga sekolah yang terlibat secara langsung dalam implementasi
manajemen berbasis sekolah.

Untuk dapat memahami dan menerapkan MBS sebagai proses pemberdayaan sekolah terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.
a. Pemberdayaan berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk
memegang control atas diri dan lingkunganya.
b. Adanya kesamaan dan kesepadanan kedudukan dalam hubungan kerja.
c. Menggunakan pendepatan partisipatif.
d. Pendidikan untuk keadilan.

4. Sekolah taman siswa memiliki tujuh prinsip sebagai berikut :


a. Hak seseorang untuk mengatur diri sendiri dengan tujuan tertibnya persatuan dalam kehidupan
umum.
b. Pengajaran berarti mendidik anak agar merdeka batinnya, pikirannya, dan tenaganya.
c. Pendidikan harus elaras dengan kehidupan
d. Kultur sendiri yang selaras dengan kodrat harus dapat memberi kedamaian hidup.
e. Harus bekerja menurut kekuatan sendiri.
f. Perlu hidup dengan berdiri sendiri.
g. Dengan tidak terukat , lahir batin dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik.

Dalam asas Pendidikan taman siswa, dewantara ingin mendidik manusia Indonesia secara utuh
( kaffah ) yang dapat hidup mandiri, efektif, efisien,produktif san akuntabel. Untuk kepentingan
tersebut peserta didik dibekali dasar – dasar kehidupan agar memiliki kesadaran , pemahaman,
kepedulian, dan komitmen yang tinggi , menuju masyarakat yang am,an , tertin dan damai.

5. Implikasi nyata MBS dalam Lembaga Pendidikan adalah meneknakna kepda karakter keteladanan,
penciptaan lingkungan , dan pembiasaan melalaui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif.
Selain menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai metode Pendidikan utama, penciptaan iklim dan
budaya serta lingkungan yang kondusif,melalui berbagai variasi, metode, seperti keteladanan,
pembiasaan , pelatihan, pembelajaran,pemgarahan, penugasan , kegiatan rutin dan spontanitas. Berbagai
metode tersebut memounyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter peserta didik
secara nyata . pemberian tugas disertai pemahaman akan dasar-dasar filosofisnya , sehingga peserta didik
akan mengerjakan berbagai tugas dengan dengan kesadaran dan pemahaman , kepedulian dan komitemn
yang tinggi. Setiap kegiatan mengandung unsur-unsur Pendidikan sebagai contoh dalam kegiatan
kepramukaan terdapat Pendidikan kesederhanaan dan rasa kebersamaan, kemandirian, kesetiakawanan,
kecintaan oada lingkungan dan kepemimpinan. Dalam kegiatan olaharaga terdapat Pendidikan Kesehatan
jasmani , penanaman sportivitas, kerja sama , dan kegigihan dalam berusaha.

Guru sebagai personil yang berhadapan langsung dengan peserta didik dituntut mampu melaksanakan tugas-
tugas sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih peserta didik. Tugas guru yang kompleks sesuai dengan tuntutan
zaman menuntut profesional guru. Guru harus memiliki komitmen yang jelas dengan tugasnya karena MBS
mensyaratkan adanya pemuasan dan pemenuhan keinginan stakeholder pendidikan tersebut. Dalam melakukan
tugas profesionalnya, MBS menuntut guru agar dapat memahami kurikulum secara konsisten agar target
pembelajaran tercapai. Profesional guru merupakan suatu kebutuhan dalam implementasi MBS. sebab guru yang
memiliki profesionalitas akan mampu menjabarkan semua peran kependidikan yang dilakukannya. Peran guru
dalam proses pendidikan di sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian sekolah.

Kedudukan guru dalam konteks manajemen berbasis sekolah, sebagai bagian dari implementasi desentralisasi
pendidikan, menjadi krusial agar stakeholder pendidikan merasakan arti dari kepercayaan dan keyakinannya
dalam memilih sebuah sekolah.

Anda mungkin juga menyukai