Anda di halaman 1dari 27

STANDAR RUMAH SAKIT SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN KLINIK

BAGI MAHASISWA KEPERAWATAN


(DRAFT)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna,
pendidikan dan pelatihan. Dalam melaksanakan tugas pendidikan dan
pelatihan, saat ini RS juga dipergunakan sebagai lahan praktik bagi
mahasiswa keperawatan yang mengikuti pendidikan tinggi
keperawatan jenjang Diploma 3, Sarjana keperawatan Ners, Spesialis
maupun Doktor di bidang keperawatan.

Pendidikan Keperawatan di Indonesia terus berkembang, awalnya


dilaksanakan berbasis rumah sakit dengan level sertifikat, pendidikan
menengah ( SPR, SPK ) dan Akademik, kemudian berubah berbasis
universitas dengan jenjang pendidikan Diploma, Sarjana/Ners,
Magister, Spesialis dan Doktor. Perubahan ini terjadi karena tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk keperawatan
yang lebih berkualitas, masalah kesehatan yang lebih komplek dan
perkembangan IPTEK, serta perkembangan Ilmu Keperawatan itu
sendiri.

Perubahan jenjang pendidikan keperawatan akan berdampak pada


perubahan terhadap kurikulum, proses pembelajaran serta sumber-
sumber pembelajaran antara lain rumah sakit sebagai wahana
pembelajaran klinik.

Kondisi pendidikan keperawatan di Indonesia menghadapi berbagai


masalah antara lain jumlah institusi yang relatif banyak, dengan jumlah
saat ini lebih kurang 600 institusi untuk D3 keperawatan dan sebanyak
+ 200 institusi yang menyelenggarakan S1 Keperawatan yang
tersebar di seluruh propinsi yang selain menyelenggarakan program

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 1
S1 juga menyelenggarakan magister, spesialis dan doktor di Fakultas
Ilmu Keperawatan UI. Masalah lain meliputi dosen yang terbatas baik
jumlah maupun kualifikasinya, juga keterbatasan jumlah fasilitas
sarana sebagai sumber belajar termasuk rumah sakit sebagai wahana
pembelajaran klinik. Semua keterbatasan ini akan mempengaruhi
kualitas lulusan yang akhirnya juga berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan keperawatan.

Menghadapi kondisi tersebut diatas perlu dilakukan upaya-upaya yang


terarah, terencana dan strategis. Departemen Kesehatan yang
bertanggung jawab terhadap standar pelayanan kesehatan di rumah
sakit akan menata tugas dan fungsi rumah sakit terhadap pendidikan
tenaga kesehatan. Tentang RS Pendidikan telah diatur melalui
KEPMENKES No: 1069/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman
klasifikasi dan standar RS Pendidikan, yang mengatur tentang
pendidikan profesi kedokteran dan dokter gigi. Untuk keperawatan
belum mempunyai peraturan khusus, selama ini mempergunakan
pedoman-pedoman yang disusun oleh PUSDIKNAKES Badan PPSDM
dan peraturan internal RS masing masing.

Pembelajaran klinik adalah suatu aktivitas yang kompleks, memerlukan


sintesa dari berbagai macam area keahlian, mengenali masalah klien,
mempraktikan bagaimana menggunakan proses pemecahan masalah
untuk membantu penerapan dan mentransfer pengetahuan
keterampilan dan sikap professional dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan klien. Pendidikan tinggi keperawatan bertujuan
menghasilkan perawat sebagai tenaga kesehatan professional dimana
pembelajaran praktik klinik merupakan inti atau jantung dari seluruh
proses pembelajaran di institusi pendidikan keperawatan.

Pembelajaran praktik klinik keperawatan dapat dilakukan di berbagai


fasilitas pelayanan kesehatan antara lain rumah sakit, Puskesmas dan
wilayah beserta masyarakatnya, di sekolah, industri, panti dan klinik
kesehatan. Fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan sebagai

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 2
wahana pembelajaran klinik memegang peranan penting untuk
menghasilkan perawat yang professional. Rumah sakit merupakan
wahana pembelajaran praktik klinik utama, yang selama ini belum
sepenuhnya dapat mengakomodir proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan. Hal ini terjadi karena banyak
faktor, mencakup kebijakan RS, iklim kondusif untuk pembelajaran,
ketersediaan pembimbing klinik, kasus dan jenis pelayanan
keperawatan, budaya kerja serta fasilitas-sarana termasuk
ketersediaan laboratorium dan kepustakaan.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pada tahun 2007 di dua


rumah sakit besar yang dijadikan lahan praktik klinik oleh jurusan
keperawatan Poltekkes Depkes di Jakarta, faktor yang paling
berhubungan secara bermakna dengan ketercapaian kompetensi
mahasiswa D III Keperawatan adalah ketersediaan perawat yang dapat
menjadi model peran atau panutan sebagai perawat professional di
ruang rawat .

Faktor lain yang juga berhubungan adalah ketersediaan kasus sesuai


dengan tuntutan kurikulum, iklim lingkungan tempat praktik klinik
yang kondusif. Iklim lingkungan mencakup antara lain faktor adanya
kesamaan persepsi antara peserta didik dengan pembimbing klinik
mengenai peran peserta didik dengan segala fungsi dan tugasnya
sebagai pembelajar dan factor adanya orientasi lingkungan secara
baik kepada peserta didik mengenai tempat dan komunitas
professional di tempat praktik klinik. Faktor lingkungan lainnya adalah
adanya kesesuaian antara teori yang diberikan di kelas dengan
kenyataan di tempat praktik, sikap dan perilaku pembimbing klinik
dalam hal bantuan terhadap pencapaian kompetensi termasuk
monitoring terhadap perkembangan pencapaian tujuan
pembelajaran klinik. Faktor ketersediaan sarana dan prasarana
belajar di ruangan tempat peserta didik belajar juga merupakan faktor
yang turut menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 3
Agar rumah sakit dapat berperan sebagai wahana pembelajaran klinik
keperawatan, faktor-faktor tersebut diatas perlu mendapat perhatian
dan menjadi persyaratan minimal yang harus dipenuhi. Oleh karena itu
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Ditjen Bina Pelayanan Medik
bekerjasama dengan WHO menyusun STANDAR RUMAH SAKIT
SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN KLINIK BAGI MAHASISWA
KEPERAWATAN.

B. Tujuan
Tujuan Umum:
Standar ini sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh
rumah sakit sebagai wahana pembelajaran klinik keperawatan

Tujuan Khusus:
1. Memberikan informasi berbagai hal tentang penyelenggaraan
pembelajaran praktik klinik keperawatan yang perlu dipahami oleh
semua pihak yang terlibat
2. Memberikan persepsi yang sama antara pihak rumah sakit dan
institusi pendidikan tentang pembelajaran praktik klinik di rumah
sakit bagi mahasiswa keperawatan
3. Sebagai acuan bagi rumah sakit sebagai wahana pembelajaran
klinik mahasiswa keperawatan
4. Sebagai acuan untuk menilai kelayakan rumah sakit wahana
pembelajaran klinik mahasiswa keperawatan

C. Pengertian
1. Pembelajaran Klinik :
Proses yang dijalani dalam batas waktu tertentu dimana
pembimbing dan mahasiswa menciptakan suatu kemitraan dalam
lingkungan yang saling mendukung dengan metode utama
bimbingan, menggunakan panduan praktik klinik yang dapat
mempengaruhi perilaku/kinerja mahasiswa sesuai tujuan yang akan
dicapai.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 4
2. Rumah Sakit : Suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan
pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang
terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk
orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan (RUU
RS)
3. Rumah Sakit Pendidikan : Rumah sakit yang juga digunakan untuk
pendidikan kedokteran, keperawatan, kesehatan masyarakat dan
tenaga kesehatan lainnya. (Academic Health Center), menunggu
RUU RS di setujui.
Pendidikan, Penelitian dan pelayanan yang terpadu
4. Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan : suatu lembaga yang
menyelenggarakan program pendidikan perawat yang mencakup
pendidikan vokasi, pendidikan akademik dan profesi (standar
profesi perawat)
5. Pendidikan Tinggi Keperawatan : Jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma
keperawatan, sarjana keperawatan, magister dan doktor serta
spesialis keperawatan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
6. Kompetensi : seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk
mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (draft
standar lahan praktik pendidikan d3 keperawatan)
7. Standar praktik : Kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi
peserta didik
8. Wahana Pembelajaran Klinik : Tempat yang memenuhi criteria
yang dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah
didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi
keperawatan yang diharapkan di dalam kurikulum pendidikan
Keperawatan (draft standar lahan praktik pend. D3 kep)
9. Praktik Klinik : kegiatan pembelajaran praktik dengan
menggunakan target kompetensi yang harus dicapai oleh

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 5
mahasiswa pada situasi nyata sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan (draft standar lahan praktek d3 kep)
10. Pembimbing Klinik / Pendidik Klinik: tenaga perawat rumah sakit
setempat dan dosen dari institusi pendidikan yang bertanggung
jawab dalam pencapaian kompetensi peserta didik selama
pembelajaran klinik.
11. MOU : perjanjian kerja sama yang dituangkan dalam suatu
dokumen antara Direktur RS dengan pimpinan institusi pendidikan
keperawatan. (kepmenkes no 1069/tahun 2008)

D. Landasan Hukum
Peraturan perundangan yang mendasari penyusunan standar ini
meliputi:
1. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3495)
2. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301)
3. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4844)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4090)

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 6
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara tahun 2001
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637)
9. Permenkes No. 1575/Menkes/SK/II/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan
10. Kepmenkes No. 1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman
Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
11. Kepmenkes No. 228/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib
Dilaksanakan di Daerah
12. Kepmenkes No. 1239/Menkes/SK/III/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat
13. SK Mendiknas No. 045/ U/ 2002 tentang Kurikulum Pendidikan
Tinggi

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 7
II. RUMAH SAKIT SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN KLINIK BAGI
MAHASISWA KEPERAWATAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Dalam menjalankan tugasnya rumah sakit
mempunyai 7 fungsi rumah sakit (RUU RS). Salah satu fungsi rumah sakit
terkait fungsi pendidikan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan. Hal tersebut bermakna bahwa
rumah sakit dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran bagi
pendidikan kedokteran, keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya.

A. Rumah Sakit sebagai wahana pembelajaran klinik Keperawatan


Pada dasarnya, klasifikasi wahana yang digunakan dalam
pembelajaran klinik keperawatan mengacu pada KEPMENKES RI
No. 1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan
Standar Rumah Sakit Pendidikan yang isinya disesuaikan dengan
modul yang dipersyaratkan dalam pendidikan keperawatan.

Untuk dapat memenuhi modul yang dipersyaratkan, setiap institusi


pendidikan keperawatan harus mempunyai wahana praktik berupa
rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit lain untuk memenuhi
kompetensi yang dipersyaratkan.

Yang dimaksud dengan rumah sakit pendidikan utama adalah rumah


sakit yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta
didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan
dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan standar pendidikan
profesi keperawatan.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 8
Sementara itu yang dimaksud dengan rumah sakit lain adalah rumah
sakit selain rumah sakit utama yang dipakai oleh institusi pendidikan
keperawatan untuk memenuhi sebagian modul pendidikan yang tidak
dapat diakomodir di rumah sakit utama.

Untuk memenuhi kompetensi khusus yang dipersyaratkan bagi


pendidikan ners generalis, ners spesialis dan konsultan keperawatan,
institusi pendidikan keperawatan harus mempunyai wahana praktik
berupa rumah sakit lain yang memiliki kekhususan atau unggulan
tertentu.

B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit sebagai wahana pembelajaran


klinik

Sesuai dengan tugas dan fungsi rumah sakit dalam RUU RS, Untuk
menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna, rumah sakit mempunyai fungsi menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam pemberian pelayaanan kesehatan
dan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

1. Tugas Rumah Sakit :


Sebagai wahana pembelajaran klinik bagi pendidikan
keperawatan, rumah sakit memiliki tugas sebagai berikut:
a. Membuat kebijakan yang mengatur praktek klinik bagi
mahasiswa.
b. Menetapkan wahana yang sesuai dengan modul kompetensi
yang diharapkan
c. Menyiapkan pembimbing klinik purna waktu yang
tersertifikasi.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 9
d. Menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan untuk
proses pembelajaran praktik klinik mahasiswa
e. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan proses
pembelajaran klinik
f. Badan Koordinasi Pendidikan / tim membuat laporan tentang
kegiatan pembelajaran klinik.

2. Fungsi Rumah Sakit :

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, sebagai


wahana pembelajaran klinik rumah sakit menyelenggarakan
fungsi :
a. Membangun iklim pembelajaran yang kondusif bagi
mahasiswa
b. Penyelenggaraan transfer pengetahuan dan pengalaman
klinik untuk meningkatkan kemampuan calon perawat dalam
pemberian pelayanan keperawatan.
c. Fasilitasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang keperawatan.
d. Pelaksaaan administrasi rumah sakit.

C. JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada Undang-


Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dengan demikian jenis pendidikan keperawatan di Indonesia
mencakup pendidikan vokasi, akademik dan profesi;
a. Pendidikan Vokasi adalah jenis pendidikan diploma sesuai
jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan
yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
b. Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program
sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 10
c. Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

Jenjang pendidikan keperawatan berada pada jenjang pendidikan


tinggi meliputi pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan
doktor.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 11
D. PERAWAT PENDIDIK KLINIK
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pendidik klinik mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. Merencanakan kerangka kerja pembelajaran praktik klinik
yang terstruktur bagi mahasiswa dalam rangka mencapai
target kompetensi yang ditetapkan
2. Mempersiapkan kasus, jenis pelayanan keperawatan,
fasilitas dan lingkungan pembelajaran klinik sesuai tujuan
pembelajaran.
3. Memfasilitasi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah dan ketrampilan berfikir kritis dalam
pembelajaran klinik sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan
4. Memberikan dukungan professional dan dorongan semangat
dalam rangka mengatasi stress lingkungan klinik dan
kecemasan akan performance klinik peserta didik selama
proses pembelajaran praktik
5. Mengobservasi penampilan mahasiswa secara objektif dan
memberikan umpan balik yang objektif
6. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran praktik
mahasiswa secara berkesinambungan
7. Berperan sebagai model peran, inovator dalam pelayanan
keperawatan
8. Berperan memberikan rekomendasi pada RS yang
berhubungan dengan pendidikan dan pelayanan
keperawatan
9. Membangun budaya kerja yang kondusif

III. STANDAR RUMAH SAKIT SEBAGAI LAHAN PRAKTIK

Rumah sakit sebagai wahana pembelajaran praktik mahasiswa


keperawatan harus memiliki standar sebagai acuan bagi masing-masing

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 12
institusi agar proses pembelajaran klinik dapat tercapai. Adapun standar
yang dimaksud adalah sebagai berikut :

STANDAR I :
Visi, Misi, komitmen dan persyaratan

Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai


dengan kebutuhan maka komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan
secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai
aturan perundangan yang berlaku.

Kriteria :
a. Terdapat Visi, Misi dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan bagi peserta didik.
b. Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur Rumah
Sakit dengan Pimpinan Institusi Pendidikan, meliputi aspek sumber
daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen
pendidikan, hukum kesehatan yang terkait praktik klinik
keperawatan dan daya tampung peserta didik.
c. Rumah Sakit telah terakreditasi oleh badan yang berwenang.
d. Rumah Sakit dan institusi pendidikan mempunyai SDM/
pembimbing klinik yang ditugaskan dan mempunyai kompetensi
yang dipersyaratkan.
e. Rumah sakit membuat kebijakan yang mengatur pembelajaran
praktek klinik bagi mahasiswa.

STANDAR II :
Standar Manajemen dan administrasi

Manajemen dan adminstrasi merupakan bagian dari operasionalisasi


RS, mencakup efektifitas dan efesiensi pelaksanaan proses
pembelajaran klinik bagi mahasiswa keperawatan. Meliputi koordinasi,
kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan
penjaminan mutu pembelajaran klinik keperawatan.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 13
1. Koordinasi Pembelajaran Klinik Mahasiswa Keperawatan

Untuk memperlancar proses manajemen dan administrasi


pendidikan maka harus ada Badan Koordinasi Pendidikan yang
memiliki uraian tugas dan fungsi mengkoordinasikan berbagai hal
terkait dengan kegiatan praktik klinik keperawatan.

Kriteria :
a. Adanya Badan Koordinasi Pendidikan yang bertugas dan
berfungsi mengkoordinasikan berbagai hal terkait dengan
kegiatan praktik klinik keperawatan,
b. Adanya Uraian, tugas dan tanggung jawab, hak dan wewenang
Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan dalam bentuk SK
Direktur RS.

2. Kebijakan Penyelenggaraan Pembelajaran Klinik Keperawatan

RS sebagai wahana pembelajaran klinik keperawatan memiliki


kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan
sehingga dapat menjamin terselenggaranya pembelajaran klinik
bagi mahasiswa keperawatan yang berkualitas.
Kriteria :
a. Adanya kebijakan penerimaan mahasiswa yang tercantum
dalam perjanjian kerjasama (MOU) antara institusi pendidikan
keperawatan dan RS.
b. Adanya pembimbing klinik yang membimbing mahasiswa
dengan rasio pembimbing terhadap mahasiswa 1:10 orang
mahasiswa
c. Adanya mekanisme penyelenggaraan pembelajaran klinik bagi
semua unsur yang terlibat.
d. Adanya ketentuan RS bahwa pembimbing klinik yang berasal
dari institusi pendidikan harus terlibat secara aktif dalam

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 14
pelayanan di klinik untuk memelihara keterampilan
professionalnya.
e. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan,
intervensi keperawatan, peraturan pelaksanaan yang disepakati
oleh semua unsur yang terlibat serta dapat dilakukan oleh
mahasiswa.
f. Adanya pedoman dan prosedur tertulis terkait dengan
pembelajaran klinik keperawatan di RS dan telah disosialisasi
dengan baik.

3. Administrasi Pendidikan

RS memiliki pengelolaan administrasi dalam pembelajaran klinik


keperawatan yang berkaitan dengan surat menyurat, penjadwalan,
dan umpan balik.

Kriteria :
a. Adanya surat permintaan dari institusi pendidikan kepada
Direktur RS tentang rencana pembelajaran klinik keperawatan
sesuai dengan MOU yang telah disepakati, dengan
melampirkan program praktik klinik keperawatan.
b. Adanya pemetaan ruangan perawatan untuk pelaksanaan
pembelajaran klinik keperawatan sehingga tidak terjadi
penumpukan jumlah mahasiswa.
c. Adanya pertemuan rutin koordinasi diantara pembimbing klinik
dari institus pendidikan dan RS untuk memperoleh pemahaman
yang sama tentang pembelajaran klinik yang akan
dilaksanakan. Pertemuan koordinasi dilaksanakan sebelum,
selama dan setelah pembelajaran klinik keperawatan.
d. Adanya pendokumentasian pembelajaran klinik keperawatan
(mulai dari input, proses dan output)

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 15
4. Pembiayaan Pembelajaran Klinik
RS dan Institusi Pendidikan Keperawatan mengelola system
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan
mutu pembelajaran klinik sesuai MoU.

Kriteria :
a. Adanya standar biaya pembelajaran klinik keperawatan yang
ditetapkan secara bersama antara RS dan Instusi Pendidikan
Keperawatan. Biaya pembelajaran klinik keperawatan adalah
biaya sumber daya manusia (pembimbing klinik), pemakaian
ruangan dan alat kesehatan dalam pembelajaran praktik.
b. Adanya aturan tertulis yang disepakati bersama tentang cara
pembayaran dan pertanggungjawaban biaya.

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan


Administrasi Pembelajaran klinik keperawatan.
Kedua belah pihak melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap semua proses manajemen dan administrasi
pembelajaran klinik keperawatan.
Kriteria :
a. Adanya dokumen evaluasi pelaksanaan pembelajaran klinik
keperawatan setiap enam bulan sekali.
b. Adanya umpan balik dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan
pembelajaran klinik.
c. Adanya dokumen penjaminan mutu sistem manajemen dan
administrasi pembelajaran klinik keperawatan

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 16
STANDAR III:
Sumber Daya Manusia Untuk melakukan pembimbingan klinik

Penyediaan dan pengembangan perawat pendidik klinik di rumah sakit


yang menjadi wahana praktik klinik bagi mahasiswa keperawatan
ditetapkan sesuai dengan MoU.

1. Penetapan Tenaga Pembimbing Klinik Keperawatan


Tenaga pembimbing klinik keperawatan yang berada di rumah
sakit berasal dari RS dan institusi pendidikan sesuai MoU (terkait
dengan tanggung jawab, kewenangan dan hak).
Kriteria:
a. Adanya mekanisme atau tata cara penetapan tenaga
pembimbing klinik Keperawatan yang ditetapkan bersama
oleh rumah sakit dan institusi pendidikan
b. Adanya persyaratan/ kriteria kompetensi atau latar belakang
pendidikan dan atau sertifikat kompetensi tenaga
pembimbing klinik keperawatan
c. Adanya uraian tentang tanggung jawab tenaga pembimbing
klinik keperawatan terhadap peserta praktik klinik
d. Adanya kewenangan tenaga pembimbing klinik keperawatan
dalam melakukan bimbingan
e. Adanya kejelasan hak-hak tenaga pembimbing klinik
keperawatan
f. Adanya Surat Keputusan yang menetapkan tenaga
pembimbing klinik keperawatan dari rumah sakit sebagai
dosen luar biasa atau dosen tidak tetap dari pimpinan
institusi pendidikan.
g. Adanya Surat Keputusan Direktur RS yang menetapkan
dosen dari institusi pendidikan sebagai pembimbing klinik
keperawatan di rumah sakit.
h. Adanya perencanaan program pengembangan tenaga
pembimbing klinik keperawatan untuk mengikuti pendidikan,
pelatihan, seminar dll.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 17
2. Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pembimbing klinik
keperawatan bertujuan untuk menilai kinerja atau prestasi tenaga
pembimbing klinik keperawatan dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pembimbing klinik keperawatan.
Kriteria:
a. Adanya Instrumen evaluasi kinerja tenaga pembimbing klinik
keperawatan yang dipahami oleh tenaga pembimbing
tersebut.
b. Adanya presensi pembelajaran yang diisi oleh tenaga
pembimbing klinik keperawatan dan peserta didik di rumah
sakit
c. Adanya bukti-bukti proses pembelajaran : misalnya portofolio
peserta didik, nilai-nilai peserta didik, anekdot dll.
d. Adanya bukti keberhasilan pencapaian kompetensi oleh
peserta didik.
e. Adanya tim kredensial yang menilai kinerja tenaga
pembimbing klinik keperawatan dalam pembelajaran klinik
dengan menggunakan instrumen yang jelas dan dilakukan
secara berkala, minimal satu tahun akademik sekali.

STANDAR IV:
Fasilitas, Sarana penunjang pendidikan
Rumah sakit sebagai wahana pembelajaran praktik klinik harus
menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan :
Kriteria :
1. Memiliki jenis pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
pembelajaran klinik keperawatan
2. Memiliki ruang pembelajaran, Perpustakaan, system
pendokumentasian dan bahan audio Visual
3. Mempunyai ruang diskusi dan nurse station yang sesuai standar.
4. Memiliki kebijakan tentang system pemberian pelayanan
keperawatan professional

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 18
5. Memiliki fasilitas alat keperawatan yang mengacu pada standar
6. Memiliki tenaga keperawatan sesuai standar
7. Memiliki standar manajemen keperawatan
8. Memiliki standar asuhan keperawatan minimal 10 kasus terbanyak
yang dilengkapi protap pelaksanaan tindakan keperawatan mandiri
dan kolaborasi.

STANDAR V :
Perancangan dan Pelaksanaan Program Pembelajaran Klinik di
Rumah Sakit

Pelaksanaan program pembelajaran di klinik akan mencapai tujuan


dengan baik apabila rumah sakit termasuk pembimbing klinik memiliki
komitment terhadap pendidikan keperawatan, memahami target
pembelajaran yang jelas dan terukur, memiliki jadwal kegiatan yang
terstruktur, memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.

1. Komitmen rumah sakit terhadap pendidikan keperawatan


Untuk dapat terlaksananya pengalaman belajar klinik keperawatan
di rumah sakit dengan baik, maka diperlukan perhatian dan
kepedulian.
Kriteria:
1.1. Adanya kebijakan rumah sakit yang mengijinkan staf
keperawatan yang memenuhi kriteria, untuk terlibat aktif
dalam program pembelajaran mahasiswa keperawatan baik di
kelas, laboratorium maupun klinik.
1.2. Adanya tenaga pembimbing klinik keperawatan terlibat secara
aktif di dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
klinik
1.3. Adanya umpan balik dari rumah sakit terhadap institusi
pendidikan yang sifatnya memberi kritik dan saran untuk
penguatan atau perbaikan program pembelajaran klinik.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 19
2. Program Pembelajaran Klinik
Rancangan program pembelajaran klinik sangat penting dirumuskan
bersama oleh rumah sakit dan institusi pendidikan. Rancangan
program harus memenuhi ketentuan dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran klinik keperawatan. Rancangan program tersebut
akan menjadi acuan bagi siapapun yang terlibat dalam proses
pembelajaran klinik.
Kriteria:
2.1. Rumah sakit melalui Badan koordinasi pendidikan terlibat aktif
dalam membuat rancangan program pembelajaran klinik.
2.2. Adanya rancangan program pembelajaran praktik klinik yang
telah dibuat bersama dengan institusi pendidikan yang
memenuhi ketentuan.
2.3. Adanya tenaga pembimbing klinik keperawatan di rumah sakit
yang memahami rancangan program pembelajaran dan
strategi pelaksananaannya
2.4. Adanya buku panduan praktik klinik keperawatan bagi peserta
didik dan tenaga pembimbing klinik keperawatan yang telah
disusun bersama dengan institusi pendidikan.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Klinik


Pelaksanaan kegiatan pembelajaran klinik harus sesuai dengan
perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien dan lingkungan yang kondusif, sehingga mampu
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kriteria:
3.1. Adanya koordinasi antara rumah sakit dengan institusi
pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran klinik
keperawatan.
3.2. Adanya Jadwal kegiatan pembelajaran klinik disusun
bersama dengan institusi pendidikan mengacu pada
perencanaan program pembelajaran klinik keperawatan.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 20
3.3. Adanya peraturan RS yang harus dilaksanakan mahasiswa
selama pembelajaran klinik keperawatan.
3.4. Adanya aturan tindakan keperawatan yang boleh dilakukan
oleh mahasiswa sesuai dengan kewenangannya.
3.5. Adanya strategi pembelajaran klinik yang dilaksanakan sesuai
rencana serta efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran
3.6. Adanya lingkungan yang kondusif di rumah sakit yang
mendukung pengalaman belajar mahasiswa

4. Evaluasi Program dan Hasil Pembelajaran Klinik


Rumah sakit bersama-sama dengan institusi pendidikan harus
melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran klinik dan
pencapaian hasil pembelajaran.

Kriteria:
4.1. Adanya instrumen evaluasi proses pembelajaran klinik yang valid
yang telah disusun bersama dengan institusi pendidikan
4.2. Adanya instrumen evaluasi hasil pembelajaran klinik yang
objektif dan telah disusun bersama dengan institusi pendidikan
4.3. Adanya sistem penilaian yang harus dilakukan oleh tenaga
pembimbing klinik keperawatan sesuai dengan ketentuan di
institusi pendidikan
4.4. Adanya mekanisme umpan balik dari mahasiswa kepada rumah
sakit dan institusi pendidikan.

IV. PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian merupakan proses pengaturan seluruh kegiatan


pembelajaran klinik bagi mahasiswa di RS. Diharapkan dengan adanya
pengaturan yang baik, tujuan pembelajaran praktik klinik keperawatan
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Bentuk pengorganisasian dapat
disesuaikan dengan struktur organisasi di RS masing-masing, mencakup:

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 21
1. Penanggung jawab seluruh kegiatan pembelajaran klinik bagi
mahasiswa perawat.
2. Ketua atau koordinator kegiatan pembelajaran klinik bagi
mahasiswa perawat.
3. Staf sekretariat (2-3 orang)
4. Staf fungsional (3-5 orang) terdiri dari unsur: diklat, bidang
keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan
5. Kelompok pendidik klinik keperawatan.

Adapun uraian tugas masing-masing sebagai berikut :

1. Penanggung jawab: bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan


pembelajaran klinik bagi mahasiswa perawat dengan tugas:
1.1 Membangun misi pembelajaran klinik bagi mahasiswa perawat
sesuai dengan visi RS.
1.2 Menyusun rencana kegiatan jangka panjang dan jangka
pendek.
1.3 Mengidentifikasi kebijakan, peraturan yang diperlukan untuk
seluruh kegiatan pembelajaran klinik bagi perawat.
1.4 MOU dengan institusi pendidikan keperawatan
1.5 Melakukan kegiatan monev terhadap pembelajaran klinik bagi
perawat.
1.6 Melakukan kegiatan advokasi, fasilitasi kepada semua unsur
terkait dengan pembelajaran klinik keperawatan.
1.7 Memimpin rapat-rapat pada tingkat kebijakan atas nama
pimpinan RS.

2. Ketua atau koordinator: bertanggung jawab terhadap kegiatan


operasional pembelajaran klinik bagi perawat di RS, dengan tugas:
Menjabarkan MOU dan rencana kegiatan dalam waktu untuk
tiap semester atau tahun
Menetapkan jadwal praktik klinik setiap semester atau tahun.
Mengidentifikasi lahan praktik dan jenis kasus/ pelayanan
keperawatan sesuai kompetensi yang diharapkan

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 22
Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk
pelaksanaan kegiatan pembelajaran klinik.
Memimpin rapat-rapat tehnis rutin sesuai kebutuhan.
Melakukan monev secara tehnis pelaksanaan pembelajaran
klinik bagi perawat.
Menyusun laporan operasional tahunan pelaksanaan seluruh
kegiatan pembelajaran klinik bagi perawat.
Mengatasi permasalahan tehnis yang terjadi selama
pembelajaran klinik keperawatan.

3. Staf sekretariat: bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi


tentang pelaksanaan pembelajaran klinik bagi perawat di RS
dengan tugas sebagai berikut:
3.1 Menyusun sistem administrasi kegiatan pembelajaran klinik bagi
perawat di RS.
3.2 Membuat konsep surat-menyurat terkait pembelajaran klinik
bagi perawat di RS.
3.3 Membuat, menyimpan dan agenda surat menyurat.
3.4 Membuat dan memantau seluruh arsip-arsip dokumen terkait
pembelajaran klinik bagi perawat di RS.
3.5 Membuat dan membangun data dasar terkait pembelajaran
klinik bagi perawat di RS.
3.6 Sebagai pusat informasi tehnis tentang jadual, tempat,
kelengkapan administrasi dll tentang pembelajaran klinik bagi
perawat.
3.7 Menyusun draft laporan operasional tahun pelaksanaan
pembelajaran klinik untuk diusulkan kepada ketua/ koordinator.

4. Staf fungsional: bertanggung jawab terhadap pelaksanaan


pembelajaran klinik bagi perawat di RS, dengan tugas sebagai
berikut:
4.1 Bersama pendidik klinik keperawatan menyusun “Rancangan
Pembelajaran Klinik” sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 23
4.2 Memfasilitasi tersedianya kasus, jenis pelayanan keperawatan
serta fasilitas sarana untuk keperluan pembelajaran klinik
melalui koordinasi dengan ketua/ koordinator.
4.3 Menciptakan lingkungan belajar kondusif bagi mahasiswa
perawat dan perawat pendidik klinik.
4.4 Bersama pendidik klinik keperawatan melaksanakan
pembelajaran klinik secara efektif dan efisien.
4.5 Bersama pendidik klinik mengidentifikasi inovasi, pembahasan
ide-ide baru yang diperlukan oleh RS sebagai wahana
pembelajaran klinik.
4.6 Menentukan kebutuhan-kebutuhan peningkatan pelayanan
keperawatan RS dan disusun dalam program pengembangan
RS.
4.7 Sebagai penghubung dengan perawat dan tenaga kesehatan
lain yang terlibat dalam pembelajaran klinik keperawatan di RS.
4.8 Melakukan pertemuan-pertemuan/ diskusi/ tutorial sesuai
kompetensi yang diharapkan dalam praktik.
4.9 Bersama dengan perawat pendidik klinik, melakukan penilaian
pencapaian belajar bagi setiap mahasiswa perawat.
4.10 Melakukan supervisi pelaksanaan pembelajaran klinik bagi
perawat di RS.

5. Kelompok pendidik klinik keperawatan: bertanggung jawab mulai


dari pencapaian, pelaksanaan pembelajaran klinik serta penilaian
pencapaian belajar dengan tugas sebagai berikut:
5.1 Menyusun rancangan pembelajaran klinik sesuai kompetensi
yang diharapkan.
5.2 Melakukan interaksi: mahasiswa-perawat pendidik, pasien dan
lingkungan sesuai dengan metode pembelajaran klinik.
5.3 Mempertahankan peran model dalam pelayanan keperawatan di
RS.
5.4 Membangun lingkungan belajar kondusif.
5.5 Mengatasi masalah dengan cepat, tepat dan benar yang terjadi
selama pelaksanaan pembelajaran klinik.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 24
5.6 Melakukan transfer pengetahuan dan kompetensi kepada
mahasiswa dan perawat-perawat di RS.
5.7 Menyumbangkan ide baru, fenomena penelitian terapan tentang
pelayanan keperawtan RS.
5.8 Ikut membangun system pemberian pelayanan keperawatan
professional di unit ruang rawat tempat praktik mahasiswa.
5.9 Melakukan penilaian pencapaian kompetensi bagi setiap
mahasiswa perawat dengan prinsip-prinsip penilaian sebagai
berikut: valid, reliable, fair, flexible, cost efektif dan safety
environment.
5.10 Menjamin perlindungan hukum bagi mahasiswa yang
melakukan praktik klinik keperawatan di RS.
5.11 Membuat catatan perkembangan pencapaian kompetensi
setiap mahasiswa yang melakukan praktik di RS.

V. MONITORING DAN EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mempertahankan dan


mengembangkan RS sebagai wahana pembelajaran klinik bagi peserta
didik perawat, sehingga kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
sesuai kurikulum yang ditetapkan.

Pemantauan dan evaluasi meliputi masukan, proses dan hasil.


Dilaksanakan oleh Pemerintah (Depkes dan DIKTI) mulai dari tingkat
Pusat, daerah yaitu Departemen Kesehatan, Dinas kesehatan Propinsi,
Dinas Kesehatan Kab / Kota dengan melibatkan asosiasi pendidikan
keperawatan dan organisasi profesi keperawatan.

Pemantauan dan evaluasi terhadap kepatuhan RS memenuhi standar


sebagai wahana pembelajaran dapat dilaksanakan secara berkala,
meliputi :

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 25
1. Masukan,
a. Adanya kebijakan Pemerintah tentang RS sebagai wahana
pembelajaran klinik bagi peserta didik perawat. (Surat
Keputusan Menkes, Dikti dan SK Direktur RS).
b. Adanya Surat Keputusan Bersama/ MOU antara RS dengan
Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan.
c. Tersedia standar RS sebagai wahana pembelajaran praktik
klinik keperawatan bagi peserta didik perawat
d. Tersedia Buku pedoman pembelajaran klinik bagi perawat
pendidik klinik di rumah sakit
e. Tersedia data dasar peserta didik, dan perawat pendidik klinik.
f. Tersedia kasus yang bervariasi dan jenis pelayanan
keperawatan serta manajemen pelayanan keperawatan.
g. Tersedia sarana dan prasarana pembelajaran klinik
(Laboratorium)
h. Tersedia anggaran/pembiayaan yang diperlukan untuk
mengimplementasikan pembelajaran klinik di RS.

2. Proses.
a. Terselenggaranya pertemuan awal untuk memperoleh
penjelasan program dan penyamaan persepsi tentang RS
sebagai wahana pembelajaran klinik
b. Melaksanakan pembelajaran klinik sesuai buku pedoman
pembelajaran klinik yang telah ditetapkan.
c. Menjamin keselamatan pasien dan perlindungan hukum
terhadap peserta didik perawat selama praktek klinik.
d. Membangun budaya belajar di lingkungan tempat praktik
pembelajaran klinik
e. Mempertahankan standar praktik dan kode etik keperawatan
selama praktik pembelajaran klinik.
f. Membangun komunitas profesional keperawatan di lingkungan
pembelajaran klinik di RS.
g. Mendokumentasikan seluruh proses pembelajaran klinik
keperawatan yang telah ditetapkan.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 26
3. Hasil
a. Adanya dokumen laporan penyelenggaraan pembelajaran klinik
keperawatan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
b. Adanya pencapaian kompetensi peserta didik perawat
c. Adanya dokumen umpan balik dari peserta didik terhadap
proses pembelajaran
d. Adanya dokumen Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari umpan
balik pengembangan program pembelajaran praktik klinik
keperawatan.

Pemantauan dan evaluasi terhadap RS sebagai wahana pembelajaran


oleh pemerintah pusat (Depkes), daerah (Dinkes Prop dan Kab/Kota)
bersama asosiasi RS, asosiasi pendidikan tinggi keperawatan dan
organisasi profesi dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-
masing.

VI. PENUTUP
Standar RS sebagai wahana pembelajaran praktik klinik keperawatan
disusun sebagai persyaratan minimal, sehingga kualitas lulusan peserta
didik dapat memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan serta kualitas
pelayanan keperawatan pun dapat ditingkatkan. Diharapkan standar ini
dapat menata institusi pendidikan tinggi keperawatan menuju professional,
karena pemblajaran klinik merupakan inti pembelajaran dalam pendidikan
keperawatan.

Draft Standar Rumah Sakit Sebagai Wahana Pembelajaran Klinik Bagi Mahasiswa Keperawatan 27

Anda mungkin juga menyukai