Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME INDIVIDU

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU DAN BENCANA

Dalam memenuhi tugas mata kuliah keperawatan bencana

OLEH :
LINDA KUSUMA DEWI
NIM. 2020102

PROGRAM ALIH JALUR

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
TAHUN 2022
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU DAN BENCANA
(SPGDT-B)

A. Pengertian

SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur,
pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit. Pelayanan
berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving , yang
melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan
ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi. Kesiapan IGD serta sistem pelayanan Gawat
Darurat yang terpadu antara Fasilitas kesehatan satu dengan lainnya, akan memberikan nilai
tambah dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, tidak hanya terhadap kasus Gawat
Darurat sehari-hari, tetapi juga sekaligus kesiapan bila setiap saat terjadi bencana di wilayah
Indonesia.

1. KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAT PENANGANAN. Pada Tingkat I memerlukan


petugas dan organisasi gawat darurat setempat untuk menangani bencana dan setelah
bencana secara efektif. Tingkat II memerlukan usaha dan kegiatan saling bantu ditingkat
regional dari masyarakat sekitarnya. Tingkat III memerlukan bantuan secara nasional. Dan
sedangkan Tingkat IV memerlukan bantuan secara internasional

2. DASAR HUKUM
● UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan
● UU No.44 Tahun 2009 tentang RS
● UU No. 24 Tahun 2007 ttg Penanggulangan Bencana
● Kepmenkes No. 783/Menkes/SK/X/2006, ttg Pembentukan Pusat Bantuan
Penanggulangan Krisis Regional
● Kepmenkes No. 856/Menkes/SK/IX/2009 untuk mengatur standarisasi pelayanan gawat
darurat di rumah sakit.
● Kepmenkes No. 876/Menkes/SK/XI/2006, ttg Kebijakan dan Strategi Penanganan Krisis
dan Masalah Kesehatan Lain
● Kepmenkes No. 145/Menkes/SK/I/2007, ttg Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang
Kesehatan
● Kepmenkes No. 679/Menkes/SK/VI/2007, ttg Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Regional

3. Jenis jenis SPGDT


SPGDT-S(Sehari-Hari)
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait yang
dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah Sakit dan terjalin
dalam suatu sistem. Bertujuan agar korban/pasien tetap hidup. Meliputi berbagai rangkaian
kegiatan sebagai berikut :
a. Pra Rumah Sakit
1. Diketahui adanya penderita gawat darurat oleh masyarakat
2. Penderita gawat darurat itu dilaporkan ke organisasi pelayanan penderita gawat
darurat untuk mendapatkan pertolongan medik
3. Pertolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat awam atau awam khusus
(satpam, pramuka, polisi, dan lain-lain)
4. Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan dari tempat
kejadian ke rumah sakit (sistim pelayanan ambulan
b. Dalam Rumah Sakit
1. Pertolongan di unit gawat darurat rumah sakit
2. Pertolongan di kamar bedah (jika diperlukan)
3. Pertolongan di ICU/ICCU
c. Antar Rumah Sakit 
1. Rujukan ke rumah sakit lain (jika diperlukan)
2. Organisasi dan komunikasi

SPGDT-B (Bencana) SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan
Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai khususnya pada
terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari.
Bertujuan umum untuk menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam
masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
Prinsip mencegah kematian dan kecacatan :
1. Kecepatan menemukan penderita.
2. Kecepatan meminta pertolongan.
Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :
1. Ditempat kejadian.
2. Dalam perjalanan kepuskesmas atau rumah-sakit.
3. Pertolongan dipuskesmas atau rumah-sakit.
B. Pengembangan SPGDT
Pengembangan SPGDT-S dan SPGDT-B memerlukan beberapa hal yang terlibat,
diantaranya yaitu:
1. Semua jajaran kesehatan
a)  Departemen kesehatan
b)  Direktur RS
c) Puskesmas
d)  Dinas kesehatan
e)  Kepala IGD
f) Dokter, perawat, petugas kesehatan
g) Dan unit kesehatan lain (PMI)
2. Jajaran non kesehatan
a) Pemerintah daerah tingkat I dan II
b) POLRI
c) Satuan laksana penanggulangan bencana
d) Pemadam kebakaran
e) Penyandang dana (Askes, Jasa Raharja, Jamsostek)
f) Dan komponen-komponen masyarakat lain
3. Koordinasi
a) Kesehatan - non kesehatan
b) Antar ksehatan – ABRI, POLRI, swasta, pemerintah
c) Intra kesehatan – puskesmas – rumah sakit
a) Organisasi Penanggulangan Bencana
Berikut ini merupakan organisasi penanggulangan bencana:

1.      Tingkat Nasional (Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana)


2.      Tingkat Propinsi (Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana)
3.      Tingkat Kabupaten (Satuan Laksana Penanggulangan Bencana)

a.      Satgas Kesehatan
b.      Satgas Pekerjaan Umum
c.       Satgas Keamanan dan ketertiban Masyarakat
d.      Satgas Sosial

Penanggulangan bencana memerlukan manajemen pada tahapannya, yaitu:

1. Tahap Persiapan (Preparedness)


● Pengembangan SPGDT
● Pengembangan SDM
● Pengembangan Sub sistem Komunikasi
● Pengembangan Sub sistem Transportasi
● Latihan Gabungan
● Kerjasama lintas sektor

2. Tahap Akut (Acute response)


● Rescue – triage
● Acute medical response
● Emergency relief
● Emergency rehabilitation

b) Alur Penanggulangan
Bencana
Berikut ini
merupakan alur
pelayanan medis
di lapangan pada
penanggulangan
bencana:

                  
Dalam hal ini rumah sakit harus sanggup memberi pelayanan secara cepat, tepat, cermat,
nyaman, dan terjangkau untuk mencegah kematian dan kecacatan. Berikut ini label triage
dan keterangan tindakan yang harus dilakukan:

1.      Merah  (Segera Ditanggulangi terlebih dahulu)


a.       Mengancam Jiwa
b.      Cacat

2.      Kuning (Boleh Ditangguhkan)
a.       Keadaan tidak mengancam Jiwa
b.      Segera ditangani bila yangmengancam Jiwa sudah teratasi

3.      Hijau (Boleh ditunda & Rawat Jalan)


a.       Tidak Membahayakan Jiwa

4.      Hitam (Boleh Diabaikan & Ditinggalkan)


a.       Diurus paling akhir
b.      Sudah tidak ada tanda-tanda vital
c.       Usaha-usaha pertolongan amat sangat kecil keberhasilannya

Anda mungkin juga menyukai