E DENGAN TONSILITIS
MAKALAH
Disusun oleh:
LENI PERTIWI
CIREBON
2023
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Tonsilitis”.
Penulis
i
`
DAFTAR ISI
Halaman
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 27
B. Saran …………………………………………………………………… 28
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil atau biasa disebut amandel, yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasus tonsilitis adalah
karena infeksi. (Reeves, Roux, Lockhart,2001 ).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa data yang terjadi pada pasien dengan tonsillitis di ruang
kamar operasi RS.Sumber Kasih Cirebon?
1
`
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
2
`
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Tonsilitis
3
`
Tanda dan gejala tonsilitis menurut ( Smeltzer & Bare, 2000) ialah sakit
tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan menurut
Soepardi et al., ( 2007 ) tanda dan gejala yang timbul yaitu nyeri tenggorok,
tidak nafsu makan, nyeri menelan, kadang-kadang disertai otalgia, demam
tinggi, serta pembesaran kelenjar submandibuler dan nyeri tekan.
a. Tonsilitis akut
Menurut Soepardi et al., ( 2007 ) tonsilitis akut dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Tonsilitis viral Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond
cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering
adalah virus Epstein Barr. Hemofilus influenzae merupakan penyebab
tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi infeksi virus coxschakie, maka pada
pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-luka kecil pada palatum dan
tonsil yang sangat nyeri dirasakan pasien.
menetap untuk sementara waktu ataupun untuk waktu yang lama dan
mengakibatkan gejala-gejala akut kembali ketika daya tahan tubuh penderita
mengalami penurunan. Bakteri penyebab tonsilitis kronis pada umumnya sama
dengan tonsilitis akut yaitu Streptococcus 16 pnemonia, Haemopilus
influenzae, Streptococcus B hemolitikus, Streptococcus viridians (Colman,
2001).
C. Patofisiologi
Patologi penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi berulang pada
tonsil maka pada suatu waktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman
sehingga kuman kemudian bersarang di tonsil. Pada keadaan inilah fungsi
pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi (fokal infeksi) dan
satu saat kuman dan toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada
saat keadaan umum tubuh menurun (Farokah, 2007).
Karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa
juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan
limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga
kripta melebar. Secara klinik kripta ini tampak diisi oleh detritus. Proses
berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan
perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilaris. Pada anak proses ini
disertai dengan pembesaran kelenjar limfa submandibula (Rusmarjono, 2006).
c. Demam
d. Kehilangan nafsu makan
e. Amandel merah dan bengkak
f. Kelenjar getah bening bengkak di kedua sisi leher
g. Perubahan suara ( seperti terdengar serak atau teredam).
E. Komplikasi
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat.
Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah
kuman streptococcus. Komplikasi yang lain dapat berupa :
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
disebabkan oleh streptoccus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad, dkk.
2007)
2. Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah
pada rupture spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad, dkk.
2007)
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke
dalam sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad, dkk. 2007)
4. Laringitis
Merupakan proses peradangan dari membrane mukosa yang
membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang
disebabkan karena virus, bakteri, lingkungan, maupun karena alergi
( Reeves, Roux, Lockhart, 2001)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik : adanya nyeri telan tidak, lihat adanya kemerahan
dan pembengkakan pada tonsil tidak, oral hygien
3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium, usap tonsilar
dikultur untuk menentukan adanya infeksi bakteri, jika tonsil adenoid
ikut terinfeksi maka dapat menyebabkan otitis media supruratif yang
mengakibatkan kehilangan pendengaran, pasien harus diberikan
pemeriksaan audiometik secara menyeluruh.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tonsilitis secara umum :
7
`
H. PATHWAY
Virus dan Bakteri
Reaksi antigen dan antibody dalam tubuh
Antibody dalam tubuh tidak dapat melawan antigen kuman
Virus dan bakteri menginfeksi tonsil
Epitel terkikis
Inflamasi tonsil
Resiko
infeksi
i. Diagnosa Keperawatan
D.0077 Nyeri Akut b.d adanya Inflamasi
Definisi:
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab:
Agen pencedera fisiologis ( mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
Agen pencedera kimiawi (mis.terbakar, bahan kimia iritan)
Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
Gejala dan Tanda Mayor
10
`
Subjektif :
Mengeluh nyeri
Objektif :
Tampak meringis
Bersikap protektif (mis.waspada, posisi menghindar nyeri)
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
Tidak tersedia
Objektif :
Tekanan darah meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan berubah
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis
11
`
Kriteria Hasil :
Meningkat Cukup Sedang Cukupmenurun
meningkat menurun
Keluhan 1 2 3 4 5
nyeri
Meringis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulit 1 2 3 4 5
an
tidur
Sikap 1 2 3 4 5
protek
tif
13
`
2. Kurang terpapar Menurun Cukup Sedang Cukup meningk aktifitas fisik yang sesuai
menurun meningkat at
informasi
Rencanakan program
3. Kurang mampu pengobatan untuk
mengingat perawatan di rumah
4. Ketidaktahuan Edukasi :
menemukan sumber
informasi Ajarkan pengaturan diet
Perilak 1 2 3 4 5
yang tepat
Kondisi Klinis Terkait : u
sesuai Kolaborasi :
1.Kondisi klinis yang denga
baru dihadapi oleh klien n Kolaborasi dengan ahli
anjura
gizi tentang target berat
n
2. Penyakit Akut badan , kebutuhan kalori
Kema 1 2 3 4 5
3. Penyakit Kronis mpuan
dan pilihan makanan
menjel
2. askan
penget
ahuan
tentan
g
suatu
topik
Kema 1 2 3 4 5
mpuan
mengg
ambar
kan
pengal
aman
sebelu
mnya
yang
sesuai
denga
n topik
Perilak 1 2 3 4 5
u
sesuai
denga
n
penget
ahuan
lingkungan
meningkat menurun Pertahankan teknik
Kebersiha 1 2 3 4 5 aseptic pada pasien
5. Ketidakadekuatan n beresiko tinggi
tangan
pertahanan tubuh primer :
Demam 1 2 3 4 5 Edukasi :
- Gangguan peristaltic
Nyeri 1 2 3 4 5 Jelaskan tanda dan
- Kerusakan integritas Bengka 1 2 3 4 5 gejala infeksi
kulit k
1 2 3 4 5
Ajarkan cara mencuci
Periode
- Perubahan sekresi PH tangan dengan benar
menggi
gil
- Penurunan kerja siliaris Ajarkan cara memeriksa
- Ketuban pecah lama kondisi luka atau luka
operasi
- Merokok
Anjurkan meningkatkan
- Statis cairan tubuh asupan nutrisi
6. Ketidakadekuatan Anjurkan meningkatkan
pertahanan tubuh asupan cairan
sekunder :
Kolaborasi :
- Penurunan Homoglobin
Kolaborasi pemberian
- Imununosupresi
antibiotik
- Supresi respon
inflamasi
- Vaksinasi tidak adekuat
15
`
16
`
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian/Pengumpulan Data
a. Anamnesa
1. Identitas Pasien
Nama : An. E
Umur : 4 tahun
Agama : Islam
Pendidikan :-
No. RM : 8320106
2. Keluarga
IBU
Umur : 21 tahun
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
17
`
AYAH
Umur : 20 tahun
Pendidikan : SMK
3. Keluhan utama
4. Keluhan Tambahan
b. Riwayat Kesehatan
Sering sakit tenggorokan dan nyeri saat menelan sejak 2 tahun yang
lalu
2. Perkembangan Fisik
3. Riwayat Alergi
18
`
c. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
Berat badan : 21 kg
2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,5 o C
Nadi : 80 X/menit
Respirasi : 20 X/menit
3. Kepala
4. Leher
5. Dada
19
`
6. Payudara
7. Abdomen
8. Genitalia
d. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
HEMATOLOGI
Darah Rutin
- Hemoglobin 12,8 14,0 – 17,5 Gg/dl
- Hematokrit 37 33 - 45 %
- Lekosit 15.700 6.000 – 17.000 Sel/ uL
- Trombosit 350 140- 392 103 / µL
- Eritrosit 4.27 3.8 – 5.8 Juta/ul
Hitung Jenis Lekosit
- Basofil 0 0-1 %
- Eosinofil 0 2-4 %
- Neutrofil Batang 0 3–5 %
- Neutrofil Segmen 64 50 – 70 %
- Limfosit 30 25 – 40 %
- Monosit 6 2-8 %
Index Eritrosit
20
`
- MCV 87 74 – 102 Fl
- MCH 30 28 – 33 pg
- MCHC 34 33 – 36 g/dL
- RDW- CV 13.5 10 – 15 %
- NLR 2.13 0.78 – 3.53
HEMOSTASIS
- Masa Pendarahan 1’30’’ 1–3 Menit
(BT)
Menit
- Masa Pembekuan
4’00’’ 2–6
(CT)
21
`
e. Terapi
B. Analisa Data
22
`
DO :
Tindakan Tonsilektomi
- Pasien tampak tegang
- TD : 90 / 60 Mmhg
- N : 80 x / mnt
- RR : 20 x/ mnt Defisit Pengetahuan
23
`
D. Intervensi Keperawatan
pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaboratif :
Pemberian antalgin
bila diperlukan
25
`
26
`
A:
Nyeri Akut
P:
- Identifikasi
skala nyeri
27
`
- Edukasi
Manajemen
nyeri
Manajemen
kenyamanan
lingkungan
28
`
29
`
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat kesamaan tanda dan gejala yang muncul dan dialami oleh
An. E dengan yang disebutkan dalam literature
3. Intervensi
30
`
4. Implementasi
5. Evaluasi
31
`
B. Saran
32
`
DAFTAR PUSTAKA
33