GASTRITIS
Dosen Pembimbing:
DISUSUN OLEH :
i
Kata Pengantar
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
4. Gastritis Antral
Gastritis Antra adalah bentuk peradangan lambung yang lebih
jarang daripada gastritis akut atau kronis. Jenis gastritis antral
tergolong unik karena terjadi di bagian bawah perut (Atrum).
5. Gastritis Autoimun
Gastritis Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
keliru mengidentifikasi sel lambung sebagai benda asing.
Kondisi ini memengaruhi produksi asam lambung dan menyerap
Vitamin B12 yang mengakibatkan anemia.
6. Gastritis Erosif
Gastritis Erosif menyebabkan timbulnya borok dan
pendarahan di lapisan perut. Dalam kasus yang parah, gastritis
erosif menyebabkan ketidaknyamanan ekstrem setiap kali
mengonsumsi makanan.
7. Gastritis Alkohol
Gastritis Alkohol adalah gastritis yang disebabkan karena
konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan. Alkohol membatasi
kemampuan lambung untuk menghasilkan asam sehingga
memicuterjadinyaperadangan.
2.3 Penyebab Gastritis
Mengonsumsi obat-obatan antinyeri seperti aspirin atau obat
NSAID (ibuprofen, naproxen) dalam jangka panjang.
Sering mengonsumsi alkohol
Konsumsi makanan yang asam, pedas, dan berlemak
Konsumsi minuman berkafein
Infeksi perut yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori
Penyakit autoimun
Refluks cairan empedu menuju lambung
Mengalami stres berat
3
2.4 Faktor Resiko Penyakit Gastritis
Sering mengonsumsi makanan pedas
Gaya hidup tidak sehat, misalnya aktif merokok atau kebanyakan
minum beralkohol.
Kelebihan berat badan atau obesitas
Stres atau kelelahan
Pola makan tidak teratur
Sering mengonsumsi obat penghilang rasa sakit
Sedang menjalani pengobatan tertentu seperti antibiotik, aspirin,
steroid, dan pil KB.
2.5 Tanda-Tanda Penyakit Gastritis
Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati
Perut kembung
Cegukan
Mual
Muntah
Hilang nafsu makan
Cepat merasa kenyang saat makan
Buang air besar dengan tinja berwarna hitam
Muntah darah
2.6 Pemeriksaan Penunjang Gastritis
1) Pemeriksaan Helicobacter Pylori
Pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi adanya
Helicobacter Pylori dapat dilakukan dengan atau tanpa endoskopi.
Apabila menggunakan endoskopi, Helicobacter pylori dapat
diidentifikasi melalui tes rapid urease, kultur, da deteksi histologis
menggunakan sampel biopsi.
2) Pemeriksaan Gastroskopi
Apabila dilakukan pemeriksaan endoskopi melalui gastroskopi
akan tampak lipatan-lipatan gaster yang erosi, kemerahan, dengan
penebalan, dan edema. Apabila terjadi edema yang berat dapat
4
menyebabkan obstruksi jalan keluar gaster ke duodenum. Bila
gastritis sudah berlanjut dan memburuk, ulkus dan pendarahan
dapat terlihat.
3) Pemeriksaan CT Scan, atau MRI
Pada CT Scan atau MRI terdapat 4 tanda radiologis gastritis
akut tanpa menimbang etiologi, yaitu :
Lipatan yang tebal : Ukuran diameter >5 mm, bila
lipatan terbal terdapat pada pasien yang simpotamik,
umumnya ada keterlibatan Helicobacter Pylori.
Nodul-nodul inflamasi pada lapisan mukosa
Permukaan gaster tampak kasar
Permukaan gaster tampak erosi
4) Pemeriksaan Histologi Melalui Biopsi Jaringan Mukosa Gaster
Menggunakan Endoskopi
Pemeriksaan Histologi memalui biopsi mampu menentukan
diagnosis secara histologis dan klasifikasi gastritis, menggunkan
zat pewarna Warthin-starry silver menghasilkan sensitivitas 93%
dan spesifisitas 99%.
5) Laboratorium Darah
Pada pemeriksaan darah lengkap bisa didapatkan hemoglobin
menurun atau anemia yang terjadi bila ada pendarahan pada
gastritis akut.
6) Tes Kehamilan
Tes ini penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan
pada pasien wanita dengan keluhan gastritis.
7) Kultur Cairan Lambung Atau Darah
Kultur dilakukan bila ada kecurigaan gastritis phlegmonous.
5
2.7 Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi
1) Terapi Non-Farmakologi
Membiasakan makan dengan teratur
Menghindari makanan yang dapat menyebabkan sekresi
HCL yang berlebihan (asam,pedas)
Menghindari minuman yang dapat menyebabkan sekresi
HCL yang berlebihan (kopi, minuman asam dan bersoda)
Menghindari alkohol dan kafein
Teknik relaksasi seperti dengan olahraga agar dapat
menghindari stress
Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
Istirahat yang cukup
2) Terapi Farmakologi
Cimetidine (Ulsikur)
Antasid
Aspirin
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
7
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/detail?id=20339607&lokasi=lokal#parentHorizontalTab2