Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK PENDERITA AUTISME HARUS ADA SEDIKITNYA 6

PROSES KEPERAWATAN DAN TELAAH EVIDENCE BASE PRACTICE PADA GEJALA DARI BUTIR (1), (2), DAN (3), DENGAN MINIMAL 2 GEJALA
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (EXCEPTIONAL CHILDREN) DARI BUTIR (1) DAN MASING-MASING 1 GEJALA DARI BUTIR (2)
DAN (3) DIBAWAH INI :
Apakah yang dimaksud dengan ABK (exceptional children) ? 1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik
 Berkaitan dengan konsep/istilah “disability” = a. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.
keterbatasan b. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
 Bersinggungan dengan tumbuh kembang normal-abnormal, c. Kurangnya hubungan sosial & emosional yg timbal
tumbuh kembang abnormal : penundaan, tidak muncul/absen, balik.
menyimpang 2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi
 Pemahaman tehadap konteks (biologis, psiko, sosio-kultural a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak
Beberapa jenis disabilitas/gangguan: berkembang (dan tidak ada usaha untuk mengimbangi
1. Fisik (mis. : blind/low vision, deaf/hard of hearing, atau physical komunikasi dengan cara lain tanpa bicara).
disabilities) b. Bila bisa bicara, bicara tidak dipakai untuk komunikasi
2. Retardasi mental c. Sering menggunakan bahasa aneh yang
3. Gangguan perkembangan pervasif : autisme diulang-ulang
4. Gangguan belajar d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan
5. Gangguan komunikasi kurang bisa meniru.
6. Gangguan pemusatan perhatian/ADHD 3. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari
7. Gangguan perilaku & emosi perilaku, minat, dan kegiatan.
a. Mempertahankan satu minat/ lebih, dgn cara yg sangat
PROSES KEPERAWATAN DAN TELAAH EVIDENCE BASE PRACTICE PADA khas & berlebihan.
ANAK GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME b. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/ rutinitas yang
1. Pendahuluan tak ada gunanya.
Autisme / Autisme Syndrome Disorders (ASD)/ Gangguan Sindrom c. Ada gerakan aneh yg khas & diulang-ulang
Autis (GSA) d. Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda
 Berasal dari kata “autos”  Keterlambatan fungsi yang abnormal terjadi sebelum usia 3
 Pertama kali dikenalkan oleh Dr. Leo Kanner, tahun 1943, tahun disertai gangguan dalam 3 (tiga) bidang, yaitu
untuk menunjukkan gejala psikosis pada anak-anak yang interaksi sosial; penggunaan bahasa untuk komunikasi social,
unik dan menonjol (Sindrom Kanner) dan bermain simbol atau imajinasi.
 Setiap anak autistik adalah unik. Memiliki tanda dan gejala  Selain itu, kelainan tersebut bukan disebabkan oleh sindrome
dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda. Rett atau gangguan disintegrative (Heller’s Syndrome)
2. Definisi 4. Etiologi
 Suatu gangguan perkembangan pervasif menyeluruh yang  Faktor Psikososial ⇨ Refrigerator Mother
mengganggu fungsi kognitif anak dan mempengaruhi  Faktor Biologis
perkembangan kemampuan berbahasa, berkomunikasi, - Faktor genetik
berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. - Faktor prenatal, intra natal dan post natal
 Anak cenderung menarik diri dari lingk. sosial, mempunyai - Neuro anatomi
emosi cenderung labil, mudah marah, sensitif, penakut, dan - Stuktur dan biokmiawi otak dan darah
mudah tertawa untuk hal-hal yang sangat biasa. Seolah-olah  Faktor Keracunan Logam Berat
hidup dalam dunianya sendiri.  Faktor gangguan, pencernaan, pendengaran dan
 Gangguan berkomunikasi, imajinasi, dan interaksi sosial penglihatan
saling berkaitan dan digambarkan sebagai 3 serangkai.  Autoimun tubuh
3. Diagnosis 5. Klasifikasi
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder-IV Text a. Berdasarkan saat munculnya kelainan
Revision (DSM-IV-TR), autisme terdiri dari 5 sub diagnosis : - Autisme infantil
a. Gangguan autistik - Autisme fiksasi
b. Sindrom Asperger’s = ggn perkembangan mental dan saraf b. Berdasarkan intelektual
c. Gangguan perkembangan pervasif yang tidak spesifik - Dengan RM sedang & berat prevalensi 60%
(Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise - Dengan RM ringan prevalensi 20%
Specified/PDD-NOS) - Tidak mengalami RM prevalensi 20%
d. Gangguan disintegratif masa anak (Childhood Disintegrative c. Berdasarkan interaksi sosial
Disorder/ Sindrom Heller = kondisi ketika anak tumbuh - Kelompok yang menyendiri
normal sampai usia 3 atau 4 tahun, kemudian kehilangan - Kelompok yang pasif
beberapa kemampuan dalam beberapa bulan berikutnya. - Kelompok yang aktif tapi aneh
Kemampuan yang hilang meliputi kecakapan berbicara, d. Berdasarkan prediksi kemandirian
berinteraksi, serta fungsi motorik, dan mental.) - Prognosis buruk tidak dapat mandiri
e. Sindrom Rett’s = gangguan perkembangan saraf (otak dan - Prognosis sedang dan prognosis baik
saraf) 6. Manifestasi Klinik / Karakteristik
Perubahan DSM-IV TR menjadi Diagnostic and Statistical Manual a. Interaksi Sosial
of Mental Disorder-5 (DSM-5) Tahun 2013  Menyendiri (aloof): terlihat pada anak yang menarik diri,
 Istilah gangguan perkembangan pervasif tidak lagi acuh tak acuh, dan kesal bila diadakan pendekatan sosial
digunakan, diganti dengan Autism Spectrum Disorders serta menunjukkan perilaku dan perhatian yang terbatas
(ASD)/ Gangguan Spektrum Autisme (GSA). (tidak hangat).
 Berdasarkan DSM-5 gejala GSA hanya dibagi menjadi 2 yaitu:  Bersikap Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan
1) Gangguan komunikasi sosial atau interaksi sosial, bermain dengan anak lain jika pola permaiannya
2) Adanya perilaku restriktif (terbatas) dan repetitive disesuaikan dengan dirinya.
(berulang-ulang).  Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati anak lain,
 Gangguan spektrum autisme, mencermikan karakteristik namun interaksi ini seringkali tidak sesuai dan sering
klinis yang luas, tidak lagi dibagi menjadi beberapa subtipe. hanya sepihak
b. Komunikasi baik verbal maupun nonverbal : 7. Skrining Autisme
 Bergumam  Skrining dilakukan pada usia 18 bulan dan 24 bulan
 Mengalami kesukaran memahami arti kata, kesukaran  Red flag” (indikasi absolut untuk dilakukan evaluasi segera)
mengggunakan bahasa jika anak :
 Mengulang kata-kata tanpa bermaksud untuk  Tidak bisa menunjuk/ mengenal isyarat lain saat usia
berkomunikasi 12 bulan
 Bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang  Tidak bisa mengucapkan 1 kata saat usia 16 bulan
dengan terbalik  Tidak bisa mengucapkan 2 kata secara spontan (tapi
 Sering berbicara pd diri sendiri & mengulang potongan bukan ekolali/gangguan bahasa) saat usia 24 bulan
kata  Kurangnya kemampuan bahasa atau sosial pada umur
 Bicara monoton, kaku, dan menjemukan berapa saja.
 Tidak mampu memulai suatu pembicaraan yang Modified-Checklist for Autism in Toddler (M-CHAT) Sensitifitas M-
melibatkan komunikasi dua arah dengan baik CHAT di Indonesia sebesar 82,35% dan spesifisitas 89,68%.
 Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan/ emosinya  Dilakukan kembali revisi M-CHAT menjadi Modified
melalui nada suara Checklist for Autism in Toddler, Revised with Follow-up (M-
 Tidak menunjukkan atau memakai gerakan tubuh untuk CHAT-R/F).
menyampaikan keinginannya, tetapi mengambil tangan  Instrumen ini diperkenalkan dgn beberapa perubahan yaitu:
orangtuanya untuk mengambil obyek yang dimaksud  3 item pada M-CHAT dihilangkan karena
 Mengalami gangguan dalam komunikasi nonverbal; menimbulkan bias;
c. Pola Bermain  20 item sisanya diorganisir lebih baik; tujuh item
 Abnormalitas (stereotip, diulang-ulang, tidak kreatif) (best 7) yang mendeskripsikan GSA diletakkan pada
 Minat terbatas, bermain sangat monoton misal memutar 10 item pertama;
bola pada mainan mobil, mengamati dengan seksama  bahasa yang digunakan lebih jelas
dalam jangka waktu lama.  Diberikan contoh untuk mempermudah
 Tidak menggunakan mainannya dengan sesuai, ada pertanyaaan; dapat dilakukan sendiri oleh orangtua.
kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, kartu Tujuan utama M-CHAT-R ini adalah untuk memaksimalkan
guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi sensitifitas, yaitu mendeteksi sebanyak mungkin kasus gangguan
 Menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas spektrum autism.
baru 8. Penatalaksanaan
 Bila senag suatu mainan tidak mau mainan lainnya, lebih  Intervensi psikososial
menyukai benda yang kurang menarik UCLA/Lovaas-Based Model; Early Start Denver Model
 Tidak spontan, reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam (ESDM); Applied Behaviour Therapy (ABA), Parent
bermain. Training Approaches.
 Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin  Pendekatan keterampilan sosial
yang berputar atau angin yang bergerak  Intervensi perilaku
Karakteristik Perilaku  Intervensi edukasional
 Gangguan pemusatan perhatian, impulsifitas, koordinasi  Intervensi Psikofarmakologi
motorik terganggu, kesulitan dlm aktivitas sehari-hari  Complementary and Alternative Medicine (CAM)
 Sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian, harus 9. Proses Keperawatan
menempatkan barang tertentu pada tempatnya a. Identitas
 Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah Klien An. R berusia 3 tahun berjenis kelamin laki-laki berasal
yang baru pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, dari suku sunda dengan alamat di Bandung datang ke Poli
berjalan kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah. Tumbuh Kembang RS ”X”. Klien diantar oleh Tn. A, berusia 35
 Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), tahun dan Ny. D berusia 30 tahun sebagai orang tuanya.
duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Kedua orangtua klien berpendidikan SI dan merupakan
 Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh pengusaha
perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang b. Riwayat Kesehatan
Karakteristik perasaan dan emosi 1) Keluhan utama
 Perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab An. R datang dengan keluhan tidak bisa bicara sejak usia
nyata 18 bulan, hal tesebut berlangsung sampai saat ini
 Sering mengamuk tak terkendali (tempertantrum), terutama bila 2) Riwayat kesehatan sekarang
tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, bahkan bisa An. R datang dengan keluhan tidak bisa bicara sejak usia
menjadi agresif dan merusak. 18 bulan, hal tesebut berlangsung sampai saat ini. Jika
 Tidak mempunyai rasa empati dengan anak lain. berkata-kata sering mengulang-ulang apa yang
Karakteristik dala persepsi sensoris diucapkan orang lain dengan suara yang bernada tinggi.
 Perasaan sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, Keluhan disertai dengan perilaku yang semakin tidak
penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. biasanya, suka mencium atau menjilati benda-benda,
 Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja. sulit untuk menatap atau menoleh jika dipanggil, relatif
Bila mendengar suara keras, menutup telinga cuek menghadapi kedua orang tuanya dan menolak
 Menangis setiap kali dicuci rambutnya. Meraskan tidak nyaman untuk dipeluk.. Kadang berperilaku agresif seperti
bila diberi pakaian tertentu, misalnya pakaian dengan serat kain memukul diri sendiri. An. R juga lebih senang
kasar. menyendiri, tidak mau bergabung dengan anak-anak
 Tidak menyukai rabaan atau pelukan, bila digendong sering lain seusianya.
merosot atau melepaskan diri dari pelukan. 3) Riwayat Prenatal, Intranatal dan Post natal
Kemampuan Intelegensi Pada saat usia kehamilan ibu klien 3 bulan, ibu
 Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi mengatakan sering mengalami perdarahan sedikit-
secara fungsional. Kecerdasan sering diukur melalui sedikit, sehingga saat usia kehamilan 7.5 bulan
perkembangan non-verbal, karena terdapat gangguan bahasa. kehamilannya harus diakhiri. Klien lahir prematur dengan
 Didapatkan IQ di bawah 70 dari 70% penderita, dan dibawah 50 Sectio Caesarea, berat lahir 2100 gram, panjang badan
dari 50%. Namun sekitar 5% mempunyai IQ di atas 100. 44 cm, lingkar kepala 33 cm, LILA 9 cm. Saat lahir klien
tidak langsung menangis dan tidak bernafas, disebutkan
klien mengalami asphyksia berat. Klien dirawat selama 14
hari di Ruang Perinatal, pernah mengalami hiperbilirubin
selama masa perawatan  DP 2
4) Riw. Kes Keluarga - Pelihara hubungan saling percaya
5) Riw. Imunisasi - Gunakan kalimat sederhana & lambang/maping sbg
c. Status perkembangan anak media.
o Berdasarkan kuesioner KPSP untuk anak usia 36 bulan, - Anjurkan ortu/pengasuh utk mlakukan tugas scr
didapatkan mengalami kegagalan dalam bicara dan konsisten.
bahasa, gerak kasar dan halus, serta sosialisasi & - Pantau pemenuhan kebutuhan komunikasi anak
kemandirian - Kurangi kecemasan anak saat belajar komunikasi
o Berdasarkan kuesioner M-CHAT didapatkan anak - Validasi tk pmahaman anak ttg pelajaran yg telah
memiliki resiko tinggi Autisme dimana terdapat jawaban diberikan.
“tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3, dan B4. - Pertahankan kontak mata dalam menyampaikan
d. Assesmen pola komunikasi ungkapan non verbal.
o Ibu klien mengatakan anak sering berbicara sendiri - Berikan terapi musik utk memperbaiki bentuk
o Klien sering mengulang kata-kata yang baru komunikasi verbal anak
didengarnya, bicara monoton dan kaku - Bicara secara jelas dan dengan kalimat sederhana.
o Ibu klien mengatakan, jika menginginkan sesuatu, klien - Hindari kebisingan saat berkomunikasi.
memegang tangan ibunya untuk mengambil objek yang - Kolaborasi pemberian terapi wicara, terapi sensori
dimaksud integrasi
e. Assesmen pola interaksi sosial  DP 3
o Ibu klien mengatakan anaknya senang menyendiri, acuh - Bina hubungan saling percaya.
tak acuh, dan mudah kesal bila didekati - Alihkan prilaku menyakiti diri yang terjadi akibat respon
o Klien tidak mau bergabung dalam bermain bersama dari peningkatan kecemasan.
teman sebayanya - Alihkan/ kurangi penyebab yang menimbulkan
f. Assesmen pola bermain kecemasan.
o Klien sering melakukan sesuatu yang diulang-ulang - Gunakan teknik modifikasi perilaku yang tepat untuk
o Klien senang bermain mencopot roda mobil-mobilan menghargai perilaku positif dan menghukum perilaku
dan menderetkannya atau memutarnya dan mengamati yang negatif.
dengan serius dalam jangka waktu lama. Mobil-mobilan - Alihkan perhatian dengan hiburan/aktivitas lain untuk
tersebut sangat disukainya dan tidak menyukai mainan menurunkan tingkat kecemasan.
lain - Ketika anak berperilaku destruktif, tanyakan apakah ia
o Klien tidak dapat meniru tindakan temannya dalam mencoba menyampaikan sesuatu, misalnya apakah ia
permainan ingin sesuatu untuk dimakan atau diminum atau apakah
g. Assesmen pola perilaku ia perlu pergi ke kamar mandi
o Ibu klien mengatakan, klien suka melakukan perilaku - Lindungi anak ketika perilaku menyakiti diri terjadi.
berulang seperti membuka pintu kemudian menutupnya - Siapkan alat pelindung/ proteksi.
berulang-ulang, kadang bertepuk tangan tanpa alasan, - Pertahankan lingkungan yang aman.
bahkan pernah menyakiti diri sendiri  DP 4
o Klien kadang sangat pendiam, melamun dengan tatap - Tanamkan pada orang tua bahwa autis bukan aib
mata kosong. - Anjurkan orang tua utk mengekpresikan perasaan dan
h. Karakteristik dalam persepsi sensoris kekhawatiran mereka
o Ibu mengatakan anaknya suka menjilat atau mencium - Berikan motivasi kpd orang tua agar dpt menerima
mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, kondisi anaknya yg spesial.
menutup telinga - Anjurkan orang tua menggunakan strategi problem
o Apabila dibelikan pakaian baru, merk baju yang ada focused coping yaitu strategi koping dgn menyelesaikan
dibelakang krah baju harus dihilangkan karena perasaan masalah yg dihadapi
tidak - Anjurkan orang tua utk mengikuti perkumpulan orang
o Ibu mengatakan anaknya sering merosot bila digendong tua dgn anak autis, seperti kegiatan Autis Awareness
dan melepaskan diri dari pelukan. Festifal.
i. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Pada An. R - Berikan informasi penanganan anak autis
1) Kelemahan interaksi sosial berhubungan dengan - Beritahukan kpd orang tua ttg pentingnya menjalankan
ketidakmampuan untuk percaya pada orang lain. terapi secara konsisten dan kontinue.
2) Hambatan komunikasi verbal dan non verbal - Berikan informasi yang adekuat tentang diet anak
berhubungan dengan ransangan sensori tidak adekuat, autisme, yaitu rendah glutein dan kasein
gangguan keterampilan reseptif dan ketidakmampuan 10. Evidence Base Practice
mengungkapkan perasaan a. Metode ABA (Applied Behavioral Analysis)
3) Risiko tinggi cidera : menyakiti diri berhubungan dengan o Metode tatalaksana perilaku menggunakan metode
kurang pengawasan mengajar tanpa kekerasan.
4) Kecemasan pada orang tua berhubungan dengan o Didasari oleh teori behavioral yaitu membantu anak autis
perkembangan anak. untuk mempelajari keterampilan sosial
j. Intervensi o Penelitian Adjeng & Hatta tahun 2015 utk
 DP 1 mengidentifikasi pengaruh terapi ABA thd interaksi
- Ketika berkomunikasi, bicaralah dgn kalimat singkat (1- sosial anak autisme di SLB Prananda Bandung,
3) kata, bedakan kenyataan vs fantasi didapatkan penggunaan terapi ABA efektif dlm
- Gunakan irama, musik, & gerakan tubuh utk membantu pembentukan interaksi sosial anak autisme usia 6-7
perkembangan komunikasi sampai anak memahami th
bahasa o 15 anak (100%) pd pre intervensi belum m’ggambarkan
- Bantu anak mengenali hubungan sebab akibat dgn cara interaksi sosial, setelah diberikan treatment didapatkan
menyebutkan perasaannya yg khusus & 11 anak (73%) menunjukkan adanya interaksi sosial.
mengidentifikasi penyebab stimulus bagi mereka
Penelitian Hardiani & Rahmawati ttg Metode ABA (Applied  Makanan tertentu yg mengandung protein susu sapi
Behaviour Analysis) terhadap kemampuan interaksi sosial anak (kasein) & gandum (gluten) dpt membentuk
autis kaseomorfin & gluteomorfin, sehingga diduga
o Jenis penelitian pre eksperimental, rancangan one group menyebabkan ggn perilaku.
pretest posttest.  Penelitian Astuti th 2016 utk mengetahui hub. pola
o Populasi = seluruh anak autis di SLB TPA Kab. Jember konsumsi makanan mengandung gluten & kasein dgn
jumlah 18 anak, dipilih dengan teknik total sampling. perilaku anak autis pada sekolah khusus autis di
o Sebelum perlakuan, mayoritas responden memiliki Yogyakarta & mengetahui pendapat orang tua/wali anak
kemampuan interaksi sosial kurang, (66,7%). autis tentang pengaruh diet bebas gluten & kasein
o Setelah perlakuan, kemampuan interaksi sosial terhadap perkembangan perilaku anak.
responden yg kurang hanya 33,3%.  Studi observasional mll pendekatan cross sectional &
o Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara studi kualitatif terhadap 20 orang responden.
bermakna metode ABA : kemampuan bersosialisasi thd
kemampuan interaksi sosial anak autis dgn nilai p value
0,008.
o Orangtua diharapkan dapat meningkatkan perannya
sebagai pemberi stimulasi secara dini.
Metode ABA juga dapat meningkatkan kontak mata pada anak
autis.
Case report Resmisari (2016) tentang penerapan metode ABA
(Applied Behavior Analysis) untuk meningkatkan kontak mata
pada anak dengan gangguan autis. Setelah diberikan terapi
perilaku selama sembilan hari dengan cara menerapkan
metode ABA, maka didapatkan hasil pada hari ke 2 s.d 9, anak
mau melakukan kontak mata 1-2x/ hari selama minimal 3 detik.

b. Senam Otak
 Penelitian oleh Desiningrum dipublikasikan th 2016
bertujuan untuk merangsang kemampuan memori
jangka pendek dari anak autis melalui terapi senam otak
 Ada peningkatan secara signifikan, dengan skor Z = -
2,023 dan tingkat signifikansi 0,043 <0,05.
 Artinya senam otak yang dilakukan secara rutin oleh
anak-anak dengan autisme memiliki efek untuk
meningkatkan kemampuan memori jangka pendek.
c. Terapi Musik
 Fungsi terapi musik untuk melatih auditori, menekan
emosi, melatih kontak mata, komunikasi dan kosentrasi
anak.
 Penelitian Amarillis th 2016 untuk mengetahui dampak
terapi musik thd bentuk komunikasi verbal & non-verbal
anak dgn ggn spektrum autis.
 Quasi experimental non-equivalent control group design
kepada 20 orang anak autis (10 kelompok terapi, 10
kelompok kontrol) dimana terapi musik diberikan pada
kelompok terapi sebanyak 10x pertemuan.
 Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
penggunaan terapi musik terhadap bentuk komunikasi
verbal dan non verbal (p=0.004).
d. Diet GFCF (Gluten Free Casein Free)
 Diet makanan secara umum yg diterapkan adalah diet
GFCF (Gluten Free Casein Free).

Anda mungkin juga menyukai