Anda di halaman 1dari 2

BPJS Kesehatan Klaim Hampir 91% Masyarakat Indonesia Ditanggung JKN-KIS

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) mengklaim 252,17 juta orang atau
90,79 persen dari total penduduk telah tercakup oleh Jaminan Kesehatan Nasional yaitu Kartu Indonesia
Sehat (JKN-KIS) per 1 Maret 2023. Terdapat 22 provinsi dan 334 kabupaten yang total cakupan
kesehatan universal atau universal health coverage (UHC) bahkan mencapai 95 persen. Direktur BPJS
Kesehatan Ali Ghufron Mukti berkata “Hal ini akan menjadikan JKN-KIS sebagai jaminan kesehatan
terbesar di dunia”. Kondisi keuangan BPJS Kesehatan selaku pengelola JKN-KIS juga sehat, terbukti
dengan tidak adanya kasus kegagalan pembayaran klaim ke fasilitas kesehatan. Bahkan, kata Ghufron,
BPJS Kesehatan memberikan uang muka pelayanan untuk menjaga arus kas rumah sakit. BPJS Kesehatan
kini berupaya mencapai 98% cakupan JKN-KIS pada tahun 2024. Hal ini sesuai dengan Instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (Firmansyah,
2023).

Faktor kontekstual yang mempengaruhi jaminan kesehatan nasional


Direksi BPJS Kesehatan beralih dari memastikan keuangan ke peningkatan kualitas layanan dengan
mengenalkan sistem antrian online dan menguji telekonsultasi untuk mempersingkat waktu tunggu dan
meningkatkan akses kesehatan. Sistem pembayaran JKN akan dikaitkan dengan indikator kinerja dan
direformasi dengan penambahan indikator baru. Rencananya, insentif dan disinsentif akan diperkenalkan
untuk mendorong fasilitas kesehatan meningkatkan kinerja. Kondisi JKN saat ini ditandai oleh empat
aspek: dampak COVID-19, penyesuaian iuran, fokus baru pada kualitas pelayanan, dan kebijakan
pemerintah yang memengaruhi program JKN. Dua aspek pertama menyebabkan surplus dana JKN karena
rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan dan pendapatan yang lebih tinggi. Dua aspek terakhir saling
berinteraksi, dengan BPJS Kesehatan berfokus pada peningkatan kualitas layanan dan pemerintah
berfokus pada pencapaian target kesehatan nasional melalui JKN. Komunikasi dan koordinasi antara
BPJS Kesehatan dan pemerintah menjadi penting untuk mencapai kedua fokus tersebut dengan efektif
(Mukti et al., 2022).

Mengukur kualitas layanan dari BPJS kesehatan di Indonesia


Beberapa faktor yang dianggap sangat penting oleh Peserta BPJS untuk pelayanan rawat inap, dengan
variabel dominan masing-masing faktor adalah kesungguhan pegawai dalam melayani peserta BPJS,
jumlah biaya obat yang ditanggung peserta BPJS, kebersihan gedung rumah sakit, pelayanan peserta
BPJS (bijak dan tepat sasaran), reputasi dokter BPJS di rumah sakit, keterjangkauan lokasi rumah sakit,
kepatuhan dan ketepatan pembayaran klaim atau pengobatan bagi pasien BPJS, dan kemampuan BPJS
untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara andal (Ratnawati & Kholis, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, J. (2023). BPJS Kesehatan Claims Nearly 91% Indonesians Covered by JKN-KIS.
Tempo.Co. https://en.tempo.co/read/1702469/bpjs-kesehatan-claims-nearly-91-indonesians-
covered-by-jkn-kis
Mukti, A. G., Jaya, C., & Suhard, R. L. (2022). Current condition of social security administrator
for health (BPJS Kesehatan) in Indonesia: contextual factors that affected the national
health insurance. Medical Journal of Indonesia, 31(2), 87–90.
https://doi.org/10.13181/mji.com.226296
Ratnawati, A., & Kholis, N. (2020). Measuring the service quality of BPJS health in Indonesia: a
sharia perspective. Journal of Islamic Marketing, 11(4), 1019–1042.
https://doi.org/10.1108/JIMA-07-2018-0121

Anda mungkin juga menyukai