TINJAUAN PUSTAKA
ketika anak menjalani suatu proses diaman karna suatu alasan atau
pada anak juag merupakan pengalaman yang menyakitkan bagi anak dan
orang tua, pada saat hospitalisasi idividu akan merasakan stres selama
dirawat di ruamah sakit karena perasaan yang tidak aman. Stres yang
serta dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga hal ini mungkin
terjadi karna orang tua berada di lingkungan rumah sakit dimana rumah
hospitalisasi juga akan dirasakan oleh orang tua dimana kondisi psikologis
sosial yang di akibatkan oleh anak saat sakit dan menjalani hospitalisasi
hal tersebut akan menyebabkan orang tua berbeda jauh dari lingkungan
Peran orang tua selama anak di rawat di rumah sakit adalah dengan
kehadiran orang tua yang dapat memberikan rasa nyaman terhadap anak.
merawat anak. Saat hospitalisasi orang tua bisa terlibat pada tindakan
Peran keluarga saat menjalani hospitalisasi orang tua begitu penting dalam
perawatan di rumah sakit, karena pada dasarnya setiap asuhan pada anak
yang di rawat di rumah sakit memerlukan keterlibatan orang tua (Pean &
Juan, 2019).
2.1.3 Dampak Hospitalisasi
terhadap anak secara psikologi anak akan merasa perubahan perilaku dari
orang tua yang mendampingi selama perawatan, hal ini dapat berpengaruh
pada proses penyembuhan yaitu menurunya respon imun hal ini dibuktikan
Perasaan cemas dan takut terjadi ketika orang tua mendapati atau
melihat anaknya sakit, hal ini mungkin saja membuat orang tua merasa
anaknya, sedangkan rasa takut orang tua muncul pada orang tua yang
trauma akan kehilangan anak pada kondisi sakit yang terminal. Hal ini
menyebabkan rasa takut dan rasa kecemasan orang tua sangat tinggi
anaknya dalam kondisi terminal, perasaan sedih ini karena orang tua
orang tua sangat merasa sedih dan berduka. Namun disisi lain orang
perilaku isolasi atau tidak mau di dekati orang lain bahkan bisa tidak
3. Frustasi
Pada kondisi ini orang tua cenderung frustasi melihat anaknya yang
perubahan kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu perlu adanya
orang tua dan anak dapat menimbulkan cemas, stres, dan tidak
a. Privasi
b. Gaya hidup
di rumah sakit.
c. Otonomi diri Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada
d. Peran
e. Ekonomi
klien.
melainkan juga dengan orang tua hal ini dikarenakan pentingnya Family
orang tua untuk perawatan anak. Penerapan konsep Family Centered Care
perawatan anak serta kerja sama antara orang tua dan perawat.
2.2 Caring
caring bukan merupakan suatu hal yang unik tetapi caring merupakan
suatu bentuk pendekatan seni dan ilmu dalam merawat klien yang berupa
pendekatan dinamis antara perawat dan pasien. Caring menurut Potter dan
yang didasari oleh 10 faktor karatif. Karatif adalah sifat dan karakter yang
Hal ini penting bagi proses karatif maupun kuratif. Perawat perlu
penyakitnya.
empati pada orang lain. Sifat ini akan membawa pada aktualisasi diri
Sifat ini terdiri dari kongruen berarti jujur terbuka apa adanya dalam
masalah pasien.
mendukung
Faktor ini perawat memotivasi klien untuk berserah diri pada Tuhan
terbentuk atau dimiliki dalam diri perawat maka perilaku caring dapat
profesional. Kedua yaitu scientific caring adalah segala yaitu tindakan dan
yaitu dalam menolong orang lain berdasarkan sifat kreatif, intuitif atau
atau objektif.
mengekspresikan perasaannya,
komunikasi.
tersebut adalah :
3. Berkata jujur,
4. Mempunyai kesabaran,
namanya.
1. Faktor Individu
2. Faktor Psikologis
lingkungannnya.
3. Faktor Organisasi
keperawatan.
menggunakan skala likert. Tes reliabilitas CBI terhadap sampel 263 orang
membantu.
and skill).
experience).
2.3 Kecemasan
sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut
berat dan sangat berat (panik). Semakin tinggi tingkat kecemasan individu
meningkatkan persepsi.
dengan pengarahan.
yaitu :
1. Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal
b. Faktor internal
1) Potensi stressor
2) Maturitas
kecemasan.
4) Keadaan fisik
5) Tipe kepribadian
7) Umur
sebaliknya.
8) Jenis kelamin
2. Faktor prediposisi
a. Teori psikoanalisis
c. Teori perilaku
dirasakan.
1. Psikoterapi
2. Farmakoterapi
propanolol (inderal).
3. Pendekatan suportif
Dukungan emosi dari keluarga dan orang terdekat akan memberi kita
4. Pengukur kecemasan
orang tua untuk tetap tinggal dan menolak perhatian orang lain. Perilaku
aktif, dan kurang berminat untuk bermain. Pada tahap ini kondisi anak
mengkhawatirkan karena anak menolak untuk makan, minum dan
bergerak.
mulai tertarik dengan apa yang ada di sekitarnya dan membina hubungan
dangkal dengan orang lain. Anak mulai kelihatan bahagia, fase ini terjadi
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (UU No. 35,
2018). Menurut WHO, batasan usia anak adalah sejak anak dalam
kecil, baik laki – laki maupun perempuan, yang belum terlihat tanda –
manusia muda dalam umur, muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya
perkembangan itu selesai jadi batas umur anak - anak adalah sama
dengan permulaan menjadi dewasa yaitu 18 tahun untuk wanita dan 21
besar pada karakter dirinya. Konflik ini bisa berpengaruh positif maupun
baik, maka kekuatan ego akan meningkat. Di sisi lain, apabila tidak
terlewati dengan baik, rasa kurang ini akan terbawa hingga dewasa.
paling penting bagi kehidupan manusia. Pada fase ini, konflik akan
terabaikan, maka akan tumbuh menjadi orang yang takut dan tidak
percaya pada dunia. Hasil akhir dari proses ini adalah harapan.
yang memiliki kendali diri lebih besar. Tak hanya itu, anak juga mulai
vs shame and doubt” ini. Erikson meyakini bahwa anak yang memiliki
kendali diri akan otomatis merasa lebih mandiri. Contohnya saat bisa
memilih apa yang dimakan, mainan favorit, hingga baju yang akan
dikenakan. Hasil akhir dari proses ini adalah keinginan atau will. Jika
berhasil, anak akan memiliki kuasa atas dirinya. Jika gagal, akan muncul
sosial. Jika berhasil melewatinya dengan baik, anak akan merasa bisa
memimpin orang lain. Sementara bagi yang gagal, akan kerap merasa
memiliki tujuan hidup atau purpose. Hasil ini hanya bisatercapai apabila
berhasil melakukan sesuatu. Pada usia sekolah ini pula, mereka harus
hasil akhir dari fase ini adalah “confidence”. Anak-anak yang di usia
remaja mencari jati diri yang akan berpengaruh pada hidupnya dalam
sementara yang gagal akan merasa bingung tentang jati dirinya. Jati diri
sebelumnya, hal ini berkaitan pula dengan identitas. Orang yang tidak
maka akan muncul rasa cukup. Sebaliknya jika tidak puas, akan muncul
penyesalan hingga rasa putus asa. Hasil akhir dari fase ini adalah
kebijaksanaan atau wisdom. Orang yang merasa puas terhadap apa yang
dengan damai.
2.4.3 Kebutuhan dasar anak
sayang, erat, mesra, dan selaras antara ibu dan anak merupakan syarat
maupun psikososial.