Makalah Fissure Sealant, PAR, Dan Restorasi Kelas I - Andrian FR - 160112190071
Makalah Fissure Sealant, PAR, Dan Restorasi Kelas I - Andrian FR - 160112190071
Disusun oleh:
Pembimbing:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
1.1 Definisi......................................................................................................5
1.2 Klasifikasi..................................................................................................5
1.3 Indikasi......................................................................................................7
1.4 Kontraindikasi...........................................................................................8
2.1 Definisi....................................................................................................17
2.2 Klasifikasi................................................................................................18
2.3 Indikasi....................................................................................................20
2.4 Kontraindikasi.........................................................................................20
3.1 Definisi....................................................................................................24
3.2 Indikasi....................................................................................................24
i
3.3 Kontraindikasi.........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4-1 Perbandingan antara fissure sealant, preventive adhesive restoration,
dan restorasi kelas I................................................................................................32
iv
BAB I
FISSURE SEALANT
I.1 Definisi
I.2 Klasifikasi
Gigi yang baru erupsi memiliki lining enamel yang berporus dan fissure
yang kaya akan sel dan debris organik. Secara teori zona porus pada enamel yang
membatasi fissure ini dapat memberikan struktur dengan gambaran tiga dimensi
berbentuk honeycomb yang dapat menjadi tempat fissure sealant berikatan.
Semua prosedur harus dilakukan sedini mungkin setelah erupsi untuk memberikan
efek pencegahan yang efektif pada penggunaan fissure sealant. Terdapat lima
jenis pit dan fissure menurut Nagano, 1961:1,2
1) Tipe U
Tipe U menunjukkan keadaan pit dan fissure dengan labar yang hampir
serupa dari atas hingga kedalam pit dan fissure. Tipe ini ditemukan pada
sekitar 34% dari keseluruhan tipe.
5
6
2) Tipe V
Tipe V menunjukkan gambaran pit dan fissure yang lebar pada bagian
permukaan namun secara bertahap akan menyempit kearah dasar. Tipe ini
ditemukan sebanyak 14% dari keseluruhan tipe.
3) Tipe I
Tipe I menunjukkan gambaran pit dan fissure yang sangat sempit. Tipe ini
ditemukan sebanyak 19% dari keseluruhan tipe.
4) Tipe IK
Tipe IK menunjukkan gambaran pit dan fissure yang sangat sempit namun
dengan ruang yang lebih besar pada bagian dasarnya. Tipe ini ditemukan
sebanyak 26% dari keseluruhan tipe.
5) Tipe inverted Y
Tipe Y menunjukkan gambaran pit dan fissure yang menyerupai huruf Y
yang terbalik pada bagian dasar. Tipe ini ditemukan sebanyak 7% dari
keseluruhan tipe.
I.3 Indikasi
Pit dan fissure sealant diindikasikan untuk anak-anak yang berdasarkan
hasil pemeriksaan termasuk berisiko mengalami perkembangan karies.Karena itu
gigi harus sesegera mungkin dilindungi setelah erupsi dan diamati serta dilindungi
kembali atau diperbaiki jika dibutuhkan.3 Indikasi dari pit dan fissure sealant
adalah:
I.4 Kontraindikasi
Kontraindikasi dari penggunaan sealant adalah sebagai berikut:1
5) Berdasarkan curing:
Autopolymerization
Light cure
Bilas permukaan gigi yang telah dietsa dengan menggunakan water spray
pembersihan etsa.
ikatan antara bahan dengan enamel. Pada sebagian besar bahan sealant saat
ini telah diberikan bahan etsa dan bonding agent yang digabungkan
menjadi satu.
7) Aplikasi sealant
Bahan sealant dapat diaplikasikan pada gigi dengan berbagai metode. Pada
gigi rahang bawah, aplikasikan bahan sealant pada daerah distal kemudian
Cure bahan sealant sesuai dengan anjuran dari pabrik bahan tersebut. Pada
terjadinya kontaminasi.
Kelilingi seluruh permukaan gigi untuk memeriksa apakah terdapat pit dan
void yang masih terbuka. Periksa oklusi dari gigi yang telah dilakukan
memastikan tidak ada bahan yang lepas, eksposur pada void, dan
Gambar I-8 Prosedur pit dan fissure sealant (A) persiapan alat dan bahan (B) foto pre-
treatment (C) Enameloplasty (D) Aplikasi etsa (E) Permukaan gigi yang telah dietsa (F)
Aplikasi sealant (G) Curing dari bahan sealant (H) post aplikasi sealant
BAB II
II.1 Definisi
Diperkenalkan oleh Simonsen pada tahun 1978 dan disebut juga sebagai
preventive resin restoration (PRR) dan saat ini lebih dikenal sebagai conservative
adhesive resin restoration. PRR merupakan suatu perawatan konservatif yang
meliputi pembuangan secara terbatas jaringan karies, restorasi dari area yang
diekskavasi dengan menggunakan resin komposit, dan aplikasi sealant diatas
permukaan dari restorasi dan pit dan fissure sehat yang tersisa. PRR akan
melindungi gigi dengan menutup grooves yang dalam dan membuat permukaan
yang halus dan mudah dibersihkan. Dengan begitu gigi akan terhindar dari
kerusakan untuk beberapa tahun kemudian, dengan tetap melakukan kontrol dari
restorasi tersebut secara berkala.5–7
1) Preparasi gigi yang minimal yang akan menyisakan banyak struktur gigi sehat
2) Membantu menghilangkan kemungkinan terjadinya kebocoran tepi dan karies
sekunder
3) Membantu mencegah kerusakan pada pit dan fissure disamping lesi tanpa
pembuangan fissure
4) Lebih nyaman bagi pasien karena jarang membutuhkan anestesi dan jumlah
kunjungan yang lebih sedikit
5) Memungkinkan dilakukannya perbaikan terhadap restorasi
17
18
II.2 Klasifikasi
Preventive resin restoration (PRR) dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe
berdasarkan perluasan dan kedalaman dari lesi karies setelah dilakukannya
pemeriksaan. Simonsen mengklasifikasikan PRR menjadi:6
1) Tipe A
Tipe A merupakan pit dan fissure yang dicurigai terdapat karies hanya
hingga mengenai enamel. Pada tipe ini tidak dibutuhkan anestesi. Round
bur pada kecepatan pelan atau teknik air abrasion dapat dilakukan untuk
menghilangkan karies. Sealant kemudian dialirkan kepada area yang telah
dipreparasi dan permukaan yang telah dietsa. 5,6
2) Tipe B
Tipe B merupakan lesi karies baru yang meluas kedalam enamel dan
hingga mencapai dentin namun terbatas pada pit dan fissure serta
berukuran kecil dan terbatas. Dapat dihilangkan dengan menggunakan
round bur dan direstorasi dengan meletakkan bahan resin komposit
19
3) Tipe C
Tipe C merupakan lesi karies yang dalam dan membutuhkan preparasi
yang lebih besar pada dentin. Pada lesi ini dibutuhkan penggunaan round
bur yang berukuran lebih besar dari no. 2. Base yang sesuai kemudian
diletakkan diatas dentin diikuti dengan restorasi dengan menggunakan
bahan resin komposit. Pit dan fissure kemudian ditutup dengan
menggunakan sealant. Pada jenis lesi ini biasanya digunakan anestesi.
II.3 Indikasi
Indikasi dari perawatan preventive resin restoration yaitu:6,9
II.4 Kontraindikasi
Kontraindikasi dari perawatan preventive resin restoration yaitu:
Gambar II-12 (A) Karies oklusal dengan pit dan groove yang beresiko (B) Karies dibuang
dari dentin (C) Aplikasi etsa (D) Aplikasi bonding agent (E) Aplikasi resin komposit (F)
Aplikasi sealant diatas resin (G) polimerisasi (H) penyesuaian oklusal
BAB III
PREPARASI KELAS I
III.1 Definisi
Black mendefinisikan kavitas kelas I sebagai lesi yang terdapat pada
seluruh pit dan fissure pada permukaan oklusal dari gigi premolar dan molar, lesi
pada 2/3 oklusal permukaan fasial dan lingual gigi molar, dan lesi yang terdapat
pada permukaan lingual dari gigi maksila. Finn mendefinisikan kavitas kelas I
sebagai kavitas pada pit dan fissure yang terdapat pada permukaan oklusal gigi
molar dan pit bukal dan lingual pada seluruh gigi.1
III.2 Indikasi
Indikasi dari dilakukannya perawatan restorasi komposit kelas I adalah sebagai
berikut:10
24
7) Luting untuk restorasi estetik indirect
25
26
III.3 Kontraindikasi
Kontraindikasi utama dari prosedur perawatan restorasi komposit kelas I berkaitan
dengan: 10
1) Usia
Usia anak mempengaruhi kemampuan anak untuk bersikap kooperatif
selama prosedur seperti pemakaian rubber dam dan anestesi lokal. Usia
dari anak juga menentukan seberapa lama restorasi tersebut dibutuhkan. 9
2) Risiko karies
Restorasi pada anak yang memiliki risiko karies tinggi memiliki tujuan
lain jika dibandingkan dengan restorasi pada anak dengan risiko karies
rendah. Meskipun penggunaan bahan yang melepaskan fluoride memiliki
keuntungan preventif, namun tidak menjadikannya pilihan yang tepat pada
keadaan mulut yang memiliki risiko tinggi terhadap serangan asam. 9
3) Tingkat kooperatif anak
Banyak pasien anak yang memiliki perilaku yang menyebabkan tidak
tercapainya preparasi kavitas dan restorasi yang ideal sesuai dengan
literatur. Pada kasus seperti ini, pemilihan restorasi yang bersifat
technique sensitive tidak dianjurkan. Baha nrestorasi yang dapat
mentoleransi kontaminasi kelembapan tanpa mempengaruhi keawetannya
dapat dipilih untuk kasus tersebut. 9
27
Jenis bahan restorasi yang dapat digunakan pada kavitas kelas I meliputi:
1) Amalgam
Amalgam memiliki popularitasnya karena merupakan bahan restorasi yang
tergolong sederhana. Namun saat ini pemakaiannya jarang digunakan pada
gigi sulung karea kekhawatiran akan potensial toksisitas dan hasil estetik
yang kurang baik. 9
2) Glass Ionomer Cement (GIC)
Glass ionomer cement mengandung bubuk glass yang larut pada larutan
asam yang akan set oleh reaksi asam basa antara kedua komponen.
Keuntungan dari penggunaan GIC adalah bahan tersebut akan berikatan
secara kimia dengan jaringan keras gigi. GIC terbagi menjadi beberapa
jenis sebagai berikut: 9
1. GIC Konvensional
GIC konvensional merupakan glass ionomer yang set oleh reaksi
kimia dan memiliki sifat fisik yang paling lemah. Reaksi awal setting
selesai beberapa menit namun bahan akan bertambah “mature” dalam
beberapa kemudian. Penting untuk melindung bahan ini dari
kontaminasi saliva pada beberapa jam setelah penempatannya
kedalam kavitas agar menghindari bahan mengerut, pecah ataupun
lepas. Adhesi dari GIC dapat ditingkatkan dengan aplikasi dentine
conditioning agent sebelum restorasi ditempatkan. 9
2. GIC Viskositas tinggi
GIC dengan viskositas tinggi dibuat untuk kebutuhan atraumatic
restorative technique (ART). Bahan chemically cured ini memiliki
28
sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan GIC konvensional dan set
lebih cepat. 9
3. Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC)
RMGIC dibuat untuk memperbaiki masalah sensitifitas kelembapan
dan kekuatan mekanis awal yang rendah. Bahan ini mengandung GIC
dan tambahan water-based resin system yang memungkinkan
terjadinya fotopolimerisasi sebelum reaksi asam-basa glass ionomer
selesai. Resin akan meningkatnya kekuatan fraktur dan ketahanan
akan aus dari GIC.9
3) Resin Komposit
Pada gigi sulung, resin komposit kerap digunakan bersamaan dengan GIC
dalam restorasi estetik dengan teknik sandwich. Peletakkan dari bahan ini
bersifat techniques sensitive, sehingga tingkat kooperatif pasien dan isolasi
kelembapan yang adekuat diperlukan untuk keberhasil restorasi dengan
menggunakan bahan ini. 9
4) Kompomer (polyacid-modified composite resin)
Kompomer merupakan bahan yang mengandung calcium aluminium
fluorosilicate glass filler dan komponen polyacid. Selain itu bahan ini juga
mengandung komponen penting milik GIC, namun tidak bersifat water-
based sehingga tidak ada reaksi asam-basa yang akan terjadi. Kompomer
set secara fotopolimerisasi.9
oklusal atau pada 0,5 mm di bawah DEJ. Pastikan pulpal floor tetap datar.
karies
Keadaan anatomi, morfologi dan histologi yang berbeda antara gigi sulung
kavitas kelas I pada kasus di gigi sulung. Modifikasi preparasi tersebut adalah
sebagai berikut:
5) Central pit pada gigi sulur pertama bawah biasanya akan mengalami
kareis terlebih dahulu dibandingkan mesial pit, yang mana lebih jarang
hanya pada central pit saja. Dianjurkan untuk tidak melewati ridge yang
dekat dengan tanduk pulpa. Atap pulpa pada gigi sulung berbentuk cekung
jika dibandingkan dengan gigi permanen yang mana relatif datar, sehingga
kedalaman dari cavosurface tidak lebih dari 1,5 hingga 2,0 mm.
7) Libatkan semua pit dan fissure serta perluasan lateral dilakukan hanya
8) Bentuk lantai kavitas yang datar atau sedikit cembung dengan seluruh
sudut dibulatkan.
BAB IV
PERBEDAAN FISSURE SEALANT, PREVENTIVE ADHESIVE
RESTORATION, DAN RESTORASI KELAS I
Tabel 4-1 Perbandingan antara fissure sealant, preventive adhesive restoration, dan restorasi
kelas I
Area gigi pit and fissure yang Struktur karies pada Struktur karies pada
yang dalam dan rentan karies permukaan gigi dibuang permukaan gigi
dipreparasi dengan preparasi kemudian diletakkan dibuang dan preprasi
seminimal mungkin. restorasi resin lalu pit diperluas hingga
dan fissure yang meliputi pit dan fissure
bersebelahan dilakukan
sealing pada waktu yang
sama.
Pilihan bahan 1) Resin-based 1) Resin komposit 1) Amalgam
restorasi sealant materials 2) Resin-based sealant 2) Glass Ionomer
(RBSs) materials (RBSs) Cement
2) Glass Ionomer 3) Glass Ionomer 3) Resin komposit
Sealant materials Sealant materials 4) Kompomer
3) Polyacid-modified 4) Polyacid-modified
resin-based resin-based sealants
sealants
DAFTAR PUSTAKA
5. Rao A. Principles and Practice of Pedodontics. 3rd ed. New Delhi: Jaypee
www.dentistryscience.com
8. Dean JA. McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent.
35
London: Mosby; 2013. 548 p.
10. Ritter A V., Boushell LW, Walter R. Sturdevant’s Art & Science of
127 p.
36