Oleh
Syaidatul Mukharomah
NIRM 03.01.21.0171
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PEN GEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA
MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2022
LAPORAN
MAGANG KEWIRAUSAHAAN SEMESTER III
Oleh
Syaidatul Mukharomah
NIRM 03.01.21.0171
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA
MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
MAGANG SEMESTER III
Oleh
Syaidatul Mukharomah
NIREM 03.01.21.0171
Menyetujui :
Dosen Pendamping Kaprodi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan
Mengetahui :
Ketua Jurusan Pertanian
Polbangtan Yogyakarta-Magelang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah
dan rahmatnya kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyusun Laporan Magang
Semester III CV. Mitra Turindo dalam keadaan sehat dan selalu diberikan kelancaran serta
kemudahan.
Dalam penyusunan Laporan Magang Semester III CV. Mitra Turindo, tentunya tak
lepas dari petunjuk, arahan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt., M.P. selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Yogyakarta-Magelang.
2. Dr. Endah Puspitojati, S.TP., M.P. selaku ketua jurusan pertanian Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang.
3. Sukadi, SST., M.Si. selaku kepala program studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
dan dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Wilayah Pedesaan.
4. Dr. Epsi Euriga, SE, M.Sc selaku dosen pembimbing internal Magang CV. Mitra
Turindo.
5. Pimpinan dan karyawan CV. Mitra Turindo yang memberikan izin kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan magang di CV. Mitra Turindo.
6. Orang tua dan teman-teman yang telah senantiasa mendoakan serta memberikan
dukungan moral maupun materi hingga penulis bersemangat dalam menempuh
magang.
Kami menyadari bahwa dengan disusunnya Laporan Magang Semester III CV. Mitra
Turindo ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan yang
membangun sangat dibutuhkan untuk dijadikan bahan penyempurnaan dalam menyusun
laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 30. Mesin Sortir Salak ........................................................................................... 38
Gambar 31. Timbangan Digital .......................................................................................... 39
Gambar 32.Mesin Pengikat ................................................................................................. 39
Gambar 33. Mesin Penggorengan Kripik ........................................................................... 39
Gambar 34. Mesin Pengering Kripik .................................................................................. 39
Gambar 35. Cooper ............................................................................................................ 39
Gambar 36. Kunjungan Ke Eduwisata Ke Kelompok Tani Kusuma Mulya ...................... 39
Gambar 37. Kunjungan Oleh Perwakilan G20 ................................................................... 40
Gambar 38. Kunjungan Buyer Kamboja ............................................................................ 40
Gambar 39. Magang Day Bersama Mitra Turindo,
Madding Fresh Fruit dan Buyer Kamboja .......................................................................... 40
Gambar 40.Pengupasan Kulit Salak Untuk Gelpak ............................................................ 40
Gambar 41. Proses Memasak Geplak ................................................................................. 40
Gambar 42. Proses Pembungkusan Geplak ........................................................................ 40
Gambar 43. Geplak Salak Pondoh ...................................................................................... 41
Gambar 44. Proses Pengupasan Salak Untuk Olahan Kripik ............................................. 41
Gambar 45. Proses Penggorengan ...................................................................................... 41
Gambar 46. Proses Pengeringan ......................................................................................... 41
Gambar 47. Proses Pengemasan ......................................................................................... 41
Gambar 48. Kripik Salak Pondoh ....................................................................................... 41
Gambar 49. Monev Dosen Internal ..................................................................................... 42
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tanaman buah. Hampir semua jenis
tanaman buah-buahan dapat hidup dan tumbuh subur di Indonesia. Kondisi iklim, suhu,
dan tanah yang subur mendukung tumbuhnya berbagai jenis buah-buahan di Indonesia.
Banyak tanaman buah yang kini mulai dibudidayakan untuk kemudian diperjualbelikan.
Tidak hanya dalam bentuk hasil akhir berupa buah, tetapi bibit tanaman pun kini menjadi
kegiatan bisnis bagi sebagian kalangan. Salah satu jenis tanaman buah yang dikembangkan
secara komersial adalah salak berjenis pondoh (Sallaca edulis Reinw CV. Pondoh).
Sektor pertanian di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menurun karena pola pikir
masyarakat akan pertanian yang identik dengan kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari
minat masyarakat di bidang pertanian yang mengalami penurunan di bidang hortikultura
di tahun 2003 sebesar 16.937.617. Pada sensus 2013 menjadi 10.602.142. Mengalami
penurunan hingga 63% dari tahun 2003. Sehingga akan berdampak pada krisis pangan
yang akan dihadapi oleh masyarakat. Untuk menekan krisis pangan tersebut dilakukan
program kemitraan, salah satunya yaitu CV. Mitra Turindo yang terletak di Desa
Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. CV. Mitra Turindo ini menekan
penumpukan pangan yang terjadi di Indonesia dengan melakukan ekspor komoditas
pertanian yaitu salak pondoh yang identik dengan daerah Sleman. CV. Mitra Turindo ini
bergerak serta berperan di bidang fasilitator pemasaran salak yang sudah teregister ke
pasar ekspor dan menjalin kemitraan yang adil untuk menguntungkan dan meningkatkan
perokonomian berbagai pihak.
Salak merupakan salah satu dari keluarga Palmae atau tanaman asli dari Indonesia.
Hampir di semua daerah di Indonesia dapat ditumbuhi oleh salak, baik dibudidayakan
maupun liar. Selain di Indonesia, salak dapat tumbuh di berbagai negara antara lain
Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Thailand (Widyastuti, 1996). Salak
merupakan tanaman semusim yang produktif yang dapat menghasilkan buah sepanjang
tahun dan sangat melimpah. Buah salak dalam satu tandan memiliki tingkat kematangan
dan ukuran yang tidak seragam (Tim Karya Mandiri, 2010).
Salak memiliki ciri-ciri seperti warna kulit buah coklat kehitaman, mempunyai sisik
yang jarang dan bulu-bulu pada kulit. Indonesia memiliki berbagai jenis salak, namun yang
sering dibudidayakan adalah salak bali, salak pondoh, dan salak condet (Tim Karya
1
Mandiri, 2010). Buah salak memiliki daya simpan yang tidak tahan lama dan mudah
mengalami kerusakan, karena mengandung kadar air yang tinggi yaitu dalam 100 gram
buah salak mengandung 78% kandungan air. Selain mengandung air, buah salak juga
terdapat senyawa tanin yang memberikan rasa sepat dan perubahan warna coklat pada
daging buah salak apabila terkena udara (Depkes RI, 1979). Buah salak merupakan salah
satu buah yang memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
buah tropis yang lain seperti buah alpukat, jeruk, papaya, mangga, kiwi, lemon, nanas, dan
lain-lain.
Saat ini, buah salak sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor produk
hortikultura. Nilai ekspor salak pada tahun 2013 mencapai 1,7 juta USD dengan volume
ekspor lebih kurang 875 ton (BPS, 2013). China merupakan negara pengimpor terbesar
salak Indonesia, yang mencapai lebih dari 80 persen dari jumlah volume ekspor. Oleh
karena itu, penulis ingin mengatahui pola ekpor yang dilaksanakan oleh CV. Mitra Turindo
dengan tujuan awal untuk membantu petani salak pondoh dalam mengurangi
permasalahan harga ketika panen raya.
2. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi profil CV. Mitra Turindo.
b. Mengidentifikasi komoditas salak pondoh di kelompok tani.
c. Mengidentifikasi tahapan budidaya salak pondoh (on farm).
d. Mengidentifikasi perencanaan bisnis di CV. Mitra Turindo.
e. Mengidentifikasi kegiatan pasca panen (pengolahan dan pengemasan ) / (off farm).
f. Mengidentifikasi kegiatan pengembangan bisnis (pemasaran, jejaring, dan
pemanfaatan IT).
3. SISTEMATIKA LAPORAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
• Mahasiswa menguraikan latar belakang (argumen/alasan) dari topik yang dipilih
dalam Laporan Magang ini.
• Latar belakang bukan menjelaskan alasan magang dan/atau alasan penyusunan
Laporan Magang.
2
• Latar belakang harus menunjukkan urgensi dari topik yang dipilih. Urgensi
misalnya ditunjukkan oleh keunikan topik (isu mutakhir), keunikan industri,
permasalahan atau risiko yang ditimbulkan, atau perbedaan pendapat.
1.2. Tujuan
• Mahasiswa menguraikan tujuan penulisan topik magang.
• Tujuan harus mencerminkan hal-hal yang akan diuraikan di bab analisis.
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1. Landasan Teori
Mahasiswa menguraikan teori yang terkait dengan topik Laporan Magang. Teori atau
bahan kajian disesuaikan dengan tujuan magang yang tercantum dalam juknis ini,
mulai dari :
1) Menganalisis peluang
2) Merencanakan bisnis
3) Memproduksi (on farm)
4) Pengolahan, pengemasan, pemasaran (off farm)
5) Mengembangkan bisnis (pemasaran, jejaring, pemanfaatan IT)
3
3.2. Analisis
• Mahasiswa menguraikan kasus/masalah yang menjadi topik pembahasan.
• Uraian kasus/masalah mencakup latar belakang, substansinya, dan dampak yang
ditimbulkan (jika ada).
• Mahasiswa menganalisis kasus/masalah tersebut dengan menggunakan teori atau
metode yang relevan.
• Analisis bukan mendeskripsikan teori, namun menggunakan teori untuk
menjelaskan dan membandingkan dengan kasus/masalah yang diangkat.
• Uraian mengenai teori atau metode harus menyebutkan referensi yang valid dan
handal.
5
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG
1. Profil Organisasi
Mitra Turindo adalah nama paguyuban petani salak pondoh di daerah Sleman, tepatnya
berada di Dusun Kembang, Padukuhan Imorejo. Desa Wonokerto, Kecamatan Turi,
Kabupaten Sleman. Paguyuban Mitra Turindo didirikan oleh petani-petani yang berada di
wilayah Turi, Kabupaten Sleman pada tanggal 17 Juni 2009. Pendirian paguyuban ini
dilakukan karena motivasi yang dimiliki petani untuk memasarkan hasil perkebunan salak
di Desa Wonokerto agar komoditas salak bisa terjual secara maksimal. Kebun salak milik
petani yang tergabung ke dalam paguyuban ini sudah teregister.
Paguyuban Mitra Turindo berperan di bidang pemasaran yaitu dengan menjadi
eksportir salak pondoh di Negara Kamboja dan Negara China. Selain itu, Paguyuban Mitra
Turindo ini juga melakukan pemberdayaan kepada kelompok tani agar kelompok tani
tersebut dapat terorganisir secara maksimal dan bersifat aktif.
Pada bulan Agustus 2009 Paguyuban Mitra Turindo telah melakukan kemitraan
dengan PT. Agung Mustika Selaras (PT. AMS) dengan artian Paguyuban Mitra Turindo
tidak melakukan eksportir secara mandiri tetapi melalui perantara PT. Agung Mustika
Selaras (PT.AMS). Kemudian pada Tahun 2017 Paguyuban Mitra Turindo melakukan
eksportir secara mandiri dengan mengubah nama Paguyuban menjadi CV. Mitra Turindo
yang memiliki kantor packing house yang terletak di Desa Wonokerto. Paguyuban Mitra
Turindo adalah lembaga atau perusahaan yang memiliki kekuatan hukum tetap yang telah
disahkan oleh Pengadilan Negeri Sleman dengan Nomor Akta pendirian yaitu w13-
42/27/hum.07.01/11.2010/u. Dimana PT. Serena Sejahtera berperan sebagai buyer
(pembeli) dari CV. Mitra Turindo untuk kemudian diekspor ke negara Kamboja.
Kemudian CV. Mitra Turindo berperan sebagai penyedia barang dan berkas, penyortir
hingga packaging barang siap kirim.
CV. Mitra Turindo memiliki visi misi perusahaan yang akan menunjang kinerja untuk
mencapai tujuan target dari perusahaan ini, adapaun visi misi dari CV. Mitra Turindo
adalah sebagai berikut:
a. Visi
Sebagai salah satu Stakeholder didalam rantai pasok pemasaran salak,
diharapkan dengan kehadiran Paguyuban Mitra Turindo terbangun kemandirian
6
usaha tani yang berujung pada diversifikasi usaha untuk menambah value added serta
terbangunnya rantai pasok dan mekanisme pasar yang menguntungkan petani kecil.
b. Misi
Walaupun terlihat secara aktif di dalam sistem rantai pasok pemasaran salak,
namun Paguyuban Mitra Turindo tidak terlibat secara langsung di dalam proses
bisnis, Paguyuban Mitra Turindo difungsikan sebagai pendamping serta lembaga
advokasi yang bertugas untuk menjalin kemitraan yang adil serta saling
menguntungkan dengan berbagai pihak, menjaga konsep pertanian berkelanjutan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan SDA, menjaga ketersediaan
produk dengan komitmen harga yang layak serta adil, menjalin kemitraaan yang
berdasarkan pada dialog serta rasa saling menghargai serta memberikan jaminan
produk yang memiliki kualitas terbaik bagi mitra konsumen serta jaminan produk
yang sehat serta aman untuk dikonsumsi.
2. Aktivitas Magang
a. Pemangkasan Pelepah
Kegiatan pemangkasan pelepah pada pohon salak bertujuan untuk menjaga
lingkungan tidak terlalu lembab dan mengatur banyaknya pelepah daun. Pemangkasan
ditujukan pada pelepah yang sudah tua dan tunas anakan yang terlalu banyak.
Pemangkasan dilaksanakan pada saat tanaman salak pondoh sudah mulai berbunga.
Pelaksanaan pemangkasan secara rutin setiap 2 bulan sekali atau setelah panen,
termasuk dengan pemangkasan tandan buah yang sudah kering. Pemangkasan
dilakukan oleh mahasiswa di salah satu kebun petani anggota Kelompok Tani Sedyo
Makmur.
7
b. Penyerbukan Bunga Betina Dengan Bunga Jantan
Kegiatan penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala putik
yang akan terjadinya pembuahan. Tanaman salak pondoh mulai berbunga pada umur
2 tahun untuk bibit dari tunas anakan dan 3 tahun untuk bibit dari biji. Bunga jantan
memiliki harga yang mahal dikarenakan jumlahnya yang tidak sebanyak bunga betina
sehingga bunga jantan dapat digunakan untuk kurang lebih 10 pohon. Cukup dengan
memotong bunga jantan sekitar 3-5 cm lalu mengoleskan dan menempelkannya pada
bunga betina. Kegiatan penyerbukan dilakukan oleh mahasiswa pada kebun salak
milik salah satu petani pada Kelompok Tani Kembang Mulya.
c. Penjarangan Buah
Kegiatan penjarangan buah bertujuan agar buah salak pondoh dapat
berkembang dengan ukuran yang sesuai dengan standar ekspor. Jika dalam 1 tandan
terdapat banyak buah maka buah salak tidak dapat berkembang dengan maksimal,
sehingga harus dilakukan kegiatan penjarangan buah salak. Kegiatan penjarangan
buah kami lakukan pada kebun salak milik salah satu petani pada Kelompok Tani
Kembang Mulya.
d. Panen
Buah salak kualitas ekspor akan dipanen dengan kematangan 60 hingga 70%
saja agar tidak membusuk saat proses pengiriman ke negara ekspor. Ukuran salak
minimal yang siap panen berkisar antara 6-7 cm. Cara panen salak pondoh yaitu
dengan memutar buah sehingga kulitnya tidak mengelupas yang menyebabkan buah
cepat membusuk.
e. Pasca Panen
Setelah buah salak pondoh dipanen, kemudian dilakukan proses sortir dan
grading sesuai dengan ketentuan ekspor di titik kumpul masing-masing kelompok
tani. Dari hasil sortir dan grading kelompok tani, buah salak dikirim ke packing house
CV. Mitra Turindo untuk dilakukan pengeringan, pembersihan, sortir, grading,
penimbangan, packing, pengikatan, pelabelan, pemberkasan, dan pengiriman.
Kegiatan pasca panen ini yang akan menjadi kegiatan utama magang di CV. Mitra
Turindo. Terdapat rangkaian kegiatan pasca panen yang dilakukan di CV. Mitra
Turindo, yaitu :
1. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin blower sebanyak 2 buah untuk
mengeringkan buah salak yang basah atau lembab dari kelompok tani. Buah salak
8
yang basah akan cepat membusuk dan mempengaruhi berat dari buah salak
tersebut.
2. Pembersihan
Pembersihan buah salak menggunakan mesin pembersih buah salak yang berada
di CV. Mitra Turindo. Tujuan dari pembersihan buah salak adalah menghilangkan
duri dan kotoran yang menempel pada kulit buah.
3. Pemilihan
Pemilihan di sini adalah proses grading, sortasi, dan pengecekan ulang masing-
masing buah salak. Sortasi buah salak dilakukan dengan memisahkan buah salak
yang busuk, berlubang, bentuknya tidak beraturan, terlalu matang, dengan yang
layak untuk diekspor. Sedangkan grading buah salak dengan mengelompokkan
buah salak sesuai dengan grade, berikut merupakan pengelompokkan masing-
masing grade buah salak :
Grade A : > 80 gram
Grade B : 55 – 80 gram
Grade C : < 55 gram
Grade A akan disetorkan ke pasar lokal seperti Superindo, supermarket, dan
sejenisnya. Sedangkan yang akan diekspor adalah salak grade B. Grade C akan
dijual kepada pengepul salak lokal. Dan pengecekan ulang bertujuan untuk
mengecek apakah salak masih terdapat jamur pada kulitnya, jika terdapat jamur
maka harus dilakukan penyikatan pada kulit. Hal tersebut sudah menjadi
kesepakatan dengan negara tujuan ekspor.
4. Pengemasan
Dalam tahap pengemasan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu saat
ekspor ke Kamboja menggunakan 4 lapis kertas di koli untuk menjaga
kelembapan saat proses pengiriman menggunakan kapal serta menggunakan
plastik. Sedangkan dalam tahapan ekspor China menggunakan 4 lapis kertas
kemudian dikemas dalam koli.
5. Penimbangan
Berat penimbangan masing-masing negara tujuan ekspor berbeda sesuai dengan
hasil MOU. Berat setiap koli salak yang dikirim ke Kamboja yaitu 9,62 kg
sedangkan yang dikirim ke China seberat 9,55 kg.
9
6. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses pemeriksaan dengan metode pengamatan atau
observasi menggunakan pancaindra untuk mendeteksi masalah kelayakan buah
salak. Inspeksi dilakukan oleh pihak Balai Karantina Pertanian Kelas II
Yogyakarta yang beralamat di Jl. Laksda Adisucipto No. KM 8, Kalongan,
Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Pihak balai karantina akan
datang ke CV. Mitra Turindo untuk mengecek kelayakan buah yang akan di
ekspor dengan mengambil sampel dari masing-masing nomor ekspor. Jika lolos
dalam tahap ini maka akan diberi label oleh balai karantina yang selanjutnya
ditempel pada koli yang akan diekspor.
7. Pengikatan
Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali strapping band warna putih.
pengikatan dibantu dengan menggunakan mesin strapping band tipe SM-10T.
8. Pelabelan
Pelabelan bertujuan untuk memberikan identitas salak yang akan diekspor ke
negara tujuan dan menghindari terjadinya klaim oleh pihak lain yang tidak
bertanggungjawab. Setiap label memiliki nomor ekspor masing-masing kebun
salak yang telah terdaftar.
9. Pengiriman
Pengiriman ke negara China menggunakan transportasi mobil truk karena melalui
jalur udara di Bandara Internasional Yogyakarta. Sedangkan salak yang diekspor
ke negara Kamboja menggunakan reefer container yang bersuhu 8 hingga 12⁰C.
Penggunaan reefer container bertujuan untuk menghambat proses pematangan
selama di perjalanan, karena pengiriman ke Kamboja menggunakan jalur laut.
f. Pengolahan
Salak pondoh merupakan buah yang dapat diolah menjadi makanan olahan
selain dijual dalam bentuk buah segar. Bentuk olahan salak seperti keripik salak,
geplak salak, manisan salak, wajik salak, pia salak, bolen salak, dan lain-lain.
Pengolahan keripik salak dilakukan di Kelompok Tani Muda Jaya, sedangkan
pengolahan geplak salak di rumah produksi Ibu Nurul Padukuhan Tlatar, Kelurahan
Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Berikut merupakan tata cara
membuat olahan geplak salak :
10
1. Persiapan alat dan bahan seperti buah salak (kematangan 60-70%), gula pasir,
kelapa tua, pisau, wajan, kayu bakar, kemasan packing, plastik packing, tali
packing, dan lainnya.
2. Kupas salak dan pisahkan dari bijinya. Biji salak dapat diolah menjadi kopi salak
sehingga tidak perlu dibuang.
3. Potong secara vertikal pada bagian daging salak.
4. Goreng daging salak yang sudah dipotong tanpa menggunakan minyak goreng di
wajan. Penggunaan tungku dan kayu bakar mempengaruhi cita rasa geplak yang
renyah dan lembut.
5. Tambahkan gula pasir sebanyak 2 kg untuk 5 kg salak.
6. Aduk hingga gula pasir mencair, kemudian saat cairan yang ada di atas wajan
sudah mengental tambahkan parutan kelapa tua (2 buah) lalu aduk hingga matang.
Tujuan diaduk agar tidak lengket pada wajannya.
7. Semakin matang geplaknya maka daya simpan geplak akan semakin lama.
Setelah matang, angkat geplak lalu biarkan hingga sedikit dingin.
8. Sebelum semakin dingin, bentuk bulat-bulat pada geplak.
9. Kemas geplak pada plastik berbentuk persegi dan ikat menggunakan tali.
10. Kemudian kemas dalam kemasan yang telah di desain dengan berat 500 gram.
Setiap kemasan dijual dengan harga Rp. 50.000.
Selain diolah menjadi geplak, buah salak dapat diolah menjadi keripik salak.
Berikut merupakan tahapan membuat keripik salak :
1. Siapkan alat dan bahan seperti buah salak (kematangan 60-70%), pisau, mesin
penggorengan, mesin pengeringan, air, kemasan packing, dan mesin sealer.
2. Kupas buah salak dengan memotongnya secara melingkar agar membentuk
lingkaran.
3. Pisahkan daging salak dengan biji salak.
4. Rendam secara langsung daging salak ke dalam air bersih untuk menghindari
pembusukan dan perubahan warna.
5. Cuci bersih daging salak sebelum dimasukkan ke dalam mesin penggorengan.
6. Panaskan minyak dalam mesin penggorengan hingga suhu 93⁰C.
7. Masukkan daging salak yang telah bersih ke dalam mesin penggorengan, naikkan
tuas penggorengan yang berada di bawah monitor suhu. Tunggu hingga tekanan
menjadi -60 cmHg kemudian putar tuas agar daging salak dapat terkena minyak
(turun ke bawah)
11
8. Ubah suhu menjadi 85⁰C saat penggorengan dan tunggu sekitar 1,5 – 2 jam.
9. Sambil menunggu, tuas dapat diputar untuk membolak-balikkan keripik yang
sedang digoreng.
10. Setelah matang, buka kran yang berada di atas. Tujuannya agar tekanan udara
yang berada di dalam mesin penggorengan dapat keluar sehingga pintu yang
digunakan untuk memasukkan keripik salak dapat dibuka.
11. Keripik salak yang telah digoreng dapat dimasukkan di mesin spinner. Tujuannya
untuk menghilangkan minyak yang terdapat pada daging salak sehingga tekstur
daging salak menjadi renyah.
12. Setelah minyak yang terdapat pada daging salak telah hilang, tunggu hingga
dingin kemudian dapat dikemas ke dalam plastik kemasan.
13. Untuk harga 1 kg keripik salak dihargai Rp. 180.000.
g. Pemasaran
1. Pemasaran CV. Mitra Turindo
Sistem pemasaran salak pondoh di CV. Mitra Turindo adalah sistem ekspor ke
negara tujuan seperti Kamboja, CV. Mitra Turindo bekerja sama dengan PT.
Serena Sejahtera sebagai eksportir di Indonesia. Sedangkan proses ekspor ke
negara China langsung tanpa perantara. Harga jual dari petani untuk setiap
kilogram adalah Rp. 6.750. sedangkan dari CV. Mitra Turindo ke eksportir adalah
Rp. 13.000.
2. Pemasaran Madding Fresh Fruit
Sistem pemasaran salak pondoh yang dilakukan oleh Madding Fresh Fruit adalah
supermarket atau pasar modern yang menggunakan kualitas salak pondoh, salak
madu, maupun salak gading yang berada di grade A. Hasil sortir dan grading dari
CV. Mitra Turindo yang berada di grade A dapat dikirim ke Madding Fresh Fruit
untuk dijual ke supermarket. Madding Fresh Fruit dikelola oleh Bapak Sidiq.
3. Pemasaran Produk Olahan
Produk olahan salak sangat bermacam-macam seperti keripik salak, geplak salak,
manisan salak, pia salak, wajik salak, dan sebagainya. Produk olahan tersebut juga
diperjualbelikan di tempat wisata sekitar Sleman, Madding Fresh Fruit, maupun
ke masyarakat. Harga setiap kemasan keripik salak yang dibuat oleh Kelompok
Tani Muda Jaya adalah Rp. 180.000. Sedangkan harga geplak salak yang dibuat
oleh Ibu Nurul di Padukuhan Tlatar adalah Rp. 100.000 per kilogram.
12
BAB III
PEMBAHASAN
1. Landasan Teori
Kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan
pembangunan semangat kreativitas serta berani menanggung resiko terhadap pekerjaan
yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. Sedangkan menurut Hisrich et.al
dalam Slamet et,al (2014:5).
1. Menganalisis peluang
Menurut Arif F. Hadiparanata, peluang usaha adalah sebuah resiko yang harus
diambil dan dihadapi untuk mengelola dan mengatur segala urusan yang ada
hubungannya dengan finansial. Secara umum, peluang usaha adalah sebuah
kemungkinan yang dipengaruhi oleh gagal atau suksesnya sebuah usaha yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Tujuan dari kewirausahaan adalah mencari laba atau
keuntungan untuk perkembangan usaha sebagai hasil jerih payah untuk melanjutkan
hidup. Terdapat 2 faktor dalam menganalisis peluang usaha, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal biasanya yang berkaitan dengan proses produksi,
penentuan harga produk, bahan baku, dan manajemen sumber daya manusia.
Sedangkan faktor eksternal berupa pemasaran ke konsumen, saluran distribusi,
geopolitik, dan sebagainya.
2. Merencanakan bisnis
Menurut Laconi, E.B dkk (2021) Perencanaan usaha (business plan) adalah
dokumen tertulis yang menguraikan hal-hal yang mendasari pertimbangan pendirian
bisnis/usaha dan yang berkaitan dengan pendirian bisnis tersebut. Yang mempunyai
tujuan dasar berupa bisnis yang dilakukan, cara melakukan bisnis, faktor keberhasilan
suatu bisnis, subjek serta lokasi bisnis yang akan dilaksanakan. Perencanaan usaha
berkaitan dengan proses penentuan visi misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur,
aturan, program, dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau
bisnis tertentu.
Perencanaan dapat tertulis maupun tidak tertulis. Dalam perencanaan harus
memuat 5W+1H yang meliputi siapa konsumennya, dimana bisnisnya, darimana
sumber dananya, kapan dimulai bisnis tersebut, mengapa memilih bisnis tersebut,
bagaimana menjalankannya, dan sebagainya. Untuk mengetahui keberhasilan suatu
13
usaha diperlukan analisis peluang dari segi pangsa pasar, pesaing, strategi dengan
memperhatikan berbagai aspek dalam perusahaan yaitu:
a) Aspek Organisasi
Aspek organisasi berisi struktur organisasi susunan tim perusahaan dan uraian
tugas masing-masing tim. Dalam struktur organisasi disebutkan nama direktur
utama, manajer, staff produksi, pemasaran, dan logistik.
b) Aspek Produksi
Menurut Laconi, E.B dkk (2021) Aspek produksi berisi gambaran produk yang
dihasilkan (keunikan, teknologi, daya saing), rencana produksi setiap periode yang
dikaitkan dengan perkiraan penjualan yang ingin dicapai seperti deskripsi produk ,
manfaat, dan keunggulan produk (penjelasan singkat mengenai produk/jasa
sesederhana mungkin tetapi cukup jelas, serta inovasi yang membuat produk/ usaha
Anda berbeda). Kemudian memperhatikan aspek ketersediaan bahan baku dan
rencana pengembangan yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas (kapasitas
produksi), sarana prasarana, mesin, kemasan, dll.
c) Aspek Pasar
Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah kaitannya dengan variabel-
variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, pemosisian, dan
elemen bauran pemasaran. Segmentasi pasar yaitu proses memilah pasar yang
heterogen menjadi kelompok/segmen yang homogen yaitu memiliki karakteristik
dan kebutuhan produk yang sama. Sebuah segmen pasar terdiri dari konsumen
yang memberikan reaksi sama terhadap seperangkat usaha pemasaran. Setelah itu
menentukan aspek target. Penetapan pasar sasaran yang dipilih dilakukan
berdasarkan evaluasi terhadap daya tarik masing- masing segmen. Potensi pasar
ditentukan dari segmentasi pelanggan (custommer segmentation), ukuran pasar
(market size), pangsa pasar (market share), dan nilai pasar (market value).
Analisis kompetitor dilakukan untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan
apa saja dari produk/jasa kita dibandingkan produk/jasa dari pesaing yang memiliki
usaha sejenis. Kemudian dengan adanya analisis kompetitor maka kita dapat
menentukan strategi yang akan diterapkan dalam suatu usaha kedepannya sehingga
kerugian dapat diminimalisir.
14
d) Analisis SWOT
Guna membantu menilai kelayakan usaha dari sisi pemasaran dan persaingan,
maka salah satu analisis yang bisa dilakukan adalah analisis SWOT. Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu usaha/bisnis. Menurut Nahdia Asy Syahid, Suwarni
(2018) Analisis SWOT ini dilakukan sebagai suatu instrumen untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang serta alat untuk
meminimalisir ancaman serta kelemahan.
16
j. Penyerbukan
Memeriksa bunga betina yang siap dibuahi, dengan ciri: seludang bunga sudah
berwarna coklat tua dan bila dibuka putik bunga berwarna merah dan beraroma
wangi. Mempersiapkan tongkol bunga jantan yang dibutuhkan (1 tongkol bunga
jantan dapat menyerbuki 10-30 bunga betina). Memotong bunga jantan yang telah
siap diserbukan dari tandannya. Penyerbukan dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan cara membuka seludang bunga betina, mengoleskan atau mengetukkan
serbuk sari bunga jantan diatas bunga betina, atau dengan memotong sedikit
tongkol bunga jantan dan meletakkannya di atas bunga betina. Menutup bunga
yang telah dibuahi dengan tutup yang terbuat dari daun salak muda (thothok) atau
plastik bekas air mineral.
k. Penjarangan buah
Menjarangkan buah dilakukan 2 kali, yaitu pada saat 2 bulan setelah
penyerbukan berhasil (saat ukuran buah sebesar kelereng) dan kedua setelah
penjarangan pertama, dengan cara memilih buah yang abnormal, terserang hama
penyakit atau buah yang normal tapi posisinya terjepit kemudian menusuk buah
yang akan diambil mengunakan kawat tajam/tusuk sate dan menariknya sampai
lepas dari tandannya. Penjarangan buah dapat juga dilakukan dengan mencongkel
buah yang akan diambil menggunakan obeng atau sabit. Kemudian buah-buah hasil
penjarangan dikumpulkan ke dalam wadah/karung untuk dibuang.
l. Panen
Memeriksa buah yang sudah siap dipanen, dengan ciri: sisik jarang, bulu-bulu
telah hilang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua dan berkilat.
Caranya yaitu dengan memotong tandan buah dengan pahat/pisau/sabit/gergaji
yang tajam pada bagian pangkal.
m. Pasca panen
Memisahkan (mensortir) buah-buah yang baik dan sehat dari buah-buah yang
rusak, cacat, abnormal, dan terserang OPT. kemudian memasukkannya ke dalam
keranjang dengan kapasitas 40 kg kemudian menimbangnya.
17
4. Pengolahan, Pengemasan, dan Pemasaran (Off Farm)
Kegiatan off farm pada bidang pertanian berupa kegiatan pengolahan,
pengemasan, serta pemasaran. Inovasi pertanian di bidang off farm berupa inovasi
teknologi, inovasi produk dimana akan menambah nilai jual suatu komoditas salak.
Inovasi pada aspek teknis adalah pembaharuan peralatan teknis atau juga
penyempurnaan metoda atau sistem proses produksi yang akan digunakan. Pada
dasarnya tujuan dari inovasi pada aspek teknis adalah efisiensi dan penurunan biaya
proses produksi.
Inovasi aspek sumber daya manusia, juga dapat diartikan sebagai
pengembangan pegawai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penambahan
keterampilan dan keahliannya. Seperti ikut pelatihan, seminar, workshop dll. Walau
memerlukan biaya, tapi dampak yang akan diperoleh adalah peningkatan kapasitas
pegawai dalam mengelola bidangnya masing-masing dalam perusahaan.
Keikutsertaan dalam seminar atau lokakarya yang berbasis teknis, sangat penting
untuk dilakukan, karena pegawai dapat mendengarkan informasi tentang temuan hasil
penelitian yang mungkin sangat berguna untuk pengembangan usaha. Selain itu,
keikutsertaan dalam acara-acara seperti itu, dapat menjadikan ajang komunikasi dan
memperluas jaringan bisnis yang sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis.
18
2. Analisis
Budidaya buah salak relatif mudah, baik secara awal penanaman, perawatan,
hingga pasca panen. Pohon salak dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun jika dalam
perawatan yang baik. Pembibitan pohon salak jika dimulai dari biji salak akan
membutuhkan waktu 5 hingga 6 tahun, namun jika pembibitan menggunakan bibit
maka akan lebih cepat berbuah dan resiko kegagalan sedikit. Produktivitas pohon salak
yang baik adalah 5 hingga 15 tahun, namun sebagian besar petani salak di Sleman
membudidayakan pohon salaknya mencapai puluhan tahun karena pohon milik mereka
masih bisa berproduksi maksimal. Dari segi perawatan pemupukan, pengairan,
pemangkasan, penyerbukan, dan pemipilan buah tergolong mudah, kaena pohon salak
merupakan tanaman tahunan. Dari mulai berbunga hingga panen, pohon salak
memerlukan waktu sekitar 5,5 bulan hingga lebih dari 7 bulan tergantung pada
ketinggian wilayah. Semakin tinggi wilayah maka semakin lama menuju proses panen.
Buah salak yang dihasilkan pun berbeda pada setiap ketinggian wilayahnya, semakin
tinggi wilayah maka buah yang didapatkan akan semakin besar.
Struktur Pengurus
MITRA TURINDO
PMT Komisaris
Direktur
Admin Keuangan
20
Kegiatan ekpor yang dilakukan oleh CV. Mitra Turindo juga diawasi oleh badan
karantina pusat Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga keamanan akan produk benar
Luas
Jumlah Populasi Produksi No
No Nama Poktan Ketua Poktan Lahan
Anggota Rumpun (kg) Register
(m)
1 Kembang
Sumpeno 43 32.660 10.110 80.880 ada
Mulyo
2 Sicantik H. Sumardi 27 40.250 10.052 80.416 ada
3 Muda Jaya Joko
16 30.350 7.905 63.240 ada
Purwanto
4 Sumber Mulyo Samiyono 16 17.100 3.675 29.400 ada
5 Sri Manunggal Sukardi 22 32.000 9.200 73.600 ada
6 Kusuma Mulya Endro
17 26.000 7.250 58.000 ada
Atmojo
7 Mekar Lestari Drs Yulianto 21 18.160 6.100 48.800 ada
8 Sedyo Makmur Riyadi 34 69.500 18.265 146.120 ada
9 Sumber
Riswanto 28 25.747 6.419 51.352 ada
Makmur
10 Sido Makmur Suji waluyo 30 19.560 6.520 52.160 ada
11 Gapoktan
Agus Suryono 153 237.495 59.210 473.680 ada
Ngudi Luhur *
JUMLAH 407 543.822 144.706 1.157.648
benar diperhatikan agar produk salak terhindar dari berbagai OPT seperti lalat buah.
Tabel 1. Poktan Binaan CV. Mitra Turindo
21
ekspor sangat diperhatikan karena berpengaruh terhadap daya simpan salak saat
perjalanan menuju negara tujuan.
Kualitas salak ditentukan oleh grade (berat dan keadaan salak). Prinsip
grading salak yang diterapkan di CV. Mitra Turindo dibagi menjadi 3 bagian yaitu
grade A ( salak pondoh dengan ukuran 80 gram ke atas), grade B (salak pondoh
dengan ukuran 50 gram sampai 80 gram), grade C (salak pondoh dengan ukuran
dibawah 50 gram). Kualitas salak sesuai grade akan berpengaruh terhadap pangsa
pasar yang dituju, dimana salak pondoh grade A memiliki target pasar yaitu ke
Superindo, salak pondoh grade B memiliki target pasar ekpor, dan salak pondoh
grade C memiliki target pasar di pengepul.
22
jumlah salak yang diekspor tahun 2021 sebanyak 324.130 ton. Pada tahun 2022
data ekspor CV. Mitra Turindo sampai bulan September mencapai angka 262 ton.
Pengembangan usaha salak di CV. Mitra Turindo harus terus berlanjut agar
muncul petani-petani muda yang termotivasi untuk menjalankan usaha di bidang
tersebut. Teknologi dan jejaring pada produksi hingga pasca panen dibutuhkan di
masa pasca pandemi seperti saat ini. Dilihat dari latar belakang CV. Mitra Turindo
beberapa tahun lalu yang mengalami penurunan permintaan saat masa pandemi,
dibutuhkan suport teknologi serta jejaring yang lebih matang agar memunculkan
kemitraan yang baik.
Untuk memahami tentang perkembangan yang terjadi di CV. Mitra Turindo
menggunakan teknik analisis data dengan model analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threath) serta faktor kunci keberhasilan (Key Success
Factor) untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman.
23
1) Analisis SWOT
Analisis SWOT pada CV. Mitra Turindo yang bergerak di bidang ekportir
komoditas salak pondoh adalah sebagai berikut:
a. Strength (Kekuatan)
• CV. Mitra Turindo mampu menjalin kepercayaan dengan importir sehingga
kerja sama yang telah dijalin dapat berlangsung lama.
• CV. Mitra Turindo menjamin kualitas salak yang dijual sesuai dengan
permintaan.
• CV. Mitra Turindo mengedepankan kekeluargaan antar karyawan, petani,
dan importir.
• CV. Mitra Turindo dapat menjalankan usahanya secara berkelanjutan dalam
artian CV. Mitra Turindo dapat selalu memenuhi permintaan importir Salak
Pondoh.
• Unit usaha dilakukan secara bersama sehingga resiko kegagalan ditanggung
secara bersama oleh anggota CV. Mitra Turindo.
• Sumber daya lahan yang dimiliki oleh para petani berpeluang keberhasilan
untuki komoditas Salak Pondoh
b. Weakness (Kelemahan)
• Tidak melayani penjualan salak dalam skala kecil maupun eceran.
• Tidak memaksimalkan media sosial dalam memasarkan buah salak.
• Buah salak memiliki tingkat pembusukan yang tinggi saat dalam perjalanan
menuju negara importir sehingga membutuhkan ketelitian yang tinggi saat
melakukan sortir.
• Kurangnya tranportasi yang menjadi sarana distribusi salak dari Kabupaten
Sleman ke negara China atau Kamboja, sehingga berpengaruh pada jadwal
pengirimannya.
c. Opportunities (Peluang)
• Belum banyak yang memasok salak pondoh dalam pasar buah lokal.
• Produsen produk olahan salak masih sedikit.
• Menambah negara tujuan ekspor terutama Asia Tenggara.
• Salak Pondoh Sleman sudah dikenal oleh masyarakat sebagai salak dengan
kualitas terbaik.
24
• Paket teknologi dalam proses sortir, packing salak pondoh yang berupa alat
pengikat kemasan untuk kegiatan ekspor Salak pondoh secara berkelanjutan.
• Agroeduwisata yang dapat diciptakan oleh petani salak untuk meningkatkan
nilai tambah bagi para petani.
d. Threats (Ancaman)
• Semakin banyak pesaing yang mengekspor salak ke negara-negara yang telah
bekerja sama dengan CV. Mitra Turindo.
• Banyak penjual salak yang telah memasuki media sosial untuk menjual salak.
• Lahan atau kebun salak sudah mulai terkikis oleh pembangunan pemukiman
warga.
• Kurangnya minat generasi muda dalam bidang pertanian terutama budidaya
salak.
2) Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di CV. Mitra Turindo berkaitan dengan tahap sortir
hingga distribusi pemasaran, akan tetapi tahap pengolahan serta budidaya salak akan
berpengaruh terhadap kegiatan ekspor dari CV. Mitra Turindo ke negara tujuan
nantinya. Permasalahan di bidang budidaya yang sering terjadi yaitu pada saat
pelaksanaan yaitu terkait pengendalian OPT pada buah salak. OPT yang terdapat pada
komoditas salak pondoh yaitu lalat buah, jamur, tikus, dan ulat.
Permasalahan selanjutnya yaitu permasalahan dalam bidang teknologi yang
digunakan untuk perawatan tanaman salak. Teknologi yang digunakan dalam proses
perawatan tanaman masih menggunakan peralatan sederhana seperti sabit. Teknologi
yang cukup modern berupa teknologi mesin pencacah pelepah salak yang biasa disebut
dengan mesin cooper. Mesin dapat berfungsi untuk mempermudah para petani dalam
proses pencacahan pelepah yang akan dijadikan pupuk nantinya. Akan tetapi,
penggunaan teknologi mesin cooper ini belum maksimal dikarenakan terbatasnya
jumlah teknologi mesin cooper. Dimana tidak semua kelompok tani memiliki mesin
cooper ini, sehingga para petani menggunakannnya secara bergantian.
3) Pengendalian
Dari permasalahan yang ada yang dialami oleh petani maupun CV. Mitra
Turindo dapat dilakukan pengendalian dan perubahan strategi untuk meningkatkan
nilai produksi dan nilai ekspor ke negara China, Kamboja, maupun negara lain.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan penerapan standar manajemen budidaya yang
25
baik, pengadaan pelatihan pasca panen, penguatan sumber daya manusia di bidang
pertanian khususnya untuk generasi muda.
1. Pengendalian OPT
Pengendalian OPT yang dilakukan untuk menanggulangi lalat buah yaitu
dengan menggunakan alat yang berupa toples yang berisi cairan EM yang dapat
mengundang daya tarik bagi lalat jantan. Pengendalian terhadap OPT tikus yang
dilakukan yaitu dengan pengendalian menggunakan plastik dan racun tikus
sehingga populasi tikus dapat berkurang. Pengendalian OPT pada ulat dilakukan
dengan cara manual karena OPT ulat disini tidak terlalu berpengaruh terhadap
kebusukan salak pondoh. Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan melakukan
pemupukan secara rutin selama 2 kali dalam setahun dengan dosis yang telah
ditentukan dan pengairan secara rutin. OPT lalat buah dapat mudah menyebar
dengan mudah jika terdapat kontak fisik antar salak pondoh. Oleh karena itu
diperlukan minimalisir adanya kontak fisik yang dapat dilakukan dengan
melakukan pembersihan alat-alat yang kontak langsung dengan buah salak
sebelum melakukan kegiatan pengemasan. Buah salak yang terkena serangan lalat
buah dipisahkan dengan buah yang rijek dan dimasukkan ke dalam bak sampah
untuk ditutup dijadikan pupuk POAC. Selain itu, proses penangan salak yang
terkena serangan lalat buah dapat dilakukan dengan merebus salak yang terkena
lalat buah dengan suhu 1000C, kemudian ditimbun untuk dimanfaatkan menjadi
pakan ikan.
2. Standar Manajemen Budidaya
Penerapan standar manajemen budidaya yang terdapat di CV. Mitra Turindo
berjalan dengan baik (good agricultural practice) karena lahan yang terikat dengan
CV. Mitra Turindo sudah terverifikasi dan bersertifikat. Akan tetapi ada beberapa
kelompok tani di Kecamatan Wonokerto yang lahannya belum terstandar GAP
hortikultura. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hal tersebut para petani yang
lahannya belum bersertifikat diajak untuk melakukan standardisasi GAP dengan
demikian pasokan salak di CV. Mitra Turindo dapat terpenuhi.
3. Pelatihan Pasca Panen
Pengendalian pelatihan pasca panen dapat dilakukan dengan melakukan
pelatihan produk olahan salak sehingga para masyarakat petani di sekitar CV. Mitra
Turindo dapat melihat peluang pasar sehingga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakatnya. Kegiatan off farm yang sudah diterapkan oleh masyarakat Desa
26
Wonokerto adalah membuat produk olahan berupa geplak salak, keripik salak,
wajik salak, coklat salak yang memiliki target konsumen untuk golongan atas dan
menengah.
4. Penguatan Sumber daya Manusia
Penguatan sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian perlu ditingkatkan
karena kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang paling penting dalam
upaya pembangunan pertanian. Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia antara lain pemerintah perlu menambah fasilitas dan
sarana pengembangan diri dan keterampilan, melakukan pameran untuk mengikat
daya tarik generasi muda untuk terjun dibidang komoditas salak di bidang on farm
maupun off farm, hal ini dikarenakan generasi muda akan menentukan keberhasilan
usaha budidaya salak pondoh khususnya di CV. Mitra Turindo ini.
CV. Mitra Turindo perlu melakukan penguatan sumber daya manusia bagi
generasi muda khususnya di bidang IT perusahaan, untuk mengupdate
perkembangan usaha setiap tahunnya, melakukan jejaring kemitraan secara online
sehingga target pasar yang ingin tercapai dapat terpenuhi. Sehingga semua anggota
CV. Mitra Turindo memiliki motivasi untuk meningkatkan usaha setiap tahunnya
dengan perluasan pasar, meningkatkan kuantitas produksi bahkan segala aspek IT
di CV. Mitra Turindo.
27
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Kesimpulan pembelajaran dalam kegiatan magang kewirausahaan semester 3
kelompok magang CV. Mitra Turindo adalah :
a. Salak pondoh (Sallaca edulis Reinw CV. Pondoh) merupakan salah satu kultivar salak
yang banyak tumbuh di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta di
lereng Gunung Merapi.
b. Manfaat dari buah salak adalah membantu mengontrol diabetes dalam tubuh,
meningkatkan kemampuan menyimpan memori, melancarkan pencernaan,
mengurangi rabun jauh, kaya akan nutrisi, dan menjaga stamina.
c. Tahapan budidaya tanaman salak pondoh adalah persiapan lahan, pengadaan bibit/
pembibitan, penanaman bibit, penyulaman, penjarangan anak, pemupukan, pengairan,
pemangkasan pelepah, sanitasi kebun, pengendalian OPT, penyerbukan bunga,
penjarangan buah, panen dan pasca panen.
d. Pemasaran buah salak di Desa Wonokerto dibagi menjadi 3 bagian yaitu pemasaran
salak ekspor, pemasaran salak ke pasar lokal, dan pemasaran salak dalam bentuk
olahan makanan. Salak ekspor dijalankan oleh CV. Mitra Turindo, salak lokal
dipasarkan oleh Madding Fresh Fruit, dan olahan salak dibuat dan dipasarkan oleh
masing-masing kelompok tani.
e. CV. Mitra Turindo merupakan salah satu eksportir salak yang sudah lama menjalankan
bisnisnya. Mereka memberdayakan serta membantu petani salak di Desa Wonokerto,
Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman untuk memasarkan buah salak yang setiap tahun
tumbuh. Mereka sudah berjalan sekitar 13 tahun dimulai dari tahun 2009 hingga saat
ini. Sempat mengalami vakum pada 2020 karena pandemi sehingga permintaan
menurun.
f. CV. Mitra Turindo bekerja sama dengan 10 kelompok tani salak untuk pengadaan buah
salak setiap harinya. Negara yang menerima ekspor salak adari CV. Mitra Turindo
adalah Kamboja dan China.
28
2. Rekomendasi
a. Bagi Perusahaan:
CV Mitra Turindo adalah suatu perusahaan terdiri dari paguyuban kelompok tani
yang melakukan kegiatan ekspor di negara China dan negara Kamboja. Dari hasil
analisis bisnis CV Mitra Turindo terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki untuk kemajuan
usaha kedepannya. Hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki yaitu terkait deskripsi
produk, menganalisis perta persaingan, strategi pemasaran, anggota organisasi, dan
IPTEK. Mitra Turindo dapat melakukan pengembangan yang berkaitan dengan strategi
perusahaan dan strategi pemasaran Salak Pondoh. Perbaikan strategi dilakukan dnegan
tujuan untuk memperluas pasar ekspor sehingga Mitra Turindo memiliki banyak pangsa
pasar. Strategi perusahaan yang dilakukan dapat berupa perbaikan tim organisasi,
sistem distribusi barang sampai ke pasar ekspor, dan IPTEK. Dari segi tim organisasi,
Mitra Turindo dapat mengupdate karyawan terutama karyawan yang masih muda untuk
terjun di memperbaiki sistem teknologi dan promosi CV Mitra Turindo.
Dari segi IPTEK, Mitra Turindo belum memanfaatkan media sosial secara optimal,
sehingga perlu dimaksimalkan dengan membuat profil perusahaan berupa Videografi,
Poster, dan Pamlet perusahaan Mitra Turindo, sehingga Buyyer dari negara lain tertarik
untuk bekerjasama dengan CV Mitra Turindo. Selain itu, IPTEK yang dapat diperbaiki
yaitu dengan pembuatan tim admin yang menghandle email perusahaan dan permintaan
yang masuk ke CV Mitra Turindo.
Dari segi Distribusi barang, CV Mitra Turindo mengalami berbagai kendala di
bagian transportasi. Transportasi yang digunakan dalam proses distribusi barang yaitu
mobil countener, truk, pesawat, dan kapal. Kendala transportasi CV Mitra Turindo yang
terjadi yaitu terkait jadwal pelayaran. Kapal untuk distribusi barang memiliki jadwal
yang tidak pasti, sehingga saat permintaan Salak Pondok dan stok Salak Pondoh ada
yang menjadi kendala adalah trsnportasinya. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini,
CV Mitra Turindo dapat melakukan kerjasama yang sah dengan pihak penyedia
transportasi agar saat dibutuhkan transportasi untuk melakukan kegiatan distribusi
salak pondoh ke negara Kamboja prosesnya dapat terjamin.
b. Bagi Mahasiswa:
Peran CV Mitra Turindo bagi mahasiswa yaitu memberikan kontribusi dalam bentuk
pengalaman, dukungan, serta pengetahuan terkait Salak Pondoh di bidang on farm dan
off farm. Pendidikan on farm yang dapat mahasiswa dapatkat yaitu dari kegiatan
sanitasi, olah lahan, hingga pasca penen. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan
29
pendidikan off farm yang berupa proses pengolahan salak pondok menjadi geplak salak
dan keripik salak. Sehingga CV Mitra Turindo dapat memotivasi mahasiswa untuk
melakukan usaha di bidang ekspor di bidang pertanian. Sistem Organisasi CV Mitra
Turindo dapat mengubah mindset para pelajar yaitu dalam melakukan usaha tujuan
utama yang perlu dilakukan yaitu dengan melakukan perubahan ke sekitar masyarakat
dilingkungan tempat tinggal. Hal tersebut sesuai prinsip dari CV Mitra Turindo yang
memberdayakan petani sekitar Desa Wonokerto melalui kegiatan ekspor yang
dilakukan.
Dapat disimpulkan bahwa CV. Mitra Turindo dapat dijadikan tempat magang bagi
mahasiswa, karena perusahaan ini memberikan ilmu pertanian di bidang ekspor Salak
Pondoh, pengalaman organisasi yang bersifat saling keterbukaan dan kekeluargaan.
Begitu juga dengan mahasiswa yang dapat menerapkan ilmu yang diterima di kampus
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang ke dalam CV Mitra Turindo
untuk mengatasi kelemahan dan memperbagiki strategi di perusahaan ini.
30
BAB V
REFLEKSI DIRI
Magang merupakan suatu program belajar sekaligus pelatihan bekerja secara langsung
pada sebuah perusahaan selama beberapa waktu. Perusahaan yang menerima
karyawan magang berhak memberi tugas dan wajib memberi bimbingan selama program. Hal-
hal positif dapat kami dapatkan selama kegiatan magang di CV. Mitra Turindo seperti
pentingnya komunikasi dalam suatu instansi karena dengan komunikasi kita dapat membangun
kepercayaan antar pihak. Hal-hal positif yang kami dapatkan lainnya adalah peningkatan rasa
kekeluargaan dalam bekerja, jumlah permintaan salak sedikit maupun banyak bukan menjadi
hal yang dipermasalahkan karena mereka bekerja secara kekeluargaan dibagi rata tanpa
membeda-bedakan antar individu maupun kelompok tertentu.
Dalam pelaksanaan magang kewirausahaan selama satu bulan menjadikan kami
menambah soft skills di bidang budidaya salak maupun bisnis ekspor salak. Kami mengetahui
tata urutan ekspor, pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, mengasah public speaking saat
bertemu kelompok tani maupun berlatih bernegosiasi. Ilmu komunikasi yang kami dapatkan
sebelumnya di perkuliahan menjadi bekal bagi kami saat terjun langsung ke lapangan sehingga
tidak menjadi penghalang kami untuk menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak di
CV. Mitra Turindo.
Perusahaan memberikan pembelajaran saat mengajak kami ke kelompok tani berupa
permunculan masalah yang dialami petani salak mulai dari budidaya hingga pemasaran. Pangsa
pasar salak sudah banyak di dalam negeri maupun luar negeri, namun agar petani mendapatkan
harga terbaik yang menjadi pokok permasalahan. Dalam budidaya, terdapat proses
pengendalian OPT yang sedang menjadi permasalahan utama saat ini, lalat buah merupakan
salah satu hama yang menyerang buah salak. Pengendalian yang dilakukan saat ini hanya
memandulkan lalat jantan saja dikarenakan kurangnya pengetahuan dan biaya petani salak.
Tentu saja saat magang kami dapat mengembangkan, menggali, mengidentifikasi ilmu
pengetahuan baik salak maupun buah lainnya yang menjadi potensi di Kelurahan Wonokerto.
Kunci sukses dalam membangun perusahaan dan relasi adalah komunikasi,
kepercayaan, kekeluargaan, keberanian, dan matang dalam pemikiran. Komunikasi merupakan
kunci utama jika ingin mengembangkan relasi dan harus dibersamai dengan kunci sukses
lainnya. CV. Mitra Turindo memiliki 4 prinsip dalam menjalankan usahanya yaitu kualitas,
kontinuitas, kuantitas, dan komitmen. Empat hal penting tersebut yang selalu menjadi pedoman
dalam bekerja terutama saat melakukan pemasaran.
31
Pengembangan diri adalah proses untuk mempelajari hal-hal baru yang bisa
meningkatkan kualitas hidupmu, mulai dari mendapatkan pekerjaan impian sampai
membuatmu menjadi lebih bahagia dalam menjalani hidup. Pengembangan diri setelah
kegiatan magang adalah memperluas relasi diri, menambah pengetahuan terkait budidaya
buah-buahan lokal yang ada di Indonesia, meningkatkan kemampuan public speaking , dan lain
sebagainya. Indonesia memiliki potensi budidaya buah-buahan yang tinggi sehingga sebagai
generasi muda harus berani mencoba terjun dalam hal tersebut. Kurangnya minat generasi
muda menjadikan kendala pertanian di Indonesia. Tekad kami setelah melaksanakan magang
kewirausahaan selama satu bulan adalah mejadi generasi muda yang mampu menyejahterakan
petani lokal agar tidak tersaingi oleh petani di manca negara. Serta memperbaiki kualitas buah
dan sayur agar mampu menembus pasar internasional seperti yang diterapkan di CV. Mitra
Turindo.
32
BAB VI
PENYUSUNAN RENCANA BISNIS
Rencana usaha menurut Hisrich and Peters adalah dokumen tertulis yang disiapkan
oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. CV. Mitra Turindo sudah bergerak
sejak 2009 hingga saat ini, dan sempat berhenti saat pandemi covid-19 sehingga menyebabkan
rencana bisnis yang sudah direncanakan sebelumnya menjadi tertunda. Mereka memiliki 3
rencana pengembangan bisnis, diantanya sebagai berikut :
a. Bidang Teknologi dan Organisasi
CV. Mitra Turindo memiliki komitmen untuk terus meningkatkan kapasitasnya
terutama di bidang SDM pengelola dengan memberikan pelatihan, pembelajaran, termasuk
bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas
Pertanian Kabupaten Sleman dalam pembinaan dan pengembangan SDM.
b. Bidang Usaha
CV. Mitra Turindo terus berusaha untuk mengembangkan usahanya dengan cara
melakukan peningkatan produksi dan pengembangan komoditi lain, di antaranya :
1. Peningkatan penerapan SOP budidaya salak.
2. Pengembangan komoditi buah manggis dan alpukat.
3. Pengadaan perlatan, perlengkapan packing house buah manggis dan alpukat.
4. Pengolahan buah salak segar menjadi makanan olahan.
c. Bidang Pemasaran
Tim pemasaran melakukan sosialisasi dan promosi di dalam negeri dan luar negeri.
Salah satunya pihak pemasaran CV. Mitra Turindo mendatangi negara Vietnam karena
memiliki potensi untuk impor salak dari Indonesia. Namun saat itu hingga saat ini belum
tembus karena beberapa hal yang menjadi ketentuan pemerintahan Vietnam membatasi
pelaksanaan impor buah dari luar negeri.
33
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, Khaeriyah. 2017. Ilmu Usaha Tani; Teori dan Penerapan. CV. Inti Mediatama,
Makassar.
Hastuti, Sri. 2013. Strategi Pengembangan Salak Pondoh Pronojiwo kabupaten Lumajang.
Jurnal Ilmiah Inovasi. Vol 13 No 3.
Rochani, S. 2007. Bercocok Tanam Salak Pondoh. Bekasi : Azka Mulia Melia.
Said, E.G. dan A. H. Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Kirnadi, A. J., Hidayat, I., & Pangestu, R. F. (2022). Bimbingan Perencanaan Usaha Bidang
Pertanian Pada Petani Peserta Program “Yess” Di Wilayah Binaan Bpp Kecamatan
Pengaron Kabupaten Banjar. Jurnal Pengabdian Al-Ikhlas Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary, 7(3).
Veronica, A. Perencanaan Bisnis. Makalah Perencanaan Bisnis. Hal 1-18. (Diakses pada
https://www.academia.edu/28501346/makalah_Perencanaan_Bisnis_docx (Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2022)
34
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Gambar 7. Panen Salak Gambar 8. Sortir Salak Di Kelompok Tani Sedyo Makmur
35
Gambar 9. Sortir Salak Di Kelompok Tani Si Cantik Gambar 10. Pengeringan Salak
Gambar 11. Pembersihan Salak Gambar 12. Sortir Dan Grading Pertama Salak
Gambar 15. Pemasangan Kertas Pada Koli Gambar 16. Pengemasan Salak Dengan Plastik
36
Gambar 17. Inspeksi Oleh Balai Karantina Gambar 18. Pemasangan Tanda Karantina
Gambar 23. Pengakutan Ke Mobil Menuju Bandara Gambar 24. Pengangkutan Ke Mobil Menuju Pelabuhan
37
Gambar 25. Stiker Ekspor Kamboja
Gambar 26. Stiker Ekspor Cina
38
Gambar 31. Timbangan Digital Gambar 32.Mesin Pengikat
Gambar 33. Mesin Penggorengan Kripik Gambar 34. Mesin Pengering Kripik
39
Gambar 37. Kunjungan Oleh Perwakilan G20 Gambar 38. Kunjungan Buyer Kamboja
Gambar 39. Magang Day Bersama Mitra Turindo, Gambar 40.Pengupasan Kulit Salak Untuk Gelpak
Madding Fresh Fruit dan Buyer Kamboja
Gambar 41. Proses Memasak Geplak Gambar 42. Proses Pembungkusan Geplak
40
Gambar 43. Geplak Salak Pondoh Gambar 44. Proses Pengupasan Salak Untuk Olahan Kripik
41
Gambar 49. Monev Dosen Internal
42
Lampiran 2. Jurnal Harian Magang
43
Jumat,
7 7 Oktober Libur -
2022
Sabtu,
8 8 Oktober Libur -
2022
Minggu,
Kunjungan ke eduwisata
9 9 Oktober -
poktan Kusuma Mulya
2022
Senin,
10 10 Oktober Libur -
2022
Selasa,
Sortir dan grading salak di Dapat memilah salak
11 11 Oktober
kelompok tani Sedyo Makmur sesuai grade A, B, C
2022
Melakukan rangkaian
Pemangkasan dan pencacahan
budidaya salak
Rabu, pelepah di kebun petani
(pemangkasan dan
12 12 Oktober kelompok tani Sedyo Makmur
pencacahan
2022 Sortir dan grading salak
menggunakan alat
ekspor ke Kamboja
cooper)
Kamis, Melakukan pelabelan
Packing salak ekspor ke
13 13 Oktober dan pengikatan salak
Kamboja
2022 untuk ekspor
Jumat,
Membuat olahan salak Melakukan proses
14 14 Oktober
menjadi geplak salak olahan geplak salak
2022
Sabtu,
Sortir dan grading ekspor ke Dapat memilah salak
15 15 Oktober
China sesuai grade A,B,C
2022
Minggu,
16 16 Oktober Libur -
2022
44
Senin, Mengolah salak menjadi Mengetahui proses
17 17 Oktober keripik salak di kelompok tani pembuatan olahan
2022 Muda Jaya keripik salak
Selasa,
18 18 Oktober Libur -
2022
Monev dari dosen
Rabu,
pembimbing intenal Dapat memilah salak
19 19 Oktober
Sortir dan grading salak ke sesuai grade A,B,C
2022
ekspor Kamboja
Kamis, Melakukan
Packing salak ekspor ke
20 20 Oktober pengemasan hingga
Kamboja
2022 pengangkutan
Jumat,
Diskusi dan wawancara
21 21 Oktober Konsultasi laporan
dengan pembimbing eksternal
2022
Sabtu,
Sortir, grading, dan packing Dapat memilah salak
22 22 Oktober
salak ekspor ke China sesuai grade A,B,C
2022
Minggu,
23 23 Oktober Libur -
2022
Senin,
24 24 Oktober Libur -
2022
Selasa,
Sortir, grading, dan packing Dapat memilah salak
25 25 Oktober
salak ekspor ke China sesuai grade A,B,C
2022
Rabu,
Sortir, grading, dan packing Dapat memilah salak
26 26 Oktober
salak lokal sesuai grade A,B,C
2022
45
Kamis,
Sortir dan grading dan Dapat memilah salak
27 27 Oktober
packing salak lokal sesuai grade A,B,C
2022
Jumat,
28 28 Oktober Libur -
2022
Sabtu,
Sortir, grading, dan packing Dapat memilah salak
29 29 Oktober
salak ekspor ke China sesuai grade A,B,C
2022
Minggu ,
30 30 Oktober Libur -
2022
Senin,
31 31 Oktober Pelaporan -
2022
(Syaidatul Mukharomah)
46
47