Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

PENELITIAN DALAM KEBIDANAN

”Riset Medis Dalam Kebidanan”

Nama : Indah Tirtya


NIM : 2007170
Kelas : NR4
MK : Penelitian Dalam Kebidanan
Dosen : Dewi Fransisca, M.Keb

A. Riset dan Praktik Berbasis Evidence


Secara umum, riset merupakan sebuah proses untuk menginvestigasi masalah,
memperluas ilmu pengetahuan, mengeksplorasi teori yang didapat, menemukan dan
menginvestigasi masalah hingga medapatkan solusi terhadap permasalahan yang terjadi.
Riset atau penelitian merupakan aktifitas ilmiah yang sistematis, berarah dan bertujuan.
Maka, data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian harus relevan dengan
persoalan yang dihadapi. Artinya, data tersebut berkaitan, mengena dan tepat.
Tujuan riset adalah untuk menjawab pertanyaan yang dilakukan melalui proses
penelitian. Sebuah pertanyaan muncul / ada karena adanya gap (jarak) antara
pengetahuan, fakta terhadap tujuan / target yang diharapkan.
Sedangkan Evidence based practice /Praktik berbasis bukti (EBP) merupakan satu
cara terbaik dalam penggunaan bukti terbaru dalam memandu pembuatan keputusan
perawatan kesehatan dan nilai-nilai pasien.
Komponen Praktik Berbasis Evidence terdiri dari tiga:
1) Bukti eksternal termasuk tinjauan sistematis,
2) uji coba kontrol acak, praktik terbaik, dan
3) pedoman praktik klinis yang mendukung perubahan.
Menurut Gerrish, Ashworth, Lacey, dan Bailey (2008), komponen yang ada dalam
penerapan evidence- based practice dalam pemberian asuhan keperawatan adalah
(1) adanya bukti eksternal,
(2) adanya bukti internal, dan
(3) adanya manfaat terbaik untuk kondisi pasien dan keinginan pasien serta
meminimalkan pembiayaan.

Tujuan Evidence Based Practice :

Implementasi Praktik berbasis bukti mempunyai maksud untuk memberikan


respon terbaik dan menambah derajat asuhan kebidanan. Dalam rutinitas harian tenaga
pelayanan kesehatan professional baik bidan maupun perawat, farmasi serta tenaga
kesehatan professional lainnya sering memilih respon dari persoalan yang muncul pada
waktu menetapkan pemberian treatment yang paling baik bagi pasien, contoh : ibu post
SC akan bertanya tentang teknik pernapasan relaksasi itu apa lebih baik guna mengurangi
kecemasan dibandingkan 4 aromaterapi? Kemudian apa metode relaksasi kian efektif
apabila disbanding metode distraksi guna mengatasi kesakitan ibu pada waktu inpartu.
Berdasarkan pada evidence based, pendekatan yang dilaksanakan mempunyai
tujuan guna memperoleh data yang paling baik sebagai respon dari persoalan dalam klinis
praktikum kebidanan yang berguna untuk menambah taraf perawatan pada ibu/pasien.

Aspek dalam menerapkan EBP:

Terdapat sebagian aspek yang akan membantu dalam menerapkan praktek


berbasis bukti diantaranya niat, knowledge, perbuatan dan tingkah laku. Diantara tiga
aspek tersebut, aspek perbuatan menerapkan Evidence Based Practice adalah aspek yang
dapat menunjang dalam menerapkan EBP.

Langkah – langkah dalam proses EBP :

Proses evidence based practice mempunyai langkah-langkah yaitu : menanamkan


semangat pengkajian (inquiry), mengajukan pertanyaan PICO (T) question,
mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien untuk membuat
keputusan klinis terbaik, evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP,
menyebarluaskan hasil (disseminate outcome).
Dalam proses evidence besed praktis, salah satu langkah adalah membentuk
sebuah persoalan klinis dengan memakai susunan PICOT : P=Populasi, I = tindakan atau
pokok persoalan yang memikat, C=intervensi yang dibandingkan, O = hasil dan T =
kerangka waktu.

Kriteria Penilaian EBP :

Kriteria penilaian evidence yaitu validity, realibility, applicability.

B. Ketampilan Belajar dan Riset

Ada beberapa keterampilan belajar yang harus dimiliki diantaranya keterampilan


membaca, menulis, membuat catatan, keterampilan bertanya dan menjawab,
berdiskusi, keterampilan belajar berkelompok dan keterampilan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.

Keterampilan riset merupakan suatu keterampilan untuk melakukan penelitian


ilmiah dalam rangka pencarian kebenaran ilmiah dengan menerapkan metode ilmiah yang
bersandar pada penalaran ilmiah yang teruji (Majelis Profesor Riset Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, 2007).

Keterampilan meneliti / riset meliputi keterampilan dasar, yaitu observasi,


mengukur, klasifikasi, komunikasi, membuat inferensi, membuat prediksi,
dan keterampilan terintegrasi berupa menafsirkan data, mengendalikan variabel,
membuat definisi operasional, dan merumuskan hipotesis, dan melaksanakan eksperimen.

C. Riset Medis

Riset medis (medical research), riset biomedis (biomedical research) atau ilmu
kedokteran eksperimental (experimental medicine) adalah penelitian dasar, penelitian
aplikasi, atau penelitian translasional yang dilakukan untuk mendukung pengetahuan di
bidang kedokteran/kesehatan.
Riset medis bisa dibagi menjadi dua kategori umum: evaluasi metode pengobatan
baru untuk keamanan dan efektivitasnya (yang disebut dengan clinical trial), dan semua
jenis riset yang berkontribusi pada pengembangan metode pengobatan baru (yang disebut
dengan pre-clinical development).

Sebuah paradigma baru kepada riset biomedis adalah dengan ditemukannya


istilah penelitian transasional yang fokus pada loop umpan balik yang iteratif antara
penelitian dasar dan penelitian aplikasi. Hal ini salah satunya dikarenakan ilmu
kedokteran, yang terikat secara tidak langsung dengan faktor genetik (pasien maupun
parasit penyebab penyakit) akan terus berkembang mengikuti perkembangan mutasi dan
evolusi genetik.

Riset medis dapat berkontribusi pada bidang kesehatan


masyarakat, biokimia, riset klinis, mikrobiologi, fisiologi, onkologi, pembedahan, dan
riset pada penyakit secara spesifik seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Penngkatan usia harapan hidup manusia dalam seratus tahun ini bisa dikaitkan
pada peningkatan pada riset medis. Beberapa yang paling berpengaruh yaitu vaksin untuk
penyakit polio dan campak, insulin untuk penderita diabetes, berbagai antibiotik,
pengobatan untuk penyakit [darah tinggi], peningkatan kualitas pengobatan
penderita AIDS, penyumbatan pembuluh darah, pembedahan mikro, dan kanker. Proyek
Genom Manusia juga diyakini dapat memberikan pengetahuan baru dalam riset medis.
Namun masalah seperti ketahanan antibiotik dan obesitas masih menjadi tantangan besar
di bidang kedokteran.

Kebanyakan riset di bidang ini dilakukan oleh ilmuwan biomedis. Namun


kontribusi signifikan juda bisa dibuat oleh pakar biologi, kimia, farmasi, bahkan fisika.
Riset medis yang dilakukan pada manusia harus melalui serangkaian etika medis yang
diatur dalam Deklarasi Helsinki. Dalam semua kasus, etika riset juga harus dihormati.

D. Desain Penelitian Kebidanan

Penelitian kebidanan merupakan suatu kegiatan penelitian yang membahas


masalah kebidanan yang timbul berdasarkan teori-teori ilmiah dan kenyataan objektif
sehingga dapat dibuat suatu analisis untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang benar
1. Jenis Penelitian menurut metode
Jenis penelitian menurut metode dapat digolongkan atas :
a. Metode penelitian survey (Survey Research Method)
Pada survey penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti
atau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel).
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya. Dalam
penelitian survey, hasil dari penelitian tersebut merupakan hasil dari keseluruhan
(hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil populasi)
Penelitian Survey :
1) Penelitian survey deskriptif Penelitian ini sering juga disebut penelitian
penjelajahan (eksploratory study). Penelitian survey deskriptif diarahkan untuk
mendeskriptifkan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau
masyarakat
Mis : Distribusi penyakit di dalam masyarakat dan kaitannya dengan umur, jenis
kelamin, dan karakteristik lain.
2) Penelitian Survey Analitik Umur Jenis Kelamin Anak ke- berapa Suku Bangsa
Jumlah saudara Lama Bekerja Tugas Pokok Tugas tambahan dll Penelitian
diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi.
Mis : - Mengapa penyakit menyebar di suatu masyarakat - Mengapa penyakit
terjadi pada seseorang - Mengapa masyarakat tidak menggunakan fasilitas yang
telah tersedia.
Penelitian ini biasanya berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why), oleh
sebab itu penelitian ini disebut juga penelitian penjelasan (eksplanatory study)
Penelitian analitik survey dibedakan atas :
a) Seksional Silang (Cross sectional) Adalah suatu penelitian dimana variable-
variabel yang termasuk factor risiko dan variable-variabel yang termasuk efek
diobservasi sekaligus pada wakyu yang sama.
b) Studi Retrospektif (Retrospective Study) Penelitian ini adalah penelitian yang
berusaha melihat ke belakang (back ward looking) artinya pengumpulan data
dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Penelitian ini disebut juga dengan
penelitian Case Control (efek atau penyakit/status kesehatan) diidentifikasi pada
saat ini, kemudian factor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu
yang lalu.
c) Studi Prospektif (Prospektif Study) Yaitu suatu penelitian survey (non
eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara factor risiko
dengan efek (penyakit). Suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari
dinamika korelasi antara factor risiko dengan efek melalui pendekatan
longitudinal ke depan atau prospektif, artinya factor risiko yang akan dipelajari
diidentifikasi dulu, kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek
yaitu penyakit atau salah satu indicator status kesehatan.

b. Metode penelitian Eksperimen

Peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable independennya,


kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen variable.
Percobaan yang dimaksud adalah suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan
terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian serta pengamatan terhadap
perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut

Tujuan : - untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intervensi sering
disebut penelitian intervensi = iontervention studies

2. Jenis Penelitian Menurut Tujuan

Penelitian melakukan penelitian sesuai dengan apa yang ingin dicapainya, dapat
dibedakan atas :

a. Penelitian Eksploratif Peneliti ingin mennggali secara luas tentang sebab-sebab atau
hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.

b. Penelitian Developmental atau penelitian pengembangan Suatu penelitian yang


bertujuan untuk mengadakan percobaan dan penyempurnaan. Contoh : Sie Research and
developmental (R&D) dipabrik yang bertugas mengadakan penelitian tentang hasil
mencoba meningkatkan mutu dalam skala kecil dan kalau ternyata hasilnya lebih baik
lalu dikenakan dalam skala luas. Sie ini dikenal juga dengan bagian Litbang dan termasuk
pada penelitian operation research.

c. Penelitian Verikatif Penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil


penelitian lain. Contoh : Pada tahun 1980 diadakan penelitian tentang soladiritas rakyat
pedesaan dan dihasilkan suatu kesimpulan, 2 tahun kemudian dilakukan penelitian yang
sama.

d. Penelitian Kebijakan Penelitian yang menyangkut tindakan yang diambil oleh


pemerintah dan diberlakukan secara luas. Contoh : Upaya meningkatkan disiplin
karyawan, strategi yang telah ditemukan (diperkirakan paling tepat) disebar melalui
angket kepada karyawan guna mendapatkan usul-usul. Untuk mengefektifkan strategi
dimaksud. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket digunakan untuk
menentukan kebijakan yang diambil oleh lembaga pemerintah tersebut sebagai upaya
meningkatkan disiplin karyawan.

3. Jenis Penelitian Menurut Pendekatan

a. Pendekatan Longitudinal (keterangan seperti pada jenis penelitian prospektif study di


atas).

b. Pendekatan Cross Sectional (keterangan seperti pada jebis penelitian cross sectional di
atas)

Anda mungkin juga menyukai