Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MIKROBA

PENGARUH LINGKUNGAN ( PH, Cahaya,Suhu) TERHADAP


PERTUMBUHAN MIKROORGANISME UDARA

Oleh:

KARELSIUS KESA LEWOEMA

2106050058

DOSEN PENGASUH

Dr. Amor Tresna Karyawati, Ssi., Msi.,

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
I. Judul
Pengaruh Lingkungan (PH, cahaya, suhu ) terhadap pertumbuhan mikro organisme
udara.
II. Landasan Teori
Bakteri merupakan mikroorganisme yang dapat hidup diberbagai kondisi linkunga.
Dalam ( RifaSaya, 2020) dikatakan bahwa mikroorganisme juga dapat mempengaruhi
lingkungan selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Mikroorganisme dapat
mengubah keadaan linkungan baik secara fisik maupun kimiawi. Salah satu perubahan
kondisi linkungan secara kimiawi yaitu berubahnya pH dalam kondisi lingkungan
yang ditempati oleh mikroorganisme.
Faktor – faktor lingkungan antara lain faktor abiotik yang terdiri atas faktor fisik dan
kimia sedangkan faktor lingkungan biotik yang mencakup kehidupan dengan sebuah
bakteri dalam bentuk bersimbiosis, antibiotik, dan sebagainya ( Hadioetomo 1982
dalam Rifai 2020).
Aktifitas yang dilakukan mikrooragnisme akan mempengaruhi kondisi
lingkungannya. Setiap mikroorganisme tidak mampu hisdup secara sendiri.
Mikrooragnisme yang berada dilingkungan kompleks mampu beradaptasi dengan
baik dengan faktor abiotik dan biotik (Kusnadi, 2003 dalam (Rifai 2020). Tumbuh
pada mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh nutrisi, suhu, ph, dan kandungan
oksigen.
Faktor –faktor tersebut dapat akibat perubahan secara fisiologi dan perubahan
bentuk secara morfologi pada mikroorganisme. Mikroorganisme juga harus
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Tidak semua mikroba dapat hidup dikondisi
lingkungan yang sama.
1. Suhu
Sebagian besar bakteri tumbuh optimal pada suhu tubuh optimal pada suhu tubuh
manusia. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat tumbuh dalam lingkungan ekstrem
yang berada diluar batas pertahanan organisme eukariot. Suhu dapat memengaruhi
mikroorganisme dalam dua cara yaitu apabila suhu naik, kecepatan metabolisme
naik dan pertumbuhan dipercepat, dan sebaliknya apabila suhu turun kecepatan
metabolisme juga turun dan pertumbuhan diperlambat. Suhu merupakan faktor
penting dalam pertumbuhan mikroba. Pada umumnya batas suhu pertumbuhan
mikroba terletak antar d'C sampai 90°C, sehingga dikenal suhu minimum,
optimum, dan maksimum.
Suhu optimal untuk pertumbuhan bagi bakteri sangat bervariasi tergantung pada
jenis bakteri itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), sel bakteri dapat
memperbanyak diri dan tumbuh sangat cepat. Sedangkan pada suhu yang lebih
rendah atau lebih tinggi, masih dapat memperbanyak diri, tetapi dalam jumlah
yang lebih kecil dan tidak secepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada
suhu optimalnya Suhu menjadi faktor yang penting dalam pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi ulang aksi kimiawi dalam mikroba
sehingga pertumbuhan mikroorganisme juga ikut pengaruh.
2. Ph
Selain suhu pH juga berpengaruh dalam pertumbuhan bakteri. pH berkaitan
dengan sebuah aktivitas enzim pada mikrooragnisme. Enzim berperan sebagai
katalisator dalam reaksi-reaksi yang berhubungan dengan pertumbuhan
mikroorganisme. PH yang disukai oleh mikroorganisme adalah pH netra. Terdapat
mikroorganisme yang hidup dalam tingkat asam namun jarang ditemukan
keberadaanya, kecuali bakteri autotrof tertentu karena bakteri menghasilkan
produk metabolisme yang bersifat asam atau basa.
Ketika pH dalam suatau lingkungan tidak stabil akan pengaruhi pertumbuhan
bakteri dan menyebabkan hasil produksi metabolisme oleh mikroorganisme
menurun ( Arivo, Debi. 2017). Tiap-tiap makhluk hidup itu keselamatannya sangat
bergantungkepada keadaan sekitarnya, terlebih-lebih mikroorganisme. Makhluk-
makhluk halus ini tidak dapat menguasai faktor-faktor luar sepenuhnya,sehingga
hidupnya sama sekali tergantung pada keadaan sekelilingnya.Satu-satunya jalan
untuk menyelamatkan diri ialah dengan menyesuaikan diri (adaptasi) kepada
pengaruh faktor-faktor luar.
3. Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemothrope, karena itu pertumbuhannya tidak
tergantung pada adanya cahaya matahari. Pada beberapa spesies, cahaya matahari
dapat membunuhnya karena pengaruh sinar UV. Pada beberapa mikroba lainnya,
intensitas cahaya bukan merupakan factor terpenting yang membatasi
pertumbuhan mikroba tersebut (Entijang. 2003).
Secara umum cahaya memiliki sifat merusak sel mikroorganisme yang tidak
mempunyai pigmen fotosintesa.Kerusakan yang disebabkan oleh sinar atau
cahaya sinar ultraviolet, infrared, sinar-X dan sinar gamma dapat merusak sel dan
menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme (Sawardana, 1997).
III. Prosedur Kerja
 Cara pembuatan media Na
 Ditimbang sebanyak 6 gr Natrium agar.
 Setelah Ditimbang sebanyak 6gr Natrium Agar dilarutkan didalam 300ml
aquades lalu dipanaskan diatas hot plate, diaduk hingga larutan tersuspensi
dengan baik. dibagi menjadi 2 bagian yaitu 200ml dan 100ml untuk media
Na dipakai yang 200ml dan tidak ditambah HCL.
 Setelah itu, media di autoclave selama 15 menit dalam suhu 121°C.
 Media yang sudah di autoclave dituangkan dalam cawan petri sebanyak
15ml, lalu di Shield menggunakan plastik wrap dan dibiarkan hingga
memadat.
 Cara pembuatan media Na Ph rendah ( 0,01 N )

 Ditimbang sebanyak 6 gr Natrium agar.


 100ml yang di pisahkan dicampurkan dengan 1-3 tetes HCl 0,01 N.
 Setelah itu, media di autoclave selama 15 menit dalam suhu 121°C. Media
yang sudah di autoclave dituangkan dalam cawan petri sebanyak 15ml, lalu
di Shield menggunakan plastik wrap dan dibiarkan hingga memadat.

 Cara isoloasi mikroba udara


1. Disiapakan 3 media natrium agar, 2 NA pH normal dan 1 NA pH rendah.
2. Dibuka cawan secara bersamaan dan di biarkan selama 5 menit
3. Ditutup kembali cawan secara bersamaan setelah 5 menit. 4. Dishield cawan
petri menggunakan plastik wrap dan ditempatkan pada msing-masing
perlakuan.
 Perlakuan
1. Disiapkan 1 plastik putih dan 1 plasitk hitam
2. Dimasukan kedalam plasitk putih 2 media NA normal kedalam plastik hitam
3. Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu ruang, amati :
 Amati koloninya
 Wama
 Bentuk
 Tepi
 Elevasi
IV. HASIL
Tabel 4.1 hasil pengamatan suhu

Kelomp Perlakuan Waktu Jumla Ciri-ciri Tepi Elevasi


ok h
Pengerjaan :
1  Refrigator 08.00-09.30 0 Suhu ruang :
 Suhu ruang Pengamatan : 42 1. Jumlah koloni 61
 12.16-12.30 2. Bentuk koloni:

 Gelap 41 bulat,bergerigi, bulat


tidak beraturan.
3. Warna: putih
Gelap :
1. Jumlah tak terhingga.
2. Bentuk koloni: bulat,
bulat tidakberaturan,
dan bergerigi.
3. Warna koloni : putih
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kontrol

Media Suhu Warna Bentuk Tepi Elevasi Jumlah Gambar


koloni

A 29 C- Putih keru Bulat Entire, Convex 316


32 C sempurna, irreguler
bergerigi

B 29 C – Putih keru Bulat Entire Convex 199


32 C sempurna

B 29 C- Putih keru Bulat Irreguler Raised, 34


(kontrol) 32 C sempurna, convex
bergerigi,
rhizoid
irreguler

V. Pembahasan:

Bakteri membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi
proses pertumbuhan tersebut, Adapun beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, cahaya, pH, Logam, dan zat kimia. Apabila faktor-faktor
abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri
dapat tumbuh dan berkembang biak. Berdasarkan pengamatan kami Pada percobaan dengan
pengaruh faktor suhu dilakukan perlakuan pengamatan pertumbuhan mikroba dengan variasi
suhu yakni pada suhu ruang; 29°C-32°C dan pada suhu refrigerator; 5°C -10°C . Sehingga
diperoleh hasil bahwa, pada suhu ruang mikroba lebih mudah berkembang dari pada suhu
refrigerator. Selain faktor suhu ada juga faktor lain yang diamati yaitu faktor cahaya, Pada
percobaan dengan pengaruh faktor cahaya dilakukan perlakuan pengamatan pertumbuhan
mikroba dengan variasi 2 perlakuan yaitu dibungkus plastik hitam dan tidak dibungkus kantong
hitam. Sehingga dapat diperoleh bahwa mikroba pada perlakuan dibungkus plastik hitam lebih
lebih cepat berkembang dari pada yang tidak dibungkus kantong hitam. Adapula faktor terakhir
yang juga diamati ialah faktor pH, sehingga dapat diperoleh bahwa mikroba dapat berembang pada
media dengan pH rendah namun tidak sebanyak pada media normal
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 2010.Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambatan: Jakarta.

Irianto, Koes. 2006.Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1

.Yrama Widya : Jakarta.

Garrity M. George, 2004,

Taxonomic Autline of the Prokaryetos Bergey`sManual Systemic Bacteriology.

Second edition.

Djide Natsir, MS, Drs. 2005,Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar

.Makassar : Universitas Hasanuddin.

Waluyo, Land M.Kes.Drs. 2004.Mikrobiologi Umum

.UMM PRESS.Malang.

Vasanthacumari, 2007,Textbook of Microbiology, BI Publications Pvt Ltd,New Delhi.


LAMPIRAN

Gambar pengamatan kontrol

Gambar pengamatan asam terang

Gambar pengamatan biasa

Anda mungkin juga menyukai