Disusun Oleh :
RIZA JULIANTI, A.Md.KL
NIP. 19950729 202012 2 001
NDH : 22
INSTANSI : RSUD H. BAKRI KOTA SUNGAI PENUH
JABATAN : SANITARIAN TERAMPIL
vii
2.3.1. Akuntabilitas ................................................................................... 18
2.3.2. Nasionalisme .................................................................................. 21
2.3.3. Etika Publik ..................................................................................... 22
2.3.4. Komitmen Mutu .............................................................................. 23
2.3.5. Anti Korupsi .................................................................................... 24
2.4. Konsep Teori Agenda III (Peran dan Kedudukan ASN di NKRI) ......... 25
2.4.1. Manajemen ASN ............................................................................ 25
2.4.2. Whole of Goverment (WoG) ........................................................... 26
2.4.3. Pelayanan Publik ............................................................................ 27
2.5. Role Model .......................................................................................... 28
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1. Rancangan Aktualisasi ....................................................................... 30
3.2. Matrik Habituasi .................................................................................. 41
3.3. Matrik Visi, Misi dan Tata Nilai Organisasi .......................................... 42
3.4. Matrik Kedudukan dan Peran ASN ..................................................... 43
3.5. Penjadwalan Rencana Aktualisasi ....................................................... 44
BAB IV IMPLEMENTASI AKTUALISASI
4.1. Hasil Kegiatan Aktualiasi .................................................................... 40
4.2. Strategi Pembimbingan ...................................................................... 86
4.3. Rencana Aksi / Komitmen ................................................................... 89
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 90
5.2. Saran .................................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jumlah Staf RSUD H. Bakri Kota Sungai Penuh ............................. 10
Tabel 2.2. Sarana dan Prasarana di RSUD H. Bakri Kota Sungai Penuh ........ 12
Tabel 3.1. Daftar Kegiatan Aktualisasi.............................................................. 31
Tabel 3.2. Matrik Habituasi .............................................................................. 41
Tabel 3.3. Matrik Visi, Misi dan Tata Nilai Organisasi ..................................... 42
Tabel 3.4. Matrik Kedudukan dan Peran ASN ................................................. 43
Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi...................................................... 44
Tabel 4.1. Hasil Kegiatan Aktualisasi Kegiatan 1 ............................................ 46
Tabel 4.2. Hasil Kegiatan Aktualisasi Kegiatan 2 ............................................ 54
Tabel 4.3. Hasil Kegiatan Aktualisasi Kegiatan 3 ............................................ 62
Tabel 4.4. Hasil Kegiatan Aktualisasi Kegiatan 4 ............................................ 68
Tabel 4.5. Hasil Kegiatan Aktualisasi Kegiatan 5 ............................................ 77
Tabel 4.6. Jadwal Implementasi ...................................................................... 86
Tabel 4.7. Pembimbingan oleh Mentor ............................................................ 87
Tabel 4.8. Pembimbingan oleh Coach ............................................................. 88
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rumah Sakit Umum Daerah H. Bakri Kota Sungai Penuh .......... 8
Gambar 2.2. Struktur Organisasi RSUD H. Bakri Kota Sungai Penuh ............. 10
Gambar 2.3. Role Model .................................................................................. 23
Gambar 4.1. Konsultasi dengan mentor kegiatan 1 ......................................... 50
Gambar 4.2.Lembar konsultasi dengan mentor kegiatan 1 ............................. 51
Gambar 4.3.Mencari materi dan referensi sumber pembuatan SK dan SPO ... 52
Gambar 4.4. Membuat draft SK dan SPO ........................................................ 52
Gambar 4.5. Persetujuan SK dan SPO oleh Direktur ....................................... 53
Gambar 4.6. SK dan SPO yang sudah ditandatangani Direktur ....................... 54
Gambar 4.7.Konsultasi dengan mentor kegiatan 2 .......................................... 59
Gambar 4.8.Lembaran konsultasi dengan mentorkegiatan 2 ........................... 59
Gambar 4.9. Mencari materi dan gambar untuk poster .................................... 60
Gambar 4.10. Rancangan desain poster ......................................................... 61
Gambar 4.11. Melakukan percetakkan poster .................................................. 62
Gambar 4.12 Konsultasi dengan mentor kegiatan 3. ...................................... 66
Gambar 4.13. Lembaran konsultasi dengan mentorkegiatan 3 ........................ 67
Gambar 4.14.Pemberian izin oleh Kepala Ruangan Instalasi Gizi ................... 67
Gambar 4.15. Penempelan SPO dan Poster di Ruangan Instalasi Gizi ........... 68
Gambar 4.16.Konsultasi dengan mentor kegiatan 4 ........................................ 74
Gambar 4.17.Lembaran konsultasi dengan mentor kegiatan 4 ........................ 74
Gambar 4.18.Mencari materi dan referensi untuk pembuatan leaflet ............... 75
Gambar 4.19. Rancangan desain leaflet .......................................................... 75
Gambar 4.20. Meminta persetujuan dari mentor ............................................. 76
Gambar 4.21. Melakukan percetakkan leaflet .................................................. 76
Gambar 4.22. Konsultasi dengan mentorkegiatan 5 ........................................ 82
Gambar 4.23.Lembaran konsultasi dengan mentor kegiatan 5 ........................ 82
Gambar 4.24.Membuat Undangan dan Daftar Hadir Sosialisasi ...................... 83
Gambar 4.25. Membuat satuan acara penyuluhan (SAP) ................................ 83
Gambar 4.26. Pembagian leaflet ke penjamah makanan ................................. 84
Gambar 4.27. Mensosialisasikan leaflet kepada Penjamah Makanan ............. 84
Gambar 4.28.Hasil notulen dari sosialisasi....................................................... 85
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima
pelayanan.
Higiene sanitasi makanan menjadi hal yang sangat penting diterapkan
terutama pada tempat-tempat yang memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat seperti rumah sakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang persyaratan
higiene dan sanitasi jasaboga, pengelolaan makanan oleh jasaboga harus
memenuhi higiene sanitasi dan dilakukan sesuai cara pengolahan makanan
yang baik. Selain itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,
penerapan higiene sanitasi makanan dan minuman juga menjadi salah satu
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Adanya persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit ini dimaksudkan untuk menghindari
penularan penyakit, risiko dan gangguan kesehatan serta terjadinya
pencemaran lingkungan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H.Bakri merupakan salah satu
rumah sakit tipe D yang berada di Kota Sungai Penuh. Rumah sakit ini
memiliki visi “Mewujudkan Rumah Sakit Terdepan dalam Pelayanan dan
Inovasi“. Rumah sakit ini telah melaksanakan berbagai upaya salah satu
bentuk pelayanan tersebut adalah pelayanan gizi. Pelayanan gizi rumah sakit
menurut Permenkes No.78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayan Gizi
Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan lainnya di
rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap
maupun pasien rawat jalan di rumah sakit dengan bentuk pelayanan gizi
berupa pengolahan makanan penyajian makanan dan penyaluran makanan.
Menurut Kusmayadi (2007) terdapat 4 (empat) hal penting yang
menjadi prinsip hygiene sanitasi makanan meliputi perilaku sehat dan bersih
orang yang mengelola makanan (penjamah makanan), sanitasi makanan,
sanitasi peralatan dan sanitasi tempat pengolahan makanan. Prinsip hygiene
sanitasi yang paling mempengaruhi terhadap gangguan kesehatan adalah
sanitasi pada penjamah makanan. Karena makanan yang tidak dikelola
dengan baik dan benar oleh penjamah makanan dapat menimbulkan dampak
2
negatif seperti penyakit dan keracunan akibat bahan kimia, mikroorganisme,
tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan berbagai penyakit.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Instalasi Gizi
RSUD H.Bakri terlihat perilaku penjamah saat mengolah makanan tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja seperti tidak memakai
sarung tangan ketika bersentuhan dengan makanan, tidak memakai apron
(celemek), masker dan tutup kepala, memakai perhiasan seperti cincin, serta
tidak memakai sepatu kerja. Berperilaku tidak baik seperti menggaruk anggota
tubuh, memelihara kuku panjang, tidak mencuci tangan saat menjamah, tidak
menggunakan perlengkapan kerja dan mengunyah makanan saat bekerja
dapat beresiko menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare yang
disebabkan oleh kontaminasi bakteri E.coli, kecacingan ataupun keracunan
makanan.
Berdasarkan data dari profil RSUD H. Bakri Kota Sungai Penuh
bahwa petugas masak (penjamah makanan) yang ada di intalasi gizi RSUD
H.Bakri Kota Sungai Penuh berjumlah 7 orang dengan tingkat pendidikan
yang terakhir adalah SMP. Hal tersebut menunjukkan masih rendahnya
tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penjamah makanan tersebut dan
berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bahwa penjamah makanan di
unit Intalasi Gizi tidak memiliki sertifikat penjamah makanan (Food Handler)
dan tidak memiliki buku pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sertifikat
tersebut didapatkan melalui pelatihan penjamah makanan (Food Handler)
yang diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran penjamah makanan akan pentingnya pengolahan makanan yang
higienis. Tenaga penjamah makanan berkewajiban memiliki pengetahuan
tentang hygiene sanitasi makanan dan gizi serta menjaga kesehatan.
Pengetahuan mengenai hygiene sanitasi makanan dan gizi serta menjaga
kesehatan diperoleh melalui kursus hygiene sanitasi makanan. Dan dapat
dilakukan pembinaan oleh Dinas terkait serta dilakukan pengawasan oleh
tenaga sanitarian.
Salah satu upaya yang diharapkan dapat mendukung perubahan
tersebut dengan menerapkan hygiene sanitasi pada penjamah dengan
rangkaian kegiatan membuat SPO sebagai pedoman dan acuan dalam
3
meningkatkan mutu pelayanan, membuat media poster, leaflet dan melakukan
sosialisasi yang dapat membantu meningkatkan pemahaman, pengetahuan
dan keterampilan tenaga penjamah makanan dalam mengolah makanan yang
aman bagi konsumen sehingga dapat mewujudkan perilaku kerja yang sehat
dan benar dan dapat menurunkan kejadian resiko penularan penyakit melalui
makanan.
Berdasarkan penjelasan diatas, jika kegiatan ini tidak diterapkan maka
makanan yang diolah dapat beresiko menyebabkan gangguan kesehatan
melalui makanan yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman
penjamah makanan dalam mengolah makanan yang sehat. Oleh karena itu
didapatkan isu yaitu “Kurangnya pengetahuan penjamah makanan dalam
menerapkan Hygiene Sanitasi di Unit Instalasi Gizi RSUD H.Bakri Kota
Sungai Penuh”.
Dari penjelasan tersebut terdapat keterkaitan antara kedudukan peran
ASN dalam NKRI yaitu di bidang pelayanan publik, bila agenda ini dapat
dilaksanakan dan diterapkan maka dapat memberikan kualitas pelayanan
yang bermutu dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Apabila
kegiatan tidak dilakukan maka akan berdampak kepada masyarakat yang
menyebabkan gangguan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya akan melakukan
kegiatan aktualisasi dengan cara “Upaya Penerapan Hygiene Sanitasi
Kepada Penjamah Makanan di Unit Instalasi Gizi RSUD H. Bakri Kota
Sungai Penuh”.
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan yang akan di capai dalam penyusunan kegiatan
aktualisasi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengidentifikasikan dan menerapkan Nilai-nilai Dasar Profesi ASN,
Peran dan Kedudukan ASN dalam aktualisasi.
b. Untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik dan Anti Korupsi.
c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS
Pemerintah Kota Sungai Penuh.
4
1.3. MANFAAT
1.3.1. Bagi Penulis
a. Untuk menanamkan nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga dapat
menjadi ASN yang memiliki nilai-nilai :
1. Akuntabilitas, yaitu ASN yang bertanggung jawab, berintegritas dan
netral dalam melaksanakan tugas jabatan yang diembannya.
2. Nasionalisme, yaitu ASN yang memiliki orientasi berfikir
mementingkan kepentingan publik.
3. Etika publik, yaitu ASN yang jujur dan menerapkannilai- nilai etika
publik dalam melayani masyarakat.
4. Komitmen Mutu, yaitu ASN yang kreatif dan inovatif serta
mengedepankan mutu dalam melaksanakan tugas jabatannya.
5. Anti Korupsi, yaitu ASN yang memiliki integritas tinggi untuk menjadi
pribadi yang Anti Korupsi.
b. Sebagai salah satu untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan
persyaratan penyehatan makanan dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
5
1.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN AKTUALISASI
Kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan di RSUD H. Bakri Kota
Sungai Penuh dari tanggal 19 April 2021 sampai dengan tanggal 29 Mei 2021
Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam rangkaian penerapan Hygiene
Sanitasi Penjamah Makanan di Instalasi Gizi RSUD H.Bakri Kota Sungai
Penuh ada 5 (Lima), yaitu :
a. Membuat SK dan SPO sebagai petunjuk pelaksana
b. Membuat media poster tentang Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
c. Melakukan penempelan SPO dan Poster di ruang Instalasi Gizi
d. Membuat Leaflet sebagai media penyebaran informasi
e. Melakukan sosialisasi leaflet kepada penjamah makanan
6
BAB II
KONSEP TEORI
7
secara paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan
pemulihan tampa mengabaikan peningkatan derajat Kesehatan dan
pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui penyediaan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat (emergenci) dan
tindakan medik serta penunjang medik.
Gambar 2.1.
Rumah Sakit Umum Daerah H. Bakri Kota Sungai Penuh
8
2.1.4. Motto
Motto Rumah Sakit Umum Daerah H.Bakri Kota Sungai Penuh adalah
“Sahabat Menuju Sehat”.
9
Gambar 2.2.
Struktur Organisasi RSUD H. Bakri Kota Sungai Penuh
10
Perawat gigi
D III AKG 2 0 2
Perawat gigi (SPRG) 0 0 0
III Paramedis non keperawatan
Kesehatan masyarakat
Magister kesehatan masyarakat 1 0 1
Sarjana kesehatan masyarakat 3 3 6
(SKM)
Kesehatan lingkungan
Sarjana sanitasi / D IV kesling 0 0 0
Ahli madya kesling 6 0 6
Gizi
Sarjana Gizi / D IV gizi 0 2 2
Ahli Madya gizi 3 0 3
Farmasi
S 1 farmasi dan apoteker 7 0 7
Sarjana farmasi 0 1 1
Asisten apoteker 2 0 2
Laboratorium
D IV analisis kesehatan 3 2 5
Ahli madya analisis kesehatan 2 1 3
Teknis Medis
Ahli madya radiologi 0 1 1
Ahli madya teknik elektro medis 0 1 1
Ahli madya fisioterapi 0 3 3
Rekam Medis
Rekam medis 2 3 5
11
2.1.8. Sarana dan Prasarana
Tabel 2.2.
Sarana dan Prasarana di
RSUD H.Bakri Kota Sungai Penuh Tahun 2021
No Nama Bangunan / Ruangan Jumlah Ket
A Bangunan I
Ruang poli rawat jalan 12 unit
Laboratorium sentral 1 unit
Gudang obat 1 unit
Ruang radiologi 1 unit
Ruang laboratorium IGD 1 unit
Apotek rawat jalan 1 unit
Ruang rekam medis 1 unit
Ruang pemeliharaan sarana dan praserana 1 unit
Ruang sterilisasi 1 unit
Ruang teknik dan pengelolaan limbah 1 unit
Ruang IT 1 unit
B Bangunan II
Lt.1 Ruang IGD 8 unit
Ruang kebidanan dan kandungan 4 unit
Ruang bayi 1 unit
Apotek 24 jam 1 unit
Lt.2 Ruang rawat inap 15 unit
Lt.3 Ruang OK 2 unit
Ruang transfer 1 unit
Ruang pre operasi 1 unit
Ruang pemulihan 1 unit
Ruang HCU 1 unit
Ruang ICU 1 unit
Ruang NICU 1 unit
Ruang picu 1 unit
Ruang isolasi ICU 1 unit
Musholla 1 unit
Lobby 1 unit
C Bangunan administrasi dan manajemen 5 unit
D Bangunan / ruang parker 1 unit
E Ruang gizi 1 unit
F Ruang laundry 1 unit
Sumber : Profil RSUD H. Bakri Kota Sungai Penuh, 2021
12
2.1.9. Tugas Pokok dan Fungsi Sanitarian
Tugas Pokok dan Fungsi Sanitarian menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 Jabatan
Fungsional Sanitarian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan, dan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas
kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan
meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.Sedangkan menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor PER/10/M.PAN/3/2006 Tahun
2006 Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 19/KEP/M.PAN/11/2000. Jabatan Fungsional
Sanitarian dan Angka Kreditnya, tugas pokok dan fungsi sanitarian
terampil antara lain :
1. Melakukan pengumpulan data untuk pengamatan kesehatan
lingkungan.
2. Melakukan pengolahan data secara manual untuk pengamatan
kesehatan lingkungan
3. Mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan
4. Menentukan diagnosa dan treatment intervensi awal
5. Melakukan konsultasi kesehatan lingkungan untuk tindak lanjut
pengawasan kesehatan lingkungan
6. Mengumpulkan data primer untuk identifikasi perilaku
7. Mengumpulkan tabulasi dan pengumpulan data sederhana
8. Melakukan pemberdayaan individu secara umum
9. Menyusun draft pedoman/peraturan
10. Melaksanakan uji coba studi kelayakan
11. Menyusun draft penilaian tindak lanjut pengawasan kesehatan
lingkungan.
12. Menyusun draft identifikasi perilaku untuk menentukan program
13. Menyusun draft laporan kegiatan
14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
15. Menyusun laporan lain-lain
13
2.2. Konsep Teori Agenda I (Wawasan Kebangsaan)
2.2.1. Wawasan Kebangsaan
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu
“Wawasan” dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002) dinyatakan bahwa secara etimologis
istilah“wawasan” berarti : (1) hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan
dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Sementara itu
“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat yang
bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta
berpemerintahan sendiri. Sedangkan “kebangsaan” mengandung arti
(1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2) perihal bangsa;
mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri sebagai
warga dari suatu negara.
Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara
pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu
negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela
negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela
negara merupakan bentuk cinta 3 terhadap tanah air kita
sebagaimana tertuang dalam Pasal 9 Ayat (1) Undang-Undang No. 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yang menyebutkan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
14
Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara dalam Persatuan dan
Kesatuan yaitu :
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
c. Negara Kesatuan Republik Indonesia
d. Bhinneka Tunggal Ika
15
7. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh
individu.
8. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
9. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam
melaksanakan kegiatan.
10. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros,egois,
tidak disiplin.
11. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar
sesama.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman
sekarang di berbagai lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga. (lingkungan keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
16
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kesehatan jasmani atau kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh
untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologi
terhadap keadaan lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan
sebagainya) dan atau kerja fisik yang cukup efisien tanpa lelah secara
berlebihan.
Beberapa ciri jasmani yang sehat adalah :
1. Normalnya fungsi alat-alat tubuh, terutama organ-organ vital
(jantung, paru). Tanda-tanda Kesehatan Jasmani dan Mental 23
vital normal tubuh misalnya adalah: tekanan darah sekitar 120/80
mmHg, frekuensi pernafasan sekitar 12 – 18 nafas per menit,
denyut nadi antara 60 – 80 kali per menit, serta suhu tubuh antara
360 – 370 Celcius.
2. Punya energi yang cukup untuk melakukan tugas harian (tidak
mudah merasa lelah).
3. Kondisi kulit, rambut, kuku sehat: menggambarkan tingkat nutrisi
tubuh.
4. Memiliki pemikiran yang tajam. Asupan dan pola hidup yang sehat
akan membuat otak bekerja baik.
17
2.2.4. Keprotokolan
Menurut UU No. 9 tahun 2010 Keprotokolan adalah
serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata
Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya
dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.
Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara
dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi. Upacara bendera hanya
dapat dilaksanakan untuk acara kenegaraan atau acara resmi :
1. Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI ;
2. Hari besar nasional;
3. Hari ulang tahun lahirnya lembaga negara;
4. Hari ulang tahun lahirnya instansi pemerintah; dan
5. Hari ulang tahun lahirnya provinsi dan kab/kota.
Tata Tempat (Preseance) Adalah pengaturan tempat bagi
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing
dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu
dalam acara kenegaraan atau acara resmi serta mengandung unsur
tentang siapa yang berhak didahulukan dan siapa yang berhak
mendapat prioritas.
Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan
pemberian hormat bagi Pejabat Negara (Acara Negara, Acara Resmi),
Pejabat Pemerintah (Acara Negara, Acara Resmi), Tokoh Masyarakat
(Acara Negara, Acara Resmi).
18
Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi. Lima nilai dasar yang biasa
disingkat ANEKA ini merupakan modal awal PNS dalam menjalankan
tugasnya. Secara singkat, ANEKA bisa dijelaskan sebagai berikut:
2.3.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas yang dilakukan oleh PNS akan teruji ketika PNS
tersebut mengalami permasalahan dalam transparansi dan akses
informasi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan sumber daya
milik negara dan konflik kepentingan. Seorang PNS dapat dikatakan
PNS yang akuntabel apabila mampu mengatasi masalah-masalah
tersebut. Dalam artian mampu mengambil pilihan yang tepat ketika
terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani
warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Aspek - Aspek Akuntabilitas terdiri atas yaitu :
a. Akuntabilitas adalah Sebuah Hubungan (Accountability Is A
Relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability Is Results
Oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
c. Akuntabilitas Membutuhkan Adanya Laporan (Accountability
Requires Reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
d. Akuntabilitas Memerlukan Konsekuensi(Accountability Is
Meaningless Without Consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung
jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
19
e. Akuntabilitas Memperbaiki Kinerja (Accountability Improves
Performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Akuntabilitas horizontal
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada
adalah “Kami”.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu
terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran,
dan kritik terhadap kinerjanya.
20
2.3.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini
sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme
merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah
air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nasionalisme erat kaitannya dengan wawasan kebangsaan,
yaitu bagaimana cara masyarakat memandang indonesia secara
keseluruhan, baik kedalam maupun keluar. Wawasan kebangsaan
inilah yang membuat masyarakat bisa paham arti penting
nasionalisme, juga yang membuat rasa nasionalisme ini tumbuh
dalam dirinya.
Keberadaan nasionalisme bagi ASN, membuatnya paham
bahwa tugasnya bukan hanya sekedar menjadi pelayan bagi
masyarakat dalam arti sempit, namun juga negara dalam arti luasnya.
Disinilah fungsi ASN sebagai perekat bangsa, meniadakan ego
kedaerahan dalam dirinya, berusaha berdiri dalam garis netral, dan
berusaha meminimalisir segala bentuk rasisme yang mengancam
keutuhan NKRI sebisanya, semaksimal fungsinya sebagai ASN.
21
2.3.3. Etika Publik
Etika sebenarnya dapat dipahami sebagai sistem penilaian
perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas
guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Jika di cari lebih lanjut, Nilai-nilai dasar etika publik
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai
berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
22
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
23
d. Kualitas; adalah sebuah nilai tertentu yang hendak ingin dicapai
dari sebuah produk atau jasa.
Mutu merupakan persepsi pengguna layanan terhadap
kemampuan suatu organisasi dalam menjawab kebutuhan dan
harapan pelanggan. Mutu bersifat dinamis, sehingga setiap organisasi
dituntut untuk memperbaiki kinerjanya secara terus menerus. Berikut
ada beberapa metode sederhana yang paling banyak digunakan bagi
setiap organisasi penyedia layanan baik organisasi pemerintah
maupun swasta untuk melakukan perbaikan secara terus menerus
(continous improvement):
a. Metode Plan Do Check Act (PDCA)
Metode ini diperkenalkan Edward Deming tahun 1950 (Tague:
2004; 15) pada saat ia memberikan kuliah di Jepang. Biasa dikenal
juga dengan istilah lain yaitu Plan Do Study Act (PDSA), metode ini
digunakan untuk membantu organisasi dalam melakukan perbaikan
secara terus menerus.
b. Diagram sebab dan akibat (cause and effect diagram).
Diagram sebab dan akibat adalah metode yang digunakan
untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi akar
permasalahan yang dianggap menjadi kendala dalam mutu. Diagram
tersebut bisa berbentuk tulang ikan sehingga biasa disebut dengan
fishbone diagram.
24
lain yang suatu korporasi yang dapat keuangan negara atau
perekonomian negara, dengan menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membagi tindak
korupsi dalam tujuh jenis, meliputi : Kerugian keuangan negara; Suap-
menyuap; Penggelapan dalam jabatan; Pemerasan; Perbuatan
curang; Benturan kepentingan dalam pengadaan; dan Gratifikasi.
Terdapat 9 nilai - nilai dasar anti korupsi, yaitu : Jujur, Peduli,
Mandiri, Disiplin, Tanggung jawab, Kerja kerjas, Sederhana, Berani,
dan Adil.
2.4. Konsep Teori Agenda III (Peran dan Keduduksm ASN di NKRI)
2.4.1. Manajemen ASN
Aparatur sipil negara mempunyai peran yang amat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi
dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil
dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh
kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945. Kesemuanya itu dalam
rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Negara dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan
berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut
Aparatur Sipil Negara untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam
menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi menjadikan
aksesibilitas semakin mudah untuk berhubungan dari suatu negara ke
negara lain, globalisasi ekonomi menjadi semakin nyata yang ditandai
dengan persaingan yang tinggi di tingkat internasional. Ketentuan-
ketentuan yang berlaku secara internasional harus dapat diikuti oleh
birokrasi kita dengan baik jika ingin dapat memenangkan persaingan
tersebut.
25
2.4.2. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang
terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan
Selandia Baru. Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab
pertanyaan klasik mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara
sektor atau kelembagaan sebagai akibat dari adanya fragmentasi
sektor maupun eskalasi regulasi di tingkat sektor. Sehingga WoG
sering kali dipandang sebagai perspektif baru dalam menerapkan dan
memahami koordinasi antar sektor. Dalam hal ini WoG menjadi
penting, karena diperlukan sebuah upaya untuk memahami
pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sektor harus
dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaaan yang lebih
mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik.
Jenis pelayanan public yang dikenal yang dapat didekati oleh
pendekatan WoG adalah:
Pelayanan yang Bersifat Administratif
Pelayanan Jasa
Pelayanan Barang
Pelayanan Regulatuf
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan
juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing
diuaraikan sebagaimana berikut ini
26
Pola Pelayanan Teknis Fungsional
Pola Pelayanan Satu Atap
Pola Pelayanan Satu Pintu
Pola Pelayanan Terpusat
Pola Pelayanan Elektronik
27
2.5. Role Model
Role model merupakan seseorang yang sikap dan perilakunya menjunjung
tinggi nilai-nilai pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Role model adalah sosok yang dapat
kita jadikan panutan, teladan dan sosok role
model berdasarkan perilaku, sifat dan
perbuatan yang bisa diikuti oleh orang
lain.Keberadaan role model sangat penting,
sebagai acuan, motivator, dan contoh bagi
penulis. Pejabat/Aparatur yang saya kagumi
adalah:
Nama : Ns. Edi Efian, M.Kep
Jabatan: Kepala Seksi Penunjang Pelayanan
RSUD H Bakri Kota Sungai Penuh
Gambar 2.3 Role Model
Ns. Edi Efian, M.Kep memiliki nilai-nilai ANEKA dalam menjalankan tugasnya
sebagai seorang PNS, hal tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut:
a. Memiliki Akuntabilitas
Beliau melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sebagai
kasi penunjang non medis serta konsisten memberikan pengarahan
kepada staff yang dibawahinya.
Memiliki integritas yang tinggi dan adil dalam mengambil keputusan
serta memiliki kejelasan target disetiap pelaksanaan kegiatan.
b. Memiliki Jiwa Nasionalisme
Dalam wujud kerjasama antar staf, menjadi motivator, menghargai
pendapat orang lain serta tidak membeda-bedakan antar sesama staf.
c. Memiliki Etika Publik
Beliau seorang yang professional, sopan, tata krama, sabar dan
penggunaan bahasa yang komunikatif dan persuasif saat berinteraksi
dengan atasan/bawahan.
28
d. Memiliki Komitmen Mutu
Beliau mempunyai inovasi dan kreatifitas dalam pengembangan mutu
pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah H.Bakri Kota Sungai
Penuh.
e. Memiliki Anti Korupsi
Beliau selalu datang ke kantor tepat pada waktunya, ini membuktikan
menunjukkan kedisiplinan beliau dalam bekerja.
29
BAB III
30
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan, Tahap Kegiatan dan Output yang Dihasilkan
Kontribusi
Penguatan
Keterkaitan Substansi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi
Organisasi
Organisasi
1 Membuat SK dan SPO tentang 1. Melakukan 1. Foto konsultasiAkuntabilitas : Berkontribusi Cepat
Hygiene Sanitasi Penjamah konsultasi dengan dengan mentor Sebelum proses pembuatan terhadap Visi Tanggap
Makanan sebagai petunjuk mentor tentang dan notulenSK dan SPO saya RSUD H. Bakri Dedikasi
pelaksana pembuatan SK hasil konsultasi
berkonsultasi terlebih dahulu “Mewujudkan Amanah
dan SPO Hygiene kepada mentor karena Rumah Sakit
Keterkaitan Agenda III Sanitasi Penjamah pembuatan SK dan SPO ini Terdepan
(WoG, Manajemen ASN, Makanan 2. Foto kegiatan memerlukan arahan dan Dalam
Yanlik) mencari materi bimbingan yang jelas agar Pelayanan dan
Membuat SK dan SPO jika 2. Mencari materi dan referensi dapat menghasilkan SK dan Inovasi”
dikaitkan dengan kedudukan dan referensi SPO yang baik dan dapat
dan peran PNS dalam NKRI, tentang dipertanggung jawabkan Dalam
maka kegiatan ini lebih pembuatan SK (Kejelasan,Tanggung membuat SK
condong standart pelayanan dan SPO Hygiene 3. Draft naskah Jawab) dan SPO
publik namun kegiatan ini juga Sanitasi Penjamah SK dan SPO tentang
memerlukan Konsultasi serta Makanan yang akan Nasionalisme : hygiene
masukan dari atasan mentor diajukan Saat membuat draft SK dan sanitasi
sebagai wujud WoG, dimana 3. Membuat draft SK SPO dengan menggunakan penjamah
unsur kerjasama sangat dan SPO Hygiene 4. Dokumen Bahasa Indonesia yang baik makanan ini
dibutuhkan dalam Sanitasi Penjamah naskah SK dan dan benar sebagai mendukung
mewujudkan hasil yang baik Makanan SPO yang perwujudan cinta tanah air salah satu visi
guna mendukung kinerja Pihak telah (Cinta Tanah Air) rumah sakit
Manajemen, dimana salah 4. Meminta ditandatangan yaitu
satu fungsi Pelayanan publik persetujuan dari Etika Publik : memberikan
yang diselenggarakan dengan Direktur untuk Dalam meminta persetujuan pelayanan
tujuan untuk mencapai hal-hal penandatanganan Direktur untuk kesehatan
yang strategis bagi kemajuan SK dan SPO penandatanganan SK dan yang cepat,
bangsa di masa yang akan Hygiene Sanitasi SPO hygiene sanitasi tepat dan
datang. Penjamah penjamah makanan akurat.
31
Dasar Hukum: Makanan dilakukan dengan sopan
UU No. 5 tahun 2014 santun dan mengucapkan
tentang ASN salam sebelum masuk ke
Permenpan No.PER/ ruang Direktur, hal tersebut
10/M.PAN/3/2006 tentang dapat menggambarkan tata
Perubahan Atas Kepmenpan karma yang baik dan benar.
No.19/KEP/M.PAN/11/2000 (Sopan Santun, Tata Karma)
tentang Jabatan Fungsional
Sanitarian dan Angka Komitmen Mutu :
Kreditnya Dalam pembuatan SK dan
UU NO. 36 tahun 2009 SPO diperlukan langkah
tentang Kesehatan mencari materi dan referensi
UU No. 44 Tahun 2009 yang terbaru dan berinovatif
tentang Rumah Sakit (Inovatif)
Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 7 Tahun Anti Korupsi :
2019. Kesehatan Saya datang untuk
Lingkungan Rumah Sakit berkonsultasi dengan tepat
waktu sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan oleh
mentor (Disiplin)
2. Membuat media poster 1. Melakukan 1. Foto konsultasi Akuntabilitas : Berkontribusi Cepat
tentang Hygiene Sanitasi konsultasi dengan dengan mentor terhadap Visi tanggap
Penjamah Makanan sebagai mentor mengenai dan notulen Dalam kegiatan pembuatan RSUD H. Bakri Dedikasi
media penyebaran informasi kegiatan hasil konsultasi poster saya berkonsultasi “Mewujudkan Amanah
pembuatan poster terlebih dahulu kepada Rumah Sakit
Keterkaitan Agenda III mentor agar mendapat Terdepan
(WoG, Manajemen ASN) 2. Menyiapkan 2. Foto kegiatan arahan serta bimbingan Dalam
Membuat poster sebagai bahan materi dan mencari materi yang jelas dalam pembuatan Pelayanan dan
media penyebaran informasi gambar yang akan dan gambar poster sehingga dapat Inovasi” Dalam
tentang Hygiene Sanitasi dimasukkan ke untuk poster menghasilkan poster yang membuat
Penjamah Makanan, berkaitan dalam poster baik dan informasi yang poster tentang
dengan kedudukan dan peran disampaikan pada poster hygiene
PNS dalam NKRI, pada tersebut dapat sanitasi
32
kegiatan ini lebih condong 3. Merancang desain 3. Draft desain dipertanggung jawabkan. penjamah
kepada pelayanan publik dan poster hygiene poster Hygiene (Tanggungjawab, Kejelasan) makanan ini
WOG. Dimana dalam hal sanitasi penjamah Sanitasi mendukung
pelayanan publik pembuatan makanan Penjamah Nasionalisme : salah satu misi
poster tentang Hygiene Makanan Dalam kegiatan pembuatan rumah sakit
Sanitasi Penjamah Makanan poster tentang hygiene yaitu
di Unit Instalasi Gizi RSUD H. 4. Melakukan 4. Poster yang sanitasi penjamah makanan meningkatkan
Bakri menjadi serangkaian percetakkan sudah dicetak dilakukan dengan pengetahuan
kegiatan dalam memenuhi poster musyawarah bersama dan
kebutuhan pelayanan/ mentor dan menggunakan keterampilan
melayani keperluan penerima bahasa Indonesia yang baik karyawan
pelayanan khususnya dalam dan benar, agar mudah di sehingga
media penyebaran informasi pahami dan di mengerti oleh mampu
untuk memberikan kepuasan mentor sehingga akan melaksanakan
kepada penerima pelayanan mendapatkan arahan yang pelayanan
tentang informasi hygiene baik dalam kegiatan yang
sanitasi kepada penjamah pembuatan poster. professional.
makanan di Instalasi gizi. Dan (Musyawarah, Cinta Tanah
keterkaitan realisasi Air)
aktualisasi kegiatan ini pada
WOG memerlukan koordinasi Etika Publik :
dan kerjasama dengan Saat menyiapkan bahan
petugas atau rekan kerja lain materi dan gambar yang
dalam pembuatan poster. akan dimasukkan kedalam
Dasar Hukum: poster, saya menggunakan
UU No. 5 tahun 2014 penulisan kata-kata yang
tentang ASN sopan dan santun serta
Permenpan No.PER/ sehingga memberikan media
10/M.PAN/3/2006 tentang informasi yang baik dan
Peru bahan Atas mudah dipahami bagi yang
Kepmenpan membacanya (Kesopanan)
No.19/KEP/M.PAN/11/2000
tentang Jabatan Fungsional
Sanitarian dan Angka
33
Kreditnya Komitmen Mutu :
UU NO. 36 tahun 2009 Dalam mencetak poster
tentang Kesehatan tentang hygiene sanitasi
UU No. 44 Tahun 2009 penjamah makanan ini
tentang Rumah Sakit menjadi salah satu media
Peraturan Menteri penyampaian informasi yang
Kesehatan RI No. 7 Tahun efektif dan efisien dalam
2019. Kesehatan meningkatkan pemahaman
Lingkungan Rumah Sakit penjamah makanan tentang
hygiene sanitasi di Instalasi
Gizi, cetakkan terbaca
dengan jelas dan hasilnya
cetakkan memenuhi standar
kualitas yang baik (Efektif,
Efektif)
Anti Korupsi :
Dalam kegiatan mendesain
poster dilakukan dengan
jujur, dengan mencantumkan
isi yang sesuai materi yang
didapat dan sesuai dengan
arahan mentor (Jujur)
3. Melakukan penempelan SPO 1. Melakukan 1. Foto konsultasi Akuntabilitas : Berkontribusi Cepat
dan Poster Hygiene Sanitasi konsultasi dengan dengan mentor Dalam kegiatan penempelan terhadap Visi tanggap
Penjamah Makanan di Ruang mentor mengenai dan notulen SPO dan poster saya RSUD H. Bakri Dedikasi
Instala tempat hasil konsultasi berkonsultasi terlebih dahulu “Mewujudkan Amanah
penempelan SPO kepada mentor agar Rumah Sakit
Keterkaitan Agenda III dan poster mendapat arahan yang jelas Terdepan
(WoG, Manajemen ASN) dalam melakukan Dalam
Melakukan penempelan SPO 2. Pemberian izin 2. Foto saat penempelan SPO dan poster Pelayanan dan
Hygiene Sanitasi Penjamah oleh Kepala pemberian izin sehingga SPO dan Poster Inovasi” Dalam
Makanan, kegiatan ini lebih Ruangan Instalasi oleh Kepala mudah dilihat dan dibaca melakukan
condong pada WoG dan Gizi untuk Ruangan khususnya bagi tenaga penempelan
34
manajemen ASN. Hal ini penempelan SPO Instalasi Gizi penjamah makanan dan SPO dan
merupakan pendekatan yang dan Poster di informasi yang disampaikan poster tentang
mengintegrasikan upaya ruang Instalasi Gizi pada SPO dan poster hygiene
kolaboratif dari tugas pokok tersebut dapat sanitasi
dan fungsi saya untuk 3. Melakukan 3. Foto saat dipertanggung jawabkan penjamah
mewujudkan tujuan bersama, penempelan SPO SPO dan (Kejelasan, Tanggungjawab) makanan ini
sebagai aktor pelayanan dan Poster Poster telah mendukung
dalam menyelesaikan suatu Hygiene Sanitasi ditempelkan di Nasionalisme : salah satu misi
masalah pelayanan. Penjamah ruang Intalasi Dalam kegiatan rumah sakit
Makanan di Ruang Unit Gizi penempelan SPO dan poster yaitu
Dasar Hukum: Instalasi Gizi tentang hygiene sanitasi meningkatkan
UU No. 5 tahun 2014 penjamah makanan pengetahuan
tentang ASN dilakukan dengan dan
Permenpan No.PER/ musyawarah bersama keterampilan
10/M.PAN/3/2006 tentang mentor dan pihak Instalasi karyawan
Perubahan Atas Kepmenpan Gizi dan menggunakan sehingga
No.19/KEP/M.PAN/11/2000 bahasa Indonesia yang baik mampu
tentang Jabatan Fungsional dan benar, agar mudah di melaksanakan
Sanitarian dan Angka pahami dan di mengerti pelayanan
Kreditnya sehingga akan mendapatkan yang
UU NO. 36 tahun 2009 arahan yang baik dalam professional.
tentang Kesehatan melakukan kegiatan
UU No. 44 Tahun 2009 penempelan SPO dan poster
tentang Rumah Sakit (Musyawarah, Cinta Tanah
Peraturan Menteri Air)
Kesehatan RI No. 7 Tahun
2019. Kesehatan Etika Publik :
Lingkungan Rumah Sakit
Dalam meminta izin
penempelan SPO dan poster
kepada Kepala Ruangan
Instalasi Gizi saya
mengedepankan sikap
sopan santun dan penuh
35
rasa hormat (Kesopanan,
Hormat)
Komitmen Mutu :
Dalam melakukan
penempelan di ruang
Instalasi Gizi dimaksudkan
untuk memudahkan petugas
penjamah makanan dalam
menerapkannya dan
melakukannya dalam
bekerja (Efektivitas)
Anti Korupsi :
Penempelan SPO dan
Poster di ruang Instalasi Gizi
bertujuan agar penjamah
makanan mengerti
bagaimana perilaku kerja
dalam mengolah makanan
yang baik dan benar, itu
sebagai bentuk kepedulian
saya sebagai tenaga
sanitarian agar tercapainya
pelayanan yang optimal
(Peduli)
4. Membuat Leaflet Hygiene 1. Melakukan 1. Foto konsultasi Akuntabilitas : Berkontribusi Cepat
Sanitasi Penjamah Makanan konsultasi dengan dengan mentor terhadap Visi tanggap
sebagai media penyebaran mentor tentang dan notulen Dalam merancang desain RSUD H. Bakri Dedikasi
informasi pembuatan leaflet hasil konsultasi leaflet dilakukan dengan “Mewujudkan Amanah
Hygiene Sanitasi konsisten sesuai dengan Rumah Sakit
Penjamah materi yang didapat dan Terdepan
Makanan yang arahan yang diberikan oleh Dalam
akan dibuat mentor, agar desain yang Pelayanan dan
36
Keterkaitan Agenda III 2. Mencari materi 2. Foto mencari dibuat dapat di pahami Inovasi” Dalam
(WoG, Manajemen ASN, dan referensi refensi dan dengan baik (konsisten) membuat
Yanlik) tentang materi Leaflet leaflet tentang
Membuat leaflet sebagai pembuatan Leaflet tentang Nasionalisme : hygiene
media penyebaran informasi , Hygiene Sanitasi Hygiene Saat berkonsultasi dengan sanitasi
berkaitan dengan kedudukan Penjamah Sanitasi mentor saya saling penjamah
dan peran PNS dalam NKRI, Makanan Penjamah menghormati dengan makanan ini
lebih condong kepada Makanan menghargai pendapat mendukung
pelayanan publik dan WOG. mentor tidak memaksakan salah satu misi
Dimana dalam hal pelayanan 3. Merancang Desain 3. Draft desain kehendak serta saya telah rumah sakit
publik pembuatan leaflet Leaflet Hygiene Leaflet tentang menyesuaikan jadwal yaitu
tentang Hygiene Sanitasi Sanitasi Penjamah Hygiene kegiatan dan waktu dengan meningkatkan
Penjamah Makanan menjadi Makanan Sanitasi mentor (saling menghormati) pengetahuan
serangkaian kegiatan dalam Penjamah dan
memenuhi kebutuhan Makanan Etika Publik : keterampilan
pelayanan/ melayani Dalam meminta persetujuan karyawan
keperluan penerima pelayanan 4. Meminta 4. Foto meminta dari mentor atas hasil akgir sehingga
khususnya dalam media persetujuan dari persetujuan rancangan leaflet hygiene mampu
penyebaran informasi untuk mentor atas hasil dari mentor sanitasi penjamah makanan melaksanakan
memberikan kepuasan kepada akhir rancangan atas hasil akhir dilakukan dengan sopan pelayanan
penerima pelayanan tentang Leaflet Hygiene rancangan santun dan mengucapkan yang
informasi hygiene sanitasi Sanitasi Penjamah Leaflet salam sebelum masuk ke professional
kepada penjamah makanan di Makanan ruangan, hal tersebut dapat
Instalasi gizi. Dan keterkaitan menggambarkan tata karma
realisasi aktualisasi kegiatan 5. Melakukan 5. Dokumen yang baik dan
ini pada WOG memerlukan percetakkan leaflet Leaflet benar.(Kesopanan, Tata
koordinasi dan kerjasama yang telah Hygiene Krama)
dengan petugas atau rekan disetujui Sanitasi
kerja lain dalam pembuatan Penjamah Komitmen Mutu :
leaflet. Makanan yang Mencetak poster tentang
Dasar Hukum: sudah dicetak hygiene sanitasi penjamah
UU No. 5 tahun 2014 makanan ini menjadi salah
tentang ASN satu media penyampaian
Permenpan No.PER/ informasi yang efektif dan
37
10/M.PAN/3/2006 tentang efisien dalam sosialisasi
Peru bahan Atas dalam meningkatkan
Kepmenpan pemahaman penjamah
No.19/KEP/M.PAN/11/2000 makanan tentang hygiene
tentang Jabatan Fungsional sanitasi, cetakkan terbaca
Sanitarian dan Angka dengan jelas dan hasilnya
Kreditnya cetakkan memenuhi standar
UU NO. 36 tahun 2009 kualitas yang baik (Efektif
tentang Kesehatan dan Efisien)
UU No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
Peraturan Menteri Anti Korupsi :
Kesehatan RI No. 7 Tahun Leaflet yang dibuat
2019. Kesehatan merupakan media informasi
Lingkungan Rumah Sakit tentang hygiene sanitasi
penjamah makanan,
informasi pada leaflet
tersebut dibuat dengan jujur
dan saat mencari materi
atau referensi dilakukan
dengan bekerja keras agar
hasilnya maksimal sesuai
arahan mentor (Jujur, Kerja
Keras)
38
kepada Penjamah Makanan di sosialisasi sosialisasi pedoman kerja dalam Dalam
RSUD H. Bakri, berkaitan melaksanakan kegaiatan kegiatan
dengan kedudukan dan peran 3. Membuat Satuan 3. Draft SAP penyuluhan untuk mencapai sosialisasi
PNS dalam NKRI, maka Acara Penyuluhan tujuan yang telah kepada tenaga
kegiatan ini lebih condong (SAP) dirumuskan sebagai bentuk penjamah
kepada pelayanan publik, kejelasan dalam usaha makanan
manajemen ASN dan 4. Melakukan 4. Foto memberikan informasi yang tentang
WOG.Dimana dalam hal pembagian leaflet melakukan tepat sasaran kepada hygiene
pelayanan publik sosialisasi Hygiene Sanitasi pembagian tenaga penjamah makanan, sanitasi
kepada penjamah makanan kepada penjamah Leaflet hal ini untuk menghindari penjamah
menjadi serangkaian kegiatan makanan Hygiene terjadi kesalahan dalam makanan di
dalam meningkatkan Sanitasi pemberian informasi dalam Instalasi Gizi
pemahaman dan pengetahuan penjamah penyuluhan di lakukan ini mendukung
tenaga penjamah makanan dengan penuh tanggung salah satu misi
tentang hygiene sanitasi di 5. Mensosialisasikan 5. Foto / video jawab sesuai dengan SAP rumah sakit
instalasi gizi RSUD leaflet Hygiene dalam yang telah disusun yaitu
H.Bakri.Kegiatan ini juga Sanitasi kepada mensosialisasi- (Kejelasan, tanggungjawab) meningkatkan
berkaitan dengan Manajemen penjamah kan leaflet pengetahuan
ASN yaitu penulis melakukan makanan Nasionalisme dan
pengembangan diri dengan Dalam kegiatan pembuatan keterampilan
saling berbagi dan mengulang 6. Membuat hasil 6. Lembaran hasil undangan dan daftar hadir karyawan
kembali ilmu pengetahuan notulen dari notulen dari dalam rangka kegiatan sehingga
yang dapat mendukung sosialisasi yang kegiatan sosialisasi tentang hygiene mampu
petugas dalam memberikan telah dilakukan sosialisasi sanitasi penjamah makanan melaksanakan
pelayanan yang optimal. Dan menggunakan bahasa pelayanan
keterkaitan realisasi Indonesia yang baik dan yang
aktualisasi kegiatan ini pada benar, agar mudah di professional
Whole of Government (WoG) pahami dan di mengerti oleh
memerlukan koordinasi, tenaga penjamah makanan
konsultasi, serta masukan dari (Cinta Tanah Air)
mentor dan atasan
memerlukan kerjasama
dengan petugas atau rekan
kerja dengan baik. Keterkaitan
39
Managemen ASN pada Etika Publik :
kegiatan aktualisasi Dalam melakukan
melakukan sosialisasi ini akan pembagian leaflet dan
meningkatkan nilai kinerja bersosialisasi kepada tenaga
dalam penyelenggaraan tugas penjamah makanan,
Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan dengan sopan
professional, bertanggung santun dan bertutur kata
jawab. baik (Kesopanan)
Komitmen Mutu :
Dasar Hukum: Membagikan leaflet tentang
UU No. 5 tahun 2014 hygiene sanitasi penjamah
tentang ASN makanan sebagai bahan
Permenpan No.PER/ penyebaran informasi, ini
10/M.PAN/3/2006 tentang berorientasi pada mutu demi
Perubahan Atas Kepmenpan membantu meningkatkan
No.19/KEP/M.PAN/11/2000 pemahaman tenaga
tentang Jabatan Fungsional penjamah makanan tentang
Sanitarian dan Angka hygiene sanitasi penjamah
Kreditnya makanan yang baik dan
UU NO. 36 tahun 2009 benar (Beriorentasi Mutu)
tentang Kesehatan
UU No. 44 Tahun 2009 Anti Korupsi :
tentang Rumah Sakit Saat hasil notulen yang
Peraturan Menteri dibuat merupakan bukti
Kesehatan RI No. 7 Tahun terselenggaranya sosialisasi
2019. Kesehatan tentang hygiene sanitasi
Lingkungan Rumah Sakit kepada penjamah makanan,
hasil notulen tersebut dibuat
dengan jujur berdasarkan
sosialisasi yang telah
dilakukan sebelumnya
(Jujur)
40
3.2. Matrik Habituasi
Tabel 3.2 Matrik Kesesuaian Kegiatan Aktualisasi dengan Mata Pelatihan Agenda II
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
Kegiatan
Nilai Dasar Indikator Nilai 1 2 3 4 5 Total
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6
Tanggung Jawab 12
Kejelasan 13
Akuntabilitas
Transparan 1
Konsistensi 4
Musyawarah 3
Cinta Tanah Air 8
Nasionalisme
Kerjasama 1
Saling Menghormati 2
Kesopanan 11
Hormat 2
Etika Publik
Tata Krama 2
Kesabaran 2
Efisien 5
Komitmen Efektifitas 5
Mutu Inovatif 3
Berorientasi mutu 3
Peduli 1
Jujur 4
Anti Korupsi Kerja keras 1
Sederhana 1
Disiplin 1
41
3.3. Matrik Visi,Misi, dan Tata Nilai Organisasi
Tabel 3.3. Matrik Kesesuaian Kegiatan Aktualisasi dengan Visi, Misi, dan Tata Nilai Organisasi
Kesesuaian terhadap Visi, Misi, dan Tata Nilai Organisasi Keg Keg Keg Keg Keg Total
1 2 3 4 5
VISI Mewujudkan Rumah Sakit Terdepan dalam pelayanan dan inovasi 5
MISI Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat. 5
Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien 3
Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau kepada seluruh 1
lapisan masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga 5
mampu melaksanakan pelayanan yang professional
Cepat tanggap 5
TATA NILAI
ORGANISASI Empati 1
Religius 0
Dedikasi 5
Amanah 5
Senyum, salam dan sapa 1
42
3.4. Matrik Kedudukan dan Peran PNS
Tabel 3.4 Matrik Kedudukan dan Peran PNS
Manajemen PNS 2
Whole of
Government (WoG) 5
Pelayanan Publik 5
43
3.5. Penjadwalan Rencana Aktualisasi
Penjadwalan kegiatan aktualisasi ini perlu dilakukan agar setiap kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan secara
terstruktur dan terencana sehingga diharapkan seluruh kegiatan saya bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.Berikut adalah jadwal kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan :
44
3 Melakukan penempelan SPO dan Poster Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan di Instalasi Gizi RSUD H.Bakri Kota Sungai
a. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai tempat penempelan
SPO dan Poster
b. Meminta izin kepada Kepala Ruangan Intalasi Gizi untuk
penempelan SPO dan Poster di ruang Instalasi Gizi
c. Melakukan penempelan SPO dan Poster Hygiene Sanitasi Penjamah
Makanan di Ruang Intalasi Gizi
4 Membuat Leaflet Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan sebagai Media Penyebaran Informasi
a. Melakukan konsultasi dengan mentor tentang pembuatan leaflet
Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan yang akan dibuat
b. Mencari materi dan referensi tentang pembuatan Leaflet Hygiene
Sanitasi Penjamah Makanan
c. Merancang Desain Leaflet Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
45
BAB IV
IMPLEMENTASI AKTUALISASI
46
Output :
Dokumen naskah SK dan SPO yang telah
ditandanganii
Waktu / Tanggal Tanggal 19 Mei 2021 sampai dengan 26 Mei 2021
Tahapan Kegiatan 1. Melakukukan konsultasi dengan mentor tentang
terkait Agenda II pembuatan SK dan SPO Hygiene Sanitasi
(ANEKA) : Penjamah Makanan
a. Akuntabilitas :
Tangung Jawab
Kejelasan
b. Nasionalisme :
Saling Menghormati
c. Etika Publik :
Kesopanan
Hormat
d. Anti korupsi :
Disiplin
47
2. Mencari materi dan referensi tentang pembuatan
SK dan SPO Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
a. Akuntabilitas :
Tangung Jawab
Kejelasan
b. Komitmen Mutu :
Inovatif
b. Komitmen Mutu :
Efektifitas
Efisien
c. Anti Korupsi :
Jujur
48
4. Meminta persetujuan dari Direktur untuk
penandatanganan SK dan SPO Hygiene Sanitasi
Penjamah Makanan
a. Akuntabilitas :
Kejelasan
Transparan
b. Nasionalisme :
Cinta Tanah Air
c. Etika Publik :
Kesopanan
Tata Krama
Kualitas Produk Dengan tahapan proses kegiatan ini, maka output dari
kegiatan ini adanya lembar konsultasi dengan mentor,
SK dan SPO hygiene sanitasi penjamah makanan di Unit
Instalasi Gizi RSUD H.Bakri yang telah di tanda tangani
oleh Direktur.
Dampak Apabila tidak dilakukan pembuatan SK dan SPO tentang
hygiene sanitasi penjamah makanan di Unit Instalasi Gizi
RSUD H.Bakri maka kegiatan pelayanan di instalasi gizi
kurang optimal dan tidak terlaksana dengan baik.
Manfaat Dengan adanya pembuatan SK dan SPO hygiene
sanitasi penjamah makanan di Unit Instalasi Gizi RSUD
H. Bakri maka diharapkan dapat menerapkan dan
menjadi pedoman dan acuan dalam meningkatkan mutu
pelayanan di ruang Instalasi Gizi RSUD H. Bakri
Perwujudan terhadap Berkontribusi terhadap Visi RSUD H. Bakri “Mewujudkan
pencapaian visi dan Rumah Sakit Terdepan Dalam Pelayanan dan Inovasi”
misi Dalam membuat SK dan SPO tentang hygiene sanitasi
penjamah makanan ini mendukung salah satu visi
49
rumah sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan
yang cepat, tepat dan akurat.
Faktor pendukung Adapun faktor pendukung pelaksanaan kegiatan
realisasi aktualisasi Aktualisasi ini yaitu Direktur RSUD H.Bakri, Mentor yang
selalu siap memberi masukan dalam kegiatan
pembuatan SK dan SPO hygiene sanitasi penjamah
makanan di Unit Instalasi Gizi RSUD H.Bakri.
Faktor penghambat Dalam pelaksanaan kegiatan realisasi aktulisasi ini
realisasi aktualisasi tentang pembuatan SK dan SPO hygiene sanitasi
penjamah makanan tidak ditemukan hambatan yang
berarti karena dukungan yang baik dari pihak yang
terlibat (mentor, karu sanitarian dan gizi, direktur RS,
staff bagian administrasi) dalam penyusunan SK dan
SPO hygiene sanitasi penjamah makanan sehingga
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan.
Daftar Lampiran - Lembar persetujuan aktualisasi dari mentor
- SK dan SPO yang disetujui
- Foto-foto kegiatan
- Lembar konsultasi
Output/Bukti
Kegiatan 1 : Membuat SK dan SPO tentang Hygiene Sanitasi Penjamah
Makanan
Tahapan 1. Melakukan konsultasi dengan mentor tentang pembuatan SK dan
SPO Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
(Senin, 19 April 2021)
50
Gambar 4.2 Lembaran konsultasi dengan mentor
51
Gambar 4.3 Mencari materi dan referensi sumber pembuatan SK dan SPO
52
Tahapan 4. Meminta persetujuan dari Direktur untuk penandatanganan SK dan
SPO (Senin, 26 April 2021)
53
Gambar 4.6 SK dan SPO yang sudah ditandatangani Direktur
54
Input :
Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai
kegiatan pembuatan poster
Proses :
Menyiapkan bahan materi dan gambar yang akan
dimasukkan ke dalam poster
Merancang desain poster hygiene sanitasi
penjamah makanan
Melakukan percetakkan poster
Output :
Poster yang sudah dicetak
Waktu / Tanggal Tanggal 27 April 2021 sampai dengan 07 Mei 2021
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai
terkait Agenda II kegiatan pembuatan poster
(ANEKA) :
a. Akuntabilitas :
Tanggungjawab
Kejelasan
b. Nasionalisme :
Musyawarah
Cinta Tanah Air
c. Etika Publik :
Kesopanan
55
2. Menyiapkan bahan materi dan gambar yang akan
dimasukkan ke dalam poster
a. Akuntabilitas :
Tanggung jawab
Kejelasan
b. Etika Publik :
Kesopanan
a. Akuntabilitas :
Konsisten
b. Komitmen Mutu :
Inovatif
Berorientasi Mutu
56
dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit.
c. Etika Publik :
Kesabaran
d. Anti Korupsi :
Jujur
a. Akuntabilitas :
Konsistensi
b. Komitmen Mutu :
Efektif dan Efisien
57
membantu kegiatan laporan aktualisasi peningkatan
pemahaman penjamah makanan tentang hygiene
sanitasi penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUD
H.Bakri.
Manfaat Dengan kegiatan membuat poster hygiene sanitasi
penjamah makanan sebagai salah satu media yang
membantu untuk meningkatkan pemahaman kepada
tenaga penjamah makanan tentang hygiene sanitasi
dalam pelaksanaannya dapat terlaksana maksimal dan
dapat meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
tenaga penjamah makanan agar terwujudnya perilaku
kerja yang sehat dalam mengolah makanan.
Perwujudan terhadap Berkontribusi terhadap Visi RSUD H. Bakri
pencapaian visi dan “Mewujudkan Rumah Sakit Terdepan Dalam
misi Pelayanan dan Inovasi” Dalam membuat poster
tentang hygiene sanitasi penjamah makanan ini
mendukung salah satu misi rumah sakit yaitu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
karyawan sehingga mampu melaksanakan pelayanan
yang professional.
Faktor pendukung Adapun faktor pendukung pelaksanaan kegiatan
realisasi aktualisasi pembuatan poster ini adalah bimbingan dari mentor
yang sangat banyak membantu atas saran-saran yang
telah diberikan dan juga dukungan teman-teman
sejawat.
Faktor penghambat Dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan poster
realisasi aktualisasi kegiatan yang menjadi faktor penghambat adalah
terletak pada proses mencetaknya yang cukup lama
karena tempat percetakkan posternya lagi banyak
melakukan percetakkan atau kegiatan yang lain.
Daftar Lampiran - Lembar konsultasi
- Foto-foto kegiatan
- Foto poster yang sudah dicetak
58
Output/Bukti
59
Tahapan 2. Menyiapkan bahan materi dan gambar yang akan dimasukkan ke
dalam poster (Rabu dan Kamis, 28 – 29 April 2021)
60
Tahapan 3. Merancang desain poster hygiene sanitasi penjamah makanan
(Jumat dan Senin, 30 April dan 03 Mei 2021)
61
Tahapan 4 Melakukan percetakkan poster (Jumat, 07 Mei 2021)
62
Teknik Aktualisasi Dalam melakukan koordinasi tentang pelaksanaan
kegiatan aktualisasi telah dilakukan tahapan input,
proses dan output sebagai berikut :
Input :
Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai
tempat penempelan SPO dan poster
Proses :
Pemberian izin oleh Kepala Ruangan Instalasi
Gizi untuk penempelan SPO dan Poster di ruang
Instalasi Gizi
Melakukan penempelan SPO dan Poster Hygiene
Sanitasi Penjamah Makanan di Ruang Instalasi
Gizi
Output :
SPO dan Poster yang sudah ditempelkan di
Ruang Instalasi Gizi
Waktu / Tanggal Tanggal 08 Mei 2021 sampai dengan 11 Mei 2021
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai
terkait Agenda II tempat penempelan SPO dan poster
(ANEKA) :
a. Akuntabilitas :
Kejelasan
Tanggungjawab
b. Nasionalisme :
Musyawarah
Cinta Tanah Air
63
c. Etika Publik :
Kesopanan
a. Nasionalisme :
Cinta Tanah Air
b. Etika Publik :
Kesopanan
Hormat
a. Nasionalisme:
Kerjasama
b. Komitmen Mutu
Efektif
64
penjamah makanan dalam menerapkannya dan
melakukannya dalam bekerja (Efektivitas)
c. Anti Korupsi :
Peduli
65
Faktor pendukung Adapun faktor pendukung pelaksanaan kegiatan
realisasi aktualisasi penempelan SPO dan poster ini adalah bimbingan
dari mentor yang sangat banyak membantu atas
saran-saran yang telah diberikan dan juga bantuan
yang diterima oleh teman sejawat dalam proses
penempelan SPO dan Poster.
Faktor penghambat Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi melakukan
realisasi aktualisasi penempelan SPO dan Poster hygiene sanitasi
penjamah makana n di Instalasi Gizi tidak ditemukan
factor penghambat karena selain mentor yang selalu
mendukung setiap tahapan kegiatan rekan kerja pun
mendukung, sehingga kegiatan tersebut dapat
terlaksana dengan baik.
Daftar Lampiran - Lembar konsultasi
- Foto-foto kegiatan
- Foto SPO dan Poster
Output/Bukti
66
Gambar 4.13. Lembaran konsultasi dengan mentor
67
Tahapan 3 Melakukan penempelan SPO dan Poster Hygiene Sanitasi
Penjamah Makanan di Ruang Intalasi Gizi
(Senin, 10 Mei 2021)
68
Teknik Aktualisasi Dalam melakukan koordinasi tentang pelaksanaan
kegiatan aktualisasi telah dilakukan tahapan input,
proses dan output sebagai berikut :
Input :
Melakukan konsultasi dengan mentor tentang
pembuatan leaflet Hygiene Sanitasi Penjamah
Makanan yang akan dibuat
Proses :
Mencari materi dan referensi tentang pembuatan
Leaflet Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
Merancang Desain Leaflet Hygiene Sanitasi
Penjamah Makanan
Meminta persetujuan dari mentor atas hasil akhir
rancangan Leaflet Hygiene Sanitasi Penjamah
Makanan
Melakukan percetakkan leaflet yang telah disetujui
Output :
Leaflet yang sudah dicetak
Waktu / Tanggal Tanggal 17 Mei 2021 sampai dengan 22 Mei 2021
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan mentor tentang
terkait Agenda II pembuatan leaflet Hygiene Sanitasi Penjamah
(ANEKA) : Makanan yang akan dibuat
a. Akuntabilitas :
Tanggungjawab
Kejelasan
b. Nasionalisme :
Saling Menghormati
69
c. Etika Publik :
Kesopanan
Hormat
d. Komitmen Mutu :
Efisiensi
a. Akuntabilitas :
Kejelasan
Tanggung jawab
b. Anti Korupsi :
Jujur
Kerja Keras
70
3. Merancang desain leaflet hygiene sanitasi
penjamah makanan
a. Akuntabilitas :
Konsisten
b. Komitmen Mutu :
Inovatif
Berorientasi Mutu
c. Etika Publik :
Kesabaran
d. Anti Korupsi :
Sederhana
Saat merancang desain leaflet hygiene sanitasi
penjamah makanan, saya membuatnya dengan
cara sederhana mungkin agar mudah
dimengerti bagi yang membacanya khususnya
bagi penjamah makanan.
a. Nasionalisme :
Cinta Tanah Air
71
b. Etika Publik :
Kesopanan
Tata Krama
a. Akuntabilitas :
Konsistensi
b. Komitmen Mutu :
Efektif dan Efisien
72
Manfaat Dengan kegiatan membuat leaflet hygiene sanitasi
penjamah makanan sebagai salah satu media
penyebaran informasi dalam melaksanakan
sosialisasi, serta membantu untuk meningkatkan
pemahaman tenaga penjamah makanan dalam
kegiatan sosialisasi
Perwujudan terhadap Berkontribusi terhadap Visi RSUD H. Bakri
pencapaian visi dan misi “Mewujudkan Rumah Sakit Terdepan Dalam
Pelayanan dan Inovasi” Dalam membuat leaflet
tentang hygiene sanitasi penjamah makanan ini
mendukung salah satu misi rumah sakit yaitu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
karyawan sehingga mampu melaksanakan pelayanan
yang professional
Faktor pendukung Adapun faktor pendukung pelaksanaan kegiatan
realisasi aktualisasi pembuatan leaflet ini adalah bimbingan dari mentor
yang sangat banyak membantu atas saran-saran
yang telah diberikan dan juga dukungan teman-teman
sejawat.
Faktor penghambat Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi membuat
realisasi aktualisasi leaflet sebagai media penyebaran informasi tidak
ditemukan faktor penghambat karena mentor, kepala
ruangan instalasi gizi dan rekan kerja di rumah sakit
selalu memberikan dukungan dalam pelaksanaan
kegiatan aktualisasi ini.
Daftar Lampiran - Lembar konsultasi
- Foto-foto kegiatan
- Foto Leaflet
73
Output/Bukti
74
Tahapan 2 Mencari materi dan referensi tentang pembuatan Leaflet Hygiene
Sanitasi Penjamah Makanan
(Selasa, 18 Mei 2021)
75
Tahapan 4 Meminta persetujuan dari mentor atas hasil akhir rancangan leaflet
Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
(Jumat, 21 Mei 2021)
76
Tabel 4.5 Hasil Kegiatan Aktualisasi Kegiatan 5
Input :
Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai
dilakukannya sosialisasi
Proses :
Membuat undangan dan daftar hadir sosialisasi
Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Melakukan pembagian leaflet Hygiene Sanitasi
kepada penjamah makanan
Mensosialisasikan leaflet Hygiene Sanitasi kepada
penjamah makanan
Membuat hasil notulen dari sosialisasi yang telah
dilakukan
Output :
Lembaran daftar hadir
Undangan
77
SAP
Hasil Notulen
Foto Kegiatan
Waktu / Tanggal Tanggal 24 Mei 2021 sampai dengan 29 Mei 2021
b. Nasionalisme :
Musyawarah
Cinta Tanah Air
c. Etika Publik :
Kesopanan
a. Akuntabilitas :
Kejelasan
78
informasi kepada tenaga penjamah makanan untuk
datang dalam kegiatan sosialisasi nantinya.
b. Nasionalisme :
Cinta Tanah Air
a. Akuntabilitas :
Tanggung Jawab
Kejelasan
a. Etika Publik :
Kesopanan
b. Komitmen Mutu :
Berorientasi Mutu
79
membantu meningkatkan pemahaman tenaga
penjamah makanan tentang hygiene sanitasi
penjamah makanan yang baik dan benar.
a. Akuntabilitas :
Tanggung Jawab
Kejelasan
b. Etika Publik :
Kesopanan
c. Komitmen Mutu
Efektif dan Efisien
a. Akuntabilitas
Kejelasan
Tanggung jawab
80
b. Anti Korupsi
Jujur
81
Output/Bukti
82
Tahapan 2. Membuat Undangan dan Daftar Hadir Sosialisasi
(Selasa, 25 Mei 2021)
83
Tahapan 4 Melakukan pembagian leaflet Hygiene Sanitasi kepada penjamah
makanan
(Kamis, 27 Mei 2021)
84
Tahapan 6 Membuat hasil notulen dari sosialisasi yang telah dilakukan (Jumat,
28 Mei 2021)
85
4.2 Strategi Pembimbingan
Adapun strategi pembimbingan selama menjalankan kegiatan aktualisasi
sebagai berikut :
Tabel 4.6 Jadwal Implementasi
Target
No Waktu Kegiatan Ket
Fisik %
1 Minggu ke IV Membuat SK dan 1. Lembar konsultasi 100 Sesuai
April sampai SPO tentang 2. Lembar Jadwal
Minggu V Hygiene Sanitasi persetujuan
April 2021 Penjamah pelaksanaan
Tanggal 19 Makanan Sebagai aktualisasi
April sampai Petunjuk Pelaksana 3. SK dan SPO yang
26 April 2021 telah disetujui
4. Foto kegiatan
2 Minggu ke V Membuat Media 1. Lembar konsultasi 100 Sesuai
April sampai Poster tentang 2. Poster yang telah jadwal
Minggu I Mei Hygiene Sanitasi disetujui
2021 Penjamah 3. Foto kegiatan
Tanggal 27 Makanan
April sampai
07 Mei 2021
3 Minggu ke I Melakukan 1. Lembar konsultasi 100 Sesuai
Mei sampai penempelan SPO 2. SPO dan Poster jadwal
Minggu IIdan Poster Hygiene yang telah
Mei 2021 Sanitasi Penjamah ditempelkan
Tanggal 08 Makanan di 3. Foto kegiatan
Mei sampai Instalasi Gizi RSUD
11 Mei 2021 H.Bakri Kota
Sungai
4 Minggu ke III Membuat Leaflet 1. Lembar konsultasi 100 Sesuai
Mei Hygiene Sanitasi 2. Lembar Leaflet jadwal
Tanggai 17 Penjamah yang telah disetujui
Mei sampai Makanan sebagai 3. Foto kegiatan
22 Mei 2021 Media Penyebaran
Informasi
86
Tabel 4.7. Pembimbingan Oleh Mentor
Tanggal /
No Kegiatan Output Media Paraf
Waktu
1 19 April Membuat SK dan SK dan SPO Tatap
2021 SPO tentang yang telah Muka
Hygiene Sanitasi disetujui oleh
Penjamah Makanan direktur
Sebagai Petunjuk
Pelaksana
2 26 April Membuat Media Poster Tatap
2021 Poster tentang tentang Muka
Hygiene Sanitasi Hygiene
Penjamah Makanan Sanitasi
Penjamah
Makanan
3 08 Mei Melakukan SPO dan Tatap
2021 penempelan SPO Poster yang Muka
dan Poster Hygiene telah
Sanitasi Penjamah ditempelkan
Makanan di Instalasi
Gizi RSUD H.Bakri
Kota Sungai
4 17 Mei Membuat Leaflet Leaflet Tatap
2021 Hygiene Sanitasi tentang Muka
Penjamah Makanan Hygiene
sebagai Media Sanitasi
Penyebaran Penjamah
Informasi Makanan
5 24 Mei Melakukan Kegiatan Tatap
2021 Sosialisasi Leaflet sosialisasi Muka
Hygiene Sanitasi leaflet
kepada Penjamah
Makanan
87
Tabel 4.8 Pembimbingan oleh coach
88
4.2. Rencana Aksi / Komitmen
Setelah mengimplementasikan semua kegiatan di atas di RSUD
H.Bakri Kota Sungai Penuh, selanjutnya saya akan tetap berkomitmen pada
setiap tindakan, sikap, dan perilaku yang baik yang mencerminkan nilai dasar
profesi PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) dalam melaksanakan tugas, kedudukan dan peran sebagai PNS
dalam NKRI adalah :
1. Menjalankan tugas pokok dan fungsi saya sebagai Sanitarian secara
professional dan terus mengembangkan kompetensi yang saya miliki.
2. Dalam melakukan pelayanan kesehatan saya akan bersikap jujur, netral,
mendahulukan kepentingan publik, adil, transparan, konsisten, sopan,
disiplin, dan amanah.
3. Dalam berinteraksi dengan atasan dan teman sejawat saya akan
mengedepankan sikap kerjasama, toleransi, menghargai pendapat orang
lain dan peduli.
4. Sebagai seorang PNS saya akan berusaha menjalankan tugas dengan
penuh tanggungjawab dan taat terhadap peraturan yang berlaku.
89
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS di RSUD. H.Bakri Kota
Sungai Penuh menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mampu menerapkan dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS yaitu ANEKA serta peran dan kedudukan PNS di dalam
NKRI melalui 5 kegiatan aktualisasi yaitu :
a. Membuat SK dan SPO tentang Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
Sebagai Petunjuk Pelaksana.
b. Membuat Media Poster tentang Hygiene Sanitasi Penjamah
Makanan.
c. Melakukan penempelan SPO dan Poster Hygiene Sanitasi Penjamah
Makanan di Instalasi Gizi RSUD H.Bakri Kota Sungai.
d. Membuat Leaflet Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan sebagai
Media Penyebaran Informasi.
e. Melakukan Sosialisasi Leaflet Hygiene Sanitasi kepada Penjamah
Makanan.
2. Seluruh kegiatan pada aktualisasi yang telah dibuat dapat dilaksanakan
selama habituasi di RSUDH. Bakri, semua kegiatan berjalan dengan lancar
dan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3. Penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS dalam 5 (lima)
kegiatan aktualisasi untuk membantu terwujudnya visi dan misi RSUD
H.Bakri sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan.
4. Manfaat dari kegiatan aktualisasi yaitu untuk membentuk sikap dan
kepribadian sebagai PNS yang dapat bekerja secara professional dan
memiliki etika yang baik dalam memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat. Selain itu dapat membantu petugas sanitarian dalam
melakukan pengawasan penyehatan hygiene sanitasi makanan. Dan
membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tenaga penjamah
makanan dalam mewujudkan perilaku kerja yang sehat dan benar dalam
penanganan makanan sehingga mampu melaksanakan pelayanan yang
90
professional sebagaimana yang terdapat di dalam salah satu misi rumah
sakit H. Bakri Kota Sungai Penuh.
5.2. SARAN
Setelah kegiatan aktualisasi dilaksanakan, terdapat beberapa saran dari
penulis, yaitu :
1. Diharapkan tenaga penjamah makanan lebih meningkatkan perilaku kerja
yang sehat dalam penanganan makanan agar tersedianya makanan yang
berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen serta dapat
menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan
kesehatan melalui makanan.
2. Perlunya adanya pengawasan dan pelatihan terhadap tenaga penjamah
makanan di Instalasi Gizi RSUD H.Bakri Kota Sungai Penuh agar dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam bekerja sesuai
pedoman pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) dan SOP yang sudah
dibuat.
3. Diharapkan dari hasil laporan ini, dapat dijadikan bahan bacaan dan
informasi untuk meningkatkan keberhasilan kinerja dan keberhasilan
pelayanan kesehatan terutama di Instalasi Gizi RSUD H.Bakri Kota
Sungai Penuh.
91
DAFTAR PUSTAKA
D
B. Tata Nilai
Tata Nilai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Kota
Sungai Penuh
adalah “ C E R D A S “
C = Cepat tanggap dalam memberikan respon
terhadap keluhan pasien
E = Empati, perasaan mampu merasakan dan
memahami orang lain sehingga menggerakkan
untuk membantu orang lain.
R = Religius, suatu sikap dan perilaku yang
taat/patuh dalam menjalankan ajaran agama yang
dipeluknya
D = Dedikasi, sebuah pengorbanan tenaga, pikiran
dan waktu demi keberhasilan usaha yang
mempunyai tujuan mulia
A = Amanah, bekerja dengan dilandasi dengan
kejujuran, etika moral dan nilai-nilai ajaran agama
serta lebih mengedepankan pencapaian
keberhasilan atas tanggung jawab yang diberikan
S = Senyum, salam dan sapa merupakan ciri yang
menunjukkan kepedulian antar masyarakat dan
juga menunjukkan rasa hormat kepada orang lain
atas keberadaannya.
Struktur Organisasi
pada Satuan Kerja
E
Tugas Satuan Kerja Tugas
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan
perseorangan dengan mengutamakan upaya
penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang
dilakukan secara terpadu dengan upaya pencegahan
(preventif) dan peningkatan (promotif) serta
melaksanakan upaya rujukan.
Fungsi
Penyelenggaraan pelayanan pengobtan dan
F pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan
kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
FORMULIR 1.B
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI
B. Penyehatan Air
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila
dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jumlah
kebutuhan air minum dan air bersih untuk fasilitas sanitasi rumah sakit adalah 500
liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini harus terpenuhi sehingga kebutuhan air minum dan air
bersih rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan medis dan non medis. Upaya
penyehatan air di rumah sakit bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum dan air
bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga perlu adanya pengawasan kualitas
air yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan sanitasi sarana air
bersih dan kualitas air sebagai data dasar pemberian rekomendasi untuk pengamanan
kualitas air. Kualitas air tersebut, harus memenuhi syarat-syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif.
Kegiatan Penyehatan air berupa pengawasan kualitas air mencakup:
1. Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum di rumah sakit
2. Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air
3. Analisis hasil pemeriksaan air
4. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil kegiatan a, b, danc
5. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan.
C. Pengelolaan Limbah.
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah rumah sakit adalah semua
limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius, bahan
kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif. Limbah rumah sakit berasal dari limbah
berbagai unit/instalasi yang ada dirumah sakit
Berdasarkan bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan yaitu:
1. Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit, yang
terdiri dari :
a) Limbah padat non medis
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan
kembali apabila ada tehnologinya.
b) Limbah padat medis
Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat (medis dan non medis), antara lain:
1) Minimalisasi limbah padat, meliputi:
Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia
Monitoring alur penggunaan bahan kimia sampai menjadi bahan berbahaya dan
beracun
2) Pemilahan, pewadahan dan pemanfaatan kembali/daur ulang limbah padat
3) Pengolahan, pemusnahan dan pembuangan akhir limbah padat
2. Limbah cair.
Adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta
darah yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran air, pihak
rumah sakit diwajibkan untuk membuang limbah cairnya sesuai baku mutu lingkungan.
Adapun parameter limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD, TSS, NH3 bebas,
suhu, pH dan PO4, sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah cair bagi kegiatan
rumah sakit. Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
a) Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak kontrol dan pre treatment .
b) Mengukur debit limbah cair yang masuk ke IPAL setiap hari.
c) Memantau kualitas effluent limbah cair secara fisika-kimia sebulan sekali .
d) Membuat SPO pemantauan kualitas effluent limbah cair (uji petik) setiap 3 bulan
sekali.
3. Limbah gas.
Adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan
pembuatan obat citotoksik. Limbah gas/emisi dapat berupa makhluk hidup, zat, energi,
dan atau komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke
dalam udara ambien.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Gas, meliputi :
a) Membuat SPO pemantauan limbah gas berupa NO2, So2, logam berat, dan dioksin
yang dilakukan 1 (satu) kali setahun
b) Monitoring suhu pembakaran minimum 1.000° C untuk pemusnahan bakteri
patogen, virus, dioksin, dan mengurangi jelaga.
c) Melengkapi peralatan untuk mengurangi emisi gas dan debu.
d) Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu.
Tidak meludah
sembarangan
Bagaimana cara menjaga kebersihan
Selalu memakai
APD Membiasakan diri membersihkan,
bebas luka
Tidak banyak
berbicara & selalu
menutup mulut
.
RSUD H BAKRI KOTA SUNGAI PENUH
min. 2 x sehari
Tujuan??
Tersedianya makanan yang
berkualitas baik dan aman bagi
Membiasakan diri
kesehatan konsumen.
membersihkan, lubang hidung,
Menurunnya kejadian resiko
lubang telinga dan kuku
penularan penyakit atau
gangguan kesehatan melalui
Mencuci rambut/keramas 2 X
makanan.
Terwujudnya perilaku kerja yang
dalam seminggu
sehat dan benar dalam
penanganan makanan.
Tidak Merokok
Tidak menggaruk-
tangan ITU ??
garuk rambut Sebelum menjamah/memegang makanan
Menutup mulut saat Sebelum memegang peralatan makan
bersin/batuk
Setelah keluar dari WC /kamar kecil
Tidak meludah Setelah meracik bahan mentah
sembarangan
Setelah mengerjalan pekerjaan lain
Tidak mencicipi makanan
langsung dengan tangan ex : bersalaman, memegang uang dll
Tidak makan/
mengunyah Syarat Menjadi Tenaga
Penjamah Makanan
Tidak memakai perhiasan
Kecuali cincin kawin tidak berhias
Memiliki sertifkat kursus higiene
sanitasi makanan
Selalu memakai Berbadan sehat yang dibuktikan
APD
dengan surat dokter
Tidak menggunakan peralatan
yang bukan untuk keperluannya
Tidak mengidap penyakit
menular
Makanan sehat
Tidak menyisir
Harus memiliki buku
pemeriksaan kesehatan
ditentukan dari
kita yang
rambut Perlindungan kontak dengan
sembarangan
makanan dilakukan dengan
mengolahnya
Selalu memakai pakaian menggunakan alat seperti sarung
kerja yang bersih tangan plastik sekali pakai,
penjepit makanan, sendok garpu
Tidak banyak Untuk melindungi pencemaran
berbicara & selalu terhadap makanan menggunakan
menutup mulut
alat pelindung diri
Selalu mencuci tangan SUMBER: PERMENKES NO.78 TAHUN 2013
PERMENKES NO.1096/MENKES/PER/VI/2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISUSUN OLEH :
RIZA JULIANTI, A.Md. KL
NIP : 19950729 202012 2 001
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan tenaga penjamah makanan dapat
mengetahui tentang Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan.
2. Tujuan Khusus
Peserta penyuluhan diharapkan mengerti dan mampu mengaplikasikan hygiene
sanitasi dalam kegiatan sehari-hari agar terwujudnya perilaku kerja yang sehat dalam
penanganan makanan yang aman bagi kesehatan.
3. Materi
Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
5. Media
Leaflet
6. Kegiatan penyuluhan
7. Materi penyuluhan
a. Pengertian Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
Upaya pemeliharaan kebersihan diri yang dilakukan oleh penjamah makanan
selama mengolah makanan yang aman dan sehat agar terhindar dari segala
bahaya yang dapat menganggu atau merusak kesehatan
b. Tujuan Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
1) Tersedianya makanan yang berkualitas baik & aman bagi kesehatan konsumen.
2) Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan
melalui makanan.
3) Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan
c. Cara menjaga kebersihan diri seorang penjamah makanan
1) Mandi teratur dengan sabun dan air bersih
2) Menggosok gigi dengan pasta dan sikat gigi secara teratur, paling sedikit dua
kali dalam sehari, yaitu setelah makan dan sebelum tidur
3) Membiasakan membersihkan lubang hidung, lubang telinga, dan sela sela jari.
4) Mencuci rambut/keramas secara rutin dua kali dalam seminggu
5) Kebersihan tangan: kuku dipotong pendek, kuku tidak di cat/ kutek, bebas luka
d. Perilaku Penjamah Makanan Selama Mengolah Makanan
Tidak menggaruk-garuk rambut, lubang hidung atau sela-sela jari /kuku
Tidak merokok
Menutup mulut saat bersin atau batuk
Tidak meludah sembarangan diruangan pengolahan makanan
Tidak menyisir rambut sembarangan
Selalu bersih dan rapi, memakai celemek
Memakai tutup kepala
Memakai alas kaki yang tidak licin
Tidak memakai perhiasan
Memakai sarung tangan, jika diperlukan
e. Kapan Penjamah Makanan Harus Mencuci Tangan
Sebelum menjamah atau memegang makanan
Sebelum memegang peralatan makan
Setelah keluar dari WC atau kamar kecil
Setelah meracik bahan mentah seperti daging, ikan, sayuran dan lain lain
Setelah mengerjakan pekerjaan lain seperti bersalaman, menyetir kendaraan,
memperbaiki peralatan, memegang uang dan lain-lain
f. Syarat Menjadi Tenaga Penjamah Makanan
1) Memiliki sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan
2) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat dokter
3) Tidak mengidap penyakit menukar
4) Harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan
5) Perlindungan kontak dengan makanan dilakukan dengan menggunakan alat
seperti sarung tangan plastic sekali pakai, penjepit makanan, sendok garpu.
6) Untuk melindungi pencemaran terhadap makanan menggunakan APD.
g. Alat Pelindung Diri Penjamah Makanan
Tutup Rambut (Hairmet)
Masker
Sarung Tangan
Celemek (Apron)
Sepatu Kedap Air
NOTULEN
SOSIALISASI HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN
A. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Jam : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Tunggu Poli RSUD H.Bakri Kota Sungai Penuh
Jumlah Hadir : 7 Orang
Materi : Hygiene SanitasI Penjamah Makanan
B. SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan
2. Penyampaian Materi
a. Pengertian Hygiene Sanitasi Penjamah Makanan
Hygiene sanitasi penjamah makanan adalah upaya pemeliharaan kebersihan diri
yang dilakukan oleh penjamah makanan selama mengolah makanan yang aman
dan sehat agar terhindar dari segala bahaya yang dapat menganggu atau
merusak kesehatan.
b. Cara Menjaga Kebersihan Diri Penjamah Makanan
1. Mandi teratur dengan sabun dan air bersih
2. Menggosok gigi dengan pasta dan sikat gigi secara teratur, paling sedikit dua
kali dalam sehari, yaitu setelah makan dan sebelum tidur
3. Membiasakan membersihkan lubang hidung, lubang telinga, dan sela sela jari
secara teratur
4. Mencuci rambut/keramas secara rutin dua kali dalam seminggu
5. Kebersihan tangan: kuku dipotong pendek, kuku tidak di cat/ kutek, bebas luka
c. Perilaku Penjamah Makanan Selama Mengolah Makanan
1. Tidak menggaruk-garuk rambut, lubang hidung atau sela-sela jari /kuku
2. Tidak merokok
3. Menutup mulut saat bersin atau batuk
4. Tidak meludah sembarangan diruangan pengolahan makanan