Laporan Kasus
Disusun oleh :
Ninda Kartikadewi
160112130004
160112130005
Pembimbing :
UNVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2015
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR............................................................................... 3
3.1.7 Perawatan.................................................................. 20
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................... 18
2
BAB V SIMPULAN............................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1............................................................................................ 15
Gambar 3.2............................................................................................ 15
Gambar 3.3............................................................................................ 16
Gambar 3.4............................................................................................ 16
Gambar 3.5............................................................................................ 16
Gambar 3.6............................................................................................ 16
Gambar 3.7............................................................................................ 17
Gambar 3.8............................................................................................ 17
Gambar 3.9............................................................................................ 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
Oral lichen planus (OLP) merupakan penyakit mukokutaneus kronis yang bersifat
autoimun yang biasanya melibatkan mukosa rongga mulut, yaitu berupa inflamasi kronis
yang mengenai epitel berlapis skuamosa. OLP merupakan penyakit akibat rusaknya sel basal
karena kondisi imunologis yang penyebabnya tidak diketahui . Stres, genetik, makanan, obat-
obatan, plak gigi, penyakit sistemik dan kebersihan mulut yang buruk diduga menjadi pemicu
Penyakit ini umumnya mengenai sekitar 1-2% populasi dan lebih sering mengenai
wanita dibandingkan pria dengan perbandingan 2:1. OLP biasanya terjadi pada individu
antara 30-60 tahun. Beberapa bentuk manifestasi klinis dari OLP yaitu retikular, papula,
bentuk plak, atropik, erosif dan bula. Lesi-lesi ini biasanya terjadi bilateral pada mukosa
bukal, mukobukal fold, gingiva, lidah dan bibir (Boorghani et al., 2010).
Tipe retikular merupakan bentuk umum dari OLP. Biasanya muncul dengan
gambaran striae-striae keratotik putih ( Wickham’s striae ) dengan batas eritema. Bentuk
plak dari OLP mulai dari bentuk rata, halus hingga irregular. Plak biasanya ditemui pada
lidah dan mukosa bukal. Tipe retikular dan plak biasanya tidak menimbulkan rasa sakit
Bentuk erosif merupakan bentuk umum yang kedua dari OLP, berupa gambaran area
eritema dan ulserasi.Apabila terdapat pada gingiva, maka disebut deskuamatif gingivitis. Tipe
ini biasanya menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien (Eisen et al., 2005). .
Bentuk atropik dari OLP biasanya difus, eritematus yang dikelilingi striae putih.
Sedangkan bentuk bula dari OLP biasanya muncul pada mukosa bukal dan daerah lateral dari
5
lidah. Bentuk bulla ini biasanya langsung pecah dan meninggalkan gambaran erosif (Eisen et
al., 2005)
OLP tipe retikular dan plak umumnya tidak memerlukan perawatan. Perawatan
hanya diberikan untuk mengurangi panjang dan keparahan dari gejala simtomatis, terutama
pada lesi atropik dan ulseratif (Eisen et al., 2005). . Menurut beberapa literatur dikatakan
Amalgam tattoo adalah suatu pigmentasi yang sering terjadi terjadi pada
bagian mukosa rongga mulut. Amalgam tattoo ini terjadi akibat adanya deposit dari
amalgam. Sehingga pada terkadang terjadi pigmentasi pada daerah gigi yang terdapat
Lesi dari amalgam tattoo ini biasanya kecil, asimtomatik, macular, dan
terkadang tampak abu kebiruan sampai hitam. Biasanya dapat ditemukan pada
bagian permukaan mukosa. Biasanya amalgam tatto sering terjadi pada bagian
gingiva, mukosa alveolar, dan mukosa bukal. Amalgam tattoo biasanya terdapat pada
daerah gigi yang terdapat restorasi amalgam yang luas. Amalgam tattoo terjadi akibat
adanya deposit dari amalgam dimana amalgam tersebut digunakan pada restorasi.
dari pasien sehingga pada beberapa kasus, pembedahan dapat dilakukan untuk
Makalah laporan kasus ini akan membahas mengenai pasien wanita 38 tahun
dengan temuan klinis plak keratotik putih di mukosa bukal kiri dan kanan dan nodul
dengan inti berwarna hitam di mukosa bukal kiri -/+ sejak 6 bulan lalu, dengan
BAB II
Usia : 38 tahun
Agama : Islam
S Sariawan muncul di pipi kanan dan kiri -/+ sejak 6 bulan yang lalu, terasa
Pro Biopsi
Gambar 2.1. Keadaan Intraoral Pasien Pada kunjungan – 1 di regio mukosa bukal kiri
Gambar 2.2. Keadaan Intraoral Pasien pada kunjungan 1 di regio mukosa bukal kanan
100x)
20x)
10
Jaringan ikat
fibrokolagen
Makroskopis :
kenyal.
kecoklatan, kenyal.
Mikroskopis :
degenerasi hyalin bersebukan masif sel radang limfosit, sel plasma, eosinofil,
parakeratosis sebagian lapisan basal rusak. Inti dalam batas normal. Subepitel
Kesimpulan:
I dan II: oral lichen planus disertai tatto amalgam a/r mukosa bukal.
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Seperti dijelaskan di atas, factor penyebab spesifik OLP “sejati” tidak dapat
diidentifikasikan. Bagaimanapun juga, perubahan klinis dan mikroskopis yang selalu
menjadi ciri sebagai OLP akan selalu terjadi sebagi respon terhadap berbagai agen
(seperti obat, kimia, logam, dan makanan). Ketika manifestasi ini terjadi, ini disebut
sebagai reaksi “lichenoid”. Ketika agen penyerang atau antigen dihilangkan, gejala
dan tanda-tandanya akan terbalik; sebagai contoh kasus yang pernah terlaporkan
seperti reaksi terhadap restorasi dental, mouth rinses, antibiotic, gold injections untuk
arthritis, dan status immunocompromised seperti penyakit graft-versus-host. Reaksi-
reaksi ini dapat dengan mudah dibedakan dengan reaksi hipersensitivitas lainnya
seperti urticaria, atau erythema multiforme, dimana berbeda dari segi klinis dan
mikroskopisnya.
Gambar 3.7 dan 3.8 Erosive lichen planus dengan lesi bullous
berkisar antara 0,1 dan 2,2%. Lesi kulit pada lichen planus dapat digambarkan secara
klasik sebagai ungu, pruritic, dan papula polygonal.
Bentuk reticular terdiri dari (a) slightly elevated fine whitish lines (garis
berwarna keputihan) (wickham’s striae) yang memproduksi bentuk lacelike atau
bentuk garis radiasi, atau (b) lesi annular. Bentuk ini merupakan bentuk lichen planus
yang paling umum dan paling cepat dapat diketahui. Kebanyakan pasien dengan
lichen planus pada suatu waktu dapat memperlihatkan beberapa area reticular.
Tempat yang paling umum yang sering terjadi termasuk mukosa bukal (biasanya
secara bilateral), diikuti dengan lidah, bibir, gusi, dasar mulut dan pada palatum yang
biasanya jarang terjadi. Whitish elevated lesion atau papula, diameternya biasanya
berkisar 0,5-1 mm, dapat dilihat pada area yang terkeratinisasi secara baik dari oral
mukosa. Bagaimanapun juga, lesi plaquelike besar juga dapat terjadi pada pipi, lidah
dan gingival, dan ini sangat sulit dibedakan dengan leukoplakia.
Bullous lichen planus sangat jarang dan terkadang dapat membuat bentuk
penyakit linear IgA. Atrophic lichen planus hadir dalam bentuk area terinflamasi dari
mukosa oral dilapisi oleh epitel tipis yang terlihat kemerahan. Lesi erosive mungkin
dapat berkembang sebagai komplikasi dari proses atrophic ketika sel epitel tipis
terabrasi atau terulserasi. Lesi-lesi ini bersifat simptomatik, dengan gejala seperti
mild burning sampai nyeri hebat.
17
Papular, plaquelike, atrophic dan lesi erosive sangat sering dibarengi oleh lesi
retikular, dimana merupakan bagian penting dalam evaluasi klinis untuk menentukan
kasus dari lichen planus. Karaktersitiknya, area mukosa oral yang terjangkit tidak
terikat ke bawah atau menjadi inelastis oleh lichen planus, dan garis karatotic putih
tidak dapat dihilangkan baik dengan cara stretching/peregangan mukosanya atau
menggosok permukaannya. Lesi papular retikular umumnya asimptomatis; sedangkan
bentuk atrophic, erosive dan bullous biasanya diasosiasikan dengan nyeri.
Studi immunofuorescent dari spesimen biopsi yang berasal dari lesi lichen
planus memperlihatkan sejumlah penampakan yang tidak terlihat di hematoxylin-
eosin stain (H&E stain) dan keduanya memperlihatkan mode perkembangan dari
luka ini dan memberikan bantuan untuk membedakan lichen planus dari bermacam-
macam dermatoses lainnya. Immunofluoroscent langsung, memperlihatkan
fibrinogen yang shaggy (berbulu kasar) di dasar membrane pada 90-100% kasus.
Pasien juga mungkin mempunyai banyak IgM-staining cytoid bodies (sebagian
besar), yang biasanya terletak di dermal papilla atau di area peribasalar area. Cytoid
bodies ini dianggap sebagai tanda-tanda lichen planus jika mereka muncul dalam
jumlah banyak atau muncul dengan bentuk cluster yang berkelompok.
Gambaran klinis dan distribusi dari lesi sangat membantu, walaupun tidak
selalu memberikan diagnosis yang tegas, biopsi harus dilakukan sebelum pengobatan
19
dari lesi. Asymptomatic Planus sering tidak diberikan terapi dan biopsi biasanya tidak
dilakukan. Biopsi dari papular dan plaquelike OLP harus dilakukan untuk
menghilangkan leukoplakia. Biopsy biasanya dilakukan pada bentuk bullous,
sebagian karena itu adalah gejala dan sebagian untuk membedakan dari gangguan
vesiculobullous lain.
3.1.7 Perawatan
Ketika lesi terdapat pada pada sisi mukosa yang dekat dengan restorasi
amalgam dan ketika penderita menggunakan tambalan yang mengandung merkuri
atau logam lainnya, maka restorasi amalgam ini akan membantu proses
penyembuhan penyakit OLP. Tindakan eksisi biasanya tidak diindikasikan untuk
perawatan OLP.
Sejauh ini, sumber paling utama dari pigmentasi oral mukosa adalah Tato
Amalgam. Lesinya kecil, berupa makula berwarna abu kebiruan atau hitam, dan
biasanya terlihat di mukosa buccal, gingiva atau palatum. Sering ditemukan di area
sekitar gigi dengan restorasi amalgam yang besar. Lesi ini dapat juga ditemukan pada
gigi yang direstorasi dimana terdapat kemungkinan terlepasnya amalgam pada saat
gigi sedang dipersiapkan untuk pembuatan mahkota, sehingga etiologinya merupakan
kesalahan iatrogenik, dimana terdapat deposisi amalgam secara tidak sengaja ke
jaringan mukosa. Terakumulasinya amalgam di bur, secara tidak sengaja dapat masuk
22
ke dalam mukosa yang berdekatan dan menyebabkan flek logam. Partikel logamnya
sangat halus, namun terkadang jika cukup besar dapat terlihat pada radiografi.
Fragmen amalgam juga dapat terdeposisi di jaringan oral pada saat ektraksi
gigi. Partikel logam dapat jatuh ke dalam soket ekstraksi, dan selama masa
penyembuhan, amalgam terpendam diantara jaringan pengikat saat reepitelisasi
dimulai. Sejak inilah, selalu terlihat adanya logam pada pemeriksaan radiografis.
Karena lesi tato amalgam tidak berbahaya, maka tidak perlu dihilangkan.
Direkomendasikan untuk biopsi jika lesi berpigmen abu – abu muncul, atau jika lesi
tersebut terlihat di sekitar gigi yang di restorasi; nevi dan melanoma dapat dipilih
sebagai diagnosis diferensial.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kunjungan pertama pasien tanggal 4 Juni 2015, pasien wanita umur 38
tahun mengeluhkan sariawan muncul di pipi kanan dan kiri kurang lebih sejak 6
bulan yang lalu, terasa perih terutama di sebelah kiri. Sebelumnya datang ke RSKGM
dan diberi aloclair tetapi tidak sembuh. Pada pemeriksaan klinis tampak nodul di
mukosa bukal regio 37 + plak putih keratotik dengan batas eritem di muccobucal fold
regio 15-16 dan 25-27, dan nodul dibawah mukosa labial region 3.
amalgam secara tidak sengaja ke jaringan mukosa yang berasal dari restorasi
amalgam pada gigi 17. Nodul tersebut dikenal sebagai amalgam tattoo. Amalgam
tattoo adalah suatu pigmentasi yang sering terjadi pada bagian mukosa rongga mulut.
Pada pasien juga terdapat putih keratotik dengan batas eritem di muccobucal
fold regio 15-16 dan 25-27. Plak ini diduga adalah oral lichen planus (OLP) yang
terjadi karena hipersensitifitas pada obat dan logam. Dilakukan biopsy insisi pada lesi
untuk melihat ada atau tidaknya tanda keganasan. Diberikan obat prednisone dan
theragran M.
24
pengeluaran substansi pemicu inflamasi dalam tubuh serta menekan system imun.
Administrasi sistemik dari tablet prednisone bereaksi baik dengan dosis antara 40 dan
80 mg setiap hari, yang digunakan kurang dari 10 hari. Regimen waktu dan dosis
berbeda-beda untk setiap orang, namun tergantung pada status medis penderita,
mencegah defisiensi vitamin karena diet yang buruk, penyakit tertentu, atau selama
kehamilan.
Dilakukan biopsy eksisi pada lesi amalgam tato karena amalgam tato biasanya
tidak berbahaya dan tidak terdapat riwayat keganasan, sedangkan untuk OLP
amalgam pada gigi 26 dan 46. Ketika lesi terdapat pada pada sisi mukosa yang dekat
mengandung merkuri atau logam lainnya, maka penghilangan restorasi amalgam ini
kembali.
Pada kunjungan ke-4 tangal 22 Juni 2015, dilakukan restorasi komposit pada
dengan konsistensi kenyal berwarna putih kecoklatan. Sediaan dilapisi epitel gepeng
25
lapisan basal sebagian rusak, inti dalam batas normal. Subpeitelial tampak jaringan
ikat fibrokolagen yang mengalami degenerasi hyalin bersebukan masif sel radang
limfosit, sel plasma, eosinofil, PMN, sel histosit yang sebagian menginfiltrasi sampai
ke pembuluh vaskuler. Tampak pula dilatasi pembuluh darah dan perdarahan..Hal ini
Pada sediaan kedua, sediaan dilapisi epitel gepeng yang tumbuh hiperplastis,
berkeratin, parakeratosis sebagian lapisan basal rusak. Inti dalam batas normal.
berserbukan masif sel radang limfosit, histiosit, sel plasma, beberapa eosinofil, PMN
Hasil histopatologi pun didapat sel-sel otot dalam batas normal serta tidak
untuk membuka jahitan dan tidak ditemukan adanya kelaianan dari bekas operasi
tersebut.
26
BAB V
SIMPULAN
dapat disimpulkan bahwa pasien didiagnosa dengan Oral Lichen Planus tipe erosif
dan Tatto Amalgam a/r mukosa bukal, sehingga pasien diinsruksikan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hashimi I et al. Oral lichen planus and oral lichenoid lesions: diagnostic and
therapeutic considerations. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol
Endod 2007; 103 (suppl 1): S25-S31.
Greenberg, M.S and Michael Glick. 2008. Burket’s Oral Medicine : Diagnosis and
Treatment. Spanyol : BC Decker Inc.