INDAH DWITASARI
160112180075
Pembimbing :
Dr. Irna Sufiawati., drg, Sp.PM(K)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah minor Ilmu
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1.2 Anamnesa..............................................................................................3
2.1.9 Diagnosa................................................................................................7
2.2.1 Anamnesa..............................................................................................8
iii
iv
2.2.5 Diagnosa..............................................................................................10
3.1. Gingiva........................................................................................................12
3.1.1 Anatomi..........................................................................................12
3.2.1 Definisi...........................................................................................14
3.2.2 Etiologi...........................................................................................15
3.2.4 Patogenesis.....................................................................................15
3.3 Klasifikasi.....................................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................32
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Lesi makula pin-point pada gingiva rahang atas dan
bawah saat control 1 minggu 11
v
BAB I
PENDAHULUAN
Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan
menutupi ridge alveolar. Gingiva terdiri dari 3 bagian yakni marginal gingiva,
merah muda, konturnya halus dan mengisi setiap ruang interdental sehingga pada
karakteristik anatomi dan estetika individu. Warna gusi ditentukan oleh ketebalan
epitel, tingkat keratinisasi, jumlah dan deposisi derajat melanin, dan jaringan yang
mendasarinya, termasuk darah yang mengaliri dan adanya pigmen lain seperti
hemoglobin dan karoten, selain itu pigmen lainnya bilirubin dan besi. 3 Warna
fisiologis normal gingiva adalah merah muda seperti karang atau pink salmon,
1
2
secara klinis ditandai dengan adanya pewarnaan coklat gelap hingga hitam pada
gingiva. Melanin adalah pigmen coklat, merupakan pigmen alami yang ada dan
dari mukosa yang ada. Sel-sel melanosit terlihat pada lapisan basal dari epitel.
dalam sel keratinosit yang berdekatan (Barret and Scully, 1994) Melanin adalah
hitam (eumelanin) atau coklat ke kulit, mukosa, rambut, dan mata, atau kadang-
warna pada jaringan, fungsi utama dari pigmen ini adalah photoprotection, dan
Kondisi dari pigmentasi endogen antara lain pada penyakit Addison, sindroma
Kondisi dari pigmentasi eksogen antara lain paparan logam berat seperti emas,
LAPORAN KASUS
Nama Pasien : PS
Usia : 22 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
2.1.2 Anamnesa
dengan keluhan gusi berwarna cokelat kehitaman pada gusi depan dibagian atas
dan bawah, terjadi kira-kira sejak 2 tahun yang lalu, tidak terasa sakit, dan tidak
penyakit maag. Pasien saat kecil mengatakan bahwa pernah mengonsumsi obat-
obatan untuk oenyakit TBC kurang lebih selama 2 tahun, pasien tidak ingat jenis
obat apa yang pernah dikonsumsi. Keadaan ini tidak terjadi pada anggota keluarga
4
5
lain. Riwayat penyakit dan alergi obat disangkal. Pasien terakhir ke dokter gigi
seminggu yang lalu untuk melakukan scaling, pasien tidak memiliki kebiasaan
Hipertensi : YA / TIDAK
Asma/Alergi : YA / TIDAK
Hamil : YA / TIDAK
Kontrasepsi : YA / TIDAK
Lain-lain : YA / TIDAK
Disangkal.
Suhu : Afebris
6
Pernafasan : 20 x / menit
Nadi : 72 x / menit
Kelenjar Limfe :
+/-
+/-
+/-
Bibir : t.a.k
Lain-lain :-
Kalkulus + / - stain + / -
Frenulum t.a.k
Status Gigi
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Mukosa Oral
Radiologi TDL
Darah TDL
Mikrobiologi TDL
8
2.1.9 Diagnosa
1) OHI
2) KIE
Pasien diinformasikan bahwa kelainan pada gusi dan lidahnya. Dalam kasus
terlalu lama berada pada paparan sinar matahari, makan/ minum panas, serta
3) Pro observasi
Gambar 2.1 Lesi makula pada gingiva rahang atas dan bawah
2.2.1 Anamnesa
Kelenjar Limfe
Bibir t.a.k
Wajah Simetri/Asimetri
Lain-lain -
Kebersihan Mulut
1 1 1 0 0 0
46 31 36 46 31 37 Stain + / -
1 1 1 0 0 0
DI = 6/6 KI = 0/6
Mukosa Oral
Radiologi TDL
Darah TDL
Mikrobiologi TDL
2.2.5 Diagnosa
1) OHI dilanjutkan
2) DHE
Gambar 2.2 Lesi makula gingiva rahang atas dan bawah saat kontrol 1 minggu
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Gingiva
3.1.1 Anatomi
Gingiva normal menutupi tulang alveolar dan akar gigi, dan secara
anatomi gusi dibagi menjadi gusi cekat, gusi tepi, dan gusi interdental.
Marginal gingiva merupakan tepi atau batas dari gusi yang mengelilingi
gigi dan berbentuk seperti kerah baju, dengan kedalaman sekitar 1 mm dan
merupakan cekungan dangkal atau ruang di sekitar gigi yang salah satu
sisinya dibatasi oleh permukaan gigi dan sisi yang lainnya dibatasi oleh
yang bersifat tegas, resilient, dan terikat pada periosteum dari tulang
alveolar, serta tersusun atas jaringan ikat padat. Bagian fasial attached
gingiva meluas ke alveolar mukosa atau area yang relatif longgar, mudah
gigi) yang berbentuk piramid atau col shape (Newman, et al., 2015).
13
14
pink yang disebabkan oleh beberapa hal seperti suplai darah, ketebalan dan
membran mukosa oral yang terdapat pada lapisan basal epitel (Ismail dan
beserta suplai darah. Tekstur gingiva terlihat seperti kulit jeruk atau biasa
disebut stippled yang hanya dimiliki oleh attached gingiva. Lokasi gingiva
yaitu tegas dan ressilent, kecuali pada bagian marginal gingiva yaitu
3.2.1 Definisi
beraturan yang berasal dari granula melanin yang diproduksi oleh sel-sel
karena produksi melanin berlebih pada lapisan basal, dan juga pada
al., 2017).
3.2.2 Etiologi
gingiva berkaitan dengan berbagai faktor yang terdiri dari faktor eksogen
3.2.4 Patogenesis
pada lapisan basal dan lapisan atas lamina propia (Burket, et al., 2008).
Secara umum, proses pigmentasi terjadi dalam tiga fase yaitu aktivasi
matang, yaitu pada tahap pertama sebuah vesikel dikelilingi oleh membran
vesikel, pada tahap ini aktivitas enzim tirosinase dan aktivitas lainnya
fase ini warna melanin sudah dapat terlihat dari permukaan kulit atau
3.3 Klasifikasi
I. Endogen
a. Fisiologis
1. Fordyce’s spot
19
Kelenjar sebaseus yang ektopik dan secara klinis terlihat seperti macula
lokasi pada rongga mulut. Biasanya pada bagian vermilion bibir atas,
2. Pigmentasi fisiologis
dan konstan pada mukosa mulut umumnya pada orang berkulit gelap.
basal mukosa dan lamina propria. Daerah yang umum untuk mengamati
pigmentasi ini adalah pada bagian gingiva cekat. Seringkali tampak seperti
pita yang diffuse, gelap dengan batas jelas, simetris dan tanpa gejala.
Daerah lain yang dapat terkena adalah mukosa pipi, palatum keras, bibir
b. Patologis
1. Sindrom Peutz-Jeghers
oral merupakan temuan diagnostik yang penting, terdiri dari makula atau
spot berwarna cokelat atau hitam, berbentuk oval atau bulat, dengan
diameter 1-10 mm. Bagian yang sering terkena adalah kulit disekitar bibir,
bibir, mukosa pipi dan lidah. Lesi kulit jumlahnya banyak, biasanya
21
2. Penyakit Addison
berupa pigmentasi difus atau bercak berwarna cokelat tua, akibat produksi
3. Melanoma maligna
22
berkembang pada mukosa yang secara normal atau pada daerah berpigmen
variasi warna dari hitam ke merah, ukuran lebih besar dari 1 cm, dengan
prekursor melanoma oral. Semua nevus melanotik oral tampak sebagai lesi
berwarna cokelat atau biru, bergantung pada tipe atau kedalaman malanin.
Lesi mempunyai pewarnaan yang seragam, berbatas jelas dan sering kali
diameternya kurang dari 0,5 cm. Variasi dalam warna, batas yang tidak
jelas, ulserasi, dan ukuran yang lebih besar adalah sifat yang harus segera
II. Eksogen
a. Sistemik
Gambaran klinis makula atau plak berwarna cokelat atau hitam dengan
tepi tidak beratur atau melanosis yang difus. Daerah yang sering terkena
et al,2013).
akumulasi melanin dan endapan dari obat atau metabolit obat di dermis
biru keabu-abuan atau biru kehitaman biasanya pada palatum keras, dan
25
2. Smoker’s melanosis
mandibula. Pigmentasi yang terjadi pada mukosa pipi dan palatum terkait
berhubungan dengan durasi dan dosis yang digunakan. Wanita lebih sering
(Laskaris, 2013).
3. Bismuthis
dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan endapan difus dari dari
26
Diagnosa ditegakkan dengan paper taste yang disisipkan pada sulkus gusi
(mual, muntah, kolik) dan efek paling serius dari timah adalah lead
penting adalah rasa logam pada mulut. Tanda-tanda pada mulut yang
terlihat bila keracunan berat dan akut dan kebersihan mulutnya buruk
maka terdapat garis timah atau lead line. Garis ini berwarna hitam abu-abu
pengukuran kadar timah dalam darah 95% timah hitam dalam darah
5. Mercuryalism (ptyalism)
yang mencolok dari aliran saliva yang kental sekali (ciri khas
merkurialism), hot mouth, rasa gatal dan rasa metalik, bibir kering, pecah-
6. Argyria
gambaran klinis terdapat rasa sakit, pigmentasi pada kulit, warna abu-abu
kehitaman (state grey, ungu atau biru, kadang terlihat berkilau → metallic
luster) dan pada intraoral pigmentasi pada gingiva dan mukosa mulut.
2015).
7. Auric stomatitis
8. Arsenic
28
pigmentasi dan ulserasi dari kulit dapat terjadi akibat terapi arsenic yang
lama dan terus menerus misalnya dengan larutan Fowler’s. Gejala intraoral
berupa mulut terasa kering dan sakit, warna merah pada mukosa mulut.
Prewatan dapat dengan obat kumut (diklonin solution) dan anestesi topical
(Burket, 2015).
b. Lokal
soket pencabutan atau abrasi gingiva dari bur yang berputar. Lokasinya
atau emas cor, juga terlihat pada lingir tak bergigi, mukosa vestibulum,
palatum, mukosa bukal dan dasar mulut. Berbentuk macula dengan ukuran
2. Gravit tattoo
Lesi warna
Mucocele biru
Lipoma kuning
I. Lokal
1. Tato amalgam
makula melanotik labial dan makula melanotik oral. Batas vermillon bibir
bukal, palatum dan gingiva. Warna lesi ini biasanya abu-abu, coklat, biru,
4. Pigmentasi menyeluruh
lentiginosis.
paska operasi.
penampilan terutama jika pewarnaan gusi ini terlihat ketika berbicara atau
kimia seperti fenol 90%, teknik abrasi dengan bor diamond, Nd: Yag
minggu.
negatif dapat menimbulkan rasa panas dan sakit pada jaringan lunak
mulut.
5. Laser. Penggunaan laser mencipakan cara yang paling efektif dan efisien
hasil yang lebih optimal dan setelah 1 bulan sudah menunjukkan adanya
PEMBAHASAN
Diagnosis untuk lesi pigmentasi yang ada di kavitas oral adalah hal
serius. Oleh karena itu, evaluasi pasien lesi pigmentasi harus mencakup
atas dan gingiva cekat anterior rahang bawah terdapat warna kecoklatan
dan didiagnosa sebagai pigmentasi fisiologis. Hal ini sesuai dengan yang
Gingiva cekat adalah tempat pada intraoral yang paling sering terkena
pigmentasi, dimana itu dapat muncul bilateral, batas baik, ribbon like,
dark brown band yang terkadang terpisah dari margin gingival. Pigmentasi
fisiologis dari mukosa bukal, palatum keras, bibir dan lidah juga dapat
terlihat sebagai potongan kecil berwarna coklat dengan batas lebih tidak
34
35
berbagai variasi dari satu ras ke ras yang lain. Pada orang Asia hal ini
orang Asia. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari pigmentasi oral pada
pria dan wanita. Intensitas dan distribusi pigmentasi rasial mukosa mulut
bervariasi, tidak hanya antara ras, tetapi dari individu yang berbeda dari
ras yang sama dan dalam berbagai area pada oral yang sama. Pigmentasi
fisika. Pada orang berkulit gelap, pigmentasi oral meningkat tetapi tidak
ada perbedaan dalam jumlah melanosit antara orang yang berkulit putih
jumlah yang bervariasi pada kelompok etnis yang berbeda di seluruh dunia
dan itu terjadi pada semua ras. Pada kaukasian, hampir seluruh melanosit
ditemukan pada individu Afrika dan Asia Timur. Pada seorang yang
berkulit gelap dan hitam, produksi melanin meningkat sebagai hasil dari
36
berkulit gelap dan hitam sangat reaktif, sedangkan pada individu yang
2003)
yaitu dari faktor endogen peran melanin yang terdapat pada pasien. Tidak
cryosurgery.
karena faktor genetik dimana pasien sendiri memiliki kulit yang cukup
gelap (coklat) serta ibu yang juga memiliki keluhan yang sama seperti
pasien.
Pemeriksaan pada saat kontrol kedua tidak nampak perubahan pada daerah
SIMPULAN
yang dialami pasien disebabkan oleh meningkatnya jumlah pigmen melanin dalam
lapisan sel basal bisa dikarenakan faktor endogen maupun eksogen. Pasien juga
sudah dijelaskan tentang beberapa pilihan tindakan perawatan namun pasien tidak
ingin dilakukan apapun. Oleh karena itu pasien diberi Dental Health Education
(DHE) mengenai faktor-faktor penyebab dan bahaya paparan atau faktor eksogen
yang dapat memperparah kondisi yang ada sekarang. Pasien tidak diberikan obat-
38
DAFTAR PUSTAKA
Alawi F. 2003. Pigmented lesions of the oral cavity : an update. Dent Clin N A.
Vol 57: 699–710.
Abdel Moneim RA, El Deeb M, Rabea AA. 2017. Gingival pigmentation (cause,
treatment and histological preview). Future Dental Journal. Vol 3: 1-7.
Anil Ghom and Savita Ghom. 2014. Textbook of Oral Medicine. Third Edition.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd
Burket. 1994. Ilmu Penyakit Mulut Diagnosis dan Terapi. Jakarta : Banguntapa
Aksara.
Glick M. 2015. Burket’s Oral Medicine. 12th Edition. USA: People’s Medical
Publishing House; 2015.
Greenberg, Martin S., Glick, Michael. Ship, Jonathan A. 2008. Burket’s Oral
Medicine 11th edition. BC Decker Inc: Hamilton; p. 79, 82, 109.
39
40
Manson JD dan Elley BM. 2013 Buku Ajar Periodonti. Jakarta: Hipokrates; p. 25.
th
Mescher A. L., et al. 2013. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 13
edition: Lange. pp. 368-371.
Rehab A. Abdel Moneim, Mona El Deeb Associate, and Amany A. Rabea . 2017.
Gingival pigmentation (cause, treatment and histological preview). Future
Dental Journal 3 (2017): 1-7.
Scully C and Caoson RA. 1991. Atlas Bantu Kedokteran Gigi. Penyakit Mulut,
Jakarta: Hipokrates.