COATED TONGUE
MAKALAH
Oleh:
160112220130
Pembimbing:
NIP.195812231986032001
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Coated Tongue
NPM : 160112210070
Menyetujui:
Dosen Pembimbing
NIP.195812231986032001
ii
DAFTAR ISI
i
Diagnosis ................................................................................................... 17
Rencana Perawatan .................................................................................. 18
Prognosis ................................................................................................... 18
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 19
3.1 Lidah ......................................................................................................... 19
Anatomi Fisiologi Lidah ............................................................................. 19
Histologi Lidah........................................................................................... 20
3.2 Coated Tongue ......................................................................................... 22
Definisi ...................................................................................................... 22
Prevalensi .................................................................................................. 23
Etiologi ...................................................................................................... 24
Gambaran Klinis ........................................................................................ 25
Diagnosis ................................................................................................... 26
Diagnosis Banding ..................................................................................... 28
Perawatan ................................................................................................. 30
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................ 31
BAB V KESIMPULAN ................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 37
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
menyebabkan timbulnya infeksi pada jaringan keras seperti gigi dan jaringan lunak
seperti lidah. Pada keadaan normal, lidah mengalami keratinisasi yang akan
terdeskuamasi ketika terjadinya friksi dengan makanan, palatum dan gigi geligi.
Apabila lidah tidak dibersihkan, sebuah plak tipis tetap berada dipermukaan dorsal
lidah dan ini akan menjadi tempat bakteri anaerob untuk mendegradasu substrat
organic dan menyebabkan bau mulut (halitosis), keadaan ini disebut dengan coated
tongue. Coated tongue atau lidah berselaput merupakan penampilan klinis kelainan
lidah yang tampak pada dorsum lidah seperti tertutupi oleh suatu lapisan yang
biasanya berwarna putih atau kekuningan yang terjadi akibat penumpukan debris
Penelitian Patil et al. pada tahun 2013 mengenai prevalensi kelainan lidah di
India melaporkan dari 595 subjek, terdapat 167 orang yang mengalami coated tongue
dengan tingkat prevalensi 28%. Hal ini menempatkan coated tongue sebagai kelainan
lidah yang tertinggi di India.4 Penelitian Darwazeh et al. pada tahun 2011 mengenai
dilaporkan menjadi kelainan lidah tertinggi yang kedua yaitu 8,2%.5 Terdapat pula
Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) dan coated tongue memiliki prevalensi
1
Pada makalah ini, telah di laporkan sebuah kasus dimana seorang laki-laki
dengan kelainan ada lidah berupa coated tongue. Coated tongue merupakan suatu
kelainan lidah yang umum sekali terjadi, biasanya lebih banyak terjadi pada orang
dewasa karena adanya kumpulan epitel, makanan, dan debris microbial.7 Pasien
datang ke klinik Penyakit Mulut pada tanggal 26 Oktober 202 dengan keluhan lidah
terasa kotor dan terdapat warna keputih-putihan pada bagian belakang sejak 1 bulan
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Data Pasien
Agama : Islam
Telepon : 081******518
Usia : 14 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
NRM :
Anamnesis
Seorang pasien laki-laki datang dengan keluhan menyadari terdapat lapisan berwarna putih
padalidah bagian belakang. Pasien merasa lidah terasa kotor dan merasa adanya bau mulut sejak
sebulan yang lalu. Pasien suka meminum teh dan kopi, jarang minum air putih, dan jarang
memakan sayur dan buah. Pasien tidak merasakan sakit pada lidahnya dan sedang tidak
menjalani pengobatan antibiotik. Ketika ditanyakan mengenai cara menjaga kebersihan
mulutnya, pasien menyikat gigi ketika bangun tidur dan pada saat mandi sore dan terkadang
sebelum tidur , pasien tidak pernah menyikat lidah. Pasien ingin keluhannya disembuhkan.
3
Riwayat Penyakit Sistemik
Hipertensi : TAK
Hamil/Menyusui : TAK
Kontrasepsi : TAK
Lain-lain : TAK
Disangkal
Kondisi Umum
Kelenjar Limfe
4
Kanan : Tidak teraba, Tidak sakit
Konjungtiva : Non-anemis
Sklera : Non-ikterik
( a) (b)
5
Pemeriksaan Intra Oral
Tonsil T1-T1
6
(a) (b) (c)
(d) (e ) (f)
7
(m)
(a) dorsum lidah; (b) ventral; (c) dasar mulut (d) (e) lateral lidah kiri dan kanan; (f) palatum; (g) tonsil;
(h) mukosa labial atas; (i) mukosa labial bawah; (j) (k) mukosa bukal kanan kiri; (l) (m) gingiva dan
gigi geligi kanan kiri
Status Gigi
8
1. Karies : Gigi 14,24,47,46,37
2. Sisa akar : Gigi 26,36
3. Un-erupted gigi : Gigi 18,28,38,48
4. Atrisi : Gigi 13,32
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Kasus
Ket: terdapat lesi plak putih pada 2/3 dorsum lidah (saat di swab tidak
9
Diagnosis
Rencana Perawatan
1. Menjelaskan kondisi yang dialami pasien dan temuan klinis yang didapat,
yaitu berupa plak putih pada lidah atau dalam istilah medis Coated Tongue.
Memberi tahu bahwa kondisi yang dideritanya tersebut tidak berbahaya dan
faktor diet serta oral hygiene yang kurang baik, seperti kurang rutin
terperangkap di lidah
3. Mengintruksikan pasien memakan sayur dan buah, serta air putih 2L sehari
Prognosis
10
2.2 Status Kontrol Ilmu Penyakit Mulut
Data Pasien
Agama : Islam
Telepon : 081313307518
Usia : 14 Tahun
Kec.Kasokandel Kab.Majalengka
Pekerjaan : Mahasiswa
NRM :
Anamnesis
11
Riwayat Penyakit Sistemik
Hipertensi : TAK
Hamil/Menyusui : TAK
Kontrasepsi : TAK
Lain-lain : Faringitis
Disangkal
Kondisi Umum
Suhu : 37 ° C
Kelenjar Limfe
12
Submental Kiri : Tidak teraba, Tidak sakit
Konjungtiva : Non-anemis
Sklera : Non-ikterik
(a) (b)
13
Pemeriksaan Intra Oral
Tonsil T1-T1
14
(a) (b) (c)
15
(m)
(a) dorsum lidah; (b) ventral; (c) dasar mulut (d) (e) lateral lidah kiri dan kanan; (f) palatum; (g) tonsil;
(h) mukosa labial atas; (i) mukosa labial bawah; (j) (k) mukosa bukal kanan kiri; (l) (m) gingiva dan
gigi geligi kanan kiri
Status Gigi
16
1. Karies : Gigi 14,24,47,46,37
2. Sisa akar : Gigi 26,36
3. Un-erupted gigi : Gigi 18,28,38,48
4. Atrisi : Gigi 13,32
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Kasus
Ket : Lesi plak tipis , berwarna putih, meninggi pada dorsum lidah berkurang.
Indeks Miyazaki=1, Gomes=1
Diagnosis
17
Rencana Perawatan
2. Instruksi kepada pasien untuk tetap menerapkan pola hidup sehat dengan
buah dan 3 porsi sayur per hari, rutin minum air mineral minimal 2 liter/hari,
istirahat cukup
4. Instruksi kepada pasien untuk tetap menjaga kebersihan mulut dengan baik
dengan menyikat gigi dan lidah 2 x sehari setelah sarapan pagi dan sebelum
5. Menjelaskan kepada pasien untuk periksa mulut sendiri secara teratur 1 bulan
6. Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol rutin ke doker gigi minimal 6 bulan
sekali
Prognosis
18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Lidah
Lidah merupakan sebuah massa otot yang hampir seluruhnya ditutupi oleh
membran mukosa yang tebal dan mempunyai tiga permukaan, yaitu tip (ujung),
body (tubuh), dan base (dasar). Bagian ujung lidah adalah bagian paling anterior,
berbentuk pointed, dan sangat mobile. Bagian tubuh lidah terdiri dari permukaan
dorsal (superior) dan ventral (inferior) dan dipisahkan menjadi kanan dan kiri oleh
median sulcus. Bagian terminal dari median sulcus berbentuk “V” dan memisahkan
bagian tubuh dan dasar lidah, sedangkan bagian ujung median sulcus adalah
foramen caecum. Dasar lidah terdiri dari tonsil lingualis yang merupakan bagian
Lidah mempunyai empat otot intrinsik dan empat otot ekstriksik. Otot pada
kedua sisi lidah dipisahkan oleh septum fibrosa lingualis. Otot ekstrinsik adalah
otot yang berasal dari luar lidah dan berperan dalam pergerakan lidah, sedangkan
otot intrinsik adalah otot yang berasal dari dalam lidah dan berperan dalam
vagus untuk inervasi sensorik. Nervus lingualis yang merupakan cabang dari nervus
19
mandibularis mempersarafi bagian dua pertiga anterior lidah. Bagian anterior lidah
juga dipersarafi oleh serat chorda thympani dari nervus intermedius yang
mempersarafi semua otot lidah kecuali otot palatoglossus karena otot palatoglossus
dipersarafi oleh pharyngeal plexus. Arteri pada lidah berasal dari cabang dorsal
lingual, sublingual, dan deep lingual arteri lingualis, sedangkan vena pada lidah
adalah vena lingualis yang akan bermuara pada vena fasialis dan
retromandibularis.29,30
Histologi Lidah
Lidah terdiri dari otot bercorak yang dilapisi mukosa. Jaringan ikat di antara
mukosa menempel dengan kuat ke inti otot. Permukaan ventral lidah bertekstur
20
halus dan dilapisi epitelium skuamosa berlapis tidak berkeratin. Permukaan dorsal
lidah ireguler karena memiliki papila yang menonjol pada bagian anterior dua per
tiga dan lingual tonsil pada satu per tiga posterior atau akar lidah dan dilapisi
sirkumvalata.29
1. Papilla filiformis
Papilla yang paling banyak terdapat pada lidah, berbentuk konikal memanjang
proses pengunyahan.29,32
2. Papilla fungiformis
Papilla terbanyak kedua setelah papilla filiformis, berbentuk seperti jamur, lebih
3. Papilla foliata
Papila yang tersebar pada bagian samping lidah dan belum terbentuk sempurna
pada manusia.29
4. Papila sirkumvalata
Papilla yang berukuran paling besar dengan diameter 1-3 mm, jumlahnya hanya
sekitar 8-12 papilla, dan terdapat pada anterior sulcus terminalis.29 Duktus
21
Taste buds adalah struktur ovoid yang berada pada epitel lidah.8 Terdapat
250 buah taste buds pada permukaan lateral papilla sirkumvalata, selain itu taste
buds juga terdapat pada papilla fungsiformis dan papilla foliata.12 Taste buds tidak
hanya terdapat pada papilla, melainkan juga tersebar pada permukaan dorsal dan
lateral lidah. Taste buds dapat mengenali lima macam rasa, yaitu asin (ion sodium),
asam (ion hidrogen), manis (gula dan komponennya), pahit (alkaloid dan beberapa
jenis toksin), dan umami (asam amino seperti glutamate dan aspartat).29,32
Definisi
Nama lain dari coated tongue adalah furred tongue. Coated tongue atau
lidah berselaput merupakan penampilan klinis kelainan lidah yang tampak pada
dorsum lidah seperti tertutupi oleh suatu lapisan yang biasanya berwarna putih atau
kekuningan yang terjadi akibat penumpukan debris atau sisa makanan. Selaput ini
terdiri dari papila filiformis yang tampak seperti memanjang, sehingga akan
22
memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah dan akan menahan debris
berambut. Keadaan tersebut akan mengakibatkan retensi makanan dan pigmen yang
Prevalensi
bahwa lesi coated tongue merupakan lesi pada lidah yang paling umum terjadi baik
pada pria maupun wanita tetapi prevalensinya sangat rendah (2,1%).9 Penelitian
Shinde et al. (2017) menemukan distribusi kelainan lidah salah satunya coated
tongue, penelitian ini dilakukan dari 896 subjek, terdiri dari 490 pria (54,7%), dan
Penelitian Avcu et al. dengan membagi enam kelompok usia, menemukan coated
al. pada tahun 2017 mengenai penatalaksanaan coated tongue menemukan subjek
berusia ≤60 tahun menunjukkan tingkat coated tongue yang rendah yaitu 20,5%,
sedangkan subjek berusia di atas 60 tahun memiliki tingkat coated tongue yang
23
tinggi yaitu 79,5%.10 Penelitian yang dilakukan Nur’aeny et al. pada tahun 2016
mengenai profil lesi mulut pada kelompok lansia di Panti Sosial Tresna Wreda
menunjukkan kelainan pada lidah yang terbanyak adalah coated tongue sebesar 11
orang (55%).11 Omor et al. tahun 2015 meneliti tentang prevalensi dan faktor yang
sebanyak 129 orang (36,5%) menderita coated tongue dengan usia subjek >45
tahun.12
merupakan kelainan lidah yang tertinggi, yaitu 30,6%, coated tongue tersebut
dikaitkan dengan usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, dan kebiasaan menjaga
oral hygiene.15 Campisi et al. menyatakan prevalensi coated tongue adalah 47,45%.
Hal ini dihubungkan dengan kondisi rongga mulut yang buruk serta kurangnya
Etiologi
Etiologi dari coated tongue masih belum diketahui secara pasti. Faktor
terdapat lesi dalam rongga mulut yang terasa sakit, kebersihan rongga mulut yang
buruk, dehidrasi, diet makanan yang lunak.17 Beberapa faktor lainnya yang dapat
lokal maupun sistemik, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada flora normal
24
sistemik, agen topikal yang dapat bersifat mengoksidasi rongga mulut seperti
keadaan lemah karena penyakit sistemik, keadaan demam, serta sakit parah (bed
Hiposalivasi dapat menyebabkan xerostomia (dry mouth) pada rongga mulut, dan
tongue. Keadaan rongga mulut yang tidak bergigi, ataupun diet makanan lunak pada
pengguna gigi tiruan lepasan, oral hygiene yang buruk, keadaan berpuasa, febrile,
Coated tongue juga dapat terbentuk akibat keratin diproduksi lebih cepat
daripada yang dapat terdeskuamasi dan tertelan bersama makanan yang dimakan.
Peningkatan produksi keratin biasanya disebabkan oleh iritasi lidah yang berlebihan
akibat dari minum minuman panas atau merokok tembakau. Akumulasi keratin
pada papilla filiformis (taste buds) dari lidah memberikan gambaran lidah yang
Gambaran Klinis
oleh selaput yang dapat berwarna putih, coklat, ataupun hitam. Pewarnaan ini
tergantung dari pigmen yang masuk. Warna dari coated tongue adalah akibat dari
faktor-faktor ekstrinsik bisa dari warna dari makanan, minuman, tembakau dari
25
rokok, dan permen.21 Terkadang coated tongue dapat disertai dengan terjadinya
bertambah parah.3
lidah, mulai dari dekat foramen caecum dorsum lidah yang menyebar ke lateral dan
filiformis. Oleh sebab itu, lidah akan tampak seperti selaput tebal dan terbungkus.3
Biasanya keadaan lidah berselaput ini tanpa gejala, tetapi bila keadaan ini
Diagnosis
dari warna, ketebalan dan distribusinya.23 Salah satu tujuan pemeriksaan coated
26
tongue untuk membedakan antara warna lidah yang normal dengan lidah yang
atau pengaruh mekanis.24 Warna dan ketebalan coated tongue dipengaruhi oleh diet
permukaan dorsal lidah.15 Lesi ini dapat didiagnosis secara klinis berdasarkan
klasifikasi. Berikut adalah klasifikasi pengukuran nilai dari kondisi klinis coated
tongue:
27
Diagnosis Banding
1. Candidiasis Pseudmembranous
menyerupai keju atau susu yang mengental pada mukosa mulut. Plak putih
tersebut terdiri dari massa hifa, yeast, sel epitel deskuamasi, dan debris. Plak
tersebut dapat di-scrap dengan tongue blade atau kassa dan akan
pada kasus ini akibat adanya pengaruh proses lain, seperti lichen planus
kekebalan dapat dijumpai pada pasien leukemia atau mereka yang terinfeksi
dimana prosesnya terjadi dalam kurun waktu yang lambat. Gejala, jika ada,
biasanya relatif ringan, terdiri dari sensasi terbakar pada mukosa mulut atau
rasa tidak enak di mulut, seperti rasa asin atau pahit. Kadang-kadang pasien
28
meningkat. Plak secara khas didistribusikan pada mukosa bukal, palatum,
Oral hairy leukoplakia (OHL) adalah lesi mukosa mulut yang sangat
karena lesi dikaitkan dengan jumlah CD4+ T-limfosit yang rendah. Lesi
dapat pula muncul pada pasien dengan obat imunosupresif dan kemoterapi
kanker. OHL jarang ditemukan pada individu yang sehat. OHL sering
ditemukan pada batas lateral lidah, tetapi juga dapat ditemukan pada dorsum
dan mukosa bukal. Lesi dapat terlihat sebagai plak putih agak meninggi
yang tidak dapat dikerok. OHL umumnya tidak menunjukkan gejala, tetapi
gejala dapat muncul ketika lesi superinfeksi dengan strain candida. Karena
OHL dapat muncul dalam bentuk klinis yang berbeda, penting untuk selalu
mempertimbangkan lesi mukosa ini setiap kali batas lidah dipengaruhi oleh
29
Gambar 14 Oral Hairy Leukoplakia3
Perawatan
mulut yang buruk, xerostomia, konsumsi makanan lunak, dan penggunaan obat-
lidah dan menjaga kebersihan mulut dengan benar harus dilakukan secara rutin.
Penting untuk menekankan kepada pasien bahwa proses ini sepenuhnya dapat
diatasi.27
tongue scraper/ pembersih lidah yang bertujuan untuk menghilangkan sel keratin
penyikatan lidah dilakukan sesuai indikasi, jika permukaan lidah telah bersih maka
mekanisme self cleansing yang terjadi di rongga mulut akan dapat menjaga
kebersihan rongga mulut selama faktor risiko dapat dihindari.26 Selain pembersih
merokok, mengonsumsi makanan lunak, serta menjaga oral hygiene juga dapat
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil anamnesa menunjukan adanya keluhan lidah terasa kotor namun tidak
sakit sejak 1 bulan yang lalu pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Awal keluhan
terasa ketika muncul rasa tidak nyaman pada lidah, berkurang rasa makan dan
kemudian disadari lidah tampak kotor. Pasien merasa kurang percaya diri karena
jika membuka mulut lebar terasa bau mulut. Pasien mengaku sering meminum kopi
atau teh dan kurang minum air mineral sehari hari dan tidak rutin mengonsumsi
buah dan sayur setiap hari. Pasien sedang mengkonsumsi obat antibiotic (Taxime
Cefixime 200 mg) dikarenakan sedang mengalami batuk pilek sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien menyikat gigi ketika bangun tidur dan sore hari, namun pasien jarang
sekali menyikat lidah. Pemeriksaan klinis pada pasien ditemukan lesi plak pada 2/3
dorsum lidah berwarna putih kekuningan , sedikit meninggi, jika diswab tidak
Gambaran klinis coated tongue yang dialami pasien tersebut sesuai dengan
gambaran klinis coated tongue yang dijelaskan oleh Field et al. (2003) dan Tortora
et al. (2011) yaitu lidah tampak seperti tertutupi oleh suatu lapisan yang biasanya
berwarna putih atau kekuningan, terjadi akibat penumpukan debris atau sisa
makanan.1,2
hygiene yang kurang baik dimana pasien jarang menyikat lidah. Kebersihan mulut
31
merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan coated tongue.
coated tongue ketika lapisan tebal. Pembersihan lidah mekanis dengan menyikat
lidah dapat membantu menghilangkan debris dan epitel yang tidak terdeskuamasi.37
Ragunathan et al. (2019) menjelaskan bahwa dalam keadaan normal, keratin pada
permukaan dorsal lidah dapat mengalami deskuamasi selama fungsi, dan keratin
yang terdeskuamasi tersebut diganti dengan keratin yang baru. Dekuamasi selama
fungsi lidah didapat dari gesekan lidah dengan makanan, palatum, maupun gigi
tersebut akan mengakibatkan retensi makanan dan pigmen yang disebut dengan
coated tongue.6
Selain itu, faktor presesposisi coated tongue pada pasien ini adalah
asupan air yang optimal pada lansia adalah 1–1,5 liter per hari, sedangkan pada usia
Kumar et al. (2019) Air adalah komponen penting dalam tubuh dan sangat penting
untuk fungsi tubuh. Air yang disekresi oleh ginjal, usus, paru-paru dan kulit harus
seimbang dengan asupan air dari air minum, minuman, sup, dan makanan lainnya,
terutama sayuran setiap hari. Efek dari konsimsi air yang kurang terhadap kondisi
mulut menjadi panas, kering dan rapuh; material alba terakumulasi karena
32
kurangnya self-sleansing oleh saliva; Akumulasi debris epitel pada dorsum
pada pasien ini adalah kurangnya konsumsi air mineral dan serat. Asupan serat
seperti buah dan sayur yang optimal adalah minimal 2 porsi buah dan 3 porsi sayur
per hari. Berdasarkan Ragunathan et al. (2019) Gesekan antara sayuran hijau dan
diri yang mencegah terjadinya coated tongue. Karena itu, asupan serat dalam
Selain itu, faktor presesposisi coated tongue pada pasien ini adalah
penggunaan obat antibiotik. Antibiotik adalah contoh obat yang diketahui dapat
rongga mulut yang mengubah flora mikro dalam rongga mulut. Perubahan
Selain itu, pasien mengeluhkan pula adanya bau mulut. Keluhan bau mulut
(halitosis) pada pasein coated tongue disebabkan oleh sebuah plak tipis tetap berada
dipermukaan dorsal lidah dan ini akan menjadi tempat bakteri anaerob untuk
yang terdapat pada lidah memainkan peranan penting pada pembentukan volatile
sulvur compounds yang dapat menyebabkan bau mulut. Mikroba anaerob pada
biofilm lidah adalah salah satu yang berperan dalam pelepasan senyawa sulfur,
33
laporan kasus ini adalah tingkat atau kadar halitosis pada pasien tidak diukur.
Wijayanti et al. (2014) menjelaskan bahwa terdapat tiga metode utama dalam
bau mulut pasien), gas kromatografi (GC) dan sulfida monitoring (halimeter). Salah
satu metode mutakhir dalam mengukur bau mulut dapat menggunakan GS – SCS
Oral Chroma. Oral Chroma merupakan kromatograf gas yang praktis dan
dengan komponen H2S, CH3SH dan (CH3)2S.38 Tsai et al. (2008) melakukan
penelitian mengenai kadar volatile sulfur compound pada pasien coated tongue
dengan nilai index (0-12) dan pasien yang sudah melakukan tongue scraping. Pada
pasien coated tongue sebelum melakukan tongue scraping kadar volatile sulfur
signifikan antara volatile sulvur compounds dengan kuantitas coated tongue pada
tongue dengan kedua lesi tersebut adalah gambaran klinis dan faktor penyebab.
plak putih pada mukosa oral disebabkan oleh adanya infeksi dari jamur candida
albicans, lesi plak putih dapat diangkat meninggalkan daerah kemerahan pada
34
mukosa.3 Berdasarkan Greenberg et al. (2008) oral hairy leukoplakia merupakan
lesi putih pada rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi epstein bar virus,
gambaran klinis memperlihatkan lesi putih vertikal disepanjang tepi lidah, plak
putih agak meninggi dan tidak dapat dikikis.3 Salain itu, perlu diingat pula bahwa
kemoterapi. Sedangkan, pada pasien ini keadaan tubuh dalam kondisi sehat.
Terapi yang diberikan pada kasus ini adalah pemberikan KIE dan oral
hygiene instruction kepada pasien tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut. Pasien dianjurkan untuk megonsumsi sayur dan buah, serta air putih 2L
sehari secara rutin dan istirahat yang cukup, serta menginstruksikan untuk menjaga
gigi. Terapi yag diberikan pada pasien berdasarkan Danser et al. (2003) penanganan
yang efektif untuk kondisi coated tongue adalah penggunaan tongue scraper atau
lidah, disamping debris atau sisa makanan yang menempel dengan adanya friksi
antara tongue scapper dengan keratin yang tidak terdeskuamasi pada dorsum
dorsum lidah pasien sudah berkurang. Pasien mengaku sudah melaksanakan semua
instruksi yang diberikan secara teratur seperti menjaga OH dengan menyikat lidah
35
secara rutin, meningkatkan konsumsi air mineral dan serat. Pasien merasa lidahnya
menjadi lebih bersih dan bau mulut berkurang setelah 5 hari menyikat lidah 2 kali
sehari setelah menyikat gigi pada saat setelah sarapan dan sebelum tidur.
BAB V
KESIMPULAN
kelainan lidah berupa coated tongue yang disebabkan karena adanya ketidak
predesposisi kurangnya asupan air mineral dan serat serta oral hygiene yang kurang
baik. Terapi yang diberikan pada pasien adalah pemberikan KIE dan oral hygiene
instruction kepada pasien tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pasien dianjurkan untuk megonsumsi sayur dan buah, serta air putih 2L sehari
secara rutin dan istirahat yang cukup, serta menginstruksikan untuk menjaga OH
dengan menyikat lidah menggunakan tongue scrapper atau punggung sikat gigi.
Pada saat kontrol yaitu 7 hari setalah kunjungan pertama, plak putih pada lidah
pasien telah berkurang, pasien mengaku sudah melaksanakan semua instruksi yang
36
diberikan secara teratur seperti menjaga OH dengan menyikat lidah secara rutin,
seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Field, A. and Longman, L. Tyldesley’s Oral Medicine. 5th ed. Inggris: Oxford
17–20
37
7. Patil S, Kaswan S, Rahman F, et al. Prevalence of tongue lesions in the Indian
western population of Maharashtra. Int J Applied Dent Sci 2017; 3(3): 104-8.
12. Nur’aeny N, Sari K. Profil lesi mulut pada kelompok lanjut usia di Panti Sosial
14. Cherel F. Rate of reformation of tongue coating in young adults. Int J Dent
15. Avcu N, Kanli A. The prevalence of tongue lesions in 5150 Turkish dental
17. Campisi G, Margiotta V. Oral mucosal lesions and risk habits among men in an
38
18. Laskaris, G. 2006. Pocket Atlas of Oral Disease. 2nd ed. New York: Thieme
19. Khanal R, Pathak R, Young J, Mainali NR, Forman DA. Clue in the tongue. J
21. Seerangaiyan K, Juch F, Winkel G. Tongue coating: its characteristics and role
22. Langlais, R P. and C.S. Miller. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang
23. Mantilla Gómez S, Danser MM, Sipos PM, Rowshani B, Van Der Velden U,
Van Der Weijden GA VDWF. Tongue Coating and Salivary Bacterial Counts
25. Cherel F. Rate of reformation of tongue coating in young adults. Int J Dent
26. Vinod KV, Reddy P, Pillai VM. Scalloped tongue: A rare finding in nocturnal
28. Danser M, Mantilla S, Van G. Tongue coating and tongue brushing. Int J Dent
39
29. Popowics T and Margaret Fehrenbach. Illustrated Dental Embryology,
Histology, and Anatomy 4 Edition. 4th ed. Saunders Elsevier. eBook; 2015.
Rev. 2018;2(3):1–9.
32. Moore et al. Moore Clinically Oriented Anatomy 8th Edition. Vol. 282, Wolters
33. Gallagher JA, Bowler WB. Junquera’s Basic Histology Text and Atlas 14th
Edition. 14th ed. Anthony L. Mescher, PhD. New York: McGraw Hill
Education; 2016.
34. Hansen JT. Netter’S Clinical Anatomy Fourth Edition. Vol. 53, Journal of
35. Regezi JA, Sciubba J, Jordan RCK, Joseph A. Regezi, James J. Sciubba RCKJ.
36. Kumar S, Basak D, Kumar A. Role of Water in Health and Oral Health. Journal
37. Hardinsyah, Siregar P, Santoso BI, Pardede SO. Air Bagi Kesehatan. Jakarta:
40
38. Seerangaiyan K, Juch Frits, Winkle EG. Tongue Coating: its characteristics
and role in intra-oral halitosis and general health: A review. J. Breath Res 2018.
12 (3). 1-29
2014;6(1):619–77.
40. Tsai CC, Chou HH, Wu TL, Yang YH, Ho KY, Wu YM, et al. The levels of
41