Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS ISU MANAJEMEN ASN

GUSTI AYU PUTU PUTRI SATRIADANI / A20-4

I. MENGIDENTIFIKASI ISU
Beberapa permasalahan/isu yang terjadi pada Biro Perekonomian Setda Provinsi Sulawesi
Tenggara diuraikan dalam paragraf berikut :
1. Kurangnya Jumlah Pegawai
Tiap organisasi memiliki jumlah kebutuhan anggota yang ideal dalam menunjang
pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini, Biro Perekonomian Setda Provinsi
Sulawesi Tenggara masih memerlukan penambahan pegawai. Namun yang terjadi, masih
belum adanya pengadaan pegawai untuk mengisi kekosongan pegawai yang ada. Oleh
sebab itu, diperlukan suatu upaya dalam pemecahan masalah manajemen ASN yaitu
penyusunan dan penetapan kebutuhan agar tidak menimbulkan efek domino seperti beban
kerja yang tidak merata, kelebihan beban kerja dan tidak tercapainya tujuan organisasi.
2. Kurangnya Inovasi pada Program Kegiatan Bidang
Dalam proses pelaksanaan kegiatan di tiap bidang, diperlukan beberapa rancangan
yang harus dianalisis kebutuhannya berdasarkan tingkat prioritas. Idealnya setiap poin yang
menjadi prioritas untuk dijadikan ke dalam sub kegiatan, dapat diimplementasikan ke dalam
bentuk yang inovatif. Namun, yang terjadi setiap pembuatan perencanaan sub kegiatan tidak
ada unsur inovasi di sana. Padahal sesuai dengan perkembangan zaman, dibutuhkan suatu
pola kegiatan yang tidak monoton dan inovatif. Sehingga dengan demikian diperlukan suatu
pembenahan atas manajemen ASN selaku subjek yang merancang tiap program kegiatan
yang ada pada bidang tersebut.
3. Kurang Lengkapnya Sarana Prasarana Penunjang Pekerjaan Pegawai
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan kantor, diperlukan unsur penunjang di dalamnya.
Dalam hal ini unsur penunjang diperlukan dalam upaya percepatan pemenuhan tujuan
organisasi ataupun sebagai sarana yang memperlancar kegiatan organisasi. Idealnya suatu
organisasi mempunyai fasilitas sarana dan prasarana kantor yang memadai. Namun pada
implementasinya, fasilitas yang dipunya tidak sesuai dengan kondisi yang semestinya. Masih
terdapat fasilitas penunjang yang belum ada atau dengan kondisi yang kurang baik seperti
jumlah komputer, mesin pemindai dan mesin cetak. Oleh sebab itu diperlukan manajemen
yang baik dalam konteks pengadaan sarana dan prasarana agar tidak hanya satu bagian
kerja saja yang mendapatkan fasilitas, namun dapat adil dalam proses pembagiannya.

II. MENETAPKAN DAN MENGANALISIS CORE ISU


Pasal 2, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
menjelaskan bahwa terdapat 11 indikator manajemen PNS yaitu penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Berikut identifikasi isu Manajemen ASN di
Bappeda Provinsi Jawa Tengah yang diawali oleh penapisan dengan metode APKL, analisis
penyebab menggunakan fishbone, dan penapisan akar penyebab menggunakan metode USG.
Tabel 1
APKL Terhadap Situasi Permasalahan Manajemen ASN
Isu A P K L Total Peringkat
Kurangnya jumlah pegawai 4 5 4 5 18 II
Kurangnya inovasi pada program kegiatan bidang 5 5 5 5 20 I
Kurang lengkapnya sarana prasarana penunjang 4 4 3 5 16 III

Anggaran terbatas - Terbatasnya SDM


Kurangnya insentif - Kapasitas dan kualitas SDM
Belum adanya gebrakan pegawai yang belum optimal
metode baru - Kurang motivasi akibat
sulitnya pengembangan karier

Method Money Man

Kurangnya
Inovasi pada
Program
Kegiatan Bidang

Machine Measurement Environment

Belum adanya Lingkungan kerja yang


Sarana dan prasarana
sosialisasi terkait kurang mendukung
yang belum optimal
kebijakan jabatan untuk melakukan inovasi
fungsional terbaru perubahan
Tabel 2
USG Terhadap Penyebab Core Isu
Isu U S G Total
Belum adanya gebrakan metode baru 4 4 4 12
Keterbatasan anggaran 4 5 4 13
Kurangnya insentif pegawai 4 4 3 11
Kurangnya motivasi pegawai 5 5 4 14
Kapasitas dan kualitas SDM belum optimal 5 5 5 15
Sarana Prasarana yang belum optimal 5 5 2 10
Belum ada sosialisasi kebijakan jabatan fungsional terbaru 5 3 3 11
Lingkungan kerja yang kurang mendukung 3 5 3 11

III. ALTERNATIF SOLUSI


1. Koordinasi terkait kebijakan pengembangan karier secara berjenjang hingga
ke Kemenpan-RB
Keterbatasan kompetensi ASN tidak serta merta terjadi begitu saja, namun ada
penyebabnya. Salah satunya adalah pengembangan karier yang kian sulit bagi para
pegawai. Hal ini menyebabkan para pegawai tidak memiliki motivasi untuk melaksanakan
inovasi, padahal motivasi ini dapat menjadi stimulan dalam pemberian kinerja yang baik bagi
organisasi dalam hal ini adalah inovasi. Adapun untuk mengatasi permasalahan ini
diperlukan koordinasi kepada pihak terkait, agar adanya pencerahan terkait pengembangan
karier pegawai yang berimplikasi pada inovasi dalam perancangan suatu kegiatan. Hal ini
terkait juga dengan indikator manajemen ASN yaitu pengembangan karier.
2. Pengembangan kompetensi dengan mengadakan pelatihan, seminar ataupun Bimtek
terkait inovasi
Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan dalam pemenuhan inovasi adalah dengan
mengembangkan kemampuan atau kompetensi pegawai. Kemampuan ini dapat berupa
pemakaian teknologi maupun pemahaman inovasi yang ada. Hal ini tentu akan berdampak
pada pemenuhan kebutuhan akan inovasi pada setiap kegiatan. Hal yang dapat
dilaksanakan seperti pelatihan, seminar ataupun bimbingan teknis. Ini merupakan salah satu
hal yang dapat dilaksanakan dan jika memungkinkan dilakukan secara periodik.

Anda mungkin juga menyukai