Anda di halaman 1dari 5

➢ Perhitungan Rasio Keuangan Daerah

1) Rasio Kemandirian

Rasio PAD
= x 100%
Kemandirian Total Pendapatan Transfer

Rasio 483.379.398.034,84
= x 100%
Kemandirian 1.376.175.794.387,00

= 35,12%

Keterangan :
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat dihitung besarnya rasio kemandirian pemerintah
daerah Kota Bandar Lampung pada tahun 2016 menghasilkan angka sebesar 35,12%,
dimana PAD sebesar Rp 483.379.398.034,84 dibagi dengan total pendapatan transfer dana
perimbangan sebesar Rp 1.376.175.794.387,00.
Dengan jumlah rasio tersebut, menurut pola hubungan tingkat kemandirian daerah
Kota Bandar Lampung dikatakan rendah, sehingga masuk ke dalam kategori pola hubungan
konsultatif, yang berkisar antara 25%-50%. Pola hubungan konsultatif, adalah campur
tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang dan lebih banyak pada pemberian
konsultasi karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi daerah. Ini
berarti pemerintah daerah sudah mulai mandiri walaupun tetap harus terus dipantau.

2) Rasio Efektivitas

Rasio Realisasi PAD


= x 100%
Efektivitas Target Penerimaan PAD

Rasio 483.379.398.034,84
= x 100%
Efektivitas 757.745.187.987,05

= 63,79%

Keterangan :
Berdasarkan hasil perhitungan rasio diatas, besarnya rasio efektivitas pemerintah
daerah Kota Bandar Lampung pada tahun 2016 menghasilkan angka sebesar 63,79%,
dimana realisasi PAD Rp 483.379.398.034,84 dibagi dengan target penerimaan PAD Rp
757.745.187.987,05.
Dengan jumlah rasio tersebut, dapat disimpulkan bahwa rasio efektivitas Kota Bandar
Lampung tahun 2016 dikatakan kurang efektif, yang berkisar antara 60%-80%. Tetapi
terdapat peningkatan efektivitas pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan tahun 2015
yang memiliki rasio sebesar 51,69% yang dimana dikatakan sangat tidak efektif, yang
berkisar berada dibawah 60%.

3) Rasio Efisiensi

Rasio Realisasi Belanja Daerah


= x 100%
Efisiensi Realisasi Pendapatan Daerah

Rasio 1.754.779.921.285,90
= x 100%
Efisiensi 2.057.086.652.010,39

= 85,30%

Keterangan :
Berdasarkan hasil analisa rasio diatas, besarnya rasio efisiensi pemerintah daerah Kota
Bandar Lampung menunjukan bahwa pada tahun 2016 realisasi Belanja Daerah Rp
1.754.779.921.285,90 dibagi dengan realisasi Pendapatan Daerah Rp 2.057.086.652.010,39,
menghasilkan angka sebesar 85,30%.
Hal ini dapat diartikan bahwa rasio efisiensi Kota Bandar Lampung dikatakan cukup
efisien, yang berkisar antara 80%-90%. Rasio ini mengalami penurunan dari tahun sebelum
nya, yang dimana pada tahun 2015 dikatakan kurang efisien yaitu sebesar 95,27%, yang
berkisar antara 90%-100% karena semakin rendah persentase rasio efisiensi, maka akan
semakin efisien.

4) Rasio Pertumbuhan
✓ Pendapatan Daerah

Pn - Po
r = x 100%
Po
2.057.086.652.010,39 - 1.843.540.674.593,39
r = x 100%
1.843.540.674.593,39
213.545.977.417
= x 100%
1.843.540.674.593,39

= 11,58%
Keterangan :
Berdasarkan penghitungan rasio pertumbuhan pendapatan daerah, realisasi
pendapatan pemerintah Kota Bandar Lampung pada tahun 2016 mengalami kenaikan
atau pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 11,58%, yang dimana pendapatan tahun
2016 sebesar Rp 2.057.086.652.010,39 dikurangi dengan pendapatan tahun 2015 sebesar
Rp 1.843.540.674.593,39 yang menghasilkan Rp 213.545.977.417, kemudian selisih
pendapatan 2016 dengan pendapatan 2015 dibagi dengan pendapatan tahun dasar 2015.

✓ Belanja Daerah

Pn - Po
r = x 100%
Po
1.754.779.921.285,90 - 1.756.450.769.235,28
r = x 100%
1.756.450.769.235,28
(1.670.847.949)
= x 100%
1.756.450.769.235,28

= (0,09513%)

Keterangan :
Berdasarkan penghitungan rasio pertumbuhan belanja daerah, realisasi belanja
pemerintah Kota Bandar Lampung pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar
(0,09513%), yang dimana belanja daerah tahun 2016 sebesar Rp 1.754.779.921.285,90
dikurangi dengan belanja daerah tahun dasar 2015 sebesar Rp 1.756.450.769.235,28
yang menghasilkan (Rp 1.670.847.949), kemudian selisih belanja daerah 2016 dengan
belanja daerah 2015 dibagi dengan total belanja daerah tahun dasar 2015.

Hal ini dapat dilihat bahwa Semakin tinggi nilai Total Pendapatan Daerah (TPD),
PAD, dan Belanja Modal yang diikuti oleh semakin rendahnya Belanja Operasi, maka
pertumbuhannya adalah positif. Artinya, bahwa daerah yang bersangkutan telah mampu
mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhannya dari periode satu ke periode
berikutnya. Jika semakin tinggi nilai TPD, PAD, dan Belanja Operasi yang diikuti oleh
semakin rendahnya Belanja Modal, maka pertumbuhannya adalah negatif. Artinya,
bahwa daerah belum mampu meningkatkan pertumbuhan daerahnya.
5) Rasio Desentralisasi Fiskal

Rasio Desentralisasi PAD


= x 100%
Fiskal Total Pendapatan Daerah

Rasio Desentralisasi 483.379.398.034,84


= x 100%
Fiskal 2.057.086.652.010,39

= 23,50%

Keterangan :
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat dihitung besarnya rasio desentralisasi pemerintah
daerah Kota Bandar Lampung pada tahun 2016 menghasilkan angka sebesar 23,50%,
dimana PAD Rp 483.379.398.034,84 dibagi dengan total pendapatan daerah sebesar Rp
2.057.086.652.010,39.
Dengan jumlah rasio tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan keuangan
daerah Kota Bandar Lampung dikatakan sedang, yang berkisar antara 20%-30%. Tingkat
rasio ini juga cukup meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang memiliki rasio
sebesar 21,56%

6) Rasio Keserasian
✓ Belanja Operasi

Rasio Belanja Total Belanja Operasi


= x 100%
Operasi Total Belanja Daerah

Rasio Belanja 1.553.965.702.535,30


= x 100%
Operasi 1.754.779.921.285,90

= 88,56%

Keterangan :
Berdasarkan hasil analisa rasio diatas, besarnya rasio belanja operasi pemerintah
daerah Kota Bandar Lampung menunjukan bahwa pada tahun 2016 Total Belanja
Operasi sebesar Rp 1.553.965.702.535,30 dibagi dengan Total Belanja Daerah sebesar
Rp 1.754.779.921.285,90, menghasilkan angka sebesar 88,56% yang dapat dikatakan
mengalami peningkatan. Rasio ini mengalami peningkatan dari tahun sebelum nya, yang
dimana pada tahun 2015 diperoleh sebesar 85,96%.
✓ Belanja Modal

Rasio Belanja Total Belanja Modal


= x 100%
Modal Total Belanja Daerah

Rasio Belanja 199.207.452.554,60


= x 100%
Modal 1.754.779.921.285,90

= 11,35%

Keterangan :
Berdasarkan hasil analisa rasio diatas, besarnya rasio belanja modal pemerintah
daerah Kota Bandar Lampung menunjukan bahwa pada tahun 2016 Total Belanja Modal
sebesar Rp 199.207.452.554,60 dibagi dengan Total Belanja Daerah sebesar Rp
1.754.779.921.285,90, menghasilkan angka sebesar 11,35% yang dapat dikatakan
mengalami penurunan. Rasio ini mengalami penurunan dari tahun sebelum nya, yang
dimana pada tahun 2015 diperoleh sebesar 13,96%.
Menurut uraian dan perhitungan di atas bahwa sebagian besar dana yang dimiliki
pemerintah daerah masih diprioritaskan untuk kebutuhan belanja operasi sehingga rasio
belanja modal relatif kecil.

➢ Solusi atau Saran


✓ Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung harus bisa mempertahankan hasil kinerja
mereka terutama dalam hal pengoptimalan Pendapatan Asli Daerah yang bisa mereka
dapatkan.
✓ Untuk pengoptimalan Pendapatan Asli Daerah, pemerintah daerah Kota Bandar
Lampung juga harus meningkatkan alokasi dana mereka untuk Belanja Modal dan
pembangunan.
✓ Sebaiknya untuk penelitian berikutnya, dilakukan penelitian secara keseluruhan unsur
terhadap laporan keuangan pemerintah daerah Kota Bandar Lampung karena penelitian
ini hanya dibataskan kepada laporan anggaran dan realisasi APBD.
✓ Perhitungan penelitian ini hanya menggunakan beberapa model analisis rasio keuangan
sehingga tidak didapat hasil analisis yang lengkap dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai