Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

E DENGAN TONSILITIS

DI RUANG OPERASI RS.SUMBER KASIH CIREBON

MAKALAH

Diajukan Untuk Kenaikan Golongan Rs.Sumber Kasih

Disusun oleh:

LENI PERTIWI

RUMAH SAKIT SUMBER KASIH

CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Tonsilitis”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan


kesulitan. Namun berkat kerja keras dan bantuan dari semua pihak, akhirnya makalah
ini tersusun juga. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh


dari sempurna. Untuk itu, penulis berharap saran dan kritik yang konstruktif dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi penulis pribadi.

Cirebon, 05 September 2023

Penulis

i
`

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………... i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1
C. Tujuan ………………………………………………………………… 2
D. Manfaat ……………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian …………………………………………………………… 3
B. Etiologi ………………………………………………………………. 4
C. Patofisiologi …………………………………………………………. 4
D. Gejala Klinis …………………………………………………………. 6
E. Komplikasi …………………………………………………………… 6
F. Pemeriksaan Diagnostik ……………………………………………… 7
G. Penatalaksanaan ……………………………………………………….. 7
H. Pathway ………………………………………………………………. 9
I. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………….. 10

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian/Pengumpulan data ………………………………………… .. 16
B. Analisa Data ………………………………………………………........ . 21
C. Prioritas Diagnosa Keperawatan …………………………………......... .. 22
D. Intervensi Keperawatan ………………………………………………...... 23
E. Implementasi dan Evaluasi ………………………………………………… 25

BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 27
B. Saran …………………………………………………………………… 28
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil atau biasa disebut amandel, yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasus tonsilitis adalah
karena infeksi. (Reeves, Roux, Lockhart,2001 ).

Tonsilitis merupakan kumpulan besar jaringan limfoid dibelakang faring yang


memiliki keaktifan munologic (Ganong, 1998). Tonsil berfungsi mencegah agar
infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki
tubuh melalui mulut, hidung, dan tenggorokan, oleh karena itu tidak jarang tonsil
mengalami peradangan .

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa data yang terjadi pada pasien dengan tonsillitis di ruang
kamar operasi RS.Sumber Kasih Cirebon?

2. Bagaimana menetapkan diagnose keperawatan yang terjadi pada pasien


tonsillitis di ruang kamar operasi RS.Sumber Kasih Cirebon?

3. Bagaimana menetapkan intervensi keperawatan yang terjadi pada pasien


tonsillitis di ruang kamar operasi RS.Sumber Kasih Cirebon?

4. Bagaimana menetapkan implementasi keperawatan yang terjadi pada pasien


tonsillitis di ruang kamar operasi RS.Sumber kasih Cirebon?

5. Bagaimana menetapkan evaluasi keperawatan yang terjadi pada pasien dengan


tonsillitis di ruang kamar operasi RS.Sumber Kasih Cirebon?

1
`

C. Tujuan Masalah

1. Tujuan umum

Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan


tonsillitis, mengetahui penyebab dan gejala dari tonsillitis.

2. Tujuan khusus

a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian, analisa data yang terjadi


pada pasien dengan tonsillitis di ruang kamar operasi RS.Sumber Kasih
Cirebon.

b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan diagnosa keperawatan


yang terjadi pada pasien dengan tonsillitis di ruang kamar operasi
RS.Sumber Kasih Cirebon

2
`

c. Memperoleh pengalaman nyata menetapkan intervensi keperawatan yang


terjadi pada pasien tonsillitis diruang kamar operasi RS.Sumber Kasih
Cirebon

d. Memperoleh pengalaman nyata menetapkan implementasi keperawatan


yang terjadi pada pasien tonsillitis di ruang kamar operasi RS.Sumber
Kasih Cirebon

e. Memperoleh pengalaman nyata menetapkan evaluasi keperawatan yang


terjadi pada pasien tonsillitis di ruang kamar operasi Rs.Sumber Kasih
Cirebon

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan mengenai kejadian tonsilitis di ruang kamar


operasi Rumah Sakit Sumber Kasih

2. Bagi Tenaga Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan mengenai


aplikasi teori pasien dengan tonsillitis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tonsilitis

Tonsillitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau


amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001).
Tonsilitis adalah infeksi amandel pada kelenjar di kedua sisi belakang
tenggorokam. Amandel adalah bagian dari system kekebalan, yang melindungi
dan membantu tubuh untuk melawan infeksi. Tonsillitis sangat umum dan
dapat terjadi pada semua usia. Hal ini paling umum pada anak anak dan dewasa
muda. Tonsillitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman
streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus
pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus. (Mansjoer, A. 2000).

3
`

Tanda dan gejala tonsilitis menurut ( Smeltzer & Bare, 2000) ialah sakit
tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan menurut
Soepardi et al., ( 2007 ) tanda dan gejala yang timbul yaitu nyeri tenggorok,
tidak nafsu makan, nyeri menelan, kadang-kadang disertai otalgia, demam
tinggi, serta pembesaran kelenjar submandibuler dan nyeri tekan.
a. Tonsilitis akut
Menurut Soepardi et al., ( 2007 ) tonsilitis akut dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Tonsilitis viral Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond
cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering
adalah virus Epstein Barr. Hemofilus influenzae merupakan penyebab
tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi infeksi virus coxschakie, maka pada
pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-luka kecil pada palatum dan
tonsil yang sangat nyeri dirasakan pasien.

2) Tonsilitis bakterial Radang akut tonsil yang dapat disebabkan oleh


kuman grup A streptokokus, β hemolitikus yang dikenal sebagai strep
throat, pneumokokus, streptokokus viridan, streptokokus piogenes.
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan
reaksi radang berupa keluarnya leukosit 14 polimorfonuklear sehingga
terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis akut dengan detritus yang jelas
disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini menjadi satu,
membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris. Tanda dan
gejala tonsilitis akut yaitu seperti demam mendadak, nyeri tenggorokan,
ngorok, dan kesulitan menelan (Smeltzer, 2001). Sedangkan menurut
Mansjoer (2000) adalah suhu tubuh naik sampai 40ºC, rasa gatal atau
kering di tenggorokan, lesu, nyeri sendi, odinofagia (nyeri menelan),
anoreksia, dan otalgia (nyeri telinga). Bila laring terkena suara akan
menjadi serak. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemisis, tonsil
membengkak, dan hiperemisis.
b. Tonsilitis Kronik Tonsilitis Kronis secara umum diartikan sebagai infeksi
atau inflamasi pada tonsila palatina yang menetap (Chan, 2009). Adapun
yang dimaksud kronik adalah apabila terjadi perubahan histologik pada
tonsil, yaitu didapatkannya mikroabses yang diselimuti oleh dinding
jaringan fibrotik dan dikelilingi oleh zona sel – sel radang (Rivai L. dalam
Boedi Siswantoro, 2003). Adapun faktor predisposisi dari tonsilitis kronis
yaitu pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat, higiene mulut yang
buruk, pengaruh cuaca , kelelahan fisik, dan juga merokok (Soepardi et
al., 2009).
B. Etiologi
Penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari tonsilitis
akut yang mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil atau kerusakan ini
dapat terjadi bila fase resolusi tidak sempurna. Organisme patogen dapat
4
`

menetap untuk sementara waktu ataupun untuk waktu yang lama dan
mengakibatkan gejala-gejala akut kembali ketika daya tahan tubuh penderita
mengalami penurunan. Bakteri penyebab tonsilitis kronis pada umumnya sama
dengan tonsilitis akut yaitu Streptococcus 16 pnemonia, Haemopilus
influenzae, Streptococcus B hemolitikus, Streptococcus viridians (Colman,
2001).

C. Patofisiologi
Patologi penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi berulang pada
tonsil maka pada suatu waktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman
sehingga kuman kemudian bersarang di tonsil. Pada keadaan inilah fungsi
pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi (fokal infeksi) dan
satu saat kuman dan toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada
saat keadaan umum tubuh menurun (Farokah, 2007).
Karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa
juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan
limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga
kripta melebar. Secara klinik kripta ini tampak diisi oleh detritus. Proses
berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan
perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilaris. Pada anak proses ini
disertai dengan pembesaran kelenjar limfa submandibula (Rusmarjono, 2006).

Tonsilitis kronik merupakan penyakit yang paling sering dari radang


tenggorok, dengan gejala klinis sebagai berikut :
1. Gejala lokal, bervariasi dari rasa tidak enak di tenggorok, sakit
tenggorok, sulit sampai sakit menelan.
2. Gejala sistematis, perasaan tidak enak dibadan, malaise, sakit
kepala, badan panas, sakit pada otot dan persendian.
3. Tanda klinis, tonsil dengan debris pada kriptenya tonsil udem atau
hipertrofi, olika tonsilaris anterior hiperemis, dan pembengkakan
kelenjar limfe (Soepardi et al., 2009).
Tonsil dapat membesar bervariasi. Kadang-kadang tonsil dapat
bertemu di tengah. Standart untuk pemeriksaan tonsil berdasarkan
pemeriksaan fisik diagnostik diklasifikasikan berdasarkan rasio tonsil terhadap
orofaring (dari medial ke lateral) yang diukur antara pilar anterior kanan dan
kiri. (Brodsky, 2006)
5
`

1. T0 : Tonsil terletak pada fosa tonsil


2. T1 : kurang dari 25%
3. T2 : 25%-50%
4. T3 : 50%-75%
5. T4 : lebih dari 75%
Sedangkan menurut Thane & Cody (1993) pembesaran tonsil
dikatagorikan dalam ukuran T1 – T4 :
1. T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar
anterior – uvula
2. T2 : batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior uvula sampai
½ jarak anterior – uvula
3. T3 : batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior – uvula
sampai ¾ jarak pilar anterior – uvula
4. T4 : batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior – uvula sampai
uvula atau lebih Penatalaksanaan tonsilitis kronik dengan
antimikroba sering gagal untuk mengeradikasi kuman patogen dan
mencegah kekambuhan infeksi pada tonsil.
Kegagalan mengeradikasi organisme patogen disebabkan
ketidaksesuaian pemberian antibiotika atau penetrasi antibiotika yang
inadekuat (Hammouda, 2009).
Apabila terjadi infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan
serta kecurigaan neoplasma maka dilakukan tonsilektomi (Soepardi et al.,
2009).
Kriteria tonsilitis kronis yang memerlukan tindakan tonsilektomi,
umumnya diambil berdasarkan frekuensi serangan tonsilitis akut dalam
setahun yaitu tonsilitis akut berulang 3 kali atau lebih dalam setahun atau sakit
tenggorokan 4 – 6 kali setahun tanpa memperhatikan jumlah serangan
tonsilitis akut. Perlu diketahui, pada tonsilitis kronik, pemberian antibiotik
akan menurunkan jumlah kuman patogen yang ditemukan pada per mukaan
tonsil tetapi ternyata, setelah dilakukan pemeriksaan bagian dalam tonsil paska
tonsilektomi, ditemukan jenis kuman patogen yang sama bahkan lebih banyak
dari hasil pemeriksaan di permukaan tonsil sebelum pemberian antibiotik
(Amarudin & Christanto, 2007).
D. Gejala Klinis
Orang dengan tonsilitis sering bergejala :
a. Sakit tenggorokan dan leher
b. Nyeri ketika menelan
6
`

c. Demam
d. Kehilangan nafsu makan
e. Amandel merah dan bengkak
f. Kelenjar getah bening bengkak di kedua sisi leher
g. Perubahan suara ( seperti terdengar serak atau teredam).
E. Komplikasi
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat.
Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah
kuman streptococcus. Komplikasi yang lain dapat berupa :
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
disebabkan oleh streptoccus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad, dkk.
2007)
2. Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah
pada rupture spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad, dkk.
2007)
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke
dalam sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad, dkk. 2007)

4. Laringitis
Merupakan proses peradangan dari membrane mukosa yang
membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang
disebabkan karena virus, bakteri, lingkungan, maupun karena alergi
( Reeves, Roux, Lockhart, 2001)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik : adanya nyeri telan tidak, lihat adanya kemerahan
dan pembengkakan pada tonsil tidak, oral hygien
3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium, usap tonsilar
dikultur untuk menentukan adanya infeksi bakteri, jika tonsil adenoid
ikut terinfeksi maka dapat menyebabkan otitis media supruratif yang
mengakibatkan kehilangan pendengaran, pasien harus diberikan
pemeriksaan audiometik secara menyeluruh.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tonsilitis secara umum :

7
`

a. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotic peroral selama 10 hari, jika


mengalami kesulitan menelan bias diberikan dalam bentuk suntikan.
b. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun
2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun
waktu 2 tahun
3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun
waktu 3 tahun
4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Penatalaksanaan tonsilitis adalah :


a. Penatalaksanaan tonsilitis akut
1) Antibiotik golongan sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau
obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin
atau klidomisin
2) Antibiotic yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,
kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat
simptomatik.
3) Pemberian antipiretik
b. Penatalaksanaan tonsilitis kronik
1) Terapi local untuk hygiene mulut dengan obat kumur
2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau
terapi konservatif tidak berhasil
Tonsilektomi menurut Firman S (2006) yaitu :
a. Perawatan Prabedah
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan,
membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas.
b. Teknik Pembedahan
Anastesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan, pasien diposisikan
terlentang dengan kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan
ekstensi mulut ditahan terbuka dengan suatu penutup dan lidah didorong
keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk mencegah
inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi quillotine. Metode
apapun yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap.
c. Perawatan paska – bedah
1) Berbaring kesamping sampai bangun kemudian posisi mid flower
2) Memantau tanda-tanda perdarahan
3) Diet
- Memberikan cairan bila muntah reda
- Memberikan es cream, jus dingin
- Hindari minuman panas makanan kasar atau banyak bumbu selama
1 minggu
- Kompres es pada daerah leher
- Minum 2-3 liter / hari
- Memberikan analgesik
8
`

d. Mengajari pasien mengenal hal berikut


1) Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung
selama 1-2 minggu
2) Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang
tertelan
3) Tenggorokan tidak nyaman dapat sedikit bertambah antara hari ke 4
dan ke 8 setelah operasi.

H. PATHWAY
Virus dan Bakteri
Reaksi antigen dan antibody dalam tubuh
Antibody dalam tubuh tidak dapat melawan antigen kuman
Virus dan bakteri menginfeksi tonsil
Epitel terkikis
Inflamasi tonsil

Nyeri saat Pembengkakan


Respon inflamasi
menelan tonsil

Anoreksia Nyeri Sumbatan jalan nafas dan cerna


akut
9 Defisit
Pengetahuan
`

Intake tidak adekuat Tindakan Tonsilektomi

Resiko defisit Terputusnya pembuluh darah


nutrisi Luka terbuka
Pemajanan mikroorganisme

Resiko
infeksi

i. Diagnosa Keperawatan
D.0077 Nyeri Akut b.d adanya Inflamasi
Definisi:
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab:
 Agen pencedera fisiologis ( mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
 Agen pencedera kimiawi (mis.terbakar, bahan kimia iritan)
 Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
Gejala dan Tanda Mayor
10
`

Subjektif :
 Mengeluh nyeri

Objektif :
 Tampak meringis
 Bersikap protektif (mis.waspada, posisi menghindar nyeri)
 Gelisah
 Frekuensi nadi meningkat
 Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
 Tidak tersedia
Objektif :
 Tekanan darah meningkat
 Pola nafas berubah
 Nafsu makan berubah
 Proses berpikir terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri sendiri
 Diaforesis

Kondisi Klinis Terkait:


 Pembedahan
 Infeksi

11
`

L.08066 Tingkat Nyeri


Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat dan konsisten

Kriteria Hasil :
Meningkat Cukup Sedang Cukupmenurun
meningkat menurun

Keluhan 1 2 3 4 5
nyeri

Meringis 1 2 3 4 5

Gelisah 1 2 3 4 5

Kesulit 1 2 3 4 5
an
tidur

Sikap 1 2 3 4 5
protek
tif

I.08238 manajemen nyeri


Tindakan:
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.hypnosis, terapi
12
`

music, teknik imajinasi terbimbing, aromaterapi, terapi pijat, kompers hangat/dingin)


Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

Diagnosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)

D.0111 Defisit L.12111 I. 03111 Manajemen


Pengetahuan Gangguan Makan
Observasi:
Definisi :
Definisi : Memonitor asupan dan
Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan
keluarnya makanan dan
Ketiadaan atau dengan topik tertentu
cairan serta kebutuhan
kurangnya informasi
kalori
kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu Kriteria Hasil : Terapeutik :
Timbang berat badan
secara rutin
Faktor Resiko:
1. Kekeliruan mengikuti Diskusikan perilaku
anjuran makan dan jumlah

13
`

2. Kurang terpapar Menurun Cukup Sedang Cukup meningk aktifitas fisik yang sesuai
menurun meningkat at
informasi
Rencanakan program
3. Kurang mampu pengobatan untuk
mengingat perawatan di rumah
4. Ketidaktahuan Edukasi :
menemukan sumber
informasi Ajarkan pengaturan diet
Perilak 1 2 3 4 5
yang tepat
Kondisi Klinis Terkait : u
sesuai Kolaborasi :
1.Kondisi klinis yang denga
baru dihadapi oleh klien n Kolaborasi dengan ahli
anjura
gizi tentang target berat
n
2. Penyakit Akut badan , kebutuhan kalori
Kema 1 2 3 4 5
3. Penyakit Kronis mpuan
dan pilihan makanan
menjel
2. askan
penget
ahuan
tentan
g
suatu
topik

Kema 1 2 3 4 5
mpuan
mengg
ambar
kan
pengal
aman
sebelu
mnya
yang
sesuai
denga
n topik

Perilak 1 2 3 4 5
u
sesuai
denga
n
penget
ahuan

D.0142 Resiko infeksi L.14137 Tingkat Infeksi I.14539 Pencegahan


b.d tindakan Infeksi
Definisi :
tonsilektomi
Observasi :
Derajat infeksi berdasarkan observasi atau
sumber informasi  Monitor tanda dan
Definisi: gejala infeksi lokal dan
sistemik
Beresiko mengalami
14
`

peningkatan terserang Terapeutik :


organisme patogenik
 Batasi jumlah
Faktor Resiko: pengunjung
1. Penyakit Kronis (mis.  Berikan perawatan kulit
Diabetes Mellitus) pada area edema
2. Efek prosedur Invasif  Cuci tangan sebelum
3. Malnutrisi dan sesudah kontak
dengan pasien dan
Kriteria Hasil :
4. Peningkatan paparan lingkungan pasien
organisme pathogen Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun

lingkungan
meningkat menurun  Pertahankan teknik
Kebersiha 1 2 3 4 5 aseptic pada pasien
5. Ketidakadekuatan n beresiko tinggi
tangan
pertahanan tubuh primer :
Demam 1 2 3 4 5 Edukasi :
- Gangguan peristaltic
Nyeri 1 2 3 4 5  Jelaskan tanda dan
- Kerusakan integritas Bengka 1 2 3 4 5 gejala infeksi
kulit k

1 2 3 4 5
 Ajarkan cara mencuci
Periode
- Perubahan sekresi PH tangan dengan benar
menggi
gil
- Penurunan kerja siliaris  Ajarkan cara memeriksa
- Ketuban pecah lama kondisi luka atau luka
operasi
- Merokok
 Anjurkan meningkatkan
- Statis cairan tubuh asupan nutrisi
6. Ketidakadekuatan  Anjurkan meningkatkan
pertahanan tubuh asupan cairan
sekunder :
Kolaborasi :
- Penurunan Homoglobin
 Kolaborasi pemberian
- Imununosupresi
antibiotik
- Supresi respon
inflamasi
- Vaksinasi tidak adekuat

Kondisi Klinis Terkait :


Tindakan Invasi

15
`

16
`

BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan pada An. E dengan Tonsilitis di Ruang Operasi


RS.Sumber Kasih Cirebon. Proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada An. E ini
dimulai dari pengkajian, analisis data, merumuskan diagnosa keperawatan, dan
melaksanakan implementasi keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan yang
sudah dilakukan. 

A. Pengkajian/Pengumpulan Data

a. Anamnesa

1. Identitas Pasien

Nama : An. E

Umur : 4 tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki

Status : Belum menikah

Pendidikan :-

Tanggal Masuk : 21 Agustus 2023

Tanggal Pengkajian : 21 Agustus 2023 pkl 08.00 wib

No. RM : 8320106

2. Keluarga

IBU

Nama     : Ny. R

Umur                : 21 tahun

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT

17
`

AYAH

Nama     : Tn. A

Umur                : 20 tahun

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Buruh Tani

3. Keluhan utama

Pasien mengeluh nyeri tenggorokannya sudah sekitar 1 minggu

4. Keluhan Tambahan

Nyeri telan, nafsu makan menurun, amandel nya membengkak, cemas


karena akan operasi

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Penyakit dahulu

Sering sakit tenggorokan dan nyeri saat menelan sejak 2 tahun yang
lalu

2. Perkembangan Fisik

- Gigi Pertama : 8 bln


- Duduk : 8 bln
- Berdiri : 1 thn
- Senyum dengan orang lain : 3 bln
- Berbicara : 8 bln
- Jalan sendiri : 1 tahun

3. Riwayat Alergi

Tidak ada riwayat alergi obat-obatan maupun makanan

18
`

c. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Berat badan : 21 kg

2. Tanda-tanda Vital

Suhu : 36,5 o C

Nadi : 80 X/menit

Respirasi : 20 X/menit

3. Kepala

 Kepala dan wajah : bentuk kepala bulat simetris, persebara rambut


merata, rambut berwarna hitam, tidak terdapat luka, warna kulit
wajah putih

 Mata : mata simetris, konjugtiva tidak anemis, reflex pupil terhadap


cahaya baik,gerakan bola mata baik mampu mengikuti gerakan
benda

 Hidung : Letak simetris, fungsi penciuman baik

 Telinga : Letak telinga simetris, tidak terdapat cairan yang keluar


dari telinga

4. Leher

Tenggorokan radang, kedua Tonsil terlihat Membengkak, Nyeri pada


saat menelan skala nyeri 3, suara serak.

5. Dada

19
`

Pergerakan dinding dada ketika bernafas simetris, suara napas


vesikuler, tidak ada keluhan sesak nafas

6. Payudara

Simetris tidak ada benjolan, puting menonjol.

7. Abdomen

Bentuk datar, tidak kembung, bising usus terdengar

8. Genitalia

Bersih, Bak dan bab lancar

d. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI
Darah Rutin
- Hemoglobin 12,8 14,0 – 17,5 Gg/dl
- Hematokrit 37 33 - 45 %
- Lekosit 15.700 6.000 – 17.000 Sel/ uL
- Trombosit 350 140- 392 103 / µL
- Eritrosit 4.27 3.8 – 5.8 Juta/ul
Hitung Jenis Lekosit
- Basofil 0 0-1 %
- Eosinofil 0 2-4 %
- Neutrofil Batang 0 3–5 %
- Neutrofil Segmen 64 50 – 70 %
- Limfosit 30 25 – 40 %
- Monosit 6 2-8 %
Index Eritrosit

20
`

- MCV 87 74 – 102 Fl
- MCH 30 28 – 33 pg
- MCHC 34 33 – 36 g/dL
- RDW- CV 13.5 10 – 15 %
- NLR 2.13 0.78 – 3.53
HEMOSTASIS
- Masa Pendarahan 1’30’’ 1–3 Menit
(BT)
Menit
- Masa Pembekuan
4’00’’ 2–6
(CT)

21
`

e. Terapi

- Infus Rl 15 tpm/ macro

- Cefotaxime 500mg 1 jam sebelum Op

- Rencana op jam 09.00 wib

B. Analisa Data

Tanggal Pengkajian : 21 Agustus 2023 Pukul : 08. 00 wib

Nama Pasien : An. E Ruang : Kamar Operasi

No. RM : 8320106 DPJP : dr. A. SpTHT

Data Etiologi Masalah kperawatan


(SDKI)

DS : Inflamasi Tonsil D.0077 Nyeri Akut


Pasien mengatakan
Respon inflamasi
nyeri tenggorokannya
sudah 1 minggu
DO : Stimulus Nyeri
- Tampak meringis
- Skala nyeri 3
Nyeri Akut

DS : Pembengkakan tonsil D.0111 Defisit


Pengetahuan
Orangtua Pasien
mengatakan khawatir

22
`

karena anaknya akan Sumbatan jalan nafas dan


dioperasi
cerna

DO :
Tindakan Tonsilektomi
- Pasien tampak tegang
- TD : 90 / 60 Mmhg
- N : 80 x / mnt
- RR : 20 x/ mnt Defisit Pengetahuan

23
`

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya inflamasi

2. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan adanya Tindakan Tonsilektomi

D. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


Dx (SDKI) (SLKI)
1 Nyeri Akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
DS :
(I.08238)
Pasien mengatakan Setelah dilakukan tindakan
Observasi:
nyeri tenggorokannya keperawatan diharapkan
- Identifikasi lokasi,
sudah 1 minggu tingkat nyeri menurun.
Karakteristik,
DO : sesuai dengan kriteria:
Durasi, Frekuensi,
- Tampak meringis - Keluhan nyeri menurun
Kualitas, Intensitas
- Skala nyeri 3 (nilai 5)
nyeri.
Meringis menurun (nilai 5) - Identifikasi skala
nyeri
- Identifikasi factor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
Teknik relaksasi
dan distraksi)
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (Mis suhu
ruangan,
24
`

pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaboratif :
Pemberian antalgin
bila diperlukan

25
`

2 Ansietas (D.0080) Tingkat Pengetahuan Manajemen


DS : (L.12111) Gangguan Makan
Orangtua Pasien (I.03111)
mengatakan khawatir Setelah dilakukan tindakan Observasi
karena anaknya akan keperawatan diharapkan
- Monitor asupan
dioperasi Tingkat Pengetahuan
meningkat. sesuai dengan dan keluarnya
DO : kriteria: makanan dan
- Ibu pasien tampak - Kemampuan menjelaskan cairan serta
bingung meningkat (Nilai 5)
- Pasien tampak - Perilaku sesuai dengan kebutuhan kalori
menangis pengetahuan meningkat Terapeutik
(Nilai 5) - Timbang berat
badan secara rutin
- Diskusikan perilaku
makan dan jumlah
aktifitas fisik
Edukasi
- Ajarkan
pengaturan diet
yang tepat
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
target berat badan ,
kebutuhan kalori
dan pilihan
makanan

26
`

E Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Dx. Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi TTD


Keperawatan /Paraf

Nyeri Akut Agustus 2023 - Mengidentifikasi S: Leni.P


Pukul 11.00 lokasi, Karakteristik,
Durasi, Frekuensi, Pasien
Kualitas, Intensitas mengatakan
nyeri. masih nyeri
- Mengidentifikasi skala tenggorokannya
nyeri
- Mengajarkan teknik O:
relaksasi nafas dalam
- Menjelaskan penyebab N:80x/m RR:
nyeri 20x/m Suhu:366C
Skala nyeri : 3,
tampak meringis

A:

Nyeri Akut

P:
- Identifikasi
skala nyeri

27
`

- Edukasi
Manajemen
nyeri
Manajemen
kenyamanan
lingkungan

28
`

Defisit Agustus - Diskusikan S: Leni.P


2023 Pukul
Pengetahuan kepada keluarga Orangtua
12.00
pasien cara mengatakan paham
perawatan post cara merawat
op tonsilektomi anaknya
O:
Orangtua pasien
tampak
menjelaskan
Kembali cara
perawatan post op
tonsilektomi
A:
Defisit Pengetahuan
P:
- Ajarkan orangtua
pasien cara
perawatan post
tonsilektomi

29
`

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan kepada An. E dengan


Tonsilitis di Ruang Kamar Operasi Rumah Sakit Sumber Kasih
Cirebon. Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat kesamaan tanda dan gejala yang muncul dan dialami oleh
An. E dengan yang disebutkan dalam literature

2. Diagnosa keperawatan pada pasien An. E terdapat dua diagnosa


yang bisa diambil sesuai kondisi yang dialami oleh pasien

3. Intervensi

30
`

Perencanaan keperawatan yang ditentukan penulis sesuai dengan


referensi dan penulis tidak menemukan masalah yang berarti dalam
menentukan perencanaan keperawatan tersebut

4. Implementasi

Penulis melakukan implementasi sesuai dengan rencana


keperawatan yang telah ditentukan

5. Evaluasi

Hasil evaluasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa masalah


dapat teratasi sebagian dan selanjutnya akan dilakukan intervensi
tambahan diruang rawat inap.

31
`

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi pasien,


yang harus diperhatikan adalah penyedia sarana dan prasarana
pengetahuan perawat mengenai tonsilitis itu sendiri dengan cara
mengikutsertakan para perawat dalam seminar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.

2. Bagi Profesi Perawat

Sebaga seorang perawat yang professional sebaiknya kita melakukan


asuhan keperawatan pada pasien tonsilitis sesuai dengan SOP yang ada

3. Keluarga pasien sebaiknya dapat bekerjasama dalam rangka


memberikan perawatan pada pasien terutama dalam kasus tonsilitis

32
`

DAFTAR PUSTAKA

Boeis, Adam, 1994, Buku Ajar Penyakit THT, Jakarta : EGC.

Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu


Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI ; 2001

Gotlieb, J, The Future Risk Of Child Hood Sleep Disordered Breathing,


SLEEP, vol 28, No. 7, 2005.

Mansjoer Arief, dkk.,2001, Tonsilitis Kronis, dalam Kapita Selekta


Kedokteran. Media Aesculapius, FKUI, Jakarta

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3.


Jakarta : Media Aesculapius

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan
Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan
Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan
Pengurus PPNI

33

Anda mungkin juga menyukai