Anda di halaman 1dari 10

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Al-Machfudzat wa Ta’limuha

Dosen:
Abdal Chaqil Harimi M.Pd.I,

Disusun oleh:
Kelompok 5

Adhe Listiya (2017403102)


Tuhfatul Lutfiyah (2017403115)
M Fawwaz M. (2017403120)
Isna Rahma M. (2017403125)
Rizna Mawarni (2017403127)

Hafas Ibrahim (2107403130)

Feliska Hasna H. (2017403131)

Putihatun Jannah M. M. (2017403135)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO

2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar yang dilakukan untuk melakukan
perubahan dalam kehidupan, yang bertujuan untuk memberikan bekal berupa ilmu
pengetahuan kepada sekelompok orang atau masyarakat. Dengan Pendidikan, diharapkan
dapat memberikan perkembangan dan perubahan kearah yang lebih baik guna mempersiapkan
generasi yang akan datang. Pendidikan merupakan bagian integral yang tidak mungkin
dipisahkan dari kehidupan dan tujuan nasional, bahkan nilai-nilai yang diterapkan dan
dikembangkan Pendidikan nasional berhubungan dengan ajaran agama islam.
Penanaman nilai-nilai Pendidikan akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
lingkungan yang baik, karna lingkungan merupakan suatu elemen yang penting dalam
pelaksanaan proses Pendidikan. Lingkungan Pendidikan yang kondusif, nyaman, aman dan
tentram akan sangat mendukung terselenggaranya Pendidikan yang diharapkan oleh
masyarakat, orang tua serta pemerintah selaku pemangku jalanya pendidikan dan berpengaruh
pada pencapaian tujuan Pendidikan yang diinginkan. Tujuan dari adanya Pendidikan nasional
adalah pembentukan akhlak yang baik1, Penanaman akhlak sangat bertujuan dengan syariat
islam, dan sesuai dengan tujuan Nabi Muhammad diturunkan yakni untuk menyempurnakan
akhlak.
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia, dengan lingkungan manusia
bisa berinteraksi dengan orang lain. Semenatara dalam arti luasnya, lingkungan mencakup
iklim geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan2. Sementara Pendidikan merupakan
suatu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kearah yang lebih baik melalui pengajaran3.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan Pendidikan merupakan segala sesuatu
yang mencakup suasana iklim, georgrafis, adat istiadat, tempat tinggal, dan lainya yang dapat
mempengaruhi tingkah laku, kebiasaan manusia menjadi lebih baik. Hubungan manusia
dengan lingkungan membuka pengaruh masuknya Pendidikan, semakin baik lingkungan
pendidikanya maka semakin besar juga peluang manusia menjadi lebih baik lagi.

1
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, “Lingkungan Pendidikan dalam Islam”. Tarbawi: Jurnal Pemikiran
dan Ppendidikan Islam, Vol. 4 No 1, 2021, hlm 51, diakses online 17 April 2023.
2
M Hidayat Ginanjar. “Urgensi Lingkungan Pendidikan sebagai Mediasi Pembentukan Karakter Peserta
Didik”. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, Juli 2013, hlm. 377, diakses online 18 April 2023.
3
Hamdanah. 2017. Bunga Rampai Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta. Hal. 5-6, diakses online 17 April 2023.

2
Lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses Pendidikan, lingkungan
itu sendiri berfungsi menunjang terjadinya proses belajar mengajar secara berkelanjutan, agar
proses belajar mengajar berjalan dengan baik diperlukan lingkungan yang mendukung terhadap
terjadinya proses belajar mengajar. Jika proses belajar mengajar berjalan dengan baik maka
tujuan Pendidikan dengan meningkatkan moralitas peserta didik dapat diwujudkan.
Lingkungan Pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga4, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
Pertama adalah lingkungan keluarga, lingkungan keluarga merupakan unit terkecil dari
suatu masyarakat, keluarga merupakan lingkungan pertama dalam membentuk watak dan
karakter anak. Dalam Pendidikan islam, keluarga merupakan Lembaga Pendidikan pertama,
karna dengan pendidikan keluarga karakter, watak dan kepribadian anak akan dibentuk. Prilaku
yang baik maupun yang buruk di masa yang akan datang, ditentukan oleh Pendidikan yang
diberikan oleh keluarga kepada anak saat mereka masih kecil, maka dari itu pendidikan
keluarga menjadi pondasi dan bekal anak dimasa yang akan datang.
Selain itu juga, keluarga bertanggung jawab atas fitrah manusia. Menurut agama islam,
segala penyimpangan yang dapat merusak fitrah anak berpangkal atau didasarkan karna
pendidikan yang diberikan keluarga kepada anak. Fitrah adalah kesiapan anak untuk menerima
agama lurus atau agama tauhid5. Peran penting dalam lingkungan pendidikan keluarga adalah
orang tua, karna keteladanan merupakan pelajaran dan pendidikn yang sangat penting bagi
anak. Disadari atau tidak memberikan sebuah contoh yang baik maupun yang buruk nantinya
akan diikuti sang anak, maka selaku orang tua harus senantiasa memberikan contoh yang baik
bagi anak-anaknya, guna memberikan terbaik dimasa yang akan datang.
Yang kedua lingkungan sekolah, sekolah merupakan pendidikan formal dalam proses
pembelajaran. Apabila dalam lingkungan keluarga, anak-anak akan diajari dengan metode
yang tidak terarah dan tidak menentu, maka di lingkungan sekolah anak-anak akan dibekali
ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut. Salah satu
elemen yang terpenting dalam pendidikan sekolah adalah seorang pendidik atau guru, dari
perjuangan merekalah akan terlahir para generasi bangsa yang kehadiranya sangat dinantikan
oleh masyarakat. Untuk melahirkan para generasi penerus bangsa, seorang guru harus
mengeluarkan semua perhatianya dan kemampuan yang dimilikinya, dan harus ikhlas dalam

4
Jito Subianto. “Peran Kelarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter Berkualitas”.
Vol. 8, No. 2, Agustus 2013, hlm. 337, diakses online 18 April 2023.
5
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, “Lingkungan Pendidikan dalam Islam”. Tarbawi: Jurnal Pemikiran
dan Ppendidikan Islam, Vol. 4 No 1, 2021, hlm 56, diakses online 17 April 2023

3
mengajar. Dengan adanya rasa ikhlas yang ditanamkan dalam diri seorang guru, maka akan
muncul rasa semangat yang luar biasa dalam membangun generasi muda yang lebih baik6.
Dengan demikian, sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan, karna kemajuan zaman dan semakin canggihnya teknologi maka
peranan keluarga tidak mungkin memenuhi kebutuhan pengetahuan anak. Maka dari itu
peranan sekolah sangatlah penting dalam mempersiapkan generasi yang akan datang. Yang
terakhir lingkungan masyarakat, didalam masyarakat seseorang akan diajarkan sikap dan
prilaku sesuai norma yang diterapkan disana. Norma ini dapat dijadikan sebagai tempat belajar
untuk setiap orang, bila norma dan kebiasaan yang dibangun dimasyarakat baik maka akan
memiliki pengaruh yang signifikan dalam memberikan pelajaran kepada anak, begitupun
sebaliknya.
Pendidikan dimasyarakat akan jauh lebih luas dalam mempengaruhi keberhasilan
penanaman nilai-nilai dan karakter yang didapatkan oleh seseorang. Norma-norma yang telah
diterapkan dalam suatu daerah, maka harus diikuti oleh seluruh masyarakatnya. Hal itu akan
berpengaruh pada pembentukan kepribadian masyaraktnyadalam bertindak dan bersikap, Dan
norma-norma tersebut merupakan aturan-aturan yang ditularkan oleh generasi tua kepada
generasi berikutnya. Hal ini merupakan proses dan peran pendidikan dalam masyarakat.

6
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, “Lingkungan Pendidikan dalam Islam”. Tarbawi: Jurnal Pemikiran
dan Ppendidikan Islam, Vol. 4 No 1, 2021, hlm 62, diakses online 17 April 2023.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peranan Lingkungan Pendidikan dalam Memotivasi Anak


َ ‫الع ْق َبى ِلَ ْن َي َت َك‬
ْ ‫اس‬
7‫ل‬
‫ا‬ َ َ
ُ ‫ِا ْج َه ْد َوَل َـت ْك َس ْل َوَل َت ُك َغافًل َف َن َد َام ُة‬
ِ ِ
“Bersungguh-sunggguhlah dan janganlah bermalas-malasan dan jangan pula lengah,
karna penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malasan”.
Dalam kegiatan pendidikan ada istilah lingkungan pendidikan yang mencakup
“keluarga, sekolah dan masyarakat”. Ketiga unsur tersebut sangat penting dalam
pendidikan. Sebagaimana dengan mahfudzat di atas berisi suatu motivasi yang
memerintahkan para penuntut ilmu untuk bersungguh-sungguh, tidak bermalas-
malasan dan tidak lengah. Tentu itu bukanlah hal mudah. Peserta didik mudah sekali
kehilangan motivasi dalam belajar baik karena faktor internal maupun faktor eksternal.
Disinilah peran lingkungan pendidikan sangat penting dalam meningkatkan motivasi
para penuntut ilmu atau peserta didik.
Keluarga, memiliki peran penting dalam memberi motivasi belajar anak dan juga
perkembangan belajar anak, karena keluarga adalah madrasah pertama para peserta
didik. Pola asuh keluarga, komunikasi yang diciptakan keluarga menjadi salah satu
faktor dalam keberlangsungan sikap peserta didik. Keluarga yang mampu memotivasi
peserta didik dengan baik, maka akan membatu menciptakan rasa bersungguh-sungguh,
tidak malas dan tidak lengah sebagaimana dalam mahfudzat tersebut. Masyarakat,
memiliki peran penting dalam memberi motivasi kepada peserta didik. Masyarakat atau
lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi perkembangan anak / peserta didik.
Sehingga pengaruh baik yang diberikan masyarakat kepada peserta didik dalam bidang
pendidikan akan diterima langsung oleh peserta didik.
Sekolah, di lingkungan sekolah semua hal sangat mempengaruhi peserta didik
dalam pendidikan, disini pentingnya para pelaku pendidikan (guru, peserta didik, dan
tokoh pendidikan lain) saling memberi pengaruh baik satu sama lain. Menciptakan
motivasi yang baik akan membantu peserta didik berungguh-sungguh dan

7
https://www.kompasiana.com/akbarzainudin/552055088133113c7419f7a0/mutiara-man-jadda-wajada-
bersungguhsungguh, diakses online pada tanggal 13 Mei 2023.

5
menghilangkan rasa malas dalam belajar8. Sehingga mahfudzat tersebut sesuai sebagai
pengingat pentingnya peran lingkungan pendidikan yang baik, dan sebagai motivasi
peserta didik dalam belajar.
2. Pendidikan Pertama Adalah Orang Tua
‫اَل ْح ِت َر ِام‬ َ َ َ َ َ َ ًّ َ َ ْ َّ
ِ ‫ ب ْعد ح ِق‬# ‫إن ِلل َو ِالد ْي ِن حقا عل ْينا‬
ِ ‫هللا ِفي‬
9‫اإلك َرام‬ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ ‫ْ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ ا‬
ِ ‫ فاستحقا ِنهاية‬# ‫أوجدنا وربينا ص ِغيرا‬

“Sesungguhnya kedua orang tua itu memiliki hak atas kita, setelah haknya Alloh dalam
penghormatan. Mereka telah membuat kita ada di dunia dan juga mendidik kita di
waktu kecil, maka sudah menjadi hak mereka untuk mendapatkan setinggi-tingginya
penghormatan”.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan paling
utama bagi seseorang, karna di dalam keluarga seorang anak akan mendapatkan
pendidikan dan bimbingan pertamnaya. Sebagian besar hidup seorang anak di laluinya
dalam lingkungan keluarga, sehingga pengalaman yang diperoleh seorang anak melalui
pendidikan keluarga akan mempengaruhi perkembangan anak dalam proses pendidikan
selanjutnya.
Pendidikan pertama akan memberikan pengalaman pertama yang merupakan
faktor terpenting dalam perkembangan kepribadian anak. Dikatakan pertama dan utama
maksudnya ialah kehadiran anak ke dunia ini disebabkan karna ada hubungan orang
tuanya dan orang tualah yang bertanggung jawab atas pendidikan anak10, artinya bahwa
seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, bahkan untuk menolong dirinya
sendiri pun tidak mampu. Maka pada perkembangan selanjutnya pendidikan keluarga
lah anak akan memulai pertumbuhanya.
Keluarga akan memberikan pengajaran, pembiasaan dan keteladanan yang baik
bagi anak-anaknya, sehingga diharapkan nantinya anak-anak akan tumbuh dan
berkembang sebagai manusia yang berguna di masyarakan maupun untuk bangsa, dan
bisa memberikan kasih sayang dan penghormatan kepada orang tuanya sebagaimana
dulu dia diberikan pendidikan oleh orang tuanya, sudah selayaknya seorang anak

8
Muhammad Irfan Rifai, dkk, “Peran lingkungan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SD di
Banjarnegara”, Jurnal: JCOMENT, vol. 3, No. 2, April-Juli 2022, hlm. 66, diakses online 25 April 2023.
9
https://www.putrakapuas.com/2017/12/mahfudzot-kelas-2-kmi-gontor-bag6.html, diakses online pada
tangga 12 Mei 2023.
10
Hasbi Wahy, “Keluarga sebagai Basis Pendidikan Pertama dan Utama”. Jurnal Ilmmiah DIDAKTIKA,
Februari 2012, Vol. 12, No. 2, hlm 253, diakses online 25 April 2023.

6
memberikan penghormatan kepada orang tuanya setinggi-tingginya atas segala jasa
yang telah diberikan mereka, walapun seorang anak tidak akan mampu membalas
semua jasa mereka.
3. Teman yang Setia
11‫الضيق‬
ْ
َّ ‫الصد ْيق َتـظ َه ُر َو ْق َت‬
َّ ‫َم َو َّد ُة‬
ِِ ِ ِ
“Kecintaan atau ketulusan seorang teman itu akan tampak pada waktu kesempitan”.
Dalam lingkungan pendidikan, masyarakat juga merupakan salah satu cakupan
dari lingkungan pendidikan itu sendiri. Mahfudzat tersebut menyebutkan bahwa
ketulusan teman akan nampak pada waktu kesempitan. kaitannya disini dengan
lingkungan pendidikan khususnya masyarakat adalah masyarakat awam biasanya
belum menyadari hubungan penting pendidikan dengan masyarakat, padahal sejatinya
keduanya saling membutuhkan. Lembaga pendidikan merupakan sistem terbuka bagi
masyarakat, tentu saja lembaga pendidikan tidak dapat menutup diri dan membatasi
ruang dengan masyarakat12.
Aspirasi-aspirasi masyarakat terkadang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan. Masyarakat yang mencintai pendidikan dan mendorong
pendidikan serta memiliki cita-cita agar pendidikan maju maka akan membantu
mewujudkan hal tersebut dengan terus bekerja sama dan menunjukkan cinta dan
kepeduliannya terhadap pendidikan. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam
mahfudzat tersebut, bahwasannya masyarakat itu ibaratkan teman dalam lingkungan
pendidikan, masyarakat yang mencintai dan memiliki harapan terwujudnya pendidikan
yang baik bagi peserta didiknya maka akan menampakkan kepeduliannya pada
pendidikan itu sendiri, terlebih pada masa yang benar-benar membutuhkan aspirasi
masyarakat. Kerja sama yang baik antar keduanya akan menciptakan lingkungan
pendidikan yang baik.
4. Bahaya Rusaknya Budi Pekerti
ْ ‫الخ ُلق ُي ْعد‬
13‫ي‬
ِ
ُ ُْ ُ
‫سوء‬
ِ
“Rusaknya budi pekerti itu menular”.

11
https://www.madingsekolah.id/artikel/detail/ciri-ciri-teman-baik, diakses online pada tanggal 12 Mei
2023.
12
Nurhasanah, “Peran Masyarakat dalam Lembaga Pendidikan”, Fondatia: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
1, No. 1, Maret 2017, hlm, 61, diakses online 25 April 2023.
13
https://pontren.com/2021/05/30/suul-khuluqi-yudi/, diakses online pada tanggal 12 Mei 2023.

7
Pembentukan karakter dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal agar dapat
membentuk kepribadian yang baik. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri sendiri tetapi biasanya berasal dari faktor genetis atau bawaan. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor ini biasanya
merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan tempat tinggal mulai dari keluarga,
teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media seperti televisi, internet,
dan yang lainnya.14 Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat setiap orang memiliki
karakter yang berbeda-beda tergantung dari pergaulan dan cara mendidik orang tua.
Manusia yang memiliki kepribadian baik dalam lingkungan masyarakat maka dapat
menjadi seseorang yang dapat dipercaya oleh orang lain.
Pentingnya pendidikan budi pekerti yang dilakukan sejak dini akan memberikan
manfaat bagi tahapan perkembangan selanjutnya. Budi pekerti berguna untuk
kehidupan di masyarakat. Kehidupan di masyarakat selalu menuntut agar setiap orang
memiliki perilaku yang baik. Perilaku yang baik terwujud dalam tindakan yang mampu
diteladani orang lain. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi perkembangan budi
pekerti yaitu politik, pendidikan moral, norma masyarakat, dan sosial (Nurul Zuhriah,
2007: 1-2). Faktor sosial terkait pengalaman tentang dunia nyata serta lingkungan hidup
sangat berperan untuk kehidupam sosial masyarakat. Tanpa pengalaman tersebut, akan
berakibat kurang terpenuhinya fungsi hidup sosialnya dengan akibat kurang
berkembangnya budi pekerti seseorang15.
Oleh karena itu mahfudzot diatas sesuai guna mengingatkan bahwasanya peran
lingkungan dalam membentuk karakter seseorang sangat penting karena Segala bentuk
akhlak buruk cenderung lebih cepat menyebar dan ditiru oleh orang banyak dari pada
akhlak baik. Karena di dalam diri manusia itu ada nafsu yang selalu mendorong
manusia untuk berbuat keburukan. Dan untuk mengantisipasi penularan budi pekerti
yang buruk, pilihlah lingkungan yang baik untuk tinggal.
5. Pembentukan karakter

16‫أصلح نفسك يصلح لك الناس‬

14
Veni ratana, Sukodoyo, Sukhitta dewi, "Pembentukan Budi Pekerti di Taman Kanak-Kanak Vidya
Dharma Kabupaten Semarang", Jurnal Pencerahan, Vol. 13, No. 1, 2020, hlm. 2, diakses online 25 April 2023.
15
Veni ratana, Sukodoyo, Sukhitta dewi, "Pembentukan Budi Pekerti di Taman Kanak-Kanak Vidya
Dharma Kabupaten Semarang", Jurnal Pencerahan, Vol. 13, No. 1, 2020, hlm. 3, diakses online 25 April 2023.
16
https://pontren.com/2021/05/23/ashlih-nafsaka-yashluh-lakan-naas-perbaiki-diri-orang-akan-baik-padamu/,
diakses online pada tanggal 12 Mei 2023.

8
“Perbaikilah dirimu sendiri niscaya orang lain akan baik padamu”
Pembentukan karakter sangatlah penting dalam lingkungan pendidikan karna
banyak permasalahan-permasalah dalam pendidikan yahg terjadi akibat karakter siswa.
Pendidikan dan karakter adalah dua hal yang saling berkaitan. Karakter adalah nilai-
nilai yang unik baik yang Terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku.
Karakter Secara koheren memancar dari hasil pola pikir, olah hati, dan olah rasa
Karakter Seseorang dapat terbentuk karena adanya kebiasaan yang dilakukan Terus
menerus, sikap yang diambil dalam menanggapi sesuatu, dan Kata-kata yang diucapkan
pada orang lain. Kebiasaan seseorang Terbentuk dari tindakan yang dilakukan
berulang-ulang setiap hari. Permasalahan-permasalaha Kenakalan siswa yang hingga
saat ini belum terselesaikan menjadi Indikasi bahwa pendidikan karakter merupakan
hal yang penting Terutama pendidikan karakter religius. Karakter religius termasuk
Dalam sentral di antara 18 nilai karakter dalam Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Karakter pada tahun 2011. Karakter religius ini meliputi Tiga unsur, yang pertama sikap
dan perilaku yang patuh dalam Melaksanakan anjuran agama yang tentunya dilakukan
berlandaskan Aturan-aturan yang ada dalam agamanya. Karakter religius dibutuhkan
siswa dalam Menghadapi perkembangan zaman dan krisis moral, siswa diharapkan
Memiliki perilaku dan akhlak yang baik sesuai ajaran agama masing-masing. Dalam
hal ini orang-orang di sekitar memiliki peran dalam Mempengaruhi karakter ataupun
akhlak seseorang, seperti keluarga. Masyarakat, maupun teman sebaya.17

17
Yusuf Kurniawan dan Ajat Sudrajat, “Peran Teman Sebaya dalam Pembentukan Karakter Siswa
Madrasah Tsanawiyah”, Jurnal Ilmu Sosial. (Vol. 15 No. 02 tahun 2018), hlm. 149-163, diakses online pada 25
April 2023.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ginanjar, M. Hidayat, “Urgensi Lingkungan Pendidikan sebagai Mediasi Pembentukan


Karakter Peserta Didik”. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, Juli 2013, hlm,
diakses online 18 April 2023.
Hamdanah. 2017. “Bunga Rampai Ilmu Pendidikan Islam”. Jakarta, diakses online 17 April
2023.
Mukminin, Amir, “Metode Pembelajaran Mahfudzod dalam Mendisiplinkan Siswa Kelas X
MA Al-Amin Wonogiri”, STAIMAS Wonogiri, Mei 2021, diakses online 18 April 2023.
Nurhasanah, “Peran Masyarakat dalam Lembaga Pendidikan”, Fondatia: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 1, No. 1, Maret 2017, diakses online 25 April 2023.
Veni ratana, Sukodoyo, Sukhitta dewi, "Pembentukan Budi Pekerti di Taman Kanak-Kanak
Vidya Dharma Kabupaten Semarang", Jurnal Pencerahan, Vol. 13, No. 1, 2020, diakses
online 25 April 2023.
Rifai, Muhammad Iefan, dkk, “Peran lingkungan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
SD di Banjarnegara”, Jurnal: JCOMENT, vol. 3, No. 2, April-Juli 2022, diakses online
25 April 2023.
Saeful, Achmad & Lafendry, Ferdinal, “Lingkungan Pendidikan dalam Islam”. Tarbawi: Jurnal
Pemikiran dan Ppendidikan Islam, Vol. 4 No 1, 2021, hlm 62, diakses online 17 April
2023.
Subianto, Jito, “Peran Kelarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter
Berkualitas”. Vol. 8, No. 2, Agustus 2013, hlm. 337, diakses online 18 April 2023.
Wahy, Hasbi, “Keluarga sebagai Basis Pendidikan Pertama dan Utama”. Jurnal Ilmmiah
DIDAKTIKA, Februari 2012, Vol. 12, No. 2, hlm 253, diakses online 25 April 2023.
Yusuf Kurniawan dan Ajat Sudrajat, “Peran Teman Sebaya dalam Pembentukan Karakter
Siswa Madrasah Tsanawiyah”. Jurnal Ilmu Sosial. (Vol. 15 No. 02 tahun 2018), hlm.
149-163, diakses online pada 25 April 2023.

10

Anda mungkin juga menyukai