Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 1

- Kenala Nafisa Ramdhana Putri (18)

- Faishal Abdullah Haidar (11)

- Hafiyyana Faris Razaani (16)

- Mochammad Ilham (21)

Jawaban Presentasi Atas Kelompok 1


• Nama penanya : Fabian Bertha dari Kelompok 2

Pertanyaan : Kenapa saling memberi uang seadanya ke infaq masjid,masuk


kedalam asmaul husna al-karim?

Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami adalah termasuk ke dalam asma ul


husna al karim karena sifat al kariim artinya pemurah dan sifat tadi termasuk sifat
yang pemurah.

B. Menurut jawaban penulis KapanLagi.com :

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, arti Asmaul Husna Al Karim adalah
Maha Pemurah. Al Karim sendiri masuk ke dalam salah satu nama-nama Allah
SWT. Arti Asmaul Husna Al Karim sendiri artinya yaitu, Allah Maha Pemurah
dengan sifat suka memberi atau dermawan.

Maka memberi uang/bersedekah ke infaq masjid termasuk kedalam arti Asmaul


Husna Al Karim.

• Nama penanya : Rani Kamila dari Kelompok 3

Pertanyaan : Sebutkan cara-cara meneladani sifat Allah Al-Karim?

Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami adalah Cara kami untuk meneladani
Asmaul husna Al-karim yaitu :

- Menanamkan sifat yang pemurah.

- Memafkan teman yang meminta maaf kepada kita.

- Bersedekah kepada mereka yang kurang mampu.

- Menghormati orang lain.


- Menjadi orang yang sabar dan murah senyum.

B. Menurut jawaban penulis Laduni.id yaitu:

a) Berupaya menjadi orang yang dermawan.Orang yang dermawan akan


menyedekahkan sebagian harta bendanya untuk kemaslahatan umat atau
menolong kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Kenapa
demikian? Karena segala yang kita miliki sebenarnya bukanlah milik kita. Akan
tetapi milik Allah yang dititipkan kepada kita. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
harta kita digunakan untuk kebaikan bersama.

b) Menanamkan sifat mulia dalam diri kita sehingga kita menjadi seorang mukmin
yang berakhlak terpuji. Dengan demikian, Allah Yang Maha Mulia akan mencintai
kita karena kita menerapkan sifat mulia yang memunculkan kemuliaan.

c) Menanamkan sifat pemurah dalam diri kita. Allah swt sangat mencintai orang
yang bersifat pemurah dan Dia membenci orang yang bersifat kikir.

d) Menumbuhkan rasa cinta yang dalam pada diri kita terhadap orang lain secara
tulus. Allah sangat mencintai kepada hamba-hamba-Nya dengan memberi kasih
sayang yang melimpah. Oleh karena itu, sangatlah pantas jika kita saling
mengasihi dan mencintai di antara sesama manusia.

e) Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga, tamu dan orang lain.


Memuliakan tetangga, tamu dan orang lain adalah salah satu lahan yang baik
untuk menjalin silaturahmi. Kenapa demikian? Karena dengan memuliakan
mereka dapat membukakan pintu-pintu rezeki. Di samping itu, kita akan
dimuliakan oleh mereka. Bukankah hal ini merupakan balasan yang setimpal? Dan
secara otomatis kita telah melaksanakan perintah Rasulullah saw.

f) Menjadi seorang pemaaf,karena Allah menyukai sifat pemaaf. Sifat pemaaf


inilah akan membuat kita menjadi seorang yang hatinya lapang dan merasa
semakin ringan jika menghadapi berbagai masalah yang berat. Seorang pemaaf
yang mau memaafkan keasalahan orang lain terhadap dirinya termasuk orang
yang sangat mulia di hadapan Allah swt. Perlu diketahui bahwa apabila seorang
mukmin berkenan ikhlas memaafkan orang lain atas kesalahan yang
diperbuatnya, maka derajat kemuliaannya akan ditambah oleh Allah swt. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Tidaklah seseorang memaafkan, melainkan
Allah tambah kemuliaannya.”

g) Berupaya menghiasi diri kita dengan keimanan dan ketakwaan agar dapat
meraih kemuliaan. Perilaku-perilaku takwa ini akan mendapat balasan yang
setimpal berupa kebaikan, kebahagiaan, dan kemuliaan di hadapan Allah dan
manusia.

• Nama penanya : Tiara Syaharani dari Kelompok 4

Pertanyaan : Apa dalil lain dari Al-Karim selain surat Al infithar?

Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami yaitu, Allah SWT menyebut nama Al
Karim dalam Al Quran beberapa kali, salah satunya yang termasuk dalam surat An
Naml ayat 29,

َّ َ‫ت يَا َأيُّهَا ْال َمُأَل ِإنِّي ُأ ْلقِ َي ِإل‬


‫ي ِكتَابٌ َك ِري ٌم‬ ْ َ‫قَال‬

Arab latin: Qālat yā ayyuhal-mala`u innī ulqiya ilayya kitābung karīm

Artinya: Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah


dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia."

B. Menurut jawaban dari Tafsir Web yaitu: Surat An-


Naml Ayat 40

‫ال ٰهَ َذا ِمن فَضْ ِل‬ َ َ‫طرْ فُكَ ۚ فَلَ َّما َر َءاهُ ُم ْستَقِ ًّرا ِعن َدهۥُ ق‬ َ ‫ك‬ َ ‫ب َأن َ۠ا َءاتِيكَ بِ ِهۦ قَ ْب َل َأن يَرْ تَ َّد ِإلَ ْي‬
ِ َ‫قَا َل ٱلَّ ِذى ِعن َدهۥُ ِع ْل ٌم ِّمنَ ْٱل ِك ٰت‬
‫َربِّى لِيَ ْبلُ َونِ ٓى َءَأ ْش ُك ُر َأ ْم َأ ْكفُ ُر ۖ َو َمن َش َك َر فَِإنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِسِۦه ۖ َو َمن َكفَ َر فَِإ َّن َربِّى َغنِ ٌّى َك ِري ٌم‬

Arab-Latin: Qālallażī 'indahụ 'ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda
ilaika ṭarfuk, fa lammā ra`āhu mustaqirran 'indahụ qāla hāżā min faḍli rabbī,
liyabluwanī a asykuru am akfur, wa man syakara fa innamā yasykuru linafsih, wa
mang kafara fa inna rabbī ganiyyung karīm

Artinya: Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

• Nama penanya : Ilma Aulia Nur Fitriani dari Kelompok 5

Pertanyaan : Apa arti dari surat al infithar ayat ke 6?

Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami yaitu :

َ ‫ٰيٓاَيُّهَا ااْل ِ ْن َسانُ َما َغ َّر‬


‫ك بِ َربِّكَ ْال َك ِري ۙ ِْم‬

Artinya: Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat


durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia.

B. Menurut jawaban Ibnu Katsir

Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

{‫}يَاَأيُّهَا اإل ْن َسانُ َما َغ َّركَ بِ َربِّكَ ْال َك ِر ِيم‬

Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)


terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (Al-Infithar: 6)

Ini mengandung ancaman, tidak sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian


ulama yang mengatakan bahwa kalimat ini adalah kata tanya yang memerlukan
adanya jawaban, mengingat Allah menanyakan demikian hingga ada seseorang
dari juru bicara mereka menjawab, '"Bahwasanya dia terperdaya oleh
kemurahan-Nya." Tidaklah demikian. melainkan makna yang dimaksud ialah
"Apakah yang memperdayakanmu terhadap Tuhanmu Yang Mahabesar sehingga
kamu berani berbuat durhaka kepada-Nya, dan kamu balas karunia-Nya dengan
perbuatan yang tidak layak terhadap-Nya."

• Nama penanya : Naufal Daffan Ayyasa dari Kelompok 6

Pertanyaan : Berikan bukti Allah SWT bersifat Al-Karim(Mulia)?

Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami adalah dipenuhinya rezeki semua


manusia, Allah SWT menganugerahkan berbagai kenikmatan pada manusia baik
itu yang beriman kepada-Nya maupun mereka yang tidak mengimani-Nya sebagai
Tuhan Yang Maha Esa.

B. Menurut jawaban Imam Al Ghazali, konsep Al Karim yang artinya Yang Maha
Pemurah, lebih dari sekadar sifat suka memberi atau dermawan (generosity).
Secara rinci, Al Karim menjelaskan sifat Allah yang memaafkan meski memiliki
kekuatan, menepati janji yang telah dikatakan, dan mengabulkan permohonan
lebih dari yang diminta.

Allah SWT bahkan mengabulkan semua permohonan tersebut tanpa


memberatkan apa yang diminta atau pun siapa yang memanjatkan permintaan
tersebut.

- Menurut Ulama

imam al ghazali menjelaskan bukti Allah bersifat al karim adalah menepati janji
yng telah di katakan ,mengabulkan permohonan lebih dari yang di minta.

• Nama penanya : Firstly Mozza Amadhea dari Kelompok 7

Pertanyaan : Apa ciri-ciri orang yang bersifat Al-Karim?


Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami yaitu :

- Suka bersedekah.

- Suka berinfaq di jalan allah.

- Suka memberikan hadiah kepada orang yang berbuat baik.

B. Menurut jawaban Imam Al-Ghazali,yaitu

1. Merasa malu melakukan perbuatan buruk.

2. Tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain.

3. Selalu bersikap baik kepada orang lain.

4. Selalu berkata jujur.

5. Tidak banyak bicara.

6. Banyak berkarya.

7. Sedikit melakukan kesalahan.

8. Tidak banyak melakukan berlebih-lebihan, baik dalam perkatan maupun


perbuatan.

9. Berbuat kebajikan nyata kepada sesama makhluk, khususnya manusia.


Sedekah, karya yang bermanfaat dll.

10. Menyambung tali silaturrahmi.

11. Respek atau menghormati orang lain, baik yang masih muda maupun yang
sudah tua usianya.

12. Selalu bersyukur kepada Allah.

13. Bersabar menghadapi segala cobaan hidup.

14. Ridha terhadap apa yang diberikan Allah Swt.


15. Berusaha tidak lekas marah terhadap orang lain (murah hati).

16. Welas asih kepada sesama makhluk, khususnya manusia.

17.Memelihara diri dari perbuatan dosa dan maksiat.

18.Kasih sayang terhadap sesama makhluk.

19.Tidak sembarangan melaknat sesuatu atau orang lain kalau belum jelas
permasalahan dan hukumnya.

20.Tidak suka mencela orang lain.

21. Tidak suka mengadu domba kepada orang lain.

22. Tidak melakukan ghibah ( mengumpat-umpat ) orang lain.

23. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu apapun.

24. Tidak kikir terhadap harta yang dimiliki demi untuk menolong kesusahan
orang lain.

25. Tidak berbuat dengki kepada orang lain.

26. Tidak berbuat hasud kepada orang lain

• Nama penanya : Muhammad Akmal Mufadhil dari Kelompok 8

Pertanyaan : Bagaimana penerapan Asmaul Husna Al-Karim dikehidupan sekolah?

Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami yaitu:

- Meminjami alat tulis pada teman yang tidak membawa

- Menolong teman saat kesusahan disekolah (bukan mencotekinya)


B. Menurut jawaban penulis Bayu Setyawan ialah Al-Karim (Allah Maha
mulia)Maha mulia, dermawan, pemurah, pemberi rizki,pemberi nikmat, pemberi
maaf kepada semua makhluk-Nya.

Contoh penerapan al-Karim dalam kehidupan:

Menepati janji yang sudah dibuat dan tidak mengingkarinya.

Menyisihkan uang jajan untuk infaq sodaqoh setiap hari jumat yang diedarkan
oleh ROHIS/OSIS.

Menjamu tamu yang datang kerumah.

Menjadi pribadi yang pemaaf.

Tidak membeda-bedakan teman.

Menjaga tali silaturahmi menolng orang yang sedang kesusahan.

Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya.

• Nama penanya : Muhammad Ilham dari Kelompok 9

Pertanyaan : Al-Karim menurut imam Al Ghazali adalah

Jawaban :

A. Menurut jawaban dari kelompok kami adalah dia yang apabila berjanji,
menepati janjinya,bila memberi, melampaui batas harapan, tidak peduli berapa
dan kepada siapa dia memberi dan tidak rela bilaada kebutuhan hambanya
memohon kepada selainya,meminta pada orang lain, dia yang bila kecil hati
menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang menuju dan berlindung
kepadanya, dn tidk membutuhkan sarana atau perantara.

B. Menurut Imam Al Ghazali, konsep Al Karim yang artinya Yang Maha Pemurah,
lebih dari sekadar sifat suka memberi atau dermawan (generosity). Secara rinci, Al
Karim menjelaskan sifat Allah yang memaafkan meski memiliki kekuatan,
menepati janji yang telah dikatakan, dan mengabulkan permohonan lebih dari
yang diminta.

Anda mungkin juga menyukai