Anda di halaman 1dari 132

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Standar Kompetensi : Mendengarkan
9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam
Diskusi tau seminar.
Kompetensi Dasar : 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar
Indikator : 1. Mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam diskusi/seminar
(siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya)
2. Merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam diskusi/seminar (siapa yang berbicara dan apa isi
pembicaraannya)
2. Siswa dapat merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat

II. MATERI PEMBELAJARAN


Gagasan para pembicara dalam diskusi
Pokok-pokok isi diskusi atau seminar
Rangkuman dan teknik penulisannya
Suatu diskusi tentu saja melibatkan unsur-unsur diskusi, yaitu: moderator, penyaji/pembicara/pema-
kalah, peserta, dan penulis. Ketika penyaji/pembicara menyajikan materi yang berupa berbagai informasi
yang telah disiapkannya dari berbagai sumber tentang suatu topik tertentu, peserta harus menjadi peserta
yang aktif. Peserta aktif adalah peserta yang mencatat pokok-pokok pembicaraan, merangkum seluruh
informasi, serta bertanya atau menanggapi berbagai hal sesuai topik yang dibicarakan. Rangkuman yang
dibuat merupakan rangkuman atau ringkasan seluruh pokok-pokok isi pembicaraan. Rangkuman dibuat
dalam beberapa kalimat yang dengan jelas mengungkapkan siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya.
Rangkuman dapat disebut juga ringkasan. Rangkuman dapat diartikan sebagai bentuk pendek dari
sebuah kegiatan. Rangkuman diskusi berisi ringkasan kegiatan dalam sebuah diskusi. Rangkuman diskusi itulis
dalam bentuk notulen diskusi. Isi notulen diskusi meliputi judul diskusi, pembicara diskusi, moderator, notulis,
waktu diskusi, peserta diskusi, acara, dan kesimpulan.
Format notulen diskusi adalah sebagai berikut.

NOTULEN DISKUSI
Judul diskusi : ________________________________________
Pembicara : ________________________________________
Moderator : ________________________________________
Notulis : ________________________________________
Waktu dan tempat : ________________________________________
Acara :
a. Pembukaan : ________________________________________
(Pembukaan diskusi dilakukan oleh moderator. Isi pembukaan adalah penjelasan singkat tentang tata cara
diskusi yang akan dilaksanakan.)
b. Penyajian : ________________________________________
(Bagian ini berisi rangkuman isi makalah yang dibawakan oleh pembicara)
c. Tanya jawab : ________________________________________
(Bagian ini berisi tanya jawab yang dilakukan antara pembicara dengan peserta diskusi. Jalannya tanya jawab
diatur oleh moderator.)
Kesimpulan : _______________________________________

III. METODE PEMBELAJARAN


Inkuiri, tanya jawab, penugasan, diskusi, refleksi
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Alokasi
No Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa 10 menit
b. Guru memberikan apersepsi tentang diskusi atau seminar
c. Guru memberikan motivasi tentang pentingnya kemampuan membuat rangkuman pokok-pokok
isi diskusi/seminar.
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang diskusi atau seminar dan cara meringkas isi
diskusi atau seminar 70 menit
b.Guru memutarkan rekaman diskusi/seminar dan siswa menyimak dengan saksama
c. Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan diskusi/seminar tersebut
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa mendengarkan diskusi/seminar (secara langsung atau melalui rekaman)
b. Siswa mencatat pokok-pokok isi pembicaraan dalam diskusi dengan mencantumkan
siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya
c. Siswa merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat
d. Siswa mempertukarkan tulisan hasil rangkumannya kepada teman
e. Siswa menanggapi rangkuman yang dibuat oleh temannya tersebut
3. Kegiatan Akhir
Siswa dibantu guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran 10 menit
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
Guru menugaskan siswa mendengarkan diskusi atau seminar dari siaran TV lalu mencatat
pokok-pokok isinya serta membuat rangkumannya.

V. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR


Gagasan pembicara dalam suatu diskusi/seminar
Rekaman/siaran diskusi dan seminar

VI. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian : tes unjuk kerja
2. Bentuk Penilaian : tes uji petik hasil
3. Contoh instrumen :
Tes uji petik hasil: Tuliskan rangkuman isi diskusi/seminar yang telah kamu simak dalam beberapa
kalimat! Lengkapilah rangkuman tersebut dengan mencantumkan siapa yang
berbicara dan apa isi pembicaraannya!

4. Rubrik Penilaian: Merangkum Isi Pembicaraan dalam Diskusi/Seminar


No Nama Kelengkapan Pencantuman Pencantuman Skor
rangkuman Nama Pembicara Isi Pembicaraan Total
(0-50) (0-15) (0-35)

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Standar Kompetensi : Mendengarkan
9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi
atau seminar
Kompetensi Dasar : 9.2 Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu diskusi atau seminar
Indikator : 1. Memberikan pendapat dalam diskusi atau seminar
2. Memberikan komentar terhadap pendapat seseorang dalam diskusi atau
seminar dalam bentuk kritikan atau dukungan
3. Menambahkan alasan yang dapat memperkuat tanggapan dalam
memberikan komentar
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat memberikan pendapat dalam diskusi atau seminar
2. Siswa dapat memberikan komentar terhadap pendapat seseorang dalam diskusi/seminar dalam bentuk
kritik/dukungan
3. Siswa dapat menambahkan alasan yang dapat memperkuat tanggapan dalam memberikan komentar

II. MATERI PEMBELAJARAN


Komentar/pendapat para pembiacara dalam diskusi/seminar
Cara memberikan komentar dalam diskusi atau seminar
Suatu diskusi tentu saja melibatkan unsur-unsur diskusi, yaitu: moderator, penyaji/pembicara/pema-
kalah, peserta, dan penulis. Ketika penyaji/pembicara menyajikan materi yang berupa berbagai informasi
yang telah disiapkannya dari berbagai sumber tentang suatu topik tertentu, peserta harus menjadi peserta
yang aktif. Peserta aktif adalah peserta yang mencatat pokok-pokok pembicaraan, merangkum seluruh
informasi, serta bertanya, berkomentar, atau menanggapi berbagai hal sesuai topik yang dibicarakan. Dalam
memberikan komentar, peserta dapat memberikan dukungan ataupun kritikan. Peserta dapat menyatakan
sikapnya, apakah setuju/sependapat, ataukah tidak, dengan menyertakan alasannya.
Saat hendak mengungkapkan pendapat, usul, tanggapan, atau sekadar menginformasikan sesuatu, baik
lisan maupun tertulis, kadang-kadang kita mengalami kesulitan dalam memulai. Sebetulnya banyak hal yang
hendak disampaikan, namun ternyata tidak dapat keluar, atau kalau toh keluar susunannya tidak sistematis.
Informasi yang hendak disampaikan tidak mudah dipahami. Untuk itu, gagasan yang hendak disampaikan perlu
terlebih dahulu dirumuskan.
Bagaimana merumuskan gagasan yang hendak disampaikan? Perhatikan uraian berikut.
Cara merumuskan gagasan perlu memperhatikan hal sebagai berikut.
1. Apa yang hendak disampaikan?
2. Untuk tujuan apakah kita menyampaikan hal tersebut?
3. Bagaimana kita menyampaikannya?
4. Bagaimana pemilihan kata sehingga mempengaruhi struktur kalimat yang hendak kita gunakan?

Perhatikan contoh tanggapan kasus di bawah ini!


Kasus:
Dalam sebuah rapat kita tidak setuju adanya pendapat tentang adanya rencana pembongkaran beberapa
bangunan bersejarah yang berada di tengah kota. Kita juga bermaksud memberi solusi atas hal itu.
Perumusan tanggapan yang kurang tepat:
Ah pendapat itu, seperti adanya rencana pembongkaran tidak setuju saya. Sebaiknya rencana tersebut
kalau kita masih akan melihat sejarah bangsa kita saya setuju rencana tersebut dibatalkan.
Perumusan tanggapan yang tepat:
Saya kurang sependapat jika alasan penataan kota mengakibatkan hancurnya bangunan bersejarah. Kita
akan menjadi bangsa yagn besar jika kita menghargai sejarah bangsa sendiri. Menurut pendapat saya, sebaiknya
kebijakan tata kota ditinjau kembali tanpa harus mengorbankan nilai-nilai sejarah yang ada. Atau, dicarikan
solusi yang lebih baik tanpa harus merusak nilai-nilai budaya yang ada.

III. METODE PEMBELAJARAN


Tanya jawab, penugasan, diskusi
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Alokasi
No Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa 10 menit
b. Guru memberikan apersepsi tentang diskusi atau seminar
c. Guru memberikan motivasi bahwa dengan memberikan kritik/dukungan dalam
suatu diskusi, siswa akan dapat berdiskusi/seminar dengan baik
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang diskusi atau seminar dan cara memberikan
komentar terhadap pendapat seseorang dalam diskusi atau seminar 70 menit
b. Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan diskusi/seminar tersebut
c. Guru menyiapkan siswa untuk berdiskusi atau melakukan seminar tentang topik
yang telah ditugaskan sebelumnya
d. Siswa melaksanakan diskusi kelas tentang topik yang sedang aktual
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa mengajukan pertanyaan tentang pendapat atau isi pembicaraan dalam diskusi
b. Siswa memberikan pendapat tentang isi atau topik yang sedang dibicarakan
c. Siswa menanggapi pembicara dengan memberikan komentar berupa kritikan atau
pun dukungan terhadap suatu pendapat yang diberikan temannya dengan
menambahkan alasan yang dapat memperkuat tanggapannya
Kegiatan Akhir
3. Siswa dibantu guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran 10 menit
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
Guru menugaskan siswa menulis rangkuman pelaksanaan diskusi atau seminar yang
telah dilaksanakan

V. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR


Gagasan pembicara dalam suatu diskusi/seminar atau rekaman/siaran diskusi dan seminar

VI. PENILAIAN
1. Teknik penilaian : tes unjuk kerja
2. Bentuk penilaian : tes uji petik kerja
3. Contoh instrumen :
a. Setelah kamu menyimak berbagai pendapat dalam diskusi, tuliskan komentarmu tentang
pendapat tersebut, baik berupa dukungan ataupun berupa kritikan!
b. Lengkapilah komentarmu itu dengan menambahkan alasan yang dapat memperkuat
tanggapanmu!
4. Rubrik Penilaian: Mengomentari Pendapat dalam Diskusi

No Nama Kemampuan Kemampuan Kemampuan Skor


Memberikan Memberikan Memberikan Total
Dukungan Kritik Alasan
(0-35) (0-35) (0-30)

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2X 45 menit
Standar Kompetensi : Berbicara
10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau
seminar
Kompetensi Dasar : 10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar
Indikator : 1. Menuliskan pokok-pokok hasil penelitian yang akan disampaikan
Secara berurutan.
2. Menjelaskan proses penelitian secara runtut dengan kalimat yang
mudah dipahami dalam diskusi/seminar
3. Mempresentasikan ringkasan hasil penelitian dengan bahasa yang baik
dan benar

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menuliskan pokok-pokok hasil penelitian yang akan disampaikan secara berurutan
2.Siswa dapat menjelaskan proses penelitian secara runtut dengan kalimat yang mudah dipahami dalam
diskusi/seminar
3. Siswa dapat mempresentasikan ringkasan hasil penelitian dengan bahasa yang baik dan benar

II. MATERI PEMBELAJARAN


 Contoh hasil penelitian
 Langkah-langkah penelitian
 Syarat-syarat penelitian
 Sistematika/unsur laporan hasil penelitian (karya tulis ilmiah)
Salah satu karya tulis ilmiah adalah laporan penelitian. Penulisan laporan hasil penelitian ada tiga
tahap, yakni: perencanaan, penulisan, dan penyempurnaan/revisi. Tahap perencanaan meliputi: memilih dan
membatasi topik, menetapkan judul, menetapkan masalah, mengumpulkan data, dan menyusun kerangka
tulisan. Selanjutnya tahap penulisan berupa tahap pengembangan kerangka tulisan itu menjadi karya tulis
ilmiah. Setelah itu, tahap penyempurnaan dengan melengkapi bagian-bagian yang lainnya.
Secara garis besar unsur atau sistematika laporan hasil penelitian ada tiga, yaitu: bagian awal
(halaman sampul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan gambar bila ada, serta
abstrak), bagian inti (ada 5 bab), dan bagian akhir (daftar pustaka dan lampiran). Bagian inti laporan hasil
penelitian berupa: Bab I. Pendahuluan (latar belakang, masalah, tujuan, manfaat dll), Bab II. Landasan Teori,
Bab III. Metodologi Penelitian (metode dan teknik penelitian), Bab IV. Data dan Hasil Analisis Data, dan Bab
V. Simpulan dan Saran.
Menyampaikan Hasil Penelitian

Ketika akan menyampaikan hasil penelitian, Anda harus mencatat pokok-pokok hasil penelitian
tersebut. Berikut ini contoh pokok-pokok hasil penelitian.
1. Tema:
Disiplin dalam mengantre.
2. Pokok-pokok hasil penelitian:
a. Mengapa kita harus membiasakan mengantre?
b. Di mana kita harus mengantre?
c. Hal-hal penyelewengan dalam mengantre.
d. Mengantisipasi adanya penyelewengan dalam mengantre.
e. Definisi dan tujuan mengantre.
f Himbauan untuk membiasakan budaya mengantre.
3. Urutan yang logis:
a. Definisi dan tujuan mengantre.
b. Mengapa kita harus membiasakan diri mengantre?
c. Di mana kita harus mengantre?
d. Hal-hal penyelewengan dalam mengantre.
e. Mengantisipasi adanya penyelewengan dalam mengantre.
f. Himbauan untuk membudayakan mengantre.
Keberhasilan suatu presentasi, selain ditentukan kualitas makalah juga dipengaruhi oleh pembawaan
yang tepat. Untuk itu, pembawa makalah harus memperhatikan sikap, penampilan, serta cara pengaturan suara
yang baik, sebab hal tersebut mempengaruhi tanggapan peserta presentasi.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan presentasi.
1. Tenangkan diri
Pembawa makalah sebaiknya menenangkan diri dan mengendalikan seluruh perasaan serta kegelisahannya
sebelum maju mempresentasikan makalahnya.
2. Berdiri tegak di hadapan peserta presentasi
Suatu presentasi akan tampak lebih baik jika presenter berdiri ketika membawakan makalahnya. Usahakan
untuk tidak membungkuk, bersandar ke meja, atau menggerakkan tangan jika tidak diperlukan. Jangan
melakukan sesuatu dan berbicara pada saat yang bersamaan, misalnya menulis pada objek/sarana.
3. Tatap seluruh peserta presentasi
Buanglah pandangan ke seluruh ruangan dan tataplah semua peserta tanpa terkecuali. Hal ini sangat penting
karena membuat peserta presentasi merasa “dipersatukan” dalam presentasi dan merasa bahwa mereka tidak
diabaikan.
4. Perhatikan suara
Intonasi yang tepat, suara yang bersih, jelas, dan keras dapat memberikan kesan presenter benar-benar
menguasai bahan pembicaraan.
5. Kendalikan gerakan-gerakan tubuh yang dapat menampilkan kegelisahan.
Hindari gerakan-gerakan tangan yang tidak diperlukan, karena akan mengganggu penampilan.
6. Bahasa tubuh
Jika perlu gunakan bahasa isyarat/gerakan tubuh yang tepat.

III. METODE PEMBELAJARAN


Unjuk kerja, tanya jawab, penugasan, diskusi

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Alokasi
No Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa 10 menit
b. Guru memberikan apersepsi tentang laporan hasil penelitian
c. Guru memberikan motivasi dengan cara menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan tentang pentingnya keterampilan berbicara
dalam mempresentasikan hasil penelitian
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang struktur laporan hasil penelitian serta cara
mempresentasikan hasil penelitian dengan bahasa yang baik dan benar dalam diskusi 70 menit
b. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan presentasi yang benar
c. Guru menyiapkan siswa untuk melakukan presentasi hasil penelitian dalam diskusi
atau seminar dengan laporan hasil penelitian yang telah ditugaskan sebelumnya
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa mempersiapkan pokok-pokok hasil penelitian yang akan disampaikan secara
berurutan
b. Siswa menjelaskan proses penelitian secara runtut dgn kalimat yang mudah dipahami
c. Siswa mempresentasikan ringkasan hasil penelitian dengan bahasa yg baik & benar
Kegiatan Akhir
3. Siswa dibantu guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur 10 menit
Guru menugaskan siswa menulis tanggapannya terhadap presentasi hasil penelitian
yang telah disampaikan temannya yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
V. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR
Contoh laporan hasil penelitian dari berbagai sumber
Buku-buku yang terkait dengan penelitian dan penulisan hasil penelitian

Berikut ini karangan yang berisi hasil penelitian terhadap mobil berkatalisator yang dilakukan oleh
Rahardjo Tirtoatmodjo. Pahami hasil penelitian tersebut!

Untung Rugi Mobil Berkatalisator


Kemajuan teknologi mengakibatkan manusia tidak puas dengan kebutuhan primer saja. Tak perlu
dipungkiri lagi kalau mobil memberikan kenyamanan serta hidup yang lebih berarti bagi manusia. Selain itu,
tentunya meningkatkan mobilitas, baik bagi manusia maupun barang. Di lain pihak, mobil menimbulkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan, sehingga perlu adanya kesadaran bahwa lingkungan bukanlah
selayaknya dianggap sebagai objek yang dikuasai dan diperas semena-mena, melainkan merupakan teman hidup
yang saling membutuhkan untuk kepentingan bersama. Dengan demikian, manusia dan lingkungan hendaknya
mewujudkan kesatuan sistem interaksi yang membina gerak ke arah kemajuan. Udara berperan penting untuk
keperluan hidup semua organisme, termasuk manusia.
Secara umum, pembebasan energi akibat pembakaran hidrokarbon (di dalam kompor, pemanas ruang,
motorbakar, dll) diikuti juga dengan produksi-produksi yang tak diinginkan, seperti NOx, S02, CO, dan jelaga.
Bahan-bahan itu beracun, baik bagi manusia maupun lingkungan usaha. Untuk mengatasi pencemaran tersebut
dapat dibagi menjadi tiga tindakan, yaitu mencegah terjadinya pencemaran (kendaraan atau mesin-mesin di
pabrik harus selalu diservis dan dikontrol gas buangannya), memisahkan tempat hidup dari sumber pencemaran,
dan menghilangkan bahan-bahan pencemar dari udara (penghijauan dan melakukan penyaringan gas-gas
pencemar).
Untuk itu, negara-negara maju kini sedang giat melakukan penelitian untuk melakukan pengurangan
produk barang beracun itu, baik mencegah produksinya di dalam ruang bakar motor maupun berusaha
mengeliminasinya sebelum keluar dari knalpot. Odaka dan kawan-kawan mencoba mengurangi terbentuknya
NOx dari motor diesel dengan menyemprotkan campuran air dan bahan bakar ke dalam ruang bakar.
Di daratan Eropa solusi yang digunakan adalah katalisator. Semua mobil yang diproduksi mulai awal
tahun 1993 sudah dilengkapi alat ini. Namun bagaimana mobil model lama? Mampukah
mobil-mobil itu beradaptasi dengan menambahkan alat antipolusi ini? Di Jepang pun, para pakar giat melakukan
penelitian, menguji kecanggihan alat tersebut.

Negara Industri Maju


Sebelum berbicara mengenai bagaimana cara menanggulangi pencemaran tersebut, lebih dahulu kita
kaji apa saja yang mengisi atmosfer serta penyebab polusi. Secara umum, udara atmosfer berisikan berbagai gas
maupun partikel sebagai berikut: N2, 02, C02 CO, NOx, CH4, S02, jelaga, asbes, dan sebagainya. Dua yang
disebut pertama merupakan gas natura yang bersifat stabil, sedangkan enam yang terakhir merupakan unsur
pencemaran yang umumnya antara beberapa hari sampai beberapa tahun. Sekarang kita pelajari pengurangan
dari tiga sumber pencemaran utama, yaitu:
C02
Secara umum dapat digolongkan antara produksi alam dan hasil aktivitas manusia. Yang dimaksud
dengan produksi alam adalah yang tak terkontrol manusia, seperti akibat gunung meletus, degradasi material
organik, dan pernafasan. Produksi hasil aktivitas manusia, yaitu pembakaran kendaraan bermotor maupun
industri.
CO
Hampir sama dengan C02, gas ini juga diproduksi alam maupun aktivitas manusia, seperti motor bakar,
industri, dan pembangkit tenaga listrik, tenaga panas. Penghancuran secara natural
oleh atmosfer ditransformasikan menjadi C02, terdisolusi dan di dalam air laut oleh tumbuh-tumbuhan dan lain-
lain.
Gas ini cukup berbahaya karena merupakan campuran yang ekplosif di dalam udara. Kandungan gas
dalam udara 0,05% penyebab keracunan ringan setelah menghirupnya sekitar satu jam. Jika jumlahnya telah
mencapai 1%, maka manusia akan kehilangan kesadarannya. Batas yang diperbolehkan agar tak
mengganggu kesehatan adalah 0,0016%. Di dalam motor bakar, gas CO ini bisa dikurangi dengan penambahan
oksigen. Sesudah keluar dari motor bisa dilakukan pada temperatur tinggi (700 derajat C), yaitu dengan
pembakaran lagi atau dilakukan pada temperatur rendah dengan menggunakan katalisator pada suhu 150 derajat
C hingga 250 derajat C.

NOx
Secara ilmiah gas ini diproduksi reaksi biologi yang dapat dihancurkan jadi nitrat. Gas yang dihasilkan
oleh aktivitas manusia umumnya berupa NO, NO2, N2O4, dan N203. NO2 ini berbau agak menusuk dan berat
jenisnya dibandingkan udara adalah 1,58. Warna atmosfer tempat daerah terkumpulnya gas ini akan tampak
kemerahan. Untuk jumlah kurang dari 0,0001 % tak akan mengganggu manusia, tetapi bila sudah mencapai
0,004 % akan mengganggu paru-paru.
Pada motor diesel terbentuk 0,004 sampai
0,2 %, sedangkan pada motor bensin 0,01 hingga 0,3 %. Ada beberapa cara untuk menghindari terbentuknya gas
ini, yaitu selama proses pembakaran mengambil kembali gas buangan agar 20 hingga 30 % NOx menurun.
Selain itu, memundurkan saat penyemprotan bahan bakar pada motor diesel atau memundurkan saat penyalaan
bahan bakar pada motor bensin. Dapat juga melakukannya dengan menggunakan campuran. Jadi agar
memudahkan penyalaan, di dekat busi diberi campuran kaya (1,2), sedangkan makin jauh dari busi kian miskin
hingga mencapai
mendekati nol pada dinding silinder.

Knalpot Katalisator
Para pakar teknologi berusaha memecahkan masalah pencemaran yang berat ini. Sampai saat ini solusi
yang dianggap termurah dan terbaik adalah menggunakan knalpot katalisator dibandingkan dengan berbagai
cara lain yang ada. Walaupun harga lebih tinggi dari knalpot konvensional, tetapi hal ini perlu dipikirkan
demi menjaga kesehatan makhluk hidup.
Alat ini bekerja seperti filter besar yang mengolah lebih lanjut gas buangan motor bakar. Tugasnya
adalah mengurangi volume gas pencemar dan menyempurnakan transformasi gas-gas agar
sifat racunnya menurun. Dengan pembalut dari baja tahan karat, katalisator terdiri dari penyangga keramik yang
tahan terhadap suhu tinggi. Penyangga ini terbungkus metal berharga (platina, Palladium, dan rhodium) yang
akan menaikkan suhu hingga 850 derajad C bila kontak dengan gas buang itu bisa teroksidasi. Reaksi kimia
yang terjadi akan mengeliminasi komponen pencemar. Jajaran pipa-pipa halus yang berbentuk seperti sarang
lebah dialiri gas buang. Knalpot katalisator ini penyembuh gejala “penyakit”, tetapi tidak memberantas sumber
“penyakit” (di ruang bakar). Jadi, dia membersihkan gas kotor. Dengan kata lain dapat diandaikan kalau
seseorang terkena influenza, dia minum aspirin untuk menurunkan suhu badannya tanpa membunuh virus
penyebabnya.
Di bagian luar tabung katalisator ini ada detektor lambda yang berfungsi menganalisis secara permanen
beberapa sisa oksigen dalam gas buang. Dia memberikan sinyal ke injektor untuk mengatur kekayaan campuran
bensin/udara sehingga rantai katalisator ini dapat mengatasi masalah pencemaran pada dasarnya. Agar
katalisator dapat berfungsi baik, maka perlu temperature yang cukup tinggi, yaitu mulai 400 derajat C dan
jangan melebihi 800 derajat C. Sumiya S. dan kawan-kawan, yang melakukan percobaan dengan motor diesel
dan katalisator Cu, menyatakan untuk gas buang yang mengandung 10% H20 dan 300 ppm SO2, temperatur
kerja 350 derajat C merupakan temperatur yang ideal untuk menurunkan kadar NOx serendah-rendahnya.
Sebagai contoh, kita mencoba membandingkan tiga jenis sedan yang dilengkapi katalisator.
Rahardjo Tirtoatmodjo, Kabid Konversi Energi Jurusan
VI. PENILAIAN

1.
Tek
nik
pen
ilai
an:
tes
unj
u
Aspek yang dinilai Kegiatan
Skor

1.
2.
3.
Tidak dapat menuliskan pokok-pokok hasil penelitian
Dapat menuliskan pokok-pokok hasil penelitian namun tidak berurut
Dapat menuliskan pokok-pokok hasil penelitian dengan berurut
0
10
20

ubr
k
R
ik
kPe
enil
raia
jn
aTes
,Un
juk
tKe
erja
sme
nje
blas
ekan
rpro
bses
ipen
celit
aian
rsec
aara
run
2tut
.den
gan
kal
B
eim
nat
tyan
ug
kmu
dah
pdip
eaha
nmi
idal
lam
adis
ikus
ai/se
nmi
nar
:!
No
Aspek yang dinilai
Skor

1.
2.
3.

Tidak dapat menjelaskan proses penelitian


Dapat menjelaskan proses penelitian namun tidak runtut dengan benar
Dapat menjelaskan proses penelitian secara runtut dengan kalimat yang mudah
Dipahami
0
20
40
t
e
sRu
bri
uk
jPe
inil
aia
pn
eTes
tUn
ijuk
kKe
rja
kMe
emp
rres
jent
aasi
kan
3.
Co
nto
h
ins
tru
me
n:

1. Tuliskan
lah
rin
gka
san
has
il
pen
elit
ian
den
gan
bah
asa
yan
g
bai
k
dan
ben
ar
No
As
pek
yan
g
din
ilai
Sk
or 1.
2.

3.

Tidak dapat mempresentasikan ringkasan hasil penelitian


Dapat mempresentasikan ringkasan hasil penelitian namun tidak menggunakan bahasa yang
baik dan benar
Dapat mempresentasikan ringkasan hasil penelitian dengan menggunakan bahasa yang baik
dan benar
0
20

40

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Standar Kompetensi : Berbicara
10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi
atau seminar
Kompetensi Dasar : 10.2 Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil
penelitian
Indikator : 1. Mengemukakan tanggapan terhadap presentasi hasil
penelitian
2. Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian yang telah
disampaikan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengemukakan tanggapan terhadap presentasi hasil penelitian
Siswa dapat mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian

II. MATERI PEMBELAJARAN


Tanggapan para pembicara
Cara-cara memberikan komentar terhadap presentasi hasil penelitian
Pendengar yang aktif akan mencatat pokok-pokok pembicaraan, merangkum seluruh
informasi, serta bertanya, berkomentar, atau menanggapi berbagai hal yang dibicarakan. Dalam
memberikan komentar, pendengar dapat memberikan dukungan ataupun kritikan, dapat
menyatakan sikapnya berupa sikap setuju/sependapat atau tidak setuju dengan menyertakan
alasannya.
Sebuah presentasi hasil penelitian akan lebih menarik jika dilengkapi dengan tanggapan
penyimak hasil penelitian tersebut. Melalui tanggapan-tanggapan tersebut, terlihat kelebihan serta
kekurangan yang ada dalam sebuah laporan penelitian. Jika terdapat kekurangan, penyimak dapat
memberikan saran atau masukan yang dapat melengkapi hasil penelitian tersebut. Cara setiap
orang dalam menanggapi hasil penelitian pun beragam. Hal ini pun dapat diamati sekaligus diberi
tanggapan. Anda dapat memerhatikan cara-cara yang berbeda dari setiap orang dalam memberikan
komentar. Kemudian, Anda dapat memberikan penilaian Anda
III. METODE PEMBELAJARAN
Tanya jawab, penugasan, diskusi

No
Kegiatan

Alokasi
Waktu

1.

2.

3.
Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa
b. Guru memberikan apersepsi tentang laporan hasil penelitian
c. Guru memberikan motivasi dengan cara menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuanpembelajaran yang akan disampaikan tentang pentingnya keterampilan
berbicara dalam mempresentasikan hasil penelitian
Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara mempresentasikan hasil penelitian
dengan bahasa yang baik dan benar dalam diskusi dan cara menanggapinya
b. Guru memberikan penjelasan tentang cara menanggapi presentasi dan cara
mengomentari tanggapan yang benar dalam diskusi/seminar
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa mempersiapkan tugas berupa tanggapan terhadap presentasi hasil penelitian
yang telah disampaikan temannya
b. Siswa memberikan tanggapannya
c. Siswa mengomentari tanggapan temannya terhadap presentasi hasil penelitian yang
telah dilaksanakannya
Kegiatan Akhir
Siswa dibantu guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran

10 menit

70 menit
10 menit

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

V. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR


Contoh laporan hasil penelitian dari berbagai sumber
Buku-buku yang terkait dengan penelitian dan penulisan hasil penelitian

VI. PENILAIAN
1. Teknik penilaian : tes unjuk kerja, tes berbicara
2. Bentuk penilaian : tes uji petik kerja
3. Contoh instrumen :
a. Berilah tanggapan terhadap presentasi hasil penelitian yang telah disampaikan oleh
temanmu!
b. Berilah komentar terhadap tanggapan temanmu tersebut!

4. Rubrik Penilaian:

No
Nama
Kemampuan memberikan tanggapan terhadap presentasi hasil penelitian yg disampaikan
Kemampuan memberikan komentar terhadap tanggapan yang diberikan teman
Skor total

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Standar Kompetensi : Membaca
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca
Intensif
Kompetensi Dasar : 11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca
cepat
300 kata per menit
Indikator : 1. Membaca cepat 300 kata per menit
2. Menjawab secara benar 75% dari seluruh pertanyaan
yang tersedia
3. Mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat membaca cepat 300 kata per menit
2. Siswa dapat menjawab secara benar 75% dari seluruh pertanyaan bacaan yang tersedia
3. Siswa dapat mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan

II. MATERI PEMBELAJARAN


Teks terdiri atas 600 atau 900 kata
teknik membaca cepat
fungsi membaca cepat
rumus membaca cepat)
(Membaca cepat adalah jenis membaca untuk memperoleh informasi dan
memahami gagasan dengan cepat dan tepat dalam satu waktu tertentu. Kecepatan
membaca dapat dihitung dengan mengalikan jumlah kata yang dibaca dengan 60 dan
dibagi dengan jumlah detik yang dibutuhkan untuk membaca teks tersebut. Dalam
membaca cepat, kita tidak hanya harus memperhitungkan waktu, tetapi juga harus
dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan dan memahami gagasan
bacaan.)

III. METODE PEMBELAJARAN


Unjuk kerja, tanya jawab, penugasan, inkuiri, refleksi

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No
Kegiatan

Alokasi
Waktu

1.

2.
3.
Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa
b. Guru memberikan apersepsi tentang membaca cepat
c. Guru memberikan motivasi bahwa dengan menguasai keterampilan membaca cepat
maka kita akan dapat lebih banyak menyerap informasi dan menambah wawasan
d. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang teknik membaca cepat dan rumus menghitung
kecepatan membaca
b. Guru memberikan penjelasan tentang teknik membaca cepat yang benar
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa membaca teks bacaan yang telah tersedia/ditentukan
a. Siswa membaca teks yang sudah disediakan dengan menandai waktu awal dan akhir
yang dipergunakannya dalam membaca teks.
b. Siswa menghitung kecepatannya dalam membaca dengan rumus membaca cepat.
c. Siswa menjawab pertanyaan secara benar 75% dari seluruh pertanyaan yang tersedia
d. Siswa mengulang kembali membaca teks dengan saksama.
e. Siswa mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan
Kegiatan Akhir
Siswa dibantu guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
Guru menugaskan siswa mencari teks bacaan sepanjang 600-900 kata dari berbagai
Sumber/media cetak lalu mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan

10 menit

70 menit

10 menit
V. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR
Artikel/berita dari media cetak/elektronik
Teks “Aplikasi Teknologi Touchscreen Satu Sentuhan Saja” (Sumber: Pikiran Rakyat, 15
Maret 2007)

Bacalah teks berikut ini! Kemudian kerjakan soal di bawahnya!

Aplikasi Teknologi Touchscreen Satu Sentuhan Saja

Perintahnya sederhana, cukup satu sentuhan, aplikasi pun segera bekerja. Inilah salah satu sisi
kelebihan dari touchscreen, teknologi yang bekerja dengan penerapan layar sentuh. Kini berbagai
perangkat mengusung teknologi ini, mulai dari komputer, mesin ATM (anjungan tunai mandiri),
mesin informasi di tempat-tempat umum, telefon genggam, handycam, tape recorder, PDA, mesin
cuci, kulkas, kendaraan, konsol game, mesin-mesin berat, hingga pesawat terbang. Layar sentuh
juga banyak digunakan dalam titik-titik penjualan (point of sales), seperti di hotel, toko buru, atau
tempat bisnis lainnya.
Dengan teknologi ini, para pembeli hanya
perlu berinteraksi dengan komputer, tidak perlu dengan manusia. (93 kata)

1. Monitor Sensitif
Touchscreen dikenal pula dengan touch panels atau touch monitor, merupakan sebuah
perangkat
komputer yang biasanya digunakan untuk menampilkan informasi grafikal dan visual yang
merupakan output dari sebuah perangkat komputer. Namun, yang membedakannya dengan
monitor atau layar televisi biasa, apa yang ditampilkan di dalamnya dapat secara langsung
berinteraksi secara fisik dengan penggunanya. (146 kata)
Maksudnya, kita dapat langsung menyentuh layar tersebut dengan tangan atau alat bantu
untuk mengakses apa yang ditampilkan di dalamnya. Dengan kata lain, touchscreen merupakan
sebuah monitor yang sensitif terhadap sentuhan dan tekanan (resistif), sehingga perangkat ini
memiliki dua fungsi yaitu, sebagai perangkat output karena menampilkan informasi dan input
karena menerima informasi. (197 kata)

2. Mekanisme Kerja
Sebuah layar touchscreen yang paling sederhana bekerja terdiri dari tiga buah komponen
utama. Pertama, touch sensor, merupakan sebuah lapisan penerima input dari luar monitor.
Input dari touchscreen adalah sebuah sentuhan, sehingga sensornya juga merupakan sensor sentuh.
Biasanya sensor sentuh berupa sebuah panel terbuat dari kaca yang permukaannya sangat responsif
jika disentuh. Touch sensor diletakkan di permukaan paling depan dari sebuah layar touchscreen.
Dengan demikian, area yang responsif terhadap sentuhan menutupi area pandang dari layar
monitor. (274 kata)
Oleh karena itu, ketika kita menyentuh permukaan layar monitornya, input juga telah
diberikan oleh si penyentuh. Teknologi touch sensor yang kini banyak digunakan terdiri atas tiga
macam, yaitu resistive touchscreen, capasitive touchscreen, dan surface wave touchscreen. Semua
jenis sensor ini memiliki cara kerja yang sama, yaitu menangkap perubahan arus dan sinyal-sinyal
listrik yang ada pada sensor tersebut, merekamnya dan mengubahnya menjadi titik-titik koordinat
yang berada di atas layar, sehingga posisi tepat dari sebuah sentuhan dapat langsung diketahui
dengan benar. (353 kata)
Kedua , controller, merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan
antara sensor dengan perangkat komputer yang akan memproses sentuhan-sentuhan tersebut.
Ketika sensor-sensor merekam sebuah even sentuhan, maka data yang dimilikinya diteruskan ke
sebuah controller. Kemudian, controller tersebut akan menerjemahkan informasi dari sensor-
sensor tersebut menjadi informasi yang dimengerti oleh prosessor komputer. Setelah informasi
masuk dan diproses oleh prosesor, hasil
akhirnya akan dikeluarkan lagi ke monitor untuk ditampilkan kembali. Controller bertugas
untuk menerjemahkan informasi dari prosesor untuk diubah menjadi sebentuk gambar yang
ditampilkan di atas layar monitor. (437 kata)
Ketiga, software driver, merupakan sebuah software pengatur yang diinstal pada perangkat
komputer atau PC. Tugas atau fungsinya mengatur agar perangkat touchscreen dan komputer
dapat bekerja sama untuk digunakan dalam berbagai macam keperluan. Software driver akan
mengatur sistem operasi dari perangkat komputer bagaimana caranya menangani even-even
sentuhan yang berasal dari sensor-sensor di atas layar touchscreen. (491 kata)
Kebanyakan dari driver touchscreen saat ini sudah menggunakan driver yang hampir sama
dengan driver sebuah mouse. Hal ini akan membuat sebuah even sentuhan pada satu titik di
layar monitor seperti sebuah even klik pada mouse di posisi yang sama. Dengan menggunakan
driver dari perangkat mouse, para pengembang program tidak perlu pusing-pusing lagi
memikirkan bagaimana programnya dapat berinteraksi dengan sebuah touchscreen. (551 kata)

3. Kelemahan Touchscreen
Meskipun secara fisik kebal terhadap gangguan elemen-elemen luar, teknologi layar sentuh ini
bukan tanpa kelemahan. Kinerja dari layar sentuh dapat diganggu oleh elemen-elemen seperti
debu, air, dan benda-benda padat lainnya. Sedikit saja terdapat debu atau benda lain yang
menempel di atasnya, layar sentuh dapat mendeteksinya sebagai suatu sentuhan. Sensor-sensor
ultrasoniknya akan langsung bekerja dengan baik. (608 kata) Oleh karena itu, layar sentuh jenis
ini harus dijaga dengan ekstra hati-hati. Layar sentuh jenis ini sangat cocok digunakan pada
ruangan pelatihan komputer, keperluan dalam ruangan untuk menampilkan informasi dengan
sangat jernih dan tajam, presentasi dalam ruangan, dan banyak lagi yang sifatnya agak terlindungi.
(652 kata)

Sumber: Pikiran Rakyat, 15 Maret 2007


I. PENILAIAN
1. Teknik penilaian : tes unjuk kerja, tes tertulis
2. Bentuk penilaian : tes uji petik hasil, tes pilihan ganda/uraian bebas/jawaban
singkat
3. Contoh instrumen :

a. Tes unjuk kerja:


1) Bacalah teks yang telah tersedia dengan saksama! Tuliskan waktu ketika kau memulai dan
mengakhiri bacaan!
2) Berapakah kecepatan membacamu? Hitunglah dengan menggunakan rumus membaca
cepat!

b. Tes menulis:
Tuliskan pokok-pokok isi bacaan tersebut menjadi sebuah ringkasan sepanjang dua
paragraf!

c.Tes Uraian singkat:


1) Lampiran teks bacaan “Aplikasi Teknologi Touchscreen Satu Sentuhan Saja”
2) Pertanyaan tentang isi bacaan
a. Apa yang dimaksud dengan touchscreen?
b. Apa saja kelebihan-kelebihan touchscreen?
c. Perangkat apa saja yang sudah menggunakan touchscreen?
d. Apa perbedaan touchscreen dengan monitor atau layar televisi biasa?
e. Apa saja fungsi touchscreen?
f. Sebuah touchscreen sederhana terdiri atas komponen apa saja?
g. Apa fungsi controller dalam touchscreen?
h. Apa tugas dan fungsi software driver?
i. Apa saja kelemahan touchscreen?
j. Mengapa touchscreen harus dijaga dengan baik?

4. Format Penilaian

Lama membaca:
Mulai: ……………. Berakhir: …………… Total waktu membaca: ………menit (=
…….detik)

Rumus Kecepatan/Kecakapan Membaca:

Jumlah kata yang dibaca


_____________________________ x 60 = jumlah kata per menit (kpm)
Jumlah detik untuk membaca

Rumus Kemampuan Memahami Bacaan:

Jumlah jawaban yang benar


_________________________ x 100 %
Jumlah soal

Menulis Ringkasan Pokok-Pokok Isi Bacaan:


Format Penilaian Menulis Ringkasan Pokok-Pokok Isi Bacaan

No
Nama
Kelengkapan Isi
Kesesuaian isi
Penggunaan Bahasa
EYD

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Standar Kompetensi : Membaca
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca
Intensif
Kompetensi Dasar : 11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial dengan
membaca intensif
Indikator : 1. Mengungkapkan isi tajuk rencana/editorial dengan
membaca intensif
2. Menemukan fakta dan opini penulis tajuk rencana atau
editorial
3. Membedakan fakta dan opini pada editorial

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengungkapkan isi tajuk rencana/editorial dengan membaca intensif
2. Siswa dapat menemukan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif
3. Siswa dapat membedakan fakta dan opini pada editorial
II. MATERI PEMBELAJARAN
Tajuk rencana atau editorial dalam surat kabar dan majalah
fakta dan opini

(Tajuk rencana atau editorial adalah salah satu jenis tulisan di surat kabar yang berisi
opini dan sikap media tersebut terhadap suatu masalah. Tajuk dibuat oleh penulis tetap, wartawan,
atau tim redaksi. Masalah yang biasanya dibahas di dalam tajuk adalah masalah aktual yang
sedang terjadi di masyarakat. Masalah itu dapat berupa: kebijakan pemerintah, perkembangan
situasi sosial politik, peristiwa dan tokoh tertentu, dll. Tajuk sekaligus mewakili sikap media
terhadap persoalan yang dibicarakan berupa: sikap menyetujui, menolak, memberikan alternatif,
atau sebagai bahan renungan bagi pembaca.)
Informasi dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Informasi lisan, di antaranya adalah
siaran radio/televisi atau laporan secara lisan. Informasi tulisan dapat Anda temukan dalam koran,
majalah, tabloid, dan lain-lain. Dalam sebuah editorial, fakta merupakan kejadian yang nyata,
sungguh-sungguh terjadi, dan diketahui oleh semua orang. Adapun opini merupakan gagasan atau
pendapat yang dikemukakan dan bersifat subjektif. Namun, dalam sebuah informasi, fakta dan
opini tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling melengkapi.
Fakta adalah keadaan, kejadian, atau peristiwa yang benar dan bisa dibuktikan. Termasuk di
dalamny a ucapan pendapat atau penilaian orang atas sesuatu. Dalam kode etik jurnalistik, pasal 3
ayat (30) dijelaskan antara lain, “…di dalam menyusun suatu berita, wartawan Indonesia harus
membedakan antara kejadian (fact) dan pendapat (opini) sehingga tidak mencampuradukkan yang
satu dengan yang lain untuk mencegah penyiaran berita-berita yang diputarbalikkan atau dibubuhi
secara tidak wajar.”
Pendapat juga disebut opini. Dikenal public opinion atau pendapat umum dan general opinion
atau anggapan umum. Opini merupakan persatuan (sintesis) pendapat-pendapat yang banyak;
sedikit banyak harus didukung orang banyak baik setuju atau tidak setuju; ikatannya dalam bentuk
perasaan/emosi; dapat berubah; dan timbul melalui diskusi sosial.
Teks yang berisi fakta diidentifikasi memiliki dua sifat, yaitu fakta umum dan fakta khusus.
1. Fakta umum: kejadian/peristiwa/keadaan yang dapat ditemukan secara umum atau sudah
lazim.
Contoh:
a. Harimau hewan pemakan daging.
b. Burung elang adalah pemburu mangsa terhebat di udara.
2. Fakta khusus: keadaan/peristiwa yang dapat ditemukan secara khusus.
Contoh:
a. Ibu dibelikan televisi baru oleh ayah.
b. Kucing peliharaan adik suka makan kerupuk

Perhatikan teks berikut yang berisi fakta.


Berdasarkan survei dan laporan dari Human Development Report (UNDP) tahun 2005, nilai
human development index (HDI) bangsa Indonesia sangat rendah, yaitu sebesar 0,697 dan
menempati peringkat ke-110 dari 174 negara. Hal ini berarti bahwa Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara bahkan
ASEAN.

Perhatikan teks yang berisi opini berikut.


Karena begitu pentingnya budaya membaca bagi kemajuan bangsa di satu sisi dan
kompleksitasnya persoalan yang melingkupi budaya membaca di sisi yang lain, sudah saatnya
semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
maupun dunia perbukuan, memberikan kepedulian yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca.
Sebuah laporan terkadang ditulis dengan mencantumkan fakta dan opini. Fakta adalah
keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan dan mengungkapkan sesuatu yang benar-benar
terjadi. Fakta diungkapkan dengan kata-kata yang seobjektif mungkin. Sementara itu, opini atau
pendapat adalah pikiran atau tanggapan seseorang terhadap sesuatu hal.

Berikut contoh laporan yang mengandung fakta dan opini.


1)Teknologi merupakan tulang punggung dalam pembangunan kemajuan bangsa. 2)Pada
tanggal 1 Agustus 1995, Presiden telah meresmikan penggunaan kereta api Agro Gede Ekspres
(JB-250) untuk Jakarta-Bandung dan kereta api Agro Bromo Ekspres (JB-950) untuk Surabaya-
Jakarta. 3)Dengan kereta tersebut Jakarta-Bandung dapat ditempuh dalam waktu dua jam,
sedangkan Jakarta Surabaya selama sembilan jam.

Contoh laporan tersebut memadukan fakta dan opini secara sekaligus. Fakta terdapat pada
kalimat 2 dan kalimat 3 (fakta tentang peresmian penggunaan kedua jenis kereta api dan fakta
tentang daya tempuh kedua kereta api itu). Sedangkan kalimat 1 adalah opini, karena kalimat
tersebut merupakan ungkapan atau argumen penulis itu sendiri sebagai tanggapannya atas peranan
teknologi dalam hubungannya dengan kemajuan suatu bangsa.

III. METODE PEMBELAJARAN


Unjuk kerja, tanya jawab, penugasan, inkuiri, refleksi

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No
Kegiatan

Alokasi
Waktu

1.

2.

3.
Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa
b. Guru memberikan apersepsi tentang membaca intensif dan editorial
c. Guru memberikan motivasi bahwa dengan menguasai keterampilan membaca
intensif maka kita dapat lebih banyak menyerap informasi dan menambah wawasan
d. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang teknik membaca intensif dan fakta serta opini
b. Guru menjelaskan tentang editorial, serta fakta dan opini dalam editorial.
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa membaca teks editorial yang telah tersedia/ditentukan
b. Siswa menemukan pokok-pokok isi editorial yang dibaca.
c. Siswa menemukan kalimat fakta dan kalimat opini dalam teks editorial yang dibaca.
d. Siswa menyebutkan perbedaan fakta dan opini dalam editorial
Kegiatan Akhir
Siswa dibantu guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
Guru menugaskan siswa mencari teks editorial dalam media cetak/surat kabar dan
menentukan kalimat fakta dan opini dalam editorial tersebut
10 menit

70 menit

10 menit

V. ALAT/BAHAN/ SUMBER BELAJAR


Tajuk rencana atau editorial dari media cetak/elektronik

VI. PENILAIAN
1. Teknik penilaian : tes unjuk kerja, tes membaca
2. Bentuk penilaian : tes uji petik hasil, uraian bebas/jawaban singkat/pilihan ganda
3. Contoh instrumen :
a. Tes Unjuk kerja:
1) Bacalah editorial berikut dengan saksama! Buatlah catatan
isi/pokoknya!
2) Buatlah tulisan berupa ringkasan pokok-pokok isi editorial!

b.Tes membaca:
1)Bacalah secara intensif editorial lalu temukanlah fakta dan opini di
dalamnya!
2)Jelaskan perbedaan fakta dan opini pada editorial!

4. Format Penilaian:

Format Penilaian Hasil Diskusi Kelompok tantang Tajuk Rencana

No
Nama
Kemampuan Mengungkapkan Isi/Pokok-pokok
dalam Editorial
Kemampuan menemukan Fakta & Opini
dalam editorial
Kemampuan Membedakan
Fakta dan Opini
dalam editorial
5. Penilaian Aspek Sikap (Afektif)

Format Penilaian Sikap (Afektif)

No
Nama
Memperhatikan
Dengan Serius
Menanggapi
Permasalahan
Mengerjakan
Tugas
Mengemukakan
Pendapat
Menghargai
Pendapat Teman

Keterangan setiap aspek penilaian: Selalu, sering, jarang, tidak pernah.

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit
Standar Kompetensi : Menulis
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman/ringkasan, notulen
rapat, dan karya ilmiah
Kompetensi Dasar : 12.1 Menulis rangkuman/ringkasan isi buku
Indikator : 1. Mendaftar pokok-pokok pikiran buku yang dibaca
2. Membuat ringkasan isi buku

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mendaftar pokok-pokok pikiran buku yang dibaca
2. Siswa dapat membuat ringkasan dari seluruh isi buku

II. MATERI PEMBELAJARAN


Ringkasan buku nonfiksi
(Ringkasan buku dapat dijumpai di dalam resensi buku, terutama jika buku itu buku
terbaru. Rsesensi buku adalah pertimbangan dalam memilih buku baru yang akan dibaca atau
dibeli. Di dalam resensi buku ada tiga hal pokok, yaitu: identitas buku (judul, penulis, tebal buku,
jenis, penerbit, harga dll); ringkasan isi buku; dan pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan
penulis berdasarkan hasil kajian yang dilakukannya. Untuk membuat ringkasan isi buku kita harus
memahami judul buku dan garis besar buku tersebut.)

Jangan Takut Menulis


Kemampuan menulis adalah salah satu modal pokok dalam berkomunikasi. Menulis pun
memiliki kegunaan lain dalam kehidupan kita. Melalui tulisan, kita dapat mengekspresikan diri
dan menuangkan gagasan-gagasan yang ada dalam kepala kita. Bahkan, kita bisa mencari nafkah
dengan tulisan.
Tulisan pun ternyata telah banyak mengubah dunia. Tidak sedikit tokoh dunia yang mampu
merintis perubahan melalui tulisan, contohnya Ir. Soekarno, R.A. Kartini, Chairil Anwar, Isaac
Newton, dan lain sebagainya. Melalui tulisan, penulis pun bisa menciptakan dunianya sendiri,
yaitu dunia imajinasi. Sebagai contoh, penulis J.K. Rowling yang berhasil menciptakan dunia
penuh keajaiban dalam karya berserinya Harry Potter. Dunia ciptaannya itu telah dinikmati dan
disukai oleh jutaan orang di seluruh dunia. Itulah keajaiban tulisan.
Buku berjudul Jangan Takut Menulis yang diterbitkan oleh PT Pribumi Mekar ini memberi
kita motivasi untuk menulis. Buku setebal 80 halaman ini menyajikan tips-tips menarik, praktis,
dan inspiratif bagi pembacanya. Selain itu, disajikan juga kutipankutipan yang dikemukakan oleh
tokoh-tokoh ternama yang membuat kita semakin berani untuk menulis. Penulis mengajak kita
untuk bersama-sama menepis rasa malas menulis dan kiat-kiat untuk mengatasi berbagai kendala
dalam menulis. Melalui buku ini, penulis, yaitu Yanti Dwi Damayanti, mengajak kita untuk:
jangan takut menulis.

Contoh tersebut merupakan gambaran singkat mengenai isi buku Jangan Takut Menulis. Dari
teks tersebut, Anda dapat membuat laporan hasil membaca buku dalam format seperti berikut.
1. Identitas buku
Judul buku : Jangan Takut Menulis; Pengarang/penulis : Yanti Dwi Damayanti; Penerbit : PT
Pribumi Mekar ; Jumlah Halaman : 80 halaman (xii + 68)
2. Jumlah bab: 5 bab
Pokok pikiran bab I : Alasan-alasan mengapa kita harus menulis.
Pokok pikiran bab II : Motivasi agar kita jangan takut menulis.
Pokok pikiran bab III : Kiat-kiat tentang bagaimana cara menulis.
Pokok pikiran bab IV : Menindaklanjuti tulisan yang telah kita buat.
Pokok pikiran bab V : Ajakan untuk menulis.
3. Ringkasan Isi buku
a. Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis telah kita dapatkan sejak kecil. Kita hanya perlu berlatih untuk
mengembangkannya. Kemampuan menulis tidak bergantung pada bakat yang dimiliki oleh
seseorang.
b. Hambatan dalam Menulis
- rasa malas, - kurang percaya diri, - merasa diri tidak berbakat, - buntu ide
c. Mengatasi Hambatan dalam Menulis
- menepis rasa malas, menyusun semangat, - memberanikan diri untuk mengirimkan hasil
tulisan ke media massa atau memperlihatkan hasil tulisan kepada teman terdekat terlebih dahulu, -
berlatih menulis, - banyak membaca
4. Komentar terhadap Isi Buku
Buku ini sangat baik dibaca oleh siapa saja yang merasa ragu untuk menulis. Buku ini
menumbuhkan motivasi untuk menulis, setidaknya untuk sedikit melirik buku-buku tulisan orang
lain.

III. METODE PEMBELAJARAN


Tanya jawab, penugasan, diskusi, inkuiri, refleksi

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


1. Kegiatan Awal
Al a. Guru mengecek kehadiran siswa 10 menit
ok b. Guru memberikan apersepsi tentang hikayat sebagai sastra lama dengan novel sebagai sastra
asi modern
W c. Guru memberikan motivasi dengan membaca sastra berupa hikayat, novel Indonesia, maupun
akt novel terjemahan kita akan memperoleh wawasan tentang nilai-nilai dan budaya yang hidup
u pada masa dan tempat tertentu
menjelaskan tentang kompetensi dasar,indikator, tujuan, dan materi pembelajaran
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat dan novel
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat dan novel 70 menit
b. Guru menjelaskan tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat dan novel
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa membaca teks penggalan novel Indonesia, novel terjemahan, dan hikayat yang sudah
dipersiapkan
b. Siswa mengidentifikasi ciri-ciri novel dan hikayat yang dibaca
c. Siswa mengidentifikasi dan mencatat unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dan hikayat
yang dibaca
d. Siswa membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel Indonesia, dan novel
terjemahan
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi penjelasan tambahan yang diperlukan sesuai dengan pembelajaran 10 menit
b. Siswa dibantu oleh guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran
3) Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
Guru memberi tugas di rumah secara berkelompok untuk membuat laporan kelompok tentang
unsur intrinsik dan ekstrinsik dari salah satu hikayat, novel Indonesia, dan novel terjemahan dan
mempresentasikan pd pertemuan selanjutnya)

B. Pertemuan Kedua

No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru dan siswa bertanya jawab ttg unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat dan novel 15 menit
yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya
b. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan Tatap Muka
Guru menjelaskan kembali sekilas tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat dan novel yang 65 menit
telah dibahas pada pertemuan sebelumnya
2) Penugasan Terstruktur
a. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pembahasan kelompoknya tentang unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia, novel terjemahan, dan hikayat dan hasil perbandingan
ketiganya
b. Kelompok lain memberikan tanggapan
c. Siswa mendiskusikan perbandingan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dan hikayat tsb
d. Siswa membuat laporan hasil diskusi kelompok perbandingan tersebut
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa dibantu oleh guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran 10 menit
b. Guru memberikan tes akhir pelajaran

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Buku novel/penggalan novel terjemahan, novel indonesia, dan hikayat

Penggalan Novel Indonesia

Pasar
Kuntowijoyo
Pagi hari buruh Kasan Ngali dikejutkan: papannama Bank Kredit tergeletak di tanah. Mereka
mengerumuni, membiarkan papan nama itu terbujur. Majikan harus diberi tahu. Mereka mulai menerkanerka
siapa yang gatal tangan itu. Mereka berbisik: "Paijo," "Sst, Zaitun," "Pak Mantri," "Polisi." Belum habis mereka
menebak-nebak, orang-orang pasar di pekarangan itu pun ramai pula. Los-los pasar Kasan Ngali roboh-roboh!
Tidak ada badai, tidak ada topan! Pasti tangan orang yang ingin pendek umurnya. Yang ingin cupet rezekinya,
yang ingin dekat kuburnya.
Para pedagang yang kehilangan los, lalu pergi ke pasar lama di seberang. Kembali ke pasar lama!
Mereka tidak mau kena perkara. Cari tempat lain, kalau tidak suka urusan. Buruh-buruh Kasan Ngali menegur
mereka. Mereka mengangkat bahu.Tidak seorang pun tahu. Tentu malam-malam hal itu terjadi. Di seberang
jalan, Paijo berdiri keheranan pula. la melihat orang berjalan dengan dagangan ke pasar lama. Bagaimana los
pasar bisa terobrakabrik macam itu? Gedeg-gedeg berantakan di tanah. Bambunya menyelonong ke mana-mana.
Tidak ada yang bisa berbuat, buruh-buruh itu hanya berdiri saja, menantikan Kasan Ngali bangun dan bersiap-
siap. Mereka melihat juga Paijo berdiri di seberang jalan. Lalu dengan suara keras mereka omong. "Saya
tempeleng, siapa orangnya." "Jotos!" "Patah tangannya!" Namun mereka tidak berani dengan terus terang
menuduh Paijo. Dan memang Paijo pun keheranan. Dan tidak tahan mendengar omongan itu tukang karcis
menyingkir. Mencari urusan dengan orang-orang konyol tidak ada gunanya, ia berpikir. Lalu pergi.
Kasan Ngali sudah bangun. la diserbu buruhburuhnya. "Bagaimana, Pak?" Kasan Ngali hanya
mengawasi saja. Tidak tampak terkejut. Bayangan mereka ialah majikannya itu akan marah sejadi-jadinya.
Tidak, hanya diam memandang hasilnya. Orang-orang mulai lagi.
"Siapa berbuat ini?"
"Mau saya hantam!"
"Cabik-cabik bajunya!"
"Pukul kepalanya!"
"Lumatkan tubuhnya!"
Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap buruh itu satu-satu. Dan mereka diam. Kata Kasan Ngali
mengakhiri: "Tutup mulut kalian. Tutup!"
"Kami tak tahu apa-apa, Pak."
"Kami datang sudah begini!"
"Kalau saja kami tahu!"
Kasan Ngali marah. "Tutup, kataku!" Tidak ada yang membantah lagi, Kasan Ngali memberi perintah.
"Tidak usah diurus siapa yang berbuat ini. Tugasmu ialah, usir semua orang dari pekarangan. Tutup pintu pagar.
Jangan seorang dibolehkan lagi ke sini. Kerjakan, jangan bertanya. Aku benci pertanyaan!"Buruh-buruh itu
masih belum bergerak. Belum jelas bagi mereka, bahwa itu memang keputusan Kasan Ngali. "Apalagi? Pergi!
Kaukira aku tidak waras, ya!" Mereka pun bubar. Mereka bekerja juga. Orangorang yang sedang mbeber
dagangan di pekarangan itu diusir. Mereka memprotes. Siapa menyuruh kami ke sini dulu! Weh, enaknya saja.
Siapa mau memperbaiki kalau begini! Ayo pergi! Mau enaknya tak mau susahnya! Mau nangka, tidak mau
getahnya! Dasar!
Dan mereka yang merasa tak berhak pergi juga. Papan nama itu masih juga tergeletak. Mereka ingin
tahu bagaimana sikap Kasan Ngali. Tetapi lakilaki itu sudah bersembunyi di rumah dalam. Aneh juga. Kok
tenang-tenang saja, Pak Kasan! Paijo mengelilingi pasarnya. Tidak peduli lagi dengan pasar seberang jalan.
Dilihatnya juga pedagang yang datang dari pasar baru di seberang. Pura-pura tidak tahu saja. Sekarang pasarnya
sudah bersih. Boleh lihat. Pedagang akan digiringnya ke dalam, tunggulah saatnya. Kemudian penertiban soal
karcis itu. Kerja itu harus bertahap. Kesabarannya akan membawa hasil Pak Mantri semakin benar di matanya.
Orang tua itu telah banyak mengajarnya. Buktinya, sebagian orang telah kembali ke pasar lama.
Pasar itu sudah selesai. Kantor sudah putih kapurnya, pasar sudah bersih dari sampah. Genting-genting
sudah tidak pecah. "Wah, sekarang lain," tegur penjual nasi gulai. Paijo mengamari bajunya. "Apa yang lain?"
"Bajunya baru. Dan tak mau jajan lagi.’" Ya. Paijo pernah bertengkar dengan penjual itu. Mereka mau rujuk
kembali nampaknya.
"Wah, punya pasar luas, tetapi tak ada uang," katanya.
"Karcis sudah lama tak ditarik?"
"Habis!"
"Salahmu sendiri? Malas!"
"Sekarang, mana uang karcis!" Paijo main-main saja, tetapi penjual nasi itu mengeluarkan uang. Paijo menerima
uang itu. Dan buru-buru pergi ke kantor pasar. Disahutnya tas yang tergantung dan ternyata berdebu.
Dikeluarkannya karcis-karcis. Tanpa tas itu ia bergegas keluar.
Pak Mantri melihatnya juga dengan heran. Paijo hanya tersenyum saja. Ditemuinya kembali orang-orang pasar.
Dan beberapa orang mulai lagi membayar karcisnya! Penjual nasi itu membuatnya berani. Dan hari itu Paijo
sibuk kembali. Tidak diduganya akan dimulai juga pekerjaan itu. Tukang karcis menarik karcis kembali. Hui!
Kantong Paijo mulai terisi. Karcis-karcis diulurkan dan menerima uang. Tas itu mestinya dibawa, ternyata
"Sekarang, mana uang karcis!" Paijo main-main saja, tetapi penjual nasi itu mengeluarkan uang. Paijo menerima
uang itu. Dan buru-buru pergi ke kantor pasar. Disahutnya tas yang tergantung dan ternyata berdebu.
Dikeluarkannya karcis-karcis. Tanpa tas itu ia bergegas keluar.
Pak Mantri melihatnya juga dengan heran. Paijo hanya tersenyum saja. Ditemuinya kembali orang-
orang pasar. Dan beberapa orang mulai lagi membayar karcisnya! Penjual nasi itu membuatnya berani. Dan hari
itu Paijo sibuk kembali. Tidak diduganya akan dimulai juga pekerjaan itu. Tukang karcis menarik karcis
kembali. Hui! Kantong Paijo mulai terisi. Karcis-karcis diulurkan dan menerima uang. Tas itu mestinya dibawa,
ternyata diperlukan juga sebenarnya. Tangannya gemetar karena kegirangan. Hidup orang-orang pasar. Ah, hari
besar apa ini. Pak Mantri akan memujinya. Pasar hidup kembali. Hui Uang-uang kecil dari dompet pedagang
berpindah ke saku Paijo. Karcis-karcis kecil berpindah dari tangan Paijo ke pedagang-pedagang. Mana uang
karcis! Dan orang-orang mengulurkan.
Keberuntungan itu dimulai dari menghormati diri sendiri dan pekerjaan. Pasar bersih, los-los
terpelihara, kantor dikapur putih. Dan uang kembali mengalir. Orang-orang masih menghormatinya juga. Dan
juga mereka yang dulu pindah ke pasar Kasan Ngali telah membayar kembali uang karcis. Tidak seorang pun
berdalih lagi. Hari itu kebahagiaan saja yang terjadi. Sakunya penuh. Dan setiap jalan melintas orang akan
terdengar kelinting ringan dari sakunya. Uang-uang logam yang terguncangguncang. Paijo mendengar lagi
bunyi uang itu sekarang. Akan diberitahukannya nanti kepada Pak Mantri. Nanti, bik selesai kerjanya. Ah,
orang-orang pasar itu berbaik hati! Mukanya berseri-seri, sambil tertawa-tawa ia menarik karcis. Tangannya
tidak lagi kaku, mulutnya tidak lagi kelu. Ia tidak ragu-ragu lagi. Bayar dan dibayarlah. Paijo menarik uang dari
orang-orang yang berjualan di jalan. "Sekarang boleh pergi ke los pasar. Ditanggung bersihl Teduhl Aman!"
Sementara itu diliriknya rumah Kasan Ngali. Dan di toko itu terjadi keributan. Kasan Ngali sedang memarahi
orang yang berderet antre. Mereka sedang menantikan giliran untuk mendapat kredit dari Bank Kredit
"Sekarang sudah bubar! Uang siapa kalian kira! Uang buyutmu! Uang kakekmu! Tidak ada lagi kredit! Tidak
ada uang! Pemerasan!" Mereka yang antre itu membubarkan diri. Malu juga mendapat umpatan macam itu.

Hikayat Indera Bangsawan

Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah
berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca
doa kunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah
dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan
pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang
muda Indera Bangsawan. kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai. Ia naik ke atas mahligai itu dan
melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang
melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari
pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda.
Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain
ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala
Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna
Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayangdayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang
terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu
menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang
diperintah oleh Raja Kabir. Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya,
Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa.
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa
itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Sembilan orang anak raja sudah
berada di dalam negeri itu. Akhirnya raksasa itu mencanangkan supaya Indera Bangsawan pergi menolong Raja
Kabir. Diberikannya juga suatu permainan yang disebut sarung kesaktian dan satu isyarat kepada Indera
Bangsawan seperti kanakkanak dan ilmu isyarat itu boleh membawanya ke tempat jauh dalam waktu yang
singkat.
Dengan mengenakan isyarat yang diberikan raksasa itu, sampailah Indera Bangsawan di negeri Antah
Berantah. Ia menjadikan dirinya budakbudak berambut keriting. Raja Kabir sangat tertarik kepadanya dan
mengambilnya sebagai permainan Puteri Kemala Sari. Puteri Kemala Sari juga sangat suka cita melihatnya dan
menamainya si Hutan. Maka si Hutan pun disuruh Puteri Kemala Sari memelihara kambingnya yang dua ekor
itu, seekor jantan dan seekor betina. Pada suatu hari, Puteri Kemala Sari bercerita tentang nasib saudara
sepupunya Puteri Ratna Sari yang negerinya sudah dirusakkan oleh Garuda. Diceritakannya juga bahwa Syah
Peri lah yang akan membunuh garuda itu. Adapun Syah Peri itu ada adik kembar, Indera Bangsawan namanya.
Ialah yang akan membunuh Buraksa itu. Tetapi bilakah gerangan Maka anakanda baginda yang dua orang itu
pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji,
mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa
lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun
bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama
gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi
bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang
dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari
buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba,
menuju ke arah matahari hidup. Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan,
kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun
bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling carimencari. Tersebut pula perkataan Syah Peri
yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah
Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.
Beberapa lama di jalan, sampailah ia Indera Bangsawan baru akan datang? Puteri Kemala Sari sedih
sekali. Si Hutan mencoba menghiburnya dengan menyanyikan pertunjukan yang manis. Maka
Puteri Kemala Sari pun tertawalah dan si Hutan juga makin disayangi oleh tuan puteri. Hatta berapa lamanya
Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang
beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. "Barang siapa yang dapat susu
harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri."
Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu
kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung
kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala. Hatta datanglah kesembilan orang
anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata
susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi
hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan
dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata
bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat
susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja. Tabib berkata itulah susu harimau yang
sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata tuan puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib,
maka tuan puteri pun sembuhlah.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda menyuruh orang berbuat
mahligai di tengah padang akan tempat duduk tuan puteri. Di bawah mahligai itu ditaruh satu bejana berisi air,
supaya Buraksa boleh datang meminumnya. Di sanalah anak raja yang Sembilan orang itu boleh berebut tuan
puteri. Barang siapa yang membunuh Buraksa itu, yaitu mendapat hidungnya yang tujuh dan matanya yang
tujuh, dialah yang akan menjadi suami tuan puteri. Maka tuan puteri pun ditinggalkan baginda di mahligai di
tengah padang itu. Si Hutan juga menyusul datang. Tuan puteri terharu akan kesetiaannya dan menamainya si
Kembar. Hatta si Kembar pun bermohon kepada tuan puteri dan kembali mendapatkan raksasa neneknya.
Raksasa neneknya memberikan seekor kuda hijau dan mengajarnya cara-cara membunuh Buraksa. Setelah itu, si
Kembar pun menaiki kuda hijaunya dan menghampiri mahligai tuan puteri. Katanya kepada tuan puteri bahwa
dia adalah seorang penghuni hutan rimba yang tiada bernama. Tujuan kedatangannya ialah membunuh Buraksa.
Tuan puteri menyilakan naik ke mahligai itu. Setelah menahan jerat pada mulut bejana itu dan
mengikat hujung tali pada leher kudanya serta memesan kudanya menarik jerat itu bila Buraksa itu datang
meminum air, si Kembar pun naik ke mahligai tuan puteri. Hatta Buraksa itu pun datanglah dengan gemuruh
bunyinya. Tuan puteri ketakutan dan si Kembar memangkunya. Tersebut pula perkataan Buraksa itu. Apabila
dilihatnya ada air di dalam mulut bejana itu, maka ia pun minumlah serta dimasukannya kepalanya ke dalam
mulut bejana tempat jerat tertahan itu. Maka kuda hijau si Kembar pun menarik tali jerat itu danBuraksa pun
terjeratlah.
Si Kembar segera datang memarangnya hingga mati serta menghiris hidungnya yang tujuh dan
matanya yang tujuh itu. Setelah itu si Kembar pun mengucapkan "selamat tinggal" kepada tuan puteri dan gaib
dari padang itu. Tuan puteri ternganga-nganga seraya berpikir bahwa orang muda itu pasti adalah Indera
Bangsawan. Hatta para anak raja pun datanglah. Dilihatnya bahwa Buraksa itu sudah mati, tetapi mata dan
hidungnya tiada lagi. Maka mereka pun mengerat telinga, kulit kepala, jari, tangan dan kaki Buraksa itu untuk
dibawa kepada baginda. Baginda tidak percaya mereka sudah membunuh Buraksa itu, karena tanda-tanda yang
dibawa mereka itu bukan alamatnya. Selang berapa lama, si Kembar pun datang dengan membawa mata dan
hidung Buraksa itu dan diberikan tuan puteri sebagai isteri. Si Kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia
adalah hamba yang hina. Tetapi, tuan puteri menerimanya dengan senang hati.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik

VI. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian : tes unjuk kerja, tes membaca
2. Bentuk instrumen : tes identifikasi, uraian bebas/pilihan ganda/jawaban singkat
3. Instrumen :
a. Tuliskan unsur intrinsik dan ektrinsik hikayat, novel Indonesia, dan novel terjemahan!
b. Jelaskan pesan dan nilai-nilai budaya dan nilai moral yang ada dalam hikayat, novel
Indonesia,dan novel terjemahan!
c. “Aku akan buatkan kau teh.Kau pasti lelah karena film itu,” kata ibu.
“Sentimentil,” ayahku berkomnetar lagi.
“Film-film itu tidak berubah dari dulu, hanya menjawab lebih lebar dan lebih berisik.Ini
untukmu.”
(Mymothers Hands karya Robert Fontaine, diterjemahkan Edi Warsidi)
Watak “ibu” dalam kutipan tersebut adalah:
a. bimbang b. kasar c. perhatian d. sabar e. lemah

4. Rubrik Penilaian Tes Unjuk Kerja Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/terjemahan dengan hikayat

No Aspek yang dinilai Skor


1. Kemampuan Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel
Indonesia dan novel terjemahan sebagai bentuk karya sastra
a. Tidak dapat Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel 0
Indonesia dan novel terjemahan sebagai bentuk karya sastra
b.Dapat Mengidentifikasi beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel 15
Indonesia dan novel terjemahan sebagai bentuk karya sastra
c. Dapat Mengidentifikasi semua unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel 30
Indonesia dan novel terjemahan sebagai bentuk karya sastra
2. Kemampuan Menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel
Indonesia, dan novel terjemahan
a. Tidak dapat Menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel 0
Indonesia, dan novel terjemahan
b.Dapat Menjelaskan beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel 15
Indonesia, dan novel terjemahan
c. Dapat Menjelaskan semua unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, novel 30
Indonesia, dan novel terjemahan
3. Kemampuan Membandingkan unsur intrinsik dan ektrinsik hikayat, novel
Indonesia dan novel terjemahan
a. Tidak dapat Membandingkan unsur intrinsik dan ektrinsik hikayat, novel 0
Indonesia dan novel terjemahan
b. Dapat Membandingkan unsur intrinsik dan ektrinsik hikayat, novel 20
Indonesia dan novel terjemahan namun belum tepat
c. Dapat Membandingkan unsur intrinsik dan ektrinsik hikayat, novel 40
Indonesia dan novel terjemahan dengan tepat

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menulis
16. Menulis naskah drama
Kompetensi Dasar : 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama
Indikator : 1. Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk
Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog
2. Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk
menghidupkan konflik
3. Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk
memunculkan penampilan (performance)

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat:
1. Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk mendeskripsikan perilaku manusia
melalui dialog
2. Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk menghidupkan konflik
3. Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk memunculkan penampilan (performance)

II. MATERI PEMBELAJARAN


 Teks drama (unsur-unsur drama: tema, penokohan, konflik)
Naskah drama mengandung beberapa undur pokok, seperti: pelaku/tokoh, dialog, setting (keterangan
latar, kostum, aksesoris), serta keterangan lakuan (akting). Langkah-langkah menulis naskah drama ialah:
a. menentukan tema cerita, b. menyusun satuan-satuan peristiwa sebagai kerangka cerita, c. menentukan para
pelakunya, d. menentukan latarnya, e. menulis sinopsis cerita, f. menjabarkan hal-hal tersebut di atas dalam
bentuk dialog-dialog antar tokoh dalam drama, g. melengkapi unsur drama yang lain.

Menulis Naskah Drama


Sekarang, Anda akan berlatih menulis drama. Ditinjau dari cara penyajiannya, drama dapat dibedakan
menjadi: opera, operet, pantomim, tablo, lawak, sendratari, sandiwara radio atau drama mini kata. Tiap jenisnya
memiliki perbedaan.

1. Mengenal Unsur-unsur Drama


Drama memeliki dua aspek, yaitu aspek cerita dan aspek pementasan.
a. Aspek cerita
Aspek cerita mengungkapkan peristiwa atau kejadian yang dialami pelaku. Kadang-kadang pada kesan
itu tersirat pesan tertentu. Keterpaduan kesan dan pesan ini terangkum dalam cerita yang dilukiskan dalam
drama.
b. Aspek pementasan
Aspek pementasan drama dalam arti sesungguhnya ialah pertunjukan di atas panggung berupa
pementasan cerita tertentu oleh para pelaku. Pementasan ini didukung oleh dekorasi panggung, tata lampu, tata
musik dsb. Kekhasan naskah drama dari karya sastra yang lain ialah adanya dialog, alur, dan episode. Dialog
drama biasanya disusun dalam bentuk skenario (rencana lakon sandiwara secara terperinci).

Drama memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu:


1. Tragedi ialah drama duka yang menampilkan pelakunya terlibat dalam pertikaian serius yang menimpanya
sehingga menimbulkan takut, ngeri, menyedihkan sehingga menimbulkan tumpuan rasa kasihan
penonton.
2. Melodrama ialah lakon yang sangat sentimental dengan pementasan yang mendebarkan dan mengharukan
penggarapan alur dan lakon yang berlebihan sehingga sering penokohan kurang diperhatikan.
3. Komedi ialah lakon ringan untuk menghibur namun berisikan sindiran halus. Para pelaku berusaha
menciptakan situasi yang menggelikan.
4. Force ialah pertunjukan jenaka yang mengutamakan kelucuan. Namun di dalamnya tidak terdapat unsur
sindiran. Para pelakunya berusaha berbuat kejenakaan tentang diri mereka masingmasing.
5. Satire, kelucuan dalam hidup yang ditanggapi dengan kesungguhan biasanya digunakan untuk melakukan
kecaman/kritik terselubung.

2. Mendeskripsikan Perilaku dalam Bentuk Dialog Naskah Drama


Telah disebutkan di atas bahwa kekhasan naskah drama adalah adanya dialog dalam naskah drama.
Perilaku tokoh dalam naskah drama dapat tercermin dari dialog yang diucapkan. Selain dalam dialog, perilaku
drama dapat disertakan dalam bentuk keterangan lakuan.

Perhatikan contoh kutipan drama berikut ini!

01. Nenek : (Bicara sendiri) Ah, dasar! Kayak nggak pernah ingat sudah pikun. Pekerjaannya tak ada lain
cuman bersolek. Dikiranya masih ada gadis-gadis yang suka mandang. Hmmmm. (Mengambil
cangkir, lalu diminum)
02. Kakek : (Masuk) Bagaimana kalau aku pakai kopiah seperti ini, Bu?
03. Nenek : Astaga! Tuan rumah mau ke pesiar ke mana menjelang malam begini?
04. Kakek : Tidak ke mana-mana. Cuman duduk-duduk saja, sambil membaca koran.
05. Nenek : Mengapa membaca koran mesti pakai kopiah segala?
06. Kakek : Agar komplet, Bu.
07. Nenek : Yaaaaah. Waktu dulu kau jadi juru tulis, empat puluh tahun lampau... hebat sekali, memang. Tapi
sekarang, kopiah hanya bernilai tambah penghangat belaka.
08. Kakek : (Berjalan menuju ke meja, mengambil koran, lalu pergi ke sofa, membuka lembarannya)
09. Nenek : Mengapa tidak duduk di sini?
10. Kakek : Sebentar.

Keterangan:
Pada dialog 01 terdapat deskripsi perilaku manusia, yaitu tokoh Kakek.
Ini adalah keterangan lakuan. Keterangan lakukan diapit tanda kurung dan biasanya dicetak miring. Keterangan
lakuan ini juga mendeskripsikan perilaku tokoh.

3. Menyadur Cerpen Menjadi Drama


Menyadur adalah menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita (KBBI, 2001:
976). Cerpen terdiri atas paragraf-paragraf, sedangkan drama terdiri atas adegan-adegan dan dialog.
Di awal Anda telah berlatih mendeskripsikan perilaku manusia dalam bentuk dialog naskah drama. Sekarang,
Anda akan menyadur cerpen menjadi bentuk drama yang utuh. Langkah-langkah menyadur drama adalah :
a. Membaca cerpen tersebut dengan teliti
b. Mengenali unsur-unsur cerpen, kemudian mencatat unsur-unsur tersebut.
c. Menyempurnakan catatan dari awal sampai akhir.
Menyadur cerpen dapat dilakukan juga dengan cara memperluas unsur intrinsik dan unsur-unsur lain
yang mendukung cerpen misalnya: - menambah tokoh; - mengembangkan penokohan; - menghidupkan konflik;
- menghadirkan latar yang mendukung; - memunculkan penampilan (performance).
Sebelum Anda menyadur cerpen menjadi drama pahamilah bagian-bagian drama berikut ini:
1. pengenalan
2. pemunculan peristiwa atau masalah
3. situasi menjadi rumit atau masalah menjadi kompleks
4. masalah/persoalan mencapai klimaks/titik kritis
5. situasi surut dan penyelesaiannya

III. METODE PEMBELAJARAN


Penugasan, diskusi, tanya jawab, refleksi

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


A. Pertemuan Pertama

No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa 10 menit
b. Guru memberikan apersepsi tentang penulisan naskah drama
c. Guru memberikan motivasi bahwa dengan memiliki kemampuan menulis naskah drama maka
kemungkinan siswa dapat menggunakannya sebagai profesi, yakni penulis naskah sinetron atau
scenario film.
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan tatap muka
a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kerangka teks drama dan langkah-langkah 70 menit
menulis naskah drama
b. Guru menjelaskan tentang teknik menulis naskah drama
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa menentukan tema dan sinopsis cerita yang akan ditulis menjadi drama
b. Siswa menentukan pelaku/tokoh yang akan ditampilkan
c. Siswa menentukan alur cerita dan peristiwa yang akan dirangkai menjadi cerita
d. Siswa menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk mendes-kripsikan
perilaku manusia melalui dialog, menghidupkan dialog, dan memunculkan
penampilan/ferformance
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi penjelasan tambahan yang diperlukan sesuai dengan pembelajaran
b. Siswa dibantu oleh guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran 10 menit
3) Kegiatan Tatap Muka Tidak Terstruktur
Guru memberi tugas untuk menyelesaikan penulisan drama di rumah untuk dibahas pada
pertemuan selanjutnya

B. Pertemuan Kedua
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa 10 menit
b. Guru memberikan apersepsi ttg penulisan naskah drama yg telah dibahas sebelumnya
c. Guru memberikan motivasi bahwa dengan memiliki kemampuan menulis naskah drama maka
kemungkinan siswa dapat menggunakannya sebagai profesi, yakni penulis naskah sinetron atau
scenario film.
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan tatap muka
a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kerangka teks drama dan langkah-langkah 70 menit
menulis naskah drama
b. Guru membahas sekilas tentang teknik menulis naskah drama
c. Siswa mempersiapkan naskah drama yang telah ditulisnya
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa mempertukarkan naskah drama yang ditulisnya kepada temannya
b. Siswa mengamati naskah drama yang ditulis oleh temannya lalu menyunting naskah tersebut
berdasarkan teknik penulisan naskah drama
3. Kegiatan Akhir
Siswa dibantu oleh guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran 10 menit

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Buku drama dan buku teori tentang drama

VI. PENILAIAN
1. Teknik penilaian : tes unjuk kerja, tes menulis
2. Bentuk penilaian : tes uji petik hasil, tes menulis naskah drama
3. Instrumen :
Tulislah teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk: mendeskripsikan
Perilaku manusia melalui dialog, menghidupkan konflik, dan memunculkan penampilan
Contoh: a. cerita seorang anak dengan ibunya, b. cerita seorang pedagang dengan pembelinya

4. Penilaian Kognitif
Format Penilaian Menulis Naskah Drama

No Nama Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Menggunakan Mendeskripsikan Perilaku Menghidupkan Memunculkan
Bahasa Manusia Melalui Dialog Konflik Penampilan Tokoh

Keterangan setiap aspek penilaian:


a. tepat : 17– 25 b.kurang tepat : 9 - 16 c. tidak tepat : 0 – 8 Skor total: 0
– 100

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tanjungbalai


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Genap
Alokasi waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menulis
16. Menulis naskah drama
Kompetensi Dasar : 16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan
Latar pada naskah drama
Indikator : 1. Mendaftar pengalaman sendiri yang menarik untuk didramakan
2. Menarasikan pengalaman sendiri dalam bentuk adegan dalam naskah
drama
3. Melengkapi naskah drama dengan latar cerita yang mendukung

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mendaftar pengalaman sendiri yang menarik untuk didramakan
2. Siswa dapat menarasikan pengalaman sendiri dalam bentuk adegan dalam naskah drama
3. Siswa dapat melengkapi naskah drama dengan latar cerita yang mendukung

II. MATERI PEMBELAJARAN


 Teks drama
 Unsur-unsur drama: tema, penokohan, konflik, adegan, latar
Naskah drama mengandung beberapa undur pokok, seperti: pelaku/tokoh, dialog, setting (keterangan
latar, kostum, aksesoris), serta keterangan lakuan (akting). Langkah-langkah menulis naskah drama ialah:
a. menentukan tema cerita, b. menyusun satuan-satuan peristiwa sebagai kerangka cerita, c. menentukan para
pelakunya, d. menentukan latarnya, e. menulis sinopsis cerita, f. menjabarkan hal-hal tersebut di atas dalam
bentuk dialog-dialog antar tokoh dalam drama, g. melengkapi unsur drama yang lain.

Peristiwa menarik apa saja yang pernah Anda alami? Berbagai peristiwa menarik yang terjadi dalam
kehidupan Anda sangat saying jika dibiarkan berlalu begitu saja. Akan tetapi, tanpa Anda sadari, peristiwa-
peristiwa tersebut terlewatkan begitu saja tanpa adanya sesuatu yang dapat membuat Anda mengenangnya.
Padahal, Anda dapat menuangkan peristiwa menarik tersebut ke dalam sebuah catatan harian. Karena dari
catatan harian tersebut, Anda dapat mengarang puisi, cerpen, novel, bahkan naskah drama.

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mendaftar pengalaman sendiri yang menarik menurut
Anda. Agar lebih jelas, perhatikanlah contoh berikut.
1. Berkemah di Gunung Puntang.
2. Bertamasya ke Pangandaran bersama teman satu kelas.
3. Pertengkaranku dengan Tio.
4. Bersalaman dengan artis idola.
5. Memenangkan perlombaan menulis puisi.
6. Menjaga ayah yang terbaring di rumah sakit.
7. Memergoki orang yang kita sukai berjalan bersama pacar barunya.

Dari beberapa pengalaman tersebut, Anda dapat memilih salah satunya untuk dibuat pemerinciannya
berdasarkan urutan waktu peristiwa. Perhatikanlah rincian peristiwa berikut ini.

Pertengkaranku dengan Tio


- Aku, Sinta, Riyan, dan Tio sedang membahas tugas Bahasa Indonesia di ruang kegiatan ekstrakurikuler teater.
- Kami saling memberi kritikan.
- Tiba-tiba, Tio mencercaku dengan ucapan yang menyakitkan karena nilai ulangan Bahasa Indonesiaku buruk.
- Aku tersinggung, lalu kubantah perkataannya. Kuceritakan kondisiku yang sebenarnya. Kuceritakan padanya
bahwa aku baru saja ditolak cinta oleh Nurma.
- Tio semakin gencar melontarkan caciannya padaku.
- Aku hilang kesabaran. Kami pun berkelahi. Sinta panik dan histeris.
- Riyan menyiram kepala kami dengan air dingin.
- Kami pun sadar bahwa kami telah bertingkah kekanak-kanakan.
- Tio minta maaf padaku atas kata-kata kasarnya.
- Aku sadar bahwa sebenarnya Tio peduli padaku.
Dari perincian peristiwa tersebut, Anda dapat menuliskan sebuah naskah drama. Jangan lupa hadirkan
juga latar dalam drama yang akan Anda tulis.

III. METODE PEMBELAJARAN


Penugasan, diskusi, tanya jawab, refleksi

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


A. Pertemuan Pertama

No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa 10 menit
b. Guru memberikan apersepsi tentang penulisan naskah drama
c. Guru memberikan motivasi bahwa dengan memiliki kemampuan menulis naskah drama maka
kemungkinan siswa dapat menggunakannya sebagai profesi, yakni penulis naskah sinetron atau
scenario film.
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan tatap muka
a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kerangka teks drama dan langkah-langkah 60 menit
menulis naskah drama
b. Guru menjelaskan tentang adegan dan latar dalam menulis naskah drama
c. Siswa membaca teks drama yang disajikan
d. Siswa mengamati adegan dan latar dalam naskah drama
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa mendaftar pengalaman sendiri yang menarik
b. Siswa menarasikan pengalaman tersebut dalam bentuk adegan drama
c. Siswa melengkapi dengan adegan yang sesuai
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi penjelasan tambahan yang diperlukan sesuai dengan pembelajaran 20 menit
b. Siswa dibantu oleh guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran
3) Kegiatan Tatap Muka Tidak Terstruktur
Guru memberikan tugas pada siswa untuk melengkapi teks drama dengan naskah dengan adegan
dan latar untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya

B. Pertemuan Kedua

No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengecek kehadiran siswa 15 menit
b. Guru memberikan apersepsi tentang penulisan naskah drama
c. Guru memberikan motivasi bahwa dengan memiliki kemampuan menulis naskah drama maka
kemungkinan siswa dapat menggunakannya sebagai profesi, yakni penulis naskah sinetron atau
scenario film.
2. Kegiatan Inti
1) Kegiatan tatap muka 65 menit
a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang adegan dan latar dalam menulis naskah drama
b. Guru membahas sekilas tentang teknik menulis naskah drama
c. Siswa mempersiapkan naskah drama yang telah ditulisnya
2) Penugasan Terstruktur
a. Siswa mempertukarkan naskah drama yang ditulisnya kepada temannya
b. Siswa mengamati naskah drama yang ditulis oleh temannya lalu menyunting naskah tersebut
berdasarkan adegan dan latar dalam teknik penulisan naskah drama
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa dibantu oleh guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran 10 menit

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Buku drama dan buku teori tentang drama
Contoh naskah drama

Riyan : Ah, biasa saja. Ini juga berkat belajar


Pertengkaran Divan dengan Tio bersama-sama kalian.
Tio : Tapi... aneh ya? Nilai Divan kok kurang bagus
Di ruang ekstrakulikuler teater, Divan, ya (meledek).
Riyan, Sinta, dan Tio sedang berkumpul. Mereka Divan : Maksudnyaaa?
sedang membahas tugas bahasa indonesia yang Tio : Kamu waktu ulangan kemarin dapat nilai lima,
diberikan oleh Bu Farika. kan? Huh, payah.
Sinta : Wah, kamu hebat, Yan. Lagi-lagi kamu dapat Riyan : Ya, mungkin Divan kurang konsentrasi saat
nilai sembilan. mengerjakan ulangan itu
Sinta manggut-manggut. Ia melangkah Tiba-tiba Riyan mengguyurkan air minum
menuju meja penyimpanan dispenser untuk dalam gelas yang dipegang Sinta. Divan dan Tio pun
mengambil air minum. berhenti. Mereka terengah-engah.
Riyan : Kalian ini apa-apaan? Memangnya lucu, hah?
Tio : Halah, paling dia tidak pernah belajar. Grow up!!
Makanya, Van (menepuk bahu Divan) Beberapa saat, mereka semua terdiam.
Jangan kebanyakan nonton Doraemon, Tio : Oke. Maaf. Memang aku yang salah. Tapi, asal
hahahahaha!!! Jadi mirip Nobita, deh! kalian tahu aku bicara seperti tadi demi
Divan terdiam. Wajahnya terlihat muram Divan juga.
dan kesal. Akhirnya ia pun angkat bicara.
Divan : Aku cuma kurang konsentrasi saja, teman- Sinta mengompres lebam di pipi Divan.
teman. (berusaha untuk meredam emosi) Divan sedikit meringis menahan sakit di wajahnya.
Sinta : Memangnya ada masalah apa, Van? Divan Tio : (kepada Divan) Van, kamu ini benar-benar
ragu untuk bicara. payah. Sebetulnya aku sudah tahu kalau
Riyan : Bicara saja, Van. Bukankah kita harus saling kamu baru ditolak oleh Nurma. Aku tahu
terbuka? kalau itu adalah penyebab anjloknya nilai-
Divan : Aku... aku... baru saja ditolak oleh Nurma. nilai kamu akhir-akhir ini. Tapi, apa pantas
Tepatnya satu minggu yang lalu. seorang Divan jadi drop hanya gara-gara
ditolak Nurma? Hah? Si Nurma mungkin
Tiba-tiba tawa Tio meledak. Dia terlihat biasa-biasa saja, have fun dengan pacar
puas atasapa yang dialami Divan. Otomatis, Divan barunya. Tapi kamu? Kamu jadi seperti ini?
pun merasa tersinggung. Mendadak, Divan Kamu laki-laki bukan, hah? Lembek!
kehilangan kendali atas emosinya.Dia segera Riyan : Tio!
menyerang Tio. Dia mendorongnya hingga jatuh ke Tio : Maaf... maaf... sebetulnya aku tidak
lantai. Mereka pun berguling-guling. Riyan berusaha bermaksud... aku peduli sama kamu, Van.
untuk memisahkan. Sementara Sinta terlihat histeris. Aku ini sahabat kamu... kamu seharusnya....
(tiba-tiba Divan memotong pembicaraan)
Divan : (sambil menarik-narik kerah baju Tio) Kamu Divan : Ya... ya... aku tahu. (tersenyum hangat)
ini maunya apa? Sejak tadi terus Terima kasih Yo. Kamu sudah menyadarkan
menyudutkan aku. Aku punya salah apa, aku. Aku seharusnya tidak mengorbankan
hah? Rasakan! (memukul wajah Tio) prestasi belajarku hanya karena hal sepele
Tio membalasnya. Mereka pun saling seperti itu. Sekali lagi, terima kasih Yo.
memukul, menarik, dan menjambak. Terima kasih teman-teman... auuu!!! Sakit!!
Tio : Kamu payah, Van! kamu payah....!!! (Divan meringis karena Sinta terlalu kuat
menekan kompresan)

VI. PENILAIAN
1. Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok
2. Bentuk instrumen : uraian bebas
3. Instrumen :
Tulislah teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk: mendeskripsikan
Perilaku manusia melalui adegan dan latar
4. Penilaian Kognitif: Format Penilaian Menulis Naskah Drama

No Nama Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Menggunakan Menuliskan Adegan Menuliskan Latar
Bahasa Yang Sesuai Yang Sesuai

Keterangan setiap aspek penilaian:


a. tepat : 22– 33 b.kurang tepat : 12 – 21 c. tidak tepat : 0 – 11 Skor total: 0
– 100

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah

SURI NILAWATI SPd Sofyan B. Purba


NIP. 19811124.200604.2007 NIP.198202182009041002

Anda mungkin juga menyukai