Penyusun :
Tim Projek 1
Menyetujui/Mengesahkan
Kepala Madrasah
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang senantiasa memberikan perlindungan dan pertolongan
kepada kita semua. Sholawat dan salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang senantiasa menjadi uswah bagi seluruh ummatnya.
Alhamdulillah wasyukrulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan modul projek P5
dengan mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan dan memilih topik Pengolahan Sampah
Plastik Yang Ada Di Lingkungan Sekolah.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik tentang isu lingkungan yang
terjadi saat ini, salah satunya adalah permasalahan “ Sampah dan Plastik”. Penyajian modul ini
diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir lebih kreatif dan kritis, mengajak
peserta didik untuk menggali ilmu, serta mendorong peserta didik agar bisa menerapkannya
dalam kehidupan sehari – hari.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Abdul Majid, S.Sos selaku Ketua Yayasan Al Huda
2. Ustadz H. Deni Solehudin, S.Ag. M.S.I selaku Kepala Madrasah Aliyah Al Huda
Pameungpeuk
3. Ibu Sri Mulyati, S.Pd selaku Wakamad Kurikulum MA Al Huda Pameungpeuk
4. Bapak Luthfi Hanief, S.Pd selaku Wakamad Kesiswaan MA Al Huda Pameungpeuk
5. Ibu Peni Faridah Khaerani, S.Si, M.I.L selaku Ketua Koordinator Proyek P5
6. Rekan - Rekan Tim 1 yang telah bekerjasama dalam pengerjaan tugas ini.
7. Serta semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian
modul ini.
Akhirnya dengan kerendahan hati, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak, demi tercapainya kesempurnaan pada penyusunan modul ini. Serta kami berharap semoga
dengan terselesaikannya modul ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif bagi
lembaga MA Al Huda Pameungpeuk.
Bandung, 20 Juli 2023
ii
DAFTAR ISI
iii
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
DESKRIPSI
Sampah sudah menjadi persoalan global, dari kota hingga desa, dari kelas menengah
hingga kelas atas. Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat
sehingga apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan.
Data tahun 2021, volume sampah di Indonesia 68,5 juta ton dan 2022 naik sampai 70 juta
ton. Ada 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah yang masih belum dikelola sampai saat ini.
Maka, Tercatat, hanya 7 persen yang terdaur ulang dan 69 persen yang masuk di TPA.
Dibanding Malaysia dan Singapura, Indonesia masih terlalu tinggi, 16 juta ton sampah kita
belum terkelola dengan baik. (Ditjen PSLB3 & KLHK, 2022).
Menurut Forum Ekonomi Dunia (2021), ada sekitar 150 juta ton sampah plastik yang
mengambang di perairan dunia dan 80 % sampah dilaut adalah sampah plastik. Kebanyakkan
sampah yang ditemukan adalah sedotan, botol minum dan gelas plastik, dan kantong plastik.
Sampah-sampah tersebut tentu dapat membahayakan spesies-spesies laut, burung laut, juga
mencemari air laut. Seperti yang diketahui, sampah plastik sangat sulit untuk diurai yang
membutuhkan 50 -100 tahun lamanya. Dampak dari sampah sudah pasti dapat membahayakan
seluruh ekosistem laut. Dan mirisnya, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar
kedua di dunia yang dibuang ke laut di tahun 2018.
Pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik, akan mengakibatkan masalah
besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan
mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian
juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke
sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular, 1989).
Sedangkan permasalahan utama adalah kesadaran masyarakat akan membuang dan memproses
serta memilah sampah masih sangat rendah dengan didukung sistem pengelolaan sampah yang
masih buruk. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki maka akan terjadi kerusakan alam yang
besar dan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup generasi yang akan datang. Padahal
sebagai umat muslim kita sudah diingatkan untuk menjaga lingkungan sebagaimana tercantum
dalam QS Ar – Ruum : 41
1
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
ْ ض الَّذ
ِي ِ َّت اَ ْيدِى الن
َ اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم َب ْع َ سادُ ِفى ْال َب ِر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك
ْ س َب َ َظ َه َر ْالف َ
َع ِملُ ْوا لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُ ْون
َ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Untuk menghindari persoalan di atas maka sampah perlu di kelola dengan baik. Hal ini
menuntut adanya inovasi pengolahan sampah terpadu. Melalui pengolahan sampah sekolah tidak
hanya bersih namun mendapatkan manfaat lebih dengan menghasikan produk.
Penanaman dan pembentukan karakter baik dan positif selayaknya dipraktekkan secara
terpadu di lingkungan terdekat, baik itu di lingkungan rumah, lingkungan sekolah maupun di
masyarakat. Hal tersebut juga berlaku dalam penanaman perilaku sadar dan bijak terhadap
sampah, yang idealnya dilakukan sedini mungkin, hingga pada akhirnya membentuk pelajar
yang sadar dan bijak terhadap sampah dan lingkungan.
Pembiasaan dan penanaman perilaku di atas dapat dilakukan melalui perancangan
pembelajaran dan juga perancangan lingkungan budaya dan kebiasaan di sekolah dan hal ini
sejalan dengan konsep pembelajaran paradigma baru. Pembelajaran paradigma baru berfokus
pada pengembangan hasil belajar siswa secara holisitik yang mencakup kompetensi literasi,
numerasi dan pengembangan karakter.
Pengambilan topik pengolahan sampah plastik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila adalah salah satu wujud nyata MA Al Huda Pameungpeuk dalam menerapkan sekolah
yang sehat, indah, asri dan nyaman yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik serta sekolah. Dengan demikian, butuh kerjasama yang baik antara semua warga sekolah
dan pemangku kepentingan baik intern maupun ekstern dalam mewujudkan sekolah yang
berwawasan lingkungan dan sekolah merdeka belajar yang berprofil pelajar pancasila.
2
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TUJUAN
Melalui kegiatan projek ini, diharapkan peserta didik memiliki akhlak terhadap alam,
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal, kemampuan memahami segala sesuatu yang
terjadi pada alam, membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta
dapat memberikan solusi untuk menjawab permasalahan terkait penanganan dan pengelolaan
sampah plastik di MA Al Huda Pameungpeuk.
ALUR PROJEK
1. Pengenalan
Siswa aktif berekplorasi dan mencari tahu tentang dampak sampah plastik dan solusi
pengelolaan sampah melalui konsep 4R (Reduce, Reuse, Recylce, Replace) yakni
pengurangan, pemakaian ulang, kegiatan daur ulang dan penggantian bahan plastik..
2. Kontekstualisasi
Siswa mengacu kepada lingkungan sekolah untuk melakukan observasi terhadap perilaku
mengelola sampah di sekolah.
3. Aksi
Guru dan siswa bersama pihak sekolah mendiskusikan bagaimana pelaksanaan aksi
mengelola sampah di sekolah
4. Refleksi dan tindaklanjut
Guru dan siswa mereview pelaksanaan projek dan upaya tindaklanjutannya.
5. Assesmen
Guru melakukan penilaian akhir pada kegiatan projek untuk penilaian di rapor projek
3
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
4
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
5
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Kompetensi Awal
• Peserta didik memahami dampak sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan.
• Peserta didik memahami jenis – jenis sampah plastik
• Peserta didik secara mandiri mampu mengolah dan menghasilkan produk dari topik sampah
plastik
• Peserta didik mampu mempresentasikan hasil projek yang telah dilakukan
Kepanitiaan
6
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Pelaksanaan Projek
Projek dilaksanakan mulai : Juli – September 2023
7
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
8
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Mapel terintegrasi
1. Sejarah
2. Fisika
3. Kimia
4. PJOK
5. SKI, EC
6. BK
7. Geografi
Model Pembelajaran
• Model Pembelajaran : Luring
• Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
• Metode : Diskusi, Presentasi dan Praktikum
9
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TAHAPAN PENGENALAN
KEGIATAN 1
SOSIALISASI P5
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat memahami konsep Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil
Rahmatan Lil’Aalamien
Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)
Bahan: alat tulis, perangkat audio visual, Laptop dengan jaringan internet dan narasumber
Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber
Persiapan:
• Guru memperkenalkan kepada peserta didik mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dan Profil Rahmatan Lil’Aalamien
• Guru bersama peserta didik bersama – sama memahami konsep P5 dengan baik dan benar
• Guru menyampaikan materi mengenai konsep P5 dan P2R pada pesertadidik
• Guru menyampaikan alur dan tujuan dari konsep P5 dan P2R
• Guru bersama peserta didik interaktif ketika penyampaian konsep P5 dan P2R
Pelaksanaan:
• Guru menggali pengetahuan awal peserta didik tentang konsep P5 dan P2R
• Guru memberikan stimulus dengan memberikan pertanyaan berupa permasalahan yang
terkait dengan peserta didik
• Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk mengkonfirmasi pemahaman peserta didik dari
stimulus yang disajikan
• Guru memberikan artikel mengenai manfaat dan tujuan dari konsep P5 dan P2R
10
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TAHAPAN PENGENALAN
KEGIATAN 2
SOSIALISASI TEMA & TOPIK P5
PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK YANG ADA DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Tujuan Pembelajaran:
• Peserta didik dapat memahami tema gaya hidup berkelanjutan
• Peserta didik dapat memahami dampak dari sampah plastik terhadap lingkungan dan
kesehatan
• Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis – jenis sampah plastik untuk diolah menjadi
sesuatu yang bernilai tinggi
• Peserta didik dapat mempelajari beberapa metode pengolahan sampah plastik
Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit)
Bahan : alat tulis, perangkat audio visual, laptop dengan jaringan internet dan narasumber
Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber
Persiapan:
• Guru memperkenalkan kepada peserta didik mengenai topik pengolahan sampah plastik di
lingkungan sekolah
• Guru bersama peserta didik menyepakati kontrak belajar pada proyek pengolahan sampah
plastik di lingkungan sekolah
• Guru membagi kelompok proyek
• Guru menyampaikan rencana dan alur kegiatan proyek
• Guru berdiskusi dengan peserta didik mengenai capaian atau output dari proyek yang
dilakukan
11
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Pelaksanaan:
• Guru menggali pengetahuan awal peserta didik tentang sampah plastik
• Guru memberikan stimulus dengan memutar video tentang pengolahan sampah plastik dan
jenis metode pembuatan yang dapat dipilih untuk diterapkan
• Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk mengonfirmasi pemahaman peserta didik dari
stimulus yang disajikan
• Peserta didik mengidentifikasi karakteristik, kelebihan, serta kekurangan dari pemanfaatan
dalam pengolahan sampah plastik
Tugas :
Peserta didik membawa tumbler dan tempat makan sebagai pembentukan karakter dan langkah
nyata mengurangi sampah plastik disekolah
12
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TAHAP KONTEKSTUALISASI
KEGIATAN 3
KONTEKSTUALISASI & PENYUSUNAN PROPOSAL PROJEK SISWA
Tujuan Pembelajaran:
• Peserta didik dapat memahami kondisi masalah sampah plastik di lingkungan sekolah
• Peserta didik dapat membuat rancangan projek
• Peserta didik dapat mengidentifikasi tahapan pelaksanaan projek
• Peserta didik dapat merencanakan proses pelaksanaan projek
• Peserta didik membuat pedoman kegiatan dengan batas waktu
• Peserta didik mengetahui durasi setiap pelaksanaan projek
Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit)
Bahan: alat tulis, laptop dengan jaringan internet, buku referensi
Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber/ Supervisi/ Konsultasi
Persiapan:
• Peserta didik memberikan ide-ide berkaitan dengan projek
• Peserta didik menyusun perencanaan projek yang jelas (tujuan dan linimasa) terkait dengan
projek
• Perencanaan yang jelas dan matang, terdiri dari: tujuan, tahapan penting, dan
linimasa/timeline yang realistis
Pelaksanaan:
• Peserta didik melakukan observasi ke lapangan terkait masalah sampah di sekolah
• Guru menjelaskan pelaksanaan tahapan pelaksanaan projek secara runtut
• Peserta didik dapat mengidentifikasi tahapan untuk melaksanakan rencana
• Peserta didik membuat rancangan proyek dengan bimbingan guru
• Peserta didik menentukan target yang akan dicapai pada akhir kegiatan projek
13
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Tugas :
Peserta didik membawa alat & bahan sesuai dengan projek masing – masing kelompok
14
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TAHAP AKSI
KEGIATAN 4
AKSI 1 : PEMBUATAN TEMPAT SAMPAH
Tujuan pembelajaran:
Peserta didik dapat membuat tempat sampah sesuai kreativitas kelompok masing – masing
Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit)
Bahan: Alat tulis, laptop dengan jaringan internet, HP, bahan – bahan pembuatan tempat
sampah
Peran Guru: Moderator/ Fasilitator/ Narasumber/ Supervisi/ Konsultasi
Persiapan:
• Guru mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing
• Peserta didik mempersiapkan bahan pembuatan tempat sampah
Pelaksanaan:
• Guru memandu peserta didik untuk berdiskusi tentang pembuatan tempat sampah
• Peserta didik berdiskusi mengenai proses pembuatan tempat sampah
• Peserta didik membuat tempat sampah
15
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TAHAP AKSI
KEGIATAN 5
AKSI 2 : PEMILAHAN SAMPAH DI SEKOLAH
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat memilah sampah sesuai jenisnya
Waktu : 2 JP (2 X 45 Menit)
Bahan: Tempat sampah yang sudah dibuat oleh peserta didik
Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi
Persiapan:
Guru mengarahkan peserta didik untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya
Pelaksanaan:
Peserta didik memilah sampah sesuai dengan jenisnya
Tugas :
Peserta didik membawa alat & bahan yang akan digunakan sesuai dengan rancangan projeknya
16
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TAHAP AKSI
KEGIATAN 6
AKSI 3 & 4 : PEMBUATAN PRODUK DARI TOPIK SAMPAH PLASTIK
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat membuat produk dari sampah plastik
Waktu : 4 JP (4 X 45 menit)
Bahan: bahan dan alat pembuatan produk dari sampah plastik
Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi
Persiapan:
• Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat produk sesuai dengan rancangan projeknya
• Peserta didik mempersiapkan bahan dan alat
Pelaksanaan:
Peserta didik membuat produk dari sampah plastik sesuai dengan rancangan projeknya
17
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
KEGIATAN 7
REFLEKSI
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat merasakan manfaat dari kegiatan projek P5
Waktu : 2 JP (2 X 45 menit)
Bahan: Lembar refleksi siswa
Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi
Persiapan:
Guru mempersiapkan lembar refleksi belajar siswa
Pelaksanaan:
• Peserta didik diajak berdiskusi untuk melakukan refleksi perjalanan belajarnya selama ini
mulai dari awal sampai akhir
• Peserta didik diberi lembar refleksi dan membaca lebih dahulu
• Guru menanyakan adakah yang belum jelas dari lembar refleksi tersebut
• Peserta didik mengerjakan lembar refleksi
• Guru membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman hal – hal yang telah
dilaksanakan
Tugas :
Peserta didik mempersiapkan keperluan untuk kegiatan pagelaran projek
18
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
TAHAP AKSI
KEGIATAN 8
PAGELARAN HASIL PROJEK
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat membuat projek berdasarkan topik sampah plastik
Waktu : 5 JP (5 X 45 menit)
Bahan: hasil karya peserta didik
Peran Guru: Fasilitator/Supervisi/ Konsultasi
Persiapan:
• Guru menginformasikan kepada kepala madrasah dan wakamad kurikulum mengenai acara
pagelaran
• Guru mempersiapkan pelaksanaan pagelaran
• Guru mengajak siswa berkumpul sebelum pelaksanaan pameran untuk memberikan
motivasi terlebih dahulu
Pelaksanaan:
• Peserta didik diberi penjelasan mengenai teknis pagelaran
• Peserta didik menampilkan hasil projeknya
• Guru memantau jalannya pagelaran
19
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Lampiran :
Materi ke 1
Mengenal P5 dalam Kurikulum Merdeka dan Manfaatnya
P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan
bagian dari Kurikulum Merdeka. Adapun tahapan P5 diawali dengan memahami P5, kemudian
menyiapkan ekosistem sekolah, mendesain projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta
melaporkan hasil P5, dan yang terakhir adalah evaluasi dan tindak lanjut P5.
P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik
dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Projek
tersebut dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai –
nilai pancasila. Kompetensi P5 memperhatikan beberapa faktor yang dapat memberikan
pengaruh, baik faktor internal atau faktor eksternal. Adapun contoh faktor internal yang
diperhatikan adalah ideologi, sementara contoh dari faktor eksternal adalah tantangan di era
digital.
P5 berupaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul dan produktif
serta dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan. Visi
Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Sementara Profil Pelajar Pancasila
mendukung visi tersebut dengan menjadikan Pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat
yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai - nilai Pancasila.
• Prinsip P5
Berikut beberapa prinsip P5
1. Holistik
Holistik adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara keseluruhan atau
terpisah-pisah. Kerangka berpikir holistik yang ditanamkan dalam P5 akan mendorong
peserta didik untuk mempelajari tema dan materi secara keseluruhan dan memahami
persoalan secara mendalam. Karenanya, setiap tema dalam P5 cenderung menjadi wadah
dari berbagai perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu.
Prinsip holistik juga memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi yang
bermakna antar komponen dalam pelaksanaan P5, seperti peserta didik, pendidik, dan
sebagainya.
20
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
2. Kontekstual
Kontekstual adalah prinsip yang berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan
pembelajaran pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari - hari. Prinsip ini
memotivasi pendidik dan peserta didik agar dapat menjadikan lingkungan dan realitas
kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran. Satuan pendidikan berperan sebagai
penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta
didik untuk dapat bereksplorasi di luar lingkup Satuan Pendidikan.
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip selanjutnya adalah prinsip yang menjadikan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran yang aktif. Dengan prinsip ini, diharapkan pendidik dapat mengurangi
peran sebagai aktor utama dalam kegiatan belajar mengajar. P5 menjadikan pendidik
sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik
untuk bereksplorasi dari dorongan diri sendiri sesuai kondisi dan kemampuannya.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat untuk membuka
ruang bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas. P5
memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik, alokasi
waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Prinsip eksploratif juga berupaya
mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang
didapatkan peserta didik dalam peserta didikan intrakurikuler.
• Manfaat P5
P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan
profil pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi setiap pihak.
21
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
22
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Materi ke 2
Dalam sehari, setidaknya ada 175 ribu ton sampah baru di seluruh Indonesia dan setiap jam
ada 7300 ton sampah, artinya dalam satu jam tumpukan sampah dapat menutupi setengah dari
tinggi Monas. Kemudian jika setiap hari ada 175 ribu ton sampah dari seluruh indonesia, maka
seluruh sampah tersebut dapat menimbun Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan tinggi
sekitar tiga kali lipat.Sebagian besar sampah ini berakhir di tempat penampungan akhir tanpa
bisa diolah dan dimanfaatkan lebih jauh. Sampah menjadi salah satu hal yang tak bisa dipisahkan
dari aktivitas manusia. Hampir semua hal yang kita gunakan, berakhir dengan menghasilkan
sampah. Mulai dari sampah sisa makanan, plastik kemasan, kertas, hingga sampah yang berasal
dari bahan logam. (Tim Riset dan Analisis KataData, 2019).
Sampah yang diproduksi paling banyak didominasi oleh sampah sisa makanan dengan
komposisi 60%. sisa makanan, sayuran, hingga tumbuhan masuk pada kelompok ini.
Selanjutnya, sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14%, kelompok ini terlihat lebih
beragam mulai dari botol, kantong plastik, sedotan, dan berbagai kemasan yang berasal dari
bahan plastik. Sisanya, terdapat sampah kertas, karet, logam dan sampah lainnya.
Banyaknya tumpukan sampah ini juga menyisakan tumpukan masalah. Indonesia masih
memiliki tantangan dalam pengelolaan sampah dalam negeri, salah satunya adalah tingkat daur
ulang sampah yang masih rendah. Berdasarkan riset yang dilakukan Sustainable Waste
Indonesia pada 2019, total sampah Indonesia yang didaur ulang hanya 3 persen dan sisanya
berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
23
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik
berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan
dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan). Menurut World Health
Organization (WHO), sampah adalah barang yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai,
tidak disenangi, ataupun yang dibuang. Menurut Nasih (2010). Jadi, pengertian sampah lainnya
adalah benda-benda yang sudah tidak terpakai oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan
B. Jenis Sampah
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan,
karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan
yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik (memiliki ikatan CHO,
bagian tubuh makhluk hidup).
Sampah sendiri memiliki beberapa jenis yang membedakan komponen di dalamnya. Jenis-
jenis sampah itu sendiri terdiri atas:
1. Sampah Padat (Anorganik)
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol plastik, tas
plastik, dan kaleng Jadi, sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan
anorganik. Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman, kresek,
ban bekas, besi,logam , kaleng,karet, kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan
plastik. Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi dapat dimanfaatkan kembali, jangan
sampai dibiarkan begitu saja..
2. Sampah Basah (Organik)
Sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik. Sampah
organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara
alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik bisa
dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi
24
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi apabila sampah ini tidak dikelola
dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari
pembusukan sampah organik yang cepat.
Ada 2 jenis sampah organik antara lain sampah organik basah dan kering. Sampah
organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang dan
sejenisnya. Contoh sampah organik kering misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun –
daun kering. Kebanyakan sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih sering dibakar
untuk memusnahkannya.
3. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
Sampah B3 atau Bahan Beracun dan Berbahaya yang mencakup bahan-bahan kimia,
pecahan kaca, benda-benda bekas medis seperti jarum suntik, baterai, dan benda berbahaya
lainnya. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipisahkan untuk menghindari bahaya yang
ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut.
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak
begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang
mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan
menjadi bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang menumpuk pada suatu
tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob
(miskin oksigen) akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam
sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam
jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan
berkembang biak dengan pesat. Ruang yang adadicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng
bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagitikus. Lalat pada umumnya
berkembang biak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung
protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat
nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah
terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Sampah yang dihasilkan sekolah
kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang
25
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah
berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan
komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak (warga belajar) tidak menutup
kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media
pembelajaran bagi siswa - siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan
lingkungan.
C. Perjalanan sampah
D. Sampah plastik
Kamus Lingkungan (1994), Sampah plastik adalah sebagai bahan yang tidak memiliki
nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau
pemakaian barang atau cacat selama manufaktur atau materi berkelebihan atau buangan. Dan
26
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
menurut Dr. Tanjung, M. Sc, Sampah plastik ialah sesuatu barang yang tidak berguna lagi,
dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
Dikutip dari Tempo.co, studi yang dilakukan Travis P. Wagner (2018) memperkirakan
masyarakat dunia membuang 5 triliun sampah kantong plastik setiap tahunnya. Padahal, secara
rata-rata, kita hanya menggunakan kantong plastik selama 12 menit sebelum dibuang. Di
Indonesia, kantong plastik juga masih jadi barang konsumsi sehari-hari. Data dari Making
Oceans Plastic Free (2018) menyatakan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di
Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia
mencapai 1.278.900 ton per tahunnya.
Grup Penelitian Jambeck mengeluarkan hasil riset mereka soal fakta sampah plastik di
laut dalam jurnal berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean. Data tersebut
mengesahkan posisi Indonesia berada di nomor dua sebagai penyumbang sampah plastik ke
lautan di dunia. China menghasilkan jumlah sampah terbesar di laut, yaitu 262,9 juta ton sampah.
Selanjutnya ada Indonesia (187,2 juta ton), Filipina (83,4 juta ton), Vietnam (55,9 juta ton), dan
Sri Lanka (14,6 juta ton). Jumlah itu bertambah 8 juta ton lagi setiap tahunnya. Bayangkan,
ketika plastik yang lalu belum habis terurai, sudah datang lagi sampah baru.
Sementara itu, setiap 3 Juli, dunia memperingati International Plastic Bag Free Day atau
Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia. Peringatan ini didedikasikan untuk meningkatkan
kesadaran bahwa penggunaan kantong plastik, yang biasanya hanya sekali pakai, sangat
berbahaya bagi lingkungan. Dikutip dari akun instagram resmi Dinas Lingkungan Hidup
Jabar, saat ini, sekitar satu juta kantong plastik digunakan di seluruh dunia tiap menitnya,
sementara kantong plastik sendiri memerlukan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai.
Sementara itu, pemprov sendiri telah menerbitkan Peraturan Gubernur (PERGUB)
Provinsi Jawa Barat Nomor 91 Tahun 2018 tentang Kebijakan Dan Strategi Daerah Provinsi
Jawa Barat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga Tahun 2018-2025. Pemerintah daerah lainnya di Jabar sudah mulai menerapkan diet
kantong plastik seperti Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor dan
Cimahi, dll. (Jabarprov.go.id, 2023)
27
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
28
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
29
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
ribuan spesies. Tentu kerusakan ekosistem ini membawa dampak yang sangat buruk bagi
hewan yang bergantung di tempat tersebut seperti laut.
• Pencemaran tanah dan air
Saat sampah plastik menggunung maka tempat pembuangan sampah akan
berinteraksi langsung dengan air. Kondisi yang terbentuk membuat bahan kimia
berbahaya bisa meresap terlalu dalam hingga ke bawah tanah. Dengan pencemaran tanah
dan air maka akan terjadi penurunan kualitas. Kemudian air tanah dan waduk menjadi
rentan terhadap kebocoran racun dan aliran sampah plastik. Kerusakan air bisa menjadi
penyebab penyakit bila dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Tidak hanya itu,
pencemaran tanah juga akan merusak humus tanah sehingga tidak dapat diberdayakan
untuk bercocok tanam.
30
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Penanganan sampah tingkat sumber, dalam Kajian Pedoman Teknis Pemilahan
Sampah di Sumber untuk Kawasan Pelayanan Kesehatan tahun 2016 dinyatakan sebagai
berikut: 1) Merupakan kegiatan penanganan secara individual yang dilakukan sendiri oleh
penghasil sampah dalam area dimana penghasil sampah tersebut berada. Penanganan
sampah di tingkat sumber sangat dianjurkan dengan Prinsip 4R yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mendukung berlangsungnya zero waste menurut Surakusumah
(2008) yaitu:
1) Reduce atau mengurangi, yaitu kegiatan mengurangi jumlah barang dan material yang
digunakan, karena penggunaan material yang banyak akan menghasilkan sampah yang
banyak pula. Dengan mengubah pola hidup konsumtif menjadi hemat, sampah yang
dihasilkan dari hasil jajan atau belanja kita pun akan berkurang. Reduce berarti
mengurangi penggunaan barang yang dapat menjadi sampah. Sebagai contoh
mengurangi pemakaian tas kresek dalam membeli barang , memilih produk yang bisa
diisi ulang. Ada beberapa cara untuk dapat melakukan prinsip Reduce:
• Saat berbelanja sebaiknya membawa kantong belanja atau tote bag sendiri sehingga
tidak perlu kantong plastik.
• Kurangi konsumsi makanan atau minuman dengan kemasan bahan plastik.
• Kurangi penggunaan barang yang hanya sekali pakai.
• Belilah barang yang memang hanya dibutuhkan saja, sehingga jauh dari sikap
konsumtif yang dapat kembali menghasilkan sampah.
• Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang
• Menggunakan produk yang bisa diisi ulang Kembali
2) Reuse atau menggunakan kembali, yaitu kegiatan mengurangi penggunaan barang-
barang sekali pakai dan menggantinya dengan barang yang dapat digunakan berulang,
sehingga mengurangi jumlah sampah yang ditimbulkan. Reuse (penggunaan kembali)
adalah menggunakan kembali sampah secara langsung, dengan fungsi yang masih sama
ataupun fungsi yang beda. Banyak sampah yang dapat kita gunakan kembali, seperti
kemasan plastik, dan botol bekas. Ada beberapa cara untuk dapat melakukan prinsip
Reuse :
31
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
• Jika belanja, biasakan untuk tidak langsung membuang kantong plastik yang ada.
Kantong plastik tersebut dapat dikumpulkan untuk digunakan kembali membawa
barang belanjaan yang lain.
• Gunakan kembali botol minuman menjadi beberapa fungsi, seperti untuk wadah
minyak goreng, tempat pensil, pot tanaman, celengan, dan sebagainya.
3) Recycle atau daur ulang, yaitu kegiatan mengolah barang yang sudah tidak digunakan
untuk dijadikan suatu barang yang baru, baik dengan fungsi yang sama maupun berbeda.
Tidak semua sampah dapat didaur ulang, namun saat ini semakin banyak perkembangan
untuk kegiatan daur ulang sehingga dapat memfasilitasi lebih banyak jenis sampah
untuk didaur ulang. Daur ulang adalah suatu cara untuk menangani sampah dengan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan produk sampai bernilai guna lagi.
Supaya memiliki nilai yang bermanfaat lagi.
Mengelola dan menggunakan plastik bekas agar dapat digunakan kembali atau diolah
menjadi barang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan memiliki nilai jual
Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi dan mengatasi adanya pencemaran dan
kerusakan lingkungan yang disebabkan dari membuang sampah plastik sembarangan.
Ada beberapa cara untuk dapat melakukan prinsip Recycle:
• Mengolah botol plastik bekas menjadi biji plastik yang bisa didaur ulang menjadi
ember, pot plastik, gantungan baju, dan sebagainya.
• Menyalurkan sampah yang sudah dipilah ke petugas daur ulang di beberapa daerah.
Memilih sampah anorganik dan mengumpulkan botolbotol plastik sisa minuman,
sampah plastik
• Antarkan ke petugas daur ulang di daerah kalian atau tukang loak.
• Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan
Manfaat dari daur ulang yaitu :
• Membuka lapangan kerja
• Meningkatkan penghasilan masyarakat
• Berkreasi dari bahan bekas menjadi kerajinan-kerajinan tangan kemudian
didistribusikan untuk masyarakat dapat menambah pendapatan.
• Mengurangi perusakan lingkungan
• Mencegah penyakit
32
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Sampah plastik ini sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Peserta didik
juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding. Dengan
sistem pemilahan ini diharapkan peserta didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor
dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari
seonggok sampah di sekolah. Peserta didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di
sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para peserta didik perlu dilibatkan
secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara
terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepedulian terhadap pengelolaan sampah. Menulis di blog atau majalah dinding merupakan
33
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah dan menumbuhkan
literasi. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.
Referensi :
Dwi Widya M. Modul Pembelajaran Sampah Plastik. Plastic Smart Cities & WWF. 2022
https://bijakberplastik.aqua.co.id/publikasi/edukasi/cara-dan-solusi-pengolahan-sampah-plastik-
yang-aman-untuk-lingkungan, 23 Juni 2021. Diakses 19 Juli 2023.
https://biroinfrasda.jatengprov.go.id/files/uploads/2018/03/Pengolahan-Sampah-2018
UNDIP.pdf. Diakses 19 Juli 2023.
Sinta Julian, dkk. Jurnal Pulomas. Penyuluhan prinsip 4R untuk menangani sampah plastik di
Perumnas Suradita Cisauk Tangerang, Banten. Vol 1 Nomor 1, 2022.
34
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
35
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Cover (Tema/Topik Kegiatan, Logo Sekolah, Nama Anggota Kelompok, Nama Sekolah, Tahun
Pelajaran)
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Projek
1.4 Manfaat Projek
Bab 11 Isi
2.1 Tema/Topik Kegiatan
2.2 Peserta (Anggota Kelompok)
2.3 Waktu Dan Tempat Kegiatan
2.4 Jadwal Kegiatan
2.5 Anggaran Dana
Bab 111 Penutup
1.1 Simpulan
1.2 Saran
36
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Asesmen Keterampilan
Rubrik Asesmen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( Gaya Hidup Berkelanjutan)
37
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Asesmen Sikap
• Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
• Elemen – elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
• Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
c. Pedoman penskoran
• Penskoran
Skor 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
38
Modul P5 Gaya Hidup Berkelanjutan – MA AL HUDA PAMEUNGPEUK
Skor 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang – kadang
tidak melakukan.
Skor 2 = kadang-kadang, apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
Skor 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
• Pengolahan skor
Skor maksimum : 20
Skor perolehan siswa : SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa : X 100
39