Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN HUKUM TERHADAP GUGATAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS

TANAH SETELAH TERBIT LEWAT DARI 5 (LIMA) TAHUN (Studi Putusan


Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor: 22/B/2019/PPTUN-MDN)

LEGAL REVIEW ON LAND PROPRIETARY CERTIFICATE CLAIMS AFTER THE


ISSUANCE OF 5 (FIVE) YEARS (Study of the Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Medan Decision Number: 22/B/2019/PPTUN-MDN)

Reza Anggara – B1A018266


Fakultas Hukum Universitas Bengkulu

Abstract: The provisions of Article 32 paragraph (2) can be interpreted that the
certificate of ownership of land applies a negative system with a positive tendency, which
applies negatively when the certificate of ownership of land is less than 5 (five) years old and
applies positively when the certificate of ownership of land is old. a minimum of 5 (five) years.
However, in the reality of law enforcement, it is often found that certificates of land ownership
that have been issued for more than 5 (five) years can be sued in court for cancellation. This
can be proven from an example of a case that occurred in Bengkulu City, a case based on the
decision of the Medan State Administrative High Court Number: 22/B/2019/PPTUN-MDN.
The purpose of this study was to determine the judge's considerations in determining the
certificate of title to land after it was issued after more than 5 (five) years in accordance with
the Government Regulation on Land Registration (PP No. 24 of 1997) and to find out the legal
review of the lawsuit for a certificate of title to land. after being published after more than 5
(five) years in the Medan State Administrative High Court Decision Number:
22/B/2019/PPTUN-MDN. The type of research used in this research is a descriptive or
qualitative normative legal research. The results of the study show that normatively Article 32
paragraph (2) PP No. 24 of 1997 aims to provide legal certainty over issued certificates of
land ownership, which are more than five years old. However, the PTTUN judge's
consideration of this provision was not taken into account. This can be seen in the decision of
the Medan State Administrative High Court Number: 22/B/2019/PPTUN-MDN which contains
legal considerations that this decision has been fair and has created legal certainty for the
Plaintiff, which in essence the Defendant continues to implement the decision of the Supreme
Court of the Republic of Indonesia. which declares the certificate of ownership void or invalid
and revokes the certificate of ownership. With less guarantee of legal certainty, Article 32
paragraph (2) PP No. 24 of 1997 is not sufficient to provide justice, legitimacy and legal
validity for holders of certificates of title to land whose certificates have been issued for five
years or more. Because the implementation of their rights as the holder of the certificate of
ownership can still be contested by other parties who feel they are the actual owners of the
land.

Keywords: legal review, lawsuit, certificate of ownership (SHM), SHM after 5 years have
passed
Abstrak: Ketentuan Pasal 32 ayat (2) dapat dimaknai bahwa sertipikat hak milik atas
tanah berlaku sistem negatif bertendensi positif, di mana berlaku negatif ketika sertipikat hak
milik atas tanah berumur kurang dari 5 (lima) tahun dan berlaku positif ketika sertipikat hak
milik atas tanah telah berumur minimal 5 (lima) tahun. Namun demikian dalam realitas
penegakan hukum seringkali ditemukan sertipikat hak milik atas tanah yang sudah terbit
selama 5 (lima) tahun lebih dapat digugat ke pengadilan untuk dibatalkan. Hal ini dapat
dibuktikan dari contoh kasus yang terjadi di Kota Bengkulu, perkara berdasarkan putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor: 22/B/2019/PPTUN-MDN. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan sertipikat hak milik
atas tanah setelah terbit lewat dari 5 (lima) tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang
Pendaftaran Tanah (PP No. 24 Tahun 1997) dan untuk mengetahui tinjauan hukum terhadap
gugatan sertipikat hak milik atas tanah setelah terbit lewat dari 5 (lima) tahun pada Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor: 22/B/2019/PPTUN-MDN. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian hukum normatif bersifat
deskriptif atau kualitatif. Hasil penelitian menunjakkan bahwa secara normatif Pasal 32 ayat
(2) PP No. 24 Tahun 1997 bertujuan memberikan kepastian hukum atas sertipikat hak milik
atas tanah yang diterbitkan, yang usia penerbitannya lebih dari lima tahun. Namun,
pertimbangan hakkim PTTUN atas ketentuan tersebut tidak diperhatikan. Hal tersebut dapat
dilihat dalam putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor:
22/B/2019/PPTUN-MDN yang memuat pertimbangan hukum terhadap Putusan ini telah adil
dan telah terwujudnya kepastian hukum bagi si Penggugat yang pada intinya Tergugat tetap
melaksanakan Putusan Mahkamah Agung RI yang menyatakan batal atau tidak sah sertipikat
hak milik dan mencabut sertipikat hak milik tersebut. Dengan kurang terjaminnya kepastian
hukum, Pasal 32 ayat (2) PP No. 24 Tahun 1997 tidak cukup memberi keadilan, legitimasi dan
validitas hukum bagi pemegang sertipikat hak milik atas tanah yang usia penerbitannya
sertipikatnya lima tahun atau lebih. Sebab pelaksanaan haknya sebagai pemegang sertipikat
hak milik masih dapat diganggu gugat oleh pihak lain yang merasa sebagai pemilik yang
sebenarnya dari tanah tersebut.

Kata kunci: tinjauan hukum, gugatan, sertipikat hak milik (SHM), SHM setelah terbit lewat 5
tahun
1

I. PENDAHULUAN September 2013 atas nama Riyani


A. Latar Belakang dinyatakan batal.2
Dalam Pasal 32 ayat (2) PP No. 24 Sebagai tolok ukurnya untuk
Tahun 1997 disebutkan bahwa setelah perkara Nomor: 22/B/2019/PPTUN-
lewat jangka waktu 5 (lima) tahun setelah MDN, Sertipikat Hak Milik (SHM)
diterbitkan, maka sertipikat hak milik Nomor: 03436 Desa/Kelurahan
atas tanah tidak dapat digugat lagi Sukarami tanggal 05 September 2013
sehingga, hal tersebut akan relatif lebih atas nama Riyani, namun putusan
memberikan kepastian hukum dan gugatannya diucapkan dalam
perlindungan hukum. Jika dicermati persidangan oleh Pengadilan Tinggi Tata
materi di dalam ketentuan Pasal 32 ayat Usaha Negara Medan pada tanggal 05
(2) tersebut di atas juga dapat dimaknai April 2019 sehingga, jarak waktu
bahwa sertipikat hak milik atas tanah terhitung adalah 6 (enam) tahun, 7 (tujuh)
berlaku sistem negatif bertendensi bulan. Di samping itu perkara sengketa
positif, di mana berlaku negatif ketika pertanahan ini dilandasi materi petitum
sertipikat hak milik atas tanah berumur yang sama baik oleh Penggugat dalam
kurang dari 5 (lima) tahun dan berlaku perkara Nomor: 22/B/2019/PPTUN-
positif ketika sertipikat hak atas tanah MDN, esensinya yaitu Sertipikat Hak
telah berumur minimal 5 (lima) tahun.1 Milik (SHM) dilandasi atas jual beli yang
Namun demikian dalam realitas mengandung cacat hukum sehingga,
penegakan hukum seringkali ditemukan Sertipikat Hak Milik dinyatakan tidak sah
sertipikat hak milik atas tanah yang sudah atau batal demi hukum.
terbit selama 5 (lima) tahun lebih dapat Namun demikian dari perkara
digugat ke pengadilan untuk dibatalkan. tersebut berujung pada amar putusan
Hal ini dapat dibuktikan dari contoh yang mana untuk perkara Nomor:
kasus yang terjadi di Kota Bengkulu. 22/B/2019/PPTUN-MDN, majelis hakim
Perkara berdasarkan putusan Pengadilan menyatakan menerima gugatan
Tinggi Tata Usaha Negara Medan Penggugat untuk seluruhnya. Untuk itu
Nomor: 22/B/2019/PPTUN-MDN, dengan dijatuhkan amar putusan dalam
antara Eriwati (Penggugat) melawan tingkat tinggi tersebut maka perkara ini
Kepala Kantor Pertanahan Kota telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Bengkulu (Tergugat I), dan Riyani (inkracht van gewijsde) dan sertipikat
(Tergugat II Intervensi). hak atas tanah akhirnya dibatalkan.3
Awalnya Penggugat telah Dengan memperhatikan amar putusan
mengajukan gugatan, namun gugatan pengadilan dalam perkara ini apakah
Penggugat dinyatakan tidak dapat memang majelis hakim serta merta
diterima oleh Pengadilan Tata Usaha mengacu pada Pasal 32 ayat (2) PP No.
Negara Bengkulu Nomor: 24 Tahun 1997, sebagaimana sertipikat
10/G/2018/PTUN-BKL tanggal 30 hak atas tanah berlaku mutlak atau tidak
Oktober 2018. Akhirnya Penggugat dapat diganggu gugat lagi karena
mengajukan banding ke Pengadilan sertipikat hak atas tanah telah berumur
Tinggi Tata Usaha Negara Medan yang lebih dari 5 (lima) tahun.
menyatakan gugatan Penggugat Hal di atas tentunya bertentangan
dikabulkan sehingga, Sertipikat Hak dengan peraturan perundang-undangan
Milik (SHM) Nomor: 03436 yang berlaku sebagai hukum positif
Desa/Kelurahan Sukarami tanggal 05 sehingga, hal ini dapat menimbulkan

1 3
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Abdulkadir Muhammad, Hukum Acara Perdata
Tanah di Indonesia, Arkola, Surabaya, 2003, hlm.187. Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2017, hlm. 175.
2
Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Medan Nomor 22/B/2019/PTTUN-MDN.
2

kerancuan dalam penerapan hukum danII. PEMBAHASAN


juga menyebabkan tidak adanya A. Pertimbangan Hakim dalam
kepastian dan perlindungan hukum bagi Menentukan Sertifikat Hak Milik
pemegang sertipikat hak milik atas tanah. Atas Tanah Setelah Terbit Lewat
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis dari 5 (Lima) Tahun Sesuai dengan
akan membahas lebih lanjut dalam suatu PP No. 24 Tahun 1997
penelitian yang diberi judul “Tinjauan 1. Posisi Kasus
Hukum Terhadap Gugatan Sertipikat Para pihak yang berpekara
Hak Milik Atas Tanah Setelah Terbit dalam Putusan Pengadilan Tinggi
Lewat Dari 5 (Lima) Tahun (Studi Tata Usaha Negara (PTTUN) Medan
Putusan Pengadilan Tinggi Tata Nomor: 22/B/2019/PPTUN-MDN
Usaha Negara Medan Nomor: adalah Eriwati sebagai
22/B/2019/PPTUN-MDN).” Penggugat/Pembanding, Kepala
BPN Kota Bengkulu, dalam hal ini
B. Identifikasi Masalah diwakili oleh kuasanya Eko Budi
1. Bagaimanakah pertimbangan hakim Kuncoro, Okta Orlando, Reni
dalam menentukan sertipikat hak Kurniawati, sebagai Tergugat
milik atas tanah setelah terbit lewat I/Terbanding I, dan Riyani yang
dari 5 (lima) tahun sesuai dengan dalam hal ini memberikan kuasa
Peraturan Pemerintah tentang khusus kepada Zurhendri, Irnawati,
Pendaftaran Tanah (PP No. 24 sebagai Tergugat II/Terbading II.5
Tahun 1997)? Kronologis kasus bermula
2. Bagaimanakah tinjauan hukum ketika Eriwati sebagai Penggugat
terhadap gugatan sertipikat hak milik pada tanggal 15 Maret 2018
atas tanah setelah terbit lewat dari 5 menerima Surat Panggilan (Relaas)
(lima) tahun pada Putusan dari Pengadilan Negeri (PN)
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Bengkulu untuk mendatangi sidang
Negara Medan Nomor: pada hari Rabu tanggal 21 Maret
22/B/2019/PPTUN-MDN? 2018. Setelah Eriwai membaca Surat
Gugatan dari Riyani, Eriwati
C. Metode Penelitian akhirnya baru mengetahui bahwa
Adapun jenis penelitian yang sebagian dari tanah Eriwati yaitu
digunakan dalam penelitian adalah jenis seluas 1.379 m2 telah disertipikatkan
penelitian hukum normatif. Penelitian oleh Riyani dengan Nomor: 03436,
normatif ini adalah suatu penelitian khas tanggal 05 September 2013, Surat
yang obyeknya bersumber dari hal-hal Ukur Nomor: 00648/Sukarami/2013
yang bersifat studi kepustakaan, tanggal 23 Agustus 2013 yang
peraturan perundang-undangan yang ada, terletak di Kelurahan Sukarami
asas-asas hukum serta logika berpikir Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.6
yang kemudian dirangkai, dibentuk serta Berdasarkan hal tersebut,
dicantumkan didalam dalam bentuk Eriwati mengetahui bahwa telah ada
tertulis atau deskriptif.4 Sertipikat Hak Milik di atas tanahnya
pada tanggal 15 Maret 2018,
berdasarkan Relaas Panggilan.
Eriwati kemudian mengajukan
pembatalan Sertipikat ke Pengadilan

4 5
Philipus Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, Ibid.
6
Argumentasi Hukum, Gadjah Mada University Press, Ibid.
Yogyarkarta, 2014, hlm. 3.
3

Tata Usaha Negara Bengkulu pada Tergugat/Terbanding I dan Tergugat


tanggal 31 Mei 2018. II Intervensi/Terbanding II
2. Petitum dinyatakan sebagai pihak yang kalah
Kuasa Penggugat/Pembanding maka sesuai ketentuan pasal 110
telah mengajukan permohonan Undang-Undang tentang Peradilan
pemeriksaan banding kepada PTTUN Tata Usaha Negara (UU No. 5 Tahun
Medan melalui PTUN Bengkulu pada 1986), Tergugat/Terbanding I dan
tanggal 12 November 2018 sesuai Tergugat II Intervensi/Terbanding Il
Akta Permohonan Banding Nomor: dihukum untuk membayar biaya
10/G/2018/PTUN-BKL yang perkara pada kedua tingkat
ditandatangani oleh kuasanya pengadilan yang untuk tingkat
Hadisasmita, S.H. serta Panitera banding besamya dicantumkan dalam
PTUN Bengkulu, selanjutnya amar putusan.
Panitera memberitahukan kepada Didasari pertimbangan hukum
pihak Tergugat/Terbading I dan tersebut di atas maka terhadap
Tergugat II Intervensi/Terbanding II pertimbangan hukum dan Putusan
dengan Surat Pemberitahuan Pengadilan Tata Usaha Negara
Pernyataan Banding Nomor: Bengkulu Nomor 10/G/2018/PTUN-
10/G/2018/PTUN-BKL tanggal 13 BKL, tanggal 30 Oktober 2018 harus
November 2018. dibatalkan. Sehingga, PTTUN
Sebelum berkas perkara aquo Medan menerima permohonan
dikirim ke PTTUN Medan, kepada Banding dari
para pihak yang bersengketa telah Penggugat/Pembanding. Serta
diberkan kesempatan secara seksama membatalkan Putusan PTUN
untuk memeriksa dan mempelajari Bengkulu Nomor 10/G/2018/PTUN-
berkas aquo dengan Surat BKL, tanggal 30 Oktober 2018 yang
Pemberitahuan Untuk Melihat dimohonkan Banding.7
Berkas Perkara aquo dengan Surat B. Tinjauan Hukum Terhadap
Pemberitahuan Untuk Melihat Gugatan Sertipikat Hak Milik Atas
Berkas Perkara Nomor: Tanah Setelah Terbit Lewat dari 5
10/G/2018/PTUN-BKL, masing- (Lima) Tahun Pada Putusan
masing tertanggal 11 Desember 2018. Pengadilan Tinggi Tata Usaha
3. Pertimbangan dan Putusan Hakim Negara Medan Nomor:
Didasari pertimbangan- 22/B/2019/PPTUN-MDN.
pertimbangan hukum maka terhadap 1. Analisis Mengenai Jangka
pertimbangan hukum dan Putusan Waktu Pengajuan Gugatan
Pengadilan Tata Usaha Negara Sertipikat Hak Milik Atas
Bengkulu Nomor 10/G/2018/PTUN- Tanah Pada Pengadilan Tata
BKL, tanggal 30 Oktober 2018 harus Usaha Negara (PTUN)
dibatalkan dan Pengadilan tingkat Melalui UU PTUN, setiap
banding mengadili sendiri dengan orang yang merasa
pertimbangan, sebagaimana kepentingannya dirugikan oleh
diuraikan tersebut diatas serta dengan suatu KTUN dapat mengajukan
diktum putusan sebagaimana upaya untuk menyelesaikan
dicantumkan dibawah ini sengketa yang terjadi antara orang
Menimbang, bahwa oleh karena tersebut dengan pejabat tata usaha
gugatan Penggugat/Pembanding negara yang mengeluarkan
dikabulkan dan pihak KTUN tersebut melalui melalui

7
Ibid.
4

gugatan. Setelah orang yang 2. Analisis Keadilan Hukum


merasa kepentingannya dirugikan Sertipikat Hak Atas Tanah
itu menurut peraturan dasarnya Setelah Terbit Lewat Dari 5
tidak tersedia suatu upaya (Lima) Tahun
administratif yang harus Mencermati isi ketentuan
ditempuh lebih dahulu atau upaya Pasal 32 ayat (2), bahwa sertipikat
administratif itu sudah ditempuh hak atas tanah dapat berubah
tetapi hasilnya tetap tidak menjadi surat tanda bukti hak
memuaskan baginya, maka orang yang bersifat mutlak apabila
tersebut dapat mengajukan memenuhi persyaratan-
gugatan ke PTUN dalam waktu persyaratan atau unsur-unsur
90 (sembilan puluh) hari secara komulatif, yaitu: a.
sebagaimana diatur dalam Pasal Sertipikat diterbitkan secara sah
55 dari UU PTUN.8 atas nama orang atau badan
Jangka waktu 90 (sembilan hukum; b. Tanah diperoleh
puluh) hari untuk mengajukan dengan itikat baik; c. Tanah
gugatan ke PTUN memegang dikuasai secara nyata; d. Dalam
peranan yang sangat penting, waktu 5 (lima) tahun sejak
karena apabila jangka waktu ini diterbitkannya sertipikat itu tidak
terlewatkan maka KTUN tidak ada yang mengajukan keberatan
dapat diganggu gugat lagi secara tertulis kepada pemegang
sekalipun KTUN tersebut sertipikat dan Kepala Kantor
mengandung cacat yang fatal. Pertanahan Kabupaten/Kota
Selain itu, pertimbangan setempat ataupun tidak
ditentukannya jangka waktu mengajukan gugatan ke
pengajuan gugatan adalah untuk pengadilan mengenai penguasaan
memberi kepastian hukum dari tanah atau penerbitan sertipikat.9
suatu KTUN agar tidak terlalu Ketentuan mengenai batas
lama dalam keadaan tidak pasti. lampaunya waktu 5 (lima) tahun
Oleh karena itu, dapat terlihat sebagaimana tersebut dalam Pasal
bahwa UU PTUN lebih 32 ayat (2) PP No. 24 Tahun
mementingkan stabilitas 1997, bertentangan dengan: a.
pemerintahan daripada Sifat pembuktian sertipikat hak
kepentingan individu. Namun di atas tanah yang hanya merupakan
sisi lainnya, pembatasan jangka surat tanda bukti hak yang kuat
waktu pengajuan gugatan ke tetapi tidak mutlak sebagaimana
PTUN yang ditujukan untuk tersebut dalam ketentuan Pasal 32
dapat memberikan kepastian ayat (1) PP 24 Tahun 1997; b.
hukum terhadap sebuah KTUN Sistem publikasi pendaftaran
juga tidak luput dari polemik tanah yang dianut oleh UUPA
karena dirasakan telah menciderai maupun PP No. 24 Tahun 1997,
hak asasi manusia untuk membela yaitu sistem publikasi negatif,
hak dan kepentingannya di walau dalam pelaksanaannya
hadapan hukum. mengandung unsur positif
(bertendensi positif).

8
Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undangdi Pengadilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku II BeracaraHarapan, Jakarta, 2003, hlm. 55.
9
Ibid.
5

3. Analisis Kepastian Hukum 4. Analisis Legitimasi dan


Sertipikat Hak Atas Tanah Validitas Hukum Sertipikat
Setelah Terbit Lewat Dari 5 Hak Atas Tanah Setelah Terbit
(Lima) Tahun Lewat Dari 5 (Lima) Tahun
Walaupun telah lewat Tanggung jawab PPAT
jangka waktu lima tahun jika terhadap sertipikat hanya sebatas
yang menjadi dasar gugatan pengecekan saja, jika saat ini
adalah mengenai masalah pengecekan sertipikat yang
keabsahan penerbitan sertipikat, diberlakukan sistem pengecekan
maka pembatasan waktu lima elektronik dan didalam aplikasi
tahun tersebut dikesampingkan. ATR/BPN menyebutkan “PPAT
Karena harus dibuktikan harus bertanggung jawab atas
kebenaran dalil penggugat kebenaran seluruh data yang
mengenai tidak sahnya penerbitan diinput dalam permohonan dan
sertipikat tersebut. Tipe saat ini menguasai sertipikat asli
penyelesaian berkaitan dengan yang akan didaftarkan”, PPAT
asas preferensi hukum yaitu; sendiri tidak mengetahui
pengingkaran (disavowal), sertipikat yang dipegang/dikuasai
reinterpretasi, pembatalan saat itu asli atau palsu, seharusnya
(invalidation) dan pemulihan itu bukan tanggung jawab PPAT
(remedy).10 tetapi BPN.
Dalam hal gugatan Sedangkan mengenai
mengenai keabsahan penerbitan keabsahan validitas data hasil
sertipikat hak milik atas tanah pengecekan sertipikat baik
adalah melalui Pengadilan Tata pengecekan elektronik atau
Usaha Negara, sebab sertipikat pengecekan langsung pada kantor
tersebut merupakan Keputusan pertanahan seharusnya
Tata Usaha Negara. Dalam kasus memberikan muatan informasi
gugatan mengenai keabsahan data yang sesuai, agar masyarakat
sertipikat hak milik hakim PTUN mendapatkan kepastian hukum
dapat mengenyampingkan norma terhadap pengecekan sertipikat
Pasal 32 ayat (2) PP No. 24 tahun baik pengecekan elektronik atau
1997 yang memberikan tenggang pengecekan langsung.
waktu mengajukan gugatan.
Keputusan pengenyampinganIII. PENUTUP
suatu norma didapat dengan A. Kesimpulan
melakukan reinterpretasi, yaitu; Berdasarkan hasil pada bab-bab
di mana norma preferensi terdahulu, maka dirumuskan beberapa
diinterpretasi dan kemudian kesimpulan sebagai berikut:
menerapkan norma tersebut 1. Secara normatif Pasal 32 ayat (2) PP
dengan mengenyampingkan No. 24 Tahun 1997 bertujuan
norma yang lain.11 Dapat juga memberikan kepastian hukum atas
melalui pembatalan praktikal, sertipikat hak milik atas tanah yang
yaitu; tidak menerapkan norma diterbitkan, yang usia penerbitannya
tersebut dalam kasus konkrit yang lebih dari lima tahun. Namun,
dikenal dalam praktek dikenal pertimbangan hakim PTUN atas
sebagai mengenyampingkan.12 ketentuan tersebut tidak

10 11
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, op. Ibid, hlm. 32.
12
cit., hlm. 31. Ibid.
6

diperhatikan. Hal tersebut dapat ataupun gugatan mengenai


dilihat dalam putusan Pengadilan penguasaan tanah atau penerbitan
Tinggi Tata Usaha Negara Medan sertipikat tersebut dalam jangka
Nomor: 22/B/2019/PPTUN-MDN waktu lima tahun, perkara ini juga
yang memuat pertimbangan hukum terjadi di Kota Bengkulu pada
terhadap Putusan ini telah adil dan putusan Pengadilan Tinggi Tata
telah terwujudnya kepastian hukum Usaha Negara Medan Nomor:
bagi si Penggugat yang pada intinya 22/B/2019/PPTUN-MDN. Dalam
Tergugat tetap melaksanakan kasus gugatan mengenai keabsahan
Putusan Mahkamah Agung RI yang sertipikat hak milik hakim PTTUN
menyatakan batal atau tidak sah dapat mengenyampingkan norma
sertipikat hak milik dan mencabut Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5
sertipikat hak milik tersebut. Hal ini Tahun 1986 jo Undang-Undang
karena sistem publikasi negatif yang Nomor 9 Tahun 2014 jo Undang-
dianut dalam sistem pendaftaran Undang Nomor 51 Tahun 2009
tanah di Indonesia, di mana hak dari tentang Peradilan Tata Usaha Negara
pemilik yang sebenarnya sangat yang memberikan tenggang waktu
dilindungi yang juga tercermin dari mengajukan gugatan. Keputusan
rumusan Pasal tersebut yang tidak pengenyampingan suatu norma
secara tegas menerapkan konsep didapat dengan melakukan
rechtsverwerking, sehingga reinterpretasi, yaitu; di mana norma
menimbulkan ketidakjelasan dalam preferensi diinterpretasi dan
rumusan pasal tersebut sehingga kemudian menerapkan norma
memungkinkan adanya tuntutan atas tersebut dengan mengenyampingkan
penerbitan sertipikat walau jangka norma yang lain. Dapat juga melalui
waktu lima tahun terlewati. Sehingga pembatalan praktikal, yaitu; tidak
Pasal 32 ayat (2) PP No. 24 Tahun menerapkan norma tersebut dalam
1997 tersebut kurang memadai kasus konkrit yang dikenal dalam
dalam memberikan kepastian hukum praktek dikenal sebagai
bagi pemegang sertipikat hak milik mengenyampingkan.
atas tanah.
2. Dengan kurang terjaminnya B. Saran
kepastian hukum, Pasal 32 ayat (2) Adapun beberapa saran yang
PP No. 24 Tahun 1997 tidak cukup dapat ditarik dari penelitian ini, yaitu
memberi keadilan, legitimasi dan sebagai berikut:
validitas hukum bagi pemegang 1. Berdasarkan analisa penulis,
sertipikat hak milik atas tanah yang putusan yang memenuhi
usia penerbitannya sertipikatnya keaadilan adalah putusan yang
lima tahun atau lebih. Sebab dikeluarkan oleh PPTUN Medan,
pelaksanaan haknya sebagai hal ini disebabkan karena
pemegang sertipikat hak milik masih ketentuan mengeni jangka waktu
dapat diganggu gugat oleh pihak lain pengajuan gugatan UU PTUN
yang merasa sebagai pemilik yang adalah 90 hari sejak diketahui
sebenarnya dari tanah tersebut. Hal yang dalam artian sejak
tersebut terjadi apabila sertipikat diterimanya informasi berkaitan
tersebut tidak memenuhi syarat dengan terbitnya SHM.
diterbitkan secara sah, diperoleh Semestinya, putusan PTUN
dengan itikad baik dan secara nyata Bengkulu sudah dapat membaca
dikuasai, dan sejak diterbitkannya situasi terkait hal tersebut,
sertipikat tidak ada keberatan sehingga tidak perlu sampai ke
7

tingkat PTTUN. Sehingga perlu


menjadi saran untuk PTUN di
seluruh Indonesia agar dapat lebih
memperhatikan hal tersebut.
2. Perlu adanya penambahan ayat
pada Pasal 32 ayat (1) PP No. 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah di mana pejabat yang
berwenang menerbitkan sertipikat
hak milik atas tanah wajib
membuat surat pengumuman
dalam jangka waaktu satu tahun
kepada pihak-pihak yang objek
tanahnya berbatasaan langsung
dengan bidang tanah yang akan
disertipikatkan tersebut, serta
memberitahukan kepada keluarga
atau perangkat desa/lurah di mana
objek tanah yang disertipikatkan
itu berada.
DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku:

Abdullah, Rozalli. 2007. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Ali, Achmad. 2012. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence) Vol. 1
Pemahaman Awal Edisi Pertama. Jakarta: Kencana

Assiddiqie, Jimly. 2007. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT Bhuana
Populer.

Asshiddiqie, Jimly & Ali Safa’at. 2018. Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Konstitusi Pres.

Badan Pertanahan Nasional. 1993. Himpunan Karya Tulis Pendaftaran Tanah. Jakarta: Bumi
Bhakti Adhi Guna.

Chomzah, H. AH Achmad. 2002. Hukum Pertanahan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Djamali, R. Abdoel. 1984. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hadjon, Philipus dan Tatiek Sri Djatmiati. 2014. Argumentasi Hukum. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Hajar, M. 2015. Model-Model Pendekatan Dalam Penelitian Hukum dan Fiqh. Pekanbaru:
UIN Suska Riau Press.

Hamzah, Andi. 1996. Hukum Acara Pidana di Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta: Sinar Grafika.

Harahap, Zairin. 2014. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Edisi Revisi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Harsono, Boedi. 2007. Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UUPA, Isi, dan
Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.

Indroharto. 2003. Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Buku II Beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ismail, Samun. 2013. Hukum Administrasi Pertanahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Ismaya, Samun. 2011. Pengantar Hukum Agraria. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Khairo, Fatria, 2016. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta: Cintya Press.

Laluyan, Willy. 1982. Pertanahan Dalam Era Pembangunan Indonesia. Jakarta: Departemen
Penerangan RI.

Marbun, S. F. 2011. Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia.


Jakarta: FH UI Press.
Margono. 2012. Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum dalam Putusan Hakim.
Jakarta: Sinar Grafika.

Marzuki, Peter Mahmud. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

_____________________. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana Pranada Media


Group.

Muhammad, Abdulkadir. 2017. Hukum Acara Perdata Indonesia. Bandung: Citra Aditya
Bakti.

Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja. 2004. Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta: Prenada Media.

Mustafa, Bachsan. 1984. Hukum Agraria dalam Perspektif. Bandung: CV Remadja Karya.

Parlindungan, AP. 1994. Pendaftaran Tanah di Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Prodjohamidjojo, Martiman. 2005. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara UU PTUN
2004. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rasjidi, Lili dan Liza Sonia Rasjidi. 2012. Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum. Bandung:
Citra Aditya Bakti.

Safitri, Myrna A. dan Tristam Moeliono. 2010. Hukum Agraria dan Masyarakat di Indonesia.
Jakarta: KITLV.

Sahnan. 2016. Hukum Agraria Indonesia. Malang: Setara Press.

Santoso, Urip. 2010. Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana.

Sembiring, Jimmy Joses. 2010. Paduan Mengurus Sertifikat Tanah. Jakarta: Visi Media.

Sembiring, Sentosa. 2007. Hukum Investasi: Pembahasan Dilengkapi dengan Undang-


Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Bandung: Nuansa Aulia.

Simanjuntak, Enrico. 2018. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Transformasi &
Refleksi. Jakarta: Sinar Grafika.

Soemaryono dan Anna Erliyana. 1999. Tuntutan Praktik Beracara di Peradilan Tata Usaha
Negara. Jakarta: PT Primamedia Pustaka.

Sudiarta, I Ketut dkk. 2017. Diktat Hukum Agraria. Denpasar: FH Universitas Udayana.

Sutedi, Adrian. 2014. Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya. Jakarta: Sinar Grafika.
____________. 2012. Sertipikat Hak Atas Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2006. Penelitian Normatif. Jakarta: UI Press.

Soerodjo, Irawan. 2003. Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia. Surabaya: Arkola.
Soimin, Soedharyo. 2004. Status Hak dan Pembebasan Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian Hukum. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sunggono, Bambang. 2015. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Triwulan, Titi dan Ismu Gunadi Widodo. 2011. Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta: Kencana Praneda Media Group.

Wantjik, K. 1982. Hak Anda Atas Tanah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jurnal:

Darusman, Mulyana. 2016. “Kedudukan Notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta Otentik dan
sebagai Pejabat Pembuatan Akta Tanah”. ADIL: Jurnal Hukum.

Fitriyani, Dwi Nurhayati. 2014. Perlindungan Hukum Bagi Sertifikat Ganda (Studi Kasus
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 286/Pdt.G/2012/Jkt-sel). Tesis
Program Studi Magister Kenoktariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Mulyadi, M. “Riset Desain Dalam Metodologi Penelitian,” Jurnal Studi Komunikasi & Media,
Vol. 16, Nomor 1, Januari 2012, hlm. 28.

Sullam, Munyati dan Jarot, “Proses Pembuatan Sertipikat Atas Tanah Negara Menjadi Hak
Milik Akibat Peralihan Jual Beli di Kantor Pertanahan Kota Jakarta Barat”, Lex
Jurnalica Volume 8, Nomor 2 April 2011, hlm. 101.

Website:

Kementerian ATR/BPN, “Standar Prosedur Pendaftaran Tanah”, diunduh tanggal 29 Januari


2022 dari https://www.atrbpn.go.id/Publikasi/Standar-
Prosedur/moduleId/122856/controller/Item/action/Detail?itemName=Konversi,_Peng
akuan_dan_Penegasan

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-


Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelesaaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya
Administrasif

Anda mungkin juga menyukai