Anda di halaman 1dari 27

PERBANYAKAN

BENIH TEBU melalui


KULTUR JARINGAN

Ruly Hamida

disampaikan pada

Webinar Produksi Benih Tebu dan Pengelolaan Hama


Penggerek Tebu

Malang, 9 Juni 2020


PENDAHULUAN
Langkah strategis program akselerasi peningkatan
produksi gula nasional

1 Bongkar ratoon
2 Penggantian varietas unggul baru
3 Penggunaan benih sehat dan bermutu

Kendala Utama
Ketersediaan sumber benih sehat terbatas
Tingkat serangan penyakit tinggi
Lanj…
Guna mendukung : perlu ketersediaan benih (jumlah
cukup, mutu, komposisi, dan jenis varietas yang
sesuai dengan lokasi.

Pengadaan benih dalam skala besar + cepat +


seragam + bebas penyakit : sulit dipenuhi melalui
teknologi  perbanyakan konvensional

Teknologi pilihan dan teknologi


harapan  kultur in-vitro

Totipotency
G0 = generasi nol ialah benih tebu yang berasal dari proses
kultur jaringan/mikropropagasi untuk perbanyakan varietas tebu
unggul baru atau penyehatan benih

G1 = generasi satu ialah benih tebu hasil proses perbanyakan dari


pertanaman G0 berupa budset atau budchip

G2 = generasi dua ialah benih tebu yang dihasilkan dari


pertanaman G1 berupa budset atau budchip
KULTUR JARINGAN TEBU
 Konsep awal digunakan untuk produksi
benih penjenis (breeder seed)
 Kultur jaringan menyediakan benih sehat
dengan waktu cepat (dihasilkan setiap
waktu)
 Bahan tanaman dan pohon induk sedikit
 Ketrampilan teknik dan kesiapan lab
Kultur Jaringan masih terbatas
 benih cepat dan sehat butuh biaya mahal
Aklim. 1 Aklim. 2
1 bln 1-2 bln
1 bln
Kultur jaringan

G0

6 bln

6 bln

Sumber Eksplan
(4-7 bulan)
G2 G1
Perbanyakan Tebu Balittas

1 PSMLG 1 Agribun
2 PSMLG 2 Agribun

3 AAS Agribun

4 AMS Agribun

5 ASA Agribun

6 CMG Agribun
Pengambilan Eksplan
Penanaman Eksplan

MS I + 4 mg/l 2,4 D + 10 % CW (gelap))


( ± 4 mgg)

( ± 4 mgg)

MS + NAA + Kinetin + CH. (terang)


( ± 4 mgg)
Pasir walet + P. kompos (3:1) → 1 bulan
Pasir walet + P. kompos (3:1) → 2 bulan
Kendala awal penanaman tanaman
berdinding lunak (tebu)
1. Kontaminasi : cendawan, bakteri
Sterilisasi terlalu “lemah”
2. Jaringan mati : sterilisasi terlalu keras
3. Oksidasi fenol (“browning”)
Mengatasi dengan arang aktif, antioksidan (PVP, asam
askorbat)
4. Dormansi
Mengatasi dengan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT)
5. Respon awal/daya regenerasi lambat
Mengatasi dengan + ZPT, sub kultur berulang, formulasi
media yang tepat
PERSIAPAN G1 DARI G0
PENGADAAN BENIH G1

Pengolahan lahan (PKP) 90–135 cm


kedalaman juringan 15–20 cm.

Kedalaman Lubang tanam 10–20 cm


dan jarak antar lubang 40-60 cm.
ü Dosis pupuk180 kg N, 75 kg P2O5 dan 75
kg K2O per Ha.
ü 1/3 dosis pupuk N dan satu dosis penuh
pupuk P diberikan pada saat tanam sebagai
pupuk dasar atau paling lambat satu
minggu setelah tanam.

Sisa pupuk N dan K diberikan pada umur


1–1,5 bulan setelah tanam.
Pemeliharaan
• Pengendalian gulma dilakukan pada awal tanaman 
tebu berumur 3,5 bulan.
• Pembumbunan dilakukan minimal 2 kali  satu dan
dua bulan setelah tanam.
• Monitoring hama dan penyakit sejak umur 1 bulan.
• Tanaman benih tebu tidak dilakukan klentek
• Roguing (2 kali) : 3 bulan dan 5 bulan (deskripsi
varietas).
Panen benih
qPanen benih  pada umur 6-8 bulan, dengan
cara mengambil batang yang memiliki minimal
9 ruas.
qMata yang digunakan untuk benih berasal dari
daun +5 hingga +11 atau membuang 3 ruas
atas dan 2 ruas bawah.
qSelanjutnya diproses sesuai dengan bentuk
benih (bud set atau bud chips) untuk bahan
tanam kebun benih G2.
Panen dan Prosesing benih tumbuh

Panen benih tebu umur 6-8 bln

Pengangkutan benih tebu dari lapang


Pembuangan pelepah daun

Pengambilan mata tebu dengan budchiper


Perlakuan HWT 52oC  30’

Perendaman pada fungisida dan ZPT  10’


Penanaman benih tebu budchip pada
bedengan

Benih semai umur 21-30 hari  pindah


tanam pada pottray
Benih tumbuh pada pottray

Benih tumbuh pada pottray umur 3 bulan


Kebun benih tebu G2 hasil kultur jaringan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai